NovelToon NovelToon

WORLD GAME

Chapter 1: Awal dari semuanya

Suatu pagi yang cerah di kota Nagoya.

Ada seorang anak perempuan di rumah keluarga besar isamu yang ingin membangunkan kakaknya dari tidurnya, ia terlihat berjalan menuju sebuah kamar dan mulai mengetuk kamar kakaknya.

[Di luar kamar Hideaki]

"Tuktuk, Oni-chan!.... bangun sekarang!... sudah pagi dan waktunya pergi ke sekolah."

Panggil Sora untuk menyuruh adiknya bangun dari tidurnya sambil mengetuk pintu rumahnya.

[Kamar tidur Hideaki]

Aku mulai terbangun dari tidurku setelah mendengar suara Sora yang berusaha membangunkan ku.

"Wuaahhh..... Baiklah aku bangun!"

Aku masih ngantuk, membuka mata terasa berat, mulutku menganga karena masih ngantuk dan lelah.

"Oke, jika kamu sudah bangun, cepatlah dan bersiap-siap!."

Sora pergi, melangkah ke tangga untuk turun dimana, rumah Isamu adalah rumah tingkat 2. Dia juga harus bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Sora adalah adik perempuanku. Adik perempuanku sangat cantik dan baik hati dan tentu saja aku sangat menyayangi adikku, Sora juga begitu padaku.....

°Dia memiliki sifat lembut, sedikit tegas dan ceria, sedikit tsundere. memiliki rambut hitam pendek lembut dan mata merah seperti ayah kami, dia duduk di bangku SMP kelas 9...

Aku mengucek mataku, mulai bangun dari tidur dan mengantuk, bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju jam digital, melihat jam untuk memastikan jam berapa sekarang.

"Hmmm, sudah jam berapa?" tanyaku sambil melihat jam Alarm digital dalam keadaan mengantuk.

"HAHH!" Aku berteriak kaget melihat waktu sudah menunjukkan pukul 17:30.

"Aduh! Berbahaya kalau aku terlambat ke sekolah!... Lebih baik aku bergegas dan bersiap-siap ke sekolah."

Dengan cepat aku pergi mengambil handuk yang sedang digantung dan langsung menuju kamar mandi yang ada di kamarku.

Setelah itu, beberapa menit kemudian....

.

.

.

[Ruang makan]

Di ruang makan, keluargaku saat ini sedang sarapan bersama dan sambil membicarakan sesuatu.

"Sora Sayang, dimana Kakakmu?" Ibuku bertanya pada Sora tentang keberadaan ku.

"Mereka bilang... Oni-chan sudah bangun dan dia bersiap-siap pergi ke sekolah. Jangan khawatir bu, Oni-chan akan segera turun!"

Sora menjawab sambil melahap makanannya untuk dimakan dengan garpu makan

"Oke, kuharap dia cepat turun karena dia punya sesuatu yang penting untuk dibicarakan dan dia juga tidak akan terlambat ke sekolah."

Kata ibuku sambil memotong makanannya yang berupa daging dengan pisau makan

"Karena hari ini adalah hari pertama dia naik ke kelas 11 SMA, dan pastinya tidak boleh terlambat"

Sora dan ayah melihat ibu yang mengkhawatirkan ku, dengan wajah khawatir dan hati yang gelisah.

"Jangan khawatir, hideaki tidak akan terlambat. Sejak dia masih kecil..... dia tidak pernah terlambat ke sekolah, apalagi ini bukan pertama kalinya dia terlambat bangun kan?"

Ayah bertanya untuk menenangkan ibu agar dia tidak khawatir sambil memegang makanannya dengan garpu.

"Itu benar, baiklah aku tidak akan khawatir lagi!"

Ibu menjawab sambil memegang makanannya dengan garpu dan wajahnya sedikit tenang.

Saat ini, aku sedang berjalan menuruni tangga ke lantai dasar. Aku sedikit terburu-buru karena takut terlambat ke sekolah.

"Cepat..... Hari ini, aku tidak boleh terlambat, Karena hari ini adalah hari pentingku!."

Aku duduk di meja makan, bersama keluarga aku yang sarapan terlebih dahulu!

"Halo semuanya, selamat pagi ayah, ibu, Sora dan adik perempuanku yang lucu." Salam dari aku untuk keluarganya.

Mendengar sapaan itu, seluruh keluarga mengangguk menjawab sapaanku dengan senyum hangat mereka.

"Dan nikmati makananmu!"

Aku mengambil garpu dan sendok, memotong daging yang sudah dimasak dan memakannya dengan lembut di mulut saya.

Aku memakan sarapanku dengan rakus karena aku sedikit terburu-buru ke sekolah dan ayah ingin berbicara denganku saat aku masih makan.

"Hideaki! Silakan setelah makan, ayo berkumpul di ruang tamu dulu! Ada sesuatu yang ingin ayah katakan padamu."

Ayah berbicara dengan nada serius, dia menatapku dengan serius tanpa ragu dari kata-kata itu, aku mengangguk sebagai penegasan.

"Oke ayah!..." Aku tersenyum.

Ayahku, bernama Gojou Isamu, adalah sosok ayah yang dermawan dan tegas. Dia adalah kepala rumah tangga yang bertanggung jawab dan setia kepada keluarganya! ayah juga pekerja keras, selalu bekerja di perusahaannya sendiri yang dibangun dari awal.....

Sedangkan ibuku yang bernama Shiina Isamu adalah sosok ibu yang dermawan. Ia adalah ibu rumah tangga yang bertanggung jawab dan setia kepada keluarganya! Ia lembut dan baik terhadap keluarganya. jadilah anak yang patuh dan baik, tentu saja....

Setelah keluargaku selesai sarapan, ibuku membersihkan piring dan gelas dengan bantuan Sora, sedangkan aku dan ayahku yang sedang menggendong adik kecilku, pergi terlebih dahulu keruang tamu.

Ibu dan Sora setelah selesai mencuci piring, mereka pun langsung menuju ruang tamu untuk membicarakan hal penting yang ayah minta.

[Ruang tamu]

Saat semua orang sudah berkumpul di ruang tamu dan sudah duduk di sofa, ayah dengan wajah serius memulai pembicaraan.

