Di suatu hari ada seorang anak laki - laki yang berusia 1 tahun dan dia merupakan seorang anak kolongmerat yang selalu dimanjakan oleh keluarganya serta tidak pernah merasakan kekurangan karena keluarganya selalu memberikan semua apapun yang dia inginkan. Namun hanya ada satu hal yang menurut keluarganya itu masih tidak bisa mereka berikan untuknya, yaitu sebuah kasih sayang dari seorang ayah.
Ace tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah namun sebagai gantinya, kakek dan pamannya lah yang menggantikan peran seorang ayah untuk Ace. Ayah Ace tidak pernah muncul bahkan menemuinya di Korea Selatan semenjak dia difitnah oleh paman Ace bahwa dia sedang berselingkuh di sebuah cafe. Padahal yang sebenarnya ayah Ace sedang meeting bersama client penting di cafe tersebut namun entah mengapa tiba - tiba paman Ace menuduh ayah Ace telah berselingkuh.
Kabar tersebut terdengar sampai ke telinga kakek Jo dan berita itu datang bersamaan dengan client tersebut yang mengadu kepada kakek Jo bahwa dia merasa di permalukan oleh anaknya, sehingga dia tidak ingin melanjutkan kerjasama dengan perusahaannya. Mendengar hal itu seketika kakek Jo langsung memanggil ayah Ace dan memecatnya. Ayah Ace sudah berusaha untuk langsung menjelaskan semuanya kepada ayahnya bahwa dia tidak berselingkuh seperti ucapan kakak iparnya tersebut namun kakek Jo sudah terlanjur gelap mata dan langsung memecat ayah Ace saat itu juga.
Merasa bahwa dia tidak mungkin bisa menghidupi keluarga kecilnya serta tidak ingin anak dan istrinya itu merasakan hidup susah, ayah Ace kemudian membelikan ticket pesawat menuju ke negara asal istrinya yaitu Korea Selatan. Ayah Ace berkata kepada istrinya bahwa dia akan menyusul mereka berdua ke Korea Selatan, akan tetapi sampai sekarang ayah Ace tidak kunjung menyusulnya ke Korea Selatan dan langsung menghilang tanpa jejak seperti telah ditelan oleh bumi.
Namun walaupun begitu ayah Ace selalu mengirimkan sejumlah uang dengan nominal yang sama seperti sebelum - sebelumnya agar istrinya tidak merasa curiga kepada suaminya itu bahwa sebenarnya hidupnya sudah tidak seperti dulu. Eomma Ace hanya dapat mengetahui bahwa suaminya itu masih baik - baik saja melalui transferan uang bulanan yang dikirimkan oleh suaminya setiap bulan karena selama ini eomma Ace tidak bisa menghubungi suaminya.
Bahkan kerabat terdekatnya tidak mengetahui keberadaan ayah Ace saat ini karena nomor teleponnya yang tidak bisa dihubungi, dan sepertinya ayah Ace sudah memblokir nomor kerabat terdekatnya agar keberadaannya tidak dapat diketahui oleh siapapun. Namun walaupun begitu eomma Ace selalu mengirimkan pesan maupun foto mengenai perkembangan Ace di nomor tersebut, serta setiap malam eomma Ace selalu duduk di teras rumahnya dan berharap bahwa suaminya akan pulang meskipun hasilnya nihil.
"Masih menunggu dia untuk pulang kemari dan menemuimu Jane?" tanya Mrs Kim duduk di samping Jane.
Jane mengangguk.
"Iya eomma, kira - kira kemana Liam pergi?"
"Apa kamu sudah menemui semua teman - temannya ataupun keluarganya?"
"Sudah eomma namun jawaban mereka semua sama bahwa mereka tidak pernah bertemu dengan Liam lagi dan seolah - olah Liam telah menghilang seperti telah ditelan oleh bumi, jika memang benar seperti itu lalu siapa yang mentransfer uang bulanan ke rekeningku?"
Mrs Kim mengusap punggung Jane.
"Mungkin ada sesuatu hal yang membuat Liam belum berani pulang kemari dan menemui anaknya. Mmm bagaimana dengan rumah kalian berdua yang berada di Indonesia?"
