NovelToon NovelToon

SIMPANAN

Syarat Pinjaman

Sebuah restoran mewah

Seorang pria berwajah datar adalah seorang pengusaha besar, ia dikenal memiliki sifat angkuh dan temperamen yang buruk, Daniel Caprio. yang selama ini selalu saja menjatuhkan pesaingnya sehingga membuat pebisnis lain tidak berani menyinggung dirinya.

Malam itu tatapannya yang serius sedang memandang seorang pria paruh baya yang sedang berlutut dihadapannya sambil menangis.

"Tuan, apapun syaratnya akan ku kabulkan," pinta seorang pria paruh baya dengan memohon. pria itu menangis berharap bisa mendapatkan bantuan darinya.

"Kau ingin meminjam sejumlah uang denganku, memang apa yang bisa kau berikan padaku?" tanya Daniel.

"Apapun yang tuan inginkan," jawab pria paruh baya itu yang sedang berlutut di hadapan Daniel.

"Memang dirimu masih memiliki barang yang berharga? kau hanya memiliki rumah kecil dan tidak bernilai sama sekali.

"Tuan, bagaimana kalau saya menjadi pekerja Anda di perusahaan? tidak masalah kalau saya menjadi pembersih toilet, putri saya sangat butuh uang itu. karena dia butuh operasi ginjal," tangisannya.

"Andres, untuk apa kau menangis di hadapanku, kau tahu aku paling benci dengan orang cenggeng, jangan membuatku semakin jijik denganmu," ujar Daniel.

"Maafkan saya, Tuan. saya tidak menangis, saya tidak menangis, apapun akan saya lakukan asal saya bisa menyelamatkan putriku. Tuan, Anda bisa menyuruh saya melakukan apa saja," ucap Andres.

"Dirimu yang sudah tua, apa yang bisa kau lakukan? bekerja, juga sudah tidak larat. lantas, kau ingin mengunakan apa untuk melunaskan hutangmu?" tanya Daniel yang duduk dengan bersilang kaki.

"Tuan, saya mohon bantulah saya, apapun akan saya lakukan demi menyelamatkan putri saya," pinta Andres yang membentur kepalanya di depan Daniel.

Buk...

Buk...

"Tuan, nyawa putri saya dalam bahaya, dokter mengatakan harus segera membayar uangnya," tangisan Andress.

"Kelihatannya kau adalah seorang ayah yang baik, bagaimana kalau kau memberikan satu barang sebagai jaminan, kalau aku puas dengan barang itu aku akan memberikan pinjaman padamu," ucap Daniel yang mengangkat dagu Andres.

"Tuan katakan saja barang apa yang bisa ku jadikan sebagai jaminan," kata Andres yang terluka di bagian dahinya.

"Keponakanmu," jawab Daniel dengan senyum sinis.

Andres terdiam seketika di saat pria itu mengatakan barang yang dia inginkan, rasa berat dan takut kehilangan bercampur menjadi satu.

"Bagaimana, kau masih ingin meminjam uangnya?" tanya Daniel yang duduk bersandar.

"Ke-kenapa harus dia? Tuan, dia tidak bisa melakukan apapun untukmu. apa yang Anda ingin dia lakukan?"

"Ingin uangku kau harus memiliki barang yang bisa menjadi jaminan, kalau saja aku puas dengan dia kau akan mendapat pinjamannya. dan setelah itu jika dia bisa membuatku bahagia. maka dia bisa menjadi pelunas hutangmu. hanya menyerahkan keponakanmu kepadaku dan kau sudah bisa menyelamatkan putrimu. kita sama-sama tidak rugi," ujar Daniel dengan senyum sinis.

"Tuan, dia adalah gadis polos yang tidak bersalah, apakah Anda bisa melepaskan dia?"

"Aku bisa melepaskan dia, tapi putrimu akan mati karena selain aku tidak ada lagi yang sudi meminjamkan sejumlah uang itu," jawab Daniel dengan senyum sinis.

"Tapi, dia tidak bersalah. dia adalah anak yatim yang hanya memiliki kami sebagai keluarganya. kalau saya melakukan hal ini. dia pasti terluka dan dia sudah memiliki seorang kekasih," kata Andres.