"Hideaki dan Sora, hari ini ayah pergi ke luar kota karena ada pekerjaan yang harus dilakukan dari kantor!" Kata ayah dengan tatapan serius.

"Lalu bagaimana dengan ibu dan adik laki-laki? Apakah mereka datang atau tidak?"

Aku bertanya karena penasaran dan hanya ingin tahu.

"Tentu saja ibu dan adik perempuan akan ikut dengan ayah, karena ibu adalah istri ayah! Dan tentu saja ibu akan ikut dan adik laki-laki akan ikut dengan kita." jawab ibu sambil menggendong adik laki-laki.

"Ya, apa yang dikatakan ibumu itu benar. Karena seorang suami membutuhkan istrinya jika ada kebutuhan atau acara tertentu dan karena itu ayahku meminta atau memohon padamu untuk menjaga dirimu baik-baik."

"Apakah kamu bisa memenuhi perintah ayah?" Ayah meminta Hideaki dan Sora untuk menjaga diri dengan memperhatikan mereka.

Mendengar kata-kata itu, Sora dan aku setuju dan berbicara agar ayah dan ibu tidak khawatir atau khawatir tentang mereka.

"Jangan khawatir, kami akan menjaga diri kami dengan baik. Jadi kamu tidak perlu khawatir atau mengkhawatirkan kami.

Sora dan aku menjawab serempak agar ayah dan ibu tidak khawatir atau mengkhawatirkan mereka.

Mendengar hal tersebut, ayah dan ibu tersebut lega dan bahagia karena anaknya sudah remaja dan bisa mengurus dirinya sendiri.

kami semua berdiri untuk bersiap-siap pergi. Ayah dan ibu mulai mengambil barang bawaan seperti koper, sementara aku dan Sora mengambil tas kami.

Setelah mengambil tas kami bersama-sama, kami berdua menuju ke rak sepatu untuk memakai sepatu kami, diikuti oleh ayah dan ibuku yang mengenakan sepatu dan sepatu hak pendek.

Kami keluar rumah menuju mobil, ayah menyalakan mobil dan aku, Sora, ibu yang sedang menggendong adik laki-lakiku yang bernama Taro Isamu masuk ke dalam mobil.

Mobil dinyalakan, Ayah tancap gas dan melaju untuk mengantarkan aku dan Sora ke sekolah kami terlebih dahulu sebelum berangkat ke luar kota untuk urusan kantor atau perusahaan.

[Di sekolah].

Akhirnya sampai di sekolah, ayah dan ibu berpamitan. Aku pun menyapa dan langsung mencium tangan orang tuanya. Setelah itu ayah dan ibu saya segera pergi dan aku langsung menuju melewati gerbang sekolah untuk masuk sekolah dan menuju papan pengumuman untuk mengetahui ruang kelas yang akan di tempati nanti.

[Dekat gerbang sekolah]

SMA Meito adalah tempat sekolah belajar saya. Saya telah berada di sekolah ini selama 1 tahun. SMA Meito, sekolah elit. Hanya beberapa orang yang bisa masuk sekolah ini, dan untungnya saya bisa lulus tes masuk ke sekolah ini....

Aku berjalan menuju papan pengumuman untuk mencari tahu di mana kelasnya, tetapi ada kerumunan yang menghadang diriku.

[Dekat papan pengumuman]

"Sangat ramai!"

Aku terkejut melihat papan pengumuman yang dikelilingi oleh banyak siswa.

"Bagaimana aku bisa melewati kerumunan siswa ini, untuk dapat melihat di mana ruang kelasku?"

Aku bingung dan hanya berpikir melihat kerumunan.

"Pokoknya aku harus buru-buru melihat di mana ruang kelasku!"

Aku bersemangat, dengan tekad dan pantang menyerah, dengan semangat dan pantang menyerah. Aku melewati kerumunan siswa meskipun itu agak sulit.

"Sayangnya ramai tapi aku tidak bisa menyerah, Maju!" aku mengatakan bahwa sulit untuk maju di tengah kerumunan siswa.

Aku merasa sulit untuk melihat karena ada begitu banyak siswa di sana tetapi dia tidak pernah menyerah. Aku terus memasuki kerumunan mahasiswa, sambil permisi dan akhirnya aku berhasil melihat papan pengumuman.

"Akhirnya aku bisa melihat kertas pengumuman dimana kelas saya, jika demikian saya harus segera melihat nama saya untuk mengetahui dimana kelas saya"

Aku mencoba mencari di mana nama dan kelas aku di papan pengumuman sekolah, saya mengalami sedikit kesulitan karena aku bertemu dengan banyak siswa.

Hideaki... Hideki... Hideki.... hideaki.... dimana namaku?

Hideki... akhirnya menemukannya!...

"Aku di kelas 11-A, aku harus cepat sampai!"

Berkata pelan, mulai mencari kelasku dan mendapatkan kursi meja yang nyaman untukku.

Ketika aku berhasil keluar dari kerumunan, aku bertemu dengan 4 orang lainnya. Ada seseorang yang datang kepadanya tanpa saya sadari.

"Halo, Hideaki" sapa seseorang bernama Satoshi yang menepuk pundakku dengan senyumannya.

"WAHH!..." Aku sedikit kaget, karena tiba-tiba menyapa dan menepuk pundakku.

"Hei, ada apa? Kamu kaget? Tenang, aku sahabatmu Satoshi."

Kata Satoshi Sambil menenangkan diri dengan mengelus punggungku.

"Tidak apa-apa, kau hanya mengejutkanku"

"Hahahaha" Satoshi tertawa terbahak-bahak.

Melihat Satoshi tertawa, aku juga melihat 3 orang lainnya Di belakang Satoshi ada 3 orang melihatku dan tersenyum.

"Halo Hideaki" sapaan dari seseorang bernama Tadao, Yochi, dan Nario.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Tadao.

"Ya benar, bagaimana kabarmu? Apakah kamu sehat? Tanya Yochi.

"Hmm..." Nario mengangguk.

Mereka bertanya kepada aku karena mereka ingin tahu bagaimana keadaan aku setelah 2 bulan tidak bertemu setelah liburan bersama setelah menyelesaikan ujian kenaikan kelas.

"Tentu saja tidak apa-apa, kalian santai saja."

