NovelToon NovelToon

Sixth Sense Diva

Bab 1

Pagi yang cerah Diva melajukan motor nya menuju sekolah, di sekolah Diva terkenal siswa rajin dan pintar. Diva tinggal melanjutkan ujian sekolah nya agar lulus dan masuk ke Universitas favorit di daerah nya.

Diva bersemagat sekolah usai sekolah Diva bekerja sebagai driver ojek online, diva khusus menarik penumpang perempuan nya saja.

Usai pulang sekolah Diva hendak pulang untuk makan, karena Diva seorang yatim piatu ia harus bisa mencari nafkah sendiri.

"Div, kamu mau kerja?" Tanya Tania sahabatnya Diva.

Tania sangat baik terhadap Diva, orang tua Tania selalu membantu Diva dalam segala urusan ekonomi nya.

"Eh iya nih Tan aku mau kerja, ada apa?" Tanya balik Diva.

"Aku ingin mengajak mu kerumah" Balas Tania semangat.

"Hari ini aku bekerja, bagaimana kalau nanti malam aku datang kerumah mu" Ucap Diva.

"Baiklah" Balas Tania senang.

Diva melajukan motornya menuju kontrakannya, kontrakan Diva sangat kecil namun Diva sangat bersyukur.

Diva masuk ke kontrakannya, hawa yang tidak enak dan kesepian selalu terpancar dalam kontrakan Diva. Namun Diva sudah biasa karena Diva seorang gadis yang indra keenam nya terbuka.

Di dalam kontrakan selalu banyak sosok-sosok mahluk yang tak kasat mata berseliweran.

Diva menuju kamarnya, ia melihat anak kecil mengikuti nya dari belakang.

"Ada apa kamu mengikuti ku?" Tanya Diva yang sudah sedikit berani kepada sosok-sosok yang selalu mengganggu nya.

"Kakak ayo kita main?" Ajak arwah anak kecil tersebut.

"Kaka harus bekerja nanti kaka ajak kamu main ya" Balas Diva keluar dari rumahnya.

Diva melajukan motornya membelah jalanan yang ramai, beberapa jam duduk di motor akhirnya Diva sampai di rumah yang tidak begitu besar.

Diva mengetuk pintu, dan keluar wanita yang tidak terlalu tua. Wanita itu Bu Yaya, orang yang telah mengajarkan Diva untuk tenang dalam menghadapi semua sosok-sosok yang mengganggu nya. Bu Yaya pula teman kedua orang tua Diva jadi Diva sangat akrab dengan Bu Yaya. Bu Yaya sengaja membuka indra keenam nya untuk melihat sosok suami dan anak nya yang telah lama meninggal Bu Yaya berniat untuk melihat mereka.

"Silakan masuk" Ajak Bu Yaya.

Diva masuk kedalam rumah Bu Yaya yang dindingnya kebanyakan bernuansa hitam menambah keseraman tamu yang datang ke rumah Bu Yaya.

"Ada apa ibu memanggil saya" Tanya Diva heran.

"Sepertinya kita harus memecah kan misteri di sebuah rumah susun yang ada di desa sebelah" Balas Bu Yaya.

"Kapan kita akan melakukan nya bu?" Tanya Diva.

"Setelah kamu menyelesaikan ujian sekolah mu" Balas Bu Yaya.

"Baiklah, jika tidak ada keperluan lagi saya akan pamit pulang" Ucap Diva.

Diva dan Bu Yaya terkenal sering menolong arwah yang tidak tenang, namun Diva masih sering ketakutan dalam menghadapi semua hal itu.

Diva melajukan motornya menuju pangkalan ojek online nya, Diva sangat ceria dan banyak tingkah sehingga banyak orang yang mengenalnya.

Ketika sedang asik berbincang setelah mengantar costumer nya, Diva terdiam sejenak memandang sesosok wanita dengan rambut panjang di dekat pohon besar. Diva masih takut dan langsung memalingkan wajah nya.

"Div kenapa" Tanya Heri teman satu propesi nya.

"Aku pengen makan nih, ayo makan" Balas Diva memelas.

