NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Menjadi Vampire Membawa Perdamaian Di Dunia Lain

Prolog

Pada saat sore hari, hujan tiba-tiba turun deras mengguyur sebuah kota yang damai. Seorang mahasiswa sedang menunggu di sebuah halte bus. Saat itu ada seorang anak kecil yang berlarian mengejar bola miliknya yang tertiup oleh angin.

"Hei awas!!" Teriak semua orang memperingati anak itu.

Saat semuanya panik, seorang pemuda berlari menangkap anak kecil tersebut.

Braakk!!!

Karena jalan yang licin mobil itu tak bisa berhenti hingga si supir banting stir dan menabrak lampu jalan.

"Apa kau tak apa-apa nak?" Ujar seorang pemuda sembari memeluk anak itu.

Anak itu tampak begitu syok dengan apa yang terjadi barusan. Seorang wanita datang menghapirinya dengan wajah yang penuh kawatir serta lega.

"Huwaaa~ mama!!!" Anak itu menangis dan memeluk wanita yang datang menghampirinya.

"Aku tak apa-apa kan? Apa ada yang terluka? Jangan melakukan hal seperti itu, ibu benar-benar takut terjadi apa-apa padamu" Ujar sang ibu memeluk anaknya dengan lembut.

Pemuda itu mengambil bola yang bergelinding dan memberikannya kepada anak itu. "Ini bola milikmu kan? Jangan nangis lagi oke?" Ujarnya dengan sebuah senyuman.

Anak itu menerima bola yang diulurkan oleh pemuda yang menolongnya. "Te- Terimakasih kakak..." Ujarnya pelan.

"Yah, sama-sama. Lain kali jangan main bola di pinggir jalan yah" Ucap lembut pemuda itu. "Tolong perhatikan anak anda dengan baik, bu" Ujar pemuda itu.

"Iya, terima kasih banyak" Ucap sang ibu berterima kasih dengan tulus.

Mobil yang menabrak lampu jalan sebelumnya mengalami kerusakan yang cukup parah. Untungnya sang supir aman berkat airbag yang menahan benturan kepalanya.

Setelah menelpon polisi dan ambulan, selang beberapa menit bus tiba di halte tersebut. Pemuda itu naik kedalam bus untuk kembali kerumahnya.

Di dalam bus, terdengar suara air hujan yang cukup membuat suasana tenang. "Hmmm~ Seharusnya novel yang ku baca volume barunya keluar hari ini. Aku akan mampir kesana sebentar untuk mengeceknya" Gumam pemuda itu sembari melihat keluar jendela.

Karena tempat tinggalnya dekat dengan sebuah toko buku atau gramedia. Pemuda itu turun di halte bus yang berada tepat di depan toko.

"Pak, apa novel yang biasa ku beli sudah merilis volume barunya?" Tanya pemuda itu pada pemilik toko.

"Yah, kau bisa cek di tempat biasanya" Ujar pemilik toko.

Tanpa basa-basi pemuda itu langsung berjalan mengambil novel yang ia cari dan membawanya ke meja kasir. "Aku beli ini. Oh iya pak, apa ada buku baru yang masuk?"

"Tidak ada, hanya volume baru dari novel ini yang masuk hari ini" Ujar pemilik toko.

Setelah selesai membeli novel ia pun keluar dari toko dan membuka payung nya. Dalam perjalanan pulang pemuda itu merasa senang sekali karena ia bisa melanjutkan bacaannya.

"Eh, kenapa rasanya seperti ada cahaya yang mendekat kearahku?" Gumamnya saat melihat sebuah cahaya di langit yang mengarah padanya.

Jedarrrr!!!

Sebuah petir menyambar dirinya dengan begitu cepat.

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

"Ughh~ Dimana ini?" Gumamnya sembari bangun terduduk. "Ah, benar juga. Kalau tak salah aku sedang dalam perjalanan pulang dan tiba-tiba ada sebuah cahaya yang-" Pemuda itu mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

Namun tiba-tiba ada sebuah suara yang memotong gumamannya. "Maaf kan aku!!" Terdengar suara wanita yang meminta maaf pada dirinya.

"Siapa yang berbicara!?" Pemuda itu tampak panik serta waspada melihat ke kiri dan ke kanan. Namun, yanh dilihatnya hanya sebuah ruangan warna putih tanpa ujung.

"Sekali lagi aku minta maaf" Ujar suara wanita.

"Siapa disana?!" Pemuda itu bangun berdiri dengan penuh kebingungan, ia tak melihat seorang pun namun bisa mendengar suara orang yang meminta maaf.