"Mereka adalah teman baik, tanyakan padaku"

"Bagus kalau kamu baik-baik saja." senang Tadao dan Yochi.

Mendengar itu, kami berlima berpelukan dan tertawa bersama karena sudah 2 bulan tidak bertemu.

Setelah itu aku juga bertanya kepada teman-teman saya tentang sesuatu.

"Oh iya, aku mau tanya! Kalian kelas berapa?" Aku bertanya dengan rasa ingin tahu kepada mereka, saya ingin tahu di mana ruang kelas mereka.

"Tentu saja kita berada di kelas 11-A, sama seperti tahun lalu adalah 10-A." Jawab Satoshi.

Mendengar itu yang lain mengangguk menandakan bahwa mereka berada di kelas yang sama menurut Hideaki di dalam hatinya.

"Wah, bagus kalau seperti itu! Kita satu kelas lagi seperti tahun lalu." Aku senang bisa satu kelas lagi bersama teman-temanku.

"Kalau begitu, kita harus bergegas ke kelas. Nanti kita tidak akan mendapat tempat duduk untuk bisa berbicara dengan kita berlima!" Ide brilian Nario.

"Itu ide yang bagus, ayo kita buat kelas untuk bisa mendapatkan kursi agar bisa berbicara berlima!" Kami bersorak bersama.

kami berjalan menuju kelas 11-A untuk mendapatkan tempat duduk yang bisa untuk kami berlima mengobrol bersama

Di perjalanan kami mengobrol bersama sambil menuju ke kelas, kami tertawa dan bersenang-senang bersama sekaligus di tonton oleh adik kelas yang menatap kami karena ketampanan dan ketampanan kami berlima, apalagi kami yang paling terkenal di sekolah dan sudah banyak gosip tentang kami berlima di luar juga.

Satoshi, Yochi, Nario, Tadao mereka adalah teman terdekatku. Mereka adalah sahabat yang selalu bermain, bersenang-senang, dan sedih bersama.

Satoshi, Satoshi adalah temanku sejak aku pindah dari Indonesia ke kota Nagoya, Jepang.... Dulu dia adalah anak yang fisiknya lemah, gendut dan suka dibully oleh teman-teman sekelasnya. dia menjadi teman dan saya terus membantu Satoshi yang membuat Satoshi memiliki cita-cita untuk menjadi kuat sehingga dia bisa membantu banyak orang.

Tadao, Tadao adalah anak berdarah dingin karena dia sering melihat ibunya diperkosa dengan kejam membuatnya bisa menyakiti siapa saja yang menyakiti orang yang dia sayangi, tapi suatu hari dia ingin membunuh teman sekelasnya entah kenapa, aku datang dan menantang Tadao untuk berjuang, singkatnya ceritaku menang dan memberikan kata-kata motivasi yang membuat Tadao berubah, sejak saat itu dia dan aku berteman dan Tadao menjadi seorang detektif untuk melindungi orang-orang yang dicintainya dari balik layar.

Yochi, Yochi adalah anak pintar dengan IQ di atas rata-rata dan juga terobsesi menjadi ayahnya yang membuatnya lupa akan jati dirinya, suatu hari dia turun karena nilainya di bawah murid baru, akhirnya dia dibully dan aku bantu dia sekaligus memberi kata kata jadilah dirimu sendiri, sejak saat itu Yochi dan aku berteman dan Yochi menjadi dirinya sendiri yaitu menjadi kutu buku dan astronomi.

Nario, anak yang pendiam dan juga sangat menyendiri, dia menjadi pendiam dan menyendiri. Karena dulu dia jatuh cinta pada seorang wanita, tapi wanita itu mempermainkan perasaannya, membuatnya sulit mempercayai orang lain, kecuali satu. hari saya ngobrol dengan Nario dan berbicara tentang perasaan dan kepercayaan, membuat Nario sedikit mengerti, sejak saat itu kami menjadi teman dan Nario hanya memberikan kepercayaan kepada orang-orang tertentu yang dianggap bisa dipercaya.

Chapter 2: Kelas 11-A

[Diruang kelas 11-A]

Di ruang kelas 11-A. aku dan teman-teman akhirnya sudah sampai di kelas dan sedang memikirkan tempat duduk yang pas untuk mereka bisa ngobrol bersama berlima.

"Hmmm, enaknya dimana yah?" Tanyaku, berpikir dimana tempat duduk yang enak dan nyaman untuk kami berlima.

"Benar sekali, sangat sulit memilih tempat duduk yang sesuai dan pas, hmm....." Pikir Satoshi dengan kebingungan tempat duduk yang bagus untuk kami berlima.

"Ayolah, cepat berpikir, hmmm...."pikir keras Tadao.

"Menurutku di belakang Lebih bagus, karena supaya tidak terlalu mencolok untuk guru."

Ide Nario yang selalu menakjubkan karena emang dia tipikal orang yang tidak mau terlihat mencolok atau tidak terlalu suka berbau...

"Sepertinya, itu ide yang sangat Bagus, gimana teman-teman? Apakah kalian setuju?" Respon dan tanya Yochi kepada aku dan yang lainnya.

"Hah benar juga, Itu ide yang sangat bagus Nario. kamu emang paling cerdas Nario!..."

Aku memuji Nario, menepuk pundak Nario karena benar-benar memujinya.

"Itu benar, kamu emang paling cerdas Nario " Pujian Satoshi.

"Bagaimana pendapatmu Tadao?" Tanya Yochi untuk menanyakan pendapat Tadao.

"Tentu saja , aku sangat setuju sekali " ucap senang Tadao.

"Baiklah sudah di tentukan"ucap Yochi .

"Bener Sudah ditentukan, kalau begitu kita bakal duduk disana.... mari semuanya!" Teriak senang aku.

"Ayo" teriak kami berlima.

Kami berlima berjalan menuju bangku paling belakang dekat jendela, tepat sekali, kelas kami berada di lantai 3 dan mendapatkan pemandangan yang sempurna jika melihat keluar jendela.

Aku mengobrol sebentar bersama mereka berempat, berbincang hal biasa layaknya murid lainnya.

"Menurut kalian, kira kira gurunya seperti apa yah?"