Diva dan Heri pergi menuju kedai bakso, usai sampai di kedai bakso Diva melirik ke arah jalan ternyata sosok perempuan itu masih mengikutinya. Diva merinding sendirian Heri yang melihat gelapan Diva ketakutan langsung bertanya.

"Heh Div kamu kenapa sih kaya ketakutan gitu? Coba cerita ada apa?" Tanya Heri khawatir.

"Aku gak apa-apa sumpah deh Her" Balas Diva meyakinkan.

"Ya sudah kalau ada apa-apa cerita ke aku" Ucap Heri.

"Iya aku tau kok" Balas Diva masih dalam ketakutan.

Usai perbincangan singkat itu pesanan Heri dan Diva pun datang, mereka menghabiskan bakso nya tanpa tersisa. Setelah bakso habis ponsel Diva berdering menunjukan Tania yang menelpon nya dengan cekatan Diva mengangkatnya.

~Hallo Div. Sapa Tania.

~Iya Tann ada apa kamu menelpon ku?. Tanya Diva.

~Kapan kau akan kerumah ku?. Tanya Tania.

~Aku masih bekerja, tetapi sedang istrihat makan bakso. Balas Diva.

~Cepat lah kerumah ku, aku sendirian dirumah. Ucap Tania ketakutan.

~Iya nanti aku kesana. Balas Diva menutup telepon nya.

Diva dan Heri melajukan motornya menuju pangkalan, setelah tiba di pangkalan lagi-lagi Diva menjumpai sosok wanita yang mengikutinya. Langsung saja Diva berpamit pulang saja.

"Aku pulang dulan ya temen-temen" Ucap Diva tergesa-gesa.

"Lah ko gitu Div sih baru juga sampe" Balas Tika teman satu propesi nya.

Sosok wanita itu semakin jelas di lihat Diva, Diva langsung saja pamit.

Di jalan menuju rumah Tania, Diva memikirkan apa tujuan sosok wanita itu mengikuti Diva. Selang beberapa menit Diva sampai di rumah Tania, Tania langsung menghampiri Diva.

"Diva tolong aku" Ucap Tania sambil menangis.

"Kamu kenapa sih Tan? Coba ceritain" Balas Diva khawatir.

"Aku mendengar banyak suara misterius di dalam rumah ku" Ucap Tania dalam keadaan menangis.

Karena Tania sahabat Diva, Tania tau apa yang terjadi pada Diva. Tania tau pula bahwa Diva mempunya kelebihan indra keenam nya.

"Kamu sih punya rumah gede banget, ditinggalkan mulu pula" Balas Diva sambil tersenyum.

Diva mengajak Tania memasuko rumah Tania, diambang pintu Diva diam karena melihat sosok wanita yang sedari tadi mengikutinya. Sebelum nya Diva tidak pernah melihat sosok wanita itu di rumah Tania. Tania yang melihat Diva diam membisu mencoba membuyarkan nya.

"Kamu kenapa Div? Apa kamu melihat banyak hantu di sini?" Tanya Tania ketakutan.

Karena tidak ingin melihat Tania dan kedua orangtua Tania ketakutan Diva sengaja berbohong.

"Aku tidak melihat apapun disini Tania" Balas Diva senyum berbohong.

"Apa kau serius" Tanya Tania meyakinkan.

Setelah Tania yakin, Diva dan Tania berjalan menuju kamar Tania. Banyak sekali sosok berseliweran di rumah Tania karena dulu rumah tania bekas kuburan yang di pindahkan. Diva sangat takut melihat mereka apalagi sosok wanita yang mengikuti nya, namun Diva bersikap tidak takut karena tidak ingin membuat Tania tambah ketakutan pikir nya.

Tania tertidur pulas karena ketakutannya, Diva mencari ponsel yang disimpan di saku jaket nya. Diva menelpon Bu Yaya untuk mencerikan sosok wanita yang mengikuti nya.

~Hallo bu. Ucap Diva spontan.

~Ada apa kamu menelpon ku? Tanya Bu Yaya.

~Ada sosok wanita yang mengikuti ku bu. Balas tanti ketakutan karena sosok wanita tersebut berada di hadapan nya.

~Tanyakan apa keperluan dia. Usul bu Yaya.

