Pacarku Pangeran Jin
Bab 1. Alinea Nailazaara
Alinea Nailazaara. Biasa dipanggil Nea, umur 16 tahun, kelas 10 di SMA favorit. Disebut SMA favorit karena hanya anak-anak pandai dan ber uang yang bisa sekolah disana. Nea bukan orang yang kaya namun Ia murid yang cerdas yang membuatnya bisa masuk dan sekolah disana tentunya dengan beasiswa.
Nea bukan anak gaul apalagi cantik. Penampilannya yang cupu membuatnya sering di bully tak jarang dia juga dikerjai teman sekelas nya dari melempar telur busuk, di kunci di kamar mandi saat sekolah sudah sepi. Nea tetap semangat sekolah meski perlakuan buruk yang diterimanya demi memenuhi impiannya menjadi Dokter. Nea tinggal bersama Papa, Mama, Adiknya bernama Alzian Mahaputra biasa di panggil Zian, kelas 6 SD.
Sarapan pagi di keluarga Nea
Mama Nissa
Nea, Zian makan yang banyak. Papa juga.
Mama Nissa mengambil nasi goreng plus telor ceplok diberikan kepada Nea, Zian juga Papa Dika.
Nea mengunyah dengan lahap sarapan yang selalu menjadi menu sarapan di keluarganya.
Zian tampak tidak berselera. Seminggu ini bocah 11 tahun itu meminta ayam goreng namun belum terpenuhi.
Papa Dika
Zian makan sarapanmu!nanti sore sepulang Papa dari kerja, Papa bawakan ayam goreng.
Mendengar itu Zian langsung melahap makanan sampai tidak bersisa. Sementara Mama Nissa dan Nea hanya menatap Papa Dika dengan janjinya. Janji yang entah berapa kali tidak ditepati.
Setelah sarapan selesai Nea dan Zian pamit ke sekolah masing-masing sementara Papa Dika berangkat ke perusahaan sebagai security.
Sampai di sekolah Nea. Gadis itu tampak membaca bukunya menunggu guru memasuki kelas berbeda dengan murid-murid lainnya yang hanya ngobrol sebagian bertingkah tidak jelas tiba-tiba jadi pelawak.
Pelajaran di mulai saat Guru memasuki kelas itu
Sekitar pukul 2 siang pelajaran telah usai murid bergegas pulang.
Pria paling tampan di sekolah yang juga merupakan teman sekelas Nea melangkah mendekati meja Alinea.
Gerry
Nea, aku antar balik?
Gerry tersenyum menatap Nea yang masih membereskan buku-bukunya. Disaat yang bersamaan Siska yang berada di barisan meja paling belakang menatap sinis keduanya.
Alinea
Aku bisa pulang sendiri Gerry.
Nea langsung bergegas pergi mengabaikan Gerry begitu saja sementara Gerry mengepalkan tangannya dengan penolakan Nea karena selama ini tidak ada gadis yang bisa menolak pesonanya.
Gerry
Awas kau gadis cupu!
Melihat sekolah sudah sepi Siska dan Melly melancarkan aksinya untuk kembali mengerjai Nea. Nea yang biasa mampir ke perpustakaan dulu terlihat keluar dari perpustakaan.
Siska
Woi cupu berani kau menggoda Gerry ku!
Siska menjambak rambut Nea dengan wajah menahan amarah
Melly
Sis kita amankah Nea dulu jangan sampai guru melihat kita.
Bisik Melly. Beberapa guru masih ada di sekolah.
Mendengar Melly, Siska langsung menarik paksa Nea ke tempat sepi
Tempatnya di ujung sekolah, toilet lama yang sudah tidak terpakai. Rumornya banyak hantu penunggu disana. Tempat itu begitu seram karena letaknya di ujung belakang hingga tidak ada yang berani menginjakkan kaki di tempat itu.
Siska
Masuk biar kau di cumbu penunggu toilet ini!
Siska mendorong Nea masuk ke toilet dan langsung menguncinya dari luar.
Alinea
Siska, Melly buka pintunya, aku takut.
Nea menangis sambil menggedor pintu.
Siska
Rasain siapa suruh macam-macam sama Siska.
Siska dan Melly meninggalkan tempat itu karena perasaan mereka sudah tidak enak apalagi merinding sudah menjalar di tengkuk meraka. Siska dan Melly berlari meninggalkan tempat itu.
Sementara Nea masih saja menggedor pintu itu sambil menangis namun tidak ada yang mendengarnya apalagi mendengar teriakannya.
Alinea
Mama, Papa tolong Nea.
Suara Nea semakin lama semakin lemah hingga karena ketakutan Ia tertidur.
Bab 2. Mahendra Abiyaksa
Alinea terbangun di sebuah rumah yang lebih mirip istana kerajaan di lihat dari arsitektur dan furniture di kamar itu.