Aku bertanya karena ingin tahu, bagaimana guru kami di kelas ini, karena guru kelas 10, berbeda dengan kelas 11.

"Itu benar, kira kira seperti apa yah? Karena tahun kemarin wali kelas kita sangatlah tegas"

Kata-kata kalem Nario, lembut dan sangat dingin.

"Yah itu bener sekali.... di tambah gurunya sangat ketat dan aku hampir susah untuk ngontek saat ujian dan hampir dapat nilai rendah. Kalau sampai dapat nilai rendah, habis aku sama mamaku. hiks..hiks..hiks..."

Seperti biasa, Satoshi takut kepada mamanya, apalagi mamanya sangat galak dan terkenal tegas.. untung saja ibuku lembut dan baik hati...

"Untung saja tahun kemarin aku mendapatkan nilai bagus, Jadi aku tidak di marahin oleh ibuku jadi aman" ucap bangga Tadao.

"Hmm, senang sekali kau Tadao di atas penderita ku, huhuhu...."

Satoshi sedikit sedih, dia merenung dan hatinya menjadi badmood...

"Sudahlah dibandingkan membicarakan itu, lebih baik kita..." Aku ingin melanjutkan kata-kataku yang terpotong tapi...

"Guru sudah masuk!" Kata salah satu murid di kelas.

"Hai kalian cepat duduk yang benar, guru sudah datang. Nanti kita lanjut lagi bicaranya, karena ada hal penting yang aku mau omongin." Ucap Yochi yang tergesa-gesa untuk duduk ke bangkunya.

Mengangguk Nario, aku, Satoshi dan Tadao yang menandakan kami paham dan ngerti.

Guru perempuan yang memakai outfit guru yang sedikit ketat, rambut panjang coklat di ikat, memakai jam tangan perak, cantik dan sedikit seksi yang dilihat banyak murid laki-laki dikelas.

"Baiklah, selamat pagi anak-anak" salam guru.

"Selamat pagi Bu guru" jawab salam dari para murid.

"Baiklah sebelum pembelajaran di mulai ibu ingin memperkenalkan diri dan sekaligus kalian memperkenalkan diri beserta cita cita dan hobi kalian saat ibu absen.... dan di mulai dari ibu. nama ibu adalah Narumi Katsuyuki, di panggil naumi. Ibu di sini sebagai wali kelas kalian, salam kenal semuanya"

Guru yang ramah dan sopan, aku tidak menyangka mendapatkan wali kelas yang seperti ini.

"Salam kenal ibu Narumi" jawab para murid.

"Baiklah sekarang ibu akan absen nama-nama kalian Supaya ibu tahu siapa aja murid murid ibu, karena aneh kalau ibu tidak kenal murid ,bukan?" Tanya lucu ibu guru Narumi.

"Hahaha" ketawa para murid termasuk diriku.

"Hahaha..... sangat benar itu Bu"

"Baiklah kita mulai absen" ucap ibu guru naumi.

Absen dimulai, dimulai dari atau sesuai dari bangku paling depan dekat jendela ke samping pojok tembok.

"Baiklah sekarang, Hideaki isamu" absen ibu guru naumi.

"Iya, saya hadir." Jawab hideaki.

"Baiklah sangat bagus, sekarang perkenalkan diri kamu, ok" ucap ibu guru naumi.

"Baik Bu....perkenalkan nama saya Hideaki Isamu, di panggil Hideaki. Cita cita saya ingin menjadi no 1 dalam apapun. hobi saya yaitu bela diri pencak silat dan bermain game vr online."

Aku memperkenalkan diri dengan sempurna tanpa ada hambatan dan hal yang buruk. ini lumayan rapi dan hebat....

"Wahhh sangat bagus cita-cita dan hobinya. Ingin menjadi no 1 dan bela pencak silat di tambah bermain game vr online. Itu sangat hebat Hideaki, sekarang kamu boleh duduk"

Guru Narumi memujiku dengan penuh ketulusan, bisa terlihat dari senyumannya.

"Terimakasih banyak Bu naumi"

Aku kembali duduk dikursi ku, guru Narumi mulai mengabsen murid yang lainnya.

"Baiklah, selanjutnya.... Tadao" absen Bu Narumi.

"Baik" jawab Tadao. Tadao berdiri, mulai memperkenalkan dirinya kepada murid dan guru Narumi

"Baiklah, sekarang perkenalkan diri kamu seperti yang lain"

"Baik Bu... nama saya tadao Tadashi, dipanggil Tadao. Cita cita saya tentulah jadi detektif yang sangat berguna untuk masyarakat. Hobi saya pencak silat dan bermain game vr online"

Lumayan, aku memang paling hebat dalam membuat perkenalkan diri... Haha... mungkin itu karena aku sudah terlatih... {Batin Tadao}.

"Wihh... hebat banget Tadao. Ingin menjadi detektif untuk menangani kasus-kasus buat mengungkap kejahatan. Keren kamu Tadao."

"Terimakasih atas pujiannya Bu" jawab Tadao sambil tersipu malu.

"Baiklah silahkan duduk lagi Tadao" ucap bu naumi untuk Tadao duduk kembali.

"Baiklah sekarang siapa yahh selanjutnya..." Ucap bu Narumi sambil jalan melewati para murid.

Saat Bu Narumi jalan, tiba-tiba kaki bu narumi keseleo dan terjatuh.

Kletek.... suara kaki yang keseleo.

"Aduhh, ahhh!" Ucap bu naumi sambil terjatuh.

Tap... suara menangkap.

"Hmm, aduh aduh..."

Ibu Narumi terlihat kesakitan diperlukan Satoshi. dia hampir saja jatuh ke lantai.

"Eh... kenapa aku tidak jatuh kelantai? dan tangan siapa yang menahanku agar tidak jatuh ke lantai?" Tanya Bu naumi dalam batinnya.

Bu Narumi pun melihat siapa yang menahan dia agar tidak jatuh ke lantai.

"Kamu....". Ucap bu Narumi sambil menatap orang yang menolongnya.

"Ibu tidak apa apa? Ada cedera atau sakit yang lainnya?"tanya Satoshi sambil menahan

"Iya, ibu tidak apa apa nak. Terimakasih sudah menolong ibu"

terimakasih Bu Narumi sambil ingin berusaha berdiri kembali menggunakan kakinya yang masih sakit.