Secara perlahan muncul sesosok wanita berparas cantik di hadapan pemuda itu "Perkenalkan nama saya adalah Elithya. Saya adalah dewi yang mengatur dunia, saya mohon maaf karena kesalahan saya"

"Dewi? Kesalahan? Apa yang kau bicarakan?!" Tanya pemuda itu dengan tampang kebingungan.

"Ya, sebelumnya saya sedang mengatur cuaca dan secara tak sengaja saya menurunkan beberapa petir ke dunia bawah. Salah satu petir itu pun mengenai anda" Jelas Elitya.

"Begitu yah, jadi cahaya putih yang kulihat sebelumnya adalah petir yang turun ke arah ku" Gumam pemuda itu mengingat kejadian sebelumnya.

"Itu benar" Balas Elithya.

"Tunggu sebentar, itu berarti aku sudah mati?!" Ujar pemuda itu dengan panik.

"Ya, saya benar-benar minta maaf atas hal itu. Sebagai gantinya saya akan menghidupkan anda kembali" Ujar Elithya sambil menunduk.

"Jadi aku akan di hidupkan kembali yah" Pemuda itu tampak lega setelah mendengar jika dirinya akan dihidupkan kembali.

"Itu benar, tapi saya tak bisa menghidupkan anda di dunia sebelumnya karena sebuah peraturan. Jadi saya akan menghidupkan anda di dunia lain" Ujar Elithya.

"Dunia lain? Maksudmu dunia yang dipenuhi oleh sihir?" Ujar pemuda itu tampak antusias.

"Itu benar! Dunia yang akan kau datangi adalah dunia yang di penuhi oleh monster dan sihir, tapi keadaan dunia itu sangat kacau akibat permusuhan antar ras yang hidup disana" Jelas Elithya.

"Oh ya aku akan memberi mu 3 permintaan. Kau bisa meminta apapun sebagai kompensasi atas kesalahan ku" Ujar Elithya sembari mengangkat tiga jarinya.

"Kalau begitu aku ingin ras ku di ubah menjadi vampir!" Ujar pemuda itu dengan mata yang menyala-nyala, karena dirinya yang begitu menyukai film dan cerita mengenai vampir.

"Eh? ah itu bisa di lakukan..." Ujar Elithya dengan ragu-ragu.

"Benarkah?! Kalau begitu aku ingin sebuah skill penyimpanan dimensi dan yang terakhir skill absorb" Ujar Ferisu setelah memikirkan nya dengan baik.

"Absorb? Maksudmu kau ingin menyerap kekuatan dari musuh yang kau bunuh?" Tanya Elithya.

"Itu benar!" Ujar Ferisu.

"Baiklah, kalau begitu ras vampir dengan 2 spesial skill dimension storage dan absorb. Aku akan mentransfer mu ke sebuah lapangan padang rumput yang aman dan dekat dengan sebuah desa" Ujar Elithya.

Saat itu sebuah lingkaran sihir bercahaya dibawah kaki pemuda itu.

Hebat!! Apa ini yang namanya sihir?

Namun pada saat Elithya belum selesai merapalkan mantra nya tiba-tiba pemuda itu terpindahkan ke sebuah kerajaan manusia.

"Kita berhasil! Kami sudah menunggu anda yuusha-sama!" Ujar suara gadis.

"Eh, dimana aku? Kalau tak salah dewi bilang akan mentransfer ku ke sebuah lapangan padang rumput, kenapa aku bisa berada di kerumunan orang-orang ini?" Gumam pemuda itu keheranan.

"Yuusha-sama, tolong bantu ras manusia untuk melawan penindasan yang di lakukan oleh ras lain" Ujar seorang gadis cantik mendekatkan wajahnya.

"Pahlawan? Apa yang kau katakan?" Tanya pemuda itu dengan heran.

"Ah, maaf saya terlalu terbawa suasana. Perkenalkan saya adalah putri pertama kerajaan Rigle, nama saya Milena Von Rigle" Ujar gadis itu dengan anggun memperkenalkan diri nya.

"Tolong pinjamkan kekuatan anda pada kami" Ujar Milena dengan raut muka sedih.

"Aku?" Ujar pemuda itu dengan heran.

Aku tak pernah diberitahu oleh dewi kalau datang ketempat seperti ini, bukannya dia bilang akan mentransfer ku di padang rumput yang luas?

Putri Milena menceritakan kepada pemuda itu tentang apa yang terjadi dengan kerajaan Rigle. Saat ini mereka sedang berperang dengan kerajaan Triberus yang merupakan kerajaan dari ras Beastfolk atau demihuman. Karena perbedaan kekuatan antara ras, kerajaan Rigle terpukul mundur.

