NovelToon NovelToon

Bite me, Heal me!

Stefly dan Bobby.

Siang hari di kota ini memang sangat terik. Maklum saja kota ini adalah ibu kota negara kita tercinta yang penuh gedung-gedung pencakar langit yang memantulkan cahaya matahari yang panas.

Siang hari ini suhu mencapai 33° C. Meski sudah menggunakan pendingin ruangan namun terik matahari tetap saja mengusik tidur seorang Youtuber ASMR cantik bernama Stefly Princesa. Wanita dua puluh lima tahun dengan gangguan tidur yang parah.

"Argh.." Stefly menarik selimutnya hingga menutupi muka.

Ddrrt..

Sebuah pesan masuk ke ponselnya.

"Siapa sih pagi-pagi sudah kirim pesan, huft." Stefly mengambil kacamata bulatnya, dia tidak menderita rabun jauh atau dekat atau masalah mata lainnya, tapi dia lebih nyaman menggunakan kacamata dari pada tidak.

'Message from Kak Vreya.

Sudah bangun kan Stef? Ingat kamu harus posting produk endorse kutek sebelum jam satu siang. Balas pesanku kalau sudah bangun.'

Stefly melirik jam di atas nakas.

"Sudah jam sebelas siang?? Mampus aku!" Stefly cepat-cepat menuju ruang tamu, dia mencari produk endorse yang dimaksud editor sekaligus manajernya.

"Aduh.. yang mana sih?" Stefly membuka kardus-kardus kiriman endorse.

"Ah.. ketemu." Stefly segera mencuci tangan lalu memakai kutek.

Ckrek..

Ckrek..

Ckrek..

Selesai sudah tugas endorsenya.

"Argh.. Sakit kepalanya datang lagi." Stefly mencari obat sakit kepala di laci nakas, lalu meminumnya.

Sakit kepala dan gangguan tidur sudah menjadi teman Stefly sejak lima tahun lalu tepatnya setelah kecelakaan maut yang mengakibatkan kedua orang tuanya meninggal dunia.

Ting.. tong.. ting.. tong..

"Aduh.. siapa sih yang datang? Hish.." Stefly membuka pintu apartemennya.

"Hai.. siang Stefly." Sapa seorang wanita blasteran.

"Oh.. hai.. siang, emm.. siapa ya?" Stefly masih mencoba mengingat-ingat siapa wanita berambut pendek ini.

"Aku Nathalie, produser utama program dating 'Dare to Date?'. By the way, kenapa ya kontraknya dibatalkan?" Tanya Nathalie jutek.

"Aku nggak membatalkan kok, kan memang belum tanda tangan kontrak." Stefly membela diri.

"Tapi manajer kamu sudah bilang kalau kamu mau ikut, jadi beberapa endorse masuk karena tahu kamu akan ikut program kita. Jadi kalau kamu membatalkan kamu harus menanggung kerugian kami karena membatalkan endorse." Jelas Nathalie.

"Kok bisa gitu? Kan aku belum tanda tangan kontrak."

"Emm.. oke, kalau memang masih menolak. For your information, setelah ini pihak kami bakal rilis artikel tentang semua pemain menerima tawaran kecuali kamu. Emm.. bisa jadi rumor tentang kamu ini seorang cowok yang menyamar jadi cewek demi konten bakal ramai lagi nih?" Salah satu keahlian Nathalie adalah mengintimidasi lawan bicaranya.

Stefly menghela nafas, dia memijat ujung keningnya. Rumor tentang dirinya seorang lelaki atau transgender memang ramai dibicarakan netizen, hal ini dikarenakan Stefly tidak pernah mengeluarkan suara di setiap kontennya.

'Gila.. darahnya wangi banget, pasti manis.' Batin Nathalie.

"Oke, aku ikut." Stefly tidak ingin memperpanjang masalah.

Nathalie tersenyum, "Kalau begitu boleh masuk dong? Kamu harus tanda tangan surat kontraknya."

Stefly mempersilahkan Nathalie masuk.

"Silahkan duduk." Stefly mempersilahkan Nathalie duduk di ruang tamu.

"Kamu tinggal sendiri?" Tanya Nathalie sambil memberikan amplop berisi surat kontrak.

