''Dan kamu Kenan! Papa akan tau masalah mu dalam waktu 1x24 jam!''
''Dan kamu Kenan! Papa akan tau masalah mu dalam waktu 1x24 jam!''
''Dan kamu Kenan! Papa akan tau masalah mu dalam waktu 1x24 jam!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...
Suara gemuruh diluar rumah Papa Reza begitu kuat menghantam bumi. Kenan yang masih terngiang-ngiang dengan ucapan sang Papa, terkejut bukan main. Karena petir itu tiba-tiba muncul disaat dirinya sedang melamun.
''Bahkan alam pun mendukung Papa saat ini! Haiiiisshhh... apa yang harus aku lakukan?? Kalau sampai Papa tau? Habislah aku! Aku tidak di izinkan kuliah lagi di Bandung! Aduhh... bodoh! bodoh! bodoh kau Kenan!!!'' pekiknya begitu frustasi.
Ia mengacak rambutnya hingga acak-acakan. Keanu yang baru selesai sholat pun masuk ke kamar mereka. Ia dibuat terkejut dengan tingkah sang adik yang panik sendiri.
Ia menggelengkan kepalanya. ''Sudah waktunya kamu bertanggung jawab Kenan!''
Deg!
''Abang!!! Ishhh... ngagetin aja!'' sewotnya.
Keanu terkekeh, ''Berapa orang yang sudah kamu tiduri Kenan?? Apakah kamu tidak takut kalau burung kamu itu terinfeksi?? Apakah kamu tidak berfikir kalau cebong lak nat kamu itu akan tumbuh di rahim wanita itu?? Sadar Kenan! Itu Zina!! Kamu kemana selama ini Kenan?? Keluarga kita tidak pernah mengajarkan kamu untuk merusak wanita seperti itu! Tetapi kamu?? Ingat hukum tabur tuai Kenan! Sekarang kamu meniduri anak orang, nanti ketika kamu punya anak perempuan, gantian! Putrimu juga akan di tiduri oleh orang lain! Mau kamu? Kejadian yang sama terulang lagi di dalam rumah ini?? Tidak ingatkan kamu tentang Kakak kita?? Kenapa kamu melakukan semua itu Kenan Putra Ar Reza?!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...
Kenan tersentak lagi. Ia tidak menyangka hanya karena petir menyambar di luar rumah saja ia sudah menjadi pengecut seperti ini. Ia terkejut bukan main. Bibir itu mendadak pucat pasi.
''Berhenti mempermainkan wanita Kenan! Sebelum azab datang menimpamu! Selam ini Abang selalu menegur dan mengawasi mu! Tidakkah kamu menginginkan punya istri yang baik yang bisa menawarkan ke Surga Nya?? Sekarang kamu bisa bersenang-senang di dunia tetapi ganjaran kamu dia khirat adalah neraka jahanam! Neraka yang paling panas dan paling sadis saat menghukum manusia yang bersalah. Salah satunya kamu Kenan!!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr..
Lagi, tubuh itu terjingkat kaget. Wajah itu semakin pucat saja. ''Berhenti! Sebelum Papa tau apa perbuatan mu! Kalau Papa sudah tau, maaf Kenan! Abang tidak bisa membantu mu! Abang lepas tangan! Tanggung sendiri resikonya!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr ...
Lagi dan lagi Kenan terjingkat kaget. Ia semakin heran dengan dirinya. Kenapa pula ia bisa sepengecut itu kala mengingat ancaman Papa Reza.
Ia mulai berbaring miring di sebelah Keanu. Sedang Kenta bersama Zidan. Zidan lagi, pemuda alim, datar dan dingin masih tetap sama. Ia masih sama seperti saat SMA dulu. Tetapi Zidan sangatlah manut pada kedua orang tuanya.
Bahkan ketika ia di jodohkan dengan cucu dari Mami Alisa pun ia tidak menolak. Ia sangat patuh kepada kedua orang tuanya. ( Nanti ye, udah ada kok judulnya. Rilis bulan depan.)
