NovelToon NovelToon

Suamiku Genderuwo Tampan

Bab 1 ( Sukma Ayu )

Mentari pagi telah memancarkan cahayanya yang cerah, secerah hati Sukma Ayu pada pagi hari ini karena dia akhirnya akan bertemu dengan Jaka sang pujaan hati yang sudah merantau selama 3 tahun ke kota Jakarta.

Sukma Ayu adalah seorang gadis Yatim Piatu berusia 18 tahun, dan dia tinggal bersama Nenek yang merawatnya sejak ia masih bayi, karena Sukma harus kehilangan kedua orangtuanya akibat kecelakaan.

Sukma mempunyai paras cantik jelita sehingga dia menjadi Bunga Desa yang banyak disukai oleh banyak pria. Akan tetapi, dia sudah melabuhkan hatinya pada Jaka Hanggara sosok teman masa kecil Sukma.

Sukma dan Jaka bertetangga, dan bisa dibilang jika mereka berdua sudah berteman dari bayi karena umur mereka hanya selisih beberapa bulan saja.

Hari ini Jaka akan pulang dari kota Jakarta setelah tiga tahun yang lalu dia merantau dan bekerja di salah satu Restoran yang berada di Ibukota.

Sukma yang sudah mengetahui tentang kepulangan Jaka pun merasa sangat bahagia, sehingga dari pagi dia sudah sibuk memasak untuk pujaan hatinya.

"Ndo, tumben kamu pagi-pagi begini sudah memasak?" tanya Mbok Ningsih ( Neneknya Sukma )

"Iya Mbok, Sukma dengar mas Jaka hari ini akan pulang," jawab Sukma dengan malu-malu.

"Oh..begitu toh, pantesan aja kamu semangat dan terlihat bahagia, ternyata pujaan hati kamu mau pulang," goda Nek Ningsih sehingga membuat Sukma tersenyum malu.

"Sukma sama mas Jaka cuma berteman Mbok, mungkin saat ini mas Jaka juga sudah mempunyai pacar di kota."

"Tapi Si Mbok rasa Jaka tidak akan punya pacar di kota, karena dari kecil kalian itu selalu nempel kaya perangko," sindir Mbok Ningsih sehingga membuat wajah Sukma merah merona karena malu.

Sukma terus saja mondar mandir menunggu kedatangan Jaka, sampai akhirnya terlihat sebuah mobil masuk ke dalam pekarangan rumah Jaka yang memang berhadapan dengan rumah Sukma.

Sukma yang melihat Jaka keluar dari dalam mobil pun malah berlari ke dalam rumah, sehingga membuat Mbok Ningsih heran.

"Lho, kamu kenapa toh Ndo, dari tadi mondar mandir, tapi saat orangnya sudah datang malah masuk ke dalam rumah?" tanya Mbok Ningsih.

"Sukma malu Mbok, sepertinya mas Jaka juga pulangnya gak sendirian, apa mungkin dia bawa calon istrinya?" tanya Sukma.

"Kalau kamu pengen tau kenapa gak langsung temuin saja," jawab Mbok Ningsih.

"Gak ah, masa perempuan nyamperin lelaki duluan," ujar Sukma dengan masuk ke dalam kamarnya.

Beberapa saat kemudian, Jaka yang sudah kangen kepada Sukma pun langsung bergegas menemuinya.

"Assalamu'alaikum, Sukma," ucap Jaka.

"Wa'alaikumsalam Le, ayo masuk," ajak Mbok Ningsih.

Jaka mencium punggung tangan Mbok Ningsih sambil celingukan mencari sosok Sukma, karena sebenarnya Jaka juga sudah mempunyai perasaan lebih dari sekedar teman kepada Sukma, bahkan bisa di bilang Sukma adalah cinta monyet nya Jaka dari semenjak SD, tapi Jaka tidak pernah mengungkapkannya karena takut ditolak.

