"Pokoknya aku gak mau nikah sama kamu," ucap Tristan sambil menatap tajam pada gadis yang ada di hadapannya.
"Kamu pikir aku mau nikah sama kamu?" sahut Miyuki dengan berbalas menatap tajam pada laki-laki yang ada di hadapannya.
Tatapan mata mereka saling menghunus, seolah dua buah pedang yang saling melawan.
"Bukannya kamu yang minta dijodohkan denganku?" tanya Miyuki sambil memicingkan matanya.
"Ck, salah sasaran," jawab Tristan sambil mencebik kesal.
"Maksudnya?" tanya Miyuki sambil mengernyitkan dahinya.
"Ah sudahlah. Sekarang ini gimana? Keluarga kita sangat mengharapkan kita menikah," sahut Tristan dengan kesalnya.
Miyuki tersenyum sinis ke arah Tristan sambil berkata,
"Ya iyalah. Orang tuaku menerima perjodohan ini sudah beberapa tahun yang lalu."
Sontak saja Tristan melirik dengan tajam ke arah Miyuki yang seolah mengingatkan tentang beberapa tahun lalu di mana dirinya meminta papanya untuk menjodohkannya dengan putri Pak Aydin, papa dari Miyuki.
"Ya udah, kalau gitu kita buat kontrak pernikahan saja. Kita buat perjanjiannya sekarang. Bagaimana?" ucap Tristan mencoba membuat kesepakatan dengan gadis yang akan menikah dengannya.
Miyuki diam. Dia berpikir sejenak tentang kesepakatan yang ditawarkan oleh Tristan padanya.
Beberapa saat kemudian dia tersenyum menatap Tristan yang sedang menunggu jawabannya. Kemudian dia berkata,
"Ayo kita buat kesepakatannya."
Di dalam ruangan VIP di restoran milik keluarga Miyuki, mereka berdua menuliskan kesepakatan tentang perjanjian pernikahan mereka.
Di atas kertas kosong itu mereka menuliskan peraturan yang mereka buat. Kemudian mereka bertukar kertas untuk bisa membaca peraturan yang dibuat oleh mereka.
"Deal?" ucap Tristan sambil mengulurkan tangannya di depan Miyuki.
Miyuki tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Tristan sambil berkata,
"Deal!"
Tangan mereka berjabatan erat dan saling mencengkeram. Tatapan mata mereka berdua saling beradu layaknya mata yang mengeluarkan laser dan saling menembak.
...----------------...
Di sebuah hotel berbintang yang sangat mewah, tampak banyak sekali tamu yang datang memadati area parkir hotel tersebut.
Di sana sedang diadakan pesta pernikahan dari dua keluarga pebisnis hebat yang sudah terkenal namanya di pelosok negeri.
Tristan dan Miyuki. Mereka kini menjadi pusat perhatian di acara tersebut. Sepasang pengantin itu duduk dengan tenangnya di pelaminan dengan banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.
Senyum mereka berdua merekah, seolah mereka menjadi pengantin yang sangat bahagia. Hingga tidak ada yang tahu tentang kesepakatan mereka berdua. Menikah karena perjanjian kontrak yang saling menguntungkan.
Acara demi acara dilakukan sesuai dengan susunan acara. Sangat melelahkan, tapi juga sangat menyenangkan bagi mereka berdua.
Jujur saja mereka saling tidak suka, bahkan mereka seperti musuh jika bertemu sebelumnya. Dan kini, mereka merasakan pengalaman yang belum pernah mereka rasakan.
Menjadi seorang raja dan ratu di acara pernikahan mereka selama beberapa jam dan menerima semua ucapan selamat dari banyaknya tamu undangan yang hadir di sana.
"Kalian pasti lelah. Beristirahatlah dan jangan lupa, buatkan Mami cucu," ucap Kiki sambil mengedipkan sebelah matanya pada Miyuki dan Tristan.