Diva memandang lekat sosok tersebut yang semakin dekat semakin jelas hingga Diva terkejut karena semakin dan Diva ingin menggapai nya sosok tersebut pun hilang.

Bab 2

Diva sontak terkejut dengan menghilangnya sosok tersebut. Bu Yaya mencoba memanggil-manggil nama Diva, Diva baru tersadar dan menyaut panggilan Bu Yaya dari balik telepon.

"Apa yang terjadi?" Tanya Bu Yaya khawatir.

"Wanita tersebut hilang bu" Balas Diva.

"Biarkan saja nanti kita cari tau setelah urusan dengan urusan rumah susun selesai" Ucap Bu Yaya.

"Baiklah bu" Balas Diva menutup telepon nya.

Jam menunjukan pukul 8 lewat, orang tua Tania baru pulang.

"Diva kamu belum tidur nak?" Tanya Mama Tania.

"Belum tante" Balas Diva.

"Apa kamu dan Tania sudah makan?" Tanya Papa Tania.

"Sudah om tadi saya dan Tania sudah makan" Balas Diva.

Diva pamit menuju kamar Tania lagi-lagi sosok wanita itu muncul dihadapan Diva, Diva kaget dan langsung bersembunyi di bawah selimut hingga tertidur.

Pukul 12 malam, Tania beranjak menuju kamar mandi di bawah karena di dalam kamar Tania air nya tidak keluar.

Tania menuruni tangga dengan ketakutan, beberapa lampu dimatikan setelah anak tangga habis Tania berlari menuju kamar mandi di bawah, Tania menabrak sesosok wanita. Tania memberani kan diri untuk menyentuh nya, dalam ketakutan Tania memberani kan diri setelah melihat ke arah Tania sontak saja Tania menjerit dengan keras. Kedua orang tua Tania dan Diva langsung menuju arah teriakan Tania, Tania pingsan langsung saja dibawa ke kamarnya sekilas Diva melihat sosok wanita yang selalu mengikuti nya. Tania tersadar dari pingsannya, Tania ketakutan dan terus menangis.

"Ma.. pa... percayalah kali ini aku melihat nya" Ucap Tania menjelaskan.

"Iya.. iya.. sayang mama dan papa percaya padamu" Balas Mama Tania menenangkan.

Papa Tania mengajak ku berbicara diluar kamar Tania.

"Diva apa benar yang dikatakan Tania itu?" Tanya papa Tania penasaran.

"Diva jujur aja yah om, semua yang di katakan Tania benar apa adanya" Balas Diva menunduk.

Karena Tania yang sudah terlelap tidur kembali, Mama Tania menyusul suaminya dan Diva. Mama Tania yang mendengar percakapan suami nya dan Diva ikut takut.

"Apa yang di katakan kamu benar Diva?" Ucap Mama Tania.

"Tante boleh percaya atau tidak itu terserah tante, Diva hanya menangkap apa yang dilihat Diva" Balas Diva menjelaskan.

"Terus kami harus bagaiman Diva?" Ucap Papa Tania khawatir.

"Begini saja, besok Diva mengajak kenalan Diva yang lebih tau akan semua hal ini" Balas Diva menenagkan.

Kedua orang tua Tania kembali ke kamar nya setelah melihat anak nya tertidur kembali, Diva berbaring di sebelah Tania. Diva memasang earphone agar ia tidak mendengar suara aneh yang akan mengganggu tidurnya.

Pagi hari dua gadis tersebut bangun dari tidurnya, mereka beranjak menuju kamar mandi untuk mandi. Mereka mandi secara bergantian, karena Diva lupa untuk membawa baju seragam nya jadi Diva meminjam baju sekolah milik Tania.

Dibawah sudah ada kedua orang tuanya yang sedang menunggu mereka untuk sarapan.

"Selamat pagi Ma.. Pah.." Sapa Tania.

"Selamat pagi om.. tante.." Timpal Diva.

"Selamat pagi juga Tania..Diva" Balas mereka serentak.

Mereka sarapan seperti biasa nya, mereka pergi masing-masing. Tania di bonceng Diva menuju sekolahan.

Diva dan Tania masuk kedalam kelas yang sama, Diva sontak kaget dan takut melihat sosok wanita yang sampai detik ini masih mengikuti nya.