Hingga pada akhirnya pihak kerajaan menggunakan pusaka suci untuk memanggil seorang pahlawan.

"Sudah banyak kehidupan yang terenggut, bahkan orang yang tak berdosa pun menjadi korbang akibat perang tersebut" Ujar sang putri dengan wajah sedih.

"Tapi, aku bukan seorang pahlawan" Ujar pemuda itu.

"Kalau begitu coba lihat status anda, seharusnya ada tanda pahlawan" Ucap sang putri.

Pemuda itu mengucapkan "Open status" Saat itu juga sebuah panel muncul dihadapannya.

...Nama : Furuhashi Ferisu...

...Ras : Manusia (?)...

...Age : 18 Tahun...

...Gender : Laki-laki...

...Job : -...

...Title : ★Renkarnator...

...Skill Spesial : -...

...Life Skill : -...

...Skill : -...

...Magic : -...

Oh beneran muncul, ini seperti game saja...

Tapi, kenapa status ku seperti ini? Bahkan tak ada satupun skill yang kumiliki.

Apa dewi itu lupa dengan permitaanku?

Saat itu Ferisu memberi tahu kepada sang putri jika ia tak memiliki title pahlawan. Setelah itu keadaan menjadi ricuh.

"Bagaimana mungkin!?"

"Terus apa yang harus kita perbuat?"

"Sudahlah tidak ada harapan, kita akan musnah!"

Saat semuanya menjadi kacau, sang putri bertanya kepada pemuda itu "Apa benar itu tak ada?"

Ferisu mengangguk "Hanya bertuliskan renkarnator" Ujarnya sembari menunjuk panel tersebut.

"Mu- Mustahil... Oh iya! Bagaimana dengan skill? Seharusnya orang dari dunia lain memiliki skill yang kuat!"

"Tidak, aku tak memiliki skill apapun" Ujar Ferisu dengan wajah yang kebingungan. Ia tak tahu apa yang terjadi, kenapa ia tak memiliki skill padahal sudah memintanya pada sang dewi.

Sang putri terduduk lemas saat mendengar hal itu. "Cepat bawakan pusaka yang satu lagi!" Ujarnya kepada prajurit untuk mengambil satu pusaka pemanggilan lagi.

"Hei kau cepat minggir!" Kesatria kerajaan mendorong Ferisu hingga terjatuh keluar dari lingkaran sihir pemanggilan.

Saat itu sebuah cahaya terang bersinar, seorang pria dengan armor emas muncul di tengah-tengah lingkaran sihir. Sang putri langsung berlari menghampirinya "Apa anda memiliki gelar pahlawan!?" Ujarnya dengan penuh harap.

"Eh? Ah, itu tertulis pahlawan dan kesatria suci" Ujar pria itu sembari melihat panel statusnya.

Kala itu semua orang bersorak gembira karena kedatangan seorang pahlawan hingga melupakan Ferisu yang berada disana.

"Etto... Bagaimana dengan nasibku disini?" Gumamnya melihat-lihat sekitar.

Saat itu seorang pelayan mendatanginya dan membawa Ferisu menuju ke sebuah kamar. Karena tak terlalu memikirkannya pemuda itu hanya mengikuti pelayan itu hingga pada akhirnya seorang kesatria menusuk jantungnya dari belakang.

"Akhhh!!! Ugwahh!!!" Darah bercucuran keluar dan pemuda itu memuntahkan darah dari mulutnya.

"A- Apa yang kalian lakukan..." Ujarnya terbata-bata.

"Heh, sampah sepertimu yang membuang-buang kekuatan pusaka negara pantas menerima ini. Buang dia ke hutan Blanca lewat sihir teleportasi!" Ujar kesatria yang menusuknya.

Pedang itu ditarik kembali, Ferisu terjatuh lemas tak berdaya dengan banyaknya darah yang keluar dari tubuhnya. Sebuah lingkaran sihir aktif dan memindahkannya ketengah-tengah hutan yang gelap.

A- Apa-apaan ini...

Sialan... Kenapa aku mengendorkan kewaspadaan ku...

Jika itu masih di bumi, seharusnya aku bisa menghindari nya...

Tubuhnya sudah mencapai batas, mata pemuda itu secara perlahan mulai tertutup. Pada saat itu sebuah cahaya menyinari tubuhnya dan berpindah ke ruangan putih tempatnya bertemu dewi.

"Ughh... Apa aku mati lagi?" Gumam Ferisu memegang kepalanya saat terbangun diruangan putih.

"Aku benar-benar minta maaf!!!" Terdengar suara yang familiar meminta maaf kepada pemuda itu.

