NovelToon NovelToon

Kisah Rumah Angker

1. Asal Mula Petaka

Di rumah keluarga yang terkenal sangat sombong dan sangat angkuh.

"Hahahaha... hari ini kita merayakan kesuksesan bisnis kita, apa pun yang ingin kalian beli, silahkan beli! Jangan biarkan orang lain bisa menyaingi kekayaan serta kemewahan keluarga kita, semua orang harus tunduk dengan keluarga kita!" Pak tua mengipas uang lalu membuang uang itu ke atas, hingga uang itu beramburan.

Pak tua ini bernama jek ia adalah seorang pengusaha yang sukses, kaya raya memiliki rumah mewah bahkan mobil mewah, namun pak tua ini adalah pengusaha sukses dengan cara yang curang dan menipu.

"Iya papa, kamu sangat hebat bisa mengalahkan para pesaing dengan trik curang yang telah mengelabui semua orang, dengan begini kita bisa menjadi lebih kaya lagi" Istri pak tua mengambil uang lalu mengambur-amburkan uang.

Istri pak tua bernama jini merupakan orang yang sangat pelit dan pemarah.

Hingga rumah mewah nya tidak ada satu pun pembantu yang bekerja, karena semua yang pernah bekerja di rumah tiada yang betah**.

"Yehh Asik, adek mau shoping yang banyak sampai puas, adek mau beli semua barang-barang terbaru dan termahal" Laila mengumpulkan uang yang di ambur-amburkan orang tua nya.

Laila adalah anak ke 2 dari jek dan jini memiliki sifat yang manja dan suka seenak nya.

"Ya aku juga mau uang yang banyak, aku akan bersenang-senang di bar dengan teman-teman ku, yang pasti nya di antara teman-teman aku adalah orang yang paling kaya. Hahahaha..." Kelvin mengumpulkan uang dan menyimpan nya di tas yang di sandang nya.

Kelvin adalah anak pertama dari jek dan jini memiliki sifat cuek, bodo amat dan seorang pemabuk.

Tok.. Tok.. Tok.. Suara seseorang mengetuk pintu.

"Ya siapa? Tunggu sebentar!" Jini pergi berjalan menuju pintu dan membuka pintu.

"Nyonya, saya mohon bantu saya! Anak saya sakit parah dan butuh biaya yang besar, saya mohon nyonya bantu saya! Tolong pinjamkan saya uang untuk pengobatan anak saya" Petani berlutut memohon bantuan pada jini.

Berani-berani nya orang miskin dan dekil ini meminjam uang pada ku, gak sadar apa dia itu sangat miskin, bagaimana cara nya dia akan mengganti uang dan bunga nya pada ku. Lihat aja kamu! Jini tersenyum jahat

"Eh orang miskin! Kamu itu gak pantas pinjam uang ke pada ku, kamu mau ganti dengan apa a? Dengan daun? O tidak bisa! Bahkan untuk ganti uang ku saja kamu tak akan mampu. Apa lagi untuk bayar bunga uang nya! Kamu sangat tidak pantas, jangan banyak mimpi deh, mending kamu pergi saja dari sini" Jini tersenyum jahat membentak dan menghina petani.

"Nyonya tolong lah bantu saya! Saya sangat mintak tolong pada nyonya, karena hanya nyonya lah yang dapat membantu saya! Tolong pinjam kan saya uang nyonya! Saya berjanji akan segera membayar nya nyonya" Petani itu berlutut serta bersujut memegang kaki Jini.

"Lepas kan kaki ku, tangan miskin kotor mu sangat menjijikkan, pergi saja!" Jini menendang tangan petani dan menginjak tangan nya.

"Aduh sakit nyonya! Tolong lepaskan tangan saya, jangan di injak nyonya, sakit" Petani kesakitan.

"Apa itu ribut-ribut? Berisik sekali!" Pak tua ke luar menghampiri istri nya.

"Ini lo pa! Ada orang miskin mau pinjam uang kita, mau pake apa dia ganti uang kita? Ganti saja uang kita gak mungkin sanggup apa lagi membayar bunga uang nya, si miskin ini tak tau diri, dia berani memegang kaki ku dengan tangan kotor nya dan memaksa agar aku meminjamkan si miskin ini uang" Jini kesal mengadu ke pada suami nya.