"Kata Dio rumah itu sudah kosong serta tidak terawat, banyak tumbuhan ilalang yang memenuhi halaman rumah itu."
"Apa kamu tidak tertarik untuk pulang ke Indonesia lagi?"
"Aku sebenarnya tertarik untuk pulang dan mencaei keberadaan Liam, akan tetapi aku takut jika tiba - tiba saja semua usahaku serta ekspetasiku dihancurkan oleh realita."
"Realita apa? realita bahwa Liam sudah menikah lagi serta memiliki seorang anak dengan istri barunya?" tanya Mrs Kim berusaha menebak.
Jane mengangguk dan langsung menangis di pelukan Mrs Kim.
"Iya eomma, bagaimana jika itu terjadi? aku harus berkata apa kepada Ace saat dia meminta kejelasan mengenai daddynya?"
"Ssttt jangan langsung berfikir seperti itu sayang, Liam pasti tidak akan melakukan hal semenjijikan itu kepada putri mommy yang paling cantik."
"Apa Liam sudah tidak tertarik kepadaku karena aku terlihat sangat jelek setelah memiliki seorang anak?" tanya Jane sembari menangis tersedu - sedu.
Mrs Kim lalu mengusap air mata Jane serta memeluk putrinya itu dengan lebih erat untuk menenangkannya.
"Ssstt jangan berkata seperti itu karena putri eomma masih tetap cantik seperti dulu meskipun sekarang sudah memiliki seorang anak."
"Itu di pandangan eomma, mungkin dipandangan Liam akan berbeda. Jika Liam berfikir seperti itu mengapa dia tidak menceraikan aku dan malah memilih untuk menghilang tanpa jejak?"
"Mungkin ada sesuatu yang tidak dapat dijelaskan oleh Liam."
"Karena semua ini aku harus berusaha untuk menutup semua foto Liam di rumah ini dan menyembunyikan semua barang - barang miliknya untuk menghindari pertanyaan dari Ace. Aku tidak ingin Ace merasa sangat benci kepada Liam jika memang dia telah menikah lagi setelah dia meninggalkan kami berdua, dan kalau perlu Ace tidak usah mengenal Liam."
"Jangan seperti itu karena bagaimanapun Liam adalah daddynya Ace sehingga kita juga harus menjelaskannya secara pelan - pelan mengenai situasi ini saat Ace telah bertanya mengenai daddy nya."
Tiba - tiba terdengar suara dari depan pintu.
"Eomma."
Jane lalu mengusap air matanya dan menghampiri Ace untuk menggendongnya.
"Kok kamu malah terbangun heum?"
"Eomma, daddy."
"Daddy sedang pergi bekerja."
"Daddy," ucap Ace kembali dan setelah itu dia kembali menangis seperti biasanya.
Jane langsung pergi masuk ke dalam kamarnya.
"Ssttt cup cup sayang tolong jangan menangis lagi malam ini karena eomma sedang lelah," ucap Jane berusaha menenangkan Ace dan justru tangisan Ace semakin keras.
Setiap malam Ace sering sekali menangis dengan sangat keras dan dia juga sangat nakal hingga membuat Jane merasa sangat kewalahan sekali menghadapinya. Bahkan keluarga Jane juga merasa sangat kewalahan menghadapi Ace sehingga membuat mereka merasa kasihan kepada Jane. Josh hanya bisa diam serta belum menceritakan semuanya kepada Jane bahwa Liam telah dipecat dari perusahaannya karena dirinya. Josh merasa sangat menyesal sekali karena telah menghancurkan rumah tangga adiknya.
"Daddy!!" teriak Ace di sela - sela tangisannya.
"Bisa diam tidak!! aku sudah lelah menghadapimu!!" teriak Jane yang sudah mulai frustasi.
Mr Kim yang mendengar teriakan dari Jane langsung lari ke dalam kamar dan mengambil Ace dari gendongan Jane, sedangkan Mrs Kim berusaha menenangkan putrinya yang sepertinya sudah hampir dibuat gila. Mr Kim lalu menjauhkan Ace sementara dari Jane agar tidak menjadi sasaran amukan Jane.
"Ace diam dulu ya jangan menangis."