"Kenapa kamu celingukan toh Le, pasti cari Sukma kan?" tanya Mbok Ningsih.

"Eh iya mbok, Sukma nya mana? kok dari tadi Jaka gak lihat?"

"Dia lagi ngumpet di dalam kamar, kamu coba aja cari di sana," bisik Mbok Ningsih.

Jaka akhirnya masuk ke dalam kamar Sukma, dan benar saja saat ini Sukma sedang meringkuk dengan memakai selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Jaka saat ini mencoba memegang punggung Sukma, tapi belum juga Jaka bicara, Sukma sudah berkata terlebih dahulu.

"Udah Sukma bilang, Sukma malu Mbok kalau harus nemuin mas Jaka sekarang, gimana nanti kalau mas Jaka beneran bawa calon Istri, Sukma kan bisa patah hati."

Jaka yang mendengar perkataan Sukma langsung tersenyum bahagia, karena ternyata selama ini cintanya tidaklah bertepuk sebelah tangan.

"Mas Jaka cintanya hanya sama Sukma seorang, jadi gak mungkin mas Jaka bawa calon Istri," ujar Jaka, sehingga Sukma langsung membuka selimut yang menutupi tubuhnya.

"Sukma gak lagi mimpi kan? ini beneran mas Jaka?" tanya Sukma dengan mencubit pipi Jaka.

"Awww, sakit Sukma, kalau mau cubit kenapa gak pipi sendiri aja sih," ujar Jaka.

"Astagfirullah, ternyata bener ya ini mas Jaka," ujar Sukma yang terlihat bahagia.

"Iya, dan mas kesini buat ngelamar kamu," ujar Jaka sehingga membuat Sukma diam mematung.

"Kenapa diam? bukannya Sukma juga cinta sama mas Jaka?" tanya Jaka.

"I_iya," jawab Sukma dengan tergagap.

"Sukma mau kan kalau kita pacaran setelah menikah?" tanya Jaka.

"I_iya," jawab Sukma lagi.

"Kenapa sih daritadi kamu cuma jawab iya, iya, aja, ngomongnya pake gagap gitu lagi."

"Aku gak lagi mimpi kan?"

Jaka akhirnya membalas mencubit Sukma Ayu.

"Aww, sakit Mas," ujar Sukma Ayu.

"Berarti artinya Sukma tidak sedang bermimpi," ujar Jaka sehingga membuat Sukma tersenyum.

Sukma sebenarnya sudah berjanji pada saat dia masih kecil bahwa dia akan mengabdikan diri kepada orang yang sudah menolongnya pada saat Sukma jatuh ke jurang.

Pada saat itu Sukma dan Jaka baru pulang Sekolah. Cuaca yang gerimis membuat jalanan menjadi licin sampai akhirnya pada saat Sukma dan Jaka melewati jalan setapak yang berada di pinggir jurang, Sukma terpeleset dan akhirnya terjatuh ke dalam jurang.

Jaka yang panik melihat Sukma terjatuh, memutuskan untuk mencari pertolongan.

Kondisi Sukma mungkin tidak akan tertolong jika saja tidak ada sosok misterius yang menolongnya pada saat Sukma terjatuh ke dalam jurang.

Saat itu Sukma pingsan sehingga dia tidak mengingat apa pun, tapi Sukma samar-samar mendengar suara seorang Anak laki-laki yang dia kira itu adalah Jaka.

"Suatu saat nanti kamu pasti akan menjadi Permaisuriku Sukma," ucap Anak lelaki tersebut.

Pada saat membuka matanya, Sukma sudah berada di jalan pinggir jurang tempat tadi dia terjatuh, dan dia melihat Jaka yang saat ini berada di sampingnya dengan menangis dan menggenggam erat tangannya, padahal saat itu Jaka baru saja sampai di sana dan Jaka juga merasa heran karena Sukma sudah berada di tempat semula sebelum Sukma terjatuh, padahal Jaka melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Sukma sudah terjatuh ke bawah jurang.