"O seperti itu! Kamu mau uang berapa? katakan saja!" Pak tua tersenyum jahat.

"Tuan saya membutuhkan uang satu juta rupiah tuan, untuk biaya pengobatan anak saya yang sedang sakit keras" Jelas petani menahan sakit tangan nya di injak Jini.

"Ini uang nya berdiri lah!" Pak tua tersenyum jahat.

"Papa jangan pinjamkan uang itu pada si miskin ini" Jini tidak senang.

"Tenang saja!" Pak tua tersenyum jahat.

"Terima kasih tuan, anda sangat baik" Petani itu berdiri dan berjalan ke arah Pak tua.

"Ett, saya lupa! Uang ini ternyata untuk anak-anak ku, jadi kamu pergi saja dari sini!" Pak tua tersenyum jahat memberikan uang ke pada Laila dan Kelvin.

"Hahahaha.. Hahahaha..." Pak tua, Jini, Kelvin dan Laila tertawa puas penuh kejahatan.

"Kalian sangat kejam!" Petani marah badan nya gemetaran.

"Diam kamu orang miskin! Kamu gak pantas berada di rumah ini! Pergi sana!" Kelvin memaki dan meliurkan petani.

"Kurang ajar! Keluarga biadab!" Petani marah besar badan nya gemetar.

"Berisik sekali! Pergi sana!" Kelvin menampar petani.

Petani benar-benar marah! Petani mengeluarkan pisau lalu menusuk perut Kelvin.

"Aduhh..!! Aww sakit sekali!" Kelvin teriak kesakitan.

"Kamu kenapa Kelvin? Kamu kamu berdarah" Jini kaget gemetaran ketakuatan melihat anak nya kena tusuk.

"Kalian semua pantas mati!" Teriak Petani.

"Tidak! Jangan!" Pak tua, Jini dan Laila teriak ketakutan.

"Siap-siap lah! Pergi kalian semua ke neraka!" Petani teriak penuh amarah.

Tak seorang pun yang bisa kabur dari amuk petani, semua anggota keluarga yang sombong dan sangat jahat itu, tewas di bunuh petani.

Petani itu membunuh semua anggota keluarga yang sombong itu dengan menggunakan pisau.

Ada yang kepala nya di putus ada tangan yang potong, ada kaki yang di potong dan ada juga yang mata nya di congkel.

Semua jasad anggota keluaga yang sombong dan jahat itu di buang di tempat sampah lalu di timbun nya dengan tanah, tempat sampah itu berada sedikit dekat pohon tua di halaman belakang rumah.

Petani itu mengambil semua uang keluarga yang ia bantai dan pergi meninggalkan rumah itu.

Petani itu menggunakan uang yang di ambil dari keluarga yang di bantai untuk biaya pengobatan anak nya di rumah sakit.

Seminggu kemudian orang baru sadar rumah mewah itu terbengkalai dan tidak ada seorang pun di rumah mewah itu.

Namun orang sekitar rumah mewah itu tidak ada yang peduli dengan keluarga itu, semua tetangga yang berada di sekitar rumah mewah itu sangat membenci keluarga yang tinggal di rumah mewah itu karena keluarga itu terkenal sangat sombong dan jahat.

Rumah mewah itu di biarkan saja sebagai rumah kosong.

10 tahun kemudian! rumah itu di

bersihkan lalu di jual dengan harga murah.

**Bagaimana kelanjutan nya?

Tunggu up nya ya kak!

Jangan lupa beri like, rate dan vote nya ya! Jangan lupa juga jadikan favorit ya kak!

Uwuu....

Aku tunggu jejak nya ya kak!

Terima kasih ♡^_^♡

2. Kunjungan Pertama

Sebelum rumah mewah angker di huni.

Sepasang suami istri yang baru saja menjadi pasangan yang sah, memutuskan untuk hidup mandiri dan tidak mau lagi tinggal di rumah orang tua.

