New York Amerika Serikat.
"Will you marry me?." lamar seorang pria sambil membungkuk dihadapan gadis yang sudah menjadi kekasih nya kurang lebih tiga tahun.
"jadilah istriku Shireen, mari bersama-sama membangun keluarga yang hangat bersamaku" sambung pria itu.
"yaa aku mau, aku mau Nio." ucap Shireen. atau lebih tepat nya Shireen Lovania Anderson gadis cantik juga pintar yang sekarang menjabat sebagai Presdir Anderson group yang berhasil membawa perusahaan keluarga nya melambung tinggi mencapai masa kejayaan nya.
"jangan pernah lepaskan ini untukku Shireen." ucap Denio Hendrawan atau kerap dipanggil Nio, pria ini adalah putra dari seorang pengusaha tambang emas yang sukses bahkan hasil tambang tersebut sampai hingga keluar negeri.
malam ini adalah malam yang sangat berbahagia untuk seorang Shireen Lovania Anderson, di mana acara lamaran nya berlangganan dengan baik. Shireen yang sudah yakin bahwa Denio adalah pasangan yang terbaik untuk nya bahkan gadis ini tak sabar menunggu hari dimana dirinya dan Denio akan bersanding di pelaminan.
tak jauh dari pasangan berbahagia itu nampak sepasang mata biru memandang Shireen dengan tatapan yang tak bisa di deskripsikan, pria berketurunan Italia itu sedari tadi hanya menyaksikan prosesi lamaran itu berlangsung dengan sangat mengharukan.
Dan disinilah perjalanan cinta tuan muda Delwyn dan nona muda Anderson akan dimulai.
"Siapa dia Harry?." tanya Kendrick dengan mata yang tak lepas dari gadis muda itu.
"dia adalah nona muda Anderson, dan beliau juga Presdir Anderson group." jelas pria yang bernama Harry, atau dapat dikatakan Harry adalah tangan kanan sekaligus orang kepercayaan Kendrick.
"bawa dia untuk ku." datar Kendrick, matanya terus memuja kecantikan yang dimiliki Shireen. mata hazel dengan rambut yang kecoklatan dan proporsi tubuh yang dibilang mungil sangat pas jika jatuh kedalam dekapan Kendrick Stewart Delwyn.
"maaf tuan muda, tapi nona muda Anderson itu telat memiliki tunangan." tolak Harry, dia takut bahwa kata kata nya menyinggung atasan nya tapi memanglah itu kenyataan nya, Shireen sudah bertunangan.
"kalau begitu habisi saja tunangan nya." seringai Kendrick, pria itu menyukai apa yang menjadi milik orang lain dan memiliki menyingkirkan penghalang itu baginya.
" maaf tuan muda tapi saya -"
"oh halo tuan muda Delwyn." sapa Shireen memotong pembicaraan antara Kendrick dan asisten nya.
"nona muda anda datang diwaktu yang tidak tepat, tidakkah anda tau saya sedang berusaha menjinakkan singa yang kelaparan." batin Harry frustasi melihat situasi saat ini.
"trimakasih sudah hadir di acara pertunangan saya tuan muda, satu kehormatan bagi saya anda sudi hadir di acara saya." lanjut Shireen sambil tersenyum menatap Kendrick yang sedari tadi hanya terdiam menatap Shireen dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"nona muda Anderson, atau bisa dikenal dengan nama Shireen Lovania Anderson." kata Kendrick hanya dibalas anggukan oleh Shireen.
"nama yang indah, Lovania atau Love." lanjut Kendrick.
"maksud tuan?." balas Shireen dengan nada bingung nya, ini adalah kali pertama dirinya bertemu langsung dengan Kendrick meskipun jauh jauh dari sebelumnya ayah nya sudah bekerjasama dengan Dewlyn company.
"ah tidak maksud saya nama ada sangat indah, perkenalkan saya Kendrick Stewart Delwyn senang bertemu dengan gadis secantik anda." ucap Kendrick senyum tipis itu terpatri dengan jelas dibibir nya.
"saya sudah tau tuan, anda tidak perlu memperkenalkan diri senang bertemu dengan anda, kalau begitu saya permisi." pamit Shireen kemudian melangkah pergi dari hadapan ke Kendrick, namun pria itu tetap saja memandang ke arah Shireen.
"senang bisa berbicara dengan mu love, tak lama lagi kau akan jatuh dalam dekapan ku." batin Kendrick seraya menyeringai bahkan Harry pun memandang atasan nya dengan ngeri mengingat seberapa nekat Kendrick untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan.
hari hari berlanjut tanpa adanya keanehan sejak acara lamaran diadakan Shireen dan Denio menjadi semakin baik tiap hari nya, pasangan sejoli itu nampak sibuk mempersiapkan pernikahan mereka.
"sayang, menurut kamu gaun ini indah atau tidak?." tunjuk Shireen pada sebuah katalog gaun pengantin.
"akan sangat indah kalau kamu yang memakai nya, apapun yang kamu pakai akan selalu indah Shireen" balas Denio sambil mengelus rambut coklat tunangannya.