Sejak itulah Sukma mulai jatuh hati kepada Jaka karena dia mengira Jaka adalah Dewa penolongnya.

Sukma dan Jaka akhirnya keluar dari dalam kamar untuk meminta restu kepada Mbok Ningsih.

"Kenapa kalian senyum-senyum sendiri? pasti kalian mau meminta restu toh sama si Mbok?" tanya Mbok Ningsih.

"Mbok tau aja," ucap Jaka dengan cengengesan, "Tapi Si Mbok merestui hubungan kami kan? karena Jaka berharap Sukma bisa menjadi Istri Jaka, supaya Jaka bisa membawa Sukma ke Jakarta," sambung Jaka.

"Si Mbok bahagia mendengarnya, semoga saja Nak Jaka bisa menjaga dan melindungi Sukma, kasihan Sukma jika harus hidup sebatang kara kalau Si Mbok sudah gak ada."

"Mbok jangan berkata seperti itu, Sukma gak mau berpisah sama Si Mbok."

"Ndo, semua yang hidup pasti akan mati, dan kita tidak tau kapan ajal akan menjemput, tapi jika waktu itu datang, Si Mbok pasti akan pergi dengan tenang, karena sekarang sudah ada Nak Jaka yang akan menjaga Sukma," ujar Mbok Ningsih dengan memeluk Sukma yang terlihat menangis.

Bab 2 ( Gadis Bahu Laweyan )

Jaka dan Sukma merasa bahagia karena hubungan mereka berdua sudah mendapatkan lampu hijau dari Mbok Ningsih.

"Sekarang kita tinggal meminta restu sama Ibu dan Bapak ku Sukma," ujar Jaka dengan terus menggenggam erat tangan Sukma, gadis yang selama ini selalu dicintainya.

"Iya Mas, semoga saja Ibu dan Bapaknya Mas Jaka merestui kita," ujar Sukma.

Sukma dan Jaka kini melangkahkan kaki menuju rumah Jaka.

"Assalamu'alaikum," ucap Sukma dan Jaka.

"Wa'alaikumsalam," jawab Ibu dan Bapaknya Jaka.

"Kamu kemana aja sih Jaka, baru pulang malah keluyuran," ujar Bu Atun ( Ibunya Jaka )

"Ibu kayak gak pernah muda aja, sudah jelas Jaka menemui tambatan hatinya," ujar Pak Parjo ( Bapaknya Jaka )

Sukma merasa tidak enak dengan tatapan sinis Bu Atun, yang memang tidak pernah menyukai Sukma bahkan sejak dia masih kecil. Bu atun kerap kali menyuruh Jaka untuk pulang ketika Jaka sedang bermain dengan Sukma.

Kenapa hatiku menjadi tidak enak begini ya? aku merasa bude Atun tidak menyukaiku, mungkin beliau juga tidak akan merestui hubungan kami, batin Sukma.

"Bu, Pak, Jaka mau minta ijin untuk menikahi Sukma," tutur Jaka.

Bu Atun yang mendengar perkataan Jaka langsung saja menyemburkan air yang sedang dia minum.

"Apa maksud kamu Jaka?" tanya Bu Atun.

"Ibu kalau ngomong-ngomong aja, gak usah nyembur kaya Mbah dukun," ujar Jaka.

"Kamu barusan minta restu sama kami?" tanya Bu Atun lagi.

"Iya Bu, kalau bukan sama Ibu dan Bapak, Jaka mau minta restu sama siapa lagi, masa minta restu sama Pak RT," jawab Jaka sekenanya.

"Kamu itu masih kecil Jaka, usia kamu dan Sukma baru 18 tahun, lagian kayak gak ada perempuan lain saja," celetuk Bu Atun sehingga membuat Sukma sakit hati.