"Iya." Stefly menandatangani surat kontrak.

"Nggak dibaca dulu?"

"Aku yakin seorang produser profesional tidak akan melakukan hal-hal tidak baik." Stefly menyindir Nathalie.

"Hmm.. oke, terima kasih. Kalau begitu aku permisi, sampai jumpa saat pertemuan semua pemain ya." Nathalie berjalan menuju pintu, Stefly mengikutinya.

"Emm.. by the way kamu wangi banget ya." Nathalie pergi setelah mengatakan hal yang ambigu.

Stefly mengendus-endus badannya. Dia merasa tersindir karena belum mandi, padahal yang dimaksud Nathalie bukan itu.

...----------------...

Ting.. tong.. ting.. tong.. ting.. tong..

Seorang lelaki tampan dengan tinggi seratus delapan puluh berjalan malas untuk membuka pintu apartemennya.

"Hai brother." Nathalie memeluk lelaki itu.

"Ihh.. apa sih? Lepas.. lepas!" 

Bobby Hwang, dua puluh lima tahun, dia adalah mantan artis cilik yang kini sukses menjadi rapper berkelas internasional.

Wajahnya oriental, karena sang ayah adalah orang Korea sedangkan ibunya wanita asli negara ini. Alisnya tebal, hidungnya mancung, dagunya runcing dan badan atletis.

"Lama nggak bertemu semakin seksi aja." Nathalie mencubit lengan Bobby.

"Seneng kan kamu bisa bikin aku balik ke negara ini?" Bobby menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Bukan aku, kamu sendiri kan yang mau pulang ke negara ini." Nathalie duduk di sofa berhadapan dengan Bobby.

"Kalau kamu nggak mengancamku dengan foto itu aku enggak bakal balik ke sini cuman demi ikut acara dating yang kamu buat." Suara Bobby terdengar kesal.

"Oh.. foto kamu baru menghisap darah staf kamu di balik panggung ya?" Nathalie sangat senang mengganggu sepupunya itu.

Bobby menjitak kepala Nathalie.

"Aww.. sakit dong Bob!!" Ringkik Nathalie.

"Beneran sudah kamu hapus kan fotonya?"

"Sudah!" Nathalie menyodorkan surat kontrak ke Bobby.

"Tolong tanda tangan di kontrak ini."

Bobby mengambil amplop berisi surat kontrak 'Dare to Date?' lalu menandatanganinya.

"Nih sudah, sana pulang."

"Kamu masih sering menghisap darah orang?" Tanya Nathalie tiba-tiba.

"Enggak, waktu itu aku kasihan aja. Karena dia sedang sakit kepala jadi nggak fokus kerja, dia dimarahi karena menghilangkan gelang endorse. Lalu dia menangis di belakang panggung, ya sudah aku hisap saja biar dia sembuh dan mood-nya kembali bagus." Bobby menjelaskan kejadian pada foto yang Nathalie pakai sebagai barang untuk mengancam.

"Makanya jangan suka ikut campur urusan orang, biarkan saja dia sakit, kan ada obat. Kita memang vampir yang bisa menyembuhkan sakit ringan manusia tapi bukan berarti kita harus hisap tiap manusia yang sakit kan? Ingat kamu juga harus berhati-hati, bagaimana kalau orang lain yang melihat kejadian waktu itu?"

Bobby diam, dia setuju dengan pemikiran Nathalie.

"Ya sudah istirahat sana, nikmati waktumu di sini." Nathalie pergi dari apartemen Bobby.

"Hah.. dasar cewek gila." Bobby berbating di atas sofa.

Bobby dan Nathalie adalah vampir zeronix, vampir yang memiliki 80% darah manusia 20% darah vampir.

Karena lebih banyak darah manusia yang mengalir di tubuh mereka maka kebiasaan mereka sangatlah mirip dengan manusia. Namun keinginan mereka meminum darah tetap ada, tapi sebagian besar vampir zeronix bisa menahannya.

Ada satu keistimewaan vampir zeronix yaitu orang yang mereka hisap darahnya secara langsung akan merasakan manfaatnya karena zat aktif zeronix yang dapat menyembuhkan sakit ringan dan membuat tubuh terasa bugar. Namun zat aktif zeronix hanya bertahan selama 48 jam saja di tubuh manusia.