Kenan tidak bisa memejamkan kedua matanya. Takut, akan ancaman Papa Reza yang tidak pernah main-main padanya. Selama ini ia tau, kalau Papa Reza selalu mengawasi nya.
Ada rahasia yang semua saudaranya tidak tau tentang dirinya. Mungkin, hari ini akan terungkap.
Keesokan harinya.
Rahang Papa Reza mengeras ketika melihat informasi dari orang kepercayaan nya yang saat ini berada di Jakarta tentang Kenan.
Ia berjalan keluar dengan tergesa-gesa. Tiba diruang tamu, ia memanggil Kenan dengan suara yang begitu lantang.
''KENAN PUTRA AR REZA!!!! KELUAR KAMU!!!!''
Deg!
''Brrruuuttt...''
Pyyyaaarrr...
Kenan yang sedang menyeruput teh hijau kesukaan nya, tiba-tiba saja menyemburkan teh itu hingga gelas yang ada di tangannya jatuh ke lantai.
Mama Rani terkejut bukan main. Begitu juga dengan Zidan, Kenta dan Keanu. Belum pernah selama ini mereka mendengar suara lengkingan Papa Reza hingga menggelegar ke seluruh ruangan.
Mama Rani lari tergopoh-gopoh. ''Ada apa Bang?? Kenapa sama Kenan?? Kenan di dapur sedang sarapan? Abang kenapa??'' tanya Mama Rani begitu panik melihat wajah sang suami berubah menjadi merah padam.
Kenan diam terpaku di tempat duduknya. Sedangkan Keanu dan Kenta sudah berlari keluar. Zidan menghampiri Kenan.
''Ayo, temui Papa. Tanggung jawab Dek! Semua ini kesalahan mu. Abang memang tidak pernah menasehati mu selama ini. Tetapi Abang selalu mengawasi mu. Abang tau siapa kamu Kenan Putra Ar Reza! Ayo! Katakan yang sejujurnya jika kamu tidak ingin Papa marah besar padamu?''
Kenan menatap Zidan. Zidan mengangguk. Ia pasrah jika kenakalan nya selama ini di ketahui oleh Papa Reza.
Dengan dibantu Zidan, Kenan melangkah gontai menuju sang Papa yang saat ini sedang berusaha di rwnagkn oleh Mama Rani.
Tiba di hadapan Papi Reza, Kenan menunduk. Tetapi yang Kenan tidak tau, kalau Papa Reza melayangkan tangannya hingga membuat Kenan jatuh tersungkur ke lantai.
''Pa-''
Plaaakkk...
Bruuuukkkk...
''KENAN!!! Astaghfirullah! Abang!! Kenapa ditampar?!'' Pekik Mama Rani begitu terkejut ketika melihat ujung bibir Kenan mengeluarkan darah segar.
Papa Reza masih emosi. ''Anak kurang ajar!! Beraninya kamu melakukan ini sama Papa huh?! Kamu telah mencoreng nama besar Alamsyah dimana-mana Kenan! Apa sih yang ada di otak kamu huh?! Hingga kamu berbuat seperti ini?! Apa yang kurang selama ini kami berikan padamu?! Hingga kamu berani berbuat asusila seperti ini?!''
Deg!
Mama Rani terkejut. ''Tindakan asusila? Asusila apa maksudnya?'' sela Mama Rani sembari menatap Papa Reza yang saat ini masih sangat emosi.
Papa Reza menatap nyalang pada Kenan. ''Asal kamu tau Kenan! Sekarang gadis yang kamu nodai itu sedang mengandung! Kamu sudah menodainya hingga berulang kali tetapi tidak mau bertanggung jawab! Papa malu sama kedua orang tuanya! Apa sih yang ada di otak kamu?? Huh?! Sialann!!!!! Bangun kamu!!!'' katanya Pada Kenan.
Pemuda tampan mirip Keanu dan Kenta itu mengikuti tarikan tangan Papa Reza yang menariknya dengan kuat. Hingga...
