NovelToon NovelToon

Giok Berdarah

Prolog

Di sebuah pemakaman di daerah pinggiran kota Shanghai terdapat ada beberapa makam yang jumlahnya mencapai sepuluh ribu makam dan di antaranya adalah makam kuno yang di kelilingi oleh tetumbuhan rimbun yang seperti pagar pembatasnya.

Seperti biasa rutinitas tahunan dimana ada sebuah perayaan sebagai hari raya mengunjungi makam leluhur yang menjadi kegiatan para keturunan Tionghoa atau China di seluruh dunia sebagai tanda bakti mereka terhadap leluhur mereka.

Seorang pemuda yang bernama Chen Sheng datang mengunjungi salah satu dari makam yang ada di pemakaman tersebu dan makam itu bertuliskan ' Makam Chen Lan'.

" Ahma, selamat hari Ching Ming hari ini Aseng datang membawakan banyak sekali makanan favorit Ahma.Hhh,semoga Ahma suka dengan makanan yang Aseng bawakan untuk Ahma. " Kata pemuda itu dengan tatapan matanya tertuju pada foto wanita tua di batu nisan.

Aseng yang melihat makam Ahmanya kotor, selalu rutin membersihkan makam Ahma nya di mulai dari menyapu, mengepel lantai marmer di depan paviliun Dewa Bumi dan mencabut rumput yang tumbuh terlalu tinggi di gundukan tanah makam Ahma nya.

Saat Aseng sibuk dengan kegiatannya di sekitar makam Ahma nya itu tiba-tiba langit menggelap lalu keluarlah sosok transparan yang melayang dari dalam makam kuno di sebelah makam Chen Lan.

"Ahma, Aseng mau bercerita mengenai kuliah Aseng di universitas Shanghai. Ahma,Aseng juga mempunyai banyak teman di sana semuanya adalah teman-teman yang ramah sekali. " Kata Aseng sambil mencabut rumput di gundukan makam Chen Lan. Aseng menceritakan kisah kuliahnya dengan terbuka untuk Ahma nya yang berada di Nirvana.

Tak lama kemudian terdengar dering HP Aseng yang berada di saku celana jeans Aseng. Aseng pun menjawab panggilan seseorang dari hpnya

"Ma, ada apa Mama menelepon Aseng setelah sekian lama mama tak menghiraukan Aseng lagi semenjak Mama menikah dengan Paman Lin ? " Tanya Aseng menerima panggilan telepon dari Mama nya.

Aseng terlihat sedih sesaat seraya tersenyum untuk dirinya sendiri. Ia mengakhiri panggilan telepon dari mamanya lalu melanjutkan kegiatannya pada makam Ahmanya sampai ia tak sadar bahwa langit telah tertutup awan mendung dan gemuruh di langit pun tak di hiraukan olehnya sampai ia mendengar suara seseorang yang di kenalnya sebagai petugas kebersihan dan keamanan di pemakaman itu.

"Tuan muda Chen, kau sungguh rajin sekali datang ke makam nyonya tua Chen Lan. " Sapa Aming petugas kebersihan dan keamanan di pemakaman itu kepada Chen Sheng.

"Iya, Aming siapa lagi selain aku yang menjadi pria tertua di keluarga Chen setelah papaku telah meninggal dunia pada tahun lalu. lihat di sana itulah makam papaku. " Jawab Aseng tersenyum ramah kepada Aming seraya menunjuk ke arah makam di bagian barat daya dari pemakaman itu.

"Oh, bukankah di keluarga Chen masih ada Tuan besar Chen Gao paman kecil mu yang tinggal di kota CHONGQING? " Tanya Aming merasa iba kepada Aseng.

"Hmm, percuma bila mengandalkan paman kecil ku yang sama sekali tidak pernah ada rasa untuk peduli pada hal lain yang bukan urusannya." Nada getir dari Aseng yang sambil mengelap foto Ahmanya yang sudah buram karena di makan waktu dan cuaca yang silih berganti dari hari ke hari,dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun membuat foto yang tadinya terang dan jelas kini menjadi buram.

