“Yue, Aiden. Cepat bangun sayang,” panggil seorang perempuan cantik.
“Okay Buna.”
Dua anak kecil berusia 8 tahun itu bangun dari tidurnya. Mereka berdua pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena akan bersekolah.
15 menit berlalu, mereka pun telah selesai dan turun ke bawah untuk menemui Buna juga Papa nya.
“Makan rotinya,” titah Alexa key.
Yue dan Aiden mengangguk.
Setelah sarapan Papa nya yang bernama Hart Albert pamit pada sang istri untuk mengantarkan anak anaknya ke sekolah.
Tak berselang lama mereka sampai, Hart mengingatkan pada kedua anaknya untuk terus rajin belajar dan jangan bertengkar.
“Baik Papa,” ujar kedua anak kecil itu sembari memberikan hormat.
“Anak pintar, baiklah kalo gitu Papa pergi kerja dahulu. Pokuslah belajar.”
Dirumah mewah milik Hart. Alexa terdiam, dia memikirkan hubungan nya dengan sang suami.
••••
10 tahun lalu.....
Saat itu Alexa bersama teman temannya sedang berkumpul bersama di sebuah club. Dia asik minum dengan yang lain, sampai pada akhirnya Alexa tak sadarkan diri. Dan disaat itu pula Hart bersama teman temannya tak sengaja melihat Alexa yang terbaring di pinggir jalan.
“Cewek nih, boleh kali kita coba.”
“Harus gantian gak asih?”
Hart turun dari motornya, dia mencoba untuk menolong Alexa yang lemah itu. Awalnya dia meminta bantuan pada teman yang lain. Namun, karena hari itu dia sedang di kejar oleh musuhnya maka teman temannya dengan terpaksa harus meninggalkan dirinya bersama Alexa.
“Sial,” decak Hart karena di tinggal pergi. Sedangkan dirinya harus segera bersembunyi agar tidak di ketahui sang musuh.
Hart menggendong tubuh Alexa yang berat itu. Dia mencari tempat untuk menyimpan gadis tersebut lalu pergi meninggalkannya seorang diri. Karena malam semakin larut, cowok itu tidak tega. Terpaksa Hart pun membawa nya ke hotel.
“Tolong siapkan kamar satu,” titah Hart pada seorang lelaki.
Setelah itu dia menidurkan Alexa di kasur. Saat akan pergi tiba tiba saja sebuah tangan menghentikan langkah nya. “Tolong jangan pergi Ardan. Aku sangat mencintaimu namun kenapa kamu tega selingkuh dengan teman ku sendiri.”
Gadis cantik yang di hadapan Hart berbicara sendiri dengan mata terpejam. Dan cowok itu hanya memandang dengan tatapan biasa.
Bruugghhh!
Tubuh Hart tertarik oleh Alexa. Gadis tersebut mengira jika Hart adalah Ardan. Jadi dia menarik kedalam pelukannya.
Sontak saja mata cowok itu terbelalak dengan apa yang Alexa lakukan. Dia mulai membuka kancing bajunya satu persatu dengan keadaan setengah sadar. Dan terus menerus mengucapkan nama lelaki yang tak lain Ardan.
“Gila nih cewek!”
“Ayo Ardan lakukan dengan ku. Apa istimewanya perempuan itu? Apakah dia lebih cantik dari aku?” ujar Alexa tanpa sadar.
Dengan pelan Hart mencoba melepaskan dekapan dari Alexa. Tapi entah setan apa yang merasuki gadis itu, kekuatannya begitu besar sampai Hart pun tak bisa bergerak. Ditambah dengan ciuman yang Alexa berikan pada nya secara tiba tiba membuat Hart semakin terkejut dan tak percaya.
Lama kelamaan Hart pun menjadi terbawa suasana. Dia menikmati ciuman itu, dan tanpa mereka sadari. Keduanya telah melakukan hubungan intim didalam hotel.
Saat pagi tiba. Alexa merasakan pusing di kepalanya. Dia melihat ke kirinya dan terdapat seorang lelaki tampan sedang berbaring tanpa sehelai pakaian. Akan tetapi tubuh cowok itu tertutupi oleh selimut.
WHAT!! Alexa kaget setelah melihat dirinya sendiri juga sama tidak memakai pakaian. Dia menelan ludahnya, pakaian berserakan di lantai. Dengan cepat dia segera memunguti bajunya lalu pergi dari hotel itu.
