NovelToon NovelToon

Touch Me, Uncle Dom!

Sweet Seventeen

Novel ini berlatar belakang Luar Negeri jadi jangan protes jika banyak adegan dewasa. Kalau tidak kuat membacanya mohon lambaikan tangan ke kamera, terima kasih. 💃❤

***

Udara sejuk menembus tulang pada malam hari di Kota Milan, Italia, bertanda jika sebentar lagi musim salju akan tiba. Seorang pria tampan menggosok hidungnya berulang kali karena merasakan dinginnya udara yang masuk ke rongga hidungnya, ia yakin saat ini hidungnya bersemu merah karena di terpa suhu dingin pada malam hari itu. Ia membenarkan Syal yang melingkar di lehernya saat akan keluar dari dalam mobil.

Menatap bangunan modern yang ada di hadapannya. Ia berdecak kesal karena harus berurusan dengan gadis kecil, si pembuat masalah di hidupnya.

Dominic Toretto—pria tampan tanpa ekspresi itu perlahan melangkah masuk ke gedung modern yang ada di pusat Kota Milan. Usianya yang sudah hampir memasuki kepala empat, membuat pria itu terlihat semakin matang, tampan, dan Hot. Tapi, sayang sekali, tidak ada satu pun wanita yang mampu menakhlukkan hatinya yang dingin hingga saat ini.

"Tuan Dom, selamat datang di Klub malam kami, sungguh kehormatan untuk kami karena Anda berkunjung kemari," sambut manager Klub malam tersebut dengan sopan dan ramah.

"Hemm." Dom hanya berdehem saja tanpa menatap manager berusaha untuk menjadi seorang penjilat.

"Anda ingin ke ruangan VIP?" tanya manager itu lagi dengan ramah.

"Aku ingin mencari gadis kecil yang sedang mengadakan pesta ulang tahun di sini, Emily William!" ucap Dom dengan datar, tanpa ekspresi sama sekali.

Manger tersebut segera memerintahkan anak buahnya untuk mengantarkan Dom ke salah satu ruangan VIP di mana Emily William berpesta dengan teman-temannya.

*

*

"Ayolah, Lily hari ini adalah hari adalah ulang tahunmu, jadi kamu harus menghabiskan minuman ini!" seru salah satu teman Emily yang menyodorkan satu botol minuman berakohol kepada Emily.

"Aku sudah tidak kuat," jawa Emily yang merasa kepalanya sudah sangat pusing.

"Dasar payah!" cibir teman yang lainnya.

Di dalam ruang VIP tersebut ada 6 gadis sudah termasuk dengan Emily.

"Sudah, hentikan, kasihan dia yang tidak biasa minum alkohol," bela teman yang lainnya, merasa kasihan kepada Emily yang wajahnya sudah merah padam karena mabuk.

Emily duduk bersandar di sofa dengan keadaan yang sudah setengah sadar. Gadis cantik itu mulai meracau tidak jelas.

Tidak berselang lama ruangan tersebut terbuka paksa dari luar. Seorang pria tampan dan gagah perkasa berdiri di ambang pintu dengan tatapan yang tajam dan sangat datar.

"Wow, Uncle Dom!" seru semua para gadis yang berada di ruangan tersebut, menatap kagum dengan ketampanan pria matang dan Hot itu.

Dom tidak menyahut, saat para gadis cantik dan sexy itu berseru heboh kepadanya. Tatapan tajamnya kini tertuju pada gadis kecil yang selalu membuat ulah, dan menyusahkan dirinya.

"Uncle Dom? Apakah itu kau?" Emily meracau saat melihat Dom berdiri di dekatnya.

"Dasar menyusahkan!" Dom segera mengangkat tubuh mungil Emily, lalu memanggul gadis kecil itu di pundaknya.

"Hei!!! Turunkan aku!" umpat Emily seraya memukuli punggung Dom dengan kuat.

"Diam! Dan kalian semua pulang lah!" seru Dom kepada semua gadis yang ada di sana dengan suara yang tegas dan menakutkan.

Dom segera membawa keluar Emily dengan penuh emosi.

"Hei, pria tua sialan! Turunkan aku, kau tidak bisa membawaku pergi begitu saja! Ini adalah hari ulang tahunku yang ke tujuh belas!" teriak Emily, menggerakkan kakinya dengan kasar, dan memukuli punggung kokoh itu.

PLAK!

Dom dengan gemas memukul bokong Emily.

Uncle Dom!

Emily ❤

****

Jangan lupa berikan ulasan bintang lima dan subscribe karya baru emak ini ya, agar tidak ketinggalan update❤💃

Kiss Me, Uncle

Bruk!