Plaaakkk..
Plaaakkk..
Plaaakkk..
Plaaakkk...
Brrruukkk...
''Astaghfirullahal'adhimm!!!!! Ya Allah Papa!!!!!'' pekik Mama Rani ketika melihat Papa Reza kalap ingin mencekik Kenan.
Sedang Kenan tidak bisa bergerak lagi. Seluruh urat di tubuhnya seperti lemas tidak berdaya mendengar penuturan Papa Reza.
''Lebih baik kamu mati! Daripada kamu membuat keluarga ku malu! Aku tidak sudi memiliki putra sepertinya!! Lebih baik dia MATI!!!!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...
Mama Rani tersentak. Tangan yang tadinya masih mencegah Papa Reza agar tidak mencekik Kenan, kini terlepas sudah. Zidan mendekati sang Papa.
''Pa.. ini Abang. Duduk dulu ya? Nggak baik berbicara dalam keadaan emosi seperti ini. Ini sudah cukup untuknya Pa.. dengarkan Abang, ya?'' pintanya pada Papa Reza dengan suara bass tetapi lembut mendayu di telinga Papa Reza.
Cekalan tangan itu lepas dari leher Kenan yang sudah pingsan tidak berdaya.
💕💕💕💕💕
Assalamualaikum semua..
Selamat Pagi????!
Hehehe.. othor bawa cerita baru lagi nih. Cerita tentang Putri bungsu ayah Emil dan Kenan putra Papa Reza.
Othor sengaja menyatukan kedua cerita ini. Menurut othor Seru sih. Mana yang belum tau, boleh mampir ye?
Aku bukan Pembawa sial
Janda Kembang dan Season 2 nya
Pelabuhan terakhir ku ( Kamu bukan pembawa sial)
Duka ( Duda tapi Perjaka )
Annisa istri kecilku
Semua cerita itu ada mereka di dalamnya. So.. nanti jangan bilang ada yang nggak nyambung ye? Semuanya nyambung kok. hihihi..
Like, komen, kembang, vote dan rate dari kalian sangat othor butuhkan. Tanpa kalian, apalah othor remehan rengginang ini.
So .. happy reading...
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
...Salam hangat, Author...
...Melisa...
Zidan menarik lembut lengan Papa Reza dan ia dudukkan di sofa ruang tengah rumah mereka. Tepat diruang televisi. Ruang keluarga saat mereka ingin nonton bersama.
Papa Reza masih emosi saat ini. Rasanya belum puas ia ingin memukul putra sialan nya itu.
''Dasar anak kurang ajar! Anak sialan!!!! Beraninya kamu membuat ulah di belakang Papa! Jika bukan karena KeIa dan Gilang, maka sampai saat inipun Papa tidak tau keburukan dan kebejatanmu! Sekarang kamu harus buat apa? Huh?! Tidakkah kamu sadar, kalau kamu sudah menodai anak gadis orang?! Dan sekarang sedang mengandung kecebong kak Nat kamu itu? Huh?!!?!'' sentak Papa Reza begitu menggelegar satu rumah mereka.
Suara lantangnya hingga mengejutkan Satpam diluar sana saking kerasnya suara Papa Reza yang selama ini tidak pernah mereka dengar sama sekali.
Kena terdiam. Ia tidak ingin membela. Karena percuma pun membela kalaupun akan tetap disalahkan nantinya. Lebih baik diam agar tidak memperkeruh suasana yang sedang panas saat ini.
''JAWAB KENAN!!!''
Deg!
Kenan terjingkat kaget mendengar suara lengkingan keras Papa Reza lagi. ''Sabar Pa.. ingat darah tinggi Papa. Nanti kumat lagi loh..'' nasehat Zidan pada sang Papa.
Kenan memejamkan matanya. Mama Rani duduk berjongkok dihadapan Kenan yang saat ini tidak berdaya. Wajah tampan dan tengil itu kini tiba-tiba berubah membiru dalam sekejab.
