...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Kamu yakin El,menerima tawaran dari pak Eko?" tanya Susan.
"Ya......"
"Mau bagaimana lagi,kamu tahu kan aku baru di angkat sampai ke posisi ini tidak mudah.Mana bisa aku menolak permintaan dari pak Eko tadi." balas ku.
"Memangnya kamu mau pergi ke sana dan meninggalkan nenek kamu sendirian di rumah?"
Pertanyaan Susan langsung buat aku tertegun,apa yang di katakan dia memang ada benarnya juga.Aku tidak mungkin bisa meninggalkan nenek sendirian di rumah.
"Iya juga yah," balas ku bingung.
Aku pun memainkan pensil yang sedari tadi aku pegang sambil memikirkan keputusan apa yang harus aku ambil besok pagi.Karena pak Eko hanya memberi ku waktu sampai besok pagi saja.
"Aduh aku bingung,paling nanti sepulang kerja aku baru membicarakannya sama nenek."
"Iya lah harus......"
"Lagian,pak Eko gimana sih.Beliau bilangnya mendadak banget kali ini,padahal kan kalau dia memberi tahunya seminggu yang lalu atau beberapa hari yang lalu kan bisa kamu memikirkan semuanya terlebih dulu." jelas Susan.
"Ya aku juga ngga ngerti,katanya sih sekertaris yang kerja di cabang yang baru tuh,keluar mendadak." jelas ku.
"Perasaan aku sering banget mendengar berita pengunduran diri dari sekertaris yang kerja di sana.Ini udah yang ke berapa kalinya,"
"Mungkin ada sekitar 6 kali....." timpal ku.
"Lebih kayaknya,kan paling lama sekertaris di sana bertahan paling sebulanan.Itu juga keluar masuk."
"Bukan apa-apa,aku dengar bos di sana itu kan anak pemilik dari perusahan tempat kita kerja ini.Jadi aku tidak heran kalau dia pastinya kejam juga." lanjut Susan.
"Aku baru tahu,kalau di sana bos nya anak dari pemilik perusahaan kita ini."
"Kamu dari mana aja El selama ini,berita ini tuh udah lama kali tersebar di kantor kita ini."
"Tidak sama sekali,"
"Aku hanya tahu,kalau perusahaan kita ini buka cabang aja.Udah gitu aja,yang lainnya aku tidak tahu." lanjut ku.
Susan pun menghela nafasnya dalam-dalam,mungkin dia merasa aneh me karena sekalipun kami satu kantor dan satu divisi aku ketinggalan berita yang terbilang penting ini.
"Eh......"
"Ada pak Burhan." bisik Susan.
Susan pun langsung menarik kembali kursinya ke tempat semula dan langsung berpura-pura mengotak-atik komputer miliknya.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Nama ku Elvira Atmawijaya,aku merupakan anak tunggal dari pasangan ibu Nirmala dan bapak Agus Atmawijaya.
Alasan kenapa sekarang aku tinggal berdua sama nenek ku,itu terjadi saat aku baru menginjak kelas satu SMP.
Saat itu,ibu dan ayah ku memutuskan untuk berpisah dan mengakhiri pernikahan mereka berdua yang sudah di jalin selama 17 tahun lamanya.
Semua itu terjadi,karena ayah lebih memilih wanita yang hadir dari masa lalunya dan meminta bercerai dengan ibu.
Singkat cerita,aku sendiri memilih untuk tinggal bersama nenek dari pihak ibu ku.Karena nenek dan kakek dari ayah beliau sudah meninggal jauh sebelum aku lahir.
Sebenarnya sekitar 3 tahun yang lalu,ibu sudah menikah kembali dengan pria yang di pilihkan oleh nenek bernama bapak Susanto.Beliau merupakan ayah sambung ku,sekarang.
Sebenarnya baik ayah dan ibu mereka sama-sama membujuk aku untuk tinggal bersma mereka.Hanya saja,aku seringkali merasa asing saat ada di keluarga baru merek.Apalagi ibu sambung aku yang beranama ibu Sukma,beliau secara terang-terangan memperlihatkan ke tidak sukaannya terhadap kehadiran aku di kehidupan baru ayah.