Lio adalah seorang pria tampan yang baru saja menikah dengan wanita cantik berselung pipit bernama Vivian beberapa hari ini. Pria ini merupakan seorang pengusaha sukses terkenal dengan kedinginan nya di kantor, namun berbanding terbalik kalo dengan istri nya dan sedikit penakut.

Vivian adalah istri dari Lio memiliki paras yang cantik, pintar, penurut dan pemberani. Vivian adalah seorang wanita yang memiliki kelebihan yang jarang di miliki orang lain yaitu bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk yang tak kasat mata.

Di rumah orang tua Lio.

"Kak, apa kamu sudah menemukan rumah untuk kita tinggali? Kapan kita akan pindah rumah Kak? Aku tidak mau tinggal di rumah orang tua terlalu lama, kita kan sudah menikah, jadi aku mau kita jadi keluarga kecil yang mandiri Kak" Seorang wanita cantik berlesung pipit menghampiri dan duduk di samping Lio.

"Iya Vivian, aku baru saja mendapatkan informasi rumah mewah dan harga nya tidak mahal, apa kamu mau tinggal di rumah ini?" Pria tampan itu menyodorkan foto rumah mewah yang akan ia beli.

"Wahh, bagus sekali rumah nya Kak, tapi kok aku merasa aneh melihat rumah ini! Aku merasakan ada yang janggal di Foto rumah ini! Apa Kakak gak curiga dengan rumah ini yang harga nya murah?" Vivian merasa tak senang dan curiga melihat foto rumah itu.

"Merasa aneh? Aneh kenapa Vi? Rumah ini sangat bagus dan tempat nya sangat strategis. Tapi sebenarnya aku juga agak curiga sih, tapi rumah ini satu-satu nya yang dekat dengan kantor, atau kita cari rumah yang lain lagi?" Tanya Lio.

"Ya Kak, aku melihat foto rumah ini seperti nya ada yang janggal, tapi aku juga gak ngerti apa yang sebenar nya terjadi dengan rumah itu, perasaan ku gak enak saja melihat rumah itu Kak" Vivian memandang foto rumah mewah itu di ponsel suami nya.

"Terus bagaimana apa kita harus cari rumah yang lain?" Tanya Lio memandang Vivian yang sedang melihat foto rumah mewah di ponsel nya.

"Ya terserah Kakak saja, Kakak sebagai suami adalah seorang pemimpin, aku sebagai seorang istri akan menurut dengan apa pun keputusan Kakak" Vivian menyandar pada bahu lebar suami nya.

"Ya sudah kita coba saja dulu, besok kita lihat rumah itu ya" Kata Lio memegang tangan Vivian.

"Baik lah Kakak" Vivian tersenyum mempererat genggam tangan suami nya.

Keesokan hari nya di meja makan.

"Ibu, aku dan Vivian ingin membeli rumah, nanti kita akan melihat rumah itu, tolong izinkan kami untuk mandiri ya Bu?" Lio meminta izin ke pada sang ibunda tercinta nya

"Kenapa kamu ingin beli rumah Yo? Bukan rumah ini besar? Apa kamu tidak nyaman tinggal di rumah Ibu?" tanya Ibu Lio sedih.

"Bukan Ibu, Yo sangat nyaman tinggal di rumah Ibu, namun kini aku sudah menikah dan aku sudah memiliki keluarga kecil yaitu Vivian. Aku dan Vivian ingin mandiri Ibu, semoga ibu mengizinkan kami" Jelas Lio memohon ke pada Ibunda nya.

"Kalau seperti itu yang kamu pinta, Ibu tidak bisa melarang nya, karena kamu kini sudah punya tanggung jawab sendiri" Ibu Lio menghela napas panjang.

"Kak Yo, jangan pindah ya, nanti Cia jadi sepi di rumah hanya dengan Ibu" Cia manyun.

Cia merupakan adik bungsu dari Lio. Cia adalah wanita yang manja, pintar, keras kepala namun penurut.

"Cia, jangan begitu, Kakak kan sudah punya istri dan sudah mempunyai tanggung jawab yang besar. Kamu tenang saja, Kakak dan Kakak ipar akan sering main ke rumah dan lagi pula ini baru rencana kita" Lio mencoba menjelaskan dan membujuk Cia.