Glek!
Tristan meneguk ludahnya sendiri sambil melirik ke arah istrinya. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukannya nanti pada saat mereka berdua sudah berada di dalam kamar.
Gadis kecil ini memang baru saja lulus SMA, tapi body nya aduhai, kayak gitar spanyol. Mirip kayak Maminya sih, Tristan berkata dalam hatinya sambil melirik istrinya.
Miyuki terlihat sangat tenang ketika Maminya mengatakan hal itu. Tapi, sebenarnya dia sangat deg-degan. Jantungnya berdegup sangat kencang mencemaskan tentang malam pengantinnya.
Siapa yang tak terpanah melihat kecantikan Miyuki yang dibalut dengan dress pengantin warna putih yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Demikian juga dengan Tristan yang sedari tadi tanpa sadar selalu mencuri pandang ke arah istrinya.
Begitu juga dengan Miyuki. Dia sempat terpanah ketika dia melihat suaminya menggunakan setelan jas warna putih, senada dengan gaun pengantin yang dipakai oleh Miyuki. Paras Tristan yang tampan dan postur tubuh atletisnya membuat Miyuki kagum padanya.
"Eh, kok diam aja kalian. Udah, gak usah malu-malu. Kalian masuk aja ke kamar. Ingat, gak usah malu-malu. Ini malam pengantin kalian," ucap Kiki sambil tersenyum menggoda anak dan menantunya.
Tidak hanya menyuruhnya dengan kata-kata saja, Kiki, si Mami dari Miyuki malah mendorong tubuh anak dan menantunya itu untuk cepat masuk ke dalam kamar mereka.
Aydin hanya terkekeh melihat tingkah istrinya. Dia paling tahu betul keisengan istrinya itu pada semua keluarga dan orang terdekatnya.
Dengan terpaksa dan langkah kaki yang berat, Tristan dan Miyuki masuk ke dalam kamar mereka.
Ide jahil Kiki pun mulai dilancarkannya. Dengan bantuan suaminya, dia mengunci pintu kamar tersebut dari luar dan meninggalkan sebuah koper dengan pakaian Tristan dan sebuah lingerie untuk Miyuki.
Di dalam kamar, mereka berdua saling melirik. Tidak seperti biasanya yang saling mengolok ketika bertemu, kini mereka berdua saling terdiam dan saling mencuri pandang.
"Ehem… sebaiknya aku mandi dulu," ucap Miyuki gugup.
Seketika pandangan Tristan mengarah padanya. Kemudian dia berkata,
"Oh iya, silahkan," ucap Tristan yang juga gugup menanggapinya.
Baru selangkah kaki Miyuki melangkah, tapi dia menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya.
Dia hendak mengatakan sesuatu pada Tristan, tapi dia ragu ketika akan mengatakannya.
Tristan mengerutkan dahinya melihat ekspresi istrinya yang seperti sedang menahan sesuatu.
"Ada apa?" tanya Tristan dengan tatapan penuh tanya pada istrinya.
"Emmm… anu… apa… apa kamu bisa membantu membukakan resleting gaunku yang ada di punggungku?" tanya Miyuki dengan ragu dan terbata-bata.
Sontak saja Tristan membelalakkan matanya. Dia merasa tidak yakin dengan pendengarannya. Kemudian dia bertanya kembali pada istrinya,
"A-apa?"
Merasa geram pada suaminya, sisi bar-bar Miyuki kembali padanya. Dia mengangkat sedikit gaunnya untuk berjalan mendekati suaminya. Kemudian dia memunggungi suaminya sambil berkata,
"Tolong bukakan resleting gaunku. Aku sudah gak tahan."
Deg!
Gak tahan? Gak tahan apa? Apa yang dia pikirkan? Tristan berkata dalam hatinya.
"Buruan kak!" seru Miyuki yang membuat Tristan kaget dan tangannya seketika bergerak membuka resleting di punggung istrinya.