"Hati hati Bu, kaki ibu masih sakit akibat keseleo" ucap khawatir Satoshi.

"Iya, tenang aja ibu sudah baik baik saja, aduhh aduhh" ucap bu Narumi sambil menahan rasa sakit.

Merasa khawatir Satoshi pun memegang bahu Bu Narumi untuk duduk di kursinya.

"Udah ibu duduk saja, saya bakal menyembuhkan kaki ibu, duduk lah"

Satoshi sambil memegang bahu Bu Naumi untuk duduk di kursinya. penuh perhatian dan ketulusan dalam hatinya.

"Ehh, tidak apa apa nak, ibu udah baik-baik saja... jadi tidak perlu khawatir tentang kaki ibu"

Ibu Narumi begitu baik hingga tidak mau merepotkan orang lain, dia tidak mau menyusahkan Satoshi.

"Udah ibu duduk saja, biar Satoshi yang sembuhin kaki ibu, karena dia hebat hal seperti ini"{Yochi}

"Yah itu Benar sekali ibu" aku, Tadao dan Nario.

"Baiklah kalo kalian ingin ibu seperti itu..."

Ibu Narumi menuruti apa yang katakan aku dan yang lainnya, dia duduk dan membiarkan Satoshi menyembuhkan kakinya.

"Oke saya mulai, tahan ibu mungkin sedikit sakit!.."

Kata Satoshi yang memegang kaki ibu Narumi secara perlahan dan lembut. Satoshi pun memulai menyembuhkan kaki ibu naumi Dengan memijat kakinya untuk membuat kaki tekanan yang cukup buat tulang yang ke geser sedikit pindah ke tempat semula. Ibu naumi menahan sedikit rasa sakit saat di pijat.

"Aduh...duhh.. duhh..... sa-kit sakit....." kata ibu Narumi sambil menahan rasa sakit.

Kletek..... bunyi kaki ibu narumi yang di berikan tekanan.

"Sedikit lagi, saya bakal kasih tekanan terakhir"

Satoshi memberikan tekanan yang hebat untuk membuat tulang kaki ibu Narumi yang sedikit bergeser kembali ketempat semulanya

Kletek.... bunyi kaki ibu Narumi yang sudah di berikan tekanan.

"Aduhh!...."

"Sudah selesai Bu, sekarang pelan pelan berdirinya" ucap Satoshi

"Oke baiklah" ucap ibu Narumi sambil ingin berdiri secara perlahan-lahan.

"Bagaimana Bu? Sudah lebih baik?" Tanyaku.

" Sudah lebih baik, kaki ibu sudah tidak sakit lagi" ucap senang ibu Narumi.

"Nah benarkan Bu pijitan Satoshi tidak ada tandingannya, setuju gk Kalian?" ucap Dan tanya Yochi kepada teman-temannya

"Iya setuju sekali" ucap kompak.

" Iya bener, terimakasih Satoshi yang sudah menyembuhkan kaki ibu" ucap terimakasih Bu Narumi.

"Tidak ada apa apa Bu, itu sudah kewajiban saya untuk saling menolong." Ucap Satoshi

"Itu Sangat bagus dan namamu siapa? Bisa perkenalkan diri? Ibu ingin tahu nama penyelamat ibu hari ini"

Tanya ibu Narumi yang penasaran terhadap identitas Satoshi dengan secara langsung olehnya.

"Baik ibu...nama saya Satoshi Takashi. Saya sering di panggil Satoshi, saya memiliki cita-cita ingin banyak menolong orang siapapun itu. saya juga Hobi gym untuk memperkuat tubuh, bela diri pencak silat dan bermain game vr online. salam kenal semuanya"

Perkenalkan yang baik untukku, aku rasa ini perkenalkan diri yang hebat!... {Satoshi}

"Wahh, hebat sekali cita cita, hobi, dan nama penyelamat ibu. Ingin menjadi seorang yang banyak menolong orang apalagi memiliki hobi yang sangat memanfaatkan tubuh dan orang sekitar. Memang hebat penyelamat ibu"

Pujian bu Narumi yang memberikan tepuk tangan kepada Satoshi dengan tulus..

"Ibu terlalu memuji, saya tidak terlalu hebat seperti ibu pikiran"

Dasar, sepuh merendah sampai inti bumi... padahal sepuh tapi berpura-pura menjadi pemula... {Hideaki}.....

"Tidak kok, emang kamu hebat, benar tidak kawan-kawan?" Ucap bu Narumi meminta pendapat muridnya.

"Tentu saja benar Bu"ucap serentak para murid.

Mereka tertawa dan bercanda bersama-sama.

"Hahahaha, sudah-sudah cukup tertawanya nanti murid lain tidak kebagian memperkenalkan diri." Ucap bu Narumi sambil menyuruh para murid untuk diam kembali.

"Baik Bu" ucap serentak para murid.

"Baiklah selanjutnya..... Yochi!"ucap panggil Bu Narumi.

"Iya saya Bu" jawab Yochi sambil berdiri.

"Oke seperti yang lain ya Yochi" ucap bu naumi .

"Baik Bu... Oke nama saya Yochi Takumi, di panggil Yochi. Saya memiliki cita-cita untuk menjadi ilmuwan antariksa untuk meneliti tentang angkasa, saya juga memiliki hobi membaca buku sejarah, sains, astronomi dan bermain game vr online untuk mendalami ilmu pengetahuan" salam perkenalan Yochi.

"Wahh Sangat hebat Yochi, kamu memliki cita-cita yang tinggi dan hobi yang sangat penting bagi kemajuan dunia ini, sangat bagus Yochi" Pujian Ibu Narumi.

"Terimakasih Bu" ucap Yochi.

"Baiklah silahkan duduk kembali Yochi.

Baiklah selanjutnya Nario." Ucap panggil Bu Narumi.

"Baik Bu" jawab Nario sambil berdiri.

"Oke seperti yang lainnya yah" ucap ibu Narumi

"Baik Bu... Nama saya Nario Masahiko, di panggil Nario. Saya memiliki cita-cita untuk menjadi pemanah yang jitu dan pemain piano Solo yang hebat. Saya memiliki hobi memanah, pencak silat, dan bermain game vr online untuk bisa menggapai cita-cita saya" ucap Nario.