Berbanding terbalik dengan ayah sambung ku, pak Susanto yang seringkali membujuk ku untuk tinggal bersama ibu dan beliau di Bandung.
Sebenarnya aku bersedia untuk tinggal bersama ibu dan ayah sambung ku ini,hanya saja karena ayah sambung ku juga membawa anak juga bernama Niken yang usia nya hanya terpaut lebih muda 2 tahun dari ku.
Aku merasa canggung dan segan sama beliau dan aku pun tidak ingin membuat posisi ibu semakin sulit dengan kehadiran ku juga di tengah-tengah keluarga barunya sejarang.Terlebih lagi,setahun yang lalu ibu baru saja melahirkan anak dari buah pernikahannya dengan ayah sambung ku.
Meskipun Niken bersikap baik dan menyambut aku dengan baik selama ini,namun aku merasa takut kehadiran ku malah buat beban baru bagi ayahnya yang hanya bekerja sebagai seorang manager di sebuah pusat perbelanjaan di Bandung.
Apalagi saat itu,aku baru saja masuk kuliah dan membutuhkan banyak biaya.
Untungnya nenek Neli meminta aku untuk tinggal bersama beliau.Mengingat di rumah nya hanya ada beliau saja,karena kakek ku sendiri beliau sudah lama meninggal sekitar 8 tahun yang lalu saat aku masih di sekolah dasar.
Selama ini,nenek lah yang bantu aku membiayai kuliah ku sampai aku lulus tahun lalu.Aku juga kerja paruh waktu di sebuah cafe untuk membantu biaya kuliah ku juga.
Dan saat itu lah,awal pertemuan aku dan Susan.Sampai akhirnya kami melamar pekerjaan yang sama sampai sekarang ini berjalan satu tahun.
Sebenarnya aku juga punya teman bernama Riko,aku mengenalnya saat aku dan Susan baru saja masuk di perusahaan ku saat ini.Namun sayang,saat ini dia di pindahkan kerja di cabang kantor yang ada di Medan sejak 3 bulan yang lalu.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Sampai nanti yah,kamu mau aku bawain apa?" tanya Susan.
"Umz......"
"Apa yah,kayaknya aku mau bakso sama es jeruk aja." lanjut ku.
"Buat nenek sih?"
"Martabak telor aja,atau enggak empek-empak."
"Oke deh,"
"Dah......."
Susan pun langsung berlalu pulang lebih dulu dengan menaiki ojeg online yang dia pesan tadi.
Sedangkan aku,langsung berjalan menuju parkiran untuk menaiki mobil ku.Tepat beberapa bulan yang lalu,aku menerima hadiah mobil dari tempat kerja ku saat ini karena berhasil mendapatkan penilaian kinerja yang baik selama setahun kemarin.
"El......" panghil pak Eko.
Aku langsung membalikan tubuh ku dan melihat ke arah sumber suaranya.
"Iya pak....."
''Jangan lupa yah,besok pagi pak Burhan mau menerima jawaban dari kamu.Saya harap kamu bisa mempertimbangkannya kembali dengan matang." ucapnya.
"Iya pak,saya akan pikirkan masalah ini hari ini juga."
"Maaf yah,kalau saya memberitahu kamu secara mendadak.Soalnya saya juga di kasih tahu sama pak Burhan tuh,semalam."
"Iya pak,tidak apa-apa."
"Kenapa saya memilih kamu,itu karena kamu merupakan sekertaris senior di kantor ini.Kamu pasti bisa menghandle pekerjaan di kantor cabang yang ada di Semarang itu."
"Iya pak,"
"Kamu sudah tahu kan,bos nya itu meruapakan anak dari pemilik perusahaan kita ini?" tanya beliau.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Ah soal itu,saya sudah mengetahuinya." balas ku ragu.
"Syukurlah kalau kamu sudah mengetahuinya,jadi saya tidak perlu menjelaskannya lagi sama kamu."