" Aseng, cucu nyonya tua Chen Lan selain kamu cucu laki-laki nya bukankah beliau masih ada Chen Fu cucu laki-laki lain yang beliau miliki di masa hidupnya." Aming yang sangat mengenal keluarga Chen Lan dengan baik karena ia dahulu adalah pelayan di rumah keluarga Chen.

Sesudah Aming meninggalkannya seorang diri di makam Ahmanya. Aseng kembali menyibukkan dirinya pada makam Ahmanya itu tanpa ia menghiraukan Aming yang sibuk mengurus dan membersihkan makam -makam lainnya.

Aseng menundukkan wajahnya tanpa melihat sekitarnya dengan sibuk memandangi sebuah makam lain yang merupakan makam Papa nya Aseng. Pemuda ini menghela napas panjang untuk menyembunyikan perasaannya yang muncul suatu keinginan untuk mengunjungi dan membersihkan makam Papanya juga.

"Apakah sebaiknya aku pergi ke makam Papa untuk mengunjungi dan membersihkan makam nya juga setelah aku membersihkan makam Ahma? "Batin Aseng.

Sosok transparan itu melayang ke puncak batu nisan makam Chen Lan lalu menatap ingin tahu kepada Chen Sheng yang sama sekali tidak menyadari bahwa ia di perhatikan oleh sosok transparan itu.

"Aku ingin tahu tentang pemuda yang menarik perhatian ku."Kata Sosok transparan itu menatap Chen Sheng yang telah berjalan pergi dari area pemakaman itu usai bersembahyang di depan makam Chen Lan.

"Chen Lan kau beruntung memiliki seorang cucu laki-laki seperti dirinya yang setiap tahun selalu mengunjungimu..hhhh sedangkan aku tidak pernah ada seorangpun yang mengunjungi dan membersihkan makam ku bahkan aku tak ingat tentang keluarga ku di masa lalu ku. " kata sosok transparan yang duduk di atas batu nisan Chen Lan.

Cahaya redup matahari yang tertutup awan -awan yang hitam membuat sosok transparan ini menggelap namun ada siluet dirinya yang cantik rupawan dengan wajahnya yang pucat, putih bening sebening kristal, rambutnya di kepang dua memakai pita warna merah, alisnya hitam, sepasang matanya indah namun bola matanya tak bergerak di kedua kelopak matanya yang bentuknya indah yang tertutup bulu mata yang lentik bak tirai sutra. tubuhnya terbalut pakaian cheongsam warna merah membuat lengkung tubuhnya seindah batu giok yang tak dapat di lukiskan mengenai kecantikan dan keindahan sosok transparan itu.

Sesudah Aseng meninggalkan pemakaman itu. sosok transparan ini merenung sejenak untuk mengingat seseorang di masa lalu tetapi ia tak ingat tentang kehidupan masa lalunya.

"Aku harus melihat pemuda itu sekali lagi tapi dimana aku bisa melihat dengan bebas. " Kata sosok transparan cantik ini yang membuka payung kertas warna merah untuk menutupi dirinya dari sinar matahari yang mulai naik ke atas langit untuk memancarkan cahayanya ke seluruh dunia.

Sosok transparan ini memegang sesuatu di dalam genggaman tangannya yang seputih salju dan mengecup singkat benda warna hijau yang telapak tangannya dengan raut wajahnya yang cantik memancarkan kesedihan yang sangatlah mendalam.

"Cincin giok yang dahulu dia berikan kepada ku masih aku simpan pecahannya dan kuharap aku bisa bertemu dengan dia lagi setelah lima puluh tahun kematian ku dan ku harap dia reinkarnasi di kota yang dapat ku temukan dengan mudah. " Kata sosok transparan itu kemudian melayang kembali ke arah makamnya sendiri.

Di dalam makamnya sendiri. Sosok transparan ini memperhatikan dirinya di sebuah cermin bundar yang warnanya telah menguning karena terlalu lama di dalam makam. Sosok transparan ini mempunyai banyak barang bawaan semasa hidupnya yang di kubur bersama dengan peti jenazahnya sendiri.