"Wahh keren sekali cita-cita dan hobinya Nario untuk menjadi pemanah dan pemain piano Solo, itu sangatlah keren dan mengagumkan" pujian bu Narumi.

"Terimakasih Bu atas pujiannya" ucap Nario.

"Okeh, sekarang kamu boleh duduk" ucap bu naumi.

"Baiklah selanjutnya.....

Setelah mengabsen para murid, ibu Narumi kembali ke depan dan memulai pelajaran.

"Baiklah.... Karena sudah selesai mengabsen ditambah ibu sudah tahu nama² dan muka² murid ibu, ibu akan memulai pelajaran hari ini. Pelajaran hari ini adalah....."

Ibu Narumi memulai pelajarannya dan memberikan apa aja materi pelajaran hari ini berserta memberikan jadwal pelajaran dan jadwal piket.

Selama jam pelajaran, banyak hal terjadi seperti pembagian tugas² siswa. Memilihan ketua kelas, wakil ketua kelas, sekertaris kelas, keamanan kelas, dan bendahara kelas

dan aku kepilih menjadi ketua kelas, Satoshi dan Tadao kepilih menjadi keamanan kelas, Yochi ke pilih menjadi sekretaris kelas dan Nario kepilih menjadi bendahara kelas.

Setalah itu banyak hal yang terjadi, jam kelas pertama sampai kedua telah selesai dan bel sudah berbunyi menandakan jam istirahat sudah mulai.

"Okee... Pelajaran jam kedua telah selesai, silahkan kalian istirahat karena bel jam istirahat sudah berbunyi. Ibu mohon pamit dulu semuanya"

Kata ibu Narumi yang izin pamit keluar kelas karena waktu pelajaran sudah selesai.

"Baik , Terimakasih Bu Narumi"

"Yap, terimakasih Bu Narumi" ucapku sambil berdiri tegap di ikuti para murid lainnya.

Ibu Narumi pun segera berjalan keluar dari kelas, para murid juga sudah mulai menyiapkan bekal makanan dan ada juga yang keluar kelas untuk ke kantin sekolah.

Chapter 3: Keseharian disekolah

[kelas]

Sementara masih di kelas, aku dan teman-teman masih mengobrol akan sesuatu sebelum mulai istirahat.

"Heii... kalian, kalian bawa bekal?"

"Tentu kami tidak bawa bekal seperti biasanya" jawab Satoshi.

Mengangguk Tadao, Yochi Dan Nario. seperti biasa, serentak.

"Bagaimana denganmu? apakah kamu bawa bekal? Tanya Yochi kepadaku.

"Tentu saja aku juga tidak bawa seperti kalian dan karena semua tidak bawa. bagaimana kita ke kantin saja seperti biasa, aku sudah lapar nih... Kalian bisa mendengar suara perutku"

Gurgle!.... suara perut yang kelaparan dari perutku sambil aku memegang perutku.

"Hahahaha, Beneran bisa terdengar..." Ketawa Tadao.

Yang lainpun ikut tertawa karena suara perutku yang bisa terdengar. ini sedikit memalukan....

"Hahahaha, sudah.... sudah.... Ayo cepat kita ke kantin... aku sudah lapar banget brother." kataku ambil memegang perutku karena kelaparan. benar-benar sudah kelaparan.

"Hahahaha.... iya... iya.... Ayo kita ke kantin" Ajakan Yochi.

Mengangguk Tadao, Nario dan Satoshi karena setuju.

Kami berlima pun jalan bersama menuju kantin sekolah untuk makan dan minum, di antara mereka, aku yang paling cepat menuju kantin karena sudah kelaparan.

[Lobby sekolah]

"Wehh... kalian, cepatlah... Aku sudah lapar nih"

"Hehehe..." tahan tawa Satoshi, Tadao, Yochi Dan Nario.

"Sudah kamu duluan saja , kami bakal menyusul" {Satoshi}

"Baiklah kalo seperti itu, aku duluan"

Perut yang lapar sekali, aku berlari dengan cepat layaknya peluru yang ditembakkan.

Whoosh!...

Aku pun lari menuju kantin, akan tetapi aku menemukan tantangan yaitu keramaian murid yang sedang mengantri.

[Kantin sekolah]

"Hahhhh, rame sekaliiiii.... Bagaimana caranya aku melewati keramaian ini? Di tambah perutku sudah kelaparan seperti cacing belum di kasih makan selama sebulan"

Aku benar-benar kelaparan dan keheranan bagaimana caranya untuk melewati antrian murid.

"Mau gimanapun aku harus melewati antrian ini..."

Ini sangat mudah, walaupun ramai aku tidak akan menyerah begitu saja, tidak akan aku menyerah...

Aku pun maju menuju antrian panjang dan ramai itu untuk bisa membeli makanan dan minuman.

Tanpa menyerah, aku terus maju walaupun terdesak karena antrian yang padat.

"Aduh, aku terdesak dan tidak bisa bergerak karena keramaian iniiii....."

Aku terus maju meski kesulitan melewati kerumunan hingga akhirnya sampai di tempat beli makanan dan minuman.

"Ibu sari, aku beli seperti biasanya.."

Aku berteriak, untuk bisa memanggil ibu sari yang menjual macam menu makanan.

"Okee nak Hideaki, seperti biasa nasi goreng di kasih telur dadar dan es teh manis siap di bikin"

Ibu Sari langsung menyiapkan pesanan dariku, ibu Sari berusia 30 tahun, sekilas spek manhwa karena emang dia berasal dari Korea.

Beberapa saat, akhirnya pesanan aku selesai....

"Ini dia nak Hideaki nasi goreng telur dadar dengan es teh manis sudah selesai"

Ibu Sari meletakkan pesanan ku di depan meja.

"Wahh, ibu emang top soal masak" pujian ku dan menunjukkan jempol.

"Hah... kamu bisa aja, omong-omong bagaimana kabarmu dan Temen-temen mu? Baik² saja dan masih 1 kelas seperti dulu?" Tanya Bu Sari.

"Tentu saja saya dan teman-teman baik baik saja dan saya masih 1 kelas dengan Temen teman."