"Ibu kenapa berbicara seperti itu? Jaka kan sudah berteman dengan Sukma dari kecil, jadi apa salahnya jika mereka menginginkan untuk hidup bersama," ujar Pak Parjo.

"Ibu pokoknya gak setuju, Sukma itu hanya gadis Yatim Piatu miskin, memangnya kamu gak ada kenalan perempuan kaya gitu di kota?" tanya Bu Atun dan lagi-lagi ucapannya membuat Sukma sakit hati.

"Ibu Mas Jaka benar, Sukma tidak pantas untuk Mas Jaka, sebaiknya Mas Jaka cari perempuan lain yang lebih segala-galanya dibandingkan dengan Sukma," ujar Sukma kemudian melepaskan pegangan tangan Jaka dan berlari ke rumahnya.

Mbok Ningsih yang melihat Sukma menangis langsung saja menghampiri Sukma di kamarnya.

"Kamu kenapa toh Ndo, pulang-pulang langsung nangis?" tanya Mbok Ningsih.

"Mbok, apa salah Sukma jika Sukma terlahir dari keluarga miskin? Sukma juga tidak dapat memilih ingin dilahirkan dari keluarga mana, tapi kenapa status sosial selalu menjadi dinding penghalang dalam sebuah hubungan percintaan," ujar Sukma.

Sebelum Mbok Ningsih angkat suara, Jaka sudah terlebih dahulu berada di sana untuk menyusul Sukma.

"Maafin Ibu aku ya Sukma jika Ibu sudah membuat kamu sakit hati," ujar Jaka.

"Iya gak apa-apa Mas Jaka, perkataan Bude Atun memang benar jika Sukma hanyalah Anak Yatim Piatu Miskin. Jadi, sebaiknya Mas Jaka mencari perempuan lain saja, dan tolong jangan pernah ganggu Sukma lagi."

"Aku tidak mungkin bisa meninggalkanmu Sukma, semenjak kita masih kecil bahkan aku sudah menyukaimu."

"Tapi Ibu Mas Jaka tidak merestui hubungan kita Mas, dan Sukma tidak mau jika Mas Jaka menjadi Anak durhaka," ujar Sukma dengan mengeluarkan airmata yang terus membanjiri pipinya.

"Aku akan memperjuangkan cinta kita Sukma, dan aku akan berusaha meyakinkan Ibu supaya mau merestui cinta kita," ujar Jaka, tapi Sukma hanya diam tanpa menjawab perkataan Jaka.

Mbok Ningsih yang mendengar kisah cinta Jaka dan Sukma merasa kasihan terhadap Cucunya.

Seandainya orangtua Sukma masih ada, mungkin Sukma tidak akan dipandang sebelah mata, ucap Mbok Ningsih dalam hati.

"Nak Jaka, sebaiknya sekarang kamu pulang dulu supaya Ibumu tidak semakin marah jika kamu terus berada di sini," ujar Mbok Ningsih.

"Kalau begitu Jaka pulang dulu ya Mbok, Jaka titip Sukma ya, Assalamu'alaikum," ucap Jaka dengan mencium punggung tangan Mbok Ningsih.

Sesampainya di rumah, Jaka menanyakan alasan yang sebenarnya kepada Bu Atun.

"Bu, kenapa Ibu tidak merestui hubungan Jaka dan Sukma? Jaka tau kalau Ibu pasti punya alasan lain, dan Ibu menyembunyikan semua itu dari Jaka kan? Jaka mohon Bu, ceritakan semuanya."

Bu Atun terlihat menghela nafas panjang sebelum dia menceritakan alasan sebenarnya kepada Jaka.

"Sebenarnya ketika Sukma masih berada dalam kandungan, dia sudah disukai oleh Raja Genderewo, jadi Ibu takut kalau sampai kamu celaka karena menikahi Sukma."