"Apa yang kau lakukan!? Kau bilang akan mentransfer ku ke sebuah padang rumput! Kenapa aku malah muncul di tengah-tengah ritual pemanggilan pahlawan!!?" Ferisu tampak kesal karena apa yang terjadi sebelumnya.

Dewi itu sekali lagi menunduk kan kepalanya dan meminta maaf "Aku benar-benar minta maaf, kejadian itu berada di luar kehendakku. Saat aku sedang mengatur statusmu, ada sebuah energi sihir lain yang tercampur dan membawamu kesana" Jelas sang dewi.

"Jadi kau bilang penyebab kejadian barusan karena ritual dari kerajaan bernama Rigle itu?" Ujar Ferisu dengan begitu kesal.

"Iya..." Sang dewi menjawabnya dengan ragu-ragu.

"Aku mengerti, kau tak perlu minta maaf. Jadi bagaimana? Apa aku akan pindah dunia lagi?" Tanya Ferisu.

"Tidak, kau belum mati. Saat kau sedang sekarat aku berhasil memanggil rohmu kesini secara paksa dan menyembuhkan semua luka di tubuhmu. Aku akan menyelesaikan perubahan status milikmu" Ujar sang dewi.

"Begitu yah, baguslah jika begitu" Tampak senyuman seram terlihat di wajah pemuda itu.

Sang dewi menggunakan sihirnya dan mengubah semua status milik Ferisu dan mengembalikannnya ke dunia.

Di tengah-tengah hutan yang gelap karena pepohonan yang tinggi menutupi sinar matahari. Seorang pemuda terbangun dengan raut muka yang tersenyum sembari mengeluarkan aura membunuh yang besar.

"Status" Ucapnya pelan untuk memastikan.

...Nama : Furuhashi Ferisu...

...Ras : Vampire...

...Age : 18 Tahun...

...Job : ~...

...Gender : Laki-laki...

...Title : ★Reinkarnator...

...Skill Spesial : ★Blood Control ★Regenerasi ★Apprasial ★Dimension Storage ★Curse Blood ★Absorb...

...Life Skill : -...

...Skill : -...

...Magic : ★Dark Magic...

Setelah mengecek statusnya, ia tertawa sembari menutup wajahnya dengan tangan kanan.

"Ahahahah... Bagus... Kerajaan Rigle nantikan saja, aku akan membalas perbuatan kalian. Maaf saja tapi aku orang yang cukup pendendam, jadi nantikan saja pembalasan ku!" Ujarnya dengan aura membunuh yang besar.

ፈᏂᏗᎮᏖᏋᏒ 1 : Magic And Skill

Di sebuah hutan monster, seorang pemuda terbangun dan memancarkan aura membunuh yang besar. Sehingga beberapa monster yang berada di dekatnya datang.

Graaawrr!!!

Laki-laki itu menoleh ke arah sumber suara dan melihat seekor harimau dengan taring yang panjang disertari sebuah pedang berwarna hitam di siku kakinya.

Monster? Bagus, aku akan mengambil skill miliknya...

Harimau itu langsung menerkan laki-laki itu, serangan demi serangan bisa dihindari oleh Ferisu walaupun terkadang bilah pedang yang ada di siku harimau itu mengenai tubuhnya.

Melihat situasi yang cukup sulit, Ferisu berlari menjauh dari harimau itu. Berlari dan terus berlari, ia akhirnya sampai disebuah area terbuka yang berada di tengah-tengah hutan.

Monster ini... Apa mungkin monster rank tinggi? Jika aku tak mempunyai pengalaman di dunia lama, aku pasti sudah mati dari tadi...

Saat itu mereka berdua berhadapan di area terbuka itu. Ferisu memikirkan sesuatu dan mengingat tentang skill yang dimilikinya, saat hendak menggunakannya sebuah informasi masuk kedalam otaknya.

Dengan cepat ia menggigit hari jempol nya dengan gigi taring hingga mengeluarkan darah. "Blood Control : Blood Sword!" Dari dara yang mengalir dari jari berubah menjadi sebuah pedang tajam yang terbuat dari darah.

"Bagus, baiklah mari kita lanjutkan pertarungannya kucing besar" Ujar Ferisu dengan senyum kecil di bibirnya.

Kulit bagian atas kucing cukup keras, kelemahan mereka ada di kulit bagian perut. Aku harus mengincar bagian itu, itu pun jika monster ini sama dengan hewan yang ada di bumi...

Ferisu berlari mendekati harimau itu, saat cakarnya di angkat. Pria itu langsung menunduk dan meluncur di tanah sembari menyayat tubuh harimau itu dengan pedang darah yang ada di tangannya.