Daniel mengepal kedua kepalan tangannya dan bangkit dari tempat duduk," waktumu hanya lima menit, kalau kau masih saja ragu maka kau akan kehilangan putrimu. pilih saja di antara putrimu dan juga keponakanmu."

"Tuan, saya setuju! tapi saya mohon jangan sakiti dia. dia sudah seperti putri saya sendiri," pinta Andres yang memegang kaki pria angkuh itu.

"Antar dia ke kamar hotel malam ini juga! aku ingin melihat dia berada di atas kasurku," tegas pengusaha itu dan kemudian melangkah pergi.

"Tuan, saya-"

"Diam! jika malam ini aku tidak melihatnya, maka jangan berharap kau bisa meminjam uangnya, kalau aku melihatnya di malam ini dan aku merasa puas, aku akan transfer uang ke rekeningmu," ujar Daniel yang kemudian pergi.

"Ba-baik Tuan," Jawab Andres dengan terbata.

"Tuan, saya minta tolong satu hal," pinta Andress

"Apakah kau mengira kaunl layak meminta denganku?"

"Bukan begitu, Tuan. saya hanya tidak ingin dia kecewa ataupun benci denganku. oleh sebab itu saya tidak ingin dia tahu kalau saya setuju dengan syarat ini," jawab Andres.

"Kalau begitu mudah saja, beritahu aku di mana dia, asal aku mendapatkannya malam ini. maka besok kau sudah bisa menyuruh dokter melakukan operasi putrimu," ucap Daniel.

"Dia ada di toko buku, dia bekerja di sana," jawab Andres.

Setelah mendengar perkataan pria itu, Daniel pergi meninggalkan restoran itu

"Apa yang harus ku lakukan? kenapa dia menginginkan Rececca? gadis polos itu pasti kecewa denganku kalau saja dia tahu aku menyetujui permintaan pria ini," gumam Andres.

Pengusaha sukses ini memiliki sifat tegas dan dingin, selalu ingin mendapatkan apa yang dia suka walau dengan cara apapun, dia adalah pria tampan dan dewasa dan sangat berhati-hati setiap melakukan sesuatu. serta memiliki perusahaan di bagian eropa dan juga di asia.

Di dalam perjalanan pulang Daniel mengingat ucapan Andres saat di restoran tadi.

"Rebecca Famosa, aku tidak sabar ingin melihatmu di berada di atas ranjangku, aku ingin membuatmu patuh padaku," gumam Daniel.

"Tuan, kita ke mana?" tanya asistennya yang sedang menyetir.

"Ke hotel dulu! setelah itu kau pergi membawa gadis itu menemuiku," jawab Daniel.

"Baik, Tuan."

Toko Buku.

Seorang gadis muda dan berparas cantik sedang menyusun buku-buku di rak tersebut, gadis itu yang tidak lain adalah Rebecca Famosa yang menjadi sasaran Daniel Caprio.

Tidak lama kemudian sebuah mobil mewah berhenti di depan toko. seorang pria yang tak lain adalah asisten Daniel yang datang untuk menemui Rebecca.

Pria itu kemudian melangkah masuk ke dalam toko dan mencari keberadaan gadis itu.

Ia kemudian menghentikan langkahnya saat melihat orang yang dia cari sedang berdiri sambil menyusun buku-buku di atas rak.

"Nona Rebecca," sapanya

"Tuan, buku apa yang Anda inginkan?" tanya Rebecca dengan ramah.

"Perkenalkan nama saya adalah Roey, ini adalah kartu pengenalan saya," ucapnya sambil memberikan sebuah kartu nama.

"Tuan Roey, kenapa menemui saya?" tanya Rebecca.

"Atasanku ingin bertemu dengan Anda, dan ingin membicarakan mengenai pinjaman untuk putri Andres," jawab Roey.

"Pinjaman operasi kakakku?"

"Sebelumnya tuan Andres ingin meminjam uang dengan atasan kami, tapi ditolak dan sekarang atasan kami ingin bertemu dengan Anda," jelas Roey.

"Tidak ku sangka, paman adalah pria yang sangat menjaga harga dirinya dan sekarang dia harus meminjam uang dengan orang lain. paman pasti sangat tertekan," batin Rebecca.

Pertemuan Pertama

"Tuan, kalau saya boleh tahu siapa yang ingin bertemu dengan saya?" tanya Rebecca.

