Di sebuah Mansion mewah di Surabaya, terlihat seorang ibu dan anak gadisnya tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk anggota keluarga mereka.
Sang ibu sibuk memasukkan bahan makanan membuat sayur lodeh sementara sang gadis tengah mengupas bawang merah dan bawang putih untuk membuat sambal terasi.
Setelah membuat sarapan, gadis itu melanjutkan pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan mencuci pakaian sebelum keluarganya berkumpul.
Rasanya sudah sangat bosan bila harus melakukan rutinitas yang sama setiap harinya.
Ingin protes juga percuma karena memiliki seorang kakak laki-laki sangat posesif kepadanya sedari kecil.
Beruntung sang mami sangat mengerti dirinya, hingga ingin pergi keluar rumah tanpa sang kakak tidak akan ketahuan.
Gadis itu mendekati sang mami setelah selesai mencuci piring karena ingin mencoba merayu agar dapat menuruti permintaan nya.
"Zurra pingin kerja, mami. Kenapa bang Emier nggak kasih izin, sih!" Sungut seorang gadis memiliki nama lengkap Azzura Calliandra Soecipto sedang mengadu kepada mami Nasya.
"Sabar. Kamu kan tahu kalau Abang kamu yang satu itu sangat posesif padamu," terang mami Nasya menenangkan anak gadisnya.
Azzura menghela nafas panjang. Usia nya sudah 24 tahun dan sudah 2 tahun ia menganggur tanpa mengasah kemampuan belajarnya selama ini melalui pekerjaan. Hingga sekarang belum tahu alasan pasti yang diberikan Emier untuk meyakinkan dirinya agar tidak bekerja.
"Abang itu kenapa sangat posesif sih, mi? dengan bang Asnan, Azzam, dan Emira gak begitu. Bahkan bang Asnan dan Humairah sekarang pendidikan keluar negeri," sungut Azzura sangat kesal sekali kepada Emier, kakaknya.
Mami Nasya hanya dapat menggelengkan kepala melihat tingkah Azzura setiap harinya ketika protes atas perlakuan anak sulungnya, Emier. "Sabar, sayang."
Azzura berdecak mendengar kata sabar itu. Mau sampai kapan sabar dengan sikap Emier yang semena-mena, menurut Azzura.
"Nah. Ini dia orang nya!" Sungut Azzura ketika melihat Emier baru saja tiba di ruang makan.
"Ada, apa?" Tanya Emier kemudian mengambil separuh telur dadar dari piring milik Azzura. Tentu saja kelakuan Emier semakin membuat gadis itu tersungut-sungut.
"Abang Emier, iiih. Ambil sendiri, kenapa?" Decak Azzura.
Tetapi, melihat Azzura seperti ini membuat hatinya senang. Emier terkekeh tetapi tidak mengulangi kesalahan yang sama, "iya, maaf!"
"Bang. Zurra kerja, ya?" Izin Azzura untuk kesekian kali.
Emier menggeleng tegas. "Kamu dirumah saja. Kalau butuh sesuatu bilang ke Abang. Jangan minta ke papi ataupun Azzam," ucapnya tegas membuat Azzura hanya bisa pasrah.
Melihat sang papi dan Azzam sudah duduk di tempat masing-masing membuat mereka berhenti berdebat dan segera sarapan dalam diam.
Emier Putra Athafariz berusia 26 tahun adalah dokter ahli bedah termuda di salah satu
Rumah Sakit elit di kota Surabaya. Bukan hanya keahlian nya saja membuatnya terkenal di Rumah Sakit tempatnya bekerja, ia juga termasuk pemuda tampan dan banyak di kainperawat Rumah Sakit itu.
Tidak ada satupun gadis yang mampu memenangkan hatinya kecuali adik tirinya sendiri-Azzura. Namun, karena hubungan mereka bersaudara tentu saja Emier tidak dapat berbuat apapun selain memendam perasaan cinta nya dalam diam.
Emier tidak ingin jika dirinya berbuat diluar batas maka citra baik keluarganya akan ternodai.
Apalagi yang diketahui orang tuanya ia sangat menyayangi Azzura hanya sebatas saudara. Tetapi, tidak ada yang tahu bila ia sudah mencintai Azzura sang adik.