"Ya sudah,kalau begitu sampai ketemu besok." lanjut pak Eko.
"Iya pak......"
Beliau pun berlalu meninggalkan aku lebih dulu,setelah itu baru lah aku masuk ke dalam mobil ku untuk langsung pulang ke rumah.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menitan dari kantor,aku pun sampai di rumah dengan selamat dan seperti biasa,nenek sudah menunggu ku di teras depan sambil merajut syal.
Aku pun langsung turun dan mengambil tas kerja ku.
"Sore nek......" sapa ku.
Beliau pun menyunggingkan senyumannya yang setiap hari aku lihat saat beliau menyambut kepulangan ku.
"Tumben hari ini pulangnya lebih cepat dari biasanya,"
"Iya nek,untungnya pekerjaan hari ini tidak begitu banyak.Jadinya aku bisa pulang lebih awal."
"Ya sudah,kamu pasti capek.Lebih baik kamu langsung mandi,nanti kita makan bersama yah."
"Iya nek......"
"Oh iya,nanti Susan mau main ke sini.Takutnya aku masih mandi,"
"Iya nanti nenek akan menyambutnya."
Nenek pun menaruh alat rajutnya di atas meja,setelah itu baru lah kami masuk bersamaan.
"Hari ini,bi Nur tidak masuk kerja.Katanya anaknya sedang sakit,jadinya nenek belum menyiapkan makanan apa-apa untuk kita makan nanti."
"Kamu bisa kan,sebelum mandi nanti pesankan dulu beberapa makanan untuk kita makan?" lanjut nenek
"Iya nanti akan aku lakukan,"
"Ya sudah,"
Aku pun langsung menuju kamar ku dan menyimpan tas kantor di tempatnya.Setelah itu,baru lah aku bersiap untuk mandi.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Beberapa saat setelah aku selesai mandi,aku mendengar kegaduhan di luar sana.
"Sepertinya Susan sudah datang," ucap ku sambil mengeringkan rambut.
Dan benar saja,tidak lama kemudian Susan langsung menghampiri aku ke kamar sambil menenteng tas belanjaan.
"Apa itu?" tanya ku.
"Ini oleh-oleh yang di kirimkan oleh abang ku dari Malaysia."
"Wah,"
Aku pun langsung meraihnya dan melihat apa isi dari dalam tas belanjaannya itu.Ternyata abangnya membelikan aku sweater rajut berwarna mint dengan motif bunga.
"Gimana,kamu suka nggak?" tanya nya.
"Tentu saja,ini kan warna kesukaan ku.Kok abang kamu bisa tahu sih,kalau aku suka warna ini?"
"Ya kan aku yang bilang sama dia,"
"Oh gitu,sekali lagi makasih ya."
"Sama-sama......"
Susan pun duduk di ujung ranjang sambil meraih majalah yang setiap pagi aku baca sebelum berangkat kerja.
"Oh iya,kebetulan di rumah tadi ada saudara ayah ku lagi main.Paman Karim membawa ikan bakar yang cukup banyak hari ini ke rumah.Jadinya,aku bawa beberapa juga buat kamu dan nenek ke sini." jelas Susan.
"Ih,kamu kok tahu sih."
"Hari ini tuh,mba aku nggak masuk kerja.Jadinya nenek tidak masak apa-apa buat kita makan malam,".
"Emang yah,kamu itu penolong aku dan nenek." lanjut ku.
"Oh gitu,"
"Barusan nenek juga lagi makan martabak yang aku bawa.Tampaknya beliau sangat menyukainya,soalnya pas aku kasih beliau langsung menyambarnya." ucap Susan.
"Ish kamu ini,di kira nenek aku itu ayam apa."
Susan pun terkekeh mendengar ucapan ku barusan.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ...
Setelah selesai mengganti pakaian dan merapihkan rambut,aku dan Susan langsung menghampiri nenek yang sudah menunggu kami berdua di ruang makan.
"Ya ampun nak,nenek kira kalian kemana.Soalnya nenek sudah lama banget menunggu kalian berdua keluar dari kamar." ucap nenek setelah melihat kehadiran kami berdua.