Dom meletakkan Emily di jok belakang mobilnya dengan kasar. "Dasar setan kecil!" umpat Dom sembari menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu memandang wajah Emily yang sangat cantik.

"Dingin sekali," racau Emily dengan mata yang terpejam.

Dom melepaskan coat-nya lalu menyelimutkan ke tubuh Emily yang hanya mengenakan mini dress dan begitu pas di tubuh langsing itu.

"Uncle Kiss me," racau Emily yang kini membuka kedua matanya, menatap Dom yang membungkuk ke arahnya, dan wajah mereka berjarak sangat dekat.

Dom mendengus lalu menjitak kening Emily dengan sangat kencang.

CLETAK!

"Aww! Kau kejam sekali, ini sakit!" Emily mengaduh sembari mengusap keningnya yang terasa sangat sakit. Ia yakin saat ini keningnya ruam merah dan sedikit bejol saat ia merabanya.

"Kamu sedang mabuk jangan berkata sembarangan!" Dom segera keluar dari mobil bagian belakang, lalu berpindah ke bagian depan, tepatnya di balik kemudi.

Dom menjalanjan mobilnya menembus jalanan yang bersalju pada malam hari itu. Udara pun semakin terasa dingin. Kedua telinga Dom dan Emily pun terlihat memerah bertanda mereka saat ini sangat kedinginan.

"Uncle dingin sekali," keluh Emily di sisa kesadarannya.

Dom tidak merespon keluhan Emily, ia lebih memilih fokus menyetir mobil.

Lima belas menit kemudian mobil yang di kendarainya sampai di depan Mansion mewah dengan selamat.

Dom segera membawa Emily masuk ke dalam Mansion itu dengan perasaan kesal luar biasa.

"Dom!" Dante berseru kepada Dom yang membawa Emily yang sudah tidak sadarkan diri ke dalam Mansion tersebut.

Dom mendengus dan menatap tajam Dante.

"Kita perlu bicara nanti!" ucap Dom segera belalu menuju lantai dua sembari menggendong Emily. Beberapa saat kemudian, ia sudah kembali ke ruang tengah di mana Dante menunggunya.

"Hei, Dom. Apa yang membuatmu marah seperti itu?" tanya Dante sambil menatap Dom yang melayangkan tatapan tajam kepadanya.

"Membiarkan putrimu berada di Klub malam, bersenang-senang dengan teman-temannya, dan memakai pakaian yang minim, apakah kau masih bertanya kenapa?! Apakah otakmu masih waras?!" Dom berkata dengan penuh kecewa.

"Ayolah, Dom. Lily sudah berusia 17 tahun, bukankah hal itu sudah wajar? Dia sudah bebas melakukan apa pun asal tahu batasannya," jawab Dante dengan santainya.

"Crazy!" umpat Dom, lalu segera menuju kamarnya dengan perasaan kesal.

Dante memandang punggung Dom yang sudah menghilang di balik pintu. Ia menggeleng berulang kali lalu terkekeh pelan.

"Apakah dia masih mengharapkan putriku untuk menjadi istrinya?" gumam Dante sambil menyugar rambutnya yang sudah ber-uban.

*

*

Pagi hari telah menyapa. Udara dingin terasa menembus tulang. Beberapa Bodyguard sedang berbaris rapi di dekat pintu gerbang Mansion sambil mendengarkan Briefing pagi yang di pimpin oleh Dom.

Emily menatap Dom dari jendela kamarnya. Menatap kagum kepada Dom yang terlihat sangat Hot dalam keadaan apa pun.

Melelah aku 🤤🤤🔥

Dom mengenakan celana panjang, dan sweater berwarna hitam, tidak ketinggalan kaca mata hitam bertengger di hidung mancungnya, rambut gondrongnya di ikat ke belakang, penampilan pria itu terlihat biasa saja tapi tetap saja pria datar tanpa ekspresi itu terlihat sangat tampan dan HOT!

"Gila! Kenapa pria tua itu terlihat sangat tampan sekali," gumam Emily sembari menggigit kuku ibu jarinya gemas.

Tok ... Tok ...

Pintu kamar Emily terketuk dari luar, tidak berselang lama masuklah Hana sembari membawa nampan yang berisi sup daging.

"Selamat pagi, Sayang," sapa Hana sembari meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja kamar putrinya.

"Pagi juga, Mommy," jawab Emily lalu menghampiri ibunya yang berkacak pinggang dan menatapnya tajam.

"Dom bilang kalau tadi malam kamu mabuk?!" tanya Hana dengan nada kesal.

"Dasar pria tua menyebalkan, dia pasti mengadu yang tidak-tidak!" kesal Emily di dalam hati.