Peti jenazahnya terbuat dari bahan cendana yang sangat mahal yang disediakan dengan diri sosok transparan itu sendiri yang terlihat seperti seorang RATU di masa hidupnya yang sangat lampau sekali.

" Aku ingin melakukan misi untuk diriku bisa menjalani kehidupan di alam kematian ku dengan tenang. Hmm, pertama-tama aku ingin mencari pemuda cucunya Chen Lan yang manis itu. " Kata sosok transparan itu nyengir sendiri yang memperlihatkan giginya yang putih berkilauan seperti mutiara yang cantik luarbiasa.

" Nona muda anda selalu cantik manis seumur hidup anda. " Kata sosok hantu wanita yang biasa di panggil Lek Hua atau pelayan hantu yang biasanya terbuat dari kertas di rumah kertas khusus untuk orang meninggal dunia yang menjadi bagian dari barang-barang yang di persembahkan untuk orang yang sudah meninggal dunia dari keluarganya.

"Percuma memiliki wajah cantik jika di masa lalu ku, aku tak pernah memiliki kebahagiaan." Kata Sosok transparan itu menghela napas yang tidak pernah ada lagi di kerongkongan nya yang bening.

Ia kembali menatap dirinya sendiri seraya menyebutkan namanya di depan cermin yang di gantung di dinding bangunan makamnya yang mewah dan kuno sekali.

"Namaku adalah Yang Xi Xi " Kata sosok transparan itu menatap dirinya sendiri di cermin di dalam makamnya sendiri. ia merias dirinya seperti seorang gadis remaja pada umumnya lalu meninggalkan makamnya sesudah berhias dengan rapi sekali.

"Baiklah, aku sudah mirip dengan orang-orang muda di masa sekarang ini ah yang aku tiru dari gadis yang datang ke makam sebelah timur dari makam ku. " Kata Yang Xi Xi tersenyum melihat kaos warna biru dan celana panjang warna hijau di cermin.

Lalu melayang meninggalkan rumahnya atau area pemakaman tempat tinggalnya berada. Ia berdiri di pinggir jalan dengan kebingungan untuk melakukan apa.

" Tulisan apa itu? " Tanya Yang Xi Xi ingin tahu.

Ia pun melayang kembali ke arah papan jalan di persimpangan jalan lampu merah di perkotaan yang sangat ramai dengan mobil serta kendaraan lain yang berlalu lalang di sekitar.

"MRT itu apa? " Pikir Yang Xi Xi yang tetap berdiri di bawah tulisan itu sampai ia di tegur oleh hantu yang menghuni di Koridor stasiun MRT.

"Hei,kamu ini siapa dan mau apa kau lihat -lihat denah kota Shanghai"Tanya hantu pria yang seperti security kepada Yang Xi Xi.

" Aku ingin naik kereta cepat tapi aku tak tahu caranya. "Jawab Yang Xi Xi bicaranya seperti orang masa Kekaisaran Ching kepada hantu pria security guard di stasiun MRT.

" Hmm, kau harus mempunyai uang yang seperti di tanganku ini jika kamu ingin naik kereta cepat " Jawab hantu pria security guard kepada Yang Xi Xi seraya menunjukkan sejumlah uang kertas di tangannya.

"Oh, ini yang namanya uang modern? aku minta satu, boleh? " Yang Xi Xi ingin mengambil uang itu dari tangan hantu pria security guard itu tetapi hantu pria security guard itu dengan cepat melarangnya.

" Ugh, kau tak boleh minta uang ku..! kau carilah sendiri bagaimana cara mu untuk naik kereta cepat yang kamu inginkan."Kata hantu pria security guard yang meninggalkan Yang Xi Xi di pinggiran stasiun MRT.

" Ihh, gendut jelek dan pelit. " Umpat Yang Xi Xi jengkel.

Ia pun berdiri setiap hari di stasiun MRT jurusan Jiangsu- Shanghai dengan tatapan matanya mencari tahu cara untuk menggapai tujuannya datang ke kota alam manusia.