"Denio, aku akan menikah dengan mu seharusnya kamu memperhatikan apa yang akan kita pakai nanti bukan malah sibuk memuji ku" kesal Shireen, dia terkadang sangat jengkel Denio memang pria yang manis dia tau bersikap baik pada kekasih nya tapi rayuan itu selalu saja keluar bahkan disaat yang tidak tepat.
"Shireen, sejujurnya aku ada meeting sebentar lagi kamu tak apa kalau aku tinggal?." ucap Denio, Shireen mengelus tangan pria itu sambil mengangguk.
"tak apa, pergilah aku tau meeting itu penting" sifat pengertian ditunjukkan oleh Shireen, sifat inilah yang membuat Denio jatuh hati berulang kali pada gadis itu.
"baiklah sayang, aku pergi aku janji akan segera kembali." ucap Denio kemudian meninggalkan Shireen.
ditempat yang berbeda seorang gadis sedang mengacak-acak semua benda disekitarnya, bahkan serpihan kaca mulai berserakan dimana mana.
"AURORA HENTIKAN!! KAMU BISA MENYAKITI BAYI KITA!!." teriakan seorang pria, sambil berusaha mendekati Aurora.
"BERHENTI?!, KAMU BILANG AGAR AKU BERHENTI SEMENTARA KAMU AKAN PERGI DAN MENIKAH DENGAN KAK SHIREEN!!." balas Aurora dengan nada berteriak.
Aurora candika Anderson dia putri bungsu sekaligus adik kesayangan dari Shireen, namun dengan gampang nya tanpa melihat apapun lagi dia merebut kekasih kakak nya dengan merayu nya.
"kamu bilang agar aku berhenti?, aku hamil denio aku hamil dan itu karna kamu!!.'
"lalu sekarang kamu akan menikah dengan kak Shireen setelah apa yang telah kita lakukan." isak tangis Aurora, dia membayangkan bagaimana malu nya jika anak nya lahir tanpa seorang ayah. anak nya pasti akan di cap sebagai anak haram bahkan aib bagi keluarga Anderson.
"aku mencintai Shireen, aku hanya akan menikah dengan Shireen" balas Denio dia tak mau meninggalkan kekasih nya, tapi dia juga tak mau dicap sebagai brengsek karna meninggalkan Aurora tanpa pertanggung jawaban.
"lagipula kamu yang yang merayuku saat itu kan.' sambung Denio mencari pembenaran, tak ingin disalahkan.
"brengsek kamu Denio!!, kamu tau jika kak Shireen tau aku hamil apa yang akan dia perbuat padamu!!." balas Aurora, dia yakin Shireen akan segera mengetahui ini dan pastinya Shireen akan meninggalkan Denio untuk pergi dari pria itu.
beralih ketempat lain, Anderson group dengan label meja bertuliskan 'presdir'. Shireen menduduki kursi kebesaran nya sembari membaca email yang sudah dikirimkan sekertaris nya.
tok..
tok..
"masuk." ucap Shireen.
pintu terbuka dan menampilkan sekertaris Sarah yang membawa sebuah buket mawar merah besar ditangan nya.
"nona muda, ada titipan bunga untuk anda saya pikir ini kiriman tuan Denio." ucap Sarah dengan tersenyum.
"ah benarkah, pria itu memang sulit ditebak dia pasti merasa bersalah karna meninggalkan ku tadi" balas Shireen dengan senang hati kemudian menerima buket bunga tersebut.
"kalau begitu saya permisi nona" Sarah mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
"dasar Denio, kamu tau cara membuat ku terus jatuh hati padamu" senang Shireen melihat bunga tersebut, namun dia mengernyitkan dahi dengan bingung tertulis pengirim nya 'secret'.
dengan sebuah catatan kecil yang bertuliskan
'aku merindukan mu nona.'
"pengagum rahasia?, ternyata aku memiliki nya tapi maaf aku sudah memiliki tunangan" ucap Shireen kemudian meletakkan bunga itu diatas meja sofa milik nya.
Shireen hanya mengabaikan kiriman bunga itu, dia hanya ingin fokus dengan pekerjaan nya dan juga pernikahan nya tanpa ingin ada duri didalam nya.
"aku tau Denio, aku tidak bodoh kamu mendekati kak Shireen hanya karna kekuasaan yang dia miliki, hanya karna Anderson group kan!!." ucap Aurora, wanita itu jauh dari kata baik baik saja.
" aku bisa membantu mu mendapatkan itu, asal nikahi aku."
"aku tidak mau anak ini lahir tanpa seorang ayah dan akhirnya bayi kita akan di cap sebagai anak haram." lanjut Aurora sambil memegang perut yang masih rata tersebut.
"menikahi kamu, jangan mimpi Aurora." balas Denio dengan sinis.
"Shireen lebih unggul dibanding kamu, dia cantik, baik dan sangat kaya. tidak seperti kamu yang hanya gadis dengan memakai otak bodoh mu, kamu dengan suka rela menyerahkan tubuhmu di ranjang ku" kata Denio membuat Aurora lebih merasa sakit, harapan nya sudah hilang sifat asli Denio sudah terungkap kepermukaan bahwa pria itu tak menginginkan dirinya melainkan menginginkan harta keluarga nya.
"ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG!!." bentak tuan Anderson kepada putri bungsunya itu.
sedangkan Shireen hanya terduduk lemas, mengetahui adik kesayangannya hamil diluar nikah dan lebih parah nya lagi pelaku nya adalah tunangan nya membuat dunia nya berhenti berputar.
"pah.. maafkan rora paa, rora tau Aurora pasti menyakiti hati papa, mama, dan kak Shireen." tangis Aurora sambil memeluk kaki papa nya.
"arghhh!!!." teriakan melengking itu berasal dari Shireen, dengan tangisan yang tak terbendung gadis itu berteriak siapapun yang mendengarnya pasti juga ikut merasakan kepedihan yang dialami gadis itu.
"sayang, dengarkan mama nak, Shireen jika adikmu tak menikah sekarang aib apa yang akan di tanggung oleh keluarga Anderson nak." ucap Mirna, ibu dari Shireen dan Aurora. wanita paruh baya ini hanya bisa memeluk dan mengelus pipi anak tertua nya.
"kak, maafkan rora."
"Rora tau kesalahan ini pasti akan menyakiti kakak, tapi rora mohon jangan biarkan anak ini lahir tanpa seorang ayah kak, rora mohon." Aurora menangis sambil memohon pada Shireen, sedangkan kakak nya hanya diam sambil menangis dipelukan sang ibu.
tak lama dari itu, Shireen beranjak kemudian berlari keluar dari kediaman besar Anderson kemudian pergi mengendarai mobil nya.
"Shireen!!" teriak tuan Anderson berusaha menghentikan putri nya untuk pergi.
"pah, anak kita pah kejar diaa!!." tangis Mirna melihat kejadian yang memilukan dikelurga nya.
terbongkarnya kehamilan Aurora itu karna ditemukan nya alat tes kehamilan di meja kamar Aurora, hingga mau tidak mau akhirnya gadis itu harus berbicara siapa ayah dari anak yang dikandung nya.
"kak Shireen, maaf tapi aku sangat mencintai Denio dan tidak ingin melepaskan Denio." batin Aurora melihat kepergian dan tangisan orang tua nya, sejak dulu Shireen selalu saja mengalah pada Aurora dan Shireen adalah contoh bahwa dia adalah seorang kakak yang baik.
flashback on
dengan melihat test alat kehamilan yang bergaris dua mungkin bagi sebagian orang ini adalah hal yang sangat di nantikan terutama bagi seorang wanita, tapi bagi Aurora ini adalah sebuah kesalahan.
"maafkan aku kak, tapi aku tidak bisa jika anak ini lahir tanpa seorang ayah lagipula aku sangat mencintai Denio dan aku tidak mau melepaskan Denio" ucap Aurora dia sengaja meletakkan tes kehamilan itu ditempat yang mudah di temukan oleh pelayan rumah nya, jadi dengan begitu ini akan segera terbongkar walaupun harus menyakiti hati kakak nya.
flashback off
digedung pencakar langit tepatnya di Dewlyn company, dua orang pria berbeda usia sedang menjalin kerjasama untuk urusan pekerjaan.
"trimakasih tuan muda Delwyn, saya harap kerjasama kita akan semakin membawa keuntungan." ucap seorang pria paruh baya sambil menjabat tangan pria tampan dihadapan nya.
"sama sama Tuan Robert." datar Kendrick, kemudian melepaskan jabatan tangan tersebut.
"kalau begitu saya permisi tuan." ucap Robert kemudian melangkah pergi keluar ruangan tersebut.
"Harry, dimana keberadaan Shireen sekarang?."
"jangan lupa tetap kerahkan anak buah untuk memantau kesayanganku." lanjut Kendrick, sambil melihat ponsel genggam dengan wallpaper seorang gadis berambut coklat yang tak lain adalah Shireen.
"tuan muda, nampak nya nona Shireen baru saja meninggal kediaman Anderson dengan keadaan kurang baik." lapor Harry menatap tuan muda nya.
"maksud mu, apa yang terjadi dengan Shireen?." ucap Kendrick menatap tajam asisten nya.
"tuan muda, sekitar sepuluh menit yang lalu nona muda seperti nya meninggalkan rumah dengan keadaan menangis." jelas Harry sambil menunduk, dia yakin sebentar lagi dia akan mendapat amukan dari tuan muda nya.
"KEKASIHKU MENANGIS TAPI KAU BARU MEMBERITAHU KAN NYA SIALAN!!." bentak Kendrick kemudian beranjak pergi untuk keluar mencari keberadaan Shireen.
"Tuan muda, tunggu saya!!." Harry dengan sesegera mungkin mengejar atasan nya yang bisa terbilang gila, belum apa apa sudah bilang kekasih.
mobil Rolls-Royce phantom itu berhenti disebuah bar ternama di kota itu, Kendrick sudah mengetahui bahwa Shireen nya berada di bar tersebut.
"lacak dimana keberadaan Shireen." pintah Kendrick sembari menatap pintu baru tersebut.