"Daddy, eomma."
Mr Kim masih menenangkan Ace yang terus menangis sembari menyebut kata daddy dan juga eomma. Mungkin karena sudah menangis terlalu lama, Ace menjadi batuk dan muntah pada saat itu juga hingga membuat Mr Kim langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan Ace. Mr Kim merasa sangat khawatir mengenai kondisi cucu dan juga putrinya jika terus menerus seperti ini. Mr Kim berfikir mengenai pernyebab menantunya itu pergi dari rumah sehingga menelantarkan istri serta anaknya yang masih sangat kecil.
Tentu Ace yang masih sangat kecil itu masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, sehingga setiap malam Mr Kim selalu menunggu kabar dari orang suruhannya untuk mencari keberadaan menantunya di Indonesia. Namun sampai saat ini hasilnya masih nihil karena beberapa orang suruhannya itu tidak dapat menemukan keberadaan menantunya, dan memang benar kata orang - orang di sekitarnya bahwa menantunya itu telah hilang ditelan bumi.
Mr Kim juga sempat bertanya kepada teman - teman dekat menantunya mengenai keberadaannya namun mereka juga menjawab bahwa mereka sudah tidak pernah melihat lagi seorang Liam dimanapun mereka berada. Bahkan di cafe yang merupakan tempat favorite mereka berkumpul maupun club yang sering Liam kunjungi saat malam hari. Saat Mr Kim bertanya kepada sahabatnya yaitu Mr Robinson yang merupakan ayah Liam, jawaban Mr Robinson juga sama yaitu dia tidak pernah melihat lagi keberadaan dari putranya itu dan dia juga sedang berusaha untuk mencarinya.
Mr Kim pernah mengunjungi perusahaan milik menantunya tersebut namun dia juga tidak bisa menemukan keberadaannya. Mr Kim merasa fikirannya saat ini.sedang sangat buntu sekali, dan tiba - tiba saja dia dikejutkan oleh tingkah cucunya yang memukul tangannya dengan tangan mungilnya itu. Mr Kim lalu mengganti baju Ace dan langsung menidurkannya di ranjang miliknya. Mr Kim mengusap rambut Ace sembari menyanyikan sebuah lagu tidur untuk Ace dan setelah itu dia berbincang dengan istrinya yang baru saja masuk ke dalam kamar.
"Jane bagaimana?" tanya Mr Kim dengan tatapan sendu.
"Dia masih menangis namun sudah lebih tenang sekarang."
Mr Kim menghela nafasnya kasar.
"Aku tidak menyangka bahwa rumah tangga putri kesayanganku akan seperti ini, padahal dahulu mereka berdua sangat bahagia sekali."
"Kamu benar hon, aku juga tidak menyangka bahwa ujian di pernikahan mereka akan sampai seperti."
"Aku heran dengan Liam, mengapa dia bisa meninggalkan putriku tanpa kejelasan seperti ini padahal sebelumnya mereka berdua tidak ada masalah apapun serta rumah tangganya sangat harmonis walaupun terkadang mereka berdua sering berdebat namun setelah itu mereka akan kembali berbaikan lagi."
"Iya hon, tetapi kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja alias Liam karena bisa saja ada sesuatu hal yang membuat Liam bisa bersikap seperti ini atau ada sesuatu hal yang tidak bisa dijelaskan oleh Liam. Mungkin karena itu dia memilih untuk menghilang seperti telah ditelan oleh bumi."
"Mungkin saja begitu hon, tetapi aku masih saja terus dibuat penasaran mengapa Liam bisa tiba - tiba menghilang seperti itu? apa jangan - jangan Liam telah dibunuh lalu jasadnya dibuang di sungai amazon?"
Mrs Kim langsung memukul suaminya itu.
"Husss jangan berkata seperti itu, ucapan adalah doa jadi kita jangan menduga - duga sesuatu hal yang buruk agar tidak menjadi kenyataan. Memangnya kamu ingin jika menantumu itu akan bernasib seperti yang kamu katakan?"
Mr Kim menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku tidak ingin hal tersebut terjadi kepada Liam karena aku sudah menganggapnya seperti anakku sendiri."