"Cih, terlalu dangkal. Kulitnya terlalu keras!" Gumam kesal Ferisu ketika memberikan luka yang tak terlalu berarti pada harimau itu.

Harimau itu tampak marah dan berlari menyerang dengan membabi buta. Pepohonan yang berada di sekitar dipenuhi oleh bekas cakaran harimau tersebut, bahkan batu sekalipun. Karena pergerakan harimau itu terlalu monoton, Ferisu bisa membacanya dan bisa menghindari setiap serangan dengan mudah.

"Melawan seekor monster tak berakal lebih mudah ketimbang melawan manusia!" Teriak Ferisu bergerak menusuk kan pedangnya kedalam mulut harimau itu. "Blood Control : Blood Spear!!" Pedang yang masuk kedalam mulut harimau itu berubah menjadi tombak-tombak kecil yang menusuk hingga tembus keluar.

Steb!!!

"Mau sekeras apapun kulitmu, bagian dalam tubuhmu tetaplah lembut" Gumamnya menarik keluar tangannya dari mulut harimau itu.

Harimau itu terlihat sempoyongan dan akhirnya terjatuh.

Dubrak!!!

Walaupun itu monster tingkat tinggi, jika organ dalam nya hancur maka mereka akan tetap mati. Di saat darah harimau itu mengalir, Ferisu merasakan sengatan di tubuhnya. Instingnya sebagai vampir bangkit, matanya berubah menjadi merah, rambutnya yang awalnya hitam berubah menjadi silver, gigi taringnya pun memanjang.

Mengangkat tubuh harimau itu lalu meminum darah yang mengalir keluar. "Skill Absorb" Salah satu skill miliknya aktif dan menyerap kemampuan milik harimau tersebut.

...Skill Intimidation & Boost telah didapatkan...

"Fuah!!!" Setelah puas meminum darah itu, lidahnya secara perlahan membersihkan sisa darah yang menempel di bibir.

A- Apa yang barusan ku lakukan??

Ah, benar juga, aku sudah berubah menjadi vampir, jadi itu hal yang wajar kalau aku meminum darah.

Terlebih lagi, skill absorb ku aktif saat meminum darahnya dan berhasil menyerap skill yang dimiliki oleh monster itu.

Ferisu melihat sekitarnya dan tak merasakan akan ada monster yang datang menyerangnya. Ia menggunakan apprasial terhadap mayat harimau itu.

...Name : Blade Tiger...

...Age : 7 tahun...

...Skill : ★Intimidasi ★Boost...

"Blade Tiger, sesuai dengan namanya dia memiliki sebuah pedang yang berada di setiap punggung kakinya" Gumamnya saat melihat status milik harimau itu.

Sebaiknya aku menyimpan mayat harimau ini, ehmm bagaimana caraku menggunakannya?

Saat itu Ferisu kebingungan bagaimana caranya menggunakan skill penyimpanan dimensi. Ia duduk dan menyentuh tubuh harimau tersebut "Dimension Storage" Ucapnya pelan, seketika mayat harimau itu menghilang.

Sebuah layar panel lain muncul dan menunjukkan mayat harimau itu.

"Ouh!! Jadi ini yang namanya penyimpanan dimensi!" Ferisu tampak terkesan saat melihat panel layar tersebut, terlebih lagi ia tak merasakan adanya beban saat memasukkan seluruh tubuh harimau itu.

Ferisu berjalan menuju kearah suara air yang ia dengar, tempatnya tak begitu jauh dari area terbuka itu. Dari pantulan air sungai, ia melihat bayangannya.

Apa ini aku?

Rambut silver dengan mata berwarna merah terang dan sebuah gigi taring...

Ferisu mengusap wajahnya menggunakan air sungai itu. "Uwah! Segarnya, yah tak masalah mau penampilan ku berubah ataupun tidak. Saat ini prioritas ku menjadi lebih kuat dan keluar dari hutan ini" Ujarnya dengan keteguhan hati.

Pria itu berjalan kembali ke area terbuka yang ada di tengah hutan, membuat api unggun karena hari sudah mulai gelap. Hutan itu benar-benar menjadi gelap gulita ketika dimalam hari, sulit bagi Ferisu untuk melihat sekitarnya.

Ia hanya bisa meningkatkan kewaspadaan nya sembari menunggu lagi hari. Ia tak merasakan kantuk ataupun kelelahan, karena ras vampir memiliki tubuh yang cukup kuat. Mereka bisa tidak tidur selama satu minggu penuh, bahkan tak perlu makan jika sudah meminum darah.