Glek!
Tristan meneguk ludahnya ketika melihat kulit punggung istrinya yang mulus dan seputih susu hingga membuat matanya tidak bisa berhenti memandangnya.
"Kak, apa sudah selesai? Aku kebelet banget nih," ucap Miyuki yang terdengar sedang terburu-buru.
"Aku sudah siap sekarang," ucap Tristan tanpa sadar sambil menatap tanpa berkedip punggung istrinya yang terbuka lebar.
"Sudah siap? Memangnya mau ke mana?" tanya Miyuki sambil mengerutkan dahinya.
"Bercocok tanam," jawab Tristan singkat dengan mata yang masih tertuju pada punggung mulus istrinya.
"Hah?! Kaka mau bercocok tanam? Di mana?" tanya Miyuki yang sangat penasaran dengan jawaban dari suaminya.
"Di ladang yang baru saja menjadi hak milik," jawab Tristan tanpa sadar seperti sedang terhipnotis oleh tubuh istrinya.
"Kakak jadi juragan tanah?" tanya Miyuki sambil membalikkan badannya untuk melihat wajah suaminya.
Seketika Tristan tersadar. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan berkata,
"Cepatlah mandi, badanmu bau."
"Auuuu…," rintih Tristan sambil memegangi kakinya.
Dengan gerakan cepatnya Miyuki menginjak kaki suaminya itu dan berjalan cepat masuk ke dalam kamar mandi sambil menarik koper yang ada di dalam kamar tersebut.
Di dalam kamar dengan dekorasi pengantin yang sangat romantis, serta wewangian aromatherapy membuat suasana kamar tersebut semakin canggung untuk Tristan dan Miyuki.
"Kak, ini bunganya diapain?" tanya Miyuki pada Tristan sambil menunjuk bunga-bunga yang ada di atas ranjang.
Tristan yang sedang sibuk dengan laptopnya, kini mengarahkan pandangannya pada istrinya.
"Buang saja," ucap Tristan dengan entengnya.
"Boleh?" tanya Miyuki sambil mengernyitkan dahinya.
Tristan terkekeh mendengar pertanyaan dari istrinya. Dia tidak mengira jika istri kecilnya itu masih polos dan lugu.
"Walaupun kamu tiduri juga gak ada yang ngelarang," sahut Tristan sambil terkekeh.
"Oh… oke…," ucap Miyuki sambil memungut bunga-bunga yang ada di atas ranjang dan dibuang ke tempat sampah.
Setelah semua bunga itu berhasil disingkirkan, Miyuki bingung mencari tempat untuk dirinya saat ini.
Tubuh Miyuki masih dibalut dengan bathrobe warna putih. Dia duduk di ranjang sambil memainkan ponselnya dan melirik ke arah Tristan yang berada di sofa dengan memangku laptopnya.
Suasananya gak nyaman banget. Aku juga bingung mau ngapain. Biasanya sebelum tidur kan aku ngedance K-Pop dulu. Lah sekarang, gak mungkin banget aku ngedance di sini, Miyuki menggerutu dalam hatinya sambil sesekali melirik ke arah Tristan.
Ah… masa bodoh sama dia. Terserah dia mau tidur di mana. Pokoknya aku gak mau tidur di sofa atau di lantai, Miyuki kembali berkata dalam hatinya.
Akhirnya dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang didudukinya. Dengan tenang dan nyaman, matanya mulai terpejam, hingga dia tertidur dengan nyenyaknya.
Lambat laun terdengar suara dengkuran halus dari mulut Miyuki. Seketika kepala Tristan menoleh ke arahnya.
Tanpa sadar, bibir Tristan melengkung ke atas. Ditutupnya laptop yang ada di pangkuannya dan diletakkan di meja yang ada di dekatnya.
Langkahnya menuntunnya ke arah ranjang. Duduklah dia di tepi ranjang sambil memandangi wajah istrinya.