Bersambung!

Bab 1.

Yang Xi Xi memerhatikan setiap orang yang hilir mudik setiap hari dan waktu di stasiun MRT jurusan Jiangsu-Shanghai dengan cermat untuk mempelajari tata cara hidup era modern yang baru saja di datangi olehnya.

"Benda apa itu yang sibuk sekali dan berisik di jalanan? " Tanya Yang Xi Xi mengamati mobil yang berlalu lalang di jalan raya depan gedung Stasiun MRT.

"Itu mobil.. " Jawab sosok hantu yang duduk di halte bus.

"Kalau yang melayang di langit itu apa?" Tanya Yang Xi Xi ingin tahu.

"Pesawat terbang. " Jawab hantu yang duduk di pinggir jalan sambil menghirup dupa.

"Benda yang bisa bicara sendiri itu apa? " Tanya Yang Xi Xi menunjuk ke arah handphone seorang pria yang sibuk mengejar bus.

"HANDPHONE atau telepon genggam. " Jawab hantu itu lagi nada malas.

"Nona, kau bicara dengan siapa di siang hari yang sangat panas sekali? " Tanya seorang pria yang sedang berjalan menuju ke stasiun MRT.

"Kau bisa melihat ku?" Pikir Yang Xi Xi.

Eh, ternyata pria itu bukan menyapanya tetapi menyapa wanita manusia di sampingnya. Ia pun manyun.

"Percuma kau datang ke dunia modern tetapi tak seorangpun melihat kehadiran mu selain kami yang satu jenis dengan mu." Kata hantu pria yang dijuluki pemalas.

"Hantu pengangguran seperti mu tak bisa ku percaya. " Kata Yang Xi Xi Yang memutuskan untuk kembali ke stasiun MRT untuk pelajari cara untuk membeli tiket.

"Kau datang lagi? Untuk apa kamu mengantri di barisan manusia di depan loket? " Tanya hantu security guard di stasiun MRT dengan nada yang tak suka dengan kehadiran Yang Xi Xi di daerah kekuasaannya.

"Aku mau beli tiket untuk jalan -jalan dengan MRT. " Jawab Yang Xi Xi menunjukkan dompet isi uang manusia kepada security guard.

"Hmm, uang mu era tahun berapa? Sudah tidak berlaku lagi untuk transaksi di era sekarang ini. " Kata hantu security guard mengambil uang yang dikumpulkan oleh Yang Xi Xi dengan susah payah lalu di hancurkan dengan satu kali remas saja.

"K.. Kauuu? Ya, sudah.. Aku minta uangmu saja. " Kata Yang Xi Xi yang merampas uang di dompet hantu security guard lalu membuang dompetnya sembarangan sampai mengenai seorang pria yang sedang sibuk menelepon di handphone pria itu.

Bughh!

" Aduh..Dompet siapa ini yang melayang ke arah kepala ku?? " Tanya pria itu yang menoleh ke arah Yang Xi Xi.

"Punyamu? " Tanya pria itu yang melihat Yang Xi Xi.

"Ya.. " Jawab Yang Xi Xi manis.

"Hmm, ini dompetmu. " Kata pria itu yang malah mengembalikan dompet kepada Yang Xi Xi yang langsung memberikan dompet kepada security guard yang memunculkan dirinya secepat kilat.

"Tuan, bisakah kau membantuku? " Pinta Yang Xi Xi yang tahu kalau pria manusia di depannya bisa melihatnya tapi tidak tahu siapa dia.

"Ya, bisa. " Jawab pria itu yang membantunya untuk membelikan tiket MRT di loket.

Lalu Yang Xi Xi mengikuti pria itu masuk ke MRT dan duduk di bangku penumpang dekat jendela dan asyik sendiri memandangi jalanan yang cepat hilang dan di tergantikan dengan jalanan yang baru karena MRT begitu cepat melaju nya.