...----------------...

Keesokan harinya.

Bobby sedang lari-lari di area jogging apartemen. 

"Suasananya beda banget sama New York." Gumam Bobby sambil mengedarkan pandangannya.

"Bau darahnya wangi banget." Bobby mencari sumber wangi yang dia maksud.

Bobby menemukan Stefly tergeletak di dekat kursi taman.

"Ya ampun, tolong.. tolong.. pak.. pak.. tolong pak ada orang pingsan." Bobby memanggil petugas keamanan.

Tiga orang petugas keamanan datang.

"Mau dibawa ke apartemen nomor berapa ini mas?" Tanya seorang petugas keamanan.

"Emm.. e.. 505 pak." Karena panik Bobby reflek menyebutkan nomor apartemennya.

Seorang petugas keamanan datang dengan tandu untuk membawa Stefly.

"Minta tolong dibaringkan di sofa pak." Pinta Bobby.

Petugas membaringkan Stefly di sofa, lalu keluar dari apartemen Bobby.

"Gila.. wangi banget darahnya." Bobby mencium bau wangi darah yang tidak biasa dari Stefly.

Bobby melihat kantong obat yang milik Stefly.

"Ternyata dia ada gangguan tidur ya? Kasihan."

Bobby merasa iba pada Stefly, lalu tiba-tiba muncul ide untuk menghisap darah Stefly.

"Mm.. oke.. aku berniat membantu bukan untuk kesenanganku saja." 

Bobby membungkukan badan, mendekatkan wajahnya di leher Stefly, dan mulai mengeluarkan taringnya.

Bobby menghisap darah Stefly yang wangi dan manis. Bobby menikmatinya.

"APA-APAAN KAMU?" Stefly sadar lalu mendorong Bobby hingga terjatuh.

Bersambung..

Dia adalah vampir?

Stefly mulai sadar dari pingsannya.

'Mampus.. kenapa dia malah bangun sih? Seharusnya orang yang aku hisap pingsan selama lima belas menit. Tapi ini…?' Bobby bingung, dia tidak tahu harus berbuat apa.

"Dimana aku? Kamu siapa?" Gertak Stefly.

"Emm.. aku, ee.." Bobby menelan ludah, dia benar-benar panik.

"Haloooo.. aku bicara denganmu! Dimana aku??" Stefly kesal.

"Aku jelaskan dulu, jangan panik." 

"Jangan mendekat!" Stefly berdiri di atas sofa.

"Jelaskan dulu siapa kamu? Kenapa aku disini? Dan apa yang baru saja kau lakukan padaku?!"

"Emm.. ini di rumahku, aku Bobby Hwang. Dan tadi aku… emm.. sedang menghisap darahmu." Suara Bobby menjadi pelan di akhir kalimatnya.

"Apa katamu?? Menghisap darahku?? Alasan bodoh macam apa itu?? Bilang saja kamu mau berbuat mesum kan?? Aku bakal laporin polisi!!" Ancam Stefly.

"Jangan dong! Bener aku ini vampir, vampir yang bisa sembuhin sakit ringan manusia. Selama 48 jam sakit kepala dan gangguan tidurmu akan hilang.

" Apa?? Vampir?? Sudah.. sudah omong kosongnya, bukakan pintu, aku mau pulang!" 

"Baiklah, sekarang kamu ada di apartemen Shila hill nomor 505." Kata Bobby sambil membukakan pintu.

'Hmm? Shila hill? 505? Dia orang yang menghuni lantai atas apartemenku dong?' Batin Setfly.

Krek..

Pintu terbuka Bobby mempersilahkan Stefly keluar.

Stefly buru-buru keluar dari apartemen Bobby, dia turun melalui tangga.

"Dasar cowok aneh! Bisa-bisanya ada penghuni apartemen yang meresahkan gitu." Stefly buru-buru membuka pintu apartemennya.

"Hoaaam.. akhirnya aku mengantuk juga. Hmm.. sakit kepalaku sudah hilang ternyata." Stefly masuk ke kamar lalu tidur.