"Iya maaf nek,soalnya cucu nenek ini lama banget dandannya." balas Susan.
"Ayo kita makan,nenek sudah tidak sabar ingin mencoba ikan bakar yang di bawa susan ini."
Kami pun makan malam dengan lahap dan memang benar saja ikan bakar yang di bawa oleh susan ini rasanya enak sekali.Beda sekali dengan ikan bakar yang biasa kami beli atau buat.
Sampai-sampai,kami bertiga menghabiskannya tanpa sisa sedikitpun di dalam piring.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Aduh sepertinya aku kekenyangan ini," ucap Susan sambil mengusap-usap perutnya.
"Sama nenek juga," timpal nenek.
"Enak ya nek?"
"Iya,beda banget sama ikan bakar yang biasa nenek beli dan buat di rumah."
"Iya,soalnya kan paman punya keramba di waduk.Jadinya ikan yang di bakar itu masih segar.Kebanyakan kan,ikan yang di jual di pasaran itu udah pakai es lebih dulu jadi nggak segar dan rasanya juga nggak enak." jelas Susan.
"Pantas saja,biasanya nenek satu ekor pun tidak habis.Tapi kali ini,sampai nambah beberapa kali."
"Makasih ya,nak Susan.Karena hari ini nak Susan sudah membawakan beberapa makanan untuk nenek dan Elvira." lanjut nenek.
"Sama-sama nek,itu bukan apa-apa.Aku senang kalau nenek sangat menyukainya."
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setelah kami bertiga mengobrol di ruang tengah sambil menonton TV,tidak terasa ternyata waktu sudah menunjukan pukul 21.00 wib saja.Padahal aku merasa Susan baru saja dia sampai di rumah.
Susan pun langsung berpamitan sama aku dan nenek,karena memang jarak rumahnya cukup jauh dari rumah nenek.
"Kalau begitu,aku mau antar Susan dulu ke depan ya nek."
"Iya,"
"Hati-hati bawa mobilnya,yang penting kamu selamat sampai rumah." ucap nenek sambil mengusap tangan Susan.
"Iya nek,"
Aku dan Susan pun langsung menuju ke depan rumah.Setibanya di sana,Susan langsung berhenti dan membisikan sesuatu pada ku.
"Sepertinya kamu belum membicarakan tentang kepindahan kamu sama nenek yah?" bisik nya.
"Iya....."
"Paling habis ini,aku kan coba bicara sama nenek."
"Aku tahu ini pasti bukan hal yang muda buat kamu,tapi kan kamu bisa minta tolong ibu kamu untuk tinggal di sini sementara waktu buat jagain nenek."
"Bukannya Niken juga sekolahnya sudah selesai?" lanjut Susan.
"Iya,aku akan coba bicarakan ini sama ibu juga."
"Lebih cepat lebih baik,ingat kepindahan kamu itu hanya tinggal menghitung hari saja."
"Iya......."
Setelah itu,barulah Susan berpamitan dan langsung masuk ke dalam mobilnya.Dia pun langsung tancap gas melajukan mobilnya menuju gerbang depan.
Sepeninggal Susan,aku menghela nafasku dalam-dalam.Ini merupakan hal yang sulit untuk aku,rasa tidak tega meninggalkan nenek yang selama ini mengurus aku.
"Elvira,kenapa kamu hanya berdiri di sana? Cepatlah masuk,di luar itu dingin." ucap nenek mengagetkan ku.
"Iya nek,"
Aku pun langsung menghampiri nenek yang menunggu aku di ambang pintu.
"Kenapa? Sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan sekarang."
"Cerita lah sama nenek,apa yang buat kamu terlihat murung seperti sekarang ini." lanjut beliau.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Sebaiknya kita bicara di dalam saja nek,"
Aku pun langsung mengajak nenek masuk ke dalam dan tidak lupa untuk mengunci pintunya terlebih dulu.
"Kenapa nak?" tanya nenek kembali.
