NovelToon NovelToon

Kubuat Kau Menyesal!

Menikah Karena Perjodohan

"Apa menikah? Yang benar saja sih, Yah? Ayah 'kan tahu, kalau aku hanya ingin menikah dengan Syila. Aku sangat mencintai Syila," ucap Raihan tegas.

"Oh, jadi kamu berani menolak permintaan Ayah? Ya sudah pergi sana sama kekasihmu yang tak tahu diri itu! Berkali-kali sudah Ayah katakan, Syila itu bukan wanita yang baik untuk kamu! Dia itu hanya menginginkan uang kamu saja," sahut Ayah Abimanyu ketus.

"Yah, aku mohon jangan seperti ini! Aku sayang sama Ayah dan Bunda, tetapi aku juga sangat menyayangi Syila." Raihan mulai merendahkan suaranya, memohon iba.

Tentu saja dia tak mau hal itu terjadi, kekuasaan itu yang membuat dirinya bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Termasuk memanjakan kekasihnya yang matre itu.

"Sekarang kamu bisa pilih, dia atau kedua orang tua kamu! Ayah sangat mengenal Syakilla, dia wanita yang sopan dan lemah lembut. Tak seperti kekasih kamu, yang kerap memakai pakaian kekurangan bahan seperti itu. Lagi pula, Papanya Syakilla sudah banyak membantu Ayah. Jika bukan pertolongan dia, sudah lama kita tak memiliki perusahaan yang kamu pimpin saat ini," jelas Ayah Abimanyu.

Raihan tampak terdiam, saat mendengar ucapan ayahnya. Saat ini, dirinya berada di posisi yang sulit. Di satu sisi dia sangat menginginkan harta kekayaan ayahnya, tetapi di sisi lain dia tak tega menyakiti hati kekasih yang sudah satu tahun menjalin hubungan dengannya. Bahkan berkali-kali Syila kerap meminta Raihan untuk menikahi dirinya.

"Pikirkan saja dulu sana! Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari, karena terlalu membela wanita murahan itu! Ayah akan menarik semua fasilitas yang selama ini Ayah berikan kepada kamu. Ayah yakin kamu akan menyesal, melakukan hal itu," ancam sang ayah.

"Kamu akan kehilangan segalanya, bukan hanya kehilangan orang tua dan harta kekayaan Ayah. Ayah yakin wanita matre itu, akan meninggalkan kamu disaat kamu tak memiliki apapun." Hal itu membuat Hati Raihan merasa panas, meskipun ucapan ayahnya memang benar. Dia yakin Syila tak akan mau, kalau dirinya jatuh miskin.

Raihan pergi meninggalkan rumah orang tuanya dengan perasaan lesu. Pasalnya sang ayah tak juga merestui hubungan dirinya dengan Syila. Bahkan kini dirinya dihadapkan dengan pernikahan dengan wanita yang tak dia cintai.

"Mengapa aku harus dihadapkan dengan situasi yang sulit seperti ini? Aaahhh, benci aku! Semua ini gara-gara amanat tak bermutu," umpat Raihan.

Sebelum Papa Susilo, Papa dari Syakilla menghembuskan napas terakhirnya. Dia sempat menitipkan amanat kepada Ayah Abimanyu, untuk menjaga putri semata wayangnya. Hingga akhirnya, Ayah Abimanyu berniat menikahi Syakilla dengan anaknya. Agar Syakilla menjadi bagian keluarganya.

Raihan baru saja sampai di apartemen Syila, setelah menjalin hubungan dengan Raihan. Syila meminta Raihan untuk membelikan dirinya apartemen. Syila adalah sekretaris di perusahaan Raihan. Sebenarnya sudah berkali-kali sang ayah ingin memecat Syila. Namun, Raihan selalu saja membelanya.

"Yang, kamu kenapa? Mengapa wajah kamu terlihat suram? Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Syila yang kini duduk di sebelah kekasihnya. Raihan tampak menyenderkan kepalanya, dirinya terlihat lesu tak bersemangat.

"Ayah meminta aku menikahi putri dari sahabatnya," ungkap Raihan membuat mata Syila membulat dengan sempurna.

"Apa? Terus kamu jawab apa? Kamu terima permintaan gila Ayah kamu? Ya Tuhan, bagaimana dengan nasib aku?" Syila meneteskan air matanya. Membuat Raihan bertambah bingung.

Raihan langsung memeluk tubuh kekasihnya dengan erat. Membuat dirinya semakin tak tega melakukan mengkhianati kekasihnya.