Mama Rani mengobati luka nya menggunakan kotak P3K yang tersedia disana. Ia mengompres lunak itu agar tidak terlalu parah.
Rasa sakit dan perih itu tidak sebanding dengan tuduhan sang Papa untuknya yang sudah menodai anak gadis orang.
''Kenapa kamu selalu berbuat sesuka mu? Heh?! Tidakkah kamu ingat, dibelakang nama kamu itu ada nam keluarga Papa, Kenan! Kenapa kamu sangat suka membuat masalah huh?! Sekarang Papa harus apa? Kelurahan mereka sedang mencari kamu saat ini. Mereka sebentar lagi akan tiba di Medan untuk meminta pertanggung jawaban kamu! Papa kecewa Kenan! Sangat kecewa!'' lirih Papa Reza dengan suara rendahnya.
Zidan masih setia mengusap lembut pundak sang Papa. Sedangkan Kenan masih duduk termenung dilantai nan dingin. Ia duduk termenung memikirkan seseorang yang pernah ia kencani tetapi tidak pernah ia sentuh sama sekali. Ada, tapi cuma sekitar putik ranum gadis itu saja.
Kenan terus berpikir. ''Besok, kita harus ke Bandung. Kamu harus ikut Kenan! Papa akan mengurus kepindahan kmau untuk kuliah di Medan! Bukankah tugas kamu sudah selesai disana sebagai seorang dokter??''
Kenan masih diam. Ia tidak ingin menjawab satu patah katapun ucapan Papa Reza. Salah-salah nanti dirinya bakalan dihadiahi bogem mentah lagi dari sang Papa.
''Untuk sekarang, cukup! Sore nanti saat kita tiba di Bandung kamu jangan keluar kemanapun! Biar kami yang mengurus segala sesuatunya. Termasuk pernikahan Kezia dan Dimas berikut pernikahan mu dan wanita yang saat ini sedang mengandung anakmu!''
Deg!
Deg!
Kenan mendongak menatap Papa Reza. Wajah itu bengkak sekarang. Tetapi tidak sedikitpun ia meringis menahan sakit. Kenta sampai ngilu melihat bekas bogeman mentah sang Papa tepat mengenai bibirnya setelah puas menampar putra sialan nya itu.
''Sekarang kamu masuk ke kamar! Keanu! Jaga anak sialan pembawa masalah ini sampai kita menuju ke Bandung pagi ini! Cukup sampai disini! Semuanya bersiap!'' tegasnya sambil berlalu.
Kenan masih saja duduk di lantai nan dingin. Keanu, Kenta dan Zidan memapah saudaranya itu untuk masuk ke kamar sebentar saja sebelum mereka berangkat ke bandara Kuala namu.
Setengah jam kemudian seluruh keluarga itu berangkat ke bandara kuala namu. Cukup satu Alphard saja sudah menampung ke enam orang itu. Salah satunya Kenan.
Ia terus terdiam sedari dirinya di hajar oleh sang Papa saat kenakalan dirinya itu terbuka. Dan inilah hukuman nya. Ingin menolak, tapi tidak punya kuasa.
Kenan sangat kenal siapa Papa Reza. Pemuda tampan sepupu Mama nya itu sedari dulu memanglah terkenal tegas dan garang jika ada satu masalah yang menimpa nya.
Sisi lain Papa Reza akan timbul jika tersulut emosi. Selama ia tidak pernah mengangkat tangannya kepada ke enam anaknya.
Tetapi hari ini. Kenan melihat sendiri seperti apa kemarahan sang Papa akibat ulahnya yang mencoreng nama besar keluarga.
Tiba di bandara ke enam orang itu langsung masuk ke pesawat karena pesawat mereka akan segera berangkat.
Sudah ada seluruh keluarga Mami Alisa dan Papi Gilang disana. Mereka pun membawa semua personil mereka kecuali Annisa yang dulu sempat Kenan sukai saat ia masih SMP.