❤️
Emak rilis ulang. mohon dukungan nya ya🙏
"Kamu nggak masalah bertemu denganku disini?" Tanya Bara kepada Azzura sedang berada di sebuah Kafe.
"Gak masalah, Bar! Hari ini bang Emier kerja seharian disana karena ada acara bakti sosial," sahut Azzura menerangkan apa yang membuat mereka bisa bertemu.
"Kamu datang ya saat acara ulang tahun ku dan Azzam." Pinta Azzura sangat berharap hubungan mereka selangkah lebih maju.
Bara menyesap kopinya lalu menaruh di atas meja. "Apa gak masalah? Gimana dengan bang Emier, papi, dan mami, kamu?" Tanya Bara. Tentu aja ada rasa ingin menunjukkan hubungan nya bersama Azzura karena hubungan mereka sudah terbilang cukup lama.
"Sudah waktunya mereka tahu hubungan kita, Bara!" kata Azzura karena merasa sudah cukup 2 tahun menyembunyikan hubungan mereka. Bayangkan saja bagaimana menjalani hubungan tersembunyi yang tidak direstui seorang kakak.
Aneh bukan?
Tanpa sepengetahuan Emier, Azzura memiliki kekasih bernama Bara yang sudah 2 tahun menjalin kasih. Keduanya bertemu saat keduanya sedang magang di Perusahaan yang sama.
Tetapi, tidak ada yang tahu hubungan mereka selain mami Nasya. Tentu saja dirahasiakan dari Emier. Jika tidak, maka Azzura akan dimarahin dan tidak akan diberi izin keluar rumah selamanya.
Entahlah. Terkadang Azzura merasa sikap Emier sudah terlewat batas dan ia tidak menyukai hal itu. Risih dan tidak nyaman yang dirasakannya.
Tiba waktunya acara ulang tahun Azzura dan Azzam. Gadis itu tampak sangat cantik dengan gaun malam yang sederhana namun tampak elegan.
Begitu pula Emier tampak tampan walau hanya mengenakan kemeja panjang yang bagian tangan nya di gulung hingga ke siku dan celana bahan denim.
"Ayo segera kita mulai acaranya," tutur MC kepada yang berulang tahun.
Azzura tampak celingukan mencari seseorang dan ketika melihat di pintu masuk baru saja tiba orang yang di tunggu-tunggu akhirnya membuatnya berjalan mendekati Bara.
"Sebentar, pak. Saya sedang menunggu seseorang," ucap Azzura membuat keluarganya mengerutkan dahi terutama Emier.
"Siapa?" tanya Emier penasaran karena setahu nya semua teman Azzura sudah tiba di lokasi.
"Maaf terlambat," kata Bara lembut kemudian berjalan mendekati Azzura dan menyerahkan sebuah kado.
Azzura mengangguk disertai senyuman lega karena akhirnya Bara datang juga dan menerima kado itu. "Makasih, Bar!" katanya dan diangguki oleh Bara.
Azzura memperkenalkan Bara kepada papi Gadhing. "Pi. Kenalin ini Bara," katanya lembut. Papi Gadhing hanya berdehem dan menerima uluran tangan dari Bara.
Kemudian kepada mami Nasya. Tentu saja mami Nasya menyambut nya dengan hangat karena sudah mengetahui hubungan Azzura dan Bara walau belum pernah bertemu sebelumnya.
Tetapi bagi wanita paruh baya itu yang terpenting kebahagiaan anak-anak nya.
Terakhir adalah Emier. Pria itu tidak mengatakan apapun namun bahasa tubuh dan tatapan nya dapat diartikan bila sedang menahan cemburu dan amarah sekaligus.
"Bang. Kenalin Bara," ucap Azzura ketika sudah berada di hadapan Emier.
Emier menatap mata Azzura sangat dalam kemudian menatap Bara dan menjabat tangan pria itu.
"Bara pacar ku, bang!" lanjut Azzura sehingga membuat tubuh Emier membeku.
Sakit.
Hati Emier sakit bagai tertusuk ribuan duri. Ia benar-benar merasa putus asa sekarang. Jiwa nya melayang setelah pengakuan Azzura barusan.
Tetapi tetap saja Emier tidak dapat melakukan apapun karena hubungan mereka adalah saudara dan tidak ada harapan lagi untuk memperjuangkan cintanya.