"Aku juga tak mau, karena aku sangat mencintai kamu. Tetapi Ayah tak mau mendengar penolakan aku. Dia akan mencabut semua fasilitas yang telah diberikan kepada aku, jika aku tak mau menikahi putri sahabatnya itu," jelas Raihan.

Tentu saja Syila tak mau, jika hal itu terjadi. Dia tak ingin hidup miskin lagi. Selama ini, Raihan yang banyak memberikan uang untuknya. Gaji dari hasil bekerja, tak cukup untuk membiayai hidupnya yang glamor.

"Ya sudah kamu nikahi saja wanita itu, dan perlahan kamu sakiti dia! Aku yakin pasti dia akan meminta cerai, karena tak sanggup menghadapi sikap kamu kepadanya. Jika wanita itu meminta cerai, itu bukan kesalahan kamu. Ayah kamu tak bisa menyalahkan kamu, karena kamu sudah berusaha menuruti permintaannya untuk menikahi wanita itu," ucap Syila mengajarkan kekasihnya.

"Memangnya kamu tidak apa-apa, aku menikahi wanita itu?" tanya Raihan.

"Tidak apa-apa! Asalkan kamu jangan pernah menyentuhnya dan selalu membuat dia menderita!" Raihan menyimak ucapan kekasihnya, dan dia mengerti. Dia akan menuruti permintaan kekasihnya.

Hari ini Raihan berniat menemui Ayahnya, untuk menerima tawaran untuk menikahi Syakilla. Semua ini dia lakukan untuk dirinya dan juga Syila.

"Yah, setelah aku pikir-pikir. Tak ada buruknya juga, aku menikahi anak teman Ayah itu. Banyak juga yang menikah karena perjodohan, akhirnya hidup bahagia. Cinta hadir karena saling bersama," ucap Raihan berbohong.

"Kamu yakin, tidak sedang berbohong? Kamu yakin ingin menikahi Syakilla? Ayah tak ingin kamu menyakiti hatinya. Dia anak yang baik. Lantas bagaimana kekasih kamu? Kamu yakin Syila akan mengerti?" tanya Ayah Abimanyu, yang kini menatap sang anak dengan serius.

"Iya aku yakin, aku akan memutuskan hubungan aku dengan Syila," ucap Raihan mencoba meyakinkan ayahnya.

"Baiklah, lakukan! Ayah senang mendengarnya, karena akhirnya kamu terbuka pikirannya," ujar Ayah Abimanyu.

Padahal dia tidak benar-benar melakukannya. Mana mungkin dia memutuskan hubungannya dengan Syila. Di hatinya saat ini hanya ada nama Syila.

Hari yang di nanti telah tiba. Syakilla sudah terlihat cantik, dengan balutan kebaya putih. Hari ini adalah hari pernikahan dirinya dengan Raihan. Syakilla sempat meneteskan air matanya. Sebenarnya dia tak ingin menikah dengan perjodohan. Namun, Abimanyu memaksa dirinya untuk menikah dengan anaknya. Agar dirinya bisa selalu menjaga Syakilla dengan baik.

"Pa, hari ini Killa akan menikah dengan anak teman Papa. Killa tak akan hidup sendiri lagi, ada Ayah Abimanyu dan Bunda Bunga yang menggantikan posisi Papa dan Mama. Semoga Killa bisa hidup bahagia. Killa minta doanya dari Mama dan Papa," ucap Syakilla lirih.

Rombongan besan keluarga besar Abimanyu telah datang. Raihan akan mengucap ijab kabul, berhadapan dengan pamannya Killa yang saat itu sebagai wali. Kedua orang tua Syakilla telah tiada, dan Killa adalah anak satu-satunya.

Kehidupan Syakilla berubah, saat perusahaan sang Papa dinyatakan bangkrut. Mereka harus menjual semua aset yang dimiliki, dan harus merasakan hidup susah di sebuah rumah berukuran 6x10 meter. Sang mama terkena serangan jantung, saat mendengar berita perusahaan suaminya bangkrut.

Setelah jatuh miskin, sang papa pun menjadi sakit-sakitan. Karena tak kuasa menjalani hidup susah. Namun, berbeda halnya dengan Syakilla yang masih terus bersemangat untuk bangkit dari keterpurukan.