"tuan muda nona Shireen memang benar berada didalam, anak buah terus memantau dan menjauhkan nona muda dari orang asing, hanya saja nona muda sekarang mabuk." jelas Harry, tanpa aba aba Kendrick segera keluar dan memasuki bar tersebut tanpa menunggu apapun lagi.
tak jauh dia dapat melihat anak buah nya mengelilingi Shireen, dan coba melindungi gadis itu dari sentuhan orang asing.
"seberapa banyak dia minum?." datar Kendrick bertanya pada seorang bodyguard nya.
"sekitar tiga botol tuan muda." jawab bodyguard tersebut.
Kendrick dapat melihat melalui cahaya remang remang bar, bahwa gadis kesayangan nya nampak nya memang mabuk berat bahkan dapat dikatakan hampir tak sadar.
"love, apa yang terjadi sampai kamu begini." Kendrick menggendong Shireen ala bridal style walaupun gadis itu sedikit memberontak awal nya namun tak lama ia bersandar pada dada bidang milih Kendrick.
"cari tau apa yang terjadi pada kekasihku Harry, aku akan membawa nya pulang biarkan malam ini dia bersamaku." ucap Kendrick, kemudian menyampaikan jas hitam nya menutupi tubuh Shireen yang ia baringkan dengan kepala gadis itu yang berada di pangkuan nya.
Harry yang mengemudikan mobil dengan tenang sesekali menatap tuan muda nya yang terus saja mengelus rambut coklat nona Anderson itu.
"tuan muda, apa tidak sebaiknya kita antar nona muda pulang?" tanya Harry, pikirnya itu lebih baik daripada harus menculik seorang gadis pulang kerumah seorang pria.
"Tidak, biarkan dia pulang bersamaku." dingin Kendrick dia masih gelisah dengan keadaan Shireen saat ini bayangkan saja Shireen berani meneguk minuman keras tiga botol seperti itu.
"eughhh..." lenguhan itu berasal dari Shireen sambil menyentuh perut nya.
"ada apa love, perut mu tak nyaman?" khawatir Kendrick bahkan sekarang tangan pria itu menyelinap di kemeja biru langit milik Shireen.
namun tak lama dari itu
byurrr
HUEKKK..
Shireen memuntahkan isi perut nya dan mengenai sepatu hingga celana milik Kendrick, bukan nya marah pria itu malah tetap mengelus rambut Shireen bahkan tak jijik melap mulut gadis itu dengan tangan nya sendiri.
"nona muda, anda berani sekali jika tadi itu orang lain tuan muda pasti akan segera menghukum orang itu" batin Harry, dia pikir jika tadi akan membuat Kendrick murka ternyata malah sebalik nya.
"pelan kan laju mobil nya, kemudian siapkan sepasang pakaian untuk wanitaku" datar Kendrick, mata pria itu memandang tajam ke arah luar jendela, dia tau perut Shireen tidak kuat menahan alkohol itu.
"papa, ini sakit pahh."
"Aurora, kamu tega merebut nya." racauan ini keluar dari bibir mungil Shireen bahkan dapat dikatakan ini sudah memperjelas kepada Kendrick bahwa Shireen saat ini sedang hancur karna perilaku adik nya.
sesampainya di apartemen milik Kendrick pria itu full mengurus wanitanya, bahkan dia juga menyiapkan sup pereda mabuk jika sewaktu waktu wanita itu terbangun.
"love, maafkan aku jika saja tadi aku tau lebih cepat mungkin kamu tidak akan sampai seperti ini" lirih Kendrick terus menatap wajah tenang Shireen yang masih tertidur.
.
.
Matahari mulai menampakkan diri nya dari balik tirai, Shireen membuka mata nya pertama yang dirasakan gadis itu adalah kepala nya yang terasa pusing.
"sudah bangun?."
suara pria asing terdengar ditelinga Shireen membuat nya dengan cepat melihat ke sekitar dan menemukan pria dengan kemeja navy dengan jam tangan rolex di pergelangan tangan nya.
"tuan Dewlyn." dengan ragu Shireen mengucapkan nama itu, Kendrick tersenyum tipis melihat wanita nya masih memanggil nya dengan sangat formal.
"semalam aku menemukan mu di bar dengan keadaan pingsan, jadi aku membawa kamu kemari" Kendrick menjelaskan kemudian duduk di pinggir ranjang king size milik nya, tak salah lagi dia dan Shireen tidur dalam satu ranjang tadi malam.
"nona muda, jika kamu ada masalah tidak perlu harus meneguk alkohol tiga botol sekaligus." peringat Kendrick, semakin membuat Shireen mengingat kejadian tadi malam.
"tuan, terimakasih sudah menolong saya. " tulus Shireen, namun kemudian dia terdiam dan melihat pakaian nya.
"baju saya!!." jerit Shireen kemudian memandang galak ke arah Kendrick, pria itu tersenyum dan menatap Shireen dengan lembut.
"nona, aku sudah membantumu dan kamu malah berburuk sangka padaku? kalaupun aku yang mengganti kurasa tak apa. tapi jangan salah sangka yang menggantikan pakaian mu adalah pelayan ku." penjelasan Kendrick akhirnya membuat Shireen bernafas lega.
" kita belum berkenalan secara benar, perkenalkan aku Kendrick. " mata biru itu memandang lembut ke gadis dihadapannya.
"aku Shireen." balas Shireen tak kalah ramah.