Plak!
Tangan Miyuki bergerak mengenai wajah Tristan dan kakinya mengenai tubuh Tristan.
Sontak saja Tristan merasa emosi. Dalam hatinya dia berkata,
Nih bocah kurang ajar banget sih, Tristan mengomel dalam hatinya.
Namun, seketika matanya membelalak saat melihat ke arah kaki Miyuki yang mengenai badannya.
Glek!
Tristan menelan ludahnya melihat paha mulus dari istrinya. Ternyata tingkah bar-bar Miyuki ketika tidur membuat bathrobe yang dipakainya tersibak, sehingga terlihatlah lingerie yang dipakai oleh Miyuki.
Di dalam koper Miyuki hanya ada lingerie saja, sehingga dia terpaksa memakai lingerie tersebut dengan dilapisi bathrobe agar Tristan tidak bisa melihat body nya yang semlohai.
Semua itu tidak lepas dari peran si Mami Kiki yang jahilnya tiada tara. Dia menyiapkan itu semua demi kelancaran malam pengantin mereka untuk bersenang-senang.
Mata Tristan tidak bisa berhenti menatap paha istrinya yang putih mulus itu. Dengan nakalnya mata Tristan mengikuti kaki Miyuki hingga ke tubuhnya.
Glek!
Tristan kembali menelan ludahnya. Jakunnya naik turun melihat tubuh istrinya yang terbalut oleh lingerie berenda warna hitam. Terlihat sangat kontras sekali di matanya.
Jujur saja, Tristan pria normal dan dia tergoda oleh kecantikan wajah dan kemolekan tubuh seksi Miyuki yang kini telah sah sebagai istrinya.
Tangannya bergerak ingin menyentuh kulit mulus dari tubuh istrinya, tapi…
Bruk!
Kaki Miyuki menendang Tristan hingga terjatuh di lantai.
Ternyata Miyuki masih tidur. Entah apa yang dimimpikannya hingga tangan dan kakinya sedari tadi mengenai tubuh suaminya.
"Sialan nih bocah. Cantik sih cantik, tapi tingkahnya pas tidur bar-bar banget," ucap Tristan sambil mencebik kesal dan bangun dari lantai tersebut.
Kini Tristan merasa kesal pada Miyuki yang sedang menguasai ranjang itu sendirian, hingga tidak ada ruang untuk Tristan tidur di ranjang tersebut.
Dengan kasarnya Tristan menggulung badan Miyuki menggunakan selimut yang digunakannya.
Bruk!
Tubuh Miyuki jatuh ke lantai karena ulah dari Tristan. Mereka suami istri yang sangat aneh. Sebelum mereka menikah, mereka selalu ribut jika bertemu. Dan kini mereka harus tinggal satu rumah dan bahkan satu ranjang.
Mata Miyuki perlahan-lahan terbuka. Dan dia kaget melihat dirinya berada di lantai.
"Awww… kok aku bisa ada di sini sih?" tanya Miyuki sambil berusaha bangun.
"Loh, kok dia ada di sini? Lalu, aku harus tidur di mana dong?" tanya Miyuki kembali sambil memandang Tristan yang sudah berpura-pura tidur di ranjang tersebut.
"Ah, bodoh amat dah. Yang penting aku bisa kembali tidur lagi," ucap Miyuki sambil merebahkan tubuhnya di ranjang tersebut.
Dengan cepatnya mata Miyuki kembali terpejam Sedangkan Tristan membuka matanya ketika dirasanya Miyuki sudah tertidur.
Sepertinya tidak ada cara lain. Kita harus tidur seranjang bersama karena tidak ada yang mau tidur di sofa, Tristan berkata dalam hatinya.
Akhirnya dia memejamkan matanya, mencoba untuk tertidur dalam keadaan tidur seranjang bersama dengan Miyuki.