Setelah kepergian Alexa. Hart bangun dia merasakan lelah, membuka matanya lalu terbelalak.
“Apa yang gue lakuin semalam? Dan kemana tuh cewek?”
“G—gue gak mungkin melakukan itu kan? Tapi....,” ujarnya terpotong berpikir.
Masih tidak percaya dengan apa yang mereka lakukan semalam. Hart pergi pulang kerumah nya sambil memikirkan kejadian itu.
Disisi lain Alexa juga terdiam bisu dirumah nya. Gadis itu menatap dirinya di depan cermin.
“Semalam gue minum bareng Alya terus kenapa gue bisa ada di hotel bareng cowok gak di kenal?”
•••••
Beberapa minggu berlalu. Alexa dan Alya melakukan aktivitas mereka seperti biasa. Dan tiba tiba Alexa merasakan mual-mual.
“Al? You okay?” tanya Alya mengangkat sebelah alisnya.
“Gue baik kok Ya, cuman ngga tahu kenapa akhir akhir ini gue sering merasakan mual, lemas juga pusing.”
“Udah ke dokter belum?”
“Aelah gak perlu. Mungkin cuman kecapean sama masuk angin doang,” jawabnya.
“Oh iya Alya. Dua Minggu lalu lu kemana?”
“Dua Minggu lalu? Saat kita minum minum?” pikir Alya.
Alexa mengangguk.
“Gue lupa Alexa. Sorry ya ninggalin lu begitu aja, soalnya bokap gue ngamuk nyuruh pulang. Makanya gak sempet buat anterin lu, sekali lagi sorry seriusan deh.”
“Ohhh....”
“Tapi lu gak kenapa kenapa kan Al? Gak ada yang macem-macem gitu? Soalnya kan lu gak sadarkan diri pas abis minum,” tanya Alya.
Alexa terdiam, dia kembali mengingat kejadian waktu itu. Dia pun bertanya tanya siapa lelaki yang telah tidur dengannya.
Melihat sahabatnya terbengong Alya pun menyadarkannya dengan menepuk pundak Alexa pelan.
“Al?” ucap Alya.
“Alya, kayaknya gue pulang duluan ya. Gak enak badan nih gue?”
“Okelah. Istirahat lu jangan kecapean, besok kan kita mau pergi.”
“Iya iya bawel.”
Sesampainya dirumah. Alexa langsung merebahkan tubuhnya di kasur, tak lama gadis cantik itu pun terlelap tidur.
Keesokan harinya Alya sudah kembali menjemput sang sahabat. Mereka berdua serta teman temannya yang lain berencana akan pergi ke villa. Setelah memasukkan semuanya ke dalam mobil, enam perempuan itu siap pergi.
“Alya itu villa emangnya masih layak kita huni?” ujar salah satu teman.
“Masih lah ego, walau udah sepi tapi villa bokap terus di jaga dan di bersihin.”
“Bagus deh kalo gitu. Moga gak ada masalah ya disana.”
Perbincangan mereka terhenti setelah mobil memasuki gerbang villa milik ayah Alya. Kedatangan mereka disambut hangat oleh penjaga villa.
Sedangkan di tempat lain, Hart dengan temannya membahas tentang balapan yang akan mereka lakukan. Genta bersorak gembira karena mendapatkan kabar jika balapan akan di undur menjadi Minggu depan. Dia pun mengajak teman temannya untuk pergi ke villa.
......................
“Guys gue kekamar ya, gak enak badan nih.”
“Lu masih belum sehat Alexa? Ya udah istirahat aja, besok pagi kita akan berkeliling di desa.”
Alexa pergi meninggalkan teman temannya. Saat memejamkan matanya, terdengar suara motor yang memasuki gerbang villa. Ternyata yang datang ialah Hart bersama temannya.
“Ahh berisik banget sih,” omel Alexa yang masih terbaring.
“Siapa sih?” tanyanya. “Udahlah mending tidur aja.”
Alexa tidak keluar dari kamar, dia tak tahu jika Hart cowok yang pernah tidur dengannya datang ke villa tempat dirinya berlibur.
“Woy Ayla,” ucap seorang lelaki berteriak.
“Nama gue Alya bukan Ayla.”
“Sama aja.”
“Serah lu aja deh,” ujar Alya. “Katanya lu gak kesini karena mau balapan?”
“Oh itu mah di undur seminggu lagi. Lagipula gue bosen makanya inget kalo lu dan temen lu mau liburan. Nih gue ajak ketua motor kita, Hart Albert.”