"nama yang bagus, tapi aku lebih suka memanggil mu love." ucap Kendrick tersenyum, melihat ekspresi kaget dari Shireen membuat nya agak gemas pada wanita itu.
"kenapa begitu?." tanya Shireen, Kendrick menatap nya kemudian mengelus kepala gadis itu.
"karna aku suka jika harus memanggil kamu dengan love, mandilah love aku sudah menyiapkan air hangat dan pakaian dikamar mandi untuk mu" suruh Kendrick kemudian beranjak keluar dari kamar itu.
"tuan muda, bukankah rumor nya anda anti dengan wanita tapi saya tidak merasa anda begitu" gumam Shireen, mengingat betapa manisnya perilaku Kendrick membuat nya teringat pada kekasih yang sudah mengkhianati nya.
"kenapa aku masih terus mengingat si brengsek itu" Shireen menggeleng kan kepala nya, namun dengan segera gadis itu pergi untuk mandi dan benar saja dia melihat didalam situ sudah tersedia pakaian kantor mungkin pikir nya Kendrick tau jika gadis itu akan pergi bekerja hari ini.
sesudah menyelesaikan ritual mandi nya, Shireen langsung keluar dari kamar itu dan melihat Kendrick di meja makan dengan segelas kopi dan juga tab yang berada di tangan kanan pria itu, sangat tampan bahkan gadis manapun tidak akan menolak pesona pria itu.
"tuan muda" panggil Shireen. Kendrick menoleh kearah wanitanya dan tersenyum.
"kemari love, kamu harus sarapan sebelum pergi bekerja" ajak Kendrick kemudian menggeser kursi disebelah nya.
perlahan Shireen jalan kemudian duduk tepat disebelah Kendrick.
"tuan muda aku-"
"sampai kapan kamu akan memanggil ku tuan muda love, kamu bukan bawahan ku." protes Kendrick mendengar panggilan yang dilontarkan oleh Shireen.
"lalu aku harus memanggil kamu apa?." tanya Shireen.
"panggil aku dengan namaku saja" jawab Kendrick.
"baiklah bagaimana dengan Ken?." tanya Shireen, Kendrick hanya mengangguk tak masalah dengan panggilan itu.
Kendrick dengan perilaku manis nya mengambil Shireen makanan dan meletakkan di piring gadis itu.
"kenapa kamu malah melayani ku seperti ini, sedangkan piring milikmu saja masih kosong" protes Shireen akhirnya gadis itu bergerak balik mengambilkan makanan dan meletakkan nya di piring Kendrick.
"aku suka ketika aku harus mengurus kamu love, jadi jangan protes." senyum Kendrick terpatri mata biru yang selalu nya tajam itu seketika langsung lembut dan teduh jika berbicara pada Shireen.
"jadi, bisa kamu ceritakan kenapa kamu berakhir di bar tadi malam?." tanya Kendrick sambil memakan sarapan nya.
"aku hanya lelah dan sedikit butuh hiburan, bukan apa apa" jawab Shireen dengan singkat.
"kenapa, kamu kalah tender? katakan tender mana yang kamu mau aku bisa memberikan nya untuk mu." ucap Kendrick, sebenarnya pria itu sudah tau hanya saja dia butuh jawaban langsung dari bibir wanitanya dia ingin tau seberapa penting posisi pria itu di hati wanita nya.
"tidak Ken, Aurora hamil dan lebih buruk nya lagi pelaku nya adalah kekasihku." balas Shireen dengan tatapan sedih, air mata yang tertahan kini kembali tumpah.
Kendrick yang melihat itu sontak menyentuh tangan gadis itu.
"aku tau ini berat, kekasih mu mengkhianati dirimu sendiri tapi jangan permalukan keluarga Anderson dengan aib ini. biarkan mereka menikah" ucap Kendrick, pria itu bahkan mulai mengelus pipi Shireen guna menghapus air mata dari pemilik mata hazel itu.
.
.
.
Setelah pertemuan Kendrick dan Shireen akhirnya tuan muda Dewlyn itu mengantarkan Shireen kembali ke kediaman Anderson, disana terlihat beberapa mobil mewah ciri khas dari kalangan atas terlihat.
"sepertinya kamu memiliki banyak tamu Love." ucap Kendrick.
"haruskah aku masuk dan menjelaskan bahwa kamu bersamaku tadi malam, aku takut jika tuan besar Anderson dan nyonya Mirna salah paham" lanjut Kendrick, tanpa menunggu jawaban Shireen akhirnya pria itu turun kemudian membuka kan pintu mobil untuk gadis itu.
"Harry, kembali lah ke kantor handle pekerjaan ku selama aku tidak ada." datar Kendrick, kemudian mendapatkan anggukan setuju dari asisten nya itu.
"Kendrick, kamu tidak harus ikut untuk aku bisa berbicara pada mama dan papa" tolak Shireen secara halus, namun dengan keras Kendrick menolak.