"Itu cuma Mitos Bu, Ibu tau darimana cerita konyol seperti itu? hidup dan mati kita sudah digariskan oleh Gusti Allah," ujar Jaka.

"Ibu melihat sendiri Nak, pada saat Ibu Sukma akan melahirkan dia merasa kesusahan, dan Kyai bilang kalau bayi dalam kandungannya sudah ada yang menandai, sehingga pada saat Sukma dilahirkan di bahunya terdapat tanda hitam, dan orang biasa menyebutnya bahu laweyan. Jika ada lelaki yang menikahinya maka lelaki tersebut akan meninggal pada saat malam pertama," jelas Bu Atun.

"Jaka akan membuktikannya sendiri Bu, kalau tidak ada yang namanya gadis bahu laweyan," ujar Jaka, kemudian masuk ke dalam kamarnya.

................

Di rumah Sukma, Mbok Ningsih pun mencoba untuk mengajak Sukma berbicara.

"Kamu jangan menangis terus Ndo, karena sebenarnya Atun itu sayang sama kamu, bahkan dari kecil dia yang selalu membantu si Mbok merawatmu," ujar Mbok Ningsih.

"Lalu kenapa Bude tadi berkata kalau dia tidak mau Mas Jaka menikah dengan Sukma Mbok? apa salah Sukma jika terlahir menjadi orang miskin dan Anak Yatim Piatu?" tanya Sukma.

"Bukan itu alasan sebenarnya Atun tidak merestui hubungan kalian, tapi ada alasan lain."

"Apa alasannya Mbok? tolong beritahu Sukma."

"Dulu, ketika Kedua orangtuamu masih hidup, mereka selalu mencari kayu bakar di hutan. Pada saat itu Ibu kamu sedang mengandung kamu, tapi dia selalu bersikeras ingin ikut dengan Bapakmu, sampai akhirnya Ibu kamu melihat sepasang rusa emas yang sedang ber*cumbu, dan dia menginginkan daging rusa tersebut."

"Bapak kamu menolak keinginan Ibumu, tapi Ibu kamu bersikeras sampai menangis karena menginginkannya, sehingga Bapak kamu melesatkan busur panah yang dia bawa, dan tepat mengenai jantung rusa emas betina."

"Tiba-tiba kedua rusa emas berubah menjadi sosok makhluk tinggi berbulu, dan ternyata mereka adalah jelmaan dari Raja dan Ratu genderewo. Raja genderewo yang murka terhadap perbuatan Bapakmu berniat untuk membunuh orangtuamu."

"Jadi itu penyebab Ibu dan Bapak meninggal?" tanya Sukma.

"Bukan, tapi mereka meninggal karena murni kecelakaan, dan sepertinya kamu selamat atas pertolongan Raja genderewo, karena Raja genderewo mengurungkan niatnya untuk membunuh orangtua kamu ketika dia melihatmu yang masih berada di dalam kandungan, sehingga dia menandai bahu kamu," cerita Mbok Ningsih.

Bab 3 ( Kawin Lari )

Setelah Jaka mendengar cerita Ibunya, dia sama sekali tidak terpengaruh, bahkan perasaan Jaka terhadap Sukma semakin besar, dan keinginan Jaka untuk menikahi Sukma semakin kuat.

Pokoknya aku akan tetap menikahi Sukma, apa pun yang terjadi aku tidak peduli, yang penting Sukma bisa menjadi Istriku, ucap Jaka dalam hati.

Jaka kini berniat untuk mengajak Sukma Kawin lari, karena Jaka pikir setelah mereka berdua menikah, mau tidak mau Ibunya Jaka akan memberikan mereka berdua restu.

"Apa sekarang saja aku ajak Sukma untuk Kawin lari? aku sangat mencintainya dan aku tidak mau jika nanti Sukma keburu dinikahi oleh lelaki lain," gumam Jaka.

Jaka akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Sukma, meskipun saat ini sudah tengah malam.