Stefly tidur dengan sangat nyenyak dan bangun pukul tiga sore.

"Baru bangun?" Tanya Vreya.

"Oh.. kakak ada disini ya." Stefly berjalan mengambil air minum.

"Iya, aku datang jam satu siang tadi. Sudah ada tiga video yang selesai edit, jadi kamu ada tabungan video empat video." Jelas Vreya sambil menutup laptopnya.

"Bagus deh, aku ketiduran dari pagi. Jadi belum sempat buat video."

"Dari pagi?? Tumben kamu bisa tidur lama? Obat tidurnya cocok ya? Atau kamu sudah periksa lagi ke dokter?"

"Aku belum minum obat apapun."

"Syukurlah, aku senang kalau gangguan tidurmu mulai membaik." 

Tiba-tiba Stefly teringat kata-kata Bobby, lalu dia menepisnya sendiri, tidak masuk akal!

"Kenapa geleng-geleng? Pusing lagi ya?" Tanya Vreya.

"Eh.. nggak kak."

"Aku pulang ya, jangan lupa makan." Vreya pergi.

"Ih.. nggak mungkin, ini pasti kebetulan aja." Stefly akhirnya memilih untuk syuting ASMR agar otaknya tidak berpikir hal-hal aneh.

Pukul 22:30 

"Wah.. akhirnya produktif juga aku hari ini." Stefly selesai syuting tiga video sekaligus.

"Lapar." Stefly menengok bahan makanan yang ada di dapur, tapi dia tidak ada ide mau memasak apa.

Stefly memakai kacamata dan jaket, dia pergi keluar untuk mencari makan.

Tak lama kemudian satu bungkus bakmi jawa super pedas berhasil dia pinang.

Stefly menunggu lift.

"Hai.. ketemu lagi." Sapa Bobby yang baru saja tiba.

Stefly mundur dua langkah menjauh dari Bobby.

TING!

Pintu lift terbuka, Bobby segera masuk. “Tidak ikut masuk?” Tanya Bobby.

Stefly dengan malas masuk ke dalam lift, dia berdiri menempel dinding lift menjauh dari Bobby.

“Tenang saja aku enggak bakal menggigit manusia sembarangan, jadi jangan takut gitu.” Bobby merasa terhina ada orang yang menjauhinya seperti ini, biasanya orang-orang selalu tergila-gila dan ingin menempel padanya.

Stefly tidak merespon. 

“Bagaimana tidurmu? Nyenyak kan? Badanmu terasa bugar kan? Itu karena zat zeronix yang masuk ke tubuhmu, tapi hanya akan bertahan 48 jam saja.” 

Stefly melirik Bobby sinis, dia merasa Bobby benar-benar orang yang aneh.

TING!

Pintu lift terbuka, Stefly segera keluar lalu masuk ke apartemennya.

“Gila.. gila.. gila.. dasar orang gila, orang aneh, orang mesum.” Begitulah image Bobby dimata Stefly.

Stefly segera menyantap makan malamnya. Setelah selesai makan matanya terasa sangat berat. Stefly melirik jam dinding, pukul 23:10.

Stefly merebahkan diri di sofa. “Rebahan sebentar ah..” Bukan sebentar, nyatanya dia tidur pulas hingga pagi hari, tanpa membersihkan piring makan, apalagi cuci muka dan gosok gigi.

“Arghh..” Stefly menggeliatkan badan, dia terbangun karena sinar matahari mengintip di celah-celah tirai.

“Sudah pagi??” Stefly kaget, dia melihat jam di ponselnya. “Jam enam pagi? Wow.. aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa obat.” 

Lagi-lagi Stefly teringat kata-kata Bobby. “Haish.. kenapa sih pagi-pagi wajahnya sudah berkeliaran di otak.” 

Stefly cuci muka, gosok gigi lalu bersiap untuk jogging. “Enak ya ternyata kalau bisa tidur nyenyak, bangun tidur badan terasa bugar.” 

Stefly melihat Bobby di kursi taman, dia berbalik arah, Stefly tidak ingin bertemu dengan Bobby.

“Hih.. amit-amit, jangan sampai deh berpapasan sama orang itu.”