"Kenapa Div?" Tanya Tania heran.

"Ngga kenapa-napa Tann" Balas Diva menyakinkan.

"Ya sudah" Ucap Tania santai.

Diva menyusul Tania yang telah lebih dulu duduk di bangku nya. Sepanjang pelajaran Diva takut memandang ke arah depan, karena sosok wanita itu terus melihat kerah Diva.

Jam pelajaran selesai, Diva pulang duluan menuju rumah nya. Ketika sampai rumahnya, Diva menarik nafas dan membuang nya kasar.

Ketika hendak masuk, tangisan anak kecil mengagetkan Diva. Diva mencari sumber suara dam ternyata itu sosok anak kecil yang pernah mengajak Diva bermain. Diva mendekatkan diri kepada nya dan duduk di sebelah anak kecil tersebut.

"Nama kamu siapa dek?" Tanya Diva ketakutan.

"Kaka tidak takut dengan ku?" Tanya balik anak tersebut.

Sebenarnya Diva takut untuk menatap nya, karena setengah wajah anak tersebut hancur.

"Kaka tidak takut" Balas Diva memberanikan.

"Nama aku Eca ka" Ucap Eca anak kecil tersebut.

"Oh kamu Eca, kamu kenapa selalu ada dikamar ku? dan kenapa kamu menangis?" Tanya Diva penasaran.

"Aku ingin berteman dengan kaka, ada banyak roh jahat yang menginginkan jiwa kaka. Begitu pun dia!" Balas Eca menuduh kan.

Sontak aku terkejut melihat wanita yang selalu megikuti ku, di cekik nya leher Diva sampai tidak di lepas di arah pintu sudah ada Bu Yaya yang tau jika pirasaat nya akan selalu benar.

Bu Yaya membantu Diva agar terlepas dari cekikan roh wanita tesebut. Mulut Bu Yaya komat kamit membacakan mantra dan tak lama Diva jatuh terkulai lemas.

Orang tua Tania dan Tania datang menuju kontrakan Diva, karena kemaren Diva janji untuk membantu mengusir roh wanita yang selalu menghantui nya.

"Apa yang terjadi pada Diva?" Tanya Mama Tania khawatir.

"Sebaiknya kita bawa Diva ke kamarnya" Balas Bu Yaya.

Setelah Diva terbangun, dia merasa sakit di bagian leher ada banyak tanda cengkraman di leher Diva.

"Apa kau baik-baik saja Diva" Tanya Tania.

"Aku baik tann" Balas Diva.

Diva menceritakan semua kejadian yang dialami nya kepada Tania dan kedua orang tua nya. Diva pun tak lupa mengenal kan Bu Yaya kepada kedua orang tua Tania.

Setelah Tania dan kedua orang tua nya pulang, tinggalah Bu Yaya dan Diva. Bu Yaya sangat heran dengan sosok anak kecil yang bersembunyi di dalam lemari.

"Keluar kamu!" Ucap Bu Yaya tegas.

Eca keluar dari dalam lemari nya.

"Siapa kamu?!" Ucap Bu Yaya tegas.

"Bu dia teman saya, dia membantu saya agar hati-hati karena banyak roh jahat yang menginginkanjiwa saya bu" Ucap Diva membela Eca.

"Baiklah jika kau baik, kau boleh berteman dengan Diva. Jangan sakiti Diva jika kau menyakiti kau akan ku musnah kan!" Ucap Bu Yaya kepada Eca roh anak kecil yang baik.

Diva tersenyum kepada Eca.

"Dan kau Diva persiapkan dirimu untuk ujian setelah itu persiapan mental untuk menelusuri rumah susun di desa sebelah" Ucap Bu Yaya tegas.

Diva mengiyakan ucapan Bu Yaya, Diva mengantar ku Bu Yaya pulang sambil Diva kembali mengojek.

Diva bekerja keras untul biaya kuliah nya nanti, walaupun dengan beasiswa Diva tetap harus bekerja. Diva pula harus belajar untul ujian nya nanti dan harua menyiapkan mental dan mata bantin nya untuk menelusuri rumah susun di desa sebelah bersama Bu Yaya.