"Kau tidak merasa lapar dan haus di sepanjang jalan dari perjalanan kita di dalam MRT hingga keluar dari MRT?? " Tanya Yang Xi Xi yang terus menerus mengikuti pria itu.

"Lapar dan haus? Ya, tapi nanti saja kalau aku sudah sampai di apartemen ku. " Jawab pria itu yang terus jalan di trotoar di depan Yang Xi Xi.

Yang Xi Xi menyukai pemandangan kota besar yang belum pernah dikunjunginya seumur hidup nya. Ia terpana dengan keindahan gedung- gedung pencakar langit di seluruh kota yang luar biasa ramai dan sibuk.

"Kota Shanghai sungguh besar sekali..!" Seru Yang Xi Xi melihat Shanghai tower di alun-alun kota SHANGHAI.

"Kau tinggal di daerah apa? Aku bisa membantu mu untuk mencarikan tempat tinggal mu? " Pria itu kembali berbicara kepada Yang Xi Xi.

"Aku tidak ingat karena Aku waktu itu masih kecil sekali ketika orangtua ku mengirim ku ke rumah Akong ku di kota Jiangsu."Jawab Yang Xi Xi.

" Apakah kamu punya foto masa lalu orangtua mu tinggal? "Tanya pria itu sabar menghadapi Yang Xi Xi.

" Tak punya. " Jawab Yang Xi Xi jujur.

"Akh.. Susah kalau begitu Aku membantumu.. " Kata pria itu bertolak pinggang di pinggir jalan raya sambil mengedarkan pandangan mata ke seluruh kota SHANGHAI.

Yang Xi Xi melihat ke papan nama SNH48 dari jembatan yang membuat pria itu mengajaknya ke depan gedung kantor grup idola remaja kota SHANGHAI.

"Kau tinggal di asrama putri dari grup idola Snh 48? " Tanya pria itu yang menunjuk ke gedung asrama putri dari grup idola remaja kota SHANGHAI.

"Emmm.. Tidak. " Jawab Yang Xi Xi.

"Eiii.. Maaf, hari ini jadwal show grup idola Snh 48 sedang kosong, jadi kamu tak bisa membeli tiket konsernya hari ini. " Kata seorang gadis yang keluar dari gedung itu kepada pria itu.

"Aku tak ingin membeli tiket untuk menonton konser grup mu tetapi Aku mau mengantarkan gadis di sebelah ku ini. " Kata pria menunjuk ke arah Yang Xi Xi yang menatap tak bersalah di wajahnya karena merepotkan pria itu.

" Gadis apa? Siapa yang kamu maksud? Aneh.. Apa jangan-jangan kamu seorang penguntit para seleb grup idola kami ya? " Tuduh gadis itu yang membuat pria itu harus lari dari amukan para fans grup idola snh 48.

Yang Xi Xi mengikuti arah lari pria itu ke arah lain dari kota SHANGHAI. Ia diabaikan oleh pria itu yang marah karena Ia telah membuatnya di tuduh sebagai seorang penguntit oleh orang lain.

"Aku minta maaf kepada mu.. " Kata Yang Xi Xi mengikutinya.

"Kau jangan pernah mengikuti ku lagi..! " Bentak pria itu.

" Kakak tampan meskipun kamu berwajah ala selebriti terkenal.., Kami tak pernah mengikuti mu... "Jawab gadis pelajar yang berjalan di belakang pemuda itu.

" Ahhh.. Sial sekali Aku...! " Keluh pria itu yang mengacak-acak rambutnya sendiri.

" Kau jangan bicara kepada ku terus menerus jika kamu tak mau dikatakan sebagai orang gila bicara sendiri. " Kata Yang Xi Xi pelan.

Pria itu tidak mendengar ucapannya Yang Xi Xi tetapi juga tidak membalas ucapan Yang Xi Xi melainkan meneruskan perjalanan ke arah timur kota SHANGHAI yaitu gedung apartemen yang menjadi tempat tinggal pria itu.

"Selamat malam untuk mu, Tuan Liu Dan. " Sapa security gedung apartemen kepada pria itu.