Saat sedang bersantai dan menambahkan kayu di api unggun, tiba-tiba terdengar suara lolongan serigala. Suara itu muncul dari segala arah, dua buah sinar berwarna merah muncul.

Serigala?

Ferisu bangun berdiri dan mengeluarkan pedang darah. Di depannya muncul segerombolan serigala yang tampak begitu lapar, sedangkan dari belakangnya ada burung pemangsa yang hinggap di dahan pohon.

"Apprasial!!!"

...Shadow Wolf...

...Skill : Shadow Movement...

...Sky Predator...

...Skill : Hawk Eye...

Ferisu masih diam berdiri sembari melihat sekitarnya. Walaupun ia masih bisa sedikit melihat didalam kegelapan, jumlah musuhnya tetaplah banyak. Segerombolan serigala mulai bergerak dan meloncat menerkam laki-laki itu.

Ia terus-terusan menghindari semua serangan sembari melakukan serangan balik. Burung yang sedari tadi diam di dahan pohon, kini ikut menyerang. Pergerakannya sangat cepat dan sulit untuk dihindari, terlebih lagi monster itu terbang di atas langit.

Ferisu menggunakan darahnya untuk menembakkan beberapa tombak tajam ke kawanan serigala. Namun, para serigala itu tiba-tiba menghilang masuk kedalam bayangannya.

Graawwrrr!!!

Sragg!!

Dua ekor serigala muncul dari bayangan Ferisu dan menggigit kedua kakinya. "Akh!! Sial!" Saat terkena gigit, Ferisu menusukkan pedangnya ke kepala serigala yang menggigitnya.

Darah serigala yang berada di pedangnya diminum oleh Ferisu.

...Skill : Shadow Movement Didapatkan...

Meniru pergerakan para serigala, Ferisu masuk kedalam bayangannya dan menyerang mereka secaa tiba-tiba dari setiap bayangan serigala tersebut. Satu-persatu serigala berhasil dikalahkan olehnya dengan mudah. Kini satu lagi yang harus dilawannya adalah burung pemangsa yang sedang terbang di langit.

Itu terlalu tinggi!

Bagaimana aku menyerangnya jika dia terbang setinggi itu? Walaupun menggunakan pergerakan bayangan sekalipun, tidak akan sampai kesana.

Ferisu terus berfikir bagaimana caranya agar bisa menyerang burung itu. Saat itu ia ingat jika memiliki sebuah sihir.

Sihir... Tentu saja aku bisa menyerang nya dengan sihir!!!

Jika itu sesuai dengan yang kupikirkan maka aku hanya perlu membuat bayangan bentuk dari sihirnya!

Ferisu memejamkan matanya dan membayangkan sebuah sihir berupa tombak kegelapan. Sebuah tombak yang berasal dari elemen kegelapan yang bisa melesat dengan cepat dan menimbulkan luka yang serius.

"Dark Magic : Darkness Spear!!"

Sebuah tombak yang terbuat dari kegelapan muncul dan melesat dengan begitu cepat mengenai salah satu sayap burung tersebut, hingga membuatnya jatuh.

...Skill : Hawk Eye Didapatkan...

Sepanjang malam para monster terus berdatangan hingga membuat Ferisu bertarung terus-menerus hingga matahari terbit.

Huft~ Huft~ S- Sudah pagi?

Di lapangan terbuka di tengah hutan, ada sebuah tumpukan monster.

...Nama : Furuhashi Ferisu...

...Ras : Vampir...

...Age : 18 Tahun...

...Gender : Laki-laki...

...Job : ~...

...Title : ★Reinkarnator ★Monster Hunter ★Killing Machine...

...Skill Spesial : ★Blood Control ★Regenerasi ★Apprasial ★Dimension Storage ★Curse Blood ★Summon Familiar ★Absorb...

...Life Skill : -...

...Skill : ★Boost ★Acceleration ★Night Vision ★Berserk ★Detection ★Intimidasi ★Sense Of Beast ★Martial Art ★Phisical Resistance ★Magic Resistance ★Comuflage ★Leadership ★Sneak ★Hide Presence ★Shadow Movement ★Hawk Eye...

...Magic : ★Dark Magic ★Fire Magic...

Skill yang dimiliki oleh Ferisu bertambah cukup banyak hanya dalam satu malam.

ፈᏂᏗᎮᏖᏋᏒ 2 : Pedang Sihir

Sudah sekitar 2 minggu berlalu, Ferisu selalu berjalan mengikuti arus sungai. Hari demi hari selalu dilewatinya dengan pertarungan melawan monster, skill demi skill berhasil didapatkan olehnya.