"Tidak, aku akan ikut kamu untuk masuk kedalam." jawab Kendrick.
mau tidak mau akhirnya Shireen setuju untuk membawa Kendrick bersama nya, mau bagaimana lagi tuan Dewlyn itu sangat tidak bisa dibantah. sedangkan disisi lain Kendrick senang bisa berlama lama dengan pujaan hatinya, kesayangannya, wanitanya.
lain dengan Shireen yang kembali dengan perasaan hancur, Aurora kembali di dudukan dalam sebuah masalah.
"kami sangat malu dengan kelakuan anak kami tuan Anderson" ucap pria paruh baya yang tak lain adalah Victor ayah dari Denio.
"jika Aurora menikah dengan Denio, lalu bagaimana dengan Shireen nantinya?" jawab Mirna, wanita ini adalah seorang ibu tentunya dia tak ingin melihat putri nya yang lain menanggung malu akibat gagal nya pernikahan yang sudah memasuki tahap pertunangan.
"mama, aurora mohon tolong izinkan Denio bertanggung jawab atas kehamilan rora" tangis Aurora, gadis ini justru tidak berpikir bagaimana keadaan kakak nya.
"tapi nyonya Mirna, saya hanya menyukai Shireen" ucap Denio.
"kalau kamu menyukai ku, tidak mungkin kamu bisa selingkuh dengan Aurora!!." sarkas Shireen gadis ini sudah mendengar percakapan antara orang tua nya dengan ayah Denio.
"Shireen!!!." Denio bersimpuh sambil memegang tangan Shireen dengan bahu yang bergetar wanita ini mencoba menerima takdir nya, pria yang ia cintai mendadak harus menjadi suami untuk adik nya.
"maaf tapi aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini, maafkan Shireen mah.. pah.." lirih Shireen kemudian melepaskan tangan nya dari denio.
Denio pikir menikah dengan Shireen akan membawa keuntungan bagi nya, mengingat Shireen adalah pemegang kuasa atas Anderson group.
"drama macam apa ini" datar Kendrick, dia tak suka melihat wanitanya disentuh oleh pria lain.
"tuan Dewlyn." panggil tuan Anderson, dia baru menyadari bahwa putri nya datang bersama dengan Kendrick Stewart Delwyn.
"tuan Anderson tegas lah sedikit, bagaimana jika aib keluarga anda diketahui oleh media diluar" kata Kendrick mata tajam nya terus menelisik ke arah Aurora yang bahkan membuat gadis itu gelagapan.
"bukan niat ikut campur, saya hanya mengantarkan Shireen karna semalam saya bersama dengannya " jelas Kendrick, ucapan itu membuat kegaduhan dalam diri Denio.
"Shireen, kamu selingkuh dengan nya!!." kata Denio dengan geram, pria itu bahkan memunculkan amarah tanpa berkaca seberapa buruk dirinya sekarang.
"sebelum kamu menuduh ku, perhatikan dulu apa yang sudah kamu perbuat." datar Shireen, mata nya beralih menatap ibu nya.
"mama, segera nikahkan Aurora dan Denio. aku tidak mau media mencium aib dari putri kedua Anderson." tegas Shireen, wanita ini juga rapuh hanya saja dia masih berbaik hati untuk membiarkan adik nya melangkahi dirinya.
"lalu bagaimana dengan mu nak?." tanya Mirna wanita itu tak kuasa menahan air mata nya melihat kelapangan hati dari putri sulung nya.
"kamu juga pasti akan menanggung malu karna gagal menikah." sambung tuan Anderson.
"tidak pah, aku akan pergi sementara waktu menjauh dari semua nya." ucapan itu membuat Kendrick terkejut setelah senang mendengar bahwa Shireen mengizinkan Aurora menikah tapi kini dia harus mendengar wanita nya akan pergi.
"saya akan menikahi Shireen." ucap Kendrick, ucapan ini membuat kaget dari semua orang yang berada di ruangan tersebut.
"maksud kamu?." tanya Shireen dengan bingung pasal nya ini tak ada hubungannya dengan Kendrick bagaimana bisa pria itu mengambil keputusan yang membuat semua orang terkejut.
"biarkan Shireen menikah terlebih dahulu, lalu kemudian dilanjutkan dengan pernikahan Denio dan Aurora dengan begitu keluarga Anderson selamat dari hal yang memalukan ini." jelas Kendrick, pria itu mendekati Shireen dan menatap wanita itu. mata hazel itu redup akibat air mata yang mulai menyelimuti keindahan nya.
" tuan Anderson, saya rasa ini adalah jalan satu satunya biarkan Shireen menikah dengan tuan Dewlyn" saran victor. membuat hati Denio semakin panas keinginan menguasai dan merebut Anderson group kini harus pupus.
"sial, jika Shireen menikah dengan Kendrick maka akan semakin sulit untukku menguasai Anderson group" batin Denio dia menatap sinis kedekatan Shireen dengan Kendrick.
"kenapa kak Shireen selalu beruntung, dia mendapatkan tuan Dewlyn yang jelas lebih unggul dibandingkan Denio." gumam Aurora dengan iri hati melihat keberuntungan kakak nya.
"apa anda serius tuan Dewlyn?." tanya tuan Anderson, dia tak rela melepaskan Putri nya untuk menikahi Kendrick dimana keluarga Dewlyn adalah konglomerat nomor satu di dunia apa yang tak dimiliki Dewlyn, kekuasaan, harta, jabatan semua dimiliki oleh keluarga Dewlyn.