"Iya, selamat malam juga Ah Min. " Sapa balik Liu Dan.

Bersambung!!

Bab 2.

Pria yang di ikuti oleh Yang Xi Xi membalikkan badannya ketika ia terus menerus membuntuti di belakang pria itu sampai ke depan pintu rumah apartemen tempat pria itu tinggal.

"Kau dilarang masuk ke rumah ku..! "Nada galak pria itu membuat Yang Xi Xi mundur dari pintu rumah apartemen pria itu yang langsung tutup pintu dengan cepat di depan hidung mancung Yang Xi Xi.

Brakk!

" Astaga, itu cowok kesurupan kali ya? " Ucap hantu pria yang baru saja bangun tidur di Koridor terkejut mendengar suara debuman pintu rumah apartemen dari pria manusia yang bernama Liu Dan.

"Dan, kau hantu celengan apakah kamu mabok laut sampai goyang-goyang tak jelas?" Omel Yang Xi Xi yang merapatkan diri di dinding depan pintu rumah apartemen pria itu.

Hantu pria melotot ke arah Yang Xi Xi yang telah masuk ke dalam dinding di tengah-tengah batas rumah apartemen pria itu tinggal februari rumah apartemen kosong tak ada siapa-siapa yang ada atau tinggal di rumah apartemen itu.

"Wahh, asyik aku menemukan tempat tinggal baru di sebelah pria yang bisa membantuku bisa temukan pria manis itu." Kata Yang Xi Xi centil sendiri di rumah apartemen kosong di sebelah rumah apartemen Liu Dan.

Yang Xi Xi memegangi wajahnya yang cantik dan manis namun pucat di cermin meja rias di kamar lalu melayang ke arah ruangan pakaian di dekat kamar mandi.

"Ahh, tak ada pakaian bersih satupun di lemari pakaian. " Kata Yang Xi Xi muram.

"Aha.. Aku keliling saja di seluruh gedung ini ya mungkin aku bisa menemukan beberapa baju bagus untuk ku pakai di dunia manusia era apa ini? Ah era modern. " Kata Yang Xi Xi semangat lagi.

Yang Xi Xi mendatangi setiap rumah apartemen di seluruh gedung itu dan bertemu setiap hantu di setiap rumah apartemen yang di datangi oleh gadis hantu itu.

"Hallo salam kenal namaku Yang Xi Xi atau Julie Yang nama keren ku.. " Sapa Yang Xi Xi kepada sejumlah hantu yang macam-macam bentuk dan wajahnya serta ukurannya dengan ramah.

"Aku William Hung Fei Long pemimpin hantu di gedung ini. " Jawab hantu pria tampan yang telah menjabat tangan Yang Xi Xi dengan kasar.

"Aku Felicia Chen Tan Ling yang bekerja di ruko depan gedung ini. " Kata hantu perempuan yang memakai kacamata tebal kepada Yang Xi Xi.

"Aku Leticia Calderon Wang Ji Lan yang bekerja sebagai seorang profesor di universitas terbaik di kota Shanghai. " Kata hantu wanita yang amat mirip dengan bakul nasi kepada Yang Xi Xi.

"Aha, aku senang sekali bisa berkenalan dengan kalian semua penghuni gedung ini dan aku bisa mendapatkan informasi yang ku inginkan dari kalian para hantu kota modern. " Kata Yang Xi Xi tertawa renyah.

"Ekhemm, kau berasal dari mana sih? mau apa datang dan menetap di gedung ini? " Tanya Feli nada kasar kepada Yang Xi Xi yang duduk santai di atas kepala hantu pria gendut yang hobinya mengorek-orek tempat sampah di Koridor lantai sepuluh tempat tinggal Liu Dan.

"Aku dari selatan pinggiran kota Shanghai yang lebih dekat dengan kota Jiangsu kalau aku tak salah soalnya aku belum lama ini keluar dari rumahku semenjak satu milyar tahun yang lalu. " Jawab Yang Xi Xi santai sekali menceritakan riwayatnya secara singkat kepada teman-teman barunya itu.