"Baiklah Kak" Cia mengangguk menurut.

"Sudah jangan di bahas lagi, kita makan dulu, nanti makanan nya dingin lo" Ibu memperhentikan pembicaraan dan menyuruh Lio, Cia dan menantu nya makan.

"Iya Ibu" Lio, Vivian dan Cia menjawab serentak.

Lio, Vivian, Cia dan Ibu Lio sarapan bersama.

Selesai makan Lio dan Vivian berpamitan ke pada Ibu dan Adik nya.

Di mobil dalam perjalanan pergi ke rumah mewah yang di bahas malam tadi.

"Kak, aku jadi tidak enak dengan Ibu dan Cia, seperti nya Ibu dan Cia tidak mau Kakak pindah rumah, namun mereka terpaksa mengizinkan Kakak untuk pindah rumah karena Kakak sudah menikah dengan ku" Vivian tidak enak hati.

"Jangan sedih seperti itu, itu memang sudah jalan yang benar Vi. Aku dan kamu sudah menikah, keputusan keluarga kecil kita berada di tangan kita, tidak berada di tangan Ibu atau Cia" Jelas Lio pada Vivian.

Sekarang aku lah yang menjadi kepala keluarga kecil kita. Kita dari dulu sudah mendambakan hidup yang mandiri bukan? Dan ini adalah langkah pertama yang harus kita ambil, jadi Istri ku tercinta jangan bersedih lagi ya!" Lio mengusap kepala Vivian.

"Baiklah Kakak" Vivian tersenyum memandang jalan.

"Nah, sebentar lagi kita sampai di rumah mewah itu, kamu siap-siap ya!" Lio membelokan kemudi mobil nya ke arah rumah mewah itu.

Hawa rumah ini sangat mencekam, seperti banyak arwah penasaran yang penuh dengan dendam memandang ke arah ku, seperti nya ada rahasia di rumah ini!

Vivian memandang sekeliling rumah dari dalam mobil.

Lio ke luar dari mobil dan pergi ke pintu mobil sebelah kiri lalu membuka nya.

"Ayo Vivian!" Lio mengulurkan tangan kanan ke arah Vivian.

"Iya Kakak" Vivian meletakan tangan kanan nya di atas tangan Lio.

"Yuk jalan ke dalam, kita sudah di tunggu oleh penjual rumah ini" Lio berpegangan tangan jalan berdua dengan Vivian menuju dalam rumah mewah itu.

"Selamat datang! Apakah benar ini dengan tuan Lio yang ingin membeli rumah ini?" Tanya pak tua yang menjual rumah mewah.

"Iya, saya Lio yang ingin membeli rumah ini, saya datang kemari dengan Istri saya Vivian" Lio memperkenalkan Istri nya.

"Salam kenal ya Tuan dan Nyonya, saya adalah Edi. Mari Tuan dan Nyonya masuk lah dulu, mari berbincang di dalam" Pak tua mempersilahkan Lio dan Vivian duduk di kursi.

"Iya terima kasih Pak" Jawab Lio.

"Kak, aku tunggu di luar saja ya!" Vivian memegang tangan Lio.

"Kenapa Kamu gak mau ikut ke dalam?" Tanya Lio.

"Kakak, aku mau lihat-lihat di luar dulu" Alasan Vivian.

"O baik lah" Lio mengikuti keinginan Vivian.

Lio berbincang bersama dengan Pak tua di dalam rumah, sedangkan Vivian melihat-lihat di luar.

"Apa itu?" Vivian melihat ada sosok bayangan lewat sekilas.

Vivian berjalan ke arah bayangan itu. Sedangkan pada waktu bersamaan di dalam rumah mewah, ada sosok makhluk yang meniru rupa Vivian jalan ke dalam rumah mewah dengan kaku lalu duduk di samping Lio.

**Bersambung...

Tetap tunggu kelanjutan nya ya kak! Pasti nya akan lebih seru lo!

Jangan lupa beri like, rate 5, vote dan jadikan favorit ya kak!

Di tunggu jejak nya!