❤️
Emier yang melihat itu menjadi marah. Rahangnya mengeras disertai kepalan tangan yang begitu erat. Hatinya telah terbakar api cemburu.
Mata Emier memicing memerhatikan Bara dari jarak cukup jauh. Ia seperti pernah melihat pria itu. Lama memerhatikan Bara hingga pada akhirnya mengingat dimana pernah melihat Bara sebelumnya.
Ia pun berpikir apakah kecolongan lagi?
Atau Azzura yang tidak tahu menahu Bara seperti apa diluar sana. Ia pun mendekati Azzura dan Bara yang sedang asyik mengobrol.
Emier tidak menyangka bila Azzura membohongi nya selama ini. "Berapa lama kalian sudah berhubungan?" Tanya Emier dingin membuat Azzura dan Bara menoleh kearahnya.
"Dua tahun, bang!" Sahut Azzura mantap justru hal tersebut membuat hati Emier tercabik-cabik. Ia merasa heran atas pertanyaan Emier, namun dapat dilihat bila sang kakak tengah menahan emosi.
"Bagaimana bisa kalian bertemu?" Tanya Emier lagi semakin tidak menyangka ia kecolongan seperti ini.
Emier berpikir segala perhatian yang diberikan untuk Azzura membuat gadis itu sadar bahwa perlakuan nya bukan seperti Abang terhadap adiknya melainkan pria kepada wanita.
"Saat magang dan kami sudah 2 tahun menjalin kasih," terang Azzura berharap Emier tidak mengusik hubungan nya dengan Bara.
Emier mencebik setelah mendengar jawaban Azzura walau hatinya terasa sangat perih. "Apa kamu nggak cari tahu dulu seperti apa pacar kamu itu, Zurra? Dia itu pria berengsek," makinya karena tahu bagaimana Bara di belakang Azzura.
Bara tidak terima langsung menatap tajam kearah Emier. "Lalu bagaimana denganmu yang selalu bersikap posesif seolah Zurra adalah milikmu. Ingat, kalian adalah saudara."
Bara tidak ingin keburukan nya diketahui Azzura apalagi di depan keluarga pacarnya itu. Bagaimanapun hanya Azzura gadis yang tak pernah disentuhnya.
Hanya belum.
Emier yang sudah terbakar api amarah pun memberi pukulan tepat di ujung bibir Bara hingga pemuda itu tersungkur.
"Jangan dekati Zurra!!!" sentak Emier menatap Bara yang tersungkur.
Azzura yang melihat itu menjadi histeris karena melihat Bara tersungkur ke lantai akibat dari perbuatan Emier.
Bara melirik ke arah Azzura memilih untuk menjadi korban demi mendapat simpati kepada gadis itu.
"Berdiri! lawan aku, beerengsek!!!" maki Emier lagi dan menarik kerah kemeja yang digunakan Bara hingga membuat pria itu berdiri.
"Aku tahu siapa siapa kau, Bara!" gertak Emier kemudian memberi bogeman lagi di perut Bara hingga mengakibatkan Bara terkulai lemah.
Azzura semakin histeris begitu juga dengan mami Nasya. Sudah banyak yang mencoba melerai tetapi amarah Emier seakan tak terkendalikan lagi sehingga membuat mereka sulit memisahkan Emier dan Bara.
Acara yang seharusnya segera dimulai berubah ricuh karena perkelahian antara Emier dan Bara.
Azzura berjalan mendekati perkelahian tersebut. Di hapus air matanya dengan kasar.
"EMIER?!!!" sentaknya membuat pria yang disebut namanya menghentikan aksinya kemudian menoleh ke arah Azzura dengan wajah terkejut.
Emier lupa bila ada Azzura dan memang tidak suka dengan perkelahian. Dilihat Bara yang sudah terkulai tak berdaya di lantai akibat ulahnya. Seketika dirinya menyadari emosinya tidak terkendali.
Emier mendekati Azzura namun gadis itu langsung menghindar memilih mendekati Bara dan membantu Azzam memapah Bara agar dibawa ke Rumah Sakit.
Emier meraup wajah merasa bersalah tetapi juga membenarkan apa yang dilakukan karena mengetahui siapa Bara sebenarnya.
Emier mendekati papi Gadhing dan mami Nasya. Tetapi orang tuanya menatap dengan tatapan kecewa.
❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!