"Sebenarnya hari ini atasan aku,memberitahu aku secara mendadak.Beliau menjelaskan kalau aku akan di pindah tugaskan ke Semarang untuk menjadi sekertaris di kantor cabang yang ada di sana." jelas ku.
Nenek langsung nampak terkejut dengan apa yang aku jelaskan barusan.Aku tahu dengan pasti,nenek akan sedih setelah mendengar berita ini.
"Katanya beliau juga baru di kasih tahu malam kemarin oleh direktur di perusahaan tempat aku bekerja.Maka nya beliau baru memberi tahu ku hari ini juga." lanjut ku.
Nenek menghela nafasnya dalam-dalam dan menggenggam tangan ku.
"Nenek hanya bisa mendo'akan dan mendukung kamu nak.Nenek kan tahu betul,kamu kerja di tempat yang sekarang ini sudah melalui proses yang tidak mudah.Kamu sudah mengorbankan banyak hal untuk bisa kerja di sana."
"Nenek,tidak akan melarang kamu untuk pergi.Kejarlah apa yang kamu senangi dan apa yang kamu cintai sekarang." lanjut beliau.
"Terus,bagaimana dengan nenek di sini? Nenek kan pastinya jadi sendirian.Bagaimana kalau aku minta ibu untuk tinggal di sini saja untuk menemani nenek?''
"Apa ibu mu akan menyetujuinya? Nenek tidak yakin."
"Aku akan bantu bicara sama ibu dan pak Anto nanti sebelum aku tidur."
"Baiklah,nenek akan mempercayakannya sama kamu."
"Tapi ingat,kalau seandainya ayah sambung kamu tidak mengijinkannya jangan kamu paksa yah,nenek tidak ingin ada masalah nantinya." lanjut nenek.
"Iya nek,pasti.Aku juga tidak akan gegabah,aku akan bicara sebaik mungkin."
"Ya sudah,"
''Kalau boleh tahu,kapan kamu akan pindah ke semarang?"
"Hari jum'at,katanya supaya aku bisa berkenalan juga dengan beberapa karyawan yang ada di sana.Dan seninnya baru aku benar-benar bekerja seperti biasanya." jelas ku.
"Berarti tinggal 2 hari lagi,ya ampun.Nenek kira masih lama,"
Aku hanya tersenyum sambil memeluk nenek erat.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setelah mengantar nenek ke kamarnya,baru lah aku menuju ke kamar ku untuk langsubg menelpon ibu.Karena besok pagi,aku harus memberikan jawabnya pada pak Eko dan pak Burhan.
Sesampainya di kamar,aku langsung meraih HP yang sedari tadi aku charger di meja kerja ku.Tidak menunggu lama,aku langsung menelpon ibu untuk memberitahu semuanya.
Setelah menunggu beberapa saat,akhirnya telpon ku pun di angkat oleh ibu yang tampaknya tengah memomong adik ku yang baru lahir.
"Halo nak,"
"Halo bu...."
"Sehat nak?"
"Sehat bu,"
"Ibu sendiri gimana,sehat?"
"Sehat,"
"Ada apa nak,tumben jam segini kamu nelpon ibu?"
"Ibu lagi apa? Aku tidak mengganggu ibu kan?"
"Tidak,ibu sedang menemani adik kamu yang bontot dia sedang main.Kenapa nak?"
"Jadi begini bu,tadi pagi aku di beritahu sama atasan aku."
"Kalau ternyata aku di pindah tugaskan ke kantor cabang yang ada di Semarang."
"Oh alah,jauh juga."
"Iya bu, Aku sempat ingin menolaknya.Tapi, ibu tahu sendiri aku ingin bisa bekerja di perusahaan ini bukanlah hal yang mudah.Apalagi sekarang posisi ku baru saja naik jabatan.Aku segan untuk menolaknya,"
"Iya ibu tahu itu,jadi gimana keputusan kamu?"
"Ya mungkin aku akan menerima tawarannya itu,"
"Namun yang jadi masalahnya itu,aku tidak bisa meninggalkan nenek sendirian di rumah bu."