Terima kasih ♡^_^♡

3. Peniru Wujud Vivian

Vivian berjalan kaku ke dalam rumah mewah menuju ke arah Lio dan Pak tua.

Lio dan Pak tua kaget melihat Vivian berjalan kaku dan wajah nya pucat.

Vivian duduk di samping suami nya.

"Vivian bukan nya kamu baru saja pergi ke luar, kenapa cepat sekali kembali?" tanya Lio melihat istri nya yang duduk di samping nya.

"......" Vivian diam tidak ada jawaban.

"????" Lio bingung dengan Vivian yang tiba-tiba aneh dan saat di ajak bicara diam saja.

Mungkin Vivian lagi malas bicara, aku tak usah banyak pikir.

Lio dan Pak tua melanjutkan perbincangan mengenai jual beli rumah mewah itu. Hingga Lio dan Pak tua mencapai kesepakatan.

"Vivian, bagaimana? Apa kita lanjutkan tanda tangan surat pembelian rumah ini?." Tanya Lio melihat istri nya yang terus menundukkan wajah nya.

"....." Vivian diam tidak merespon Lio.

"Kok diam saja? Kalo begitu diam mu, aku anggap setuju ya!" Lio mengambil surat rumah dan menanda tangani surat itu.

"..." Vivian masih tetap diam menatap ke bawah.

"????" Lio bingung dengan Vivian yang tiba-tiba aneh dan dingin terhadap nya.

"Tuan, kalo begitu kita sudah sepakat ya, jadi ini kunci rumah nya." Pak tua memberi kunci rumah mewah itu lalu berdiri.

"O iya Pak, terima kasih ya, ini sesuai dengan perjanjian, saya sudah membawa uang nya sesuai dengan perjanjian kita." Lio menyodorkan koper berisi uang ke pada Pak tua.

"Terima kasih atas kerja sama nya Tuan, kalo begitu saya pamitan dulu Tuan." Pak tua menyodorkan tangan kanan nya berjabat tangan.

"Iya Pak." Lio berjabat tangan dengan Pak tua.

Pak tua meninggalkan Lio dan Vivian di ruangan. Pak tua langsung pergi pulang.

Lio kembali duduk di samping istri nya dan memandang Vivian.

Vivian kenapa ya? Kok aneh sekali! Tadi pagi dia baik-baik saja, jalan pun tidak kaku, apa Vivian tiba-tiba sakit ya! Aku jadi khawatir.

"Vivian? Vivian? apa kamu baik-baik saja?" Lio melihat wajah istri nya yang pucat.

"......" Vivian masih diam tidak ada jawaban.

"Vivian! Apa kamu sakit?" Lio penasaran dengan tingkah laku aneh istri nya.

"....." Vivian diam tidak ada respon.

"Vivian!" Lio tak tahan melihat istri nya bertingkah aneh.

Lio mengangkat wajah Vivian dengan perlahan, Lio merasa aneh terus menatap Vivian, Lio terkejut melihat wajah istri nya yang sangat pucat dan mata Vivian merah seperti mata nya berdarah.

"Mata kamu kenapa Vi? O ya di mobil ada obat tetes mata, kamu tunggu sini dulu ya!" Lio khawatir meninggalkan Vivian dengan cepat pergi ke mobil.

Kenapa mata Vivian tiba-tiba merah dan nyaris seperti ingin mengeluarkan darah? Jalan nya pun sangat kaku, saat di ajak bicara tidak sedikit pun ia jawab. Kok tiba-tiba aku jadi merinding ya! Ah sudah lupa kan saja!

Lio berjalan dengan cepat menuju mobil.

Eh, kok Vivian ada di situ? Bukan nya tadi di dalam ya? Aku hampiri saja lah Vivian.

Lio berbelok ke arah pohon yang berada di samping Rumah.

Saat yang bersamaan Vivian berjalan ke arah bayangan yang melintas. Vivian sangat penasaran dengan bayangan yang melintas itu.

Bayangan yang melintas itu apa ya? Seperti nya bukan manusia! Apa kah itu makhluk yang tak kasat mata?

Vivian berjalan perlahan dan hati-hati. Tiba-tiba Vivian merasa ada sesuatu di belakang nya.