“Wow ganteng ganteng temen lu Gen,” ucap Alya terpana dengan ketampanan Hart.
Malam harinya para cowok membawa minuman alkohol tanpa sepengetahuan Alya. Mereka semua minum didekat kolam renang sambil berbincang bincang.
Alexa yang baru bangun terkejut karena melihat banyak para lelaki yang berkumpul di dalam villa. Dia pun segera mencari keberadaan Alya untuk bertanya.
“Alyaaaa......,” Alexa berteriak menyebutkan nama sahabatnya.
“Apasih Alexa?”
“Kok di luar bisa banyak cowok sih? Mereka siapa?”
“Itu si Genta, dia bawa temen temennya ikut kesini.”
“Genta teman waktu kecil lu hah?” Alya mengangguk atas jawaban dari Alexa.
••••
“Gue ke kamar duluan,” ujar Hart yang sedikit pusing.
Tanpa sadar lelaki itu masuk kedalam kamar Alexa. Sang pemilik kamar terkejut melihat cowok yang dulu tidur dengannya kembali menampakkan diri. Tubuh Hart ambruk di kasur, dan Alexa menghela napasnya.
Seperti kejadian waktu itu, Hart tiba tiba saja menarik tangan Alexa sampai gadis itu terjatuh di pelukannya.
Sudah yang kedua kalinya, mereka melakukan itu lagi.
Keesokan hari, Alexa langsung terperanjat. Dia buru buru pergi mandi lalu turun. Alya yang melihat wajah sahabatnya seperti itu langsung bertanya. Dengan gugup Alexa menjawab jika dirinya baik baik saja.
“Oh iya Al, kata si Genta. Hart gak ada di dalam kamarnya. Kira kira lu lihat dia gak?”
“Hart?” tanya Alexa mengernyitkan dahi.
“Ahh gue lupa, lu kan belum kenal. Ya udah deh gue pergi dulu ke Genta ya.”
Alya pergi meninggalkan Alexa yang masih berdiri. Dia berpikir apakah cowok yang ada didalam kamarnya Hart?
Hoaammm
Hart terbangun. “Lah gue dikamar siapa?”
Cowok itu bingung karena kamarnya yang berbeda.
“Apa ini?” tanya Hart pada dirinya sendiri setelah melihat BH milik Alexa.
Alexa yang masih terdiam segera kembali kekamar. Dia menahan rasa sedihnya jika dia melakukan hal itu yang kedua kalinya. Pintu kamar terbuka, Hart terkejut dengan datangnya seorang perempuan. Di tambah perempuan itu adalah orang yang telah dia bantu.
“Cewek itu? Bagaimana bisa dia ada disini?”
Alexa melangkah maju menghampiri Hart yang masih bersembunyi di balik selimut.
“Apa yang lu lakuin semalam sama gue!!” tanya Alexa menahan tangisnya.
“Apa? Gue melakukan apa sama lu?”
“Lu Hart kan? Hiks...., ini kedua kalinya kita melakukan hubungan intim. Hiks...”
Hart menelan ludahnya. Dia ingat waktu itu Alexa menarik dia dan pada akhirnya melakukan itu. Kini dia lah yang menarik Alexa. Keduanya terdiam, mereka menyadari kesalahannya masing masing.
“Gimana kalo gue hamil? Apa lu mau bertanggung jawab Hart! Kita baru bertemu dua kali dan tidak saling kenal. Tapi.....”
Melihat seorang perempuan menangis di depan matanya. Hart merasa kasian, dia mengelus kepala Alexa dengan lembut. Dan tanpa sadar Hart berkata akan menikahinya.
“Lu serius sama ucapan lu, Hart?” tanya Alexa tak yakin.
“Kenapa? Lu gak yakin sama ucapan gue?”
“Bukan begitu? Apa kata yang lain jika kita menikah padahal belum saling mengenal.”
Tok...tok...tok....
Suara ketukan dari luar kamar Alexa terdengar.
“Al, ayo kita pergi keliling,” ajak Alya.
“I—iya Alya. Lu tunggu di luar aja nanti gue nyusul.”
Hart mengambil bajunya. Dan Alexa memastikan tidak ada orang di dalam villa. Setelah itu Hart pun keluar dan pergi ke kamarnya.
Didalam kamar Hart berpikir. Dia mengacak acak rambutnya dengan kasar. “Bodoh lu Hart! Kenapa bisa sampe begini sih.”