Stefly akhirnya kembali ke apartemennya, mood-nya untuk olahraga sudah hilang karena melihat Bobby.

Karena merasa badannya sangat bugar Stefly memanfaatkannya dengan membuat konten endorse sebanyak yang dia bisa lakukan.

Hingga akhirnya pukul delapan malam dia sudah merasa lelah dan mengantuk, setelah selesai mandi Stefly tertidur pulas.

Keesokan harinya.

Stefly terbangun karena kepalanya terasa sangat sakit. Dia buru-buru mencari obat pereda rasa nyeri.

"Dimana sih?" Karena terburu-buru Stefly tidak menemukan obat yang dia cari.

Stefly berbaring lagi di tempat tidur, mengatur napas sambil memejamkan mata.

Tiba-tiba dia ingat kata-kata Bobby tentang zat zeronix yang hanya bertahan 48 jam.

Bersambung..

"Tidak mungkin, tidak.. tidak." Stefly memijat kepalanya tapi tidak meredakan rasa sakitnya. 

"Haruskah dicoba?" Stefly hilang akal, dia keluar dari apartemennya menaiki lift menuju lantai lima, apartemen Bobby.

Ting.. tong..

Bobby membuka pintu. "Kamu pasti baru kesakitan ya?" Tanya Bobby.

"Buktikan omonganmu." Stefly menerobos masuk ke apartemen Bobby.

"Mau minta aku hisap darahnya?" 

"Hmm.." 

"Benar? Yakin?" 

"Iya."

"Oke, ini atas permintaan kamu ya." Bobby menyibak rambut panjang Stefly yang menutupi leher jenjangnya, Bobby langsung bisa mencium bau wangi dari darah Stefly.

Stefly merasa seperti disuntik, terasa sakit tapi bisa ditahan.

'Wangi dan manis sekali darah cewek ini.' Batin Bobby saat menghisap darah Stefly.

Bobby sudah selesai menghisap, lalu seketika sakit kepala Stefly hilang.

"Hahh.. benar." Stefly menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Jadi kamu benar-benar vampir yang bisa menyembuhkan orang??" 

"Sst.. jangan keras-keras ngomongnya."

"Nggak bakal ada yang dengar juga di luar. Ceritakan siapa kamu sebenarnya, aku jadi penasaran." Stefly duduk di sofa dia bersemangat mendengar cerita tentang Bobby.

"Chh.. lihat tuh sekarang sikapmu berbeda sekali dengan kemarin."

"Oh.. itu.. emm.. soalnya apa yang kamu bilang terdengar nggak masuk akal, maaf." 

"Hmm.. oke sebelum itu kita kenalan dulu, nama aku Bobby Hwang."

Stefly merasa tidak asing dengan nama itu, dia memutar otak tapi belum ketemu juga jawabannya.

"Oh.. aku Stefly. Emm.. bisa nggak kalau digigit dua kali sekaligus jadi nanti zat xeronix-nya bertahan 96 jam?"

"Hahaha.." Bobby tertawa, wajar saja jika Stefly berpikir seperti itu.

"Sayangnya enggak tuh, mau digigit seratus kalipun tetap cuman bertahan 48 jam saja."

"Hmm.. kalau begitu setiap 48 jam sekali aku harus mendatangimu untuk dihisap darahnya dong?"

"Chh.. untungnya apa buat aku?" Bobby jual mahal padahal sebenarnya dia juga mau.

"Emm.. ya jelas ada dong! Kan kamu menghisap darahku." 

"Selain itu?"

"Apa dong?"

"Aku belum punya koki langganan disini, mau jadi kokiku?" Tanya Bobby.

"Oke, deal!" Stefly mengukurkan tangan mengajak bersalaman.

"Deal." Bobby menyambut tangan Stefly.

Hisapan Bobby.

Pukul lima pagi Stefly sudah bangun untuk bersiap masak. Dia harus membuatkan Bobby sarapan sebagai bentuk terima kasih sekaligus sogokan agar Bobby mau menghisap darahnya.

"Masak yang sederhana saja deh." Stefly berencana memasak spaghetti dan sandwich.

"Sudah selesai." Stefly menengok jam dinding, pukul 06:10.