"Apaa??? Woahhh berarti kamu jauh lebih tua dari Pak Romi Ren? " Ucap Wiliam Hung Fei Long takjub kepada Yang Xi Xi yang cengengesan.

"Ya, mungkin saja.. Ehh, bantu aku pindahin baju -baju ini ke rumah apartemen ku di sebelah kiri rumah apartemen si pria galak. " Jawab Yang Xi Xi melemparkan koper besar kepada William Hung Fei Long yang cepat menangkap koper itu sebelum merusak hidung hantu tampan itu.

"Aduhh.. Kau kasar sekali sih jadi hantu.." Tegur William Hung Fei Long berdecak lidah kepada Yang Xi Xi.

"Itu karena aku sudah bosan menjadi manusia sopan dan lembut selama hidupku dahulu dan sekarang aku menjadi hantu kasar dan galak. " Kata Yang Xi Xi mengangkat kepala hantu yang di duduki olehnya hingga urat dan nadi hantu itu bergoyang-goyang di antara kepala dan leher.

Lalu, Yang Xi Xi menyeret-nyeret hantu itu jalan di sepanjang koridor menuju ke rumahnya yang baru namun Ia terhenti ketika melihat seorang pria manusia mengetuk pintu rumah apartemen pria yang bernama Liu Dan.

"Dan Dan..Bukain pintu dong..! " Teriak pria yang baru datang.

Namun pintu rumah apartemen tak dibukakan sehingga pria manusia itu duduk seorang diri di depan pintu rumah apartemen temannya dan di perhatikan oleh Yang Xi Xi.

"Hmm.. Wahh, rejeki nomplok..! " Seru Yang Xi Xi yang merapikan dirinya dengan menyisir rambut panjangnya lalu melemparkan temannya ke arah dalam rumahnya.

Ia menghampiri Chen Sheng yang tak dibukakan pintu oleh temannya yang super unik wataknya itu.

"Hai.. " Sapa Yang Xi Xi duduk di samping Chen Sheng yang tak melihat kehadiran sosok wanita di sampingnya namun hawa dingin yang di kira angin malam berhembus dari jendela samping dengan cepat memakai jaketnya dan meringkuk di pintu.

"Dasar manusia es batu.. " Umpat Chen Sheng untuk temannya di dalam rumah apartemen itu.

"Kau adalah manusia api yang membakar hatiku. " Kata Yang Xi Xi lembut sekali sampai Chen Sheng bergidik karena geli oleh desiran angin di dekatnya.

"Iiih,apa sih ini? " Omel Chen Sheng menoleh ke arah Yang Xi Xi dengan tepat dan sekilas Chen Sheng melihat adanya seorang gadis remaja nan cantik sekali duduk di sampingnya namun ia tak sadar pada saat itu.

"Emm, mungkin cuma perasaan ku saja. " Kata Chen Sheng lagi lalu mengubah posisi tidurnya yang tadinya menghadap Yang Xi Xi dengan amat tepat kini menghadap ke arah lukisan anak kecil yang menangis terus menerus sambil pakai topi jaketnya hingga membungkus diri pemuda itu.

"Woahhhh.. Huhuhuhuhu.. Aku capek banget hari ini.. " Ratap hantu cilik yang keluar dari lukisan anak kecil itu usai Ia memastikan bahwa Chen Sheng sudah tertidur pulas.

"Heii.. Kau menjauhlah dari pria ku.. " Usir Yang Xi Xi galak kepada hantu cilik yang langsung lari tanpa banyak bicara lagi.

"Yang Xi Xi.. Aku bagaimana?" Ucap hantu yang kepalanya di pelintir oleh Yang Xi Xi usai ia ingin menakut-nakuti gadis itu saat mendatangi dapur staff gedung itu.

"Bantu Aku untuk mendapatkan kunci rumah baru ku dengan cara seperti manusia biasa pada umumnya." Ujar Yang Xi Xi melemparkan kepala hantu itu yang cepat memasang kembali kepala di lehernya.

Bersambung!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!