Walaupun hari gelap, ia tetap berjalan tanpa adanya hambatan karena memiliki night vision yang ia dapatkan dari monster Death Owl.

Aaaaa!!! Kapan aku akan keluar dari hutan ini!!?

Ferisu mulai kesal karena belum melihat ujung dari hutan setelah dua minggu berjalan. Saat berhenti untuk istirahat ia merasakan sebuah kehadiran seseorang.

"Ini, manusia? Tapi hawanya cukup aneh" Gumamnya saat merasakan kehadiran itu.

Ia berjalan secara perlahan mendekati hawa keberadaan itu. Saat sampai terlihat seseorang dengan jubah hitam, berdiri diam di atas batu sembari memegang pedang hitam di tangannya.

"Hei~" Ferisu mencoba memanggilnya.

Di saat itu juga, sosok itu bergerak dengan cepat menyerangnya dengan pedang hitam itu. Berhasil menghindari serangan itu, Ferisu tetap terkena sayatan kecil di bagian pipinya.

"Apprasial!"

...Death Swordmaster...

...Monster bertipe undead, seorang master pedang yang mati dan meninggalkan penyesalan....

Pergerakan undead itu begitu cepat, Ferisu hanya bisa menghindar tanpa melakukan serangan balik.

Cih! Dia sangat cepat!

Mau sebanyak apapun skill yang dimiliki oleh seseorang, jika dia tak memiliki pengalaman bertarung makan itu akan sia-sia. Mau skill sekuat apapun itu, jika pemiliknya tak becus maka skill-skill itu hanyalah sebuah pajangan. Di dunia ini tidak memiliki sistem level, jadi mereka memerlukan latihan dan pengalaman agar menjadi kuat.

Suara pedang terus-terusan beradu di kedalaman hutan. Ferisu masih belum terbiasa menggunakan sebuah skill, selama ini dia hanya mengandalkan instingnya dan kemampuan berpedangnya dari dunia lama.

"Akh!" Ferisu menggerang kesakitan saat bahu kirinya tertusuk.

Pada saat itu juga tangan kanannya bergerak menangkap pedang yang digunakan oleh undead itu. "Kena kau!" Ujarnya menahan pedang yang saat ini menusuk bahunya.

Bamm!!

Ferisu menendang undead itu hingga terhempas cukup jauh. "Ugh~" Menarik pedang itu keluar secara perlahan, tubuh Ferisu mulai beregenerasi untuk menyembuhkan luka-luka yang ada.

Saat ia memegang pedang berwarna hitam itu, ada sensasi aneh yang dialami oleh Ferisu. "Sensasi apa ini? Seperti ada kehangatan serta kekuatan yang meluap keluar dari pedang ini" Gumamnya heran.

Undead itu kembali bergerak dengan begitu cepat menyerang Ferisu. Walaupun tak menggunakan pedang, ia menyerang menggunakan kemampuan bela diri yang cukup terampil.

Saat sedang berfokus menghindari serangan dari undead itu, terdengar sebuah suara yang masuk kedalam kepala Ferisu.

"Serang bagian pinggang nya!"

Saat mendengar suara itu, Ferisu sempat bingung. Tetapi ia mempercayai ucapan itu dan menyerang bagian pinggang dari sang undead.

Slassh!

Ketika tempat itu tertebas, keluar sebuah kristal sihir berwarna ungu. Undead itu mulai berhenti bergerak dan menghilang menjadi abu secara perlahan. Sebuah asap berwarna putih keluar membentuk sebuah gumpalan bentuk seorang manusia. Terlihat seperti seseorang yang menunduk berterima kasih lalu menghilang.

"Beristirahat lah dengan tenang" Ferisu memberi hormat pada sosok yang ia lihat barusan.

Undead tak memiliki darah, jadi aku tak bisa menyerap skill miliknya.

Tapi setidaknya aku mendapatkan sebuah pedang darinya.

Saat mengangkat dan melihat setiap sisi dari pedang berwarna hitam itu, terdengar suara yang sama muncul kembali di dalam kepala Ferisu.

"Hei, apa kau mau menjadi tuan baru ku?"

Ferisu menoleh kesana kemari, ia tak melihat seorang pun ataupun merasakan sebuah hawa kehadiran.

"Apa mungkin kau yang berbicara denganku?" Ujar Ferisu kepada pedang yang sedang dipegang olehnya.

"Itu benar! Bagaimana? Apa kau ingin membuat kontrak denganku?"

"Hmm~" Ferisu menatap pedang itu dengan curiga.

Setelah cukup lama berada di dalam hutan ini, aku baru berbicara dan itu bukan dengan manusia.

