Pintu gerbang yang melengkung dan memiliki guratan yang semacam ukiran seekor naga yang menatap tiap orang yang datang ke graha yang sangat mewah itu memperlihatkan sebuah mobil sport melenggang dengan manis melewati pintu gerbang itu.
Brmmmm!
Mobil sport ini bermerek Maserati keluaran baru dan hanya ada satu macam saja di dunia dan hanya di miliki oleh seorang pria muda tampan yang duduk di belakang setir nya. Pria muda tampan itu adalah Devano Wandani yang baru saja pulang dari kerja di kota San Francisco's, USA.
Graha ini di bernama Graha Naga Emas. Ia dapat memiliki rumah itu dari mendiang Kakeknya yang merupakan salah satu Kaisar bisnis di Asia dan dunia yang membuatnya menjadi seorang muda yang memiliki harta yang melimpah ruah dimana-mana. Ia juga memiliki seorang istri yang cantik bernama Ruby Yolanda yang selalu ada untuknya, selain itu ia telah memiliki tiga orang anak yang tampan dan manis- manis yang melengkapi kebahagiaan di kehidupannya itu.
Mobil sport melewati pekarangan yang bagaikan hutan pohon cemara dan pohon bambu di kedua sisi tepi jalan yang di tengah-tengah ada kolam air mancur yang terdapat sekuntum bunga teratai daun sembilan. Mobil sport meliuk-liuk dengan gerakan manis sekali dan berhenti di depan tangga. Dimana ada sekelompok orang berpakaian seragam berdiri di kedua sisi tangga dengan membungkukkan badan untuk memberi hormat kepada pria muda tampan itu.
"Selamat datang kembali di graha Naga Emas untuk anda, Tuan Besar Wandani."Sapa salah satu dari stafnya yang membukakan pintu mobil untuknya.
" Ya, terimakasih Edo." Kata Devano Wandani yang keluar dari mobil sport nya lalu menaiki tangga menuju ke beranda rumah. Dimana ia di sambut hangat oleh ketiga buah hatinya yang tersenyum ceria untuknya.
" Papa...!! " Panggil anak-anaknya yang langsung di peluknya dengan kasih sayang.
" Halo, Ziko, Brenda dan Lisa apakabar kalian bertiga di rumah? Apa kalian semua patuh pada perintah dari Mama kalian selama Papa kalian pergi kerja keluar kota selama dua minggu? " Devano Wandani menanyakan anak-anaknya.
" Kabar kami semua sehat dan baik juga kami selalu patuh kepada Mama, Pa. " Jawab Ziko yang kini telah berusia lima tahun dan telah masuk sekolah di Tk B.
" Hmm, bagus dong berarti kalian anak-anaknya Papa yang pintar-pintar. " Kata Devano Wandani yang tersenyum untuk anak-anak nya, lalu Ia mengajak anak-anaknya masuk ke dalam rumah mereka.
Di dalam rumah, ada Ruby Yolanda istrinya yang sedang menunggunya dengan senyuman manis sekali sehingga ia mempercepat langkahnya untuk mencium istrinya yang selalu cantik dan menarik meskipun istrinya telah melahirkan anak sebanyak tiga kali untuknya.
" Dev, aku sudah memasakkan makanan favorit mu loh di dapur." Kata Ruby Yolanda dengan manis kepada Devano Wandani suaminya yang selalu mencintainya.
" Wah, aku jadi tidak sabar lagi untuk menikmati makanan favorit ku yang telah kamu masak sendiri untuk aku. " Kata Devano Wandani ceria kepada Ruby Yolanda.
" Nah, kalau begitu aku segera menyiapkannya untuk mu di meja makan di ruang makan kita. " Kata Ruby Yolanda yang segera pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan favorit Devano Wandani di meja makan.
"Anak-anak, kalian lihatlah Mama kalian yang manis itu meskipun disekelilingnya ada banyak staf yang akan menyediakan makanan favorit Papa kalian.Mama kalian tetap melayani makan nya Papa dengan tangannya sendiri." Kata Devano Wandani dengan kasih sayang kepada anak-anaknya yang di gandeng untuk berjalan bersama-sama dengannya menuju ke ruang makan.
Devano Wandani menghadapi sejumlah aneka makanan favoritnya yang telah di sediakan untuknya oleh Ruby Yolanda dengan terampil sekali dalam menjalani peran sebagai istrinya di rumah mereka.