"Oh begitu, baguslah jika kalian baik² saja dan masih 1 kelas. Ibu jadi senang"

"Okee Bu saya mau ke meja buat makan dan minum, saya pamit dulu. Ibu baik² yah"

Aku berpamitan dengan ibu Sari, walaupun sebentar untuk berbicara dengan dia.

"Iya tenang saja, sudah sana ke meja makan nanti ke buru dingin.... kan tidak enak kalau makan nasi goreng saat dingin, Nanti kamu bakal seperti pohon ibu yang di siram malam hari sama anak ibu, kan aneh banget!.."

Apa? bisa-bisanya, ada yang bisa melakukan itu.... jujur aku menahan tawaku...

"Hahaha bisa-bisanya anak ibu siram pohon saat malam hari, yang ada pohonnya layu karena di siram saat malam hari, hahaha..."

"Nahkan.... kamu aja tertawa apalagi saya saat di situ, tertawa parah karena anak siram pohon saat malam hari hahahaha..."

Ketawa Ibu Sari yang bikin candu orang-orang, beruntung sekali suaminya ibu Sari mendapatkan ibu Sari jadi istrinya...

"Lihat-lihat! dia sangat keren bukan?"

ada kata-kata pelan murid siswi yang membicarakan sesuatu. seperti berbicara tentang diriku.

"Yah kau benar dia sangat keren hihihi"

"Kalau tidak salah, dia adalah orang yang pernah menjuarai turnamen liga dunia pencak silat di umur 14 tahun, bukan kah itu hebat?"

Wow, ternyata ada yang tahu tentang turnamennya itu, meskipun memang di disiarkan di seluruh dunia...

"Apakah itu benar? Kalau bener pasti dia cowok idaman, sudah pasti memiliki pacar.... kalau tidak salah, aku pernah dengar dia punya pacar" ucap pelan siswi murid yang menggosipkan Hideaki.

Hideaki dan ibu sari mendengar kata-kata itu dan mendiamkannya Sembari menyimak siswi-siswi yang menggosipkan Hideaki.

"Iyakah? Jika benar! Kita bukan saingan pacarnya pasti pacarnya beruntung memiliki kakak Hideaki"

Aku mendengar kata-kata itu dan sedikit melirik murid-murid siswi itu.

"Kau benar...."

" Sudahlah, kita Lebih baik pergi saja, tidak baik membicarakan orang lain" ucap siswi murid yang sudah tahu aku melirik mereka.

"Kau benar, ayo kita beli makanan"

Mereka pergi bersama, berjalan bersamaan dan memalingkan wajahnya dariku untuk tidak terlihat melirikku.

"Sudahlah Hideaki biarkan saja mereka, anak kelas 10 emang suka gosip apalagi soal kamu yang emang sudah terkenal di luar sekolah dan di dalam sekolah, lebih baik kau ke meja makan.... keburu nasi gorengnya dingin ini mah. Kamu cepet ke meja untuk makan!.."

Seperti biasa, ibu Sari perhatiaan kepadaku, iya memang aku anak emas dia, hehehe...

"Oh iya sampai lupa karena keasikan bercanda dan melihat adik kelas gosip, ya udah saya pamit dulu Bu" Kataku untuk menjadi pamit.

Ibu Sari mengangguk, memberikan semangat kepdaku dan senyuman yang manis, sungguh beruntung suaminya....

Aku pun berjalan menuju meja untuk makan dan minum sambil mencari keberadaan teman-temanku untuk makan bersama.

"Dimana mereka?"

Aku bertanya-tanya didalam hati sambil melihat-lihat sekitar untuk mencari teman-teman ku.

Flick!.. Flick!.. Flick!... Aku menggerakkan kepalaku dari sisi ke sisi lainnya untuk mencari keberadaan mereka berempat.

"Itu mereka....akhirnya ketemu juga. lebih baik aku langsung kesana"

Aku berjalan mendekati meja makan tempat teman-temanku, tempati... mereka semua sudah berkumpul.

"Woii.... kalian!"

Mereka berempat menyadari panggilanku dan mengajak aku untuk duduk bersama ke meja mereka.

"Hideaki mari kesini" ucap bareng Tadao, Satoshi, Yochi dan Nario.

Aku pun berjalan dan duduk Untuk makan bersama di meja makan mereka.

"Akhirnya aku bisa makan juga."

"Karena Hideaki sudah di sini, mari kita makan bersama" ucap Yochi.

"Iyaa" ucap bareng aku, Tadao, Satoshi dan nario

"Selamat makan semuanya" ucap hideaki

"Selamat makan" ucap bersama.

nyam... nyam... nyam...

Aku melahap makananku dengan sendok besi, melahap semua nasi goreng ke dalam mulutku dan menguyahnya hingga ditelan ke tenggorokan.

"Lihatlah Hideaki... Seperti orang yang belum makan selama 1 bulan"

Satoshi berkata seperti mengejek dan mengolok-olok aku, itu udah biasa bagi dia!.

"Iya benar, lahap banget Hideaki makannya"

Seperti Nario bingung dan heran, saat aku makan dengan lahap.

"Yah mau gimana lagi, aku seperti orang yang kelaparan selama 1 bulan! Karena cacing ku di perut sudah mulai merajalela yang membuatku seperti orang yang tidak makan selama 1 bulan. Hmmm...."

Iya, aku sedikit kesal karena perkataan mereka, itu adalah hal wajar, bukan?

"Hahahaha, biarkan saja. dia juga sedikit lucu kalau sedang kelaparan, hahahaha..." ketawa Tadao.

"Hmmmm...."

Aku melanjutkan makanku, Yochi berdiri dari duduknya dan ingin berkata sesuatu kepada kami.

"Hei kalian! Kalian sudah tahu belum, mengenai event baru di World Game yang kita mainkan?.." tanya Yochi.

"Belum tahu kami"

Ucap bersama kami berempat, yah memang sahabat seperti ini, kompak.

"Emang ada apa? Kau seperti gembira sekali."{Satoshi}

"Bener itu.."{Nario}.

"Bagaimana aku tidak senang? Event ini sangat misterius dan besar hadiahnya. ditambah ada tantangan baru untuk kita!"