"Tuan kami adalah Daniel Caprio, beliau ingin bertemu dengan Anda. silakan ikut dengan saya," jawab Roey dengan sopan.

"Baiklah," jawab Rebecca dengan tanpa curiga.

Di sisi lain Andres berdiri di tepi pantai dengan tatapan sedih, ia tahu apa yang akan di alami oleh keponakannya itu. selama ini dirinya menganggap Rebecca sebagai putri sendiri. gadis itu dibesarkan oleh Andres dan istrinya setelah orang tuanya meninggal. rasa bersalah melanda dirinya. akan tetapi kini ia tidak ada pilihan lain selain menyerahkan keponakannya kepada pria itu.

"Rebecca, maafkan paman yang egois ini, paman tidak ada jalan lain lagi. demi Lucia paman menjadi jahat terhadapmu. mungkin suatu saat kamu akan membenci paman," ucap Andres yang menetes air mata.

Sementara Roey dan Rebecee telah tiba di depan hotel.

"Nona, mari ikut saya!" ucap Roey yang membukakan pintu mobil belakang.

"Tuan Daniel ada di mana?" tanya Rebecca.

"Beliau sedang istirahat, dan kita langsung bertemu saja dengan dia di kamar," jawab Roey yang melangkah menuju ke dalam hotel.

"Kenapa harus di dalam kamar, sangat tidak baik kalau dilihat orang," batin Rebecca.

Rebecca hanya bisa mengikuti langkah pria itu menuju ke salah satu kamar hotel.

Setelah tiba depan pintu, Roey mengentuk pintu kamarnya

Tuk...tuk...

"Masuk!" sahut Daniel yang dari dalam kamar.

Klek.

"Tuan, orangnya sudah datang," ucap Roey yang menghampiri atasannya yang berdiri dekat jendela sambil memegang gelas bening yang berisi minuman anggur.

"Hm...," jawab Daniel tanpa menoleh dan memberi kode tangannya.

Roey yang sudah mengerti ia pun langsung menunduk dan melangkah keluar dari kamar dan menutup pintunya.

Rebecca yang merasa agak takut dengan pria itu ia pun melangkah pelan dan berdiri di belakang pria yang sedang memandang keluar jendela.

"Tuan Daniel, kenapa Anda ingin bertemu dengan saya?" tanya Rebecca dengan sopan.

Daniel membalikan badannya dan melihat gadis yang di hadapannya. ia tersenyum melihat gadis cantik yang sudah menjadi incarannya selama ini. tentu saja yang dia inginkan adalah tubuh gadis itu. Rebecca bukan hanya berparas cantik, ia juga memiliki kulit yang putih dan halus.

Rebecca merasa tidak nyaman dengan tatapan pria itu, ia merasa cemas dan hanya tetap bertahan di sana.

"Tuan Daniel, apakah pamanku mencarimu dan ingin pinjam uang?" tanya Rebecca.

"Rebecca Famosa, pamanmu demi menyelamatkan putrinya dia rela menjadi pembersih di perusahaanku. sedangkan aku tidak butuh seorang yang sudah tua renta menjadi pekerjaku. lalu aku menolaknya. dan mungkin saja besok kakakmu tidak akan bisa menjalani operasi," kata Daniel.

"Tuan Daniel, apa Anda ada permintaan agar pamanku bisa mendapatkan pinjaman?"

"Ingin meminjam uang denganku harus ada syaratnya, kalau tidak, mana mungkin aku bisa meminjamkan uang yang nominalnya tidak sedikit," jawab Daniel.

"Andres tidak memiliki apapun untuk menjadi jaminan, lagi pula dia hanyalah pedagang biasa, apa yang bisa diberikan sebagai jaminan? aku masih berpikir panjang dan kemungkinan aku menolak," jawab Daniel.

"Lalu, untuk apa Anda bertemu denganku kalau Anda menolak?" tanya Rebecca.

"Aku bisa meminjamkan uangnya, akan tetapi ada syaratnya," ucap Daniel yang duduk di sofa sambil meneguk minumannya.

"Apa syaratnya?"

"Puaskan aku," jawab Daniel dengan tatapan tajam.

Rebecca yang mendengar jawaban pria itu seakan mendapat tamparan keras ke wajahnya. permintaan pria itu telah kelewatan dan tidak mungkin bisa dilakukan oleh Rebecca.