"Cheni, kau mau apa dengan memasak makanan favorit ku sebanyak ini? " Tanya Devano Wandani dengan lirikan matanya kepada Ruby Yolanda yang duduk di kursi makan di sebelahnya.
" Ah, kau tahu saja maksud aku memasak menu makanan favorit mu, suamiku. " Kata Ruby yang melayangkan senyuman memikat hati kepada Devano Wandani.
" Iya, aku suamimu ya tentu saja aku siasat licik mu itu yang persis seperti seekor rubah cilik. " Kata Devano Wandani memutar bola matanya dengan gemas kepada Ruby Yolanda.
" Suamiku, aku merasa bosan di rumah karena itu aku ingin meminta izin mu untuk kembali ke dunia seni peran ku yang sudah lama sekali menunggu aku kembali di pekerjaan ku itu. "Kata Ruby Yolanda yang mengalungkan lengannya di leher Devano Wandani dengan sikap manjanya.
" Hmm, bagaimana dengan anak-anak kita, jika kamu kembali bekerja di pekerjaan mu sebagai artis Holywood? " Tanya Devano Wandani yang merinding dengan sentuhan jari nakal Ruby Yolanda yang merayunya agar di beri izin kerja olehnya.
" Aku bisa membagi waktu untuk pekerjaan ku di luar rumah dengan pekerjaan ku di rumah kita . Intinya aku tetap bisa merawat anak-anak kita dengan baik, meski aku bekerja di luar rumah. ' Jawab Ruby Yolanda yang jari nya menari- nari di dalam kemeja putih yang dikenakan oleh Devano Wandani sampai suaminya tidak tahan untuk menciumnya terus menerus hingga ia mengeluarkan suara manisnya yang membuat Devano Wandani terlena.
" Aku akan pertimbangkan dahulu sebelum aku memutuskan untuk memberikan izin untuk kamu bisa kembali bekerja di industri hiburan. " Kata Devano Wandani yang meletakkan garpu dan pisau makan di meja makan.
" Hmm, baiklah . Aku akan tunggu izin kamu dengan sabar selama satu tahun. " Kata Ruby Yolanda yang menjauhkan diri dari Devano yang mengangkat alis.
" Kau mau melakukan negosiasi dengan ku? " Tanya Devano Wandani yang tahu dia akan puasa menyentuh istrinya selama setahun jika ia tidak memberikan izin nya dengan cepat sesuai dengan keinginan Ruby.
" Iya, kau pikir saja sendiri yang mana yang baik untukmu dan untuk ku. " Jawab Ruby Yolanda dengan senyuman yang menyiratkan keputusan Devano Wandani harus sesuai dengan keinginan nya.
" Ahhh, kacau dia mulai menjatuhkan kartu As untuk menaklukkan benteng pertahanan udara ku. " Kata Devano Wandani di dalam hatinya. Ia makin merasa waswas dan getir ketika Ruby Yolanda meninggalkannya di ruang makan.
"Jennie, aku akan tetap memilihmu untuk masa depan dunia perfilman asia kembali maju di dunia melalui akting ku nanti. " Kata Ruby Yolanda yang berbicara dengan temannya di HP di kamar yang berbeda dengan kamar Devano Wandani.
" Hmm.. Aku tak boleh kalah dengan kekerasan kepalanya itu. Aku tak mau dia bersentuhan dengan pria lain yang menjadi lawan mainnya nanti. " Kata Devano Wandani yang menatap sengit pintu kamar tidur yang di tempati oleh Ruby Yolanda.
Bersambung!
" Gara-gara wanita rambut kribo yang selalu saja mencari alasan untuk Ruby kembali ke dunianya yang membuat aku harus menderita sakit rindu di belai oleh istriku sendiri. " Kata Devano yang marah -marah sendiri di kamarnya.
Ia baru saja pulang dari luar kota selama dua pekan lamanya dan tentu saja ia merindukan istrinya yang lembut dan hangat di ranjangnya yang empuk. Tapi, apa daya karena Ruby mulai membahas tentang pekerjaannya yang dahulu sebelum wanita itu menikah dengan Devano.
" Aku tak mau istriku di belai oleh pria lain di lokasi syuting nya.. " Kata Devano yang memilih untuk tidur di ranjang sendiri.