Cinta monyet. Mengingat itu, bibir tipis tetapi bengkak itu mengukir senyum. Keanu dan. Kenta menatapnya dengan tatapan yang entah seperti apa.
Heran dengan Kenan ini. Sedang sakit dan dilanda masalah tetapi masih bisa tersenyum. Entah apa yang ada di pikiran nya saat ini.
Kenan, Keanu dan Kenta duduk terdiam di dalam mobil. Pikiran ketiganya berkecamuk tidak karuan.
Apalagi Kenan. Pemuda tampan tetapi playboy itu wajahnya sembab dan kebiruan karena ulah Papa Reza yang memukul hingga mencekiknya lantaran masalah yang ia perbuat di tempat orang.
Walau berbeda provinsi tetapi Papa Reza mempunyai seseorang yang selalu mengawasi ke empat anaknya saat kuliah di Jakarta.
Papi Reza kalap hingga hampir saja Kenan mati jika tidak dihalangi oleh Zidan. Abang sulung Kenan saudara kembar Zahra.
Dua jam lebih dua puluh menit, mereka tiba di bandara Halim Perdanakusuma Jakarta. Disana sudah menunggu jemputan untuk Papi Gilang dan juga bang Rayyan.
Semua itu atas permintaan Papa Rian. Papanya Dimas dan Kezia pun ikut andil di dalamnya.
Ali dan Kinara tidak ikut kerumah sakit, mereka harus ke Bandung saat ini karena Abi Husen sudah menunggu mereka bersama ummi Siti yang saat ini langsung berlari ketika melihat si kembar.
Si kembar pun begitu. Mereka kesenangan. Ali dan Kinara pamit untuk pulang ke Bandung. Sedang kak Ira ia menuju rumah sakit yang saat ini sedang menunggu mereka untuk sebuah seminar.
Masing-masing berpisah di bandara. Keluarga Papa Reza menuju kerumah sakit dimana Papa Rian dirawat.
Cukup satu jam saja dari bandara mereka sudah tiba dirumah sakit Papa Rian yang saat ini sedang dirawat oleh dokter karena kasus kecelakaan yang menimpanya.
Mereka berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Apalagi Kenan. Kaki itu serasa lemas tak bertulang sedari pagi belum sarapan dan mereka tiba pun sudah sore hari.
Tidak ada yang menawarkan makan padanya. Semuanya seolah tidak mengingat dirinya yang saat ini belum sarapan pagi hingga makan siangnya pun terlewat.
Kenan berjalan gontai, Keanu yang sadar langsung saja memegangi lengan adiknya itu. Begitu pun dengan Kenta.
Papa Reza menoleh ke belakang. '''Jangan macam-macam kamu disini! Berani kamu membuat ulah, maka nyawa kamu taruhannya!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr..
Tersentak Kenan mendengarnya.
''Jangan macam-macam kamu disini! Berani kamu membuat ulah, maka nyawa kamu taruhannya!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr..
Tersentak Kenan mendengarnya. Ia terkejut mendengar ancaman Papa Reza yang selama ini tidak pernah ia dengar sama sekali.
Dan hari ini? Kenan mendengarnya. Tubuhnya yang sudah lemas bertambah lemas karena ancaman Papa Reza yang tidak main-main. Ia pernah mendengar dulunya kalau Papa Reza dan Mama Rani itu seperti penghukuman bagi Kakeknya.
Papa kandung Papa Reza yang merupakan Opa Kenan. Yang saat ini sudah tiada karena penyakit diabetes yang dialaminya sejak mereka bebas dari penjara dua puluh tahun yang lalu.
Kenan menghela nafasnya. Sesak sekali dadanya. Mereka masuk dengan langkah gontai. Terutama Kenan.
Bang Rayyan berjalan lebih dulu hingga tanpa sadar ia menabrak seorang dokter yang sedang bertugas disana.
Brrruukkk..
Brrraaaakkk
Praaaangggg..
''Allahu Akbar!!!''