Luka Yang Kau Goreskan

Syakilla dan Raihan sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Namun, pernikahan mereka tak seperti pernikahan pada umumnya. Tak ada cinta di hati keduanya. Jika Syakilla akan berusaha untuk mencintai suaminya, tetapi tidak untuk Raihan. Keputusannya sudah bulat, dia akan tetap mempertahankan hubungannya dengan Syila.

Tak ada raut bahagia di wajah Raihan, dan justru Raihan menatap sinis ke arah Syakilla. Menunjukkan rasa tak sukanya atas pernikahan ini. Pernikahan apakah ini?

"Sepertinya dia tak menyukai pernikahan ini?" gumam Killa dalam hati. Hatinya seakan meringis. Namun, dia berusaha untuk menepis perasaannya itu.

Acara selanjutnya, Raihan diminta memakaikan cincin di jari manis Syakilla. Setelah itu Syakilla langsung mencium tangan Raihan sebagai rasa hormatnya kepada laki-laki yang baru saja resmi menjadi suaminya. Raihan pun terpaksa mengecup kening Syakilla.

"Raihan, sekarang kamu sudah resmi menjadi suami Syakilla. Ayah titip Syakilla sama kamu ya, tolong cintai dan sayangi dia! Jangan pernah kamu sakiti hatinya! Kalau sampai hal itu terjadi, kamu akan berhadapan dengan Ayah. Karena sekarang, Ayah dan Bunda adalah orang tua penggantinya," ucap Ayah Abimanyu, saat prosesi acara sungkeman.

"Eemmm, iya." Hanya itu yang Raihan bisa ucapkan, karena dirinya tak bisa berjanji panjang lebar yang akhirnya nanti dia tak tepati.

Setelah prosesi acara akad nikah selesai. Mereka langsung bersiap-siap untuk acara resepsi mereka. Raihan terlihat dingin kepada Syakilla, karena Syakilla bukanlah wanita yang dia cintai. Pernikahan ini bukanlah pernikahan yang dia impikan.

Suasana terasa tegang, tak ada sepatah katapun yang terlontar dari bibir Raihan. Syakilla terlihat sesekali melirik ke arah Raihan yang sibuk memainkan ponselnya.

"Aku tunggu depan ya!" hanya kata itu yang terucap dari bibir Raihan. Dia merasa tak nyaman berada di dekat wanita yang telah resmi menjadi istrinya.

Raihan terlihat gelisah, karena Syila marah kepadanya. Dia meminta Raihan menemui dirinya malam ini. Dia takut kalau nantinya Raihan akan melakukan malam pertama dengan Syakilla.

"Iya, setelah acara selesai aku akan menemui kamu. Jangan marah lagi ya! Aku mencintai kamu, aku tidak mencintai Syakilla," tulis Raihan di pesan chatnya kepada kekasihnya. Raihan mencoba menenangkan kekasihnya, untuk tidak marah lagi.

Malam ini mereka akan menginap di hotel, sang ayah sudah menyewa satu kamar hotel untuk malam pertama mereka. Kamar hotel itu sudah dihias seperti kamar pengantin.

Besok, Raihan akan langsung membawa Syakilla ke rumah yang sudah sang ayah beli sebagai hadiah pernikahan mereka. Dengan alasan, dia ingin mengajak Syakilla hidup mandiri.

"Berikan Ayah cucu secepatnya!" titah sang ayah.

"Yah, aku sama Syakilla belum saling mengenal. Aku ingin kami saling mengenal dulu, dan menikmati hidup berdua. Layaknya masa pacaran," protes Raihan, dia mencoba memberi pengertian kepada ayahnya. Hingga sang ayah mengerti. Karena memang benar apa yang dikatakan sang anak, mereka berdua butuh saling mengenal.

Acara resepsi di mulai. Syakilla dan Raihan berjalan menuju pelaminan. Tanpa Raihan dan kedua orang tuanya Raihan tahu, Syila datang sebagai tamu undangan di pernikahan Raihan dan Syakilla.

"Harusnya aku yang di sana. Dampingi kamu, bukan dia," ucap Syila, sorot matanya terlihat penuh kebencian. Syila berniat akan merebut Raihan dari Syakilla, dia akan membuat Raihan membenci Syakilla.

Acara resepsi di mulai. Kedua mempelai mendapatkan ucapan selamat dari para tamu undangan yang datang ke acara tersebut. Syakilla berusaha melebarkan senyumannya, meskipun hatinya terluka dengan sikap dingin Raihan kepadanya.

Ingin rasanya dia berlari pergi meninggalkan acara ini. Demi menjalankan amanah dari orang tuanya, dia harus terjebak dengan pernikahan tanpa cinta.