"Tuan, Anda ingin menolong orang atau mengambil kesempatan?" tanya Rebecca dengan kesal.

"Menolong? untuk apa aku harus menolong seseorang yang tidak ada hubungan denganku, aku adalah pebisnis yang tidak ingin rugi. tentu saja ingin meminjam uangku harus ada yang bisa dijadikan sebagai jaminan. jika tidak, aku juga tidak rugi. akan tetapi pamanmu akan kehilangan putri semata wayangnya," ujar Daniel.

"Apakah orang kaya sepertimu harus menindas orang miskin seperti kami? kenapa?" tanya Rebecca dengan kesal.

"Kau bisa menolak dengan tawaranku, tidak masalah. tidak perlu kau menyetujuinya," kata Daniel.

Rebecca yang kesal ia ingin meninggalkan kamar itu dan menuju ke pintu.

"Jangan lupa bahwa pamanmu itu akan kehilangan putrinya, kakak sepupumu yang bercita-cita menjadi seorang dokter akhirnya dia hanya bisa meninggal diusia muda. dia adalah putri kesayangan Andres dan Yuly, apakah kamu tidak merasa bersalah ketika melihat dua orang tua itu kehilangan putri mereka karena egomu?" ujar Daniel.

Rebecca mengeluarkan air mata saat mendengar ucapan pria itu, sebuah keputusan yang cukup berat yang harus dia pilih.

"Paman dan bibi telah merawatku hingga dewasa, sekarang mereka kesulitan apakah aku harus bersikap tidak tahu apa-apa dan tidak peduli," batin Rebecca.

"Rebecca Famosa, aku yakin dirimu bukanlah gadis bodoh. aku bukannya tidak tahu bagaimana kehidupanmu di sana. demi kakak sepupumu dirimu memilih berhenti sekolah agar meringankan beban pamanmu. selama ini kamu bekerja dan membantu biaya sekolahnya juga. dan kini sekolahnya sudah tamat. tapi, usahamu dan pamanmu sia-sia kalau dia meninggal," kata Daniel.

"Kenapa harus begini? Anda adalah seorang pengusaha membantu orang tidak akan membuatmu bangkrut, ini bersangkutan dengan nyawa seseorang. kenapa kamu harus meminta sesuatu yang tidak masuk akal," bentak Rebecca.

"Kau marah? kau juga sedih? apa kau tahu uang yang ingin kalian pinjam bukan jumlah yang kecil. selain biaya operasi. ginjal yang diperlukan oleh kakakmu itu harus beli dengan uang. seharusnya kau tahu harga ginjal tidak murah. mana mungkin aku harus mengeluarkan uang sebanyak itu demi orang yang tidak ada hubungan denganku," tutur Daniel.

"Beli ginjal, operasi ginjal," gumam Rebecca.

"Syaratku sangat mudah, kau hanya perlu berbaring di ranjang dan memuaskan ku untuk semalam. seratus sembilan puluh ribu dollar untuk pinjaman pamanmu. asal kamu memuaskan ku maka pinjamanmu lulus dan besok kakakmu sudah bisa menjalani operasi," ujar Daniel.

"Paman dan bibimu akan merasa bahagia ketika putri mereka bisa diselamatkan, kalau kau masih menolak, apakah kamu masih bisa berhadapan dengan mereka? selama ini kamu tinggal bersama mereka. makan dan biaya sekolah juga pamanmu yang tanggung. sekarang pria tua itu sudah buntu

apakah kamu memilih diam saja," kata Daniel.

Rebecca akhirnya ambruk dan terduduk di lantai karena lemas, tubuhnya seakan tidak bertenaga dan sesak nafas. ia harus memberikan kesuciannya kepada pria angkuh itu.

"Paman, Bibi, apakah malam ini aku harus melakukan sesuatu yang tidak ingin aku lakukan, bagaimana dengan Denny? apakah aku masih bisa bersamanya setelah malam ini," batin Rebecca.

"Rebecca Famosa, waktumu hanya lima menit, setuju mari kita melakukannya. dan kalau kau menolak kau boleh pergi," ucap Daniel.

"Untuk pinjaman sebanyak seratus sembilan puluh ribu dollar, tidak sia-sia kalau aku bisa merasa puas denganmu," ucap Daniel.