Haft~ Sebenarnya seberapa luas hutan ini!?

Setelah cukup lama berfikir, Ferisu menyetujui dan membuat kontrak dengan pedang hitam itu.

...Kontrak berhasil di buat!...

...Skill : ★Swordmanship ★Swordtecnique ★Saber Aura ★Tsukuchi...

...Berhasil didapatkan!...

Ferisu terkejut saat mendapatkan 4 skill sekaligus ketika membuat kontrak dengan pedang hitam itu.

Aku langsung mendapatkan 4 skill? Pedang ini ... apa mungkin sebuah artifak langka?

"Ahahaha! Bagaimana? Hebat bukan?" Pedang itu tertawa dengan penuh rasa bangga akan dirinya.

Ferisu menggunakan apprasial kepada pedang itu untuk mengecek status miliknya.

...Darkness Sword : Grim Reaper Sword...

Eh? Pedang malaikat maut?!

Terlihat senyum kecil di bibir laki-laki muda yang sedang memegang pedang hitam. Ia menyarungkan pedang itu sembari berkata "Aku mengandalkan mu Kuro."

"Haha! Tuan bisa mengandalkan ku!"

Ferisu melanjutkan perjalanannya mengikuti arus sungai. Saat itu Kuro tampak heran dengan tujuan dari tuannya. "Tuan, apa yang anda lakukan di hutan yang berbahaya ini?"

"Hmm~ Ah, ceritanya panjang. Saat ini aku sedang mencari jalan keluar dari hutan ini"

"Ah~ Soal itu, aku punya kabar buruk untuk tuan"

Ferisu langsung berhenti berlari dan bertanya soal kabar buruk yang dikatakan oleh Kuro.

"Apa itu?"

"Sebenarnya, tuan saat ini bergerak menuju ke tengah hutan. Saya kira tuan berniat untuk melawan penguasa hutan ini karena bergerak menuju kesana"

Saat itu Ferisu diam membisu ketika mendengar kalau dia bergerak menuju ketengah hutan dan bukan bergerak kearah luar hutan.

"Hei, Kuro. Apa kita sudah dekat dengan tempat penguasa itu?" Terlihat wajah yang tampak begitu kesal.

"I- iya..." Melihat wajah kesal tuannya Kuro merasakan hawa membunuh yang begitu besar.

"Baiklah, mumpung sudah dekat. Aku akan menghabisinya dan keluar dari hutan ini!" Ferisu melanjutkan perjalanannya menuju ketempat penguasa hutan tinggal.

Pergerakan Ferisu menjadi lebih cepat karena ia mengaktifkan skill acceleration, sebuah skill yang meningkat kecepatan pengguna menjadi berkali-kali lipat. Saat sampai, terlihat sebuah danau kecil dan seekor naga berkepala tiga sedang minum.

Ferisu meloncat tinggi dan menembakkan sihir tombak kegelapan secara beruntun. "Dark Magic : Darkness Spear!"

Graawwrr!!!

Naga itu tampak kesal saat terkena serangan itu, walaupun begitu kulitnya tak terluka sama sekali. Naga itu memiliki sisik yang keras, salah satu kepalanya menyemburkan cairan berwarna ungu.

"Tuan menghindarlah! Itu cairan racun!"

"Fire Magic : Inceration!" Karena merasa tak bisa menghindar, Ferisu menggunakan sihir elemen api berupa luapan api yang besar dan berhasil menjadikan semburan racun itu berubah menjadi uap.

"Fiuh~ Sulit untuk bergerak ketika berada di udara" Gumam Ferisu saat menapaki kakinya di tanah.

"Jika tuan punya skill Air Dance, tuan akan dengan mudah menghindar di udara"

"Air dance yah~" Ferisu berlarian memutari naga kepala 3 itu sembari berfikir. "Hei, Kuro. Monster apa yang memiliki skill itu?" Ujarnya bertanya.

"Apa yang tuan rencanakan? Monster yang memiliki skill itu, Killer White Rabbit. Mereka tinggal di bagian utara hutan ini" Jawab Kuro memberitahu monster dan tempat mereka tinggal.

"Apa aku juga bisa keluar lewat sana?"

"Iya, jalan di utara lebih dekat untuk keluar dari hutan. Kalau kita berada di tengah-tengah hutan"

"Bagus!" Ferisu berhenti berlari dan meloncat kebelakang untuk menghindari semburan racun naga itu.

Cih!

Saat ini aku akan melampiaskan kekesalan ku padamu kadal sialan!

Ferisu mengubah arahnya dan langsung menerjang naga itu dari depan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!