"Kepagian nggak ya? Jangan-jangan dia belum bangun? Hmm.. coba dulu saja deh." Stefly membawa hasil masakannya ke apartemen Bobby.

"Taraaaa.." Stefly dengan bangga pamer hasil masakannya.

"What?? Sebanyak ini buat aku semua?? Gimana cara habisinnya??" Bobby kaget karena Stefly membawa spageti dengan lima porsi makan dan sepuluh potong sandwich.

"Makan yang banyak ya, semoga harimu menyenangkan, bye." Stefly tidak mau tahu soal bagaimana Bobby akan menghabiskan makanan itu, yang penting tugasnya selesai.

Stefly kembali ke apartemennya. Dia bersiap untuk jogging. 

Stefly menengok sekitar, dia tidak melihat Bobby. "Tumben orang itu tidak jogging."

Cukup empat puluh menit saja waktu untuk jogging, Stefly pulang lalu mandi dan bersiap untuk membuat konten.

"Oh? Sebentar lagi jam makan siang, hmm.. aku malas masak. Aku beli pizza aja deh." Stefly memesan pizza secara online.

Tak lama pizza pesanan Stefly datang.

"Hmm.. enak banget baunya, seharusnya aku tadi beli buat aku juga, huft.. apa boleh buat sudah terlanjur." Stefly membawa dua porsi pizza ukuran jumbo ke apartemen Bobby.

"Kamu nih gila ya? Makanan tadi pagi saja masih banyak kenapa sekarang bawa pizza sebesar itu?" Bobby menepuk jidatnya.

"Emm.. kalau gitu aku temenin makan boleh nggak? Bau pizza-nya harum banget nih, ngiler." Kata Stefly.

'Padahal darahnya lebih harum dan lebih bikin ngiler.' Batin Bobby.

"Ya sudah ayo masuk." Bobby mempersilahkan Stefly masuk ke apartemennya.

"Aku buka ya pizza-nya?" 

"Nggak usah minta izin kan itu punya kamu." Bobby berjalan menuju lemari pendingin untuk mengambil minum.

"Jus jeruk mau?" Tanya Bobby.

"Boleh."

Bobby membawa dua botol jus jeruk dingin.

"Hmm.. enak banget lho pizza-nya, coba deh." Stefly semangat sekali melahap pizza.

Bobby mencobanya. "Biasa aja tuh."

"Hish.." Stefly kesal Bobby tidak setuju dengannya.

"Ngomong-ngomong apa pekerjaanmu?" Tanya Bobby.

"Aku youtuber ASMR." Jawab Stefly.

"Wow.. orang dengan gangguan tidur ternyata seorang youtuber ASMR?" Bobby tidak percaya.

"Iya, aku merasa tersiksa karena gangguan tidurku. Jadi aku tidak ingin orang lain merasakannya, maka dari itu aku membuat konten ASMR untuk membantu mereka yang mengalami hal yang sama denganku."

Bobby menatap wajah Stefly, dia mulai berempati.

"Kalau pekerjaanmu apa?" Tanya Stefly.

"Kamu nggak kenal aku siapa??" 

"Bobby Hwang kan?" 

"Iya, kamu nggak tahu ya siapa Bobby Hwang?"

"Tahu dong, vampir zeronix!"

"Bukan itu."

"Emm.. kita baru kenal bagaimana aku tahu?" Jawab Stefly dengan santai.

"Aku ini raper, coba saja browsing 'Bobby Hwang' di youtube." 

"Nggak ah, raper kan berisik, aku nggak suka musik berisik, mengganggu."

Bobby kesal pekerjaannya dibilang mengganggu.

Stefly dan Bobby mengobrol cukup lama.

...----------------...

Keesokan harinya.

"Oke Stef, coba sekarang pakai wig yang warna blonde ini deh. Kayaknya kontak lens yang warna terang akan lebih bagus kalau rambutnya juga terang." Vreya menyodorkan sebuah wig panjang berwarna blonde.

"Nggak ah Kak, pasti muka aku bakal aneh." 

"Ih.. coba dulu aja." Vreya memasang wig di kepala Stefly.

"Tuh kan Kak aneh." Stefly mengangkat cermin di tangannya.