"saya serius, biarkan saya menikahi Shireen" tegas Kendrick.
"kamu tidak perlu melakukan ini Ken, aku bisa menghilang selama beberapa waktu" lirih Shireen air mata mulai jatuh dari mata gadis ini.
"jangan bunuh aku dengan air mata ini Love, aku akan menikahi kamu biarkan aku melakukan ini." tulus Kendrick, pria ini bahkan mengelus pipi Shireen dan menenangkan gadisnya dalam pelukan nya.
"dalam waktu tiga hari, aku akan menikahi Shireen." lanjut Kendrick memberitahu.
"akhirnya wanitaku berhasil masuk kedalam pelukan ku, selamat datang sayangku." batin Kendrick menyeringai, siapapun tak sadar bahwa Shireen sudah berada didalam sangkar emas milik tuan muda Dewlyn ini.
"baiklah aku setuju, biarkan Shireen menikah dengan tuan Dewlyn" putus tuan Anderson dihadiahkan protes dari Denio.
"tapi paman, harusnya aku yang menikah dengan Shireen bukan malah pria ini!!." protes Denio dengan tak tau malu nya.
"sadar sedikit Denio, jika kamu tidak berselingkuh dengan Aurora ini tidak akan terjadi!!." marah Mirna, wanita ini geram dengan kelakuan Denio yang sesuka hati saja.
"kak Shireen." panggil Aurora kemudian mendekati kakak nya
Shireen beralih menatap adik nya, dan berkata.
"berhenti jangan panggil aku kakak mu, pergilah dan menikahlah apa yang telah kamu lakukan hari ini adalah luka terbesar yang pernah kamu torehkan padaku!." Shireen melarang adik nya untuk mendekati dirinya, hal itu membuat sakit yang sangat untuk Aurora.
sejak kecil Shireen selalu melindungi Aurora tak jarang Shireen mendapatkan masalah karna adik nya, namun itu tak membuat Shireen jadi membenci Aurora dia malah semakin menyayangi adik nya tapi kini kesalahan ini tak bisa di maafkan oleh Shireen.
.
.
.
keesokan hari nya Shireen hanya diam mengurung diri nya dikamar, sementara dilantai bawah terdapat wedding organizer yang akan mengurus pernikahan Aurora dengan Denio, sehancur itu sampai Shireen pun tak ingin melihat adik nya.
"nak" pintu terbuka kemudian masuk lah Mirna ke dalam kamar putrinya itu.
"mama" panggil Shireen, terlihat lingkar hitam dibawah mata gadis itu beserta jejak air mata yang masih membekas.
"maafkan mama, kamu harus mengalah sekali lagi nak" lirih Mirna mendapati keadaan putri nya.
sungguh berat hati seorang ibu melihat putri nya harus hancur terlebih lagi pelaku nya adalah putri nya sendiri.
"sejak kecil, putriku ini harus melindungi adik nya dan sejak kecil juga putri nya ini harus belajar untuk dapat memenuhi kriteria sebagai pemimpin." ucap Mirna membuat tangis Shireen kembali pecah, Mirna membawa anak nya bersandar pada nya.
"putri yang ku timang sekarang menjadi Presdir Anderson group, dia dipuji banyak orang karna berhasil membuat Anderson group melambung tinggi, tapi sekarang putriku ini harus menangis karna perbuatan adik nya." lanjut Mirna semakin membuat tangis Shireen semakin kuat.
"mama.., kenapa ini harus terjadi pada Shireen mah. kenapa Shireen harus mengalami hal demikian" tangis Shireen, Mirna hanya meneteskan air mata sembari mengusap rambut putrinya.
"Shireen tak mau menikah dengan pria yang tidak Shireen cintai, kenapa Denio harus mengkhianati Shireen. kenapa mah!! kenapa!!!." Shireen berteriak histeris siapapun yang mendengar nya pasti ikut merasakan pilu dari penderitaan nya.
jika Shireen menangisi takdir nya maka berbeda di lantai bawah terdapat Aurora yang sibuk memilih gaun pengantin untuk dirinya, gadis ini senang melihat dia akan menikah dengan pria idaman nya walau harus menyakiti kakak nya.
"nona, anda akan terlihat anggun dengan gaun putih ini" ucap salah seorang dari wedding organizer tersebut.
"benarkah, lalu bagaimana jika aku tambahkan tiara sebagai penghias kepala ku?." tanya Aurora yang sangat excited mempersiapkan pernikahan nya.
"nona bukankah kakak anda yang akan menikah, lalu kenapa anda yang malah mempersiapkan pernikahan?." tanya wanita muda yang bernama Sinta.
Aurora terdiam dia bingung menjawabnya bagaimana dia akan menjawab jika orang yang dia nikahi adalah calon suami kakak nya, dan pasti mereka akan berpikir jika dia merebut tunangan kakak nya.
" aku juga akan menikah hanya saja tidak di publikasikan kan seperti kakak, lagipula calon suami ku itu bukan orang sembarangan." jawab Aurora yang berusaha tenang untuk menjawab pertanyaan itu.