"Ayah dan Bunda langsung pulang ya ke rumah. Selamat menikmati malam pertama kalian sebagai pasangan suami istri yang sudah sah," ucap Ayah Abimanyu dan Syakilla tampak mengangguk dengan malu-malu. Kala teringat, malam ini dia harus melayani suaminya dan memberikan mahkota yang selama ini dia jaga untuk suaminya. Sedangkan Raihan justru terlihat dingin.

Mereka kini sudah berada di kamar hotel, di kamar pengantin mereka. Tak ada sikap romantis yang dilakukan Raihan kepada Syakilla, layaknya pasangan pengantin baru.

"Aku mau pergi dulu! Kamu tak perlu menunggu aku pulang! Tidur saja, karena aku akan pulang larut malam," ucap Raihan ketus membuat Syakilla tersentak kaget.

"Ta-tapi ...," ucapan Syakilla harus terhenti, karena Raihan langsung membentaknya dan menunjukkan wajah tak suka.

"Cukup! Aku tak ingin dengar ucapan protes kamu! Ingat, jangan pernah bermimpi aku akan menyentuh kamu! Aku menikahi kamu hanya terpaksa, hanya menuruti permintaan Ayahku saja. Semua ini karena amanah tak bermutu orang tua kamu," bentak Raihan.

Jantung Syakilla seakan terhenti seketika. Hatinya terasa sakit. Laki-laki yang baru saja mengucap ijab kabul, kini dengan tega menggoreskan luka di hatinya. Seakan dirinya tersambar petir di siang bolong, dan menusuk hingga ke relung hatinya yang paling terdalam.

Raihan pergi meninggalkan Syakilla begitu saja. Tak ada perasaan sedikitpun kepada Syakilla. Dia lebih memilih untuk mendatangi kekasihnya. Padahal malam ini adalah malam pengantin dirinya dengan Syakilla.

"Ya Allah, mengapa takdir begitu kejam kepadaku? Apa salahku, sampai aku harus merasakan seperti ini? Mengapa dia menikahi aku, jika tujuannya hanya untuk menyakiti hati aku," ucap Syakilla lirih. Air matanya jatuh satu persatu, dia tak mampu membendung perasaan hatinya lagi.

Syakilla langsung membuka pakaian pengantin yang dia kenakan, dan membersihkan riasan di wajahnya. Syakilla langsung mengambil wudhu untuk sholat isya, dan mencoba menenangkan hatinya.

"Hanya Allah yang mampu membolak-balikan hati seseorang. Semoga suatu saat nanti, kamu bisa berubah. Menerima aku di hidup kamu," doa yang Syakilla ucapkan di sujudnya. Air matanya mengalir semakin deras, dirinya terlihat rapuh tak berdaya. Hanya Allah tempatnya mengadu, dan meminta pertolongan.

Setelah meluapkan perasaannya saat ini. Syakilla memilih untuk membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia masih berharap, perasaan suaminya kepadanya bisa berubah dengan seiringnya waktu. Perlahan mata Syakilla meredup, hingga akhirnya dia tertidur pulas.

"Aku pulang dulu ya, Sayang. Aku takut Syakilla akan melaporkan kepada Ayah, jika malam ini aku tak pulang," ucap Raihan lembut kepada kekasihnya. Tak lupa dia melabuhkan kecupan di kening kekasihnya. Raihan sudah mulai mengantuk, karena dirinya baru saja bercinta dengan kekasihnya.

"Ya sudah. Tetapi ingat ya, jangan pernah sentuh dia! Kalau hal itu terjadi, aku akan pergi dari hidup kamu," ancam Syila.

"Kamu tenang saja, hal itu tak akan pernah terjadi! Makanya tadi saat ayah meminta aku untuk segera memberikan cucu. Aku langsung buat alasan yang membuat dirinya mengerti. Ya sudah, aku pulang dulu ya, I Love You," ucap Raihan.

Raihan baru saja sampai di kamar hotelnya, dan dia melihat Syakilla yang sudah tertidur pulas di ranjang. Hal itu membuat dirinya tak terima.

"Hei, bangun! Siapa yang menyuruh kamu tidur di ranjang! Tempat kamu itu di sofa! Aku tak sudi tidur satu ranjang dengan kamu," bentak Raihan. Bukan hanya berkata demikian, Raihan juga menarik tangan Syakilla dengan kasar. Membuat Syakilla terjatuh ke lantai.