Tanpa dia sadari ternyata Genta berada di dalam.
“Bodoh kenapa Hart? Darimana aja lu, gue nyariin.”
“Gg—genta. Sejak kapan lu ada disini?” tanya Hart gugup.
“Hart. Gue denger semua apa yang lu ucapkan. Jawab jujur, apa yang lu lakuin semalam?”
Sudah terlanjur sahabatnya itu mengetahui. Hart pun menceritakan semuanya dari awal. Mata Genta membulat tanda tak percaya jika Hart melakukan hal seperti itu, apalagi dengan cewek yang tidak dia kenal.
“Terus lu mau gimana Hart? Tanggung jawab?” tanya Genta dengan serius.
“Pasti gue tanggung jawab kalo dia hamil. Gue bukan cowok yang lari setelah melakukan hal itu.”
“Pacar lu?”
Ucapan itu membuat Hart terdiam. Dia lupa jika dirinya mempunyai kekasih.
“Agnia.”
“Tenang Hart. Lu gak usah khawatir soal Agnia, mending lu putusin dia lagipula tuh cewek gak bener.”
“Maksud lu apa Gen?”
Genta merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel. Lalu memberikannya ada Hart.
“Dapet darimana lu?” tanya Hart penasaran.
“Beberapa hari lalu gue gak sengaja lihat si Agnia sama Om Om jalan. Awalnya gue ngira itu Om nya, tapi ternyata.....”
Hart menghela napas. Dia tak percaya bahwa cewek yang dia sukai itu ternyata wanita simpanan.
“Hart mau kemana lu?” tanya Genta yang di tinggalkan Hart sendiri.
Happy reading all.
••••
“Mau kemana tuh temen lu?” tanya Alya pada Genta.
Genta tak menjawabnya. Dia segera menyusul Hart pergi. Saat berpapasan dengan Alexa, Genta hanya menatap sebentar lalu melanjutkan langkahnya.
“Pulang lu Hart?" tanyanya. Hart sudah siap dengan sepeda motornya. Dia akan pulang saja dan bertemu dengan Agnia.
Alexa dan Alya melihat kepergian Hart bersama teman temannya. Gadis itu berpikir jika Hart lari tidak ingin bertanggung jawab.
Beberapa hari kemudian. Para cewek itu telah pulang ke rumahnya masing-masing. Alexa terlihat diam saja saat di sapa orang tuanya.
“Al capek Mah, masuk dulu ya,” ujar Alexa setelah mencium lengan Mama nya.
“Iya sayang.”
Didalam kamar gadis itu menangis. Dia tak tahu harus bilang apa pada Mama dan Papanya jika dia hamil. Alexa merasa menyesal dengan apa yang terjadi, apalagi mereka melakukannya dua kali.
Dikediaman Hart. Cowok itu sedang menceritakan semuanya kepada orang tuanya, Mamanya shock dengan apa yang barusan dia dengar dari sang putra. Sedangkan Papanya hanya diam tak berkata sepatah pun.
“Bawa gadis itu besok kesini,” ujar Papanya lalu pergi. Hart menunduk.
Malam harinya Hart pergi kerumah Genta. Dia berniat menginap disana, sang teman pun menerimanya dengan senang hati karena Hart sudah di anggap anak oleh orang tuanya.
“Gen, minta nomor temen lu yang cewek.”
“Siapa?” tanya Genta bingung.
“Yang di villa Gen, gue mau minta nomor temennya. Alexa namanya,” ucap Hart dengan pandangan ke depan.
“Hart....” Genta memberikan nomornya. Setelah mereka berdua siap siap tidur. Keesokan paginya, Alexa di antar oleh Alya kerumah Genta untuk bertemu Hart. Sahabatnya itu tak tahu apa urusan para cowok dengan Alexa.
Sesampainya disana Hart langsung menarik tangan Alexa untuk naik ke motor. Tanpa bicara sepatah kata, Hart melajukan kendaraannya. Alya menatap Genta, seperti ingin bertanya sesuatu.
“Ada apa sih?” tanya Alya. Dan teman cowoknya itu malah mengangkat bahunya tanda tak tahu.
“Gentongggg....., jawab gue ada apa sih sama mereka berdua?” tanya Alya sambil teriak karena di tinggal masuk oleh Genta.
•••
“Assalamu'alaikum.”
Hart masih memegang tangan Alexa dan mengajaknya masuk kedalam. Gadis itu terkejut setelah melihat semua keluarga Hart berkumpul dan menatap pada dirinya.