Alinea mengerjap beberapa kali karena penglihatannya yang belum jelas setelah terbangun dari tidurnya.
Mahendra Abiyaksa
Kau sudah bangun?
Mahendra Abiyaksa pengeran dari kerjaan gaib. Berparas sangat tampan bahkan tidak ada kekurangan sedikit pun dari wajah tampannya. Mahendra berusia 200 tahun. Di dunia manusia berumur 20 tahun.
Alinea
Siapa kau, jangan mendekat!
Nea menahan pria itu agar tidak semakin mendekat ke arahnya dengan tameng tangannya seperti menahan.
Mahendra Abiyaksa
Aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin membantumu.
Mahendra mudur beberapa langkah karena tidak ingin gadis di depannya itu ketakutan.
Mahendra Abiyaksa
Aku melihatmu ketakutan di toilet tadi lalu membawamu ke rumahku agar bisa beristirahat dengan nyaman.
Singkat cerita karena terus menangis Mahendra jin yang mendiami toilet lama sekolah itu terganggu. Ia ingin memberi Nea pelajaran namun melihat gadis itu terus menangis dan tertidur karena kelelahan. Mahendra yang merasa kasian akhirnya membawa gadis itu ke alamnya. Gadis itu benar-benar mirip kekasihnya yang meninggalkannya demi pria lain.
Nea bangkit dari ranjang bergegas pergi namun tangannya di tahan si empunya rumah.
Mahendra Abiyaksa
Aku antar balik.
Mahendra tersenyum manis. Perlakuan manis ditambah wajah yang tampannya diatas rata-rata membuat Nea terperangah sesaat. Ia yang selalu di jahati teman-temannya juga kesendiriannya selama ini karena semua teman yang baik padanya semuanya hanya kebaikan semu.
Alinea
Tidak. Kau pasti sama saja seperti mereka yang hanya ingin mengerjai ku!
Nea yang sempat terperangah dengan kebaikan hati pria itu kembali sadar tidak ada siapapun yang baik kepadanya pasti ujung-ujungnya meraka hanya ingin berbuat jahat padanya.
Mahendra Abiyaksa
Aku bukan seperti itu, aku tulus ingin menjadi temanmu. Perkenalkan Mahendra.
Mahendra mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.
Ada keraguan dalam diri Nea namun tidak ada salahnya Ia berteman, terlebih pria ini sudah membantunya keluar dari toilet menyeramkan itu hingga Ia tidak dicumbu hantu penunggu toilet itu seperti ucapan Siska.
Alinea
Alinea panggil saja Nea.
Nea menjabat tangan Mahendra.
Nea dan Mahendra melangkah keluar kamar. Banyak pelayan istana berlalu lalang di istana itu. Nea menghentikan langkahnya sambil berpikir.
Alinea
Aku dimana, mana ada tempat seperti ini di kotaku kalau ada mungkin hanya di cerita dongeng. Pikir Nea dalam hatinya.
Mahendra Abiyaksa
Ada apa?
Berhenti menatap Nea yang tertegun di tempatnya.
Alinea
Kita dimana, apa mungkin aku mimpi?
Menepuk pipinya dengan keras sampai mengaduh.
Mahendra Abiyaksa
Kau jangan menyakiti diri sendiri.
Mahendra mengelus pipi Nea yang memerah. Perlakuan manis dari Mahendra membuat jantung Nea berdegup kencang. Ia menelan salivanya dengan susah payah akan pesona pria tampan itu.
Lagi pria itu membetulkan kaca mata Nea yang miring.
Nea langsung mundur beberapa langkah dari pria yang terus saja memperlakukannya dengan manis. Tidak butuh waktu lama Nea terpukau dengan pria itu.
Mahendra Abiyaksa
Ayo aku antar balik.
Mahendra menggenggam tangan Nea.
Kini Nea sudah berada di depan rumahnya. Saat itu hari sudah gelap sekitar pukul tujuh malam.
Alinea
Apa yang terjadi, kenapa kita tiba-tiba sudah di rumahku?
Alinea melihat sekeliling lalu terfokus pada Mahendra dengan pertanyaan. Semua sangat aneh dan seperti tidak nyata.
Mahendra Abiyaksa
Aku bisa sihir karena aku sekolah di sekolahan sihir. Cepat masuk!
Alinea
Sihir mana ada sihir?
Nea menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu melepas genggaman tangan Mahendra. Baru selangkah Ia kembali membalikkan badan menatap Mahendra.
Alinea
Bagaimana jika aku ingin bertemu denganmu?
Nea bertanya sedikit malu-malu.
Mahendra Abiyaksa
Pergilah ke toilet lama di sekolahmu panggil namaku aku pasti langsung datang.
Mahendra Abiyaksa
Masuklah!