"Oh alah,iya juga."
"Jadi apa yang kamu rencanakan untuk ini?"
"Ya aku sih,berencana untuk meminta ibu untuk tinggal di sini bersama adik Niken dan adik Ziyan.Ya itu pun kalau ayah Anto mengizinkannya.
"Sebentar,ibu bicara dulu sama ayah kamu."
Setelah menunggu beberapa saat,akhirnya telpon dari ibu pun tersambung kembali.
"Halo nak,"
Ternyata sekarang,giliran ayah sambung ku yang menelpon ku.
"Iya pak,"
"Ayah sudah mendengar ceritanya dari ibu,kalau ayah tidak keberatan sama sekali.Baik itu ibu tinggal bersama nenek di Jakarta bersama adik-adik kamu,atau pun nenek yang tinggal bersama kami di Bandung."
''Kebetulan memang,adik kamu Niken semoat bicara sama ayah untuk melanjutkan kuliah di tempat kuliah kamu dulu.Mungkin ini jakannya untuk dia bisa kuliah di sana."
"Yang benar yah?"
"Iya,coba tanya saja sama Niken."
"Ayah kan bisa pulang ke jakarta setiap sabtu dan minggu atau pun saat ada libur.Jarak dari sini ke Jakarta pun tidak jauh juga."
"Mengingat,nenek pasti tidak bakalan mau untuk pindah dan tinggal bersama kami di Bandung."
"Iya itu juga masalahnya,nenek pasti akan memilih untuk tetap tinggal di sini."
"Ya sudah,"
"Ayah tutup dulu ya,besok kita sambung lagi."
"Iya ayah,makasih....."
"Sama-sama,"
Ayah Anto pun langsung menutup telponnya dan sekarang perasaan ku sudah tidak terasa berat lagi.
Setalah itu baru lah,aku bersiap untuk istirahat.Namun sebelum itu,tidak lupa aku melakukan aktivitas yang biasa aku lakukan sebelum tidur.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Bagaimana dengan jawaban ibu dan ayah Anto semalam?" tanya nenek saat kami sarapan.
"Keduanya setuju untuk tinggal di sini,kebetulan juga Niken mau melanjutkan kukiah juga di kampus dulu tempat aku kuliah."
"Kata ayah,beliau bisa pulang ke sini saat libur kerja atau saat sabtu dan minggu tiba." lanjut ku.
"Syukurlah,kalau ibu dan ayah kamu mengerti.Memang yah,nenek merasakan sekali perbedaan di antara ayah sambung kamu sama ibu sambung kamu itu." ucap nenek tampak kesal.
"Sudah lah nek,sekarang kan baik ayah dan ibu sudah memiliki kehidupan mereka masing-masing.Lagi pula,aku merasakan kasih sayang yang lebih dari apa yang nenek berikan sama aku selama ini."
"Aku tidak ingin mempermasalahkan nya," lanjut ku.
"Nenek hanya kesal saja,ya meski pun ayah kandung kamu itu masih bertanggung jawab menafkahi kamu sampai saat ini.Tapi mengingat ibu sambung kamu itu,nenek suka merasa kesal saja."
"Ya aku tahu nek,wajar kalau nenek merasa kesal terhadapnya.Aku tidak bisa melarang nya,"
"Ya sudah,kalau begitu aku berangkat dulu ya nek."
"Ya sudah,hati-hati bawa mobilnya."
"Iya nek......"
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Sesampainya di kantor,saat aku mau memarkirkan mobil ku di tempat biasa.Ternyata di sana sudah ada sebuah mobil yang terparkir.
"Ish,siapa lah ini?" ucap ku pelan.
Aku pun langsung turun dari dalam mobil ku dan memanggil pak Hendar satpam yang bertugas pagi ini.
"Pak,ini siapa yang parkir mobil di sini? Ini kan tempat parkir mobil aku pak."
"Aduh bu,maaf."
"Saya baru saja datang,mobil ini sudah ada di sini saat saya sampai di sini.Saya kira ini mobil milik ibu di ganti," jelas pak Hendar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!