Namun suara hpnya berdering yang membuat nya harus menerima WA dari sepupunya yang tinggal di Singapura. Sepupunya ini bernama Bayu Putra Wijaya.
📞" Halo Bayu, ada apa kamu menelepon ku dari WA? " Tanya Devano.
📞: Aku mau minta tolong sama kamu untuk bujuk Vivian bisa memaafkan Aku yang bodoh ini, Dev.
📞: Ah, gimana ya?
📞; Ayolah, Dev, kita ini bersaudara sepupu yang sejak kecil tumbuh bersama. Masa iya kamu tak mau bantu Aku?
📞: Hmm, baiklah. Aku pikir-pikir dahulu ya soalnya pekerjaan ku sedang padat nih.
📞: Iya, Dev, pokoknya Aku menantikan jawaban setuju darimu untuk masa depan aku dan juga Vivian.
📞: Iya, ya, ya Bayu. Aku ngerti. Sekarang aku mau tidur. Capek nih aku baru saja pulang kerja dari luar kota selama dua pekan.
📞: Ahh, ya baiklah, Dev. Met tidur ya? Klik.
Hubungan telepon dari WA mereka terputus oleh Devano yang sibuk memikirkan cara untuk buat Ruby mengubah pemikiran wanita itu yang ingin bekerja lagi di dunia showbiz. Devano berguling kesal sendiri lalu tertidur pulas dengan posisinya terbalik yaitu kepalanya di bawah ranjang dan kedua kakinya di taruh di dinding kamarnya.
.
*****
Singapore, Singapura.
Bayu menghela napas dalam-dalam ketika ia ingin menemui Vivian Wandani tunangannya yang mengambek kepadanya karena Ia pernah salah menuduh tunangannya berselingkuh darinya.
" Vi, please kamu bisa memaafkan aku yang telah salah menilaimu.Ayo, dong aku masih sayang sama kamu. " Kata Bayu yang memohon maaf atas kesalahannya kepada Vivian Wandani di depan rumah tunangannya itu.
" Enak banget kamu semudah itu minta maaf ke aku setelah kamu menuduh aku selingkuh dengan pria lain dan meninggalkan aku sendirian di klub malam tanpa kamu berpikir ulang mengenai diriku..! Aku Vivian Wandani tak bisa semudah itu bisa memafkan cowok seperti mu. " Kata Vivian Wandani yang menolak untuk damai dengan Bayu Putra Wijaya.
" Iya, Aku tahu, Vi. A... "
Belum sempat Bayu meneruskan kata -katanya. Ia termangu melihat seorang gadis cantik yang muncul di ruangan dalam rumah Vivian Wandani dan Ia mengenal gadis itu adalah mantan pacar nya dahulu.
" Citra Lestari. " Kata Bayu Putra Wijaya secara otomatis.
Vivian Wandani menoleh ke belakang untuk lihat siapa yang di panggil oleh Bayu Putra Wijaya.
" Kau kenal dengan kakak tiriku? " Tanya Vivian Wandani menghadapi Bayu Putra Wijaya.
' I..Iya, dia dulu adalah pacaran di Indonesia. " Jawab Bayu Putra Wijaya apa adanya kepada Vivian Wandani.
" Ohhh, kalau kamu pergi saja dari sini...! " Usir Vivian Wandani dengan galak kepada Bayu Putra Wijaya.
" Hei, jangan mengusirku??! " Teriak Bayu Putra Wijaya yang di usir dari rumah tunangannya sendiri.
Bayu Putra Wijaya terpaksa harus bersabar hati dalam menghadapi tunangannya yang sedang mengambek kepadanya itu. ia pun memutuskan untuk menetap di Singapura untuk dirinya dapat meraih hati tunangannya lagi.
" Bayu, aku mempunyai apartemen di kawasan yang kamu inginkan. " Kata salah satu dari temannya yang berasal dari Singapura ketika ia sampai di Singapura.
" Iya, James. Dimana rumahnya? Aku ingin cepat membeli dan menempati rumah itu sekalian toko kacamata yang berdekatan dengan rumah Vivian Wandani agar aku bisa setiap hari mengunjungi tunangan ku itu. " Kata Bayu Putra Wijaya yang tersenyum untuk akalnya yang menurutnya jenius.