Nea melambaikan tangannya melanjutkan langkahnya masuk namun saat sudah berada di daun pintu Ia kembali melihat Mahendra namun pria itu sudah lenyap dari tempatnya.
Nea Membuka pintu lalu masuk.
Istana Mahendra Abiyaksa.
Bab 3. Penjaga Gaib Alinea
Nea memasuki rumahnya dengan senyum yang terus terpancar membuat keluarganya menatap bingung.
Papa Dika
Kau dari mana saja Nea, jam segini baru pulang?
#Papa Dika berucap dengan nada meninggi
Mama Nissa
Kau ada masalah di sekolah, Nak?
# Mama Nissa mendekat mengusap wajah Nea
Alinea
Nea hanya main ke rumah teman. Mengerjakan tugas kelompok iya tugas kelompok.
# Nea menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Zian
Kak kenapa pulang, tadinya kan aku ingin menghabiskan ayam goreng ini.
Zian mendekap kotak yang berisi ayam goreng.
Tidak mau kalah Nea segera melakukan jurus perebutan paksa ayam goreng yang dikuasai Zian.
Setelah mengerjakan tugas Nea membaringkan tubuhnya di ranjang. Ia menatap langit-langit kamarnya membayangkan Mahendra pria tampan yang di temuinya tadi. Semua begitu cepat bahkan seperti mimpi mengenal pria tampan yang mempunyai kemampuan sihir hebat.
Keesokan harinya.
Nea kembali sekolah seperti biasa tidak ada yang aneh. Siska dan Melly yang mengamati Nea nampak aneh karena nyatanya Nea bisa lolos dari kamar mandi walaupun Ia sudah yakin menguncinya sedangkan tidak ada orang yang beraktivitas maupun hanya sekedar lewat. Bagaimana Nea bisa keluar itu yang memenuhi pikiran Siska.
Siska
Mel lihat itu Nea, dia kok baik-baik saja. Aku yakin kemarin mengunci dengan benar?
# Siska berpikir keras.
Melly
Paling juga penunggu toilet itu yang ngeluarin.
# Melly terus saja menatap pantulan wajahnya di cermin.
Siska
Hus jangan macam-macam nanti penunggunya datengi elo.
Melly
Berani datengi gue gue bejek-bejek.
# Enteng Melly dengan ucapannya.
Praanngggg
Kaca Melly tiba-tiba terjatuh membuat pecahan kaca berserakan.
Melly langsung tertegun dengan kejadian yang begitu cepat seolah ada yang menepis tangannya tadi.
Siska
Kenapa bengong cepat bersihkan, sebelum guru masuk kelas!
Melly
I- iya.
# Melly langsung membersihkan pecahan kaca namun hal yang tidak luput darinya sedari tadi tengkuknya merasa aneh karena terasa berat juga bulu kuduknya merinding.
Setelah sekolah usai serta murid-murud yang satu persatu meninggalkan sekolah. Siska punya ide untuk kembali mengerjai Nea namun kali ini beda dari yang kemarin. Siska dan Melly segera mengejar Nea yang baru saja keluar kelas.
Alinea
Mau apalagi kau, belum puas kau mengurungku kemarin!
# kali ini Nea berusaha melawan.
Melly
Kasih pelajaran Sis, beraninya melawan kita.
# mendorong Nea
Belum juga menyentuh tubuh Nea, Melly sudah terhempas duluan.
Siska
Elo kenapa, bukannya dorong Nea malah jatuhin diri sendiri.
Melly masih tertegun di lantai karena lagi-lagi Ia merasa ada seseorang yang mendorongnya dengan kuat tapi bukan Nea
Melly
Kita pergi Sis.
# Melly langsung menarik tangan Siska meninggalkan Nea yang masih merasa aneh karena Melly seperti ketakutan saat menatapnya.
Tidak ingin memikirkan Siska dan Melly lebih jauh Nea berjalan ke belakang sekolah di tempat yang sepi itu. Ia memasuki toilet tempat kemarin Ia di kurung.
Alinea
Mahendra, Mahendra.
# Panggil Nea.
Bak sulap atau sihir. Nea sudah berada di istana kemarin. Tepatnya istana milik Mahendra. Namum bukan di kamar melainkan di taman yang disana tertanam bunga-bunga cantik berwarna-warni dengan air mancur yang begitu menyejukkan.
Nea mendekat ke arah pria yang duduk di bangku taman itu.
Alinea
Mahendra.
# Menepuk bahu pria itu.
Mahendra Abiyaksa
Kau sudah datang?
#Mahendra menarik tangan Nea mengajaknya duduk di sebelahnya.
Nea bahagia bisa melihat wajah tampan Mahendra yang meneduhkan jiwanya. Perlakuan manis dan baik Mahendra yang belum pernah Nea dapatkan dari siapapun membuatnya langsung jatuh hati pada pria itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!