"Ya sebentar, ini kan belum rapih, masih harus dicatok dulu biar bagus." 

Stefly pasrah Vreya menata wig yang sudah terpasang di kepalanya.

"Cantik kok Stef, malah menurut aku lebih cantik kalau kamu pakai rambut warna terang."

Stefly bercermin, dia tidak begitu suka dengan warna wig itu, terlalu mencolok.

"Sudah Kak buruan foto, biar cepat selesai." Stefly bersiap pose di depan kamera.

"Oke.. satu.. dua.. tiga.."

Cekrek.. cekrek.. cekrek..

Pemotretan barang endorse berlangsung dua jam lebih.

"Hah.. akhirnya selesai juga." Stefly melepas wig lalu menggerai rambut panjangnya, dan memakai kacamata.

"Oiya.. besok jam sepuluh jadwal meeting pertama sama kru dan pemain 'Dare to Date?' ya Stef. Aku jemput jam sembilan pagi, oke?" Kata Vreya sambil mengemasi barang-barang bawaannya.

"Oke kak."

"Belakangan gangguan tidur dan sakit kepalamu nggak kumat ya Stef?"

"Emm.. iya kak."

"Bagus deh, makanya kulit kamu jadi semakin bagus karena kualitas tidurmu juga bagus. Hmm.. sebentar lagi pasti bakal ada produk endorse perawatan kulit nih." 

Stefly hanya tersenyum kaku.

"Aku pulang ya sudah jam tujuh malam nih, bye." Vreya keluar dari apartemen Stefly.

"Hmm.. besok pagi zat zeronix-nya sudah hilang. Bagaimana ini?" Stefly bingung.

...----------------...

00:30 waktu setempat.

"Hmm.. nggak ada efeknya lihat video ASMR Stefly. Hah.. aku membantu orang gangguan tidur tapi sekarang malah aku yang nggak bisa tidur. Huft.." Bobby keluar dari kamar berjalan menuju balkon.

"Dingin sekali malam ini." Bobby menghirup udara malam.

"Harumnya darah Stefly tercium sampai sini, benar-benar luar biasa wangi." Jiwa vampirnya terusik, Bobby mengikuti instingnya, dia melakukan teleportasi ke apartemen Stefly.

"Rupanya kamu juga baru di balkon pantas saja." Bobby sudah duduk manis di sofa.

Stefly kaget, "Heh.. kamu nggak sopan banget sih?? Jangan seenaknya saja teleportasi kesini gini dong!" Stefly menutup pintu balkon.

"Aku nggak bisa tidur, aku lihat video mu tapi nggak ada efeknya tuh. Nggak manjur tuh buat aku." Bobby berjalan mengelilingi ruang tamu apartemen Stefly.

Stefly tidak terima karyanya di ejek Bobby, dia merasa videonya telah banyak membantu orang-orang yang kesusahan tidur.

"Nih.." Stefly menyodorkan obat tidur miliknya.

"Apa nih?"

"Obat tidur."

"Nggak butuh."

Stefly tiba-tiba teringat kalau dia butuh dihisap darahnya oleh Bobby.

"Eh.. ya sudah kamu hisap saja darahku siapa tahu bisa bikin ngantuk." Kata Stefly.

"Benar??" Bobby sumringah.

Stefly mengangguk. Bobby segera menghisap darah Stefly dari leher. 

Darah Stefly terasa semakin manis dan wangi.

"Sudah.. sudah.. jangan banyak-banyak." Stefly mendorong badan Bobby.

Bobby membersihkan darah di bibirnya dengan lidah. "Hmm.."

"Seenak itu ya?" Tanya Stefly heran.

"Oke.. aku pulang, mau mencoba tidur." Bobby tidak ingin menjawab Stefly.

"Iya aku juga mau tidur." Stefly sudah merasa badannya lebih enak dan mulai merasa mengantuk, sepertinya zat zeronix sudah mulai bekerja.

Bobby berjalan mendekat ke Stefly.

"Kenapa?"

"Good night Stefly." Dengan suara berat dan sexy Bobby menggoda Stefly, sekejap Bobby menghilang tanpa jejak.

"Hishh.. dasar vampir nggak sopan." 

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!