" Oke, Bay. Aku mau bantu kamu kok. " Kata James Charles temannya itu yang di temui olehnya di kantin tempat temannya bekerja.
" Hmm, terimakasih atas bantuanmu, James. Aku jadi merasa lega mendengar informasi yang Aku inginkan darimu untuk perjuangan ku dalam mendapatkan tunangan ku kembali. " Kata Bayu Putra Wijaya yang memandangi laptopnya.
Ia saat ini mengjnap di hotel yang terkenal di kota Singapura, yaitu Marina Bay hotels. pria usia dua puluh enam tahun ini menatap langit Singapura dengan senyuman percaya diri akan kemampuannya dalam menaklukkan hati wanita yang bagaimanapun tipenya.
" Hai, Bayu tumben banget kamu ada di Sini? " Sapa seorang gadis cantik dengan pakaian seksi dan binal mendatanginya.
" Clarissa, kamu masih belum berubah sama sekali,jika aku lihat dari penampilan mu itu yang tetap saja seorang kupu -kupu malam sewaan Bos -bos besar yang suka sekali memakai jasa mu untuk hiburan mereka. " Kata Bayu Putra Wijaya dengan serjngai kepada Clarissa seraya tangannya menunjukkan cara penampilan gadis di hadapannya itu tetaplah rendah di matanya.
" Kau sombong sekali, Bayu? Aku jadi seperti ini bukan kemauan ku semata melainkan Aku di paksa oleh keadaan kehidupan ku yang sangat memerlukan biaya hidup yang besar untuk obati penyakit kanker prostat ayahku. " Kata Clarissa yang menangis sedih karena di hina oleh pria yang di cintainya itu.
" Aku sudah membeli mu dari Mami mu tetapi kau tetap saja tidak pernah merasa cukup untuk hidupmu sendiri. Dan, satu lagi Aku tahu bahwa Oom Prasetya sudah lama meninggal dunia bukan karena penyakit kanker prostat nya tetapi shock mengetahui putri kesayangannya bekerja sebagai seorang pelayan tidur kaum pria berduit royal." Kata Bayu Putra Wijaya yang gunakan dua jarinya sebagai ejekan tanda matre kepada gadis seksi di hadapannya itu.
" Bayu Putra Wijaya kau sungguh keterlaluan...! " Teriak Clarissa yang tersinggung dengan ucapan Bayu Putra Wijaya.
Bayu Putra Wijaya tak mempedulikan teriakan dari Clarissa dengan berjalan menuju ke lift untuk kembali ke kamarnya. Namun, di depan Lift. Ia bertemu dengan seorang gadis cantik lain yang merangkul dirinya dengan senyuman yang memikat.
" Bayu, aku tahu kau masih kangen sama aku. " Kata Citra Lestari gadis mantan pacarnya itu yang telah merangkulnya.
" Aku sama sekali membencimu, cewek hidung sapi. " Kata Bayu Putra Wijaya yang mendorong Citra Lestari untuk menjauhkan diri darinya, lalu pria ini melangkah maju ke lift yang langsung tertutup di depan mata Citra Lestari.
" Sialan si Bayu Putra Wijaya yang sekarang ini telah berubah banyak semenjak pria sialan itu bertunangan dengan Vivian Wandani. " Kata Citra Lestari yang menendang pintu lift untuk mengusir rasa kesalnya terhadap sikap dingin dari Bayu Putra Wijaya.
Bersambung!
Pintu lift terbuka untuk Bayu yang melangkahkan kakinya menuju ke lorong di sepanjang hotelnya untuk menuju ke kamarnya yang memiliki nomor dua ratus tujuh.
" Hai, Bayu.. " Panggil seorang wanita cantik di belakangnya ketika ia ingin membuka pintu kamar.
" Ariana, kau sedang apa di sini? " Tanya Bayu mengangkat alisnya saat ini mengenal gadis cantik di depannya itu.
" Menemuimu. "Jawab Ariana yang melingkari leher Bayu dan mencium bibir pemuda asal Indonesia itu.
" Ariana, stop kau jangan pernah mencium ku lagi.. "Kata Bayu yang melepaskan diri dengan kasar sampai gadis itu terjerembab ke lantai.
"Bayu, kenapa kamu berubah menjadi kasar seperti ini kepada ku? Aku ini Ariana Septiasari yang pernah hadir di hidupmu. " Kata Ariana menangis karena Bayu memperlakukannya dengan kasar.