Tok, tok, tok

Jaka mengetuk jendela kamar Sukma. Sukma yang mendengar suara ketukan pada Jendela nya pun langsung terbangun.

"Mas Jaka," ujar Sukma pada saat membuka gorden jendela kamarnya.

"Sukma, buka jendelanya," ujar Jaka dengan berbisik.

Sukma langsung saja membuka Jendela kamarnya, dan Jaka bergegas masuk lewat jendela tersebut.

"Kenapa Mas Jaka pake masuk lewat jendela segala sih?" tanya Sukma.

Jaka langsung menutup mulut Sukma menggunakan tangannya.

"Suttttt, jangan berisik, nanti Mbok Ningsih dengar suara kita."

Jaka melepaskan tangannya dari mulut Sukma setelah Sukma menganggukan kepalanya.

"Sukma, aku mau ngajak kamu buat kawin lari," bisik Jaka.

"Apa?" teriak Sukma yang merasa kaget dengan ucapan Jaka, sehingga membuat Mbok Ningsih bangun.

"Ndo kenapa kamu teriak? ada apa?" tanya Mbok Ningsih yang kini menuju kamar Sukma karena merasa khawatir.

Sukma yang mendengar langkah kaki Mbok Ningsih langsung saja menyuruh Jaka untuk masuk ke dalam selimutnya.

"Sukma tidak apa-apa kok Mbok, tadi cuma kaget aja lihat jam, Sukma lupa kalau belum Shalat Isya, padahal udah mau jam dua," jawab Sukma.

"Oooh...kirain Si Mbok ada apa, Mbok takut kalau ada maling yang masuk lewat jendela seperti kejadian kemarin di rumah si Parto. Yo wes kamu sekarang Shalat Isya dulu sekalian tahajud," ujar Mbok Ningsih kemudian kembali lagi ke kamarnya.

Sukma langsung bernapas lega ketika Mbok Ningsih keluar dari kamarnya.

"Sukma, aku hampir kehabisan nafas karena kamu kurung di dalam selimut," ujar Jaka dengan membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Maaf banget ya Mas, habisnya mau aku umpetin di mana lagi kalau bukan ditutupi sama selimut, wong si Mbok udah deket banget," ujar Sukma.

Jaka kemudian memeluk pinggang Sukma lalu menidurkan kepalanya di atas paha Sukma.

"Sukma, aku tresno karo koe," ujar Jaka dengan tersenyum.

Dada Sukma langsung berdebar-debar, karena baru kali ini dia berada sangat dekat dengan seorang lelaki.

"Aku juga cinta sama Mas Jaka," jawab Sukma dengan membelai rambut Jaka.

"Kalau begitu, kamu mau ya aku ajak kawin lari," ujar Jaka yang masih bersikukuh dengan keinginannya.

"Tapi Sukma takut Mas."

"Apa kamu takut kalau aku mati jika aku menikahi kamu karena kamu adalah gadis bahu laweyan?" ujar Jaka.

"Darimana Mas Jaka tau?" tanya Sukma.

"Aku sudah mengetahui semuanya dari Ibuku Sukma, makanya dia tidak merestui hubungan kita. Tapi kamu tenang saja, karena aku tidak percaya dengan cerita takhayul seperti itu," ujar Jaka.

Sukma masih melamun, karena dia takut jika perkataan orang-orang tentang gadis bahu laweyan benar adanya.

"Sukma, ayo kita segera pergi dari sini, aku berjanji akan selalu menjadikan kamu Ratu di Istana kita nanti," ujar Jaka dengan mencium tangan Sukma.

Jaka terus meyakinkan Sukma sampai akhirnya Sukma mengiyakan ajakan Jaka.

Jaka dan Sukma kini keluar lewat pintu dapur dengan mengendap-endap, dan mereka tidak membawa banyak baju, karena Jaka akan mengajak Sukma ke tempat kerjanya di Jakarta, jadi nanti di sana Jaka akan membelikan semua keperluan Sukma.