"Nah makanya itu lebih baik doakan saja yang terbaik untuk Liam."
"Misalnya?"
"Misalnya seperti, semoga dia pulang kemari untuk menemui anak dan istrinya tanpa kekurangan suatu apapun."
"Aminn."
"Liam," ucap Ace secara tiba - tiba hingga membuat Mr dan Mrs Kim merasa terkejut.
Mr Kim lalu menatap istrinya.
"Eh hon."
"Daddy," ucap Ace kembali.
"Bolehkah aku memberitahunya?" tanya Mr Kim merasa ragu.
Mrs Kim lalu memeriksa sekelilingnya dan setelah itu dia mengangguk.
"Iya, tetapi pelan - pelan saja dan jangan sampai Jane mendengarnya."
"Liam itu sebenarnya daddy kamu Ace, tetapi tolong jangan katakan kepada eomma jika kamu sudah mengetahui nama daddy kamu."
"Daddy Liam."
Mrs Kim lalu mencium kening Ace, dan setelah itu Mr Kim menjelaskan mengenai Liam dimatanya. Ace terlihat sangat memperhatikan Mr Kim saat sedang menjelaskan mengenai daddy nya sembari sesekali dia menyebut - nyebut namanya di tengah - tengah mendengarkan penjelasan dari Mr Kim. Ace anak yang pintar dan bahkan terlihat lebih pintar dari anak seusianya, hingga terkadang keluarganya dibuat takjub dengan sesuatu yang dilakukan oleh Ace.
Mr Kim sebenarnya merasa tidak tega saat melihat wajah mungil cucunya itu ketika sedang memperhatikan dirinya yang tengah memceritakan Liam, akan tetapi ini mungkin saatnya Ace mengetahui tentang daddy nya meskipun Jane melarang mereka untuk menceritakan mengenai Liam bahkan menyebut namanya. Jane tiba - tiba saja terbangun dari tidurnya saat tengah malam, tepat pada pukul 3 dini hari.
"Liam," panggilnya lirih.
"Yes baby girl?" tanya Liam melepas headset yang dikenakan olehnya.
"Sedang bermain game lagi di tengah malam?"
"Yups, memangnya kenapa?"
"Nanti kamu akan mengantuk saat sedang bekerja jika seperti ini."
Liam menatap Jane dan tertawa.
"Hahaha tidak masalah dan aku jika itu terjadi maka aku akan meminum kopi yang banyak, lagipula aku sekarang hanya bisa bermain game di tengah malam karena sibuk bermain dengan baby Ace."
"Oh begitu, mmm ayo tidur."
"Okay," ucapnya mematikan televisi serta perangkat yang tersambung dan kemudian dia melompat ke atas ranjang.
Jane lalu mengusap pipi Liam yang sedang menatapnya namun tiba - tiba saja dia terbangun saat Jane ingin mencium bibirnya. Jam menunjukkan pukul 3 dini hari dengan kamarnya yang gelap dan hanya terdapat sinar bulan dari balcony kamarnya. Jane melihat ke arah samping dan ke arah televisi namun ternyata kosong, padahal Jane merasa bahwa Liam sedang bermain game dan setelah itu dia berbaring di sampingnya karena jam tersebut menunjukkan waktu yang sama dengan yang tadi.
Namun aneh sekali mengapa tiba - tiba Liam menghilang. Jane berfikir jika mungkin saja Liam sedang berada di kamar mandi. Jane kemudian berjalan ke kamar mandi sembari memanggil nama Liam namun tidak ada jawaban, dan saat dilihat ternyata kosong. Jane kemudian pergi ke luar untuk kembali mencari Liam.
"Hubby!! Liam!!" teriak Jane sembari menuruni tangga.
Kebetulan Josh yang baru saja dari dapur lalu menghampiri Jane setelah mendengar teriakannya.
"Sedang apa Jane?" tanya Josh penasaran.
"Liam sedang bermain game bersamamu?"
"Tidak, bukankah Liam tidak sedang berada di rumah ini?"
"Kenapa begitu? tadi dia ada kok, dia tadi sedang bermain game di kamar dan tertidur di sampingku."