***

Makanya jangan nakal Lily, nanti di nakalin balik sama Uncle Hot loh 🤣🤣

Vote, komentar, dan like, bestie❤❤

Perjaka Tua

Emily berangkat ke kampusnya di antarkan oleh Dom.

“Dasar tukang mengadu!” cibir Emily kepada Dom yang sedang fokus menyetir. Ia masih kesal, karena tadi pagi dirinya mendapatkan omelan dari ibunya karena tadi malam dirinya pulang dalam keadaan mabuk.

“Apakah kamu membicarakan sesuatu?” tanya Dom datar tanpa menoleh.

“Kamu masih bertanya!” Emily menatap sebal pada pria tua yang menurutnya sangat menyebalkan itu.

“Suaramu seperti seekor lebah di musim semi,” jawab Dom sambil tersenyum tipis.

Emily mengepalkan kedua tangannya di udara, kesal bukan main dengan jawaban pria datar yang duduk di balik kemudi itu. Yang benar saja dirinya yang cantik seperti bidadari di samakan dengan seekor lebah!

“Dasar pria sialan!” umpat Emily di dalam hati.

Tidak berselang lama, mereka sudah sampai di depan kampus tempat Emily menimba ilmu.

“Bibiku akan datang ke Milan, kemungkinan aku akan tinggal di rumahku sendiri,” ucap Dom sebelum Emily keluar dari mobilnya.

“Aku tidak peduli! Kamu mau tinggal di planet mars sekalipun, aku tidak akan pernah peduli!” jawab Emily lalu keluar dari mobil Dom.

BRAK!

Emily menutup pintu mobil Dom dengan keras.

“Dasar anak kecil,” gumam Dom sambil geleng-geleng kepala lalu melajukan mobilnya lagi menuju kantornya.

*

*

“Daddy ingin menjemput Bibi Dom di Bandara?” tanya Hana kepada suaminya yang sudah bersiap.

“Iya, Dom hari ini sibuk, jadi aku harus menggantikannya untuk menyambut Bibi,” jawab Dante lalu meraih pinggang istrinya, lalu mengecup bibir ranum yang rasanya masih tetap sama. Manis dan lembut.

Dante mellumat bibir istrinya dengan penuh kelembutan namun lama kelamaan llumatan itu semakin panas.

“Emhh ... Daddy ...” Hana melenguh ketika Dante merremas bukit kembarnya bergantian. Hana dengan cepat melepaskan dirinya dari serangan suaminya. Sebelum terjadi hal yang enak-enak dan membuat readers panas dingin.🤣

“Daddy, ingat kata dokter jika tidak boleh terlalu sering olah raga ranjang, nanti encoknya kambuh,” ucap Hana setelah ciuman mereka terlepas.

“Ck!” Dante mengacak rambutnya yang sudah banyak ditumbuhi uban, tapi pria tersebut masih terlihat sangat tampan dan HOT walau pun usianya sudah 57 tahun.

Hana tersenyum geli saat melihat suaminya terlihat frustrasi. “Sepertinya Daddy harus segera pergi ke Bandara,” ucap Hana lalu segera mendorong suaminya keluar dari kamar.

“Nanti malam aku akan balas dendam kepadamu, Sweetie!” ucap Dante kepada istrinya dengan rasa kesal, namun tiba-tiba ia menjadi lesu.

“Baiklah, aku menunggu malam nanti,” jawab Hana sambil mengerling nakal.

“Oke!” Dante segera berlalu dari sana, menuruni anak tangga, menuju halaman Mansion-nya.

“Black!” seru Dante kepada salah satu bodyguard yang berjaga di dekat pintu gerbang.

Pria yang memakai pakaian serba hitam dan berkulit hitam itu segera berlari menghampiri Dante.

“Temani aku ke Bandara,” ucap Dante saat bodyguard tersebut sudah berada di hadapannya.

Bodyguard tersebut segera memasuki mobil mewah yang sudah terparkir halaman Mansion tersebut.

“Kita akan menjemput Bibinya Dom,” ucap Dante ketika sudah duduk di jok belakang.

“Benarkah?” Black menelan ludahnya dengan kasar, pasalnya Bibinya Dom sangat cerewet dan juga menyebalkan, menurutnya.

“Kamu cemas, Black? Sama kalau begitu, he he he,” ucap Dante saat mengetahui kegelisahan bodyguard-nya itu.

“Pasti Bibi akan menyalahkan aku lagi karena Dom menjadi perjaka tua,” gumam Dante pelan.

***

Apakah Bibinya Dom segalak Oma Airin dan Oma Lika? 🤣🤣

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!