Deg!
Deg!
Rayyan dan gadis itu sama-sama mematung. Tubuh mereka saling bersentuhan karena gadis itu jatuh menimpa tubuh tegap Rayyan.
Deg, deg, deg..
Mata keduanya membeliak saat mengenali siapa yang mereka tabrak. Mulut mereka berdua menganga.
''Abang??''
''Cinta??''
''Ngapain kamu disini sayang??'' tanya Rayyan pada Cinta.
Seseorang yang sedang berdiri dibelakang Mami Alisa mengepalkan kedua tangannya. Kenan merasakan cekalan ditangan nya sedikit kuat. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Keanu.
Sedang Kenta melongo memandangi gadis yang dipanggil sayang oleh Rayyan Abang iparnya.
''Hehehe.. adek lagi koas disinilah Bang. Abang sendiri ngapain disini??'' tanya Cinta balik pada Rayyan.
Keduanya berusaha bangun dan duduk. Seorang perawat datang membantu Cinta untuk mengambil semua alat yang sudah bertaburan di lantai itu.
Semua yang ada disana masih tertegun melihat Cinta. ''Abang mau jenguk Papa Rian.'' jawab Rayyan sedikit meringis karena sikunya berdarah mengenai alat yang dibawa Cinta tadi.
''Astaghfirullah! Siku Abang!'' pekik Cinta begitu panik.
Rayyan terkekeh. ''Abang tidak apa-apa sayang .. Abang baik-baik saja. Udah ah. Kok nangis sih?'' tanya Rayyan pada Cinta yang saat ini sedang terisak
Rayyan terkekeh geli. ''Sayang! Lihat Abang!''
''Hiks. Enggak! Abang terluka! Semua ini gara-gara aku! Hiks .. kak Zahra pasti marah padaku karena sudah membuat Abang terluka! Hiks.. maaf..''
Rayyan tersenyum, kemudian ia memeluk tubuh chubby Cinta dengan sayang. Semua itu tidak luput dari perhatian semua orang.
''Sudah... Abang tidak apa-apa. Jangan nangis ih. Kamu jelek kalau nangis!'' seloroh Rayyan hingga di hadiahi tepukan maut ala Cinta.
Plak.
Plak.
''Hahaha... ayo ih! Bangun dulu. Abang nggak bisa bangun ini ..'' keluh Rayyan karena Cinta memeluknya begitu erat hingga susah untuk bernafas.
Semua yang ada disana mematung melihat Rayyan dan Cinta. Terutama Papa Reza dan Mama Rani. Kedua mata paruh baya itu berkaca-kaca saat melihat kemiripan Cinta begitu mirip dengan Zahra.
Bahkan cara berbicaranya pun sangat mirip dengan Zahrani. Putri mereka yang sudah lebih dulu menghadap Allah SWT karena melahirkan dua buah hati nya.
''Zahra....''
Deg!
Cinta menoleh dan tersenyum. ''Mama? Papa? Kalian kesini juga??''
Deg!
Deg!
Semua yang ada disana terpaku melihat Cinta. ''Sayang? Kamu kenal dengan mertua Abang??'' selidik Rayyan pada Cinta.
Cinta terkekeh. ''Ya kenal atuh Abang! Mereka berdua ini orang tuaku! Orang yang telah menghadirkan ku ke dunia ini dua puluh tahun yang lalu! Eh, bukan! Dua puluh tiga tahun yang lalu bukan begitu Kak Rayyan??''
Deg!
Deg!
Deg!
Rayyan terpaku pada Cinta. Ia menatap terkejut pada Cinta. ''Zahraaaaa....'' bisik Rayyan dalam hati.
''Iya Kak. Ini aku! Aku kembali dalam wujud yang baru! Hemm.. ayo ih! kita kesana dulu. Nggak enak ini halangin jalan. Ayo Bang! Tanganmu terluka! Kalau Mama Vita tau putra nya terluka bisa habis aku dimarahi olehnya! Belum lagi Papa Kevin! Beliau selalu mendikte kalau aku harus selalu berada di dekat Abang sampai kapanpun! Emang dia pikir aku ini satpam Abang apa?! Yang harus jaga Abang dua puluh empat jam begitu?!'' sewot Cinta tiba-tiba.