"wahh, anda beruntung sekali nona muda pasti calon suami anda sangat mencintai anda saya tebak pasti dia sangat tampan." puji Sinta sambil mempersiapkan gaun pengantin yang sudah di pilihkan oleh Aurora.
Aurora tersenyum miris, cinta katanya dia rasa hanya dia yang mencintai Denio sementara Denio hanya mencintai harta dan kekuasaan Anderson.
"tenang saja Aurora, ketika kamu melahirkan kamu dapat meminta hak mu sebagai putri Anderson dengan begitu kamu akan mendapatkan cinta dari Denio" Aurora menyemangati dirinya sendiri, tak ada yang menyadari bahwa gadis itu menyentuh perut rata nya.
di tempat lain Anderson group. Kendrick nampak berjalan menuju ruang khusus Presdir.
"selamat siang tuan Dewlyn dan sekertaris Harry, ada yang bisa saya bantu." sambutan hangat dari Sarah selaku sekertaris .
"di mana Shireen?." tanya Kendrick dengan datar.
"maaf tuan muda, tapi nona Shireen tidak ada di ruangan nya beliau menyampaikan jika ada klien bisa langsung menemui saya." jelas Sarah berusaha memberikan penjelasan yang dapat dipahami oleh Kendrick.
tanpa permisi dengan cepat Kendrick pergi dari gedung Anderson group bahkan meninggalkan sekertaris Harry yang menghela nafas lelah melihat tuan muda nya.
"anda tau sejujurnya saya lelah menjadi sekertaris nya." ucap Harry dengan frustasi, Sarah hanya memandang pria itu dengan bingung.
tak lama sekertaris Harry segera mengejar tuan muda nya itu, sebelum dia sendiri yang di tinggal pergi.
kembali ke kediaman Anderson dapat dilihat persiapan sedemikian rupa yang dilakukan para pelayan disana untuk mempersiapkan pernikahan Aurora.
"tuan muda, anda yakin kita harus datang disaat yang tidak tepat seperti ini?." tanya Harry menatap tuan muda nya, pertanyaan itu dibalas tatapan tajam dari Kendrick pria itu sangat tidak suka dibantah.
"maaf tuan muda." Harry lebih memilih mengalah menghadapi keras kepala tuan muda nya itu.
Kendrick dan sekertaris Harry mulai memasuki rumah besar itu, dan langsung bertemu dengan Mirna Anderson.
"bibi." panggil Kendrick, Mirna menoleh dia tersenyum mendapati calon menantu nya datang kerumah nya.
" nak Kendrick, ingin bertemu dengan Shireen?." tanya Mirna dibalas anggukan dari pria tampan itu.
"dia berada di kamar nya, seharian ini Shireen hanya mengurung dirinya sendiri tak ingin bertemu dengan siapapun." ucap Mirna, Kendrick semakin tak sabar harus bertemu dengan wanitanya dan memastikan Shireen baik baik saja.
"boleh aku bertemu dengan nya?." izin Kendrick bahkan pria itu pun harus basa basi izin terlebih dahulu, setelah mendapatkan izin barulah dia pergi ke kamar Shireen diantar oleh pelayan disana.
sampai nya di kamar berpintu coklat milik Shireen, Kendrick langsung membuka pintu tersebut. hal pertama yang dia dapati adalah Shireen yang tertidur membelakangi pintu itu.
"mah.. Shireen sedang tidak ingin diganggu." ucap Shireen menyadari pintu kamar nya dibuka.
"Love, ini aku" balas suara bariton itu membuat Shireen membalikkan tubuhnya dan melihat pria dengan jas hitam di hadapannya.
"tuan muda Dewlyn." datar Shireen, bahkan Kendrick sudah duduk disamping ranjang milik nya.
"jika anda kemari untuk membahas pernikahan itu, lupakan yang anda katakan saya tidak akan menikah." lanjut Shireen, tatapan gadis itu masih kosong dan terlihat berantakan.
"bagaimana bisa kamu hancur seperti ini Love, apa kamu sangat mencintai pria brengsek itu?!." ucap Kendrick dirinya sakit melihat wanita nya seperti mayat hidup sekarang.
"jika anda bertanya apa saya sangat mencintai dia, ya saya katakan saya sangat mencintai Denio." balas Shireen tak takut gadis ini menatap Kendrick yang juga menatap nya dengan tajam.
hati Kendrick terasa tercabik mendengar wanita nya sangat mencintai pria lain, dia hanya ingin wanita nya bahagia dengan dirinya tapi kini dia bahkan mendengar tolakan pernikahan dari wanitanya.
"Love, aku kemari untuk memastikan keadaan mu kamu tidak boleh seperti ini. mereka akan menertawakan mu jika saja kamu tidak segera bangkit." ucap Kendrick, pria itu menggenggam tangan Shireen.
"jangan khawatir aku akan mengobati luka mu dan menemanimu sampai tidak ada kesedihan dihati mu" janji Kendrick membuat Shireen menatap pria itu, pria yang dikatakan tidak tersentuh itu malah ingin melindungi dirinya.
"ada apa dengan Kendrick?." pikirnya.
"kenapa pria itu malah ingin melindungi dirinya?."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!