“Waalaikumsalam.” Mama Hart menyuruh keduanya duduk.
“Siapa nama kamu?” tanya Mama Hart pada Al.
Alexa menghela napas dan jantungnya merasa berdegup sangat kencang. “Aku Alexa tante.”
Sedangkan dirumah Alexa. Mama dan Papanya mengetahui jika anak perempuan mereka tengah hamil. Keduanya saling menyalahkan karena telah salah mendidik anak. Setelah cukup lama mereka berdua diam duduk menunggu anaknya kembali pulang.
Beberapa jam kemudian, urusannya di rumah Hart telah selesai. Kini Alexa yang akan membawa cowok itu kerumahnya.
Baru saja membuka pintu sebuah tamparan melayang di pipi lembut Alexa.
“Apa ini!! Kamu hamil ALEXA!”
Alexa menelan ludahnya dia sudah menduga jika orang tuanya akan segera mengetahui itu. Saat sang Papa akan menamparnya, tangan Hart mengentikan.
“Saya akan bertanggung jawab.”
“Siapa kamu?” tanya nya dengan penuh amarah.
“Saya Hart Albert yang akan bertanggung jawab atas kehamilan anak Om. Sekali lagi saya minta maaf karena telah melakukan hal kotor itu, secepatnya pernikahan kami akan di selenggarakan.”
“Bagaimana dengan orang tua kamu? Apa mereka sudah mengetahui kelakuan kotor kamu dengan anak saya?”
Hart mengangguk pelan.
“Mah maafin Al,” ujarnya sembari menangis dan berlutut.
“Sudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Lagipula anak ini tidak kabur dari tanggung jawabnya.”
Alexa dan Hart duduk di sofa, Papanya terus menerus bertanya kepada Hart tentang keluarganya. Ditengah perbincangan, Alya datang karena khawatir dengan sahabatnya.
“Halo tante, Al nya ada dirumah? Soalnya tadi....” tanya Alya terpotong.
“Alexa ada, mari masuk.”
Alya terkejut dengan keberadaan Hart dirumah Alexa. Dia menyenggol lengan sahabatnya namun Al hanya diam. Dan setelah mendengar ucapan Papa Al tentang pernikahan, Alya pun sontak kaget. Sebab sahabatnya itu akan segera menikah dengan cowok yang baru kemarin dia kenal yaitu Hart.
“Sebenarnya ini ada apa sih? Kok tiba tiba Al dan Hart mau menikah?”
Alya bertanya pada dirinya sendiri. Ingin mendengar penjelasan dari Alexa percuma, gadis itu hanya diam saja saat dia bicara.
“Si gentong Genta pasti tahu nih. Gelagat nya mencurigakan, gue harus bertanya sama tuh anak.” Lanjutnya.
“Hm.., Om, Tante. Alya pamit pulang ya,” izin nya.
“Kok cepet Alya?”
“Alya lupa kalo ada janji sama kakak,” jawabnya berbohong.
“Baiklah hati hati.”
Alya pergi dari rumah Alexa. Perbincangan itu terus berlanjut sampai sore hari. Suara dering handphone terdengar dari saku celana Hart. Dia melihat nama yang tertera, ternyata itu Mamanya.
“Om sepertinya saya akan pulang, Mama saya sudah menelpon.”
“Bilang pada orang tua kamu, besok malam saya mengundang mereka makan malam bersama.”
“Baik.”
Tok...tok...tok... “Gentaaa, buka pintunya.”
Alya menggedor pintu basecamp Genta. Lalu keluar lah orang yang di panggil, cowok tampan dan sedikit tinggi itu menjitak kepala Alya dengan pelan sambil mengomel.
“Berisik woy!!”
“Ihh abisnya lu lama sih buka pintunya.”
“Ada apa? Kalo gak penting mending pulang deh lu. Gue sama yang lain mau pergi ke tempat balapan.”
Mata Alya langsung berbinar setelah mendengar kata balapan. Dia juga lupa tujuan utama datang ke tempat Genta.
“Gue ikut, okay. Ayo cepetan kesana pen lihat.”
“Bentar bentar, sabar dong. Lu kesini pake apa?”
“Pakai ojek gue,” jawabnya.
“Orang kaya pake ojek, hahaha.”
“Biarin.”
“Ya udah nih pake helm, lu pergi bareng gue.”
Alya, Genta dan teman temannya pun pergi dari basecamp menuju tempat balapan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!