Aku Ini Istrimu!

Harusnya malam ini menjadi malam yang indah untuk mereka berdua, layaknya pasangan pengantin baru. Namun, Syakilla justru mendapatkan luka yang begitu mendalam dari suaminya.

"Mas, kamu kok kasar banget sih? Aku ini istri kamu! Tak sepantasnya kamu bersikap seperti ini kepadaku," protes Syakilla.

"Siapa yang menyuruh kamu tidur di ranjang? Kita memang sudah resmi menjadi suami istri, tetapi aku tak mencintai kamu. Aku menikahi kamu karena terpaksa, karena orang tua aku menjodohkan kamu sama aku," ucap Raihan ketus.

"Kamu pikir, aku cinta sama kamu? Aku juga terpaksa menikah dengan kamu. Jika kamu ingin protes, kamu langsung saja protes ke Ayah kamu," jawab Syakilla tak kalah ketus.

"Sudah ... sudah ... sudah! Ini sudah malam, aku ingin tidur! Besok pulang dari sini, kita langsung pindah ke rumah kita. Kado pernikahan kita dari Ayah," ucap Raihan.

Rasa lelah setelah bercinta dengan Syila, membuat Raihan cepat memejamkan matanya. Raihan kini terlihat sudah terlelap. Sedangkan Syakilla justru masih terjaga, karena ulah dari Raihan yang memaksanya untuk membuka mata.

"Jika bukan karena permintaan Ayahmu, aku tak akan sudi menikah dengan laki-laki sombong seperti kamu. Aku akan berusaha untuk membuat kamu berubah, dan mencintai aku," ucap Syakilla dalam hati.

Untuk menenangkan hatinya, Syakilla memilih untuk mengambil wudhu dan sholat tahajud. Dia berharap suaminya akan berubah. Karena hanya Allah yang mampu membolak-balikan hati manusia. Syakilla berdoa di dalam sujudnya. Semoga pernikahan dirinya dengan suaminya kelak menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah.

Tak terasa air matanya menetes satu persatu, Syakilla terisak tangis. Sampai-sampai dirinya memegangi dadanya yang terasa sesak. Baru saja beberapa jam dia melangsungkan pernikahan, dirinya kini sudah mendapatkan luka di hati dari suaminya.

"Aku ini istrimu, tetapi kamu dengan teganya menyuruh aku tidur di sofa," ucap Syakilla lirih.

Syakilla membaringkan tubuhnya di sofa, dan berusaha memejamkan matanya. Namun, ditengah malam dirinya meringkuk karena merasa kedinginan. Akhirnya dia membuka matanya untuk mencari selimut. Dia pandangi wajah Raihan yang tertidur pulas.

"Bisa-bisanya kamu tertidur pulas, sedangkan istri kamu meringkuk kedinginan. Dasar laki-laki tak punya hati," umpat Syakilla.

Diam-diam Syakilla mengambil selimut yang berada di ranjang dan memakainya. Kemudian dia tertidur lagi.

Suara adzan di ponselnya sudah berbunyi, pertanda dirinya harus bangun untuk menjalankan sholat subuh. Syakilla bangkit dan bergegas untuk mengambil wudhu, dan sholat.

"Mas, Mas sudah subuh! Ayo bangun, sholat dulu!" Syakilla mencoba membangunkan suaminya, menggoyang-goyangkan tubuh suaminya.. Membuat tidur Raihan terganggu. Hingga akhirnya perlahan dia membuka matanya. Dirinya langsung bangkit dan menatap Syakilla dengan tatapan tajam.

"Berani-beraninya kamu membangunkan aku yang sedang tidur. Jangan pernah sekali lagi, kamu seperti ini! Jika kamu melakukannya, aku tak akan membiarkan kamu hidup tenang!" ancam Raihan.

"Mas, aku ini istrimu! Sudah menjadi tugas aku untuk mengingatkan kamu untuk sholat," sahut Syakilla.

"Aku tak butuh! Lebih baik kau urus saja hidupmu sendiri, tak perlu mengurus hidup aku!" bentak Raihan membuat Syakilla terperanjat kaget. Bahkan dirinya sampai bergetar. Namun, dirinya bertekad dalam hati. Dia tak akan bersikap lemah, dia akan membuat suaminya menyesal di kemudian hari karena mengabaikan dirinya.

Perdebatan mereka terhenti, karena Ayah Abimanyu menghubungi Raihan. Mau tak mau dirinya harus bersikap baik kepada Syakilla.