Ternyata Tristan bisa tidur dengan nyenyak, jauh dari kebiasaannya yang tidak bisa berbagi apa pun dengan orang lain. Tak terkecuali tempat tidur.
Tingkah mereka berdua sama. Ternyata dalam keadaan tidak sadar, mereka saling membalas apa yang dilakukan mereka satu sama lainnya.
Hingga di pagi harinya mereka saling berpelukan dengan posisi saling menghadap.
Perlahan mata mereka berdua terbuka. Tanpa sadar mereka saling menatap dan terpukau satu sama lainnya.
Tatapan mereka saling terkunci pada mata mereka masing-masing, hingga tanpa sadar mereka tidak bergerak dan terlihat nyaman dengan posisi mereka saat ini.
Hanya bulu mata lentik Miyuki saja yang bergerak naik turun. Hingga membuat Tristan sadar setelah beberapa menit mereka saling memandang dan menikmati posisi mereka yang saling berpelukan dengan kaki mereka yang saling bertautan.
Sontak saja Tristan melepaskan pelukannya dari tubuh Miyuki. Kemudian dia menghadap ke arah lainnya karena malu dan tidak tahu harus berbuat apa.
Miyuki pun demikian. Dia malu dalam posisinya saat ini. Tanpa pikir panjang lagi dia beranjak turun dari ranjangnya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, Miyuki merutuki dirinya sendiri yang bisa tidur dalam posisi seperti itu dengan suami yang sudah menandatangani perjanjian dengannya.
"Bodoh sekali sih kamu Yuki. Kenapa kamu bisa kecolongan seperti itu? Iiih… dia pegang-pegang tubuh aku gak ya? Aaah gimana ini jika dia sudah menyentuh bagian tubuhku? Gak perawan lagi dong tubuhku?"
Sepanjang dia mandi, Miyuki mengomel. Hingga pada saat dia sudah selesai mandi dan bersiap untuk memakai bathrobe nya, dia menghadap cermin yang ada wastafel kamar mandi tersebut untuk bercermin seperti kebiasaannya ketika akan keluar kamar mandi.
Brak!
"Aduuuuuh…!!!"
Miyuki teriak dengan kerasnya ketika dia terpeleset odol yang tercecer di lantai tersebut ketika dia sedang menyikat gigi sambil mengomeli kebodohannya sendiri yang bisa tidur dengan Tristan.
Mendengar suara teriakan Miyuki dari dalam kamar mandi, tanpa berpikir panjang lagi Tristan membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak dikunci oleh Miyuki karena kebiasaannya yang tidak pernah mengunci pintu kamar mandinya ketika dia berada di dalamnya.
"Mimi kamu kenap-"
Glek!
Ucapan Tristan seketika berhenti dan dia menelan ludahnya melihat tubuh Miyuki yang duduk di lantai dengan posisi seperti orang melahirkan tanpa memakai sehelai benang pun di tubuhnya.
Miyuki meringis kesakitan di lantai kamar mandi dengan badannya yang belum memakai apa pun. Rencananya tadi dia akan memakai bathrobe dan meminta Maminya untuk membawakan baju gantinya ke kamarnya.
Namun, naasnya tidak sesuai dengan apa yang direncanakan oleh Miyuki. Rencananya hanya tinggal rencana. Kini di hadapannya, suaminya itu telah terpanah melihat kemolekan tubuhnya.
Sialnya lagi, dirinya saat ini dalam posisi yang sangat tidak menguntungkannya. Posisinya saat ini memperlihatkan semua aset berharganya, sehingga membuat milik Tristan bereaksi dalam sangkarnya.
"Kak, tolong ambilkan handuk dan bantu aku berdiri," ucap Miyuki dengan wajah merona dan meringis kesakitan.
Sontak saja Tristan tersadar dan segeralah dia mengambil handuk besar dan menyelimutkannya pada tubuh polos Miyuki.