Bab 3

Hari-hari berlalu, Diva menjalani ujian nya dengan sangat baik dan Diva lulus. Diva diberi beasiswa untuk bisa masuk kampus elit di daerah nya.

Liburan yang seharusnya Diva dambakan tidak berjalan dengan semestinya, Diva harus membantu urusan sosok-sosok yang harus di bantunya.

Minggu pagi, Diva dan Tania pergi menuju rumah Bu Yaya. Diva mengajak Tania karena kedua orang tuanya yang meminta Tania ikut agar Tania tidak selalu ketakutan.

Beberapa menit mereka sudah sampai di rumah Bu Yaya, Bu Yaya mempersilahkan Diva dan Tania untuk duduk.

"Apa kau siap untuk menerima semua resiko nya jika kau ikut?" Tanya Bu Yaya kepada Tania.

"Saya akan menerima resiko nya bu" Balas Tania gugup tidak yakin dengan alasan yang diambilnya.

"Dan kau Diva apa kau sudah siap untuk membantu mereka yang membutuhkan kita?" Tanya Bu Yaya kepada Diva meyakinkan.

"Saya siap bu" Balas Diva.

Sebelum hendak pergi, mata batin Tania dibuka atas permintaan Tania tersebut. Usai membuka mata bantin Tania, Tania kaget dan takut melihat gadis kecil berada di samping Diva.

"Ada hantu di sebelahmu Diva, muka nya gak jelas" Ucap Tania menjerit menutup kedua matanya dengan tangan.

"Buka mata mu Tania" Ucap Bu Yaya menenangkan.

Usai tenang dan diam, Diva menjelas kan siapa gadis kecil yang dilihat Tania.

"Oke tenanglah Tania, ini Eca dia teman beda alam ku. Kau tidak usah takut padanya, Eca sangat baik dan selalu menolongku walaupun wajah Eca seperti ini dia tidak jahat" Ucap Diva melihat ke arah Eca.

"Apa kau yakin Tania akan melanjutkan membuka mata batin ini?" Tanya Bu Yaya pada Tania.

"Aku pasti akan terbiasa bu" Balas Tania masih ketakutan.

Mereka pun pergi menaiki mobil Tania, beberapa jam di perjalan membuat Diva bosen dan akhir nya tertidur. Pulas tidur akhirnya Diva dibangun kan Tania bahwa mereka telah sampai di suatu desa.

Dari penglihatan Diva desa ini berbeda dengan desa lainnya. Pertengahan desa di buat rumah susun, tanpa pikir panjang Bu Yaya, Diva, Tania dan Eca berjalan menuju rumah susun tersebut. Karena mobil tidak bisa masuk jadi mereka melanjutkan dengan berjalan.

Beberapa menit berjalan mereka bertemu dengan penjaga rusun, dari perawakan nya sudah sangat tua dan sedikit judes.

"Selamat sore Pa?" Sapa Bu Yaya sopan.

"Sore Bu, perkenalkan saya Tono penjaga rumah susun ini" Balas Pa Tono penjaga rumah susun.

Pa Tono menceritakan tentang banyak anak gadis seumuran Diva dan Tania mengakhiri hidup nya dengan melompat dari atas rusun tersebut.

Bu Yaya dibawa ke kamar lantai dua untuk beristirahat. Mereka disatu kamar kan karena takut terjadi yang tidak-tidak pada Tania.

Setelah magrib, Diva merenung di pinggir kasur sekelibat Diva melihat sosok gadis seumuran nya melewat. Diva dikagetkan oleh Eca yang tiba-tiba muncul

"Ka Diva!" Ucap Eca mengagetkan.

"Ah Eca bikin kaka kaget aja" Balas Diva sedikit kesal.

"Sebaiknya Ka Diva hati-hati disini, penghuni disini tidak baik" Ucap Eca lalu meghilang

Tak lama Tania datang dari kamar mandi.

"Bu Yaya kemana?" Tanya Tania mencari keberadaan Bu Yaya.

"Bu Yaya sedang kerumah Pa Rt" Balas Diva.

Kedua gadis itu merebahkan tubuh nya keatas ranjang, tak lama berbaring terdengar suara tangisan yang sangat amat terisak.

"Apa kau mendengar itu Diva" Tanya Tania Ketakutan.