"Waalaikumsalam. Iya, Ayah. Ada apa?" tanya Raihan saat menerima panggilan telepon dari Ayahnya. Ternyata sang ayah menyuruh dirinya dan Syakilla menginap di rumah Ayahnya.

"Maaf Ayah, kami sudah sepakat untuk langsung menempati rumah pemberian Ayah. Kami ingin mencoba hidup mandiri, agar kami saling mengenal. Ya 'kan sayang?" tanya Raihan yang berpura-pura bicara kepada Syakilla.

"Giliran bicara sama ayahnya, sok manis," umpat Syakilla dalam hati.

"Ya sudah, kalau seperti itu. Semoga kalian cepat saling mengenal," ucap Ayah Abimanyu dan Raihan mengiyakan.

Selama dalam perjalanan Raihan dan Syakilla hanya saling diam. Tak ada sepatah katapun keluar dari bibir keduanya. Mereka sibuk dengan pemikirannya sendiri. Syakilla memilih menatap ke arah jalanan.

Mereka kini sudah sampai di sebuah rumah minimalis berlantai dua. Rumah yang memiliki taman yang indah, yang di hiasi berbagai macam bunga. Bukan hanya rumah saja, Ayah Abimanyu juga memberikan beserta isinya.

"Berhubung kita ada tiga kamar, kamu pakai satu kamar yang berada di bawah, aku pakai kamar yang di atas. Terus, kita tak perlu pakai ART. Kalau memang mau pakai ART cari yang pulang pergi saja," ucap Raihan membuat Syakilla melongo.

"Kenapa kamu terkejut?" tanya Raihan.

"Aku ini istri kamu! Mengapa kita tak tidur satu kamar? Pernikahan macam apa ini?" protes Syakilla.

"Jangan pernah bermimpi pernikahan yang indah! Karena aku tak akan pernah mencintai kamu. Sudahlah tak perlu protes! Paling tidak, hal ini lebih baik daripada kamu hidup sebatang kara. Paham?" cerocos Raihan.

"Aku lebih baik menjadi janda, daripada harus menikah seperti ini. Lebih baik sekarang kamu talak aku, daripada kamu menyiksa aku secara perlahan. Aku hanya tinggal bilang sama Ayah kamu, kita ingin bercerai. Selesai!" Ucapan Syakilla membuat Raihan menelan salivanya. Ternyata istrinya ini bukanlah istri yang lemah. Justru dirinya yang sekarang terjebak.

"Mengapa diam? Kamu bilang, kamu tak mencintai aku? Mengapa kamu masih mempertahankan pernikahan ini? Jika kamu tak menginginkan aku, aku akan pergi sendiri. Aku memang miskin, tetapi aku punya harga diri! Bukan seperti kamu yang seorang penjilat, yang bersikap manis di depan orang tua kamu," ucap Syakilla yang kini menatap sinis ke arah suaminya.

Syakilla hendak mengambil tasnya, tetapi Raihan mencegahnya.

"Ok, ok. Kita tidur satu kamar. Tetapi aku mohon, jangan minta aku memenuhi kewajiban aku sebagai seorang suami dalam waktu dekat ini," ucap Raihan.

"Siapa bilang aku ingin tidur satu kamar sama kamu? Justru bagus kamu tak menyentuh aku, jadi aku akan selalu perawan. Meskipun status aku sudah menikah," sindir Syakilla. Dia langsung mengambil tasnya dan masuk ke dalam kamar yang berada di bawa.

Rumah tangga mereka bukanlah rumah tangga yang harmonis. Raihan selalu saja memilih menghindar, dia kerap pulang malam. Dia juga tak pernah menyentuh makanan yang disiapkan Syakilla. Mereka berdua seperti orang asing yang tinggal satu atap.

"Sudah aku bilang, kamu tak perlu menyiapkan makanan untuk aku!" bentak Raihan, saat Syakilla menawarkan suaminya makan.

Raihan tak pernah menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami. Membuat Syakilla protes.

"Jika kamu tak pernah menganggap aku, lebih baik kita pisah! Jika kamu masih menganggap aku sebagai istri dah kamu, tolong hargai aku sebagai seorang istri," ancam Syakilla.

"Selalu saja itu yang kau ributkan! Dengar ya! Aku tak akan pernah menceraikan kamu dalam waktu dekat ini. Jadi, jangan pernah bermimpi untuk terbebas dari aku," sahut Raihan ketus.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!