Menyerah Diri

Rebecca menetes air matanya dan tak berdaya, ia tidak sudi harus menyerahkan diri kepada pria asing itu.

"Aku tidak bisa! aku tidak sanggup melakukannya!" tangisan Rebecca.

"Tidak sanggup? baiklah kalau begitu, aku tidak akan memaksamu. kau boleh pergi dan aku yakin setelah kakakmu meninggal. dirimu pasti akan menyesal," ujar Daniel.

Tidak lama kemudian nada panggilan masuk ke handphone milik Rebecca.

Rebecca yang menangis langsung mengusap air matanya, ia berusaha untuk menahan tangisannya dan kemudian membaca nama panggilan tersebut.

"Bibi," batin Rebecca.

"Hallo, Bi," sapa Rebecca.

"Rebecca, apakah pamanmu ada menghubungimu?" tanya Yuly yang adalah bibi Rebecca.

"Tidak ada! kenapa, Bi?"

"Pamanmu masih belum pulang, mungkin dia masih mencari pinjaman di mana-mana, besok adalah hari penting. kalau saja malam ini tidak mendapatkan uangnya maka mereka akan menjual ginjal itu ke orang lain. kalau sampai terjadi bagaimana dengan nasib kakakmu nanti,."

"Sudah malam begini paman masih belum pulang?" tanya Rebecca yang menetes air mata.

"Benar! bukan bibi ingin memarahimu, kau juga tahu, kan kalau kakakmu sedang kristis. kenapa dirimu bisa begitu tega tidak membantu mencari biayanya, seharusnya kamu harus sadar diri. selama ini kamu tinggal, sekolah dan makan semua dari pamanmu juga. dan kini kami kesulitan tapi dirimu malah diam saja."

"Bibi, aku harus bagaimana? aku juga sudah berusaha mencari pinjaman. tapi mereka yang menolakku," ujar Rebecca.

"Dirimu juga memiliki banyak teman, kenapa tidak mencoba pinjam dengan mereka."

"Mereka menolak setelah mengetahui nominal yang ku sebut."

"Rebecca, pamanmu sudah tua, kakakmu itu ingin menjadi dokter yang terkenal. bagaimanapun caranya kau harus membantu pamanmu untuk menyelamatkan kakakmu. pamanmu sangat sayang padamu selama ini. apakah kamu tega melihat dia yang sudah tua mencari pinjaman di mana-mana."

"Bibi, apa yang harus ku lakukan?" tanya Rebecca.

"Apakah kamu tahu, pamanmu tidak mendapatkan pinjaman karena kamu juga. dia rela mengorbankan putri sendiri demi kamu. kenapa kamu begitu tidak punya hati. hatiku hancur karena putri semata wayang kami harus meninggal muda. sedangkan kami yang sudah tua harus bergantung pada siapa lagi kalau dia meninggalkan kami."

"Apakah bibi ingin aku menyerah diri?" tanya Rebecca dengan perasaan hancur.

"Kenapa kamu harus ragu kalau demi nyawa kakakmu? kakakmu adalah calon dokter. dia adalah putri kebanggaan kami. tidak ada salahnya kalau kamu menerima tawaran itu. kalau bukan tuan Daniel Caprio siapa lagi yang harus kita cari."

Perasaan Rebecca semakin hancur setelah mendengar setiap ucapan bibinya, selama ini bibinya memang tidak begitu suka dengan Rebecca. sehingga ia tega mengorbankan gadis itu demi putri semata wayangnya.

Tidak lama kemudian Rebecca memutuskan panggilannya.

"Benar kata bibi, dari kecil hingga dewasa paman selalu saja sayang padaku. di matanya aku seperti putrinya. sekarang keluarga paman sedang kesulitan. tapi aku malah menghindar dan mementingkan diri. kalau saja ginjal itu terjual maka kakak tidak bisa diselamatkan lagi. dan paman akan sedih. sementara aku akan menyesal seumur hidup," batin Rebecca.

"Apakah janjimu bisa dipercaya?" tanya Rebecca pada Daniel.

"Tentu saja!" jawab Daniel yang menunjukan lembaran cek yang tertulis nominal yang dibutuhkan oleh Andres.