Yochi kegirangan, terkekeh dan gembira. wajahnya tersenyum lebar, matanya melebar dan pipinya sedikit memerah.

"Benarkah? Jika benar...ada event itu , bagus banget. Akhirnya kita ada tantangan baru."

"karena seminggu ini kita tidak ada tantangan baru dan seru, aku mulai bosan.... Huhh..."

Nada suaraku yang sedikit pelan dan terdengar bersedih, sesuai dengan suara hatiku.

"Benar itu Hideaki, aku juga mengalami hal yang sama"

Kata Nario yang kalem dan satu pikiran dengan aku.

"Iya aku juga merasakan hal yang sama tapi dengan event ini... apalagi ada tantangan baru, pasti bakal seru "

Yochi terlihat yakin dan bersemangat.

"Jadi kita bakal main habis pulang sekolah atau....." Tanya Satoshi.

"Untuk pulang sekolah, maaf aku tidak bisa main karena aku ada urusan penting habis pulang sekolah, mungkin sekitaran jam 4 sore aku bisa karena aku jam 3 sore, aku baru sudah pulang dirumah setelah urusan penting. Jadi aku minta maaf"

Tadao memberikan salam tangan maaf karena tidak bisa langsung ikut setelah pulang sekolah.

"Tidak apa-apa, kita sudah mengerti kok jadi santai saja Tadao"

Itu bisa di wajarkan, karena memang Tadao orang yang super sibuk!..

"Baiklah Terimakasih kawan." {Tadao}

"Bagaimana mana denganmu Nario? Aku tebak pasti ada hal penting juga" tanya Satoshi sambil tersenyum dan yakin dengan tebakannya.

"Seperti biasa tebakan mu benar Satoshi, aku ada jam latihan memanah habis pulang sekolah. Sama seperti Tadao, aku bisanya jam 4 sore, jadi aku minta maaf..."

Melakukan hal yang sama seperti Tadao sebelumnya tapi ini lebih kalem.

"Tenang saja, kau seperti tidak mengenal kami saja Nario"

Kata Yochi dan menepuk pundak Nario.

"Baiklah karena Tadao dan Nario ada urusan.... Jadi kita bakal main world game jam 4 sore. Gimana, Kalian setuju?

"Setuju...." jawab senang Tadao, Satoshi Yochi dan Nario.

"Oke sudah di putuskan.."

kami pun setuju untuk main World Game jam 4 sore. Kamipun melanjutkan makan dan minum kami bersama-sama sambil mengobrol tawa bareng.

Beberapa menit kemudian...

"Akhirnya... Kenyang juga..."

Aku kekenyangan, masakan ibu Sari memang paling hebat dan luas biasa.

Kring... Bunyi bel jam masuk pelajaran ketiga.

"Sudah bel masuk kelas, lebih Baik kita masuk ke kelas, sebelum guru masuk kelas kita!."

Yochi berdiri lebih dulu, mengajak untuk ke kelas.

"Kau benar!." {Nario}

"Ya sudah, ayo kita balik ke kelas."

Kataku yang berdiri dan mulai berjalan melangkah menuju kelas.

kamipun jalan balik menuju ke kelas bersama sama, sebelum guru masuk ke kelas kami sambil mengobrol tawa bersama selama perjalanan menuju kelas.

[Kelas 11-A]

kami sampai ke kelas dan menuju ke tempat duduk atau meja belajar untuk menunggu guru datang ke kelas ini.

Guru pun masuk ke kelas dan akan memulai pelajaran. Di kelas ada banyak hal terjadi dan pelajaran yang sedang di ajarkan guru adalah salah satu pelajaran yang sulit di pahami oleh Satoshi yaitu bahasa Inggris.

Beberapa jam kemudian..

Setalah banyak hal terjadi selama jam pelajaran ditambah Satoshi yang sangat sulit memahami bahasa Inggris, akhirnya jam pelajaran selesai dan para murid sudah bersiap-siap untuk pulang.

"Baiklah mata pelajaran hari ini telah selesai, semoga kita akan ketemu di hari Kamis nanti dan berhati hatilah saat pulang..."

Kata Bapak guru sebagai kata perpisahan.

"Siap pak.." ucapku

"Siap pak..." ucap serentak para murid.

"Bagus, baiklah bapak pamit dulu, sampai jumpa." Ucap salam pergi pak guru.

"Terimakasih pak guru atas hari ini" ucapku.

"Terimakasih pak guru atas hari ini"ucap serentak para murid.

Bapak guru pergi keluar dari kelas, para murid bersiap-siap untuk pulang ke rumah mereka masing-masing termasuk kami berlima.

"Hahh.... akhirnya pulang juga, aku bisa beli sesuatu di supermarket"

Aku berdiri, berbicara sambil memasukkan buku ke dalam tasku.

"Iya, akhirnya pulang juga dan keluar dari pelajaran bahasa Inggris, Hiks...."

Satoshi bersedih hati, mungkin karena memang dia tidak suka pelajaran bahasa Inggris sebelumnya.

"Hahahaha, lucu banget lihat Satoshi kesulitan saat bahasa Inggris, hahaha..." ketawa Tadao yang lebih kencang.

"Kauuuuu..." Ucap marah Satoshi.

"Tenang tenang Satoshi" ucap Tadao menenangkan Satoshi dari menahan Satoshi melalui tangannya.

"Hahahaha... sudah sudah, lebih Baik kita pulang dulu untuk istirahat dan aku ingin membuat strategi yang seru saat kita kalahkan boss level sebelum event itu dimulai."

Yochi terlihat sedikit serius, dia juga mengemas barang-barangnya ke dalam tasnya.

"Wahh, hebat kau Yochi. Kami percayakan itu ke dirimu" Ucapku.

"Baiklah ayo kita pulang, biar aku bisa cepat ekskul dan pulang dari ekskul lebih cepat. untuk bisa bermain World Game!.."

Nario tidak sabaran, dia sudah berjalan di depan pintu kelas kami.

Kami mengangguk, mengemas barang kami dan merangkul tas kami untuk berjalan bersama keluar dari kelas, lorong sekolah, dan halaman sekolah.

Hari yang melelahkan bagiku, aku tidak sabar untuk bermain game dan bertemu musuh yang kuat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!