Tanpa aba-aba dia menggendong tubuh Miyuki ala bridal style menuju ranjangnya.
Miyuki hanya diam dan menunduk malu. Jujur dia sangat malu dengan kejadian itu. Tubuhnya dilihat oleh Tristan tanpa ada sensor sedikit pun.
"Pakailah ini. Tadi Mami mengantarkannya untukmu," ucap Tristan sambil memberikan paper bags pada Miyuki.
Tangan Miyuki menerima paper bags tersebut dan dia berkata,
"Tolong tinggalkan aku untuk berganti pakaian."
"Oh… mmm… i-iya. Aku akan mandi sekarang," ucap Tristan canggung.
Kemudian dia berjalan cepat masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Miyuki, dengan cepatnya dia memakai pakaiannya di atas ranjang tersebut dengan sedikit meringis kesakitan karena pantat dan pahanya kesakitan akibat terpeleset di lantai kamar mandi.
Setelah beberapa saat, Tristan pun keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang melingkar di pinggangnya.
Tatapan Miyuki kini beralih pada Tristan. Dengan santainya Tristan berjalan ke arah lemari dan mengambil pakaiannya, kemudian dia kembali masuk ke dalam kamar mandi.
Mata Miyuki berkedip-kedip melihat suaminya. Dalam hati dia berkata,
Sialan nih cowok. Sepertinya dia mau membalasku dengan memberi tontonan gratis. Tapi kenapa dia seperti PHP -in aku. Lihat tuh, kenapa juga dia masuk ke dalam kamar mandi sekarang? Ganti di sini kan bisa. Biar aku bisa lihat. Mana perutnya kotak-kotak kayak roti sobek. Eh tunggu dulu, dia sengaja pamer atau gimana? Ah… kenapa otakku jadi mikirin dia ya?
Miyuki sibuk berkata dalam hatinya hingga Tristan keluar dari dalam kamar mandi.
"Sudah selesai? Ayo kita keluar. Tadi Mami kamu menyuruh kita untuk sarapan bareng mereka," ucap Tristan canggung sambil melihat ke arah lain dan sesekali mencuri pandang pada Miyuki.
"Ya udah. Ayo kita ke sana," tukas Miyuki yang salah tingkah karena teringat kejadian di dalam kamar mandi ketika Tristan menolongnya.
"Ya ayo, cepetan. Bisa jalan kan?" tanya Tristan sambil berjalan ke arah pintu.
Miyuki berusaha turun dari ranjang dengan menahan rasa nyeri pada pantat dan pahanya. Dan dalam hatinya dia mengomel pada Tristan yang malah meninggalkannya tanpa mau membantunya.
Miyuki berjalan bak kepiting menahan sakitnya. Dia berjalan di belakang Tristan dan terlihat sangat tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.
Sedangkan Tristan berjalan sambil tersenyum malu mengingat kejadian di dalam kamar mandi ketika dia membantu Miyuki untuk memindahkannya dari kamar mandi menuju ranjang.
"Cieee… main berapa ronde kemarin malam sampai Yuki jalannya kayak gitu?" tanya Kiki pada Tristan dan Miyuki yang berjalan mendekat ke arah mereka.
Aydin hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan istrinya yang blak-blakan. Bukannya Kiki tidak tahu tempat, tapi mereka sekarang bukan berada di restoran terbuka. Mereka kini berada di ruang VIP restoran hotel yang mereka miliki.
Hotel tersebut tempat digelarnya pesta pernikahan Tristan dan Miyuki kemarin. Mereka masih menginap di hotel tersebut layaknya sedang berlibur.
Miyuki meringis menahan sakit ketika duduk di kursi yang berhadapan dengan Maminya. Kemudian dia berkata,
"Ronde apaan sih Ma? Memangnya kita main tinju?"