Hingga mengalihkan atensi mereka semua dari Cinta. Keanu, Kenta dan Kenan masih terpaku pada wajah Zahra. Belum lagi Mama Rani dan Papa Reza. Mereka semua seakan shock kala melihat wajah Cinta yang memang sangat mirip dengan Zahra mereka yang telah tiada.
''Sini Bang! Abang apa kabar? Lama banget ya nggak jumpa Abang? Terakhir sebelum adek kecelakaan enam tahun yang lalu!''
Deg!
Deg!
''Kecelakaan?? Kecelakaan karena apa??'' tanya Mama Rani pada Cinta.
Cinta tersenyum, dengan tangan nya terus bergerak mengobati siku Rayyan yang terluka mengenai pisau bedah miliknya tadi. ''Ya, kecelakaan yang hampir merenggut nyawa ku. Kecelakaan karena seseorang yang meminta kehadiran tubuhku agar ia bisa masuk ke dalamnya!''
Deg!
''Sayang...'' lirih Rayyan dengan menggelengkan kepalanya.
''Maksudnya??'' tanya Kenan. Kali ini Kenan yang bertanya karena bingung mendengar ucapan Cinta.
''Aku sudah dianggap mati setelah koma selama satu bulan lamanya. Nafasku tidak ada lagi waktu itu. Denyut jantung pun sudah tiada. Tapi entah apa yang terjadi aku akhirnya hidup kembali. Yang anehnya aku tidak ingat dengan diriku. Yang aku ingat saat itu hanya satu orang.''
''Siapa??'' selidik Kenta sambil menatap penuh tanya pada Cinta adik sepupu Rayyan.
Cinta tersenyum. ''Bang Rayyan! Bang Rayyan yang ku ingat saat pertama kali bangun dari koma ku. Aku ingat pada saat itu, bang Rayyan sedang menangis meraung memanggil kak Zahra Kan ya? Mana Kak Zahra? Kak Zahra tidak ikut??'' tanya Cinta sembari melihat ke seluruh orang yang kini sedang menatapnya dengan tatapan yang entah seperti apa.
Rayyan mengusap kepala Cinta yang tertutup hijab. ''Zahra sudah pulang ke pangkuan Allah. Ini dia kedua anaknya!'' tunjuk Rayyan pada Raka dan Zarra.
Kedua bocah kecil itu seakan terhipnotis oleh mata Cinta, mereka berdua mendekat dan..
''Mami??? Mami pulang?? Kenapa nggak nemuin kita??''
Deg!
Cinta tersenyum. ''Bukan Mami nggak nemuin kalian sayang.. hanya waktunya saja belum tepat.'' Jawab Cinta semakin membuat semua orang terkejut. Terutama Rayyan. Wajah itu terkejut bukan main saat melihat dan mendengar ucapan Cinta kepada kedua anaknya.
''Cinta!''
''Saya Bang!'' sahut Cinta dengan tersenyum lembut sama seperti Zahra dulu tersenyum padanya.
''Kenapa??'' tanya Cinta persis seperti suara Zahra.
Semua yang ada disana terkejut bukan main. ''Enggak! Nggak mungkin! Kamu Cinta! Bukan Zahra!'' seru Kenan dengan panik dan menyangkal nya.
Kaki itu mundur beberapa langkah ke belakang. Cinta tertawa. ''Lah... yang bilang aku ini Zahra siapa?? Aku Cinta loh Bang! Abang ngacok ih! Ya kan sayang??'' tanya Cinta pada bocah kembar yang saat ini berdiri menatap Cinta dengan tatapan polosnya.
''Bukan! Mami adalah Mami Zahra! Yang ada di dalam tubuh Mami Cinta!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!