Daniel bangkit dan menghampiri gadis itu, lalu ia memapah gadis itu yang kakinya lemas dan tidak mampu berdiri lurus.

"Jangan takut! seharusnya kau bahagia karena bisa membantu mereka, ini bersangkutan dengan nyawa seseorang. hanya malam ini saja. setelah itu semua sudah berlalu. kakakmu akan sadar dan kembali mengejar cita-citanya," ucap Daniel.

"Aku akan melakukannya, tapi kau jangan membohongiku!"

"Aku bisa menikmati tubuhmu malam ini, mana mungkin aku berbohong padamu. walau angka itu tidak sedikit akan tetapi apa yang ku dapatkan juga luar biasa. dirimu hanya perlu turuti saja dan biarkan aku yang bekerja," kata Daniel.

"Apakah pria kaya sepertimu sering mengunakan kesempatan ini untuk bersenang-senang?"

"Kau salah! apa kau tahu beberapa hari lagi adalah pernikahanku, aku hanya ingin melepaskan malam pertamaku denganmu," jawab Daniel yang memeluk pinggang Rebecca.

"Kau adalah pria brengs*k," ketus Rebecca yang hanya bisa pasrah.

"Lepaskan bajumu! setelah aku selesai mandi, aku ingin melihat dirimu yang sudah tanpa pakaian," ucap Daniel yang melepaskan pelukannya.

Setelah Daniel menuju ke kamar mandi, Rebecca membuka kancing bajunya dengan tangan gemetar.

"Hanya malam ini, setelah selesai maka semua sudah berakhir. kakak bisa sembuh dan mengejar cita-citanya. paman pun tidak akan sedih terus," ucap Rebecca.

Sementara Daniel yang sedang berdiri di bawah air shower ia tersenyum karena sasarannya telah jatuh ke tangannya.

"Rebecca Famosa, akhirnya kau jatuh ke tanganku, malam ini dan malam seterusnya aku tidak melepaskanmu. lihat saja nanti kau tidak akan bisa lari dariku. dan hanya bisa melayaniku selama hidupmu," gumam Daniel.

Setelah selesai mandi ia melilit handuk ke bagian tubuh bawahnya. lalu melangkah keluar dan menghampiri tempat tidur. ia melihat gadis cantik itu sedang duduk dan tubuhnya ditutupi oleh selimut.

"Aku penasaran, bagaimana bentuk sesuatu yang tersimpan di dalam selimut ini," ucap Daniel yang menarik selimut itu dan melempas ke lantai.

"Aarrgghh...," teriak Rebecca yang semakin ketakutan, Daniel memandang tubuh yang seksi dan sempurna dengan tanpa beralih tatapannya.

"Indah sekali! kau membuatku tidak sabar," gumam Daniel yang melepaskan handuknya dan menampakan senjatanya yang sudah mengeras dan tegang.

Rebecca semakin cemas melihat senjata pria itu yang bersiap ingin merenggut keperawanannya.

Daniel yang berdiri di ujung tempat tidur ia naik ke atas kasur, ia menarik dua kaki Rebecca dan langsung membuka sehingga menampakan bagian inti wanita itu dan membuat Daniel semakin tidak sabar.

"Indah sekali," ucap Daniel yang menindih tubuh gadis seksi itu.

"Aarrggh...," jeritan Rebecca yang ketakutan. ia merasakan senjata pria itu yang begitu keras mengenai bagian intinya.

"Apakah kamu merasakannya? dirimu ini sempurna dari atas hingga ke bawah, dan saat aku melihat bagianmu ini aku semakin tidak sabar," ucap Daniel yang memainkan jarinya di bagian inti gadis itu.

"Aarrghh...," teriakan Rebecca yang ingin bangkit akan tetapi dia ditindih oleh pria itu.

"Jangan takut! pejamkan matamu dan biarkan aku menikmatinya," ucap Daniel yang menghisap dua tonjolan besar dan kenyal.

Rebecca mengeluarkan air mata karena merasa jijik dan tidak sudi harus menyerah diri pada Daniel. ia hanya bisa pasrah dan merasakan sentuhan dari pria itu.

Daniel dengan penuh na*su memainkan tubuh indah itu. hasratnya semakin mengebu-ngebu dan memainkam jarinya ke bagian inti gadis itu yang belum pernah tersentuh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!