Josh seketika memeluk adiknya tersebut dan menyuruhnya untuk menunggu Liam di kamarnya. Josh mengantarkan adiknya tersebut ke dalam kamar sembari berbincang mengenai rencana ulang tahun Ace yang ke-1 tahun, ya seminggu lagi umur Ace akan genap 1 tahun. Namun sepertinya di ulang tahun Ace yang ke-1 tahun akan terasa sangat berbeda karena mungkin saja ulang tahun Ace tidak akan dihadiri oleh ayahnya.
Josh tidak bisa membayangkan apa yang akan dirasakan oleh adiknya tersebut ketika suaminya tidak bisa hadir untuk merayakan acara ulang tahun anak mereka, dan seharusnya ini akan menjadi momen membahagiakan untuk semuanya sekaligus menjadi kenang - kenangan seumur hidupnya ketika Ace sudah dewasa. Namun karena kecerobohan serta tindakan gegabah dari dirinya membuat semuanya menjadi kacau. Setelah mengantarkan adiknya di kamarnya, Josh lalu pergi ke kamarnya untuk berfikir bagaimana caranya dia bisa menemukan Liam sebelum acara ulang tahun keponakannya itu.
Josh merasa sangat bersalah kepada adiknya tersebut karena sudah menghancurkan rumah tangganya yang dulunya sangat harmonis, oleh sebab itu dia masih belum bisa memberitahukan kejadian yang sebenarnya kepada Jane karena dia merasa takut sekali dengannya. Josh sangat takut jika Jane akan membenci dirinya seumur hidupnya, maka dari itu dia hanya bisa diam agar Jane tidak membencinya.
Keesokan harinya Josh yang sedang memakai sepatu di ruang tengah tiba - tiba saja didatangi oleh Ace sembari membawa mainan latto - latto, sebuah mainan dari plastik mentah yang berbentuk bulat serta diberi tali untuk mengikat kedua bola tersebut. Ace hanya bisa menentengnya kesana kemari karena dia belum bisa memainkan permainan tersebut. Waktu itu Ace minta dibelikan permainan tersebut karena memiliki bentuk yang sedikit unik dan warnanya yang cerah. Ace lalu menatap Josh dan kemudian dia memberikannya kepada Josh sebagai isyarat bahwa dia ingin melihat Josh memainkannya.
"Main to-to," ucap Ace saat memberikan latto - latto miliknya.
"Kamu ingin uncle memainkan ini?" tanya Josh tersenyum.
Ace lalu mengangguk.
"Nee." (iya dalam bahasa korea).
"Okay."
*Tek tek tek kotek kotek kotek.* Josh memainkan permainan tersebut karena Ace yang memintanya.
"Sudah," ucap Josh mengembalikan mainan Ace.
"Lagi."
Josh kembali memainkan permainan tersebut dan tiba - tiba saja Jane menghampiri mereka berdua.
"Oppa ini pagi - pagi sudah berisik saja," gerutu Jane.
Josh langsung membela dirinya sendiri.
"Anakmu yang memintaku untuk memainkannya."
"Eomma, main to-to."
Jane menggendong Ace dan mencium pipinya.
"Eomma tidak bisa memainkannya."
"Kenapa?" tanya Ace penasaran.
"Karena sangat sulit dan eomma juga sangat sibuk bekerja, jadi eomma tidak ada waktu untuk memainkannya sayang."
Ace lalu menatap Jane dengan wajahnya yang polos khas seperti seorang anak kecil, dan setelah itu Ace mengusap pipi Jane dengan tangannya yang mungil.
"Ace nakal?"
Jane menggelengkan kepalanya pelan.
"Tidak, Ace bukan anak nakal namun Ace anak yang baik."
"Ace sayang eomma."
"Eomma juga sayang dengan Ace," ucap Jane mencium pipi Ace kembali.
"Eomma, lapar."
"Kamu lapar? ayo kita sarapan dulu ya sayang, lalu setelah itu kita berangkat ke studio."
"Studio?"
"Nanti Ace ikut eomma kerja sebentar ya dan jangan nakal saat berada disana."
Ace mengangguk.
"To-to," ucap Ace meminta latto - latto yang dibawa oleh Josh.
"Ini milikmu."
"Terima kasih."