Sedangkan Tristan menahan tawanya mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya. Dia mengerti apa yang dimaksudkan oleh sindiran mertuanya, sayangnya istri kecilnya itu sepertinya tidak tahu sama sekali dengan apa yang diucapkan maminya.
Apa yang diucapkan oleh Miyuki itu membuat semua yang ada di ruangan tersebut terkekeh. Di ruangan tersebut ada Kenshin dan Raline yang akan segera meninggalkan hotel tersebut setelah mereka sarapan.
Sedangkan Mama dan Papa Tristan sudah meninggalkan hotel tadi pagi karena mereka harus pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnis mereka.
"Sudah Mi, jangan digodain mereka. Pasti mereka malu," tutur Aydin sambil memegang tangan istrinya.
Kiki pun menurut, dia tidak lagi menanyakan tentang malam pengantin putrinya dengan menantunya.
Semuanya hanya berbicara tentang hal lainnya dan bercanda seperti biasanya.
Tidak sengaja mata Miyuki melihat Tristan yang mencuri pandang pada kakak iparnya. Sedangkan Raline yang duduk tepat di hadapan Tristan itu tidak menyadari jika adik iparnya sedang mencuri pandang padanya.
Ck, sepertinya dia masih belum bisa mengikhlaskan Kak Raline yang sudah menikah dengan Kak Ken. Dasar suami lucknut. Meskipun kita nikah kontrak tapi bukannya dia harus menghormati aku yang sudah menjadi istrinya? Awas aja kalau selama kita masih terikat kontrak dia mengkhianatiku. Bakalan aku potong anunya.
Miyuki mengomel dalam hatinya sambil mengaduk-aduk makanannya seolah dia tidak bernapsu pada makanan yang ada di piringnya saat ini.
Seusai mereka sarapan, Raline dan Kenshin pamit pulang karena harus kembali pada rutinitas bekerja mereka.
Begitu pula dengan Aydin yang mengajak Kiki untuk segera meninggalkan hotel tersebut agar Miyuki dan Tristan bisa lebih lama lagi berada di hotel tersebut sebelum mereka melakukan honeymoon.
"Kak, kita gak pulang juga? Ngapain kita lama-lama di sini?" tanya Miyuki ketika mereka berada di dalam lift menuju kamar mereka.
Tristan menoleh ke arah Miyuki sambil mendekatkan tubuhnya dan mengunci tubuh Miyuki dengan kedua tangannya yang diletakkan di samping tubuh Miyuki.
"Tentu saja untuk honeymoon," ucap Tristan sambil mengedipkan sebelah matanya.
Kemudian dia terkekeh melihat wajah Miyuki yang terkejut mendengar ucapannya.
Sontak saja tangan Miyuki mendorong tubuh Tristan agar menjauh darinya. Sayangnya, Tristan menarik tangan Miyuki hingga dia kehilangan keseimbangan dan jatuhlah dia di atas tubuh Tristan yang sedang duduk terjatuh di lantai lift tersebut.
Mata mereka saling menatap dan denyut jantung mereka berdegup dengan sangat kencang merasakan bagian depan tubuh mereka yang saling menempel.
Entah apa yang mereka pikirkan hingga terlihat mereka sangat nyaman dengan posisi mereka saat ini.
Ting!
Suara pintu lift yang terbuka membuat mereka tersadar. Sayangnya, gerakan mereka kurang cepat karena saat ini sudah ada petugas hotel yang akan membersihkan lift berdiri di depan pintu lift.
"Astaga," ucap petugas tersebut yang terkejut melihat Miyuki berada di atas tubuh Tristan.
Seketika Miyuki beranjak dari posisinya saat ini dengan meringis menahan sakitnya.
Tangan Tristan reflek membantu Miyuki untuk berdiri. Kemudian dia berjalan keluar lift tersebut melewati petugas kebersihan yang masih melongo melihat mereka sambil berkata,
"Maklum aja, pengantin baru."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!