"Ariana, aku sudah bertunangan dengan gadis lain dan gadis itu telah mengubah hidupku jadi lebih baik daripada aku yang dahulu saat aku menjalani hubungan asmara dengan kamu gadis yang hanya mencintai ku demi uang ku saja bukan diriku. " Kata Bayu dengan suaranya yang membenci Ariana.
Lalu Bayu membuka pintu kamar dan menutup pintu kamar dengan keras di depan mata Ariana sampai gadis itu mengeram marah sekali akan sikap kasar Bayu.
"Gadis murahan..Kau jangan main-main dengan tunangan ku ya..?! " Kata seorang wanita yang berpenampilan elegan yang menjambak rambut panjang Ariana dengan kasar.
" Kau tunangan Bayu? Yang benar saja!? Masa Bayu mau bertunangan dengan gadis seperti mu yang terlihat tidak pantas untuknya?? " Tanya Ariana tak percaya dengan Vivian Wandani.
" Ya, tentu saja benar! Ia menganggap aku ini pantas untuknya. " Jawab Vivian Wandani yang mengangkat wajahnya melihat Bayu telah keluar dari kamar hotel dan meraih jemarinya untuk berdiri dan masuk ke kamar hotel bersama.
Bayu tersenyum melihat Vivian Wandani terlihat cemburu dengan kehadiran Ariana yang berani untuk menggodanya. Ia dapat membuktikan bahwa Vivian Wandani masih ada perasaan cinta kepadanya.
" Vivian, aku tak pernah percaya bahwa kamu bisa bersikap kasar kepada gadis lain yang ingin menggoda aku tunangan mu yang tampan ini." Kata Bayu yang menaruh lengannya di pinggang Vivian Wandani.
" Ihhh, kau baru tahu ya kalau cewek secantik dan seanggun diriku bisa marah dan bersikap kasar terhadap calon pelakor yang akan masuk kehidupanku di dalam hubungan aku dengan mu, cowok berengsek?! " Kata Vivian Wandani yang menciumnya hingga bibirnya berdarah di gigit kasar oleh tunangannya yang pemarah itu.
" Auw, kau semakin mirip dengan seekor kucing hutan betina, Vivian. " Kata Bayu yang tangannya telah meraba-raba isi dalam tubuh indah Vivian Wandani yang membuat gadis itu mengeluarkan suara halusnya.
" Ahh, Bayu.. Kita belum menikah.. " Kata Vivian Wandani yang di jatuhkan ke tempat tidur oleh Bayu yang mengikat kedua tangannya di atas tiang ranjang.
"Besok pagi aku akan menikahi mu. " Kata Bayu yang membuka pakaian Vivian Wandani dan menjelajahi seluruh tubuh Vivian Wandani yang menggigil di sentuh hangat oleh tunangannya.
" Kau ingin membuka hadiah secara langsung tanpa membeli dahulu hadiahnya.. " Kata Vivian Wandani yang merasakan tubuhnya merespon setiap sentuhan Bayu yang menerobos gudang kecilnya hingga gadis itu masuk ke dalam mimpi yang terindah baginya.
" Vivian, kau sungguh tak mengecewakan aku dengan kamu merespon setiap sentuhan aku untuk mu. " Kata Bayu yang membuat Vivian Wandani semakin terpengaruh dengan cara pria itu memberikan cinta yang mendatangkan rasa bahagia yang tak pernah di miliki olehnya selama ini.
*****
Kota Ningbo, China.
Soledad Zevanya membanting HP nya ke lantai dapurnya yang tidak sesuai dengan keinginan nya. Ia merasa bosan untuk hidup sebagai orang miskin yang tak memiliki rumah dan mobil mewah bahkan suaminya itu bekerja sebagai seorang pemandu wisata yang gajinya tak bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
" Aku bosan hidup seperti sampah setiap harinya sampai aku merasa Tuhan tidak adil dengan ku. "Kata Soledad Zevanya yang marah-marah sendiri di dapurnya.
" Terus saja kamu mengeluhkan masalah yang sama. " Kata Eduardo Xi suaminya yang berdiri di batas pintu dapur dengan ekspresinya marah karena tersinggung dengan ucapannya yang merendahkan pekerjaan suaminya sendiri.