!!!!!! Vivian membalikan badan nya.

"Aaaahhhhhhhhhh...!!!!!" Vivian terkejut hingga teriak sangat kencang.

"Vivian, Ini aku Lio suami mu!" Lio coba menenangkan Vivian.

"Eh ternyata Kakak! Aku jadi kaget, mengapa kakak tiba-tiba berada di belakang ku?" Tanya Vivian mengatur nafas nya.

"???? Kok malah kamu yang bertanya ke aku? Bukan nya kamu tadi di dalam Vi?" Tanya Lio bingung.

"Di dalam? Aku dari tadi di luar kok Kak. Bagaimana dengan perbincangan Kakak dengan Pak tua itu? Apa sudah Kakak setujui?" Tanya Vivian menatap suami nya yang berada tepat di hadapan nya.

Apa? Vivian dari tadi di luar? Bagaimana mungkin Vivian dalam waktu beberapa detik sudah bisa berpindah tempat! Itu tidak mungkin!

Tunggu dulu! Tadi saat di dalam rumah Vivian sangat pucat, saat berjalan sangat kaku, mata nya merah seperti ingin menangis darah.

Tapi aku baru saja keluar dari rumah, bahkan aku melihat ke dalam rumah saat berjalan ke luar tadi Vivian masih duduk.

Ketika di luar aku malah melihat Vivian sudah sampai di luar duluan! Ini sangat aneh!!

Tiba-tiba suasana menjadi mencekam, Lio merinding merasa takut.

Saat di luar Vivian sangat cantik, wajah nya segar, jalan nya juga baik tidak ada kaku seperti semula.

Jadi yang di rumah itu siapa?

Lio gemetaran ketakutan namun di coba bertenang.

Aku tak boleh biarkan ini di ketahui oleh siapa pun. Orang akan menganggap ku sudah stress. Aku harus tenang, jangan sampai Vivian berpikir yang tidak-tidak kepada ku.

"Masalah rumah ini sudah selesai Vi, aku sudah menanda tangani nya, jadi kita bisa pindah rumah dalam beberapa hari ini." Lio mencoba tenang.

"Ya baik lah Kakak, aku akan ikuti semua perkataan Kakak." Vivian bicara tenang.

"Baik lah, yang penting istri ku ini bahagia." Jawab Lio tenang mengelus kepala Vivian.

"Iya Kakak." Vivian tersenyum menampakkan lesung pipit nya.

"Kita pulang ke rumah Ibu yuk!" Ajak Lio menatap Vivian.

"Yuk Kak!" Jawab Vivian menatap Lio.

"O iya, kunci mobil dan berkas rumah tinggal di dalam, kita ambil dulu yuk!" Lio memegang tangan Vivian dan mengajak nya masuk ke rumah mewah yang baru saja menjadi milik nya.

"Ya sudah di ambil dulu Kak!" Vivian mengikuti Lio dari belakang.

Vivian dan Lio masuk ke rumah mewah itu, dan mengambil kunci serta berkas rumah mewah yang baru saja Lio tanda tangani.

"Kakak, aku mau ke toilet dulu ya?" Vivian ingin buang air kecil.

"Ya sudah Kakak tunggu di kursi ini ya!" Lio tidur-tiduran di kursi.

"Baiklah Kakak" Vivian berjalan mencari di mana toilet di rumah itu.

Lio ketiduran di kursi, sedangkan Vivian masih mencari di mana letak toilet.

Kreettt.. Suara pintu terbuka.

!!!! siapa itu?

Vivian mendekati sumber suara dan berjalan perlahan-lahan.

Kreettttt.!!

Bam pintu tiba-tiba tertutup dengan kencang, lalu terbuka kembali.

Karena penasaran Vivian berjalan ke dekat pintu yang tiba-tiba tertutup dengan sendiri.

"Aaahhhhhhhhhh...!!!!" teriak Vivian.

**Bersambung....

Tunggu up nya lagi ya kak.

Jangan lupa beri like, rate 5, vote dan jadikan favorit ya!

Aku tunggu jejak nya kak!

Terima kasih ♡^_^♡

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!