"Tentu aku mendengar" Balas Diva santai.

"Mengapa kau tidak takut?" Tanya Tania heran.

"Pakai ini, aku membawa nya banyak pasang lagu biar kamu tidak mendengar tangisan itu" Balas Diva menyodorkan sebuah earphone.

Setelah tenang mendengar kan lagu masing-masing, kaki Diva terseret keluar kamar, Tania menelpon Bu Yaya untuk pulang. Diva terserat di jatuh kebawah tangga, Tania ingin menolong Diva tapi ditahan oleh Eca ini semua demi keselamatan Tania.

Tak lama Bu Yaya datang, Diva dijatuhkan dengan keras. Kepala, kaki, dan seluruh badan Diva hampir terluka. Bu Yaya langsung menggendong Diva di bantu Pa Tono.

Diva di obati oleh Bu Yaya dan Pa Tono, Diva meringis kesakitan. Diva tidak pernah di serang oleh mahluk yang tak kasat mata sampai separah ini.

"Apa kau yakin Diva untuk melanjutkan ini semua?" Tanya Bu Yaya.

"Saya yakin bu, dengan seperti ini saya jadi ingin tau lebih tentang mereka" Balas Diva yakin.

Kita sedang mengobati luka Diva, tiba-tiba terdengar isak tangis yang sendu lagi. Tania mendekat menuju Diva, coba semua tenang kita tanya apa yang ia inginkan disini.

Mereka melingkar duduknya sambil bergandeng tangan, semua memejamkan matanya.

"Siapa namamu?" Tanya Bu Yaya tegas.

"aku riantii hiiiihiiiiii"

"Apa ingin mu disini?" Tanya Bu Yaya.

"Ingin semua gadis disini mati hiiiihiiiii

Dalam hening, tiba-tiba tubuh Diva pentalkan. Bu Yaya, Tania dan Pa Tono langsung menghampirinya. Eca muncul seketika sosok wanita yang selalu menyerang Diva menghilang.

Diva kembali di obati Tania.

"Eca ada hubungan apa kamu dengan rianti?" Tanya Bu Yaya mengimintidasi Eca.

"Rianti kaka saya, dia membunuh ku di kontrakan ka Diva dulu. Lalu ia prustasi dan bunuh diri di rusun ini". Balas Eca apa adanya.

"Jadi tujuan rianti datang dan menyerangku apa alasannya?" Tanya Diva heran.

Tania dan Pa Tono hanya diam karena tidak tau apa masalahnya.

"Dia dendam pada ku waktu dulu, tapi aku tak tau apa alesannya" Balas Eca juga heran.

"Sepertinya, kita harus mencari lebih jelas lagi tentang perkara ini" Ucap Bu Yaya.

Diva dan Tania mengangguk setuju. Karena sudah larut malam kami tidur untuk memulihkan tenaga, pukul menujukan 01..05 dini hari. Tania seperti biasa pergi ke kamar mandi membawa senter karena keadaan kamar mandi yang di luar kamar dan lorong yang gelap.

"Pa Tono ko tidak ada" Batin Tania.

Dengan langkah yang gontai dan dengan rasa takut yang menggebu Tania menyusuri lorong untuk ke kamar mandi.

Dari dalam kamar, Diva mendengar teriakan ia terbangun dan melihat Tania tidak ada di sebelah nya. Diva membangun kan Bu Yaya, Pa Tono sudah menunggu di ambang pintu kamar menunggu Diva dan Bu Yaya keluar.

"Ada apa ini bu?" Tanya Pa Tono khawatir.

"Bapa tenang saja" Balas Bu Yaya menenangkan.

Bu Yaya, Pa Tono dan Diva menyusuri arah sumber suara tadi di dekat kamar mandi Bu Yaya melihat gadis sedang berjongkok menagis.

Bu Yaya mendekat dan menepuk bahu si gadis, sontak kaget ternyata itu Tania yang menangis dan langsung memeluk Bu Yaya.

"Saya takut bu" Ucap Tania menangis.

"Kamu tidak perlu takut, nanti saya ajarkan cara mengendalikannya" Balas Bu Yaya tersenyum.

Mereka kembali ke kamar lagi dan melanjutkan tidur nya masing-masing.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!