Mbok Ningsih sebenarnya mengetahui kalau mereka berdua berniat untuk kawin lari, karena sebenarnya Mbok ningsih sudah mendengar semua percakapan Sukma dan Jaka pada saat Jaka datang mengetuk jendela kamar Sukma, Mbok ningsih sudah terbangun, kemudian mengintip mereka.

"Semoga kalian berdua bahagia, Si Mbok sekarang sudah tenang karena sudah ada Jaka yang akan menjagamu Sukma," gumam Mbok Ningsih dengan meneteskan airmata ketika melihat kepergian Jaka dan Sukma.

Jaka dan Sukma terus berjalan menuju Terminal untuk naik Bus yang menuju Jakarta.

Maafin Sukma Mbok, karena Sukma pergi tanpa pamit terlebih dahulu kepada Si Mbok. Sukma harap Si Mbok akan baik-baik saja, ucap Sukma dalam hati dengan menitikkan airmata.

"Kamu tenang saja Sukma, Si Mbok pasti akan baik-baik saja, dan aku berjanji kalau aku akan selalu membahagiakanmu," ucap Jaka dengan membawa Sukma ke dalam pelukannya.

................

Saat ini tepatnya di Kerajaan Genderewo, Raja Genderewo yang bernama Bara tengah mengamuk karena Sukma hendak menikah dengan Jaka.

Bara adalah sosok makhluk halus yang sudah menandai Sukma ketika Sukma masih berada dalam kandungan.

"Kurang ajar kamu Jaka, berani sekali kamu membawa lari calon Istriku !!" teriak Bara, sehingga menggetarkan Kerajaan Genderewo.

Bara sudah berniat akan membunuh siapa pun lelaki yang nanti menikahi Sukma, dan dia sudah siap-siap untuk melaksanakan rencananya.

................

Saat ini, Sukma dan Jaka telah sampai di Kota Jakarta.

Sukma merasa aneh dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang saat ini berada di hadapannya.

"Mas, opo gak takut yo kalau tinggal di gedung-gedung yang tinggi seperti itu?" tanya Sukma dengan polosnya, dan dia terus saja menempel pada tubuh Jaka karena merasa takut dengan lalu lalang orang-orang di Terminal.

"Kamu tenang saja Sukma, aku pasti akan selalu menjagamu. Sebaiknya sekarang kita langsung ke rumah penghulu yang berada di dekat rumah temanku, aku takut khilaf jika kita berdua terus bersama," ujar Jaka sehingga membuat wajah Sukma memerah seperti kepiting rebus.

Riki temannya Jaka ternyata sudah berada di sana, karena sebelumnya Jaka sudah menghubungi Riki supaya menjemputnya di Terminal.

"Mas Bro, akhirnya loe datang juga," ujar Riki dengan memeluk tubuh Jaka.

"Makasih Bro, kamu sudah repot-repot menjemput kami," ujar Jaka.

"Jadi ini ya pujaan hati loe? pantas saja loe sampai klepek-klepek, orang perempuannya cakep gini," ujar Riki yang begitu terpesona dengan wajah cantik Sukma meskipun tanpa memakai make up.

"Awas jaga mata loe, mau gue congkel ya tuh mata? jelalatan banget sih sama calon bini gue," ujar Jaka.

"Gue hanya mengagumi ciptaan Tuhan yang paling indah Bro, gak apa-apa kan hanya sebatas mengagumi tanpa bisa memiliki," ujar Riki yang memang seorang Playboy.

"Gak apa-apa kalau loe lakuin itu sama cewek lain, tapi bukan sama Sukma calon Bini gue. Ya udah sekarang kita langsung berangkat ke Penghulu, supaya nanti malam Sukma sudah bisa jadi milik gue," ujar Jaka sehingga membuat Sukma malu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!