"Sama - sama Ace," ucap Josh sembari mengusap rambut Ace.
Ace lalu melambaikan tangannya.
"Bye uncle Josh."
"Bye Ace."
Jane kemudian berjalan menuju ke ruang makan sembari menggendong Ace, dan sesampainya disana Jane langsung mendudukkan Ace di high chair atau semacam tempat duduk khusus untuk bayi maupun anak kecil saat sedang makan. Jane juga memakaikan celemek di badan Ace agar makanan tersebut tidak mengotori baju Ace saat Ace sedang makan apalagi Ace masih dalam tahap belajar makan, jadi wajar saja jika terkadang dia makannya masih berantakan.
Jane kemudian makan bersama dengan anggota keluarganya sembari berbincang ringan di pagi hari untuk memulai harinya. Terkadang Ace juga berceloteh sembari memainkan sendok yang dia pegang dan hal itu membuat Jane harus lebih ekstra sabar untuk mengajari Ace makan dengan benar, apalagi jika Ace juga sering membuat rumah menjadi berantakan karena mainannya selalu berceceran sampai kemana - mana.
Namun Jane selalu menikmati masa - masa seperti itu karena mungkin saja dia akan merindukan masa tersebut saat Ace beranjak dewasa. Andai saja ada Liam pasti semuanya akan jauh lebih mudah dan Liam pasti juga merasa sangat senang karena Ace sudah mengalami banyak perkembangan. Oh ya dan mungkin Liam juga akan merasa senang karena semakin hari wajah Ace sangat mirip sekali dengan Liam apalagi tingkahnya yang terkadang sangat absurd. Setelah selesai sarapan Jane lalu menggendong Ace dan menuju ke mobil karena dia hari itu ada jadwal pemotretan.
"Pak Kang," sapa Ace.
"Selamat pagi tuan muda," ucap Pak Kang berbalik menyapa Ace.
Ace kemudian menirukan suara mob.
"Mobil brum brum brum."
"Pagi nyonya," sapa Pak Kang sembari membukakan pintu mobil untuk Jane.
"Pagi Pak Kang," jawab Jane sedikit lesu.
"Silahkan nyonya."
Jane mengangguk, lalu setelah itu dia masuk ke dalam mobil dan begitu semuanya sudah siap baru Pak Kang melajukan mobilnya ke gedung studio. Disisi lain setelah Jane pergi, Josh kemudian mengajak Mr dan Mrs Kim untuk berbincang sebentar. Niat Josh adalah untuk meminta izin pergi ke Indonesia mencari Liam agar dia bisa menghadiri acara ulang tahun Ace.
"Appa, eomma bolehkah Josh pergi pulang ke Indonesia?" tanya Josh merasa ragu.
"Ada apa memangnya?" tanya Mr Kim penasaran.
"Josh berniat untuk ikut mencari Liam agar dia bisa menghadiri acara ulang tahun anaknya, Josh tidak tega melihat raut wajah Jane yang sedih ketika dia mengetahui bahwa Liam tidak bisa merayakan ulang tahun anaknya."
"Tetapi kamu ingin mencarinya dimana? karena kita semua tahu bahwa tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaan Liam termasuk keluarga dan sahabat dekatnya," ucap Mrs Kim.
"Iya Josh tahu eomma, tetapi Josh akan berusaha untuk mencari Liam dimanapun dia berada bahkan kalau perlu sampai lubang semut sekalipun."
Mr Kim berfikir sejenak.
"Hemm baiklah aku akan mengizinkan kamu untuk pulang ke Indonesia mencari Liam, tetapi jika misalnya tidak menemukannya lebih baik kamu kembali saja ke Korea Selatan dan kita akan menunggu kabar dari orang suruhan appa."
"Baik appa."
"Kapan rencananya kamu akan berangkat?" tanya Mr Kim.
"Mungkin besok appa, karena semakin cepat semakin baik."
"Baiklah, kalau begitu lebih baik kamu terbang menggunakan privat jet milik keluarga kita agar waktunya lebih efisien."
"Baik appa, mohon doanya agar Josh bisa menemukan Liam."
"Tentu Josh, semoga Liam bisa ditemukan kembali."
"Iya appa."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!