" Yang jelaslah karena kamu masih memiliki gaji di bawah standar yang aku inginkan..! Cobalah kamu ingat berapa lama kita menikah dan hidup miskin seperti ini??? " Tanya Soledad Zevanya yang memarahi suaminya sendiri dengan suara teriak-teriak.
" Cukup! " Bentak Eduardo Xi sampai Soledad kaget di bentak oleh suaminya yang selama ini selalu diam dan tak pernah membalas semua ucapannya.
" Kau berani membentak ku? " Tanya Soledad Zevanya yang mendorong kasar suaminya ke dinding ruang keluarga yang sempit dengan jari tangannya memegangi sendok masak.
"Soledad, please. Aku ini suamimu bukan budak mu yang selalu di perintah ini itu olehmu.. "Kata Eduardo Xi merendahkan suaranya untuk sabar menghadapi emosi istrinya.
" Aku tahu itu, Eduardo. Karena itu kamu pergi cari kerja yang dapat menghasilkan uang banyak yang bisa mengubah hidup ku, hidupmu dan hidup anak kita. " Kata Soledad Zevanya yang menangis sedih dengan nasibnya yang selalu menjadi wanita miskin.
" Anak? " Tanya Eduardo Xi termangu mendengar kata anak dari istrinya itu.
" Iya, Aku hamil. " Jawab Soledad Zevanya yang menangisi nasibnya.
"Kenapa kamu baru bilang kepada ku mengenai kehamilan mu itu, Soledad? " Tanya Eduardo Xi yang mencengkram rambutnya sendiri karena ia masih belum bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
" Karena aku tahu kau masih belum mau punya anak." Jawab Soledad Zevanya yang duduk di lantai dengan tangisannya yang menyayat hati.
" Soledad, siapa bilang aku masih belum mau punya anak? Aku sudah mengharapkan hadirnya seorang anak di kehidupan pernikahan kita yang sudah terjalin selama tiga tahun lebih. " Kata Eduardo Xi yang berjongkok untuk memeluk istrinya.
" Dulu kamu bilang kalau kita belum mempunyai rumah besar dan mobil mewah? Kamu takkan pernah mau mempunyai anak, karena itu aku selalu memakai pengaman untuk mencegah kehamilan setiap kali kita berhubungan. " Kata Soledad Zevanya yang menatap suaminya yang menariknya bangun untuk berdiri.
" Itu dulu tapi sekarang aku menginginkan anak darimu, isteriku sendiri. Kalau mengenai rumah besar dan mobil mewah? Aku akan berusaha untuk mendapatkan keduanya dalam waktu singkat agar anakku bisa hidup nyaman. " Kata Eduardo Xi yang mencium bibir Soledad Zevanya dengan mesra sebelum pergi dari rumah.
Soledad Zevanya terdiam sejenak melihat pria itu telah mengendarai sepeda motornya keluar dari rumah untuk mencari pekerjaan yang lebih baik daripada pekerjaannya yang sekarang ini.
" Semoga kau berhasil meraih kemenangan hidupmu, Eduardo. Aku disini selalu mendoakan dirimu. " Kata Soledad Zevanya memeluk dirinya sendiri.
Eduardo Xi mengendarai sepeda motornya ke rumah mewah milik Nenek Lan. Nenek ini amat menyayangi Eduardo Xi seperti menyayangi cucunya sendiri, maka Eduardo Xi berharap akan ada bantuan dari Nenek Lan untuk kebutuhan hidungnya bersama dengan Soledad Zevanya.
" Apa kamu memerlukan rumah besar dan mobil mewah untuk kebahagiaan kehidupan keluarga kecilmu?" Tanya Nenek Lan begitu Eduardo Xi mendatanginya di rumahnya yang megah.
" Iya, Nek. " Jawab Eduardo Xi sopan.
"Aku akan memberikan semua yang kamu mau dengan sukarela, You You. Asalkan kamu mau menikahi cucu perempuan ku satu-satunya yang aku miliki untuk kamu bisa menjaga keluarga Lan setelah aku meninggal dunia? Apakah kamu bisa melakukannya untuk kehidupan mu menjadi lebih baik daripada kehidupanmu yang sekarang ini? " Tanya Nenek Lan yang tidak pernah di duga oleh Eduardo Xi sampai Eduardo Xi kaget sekali.
Bersambung!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!