NovelToon NovelToon

Love Me Please, Daddy!

Kakak Bukan Daddy

Happy reading

Jam pulang sudah berbunyi, seorang gadis cantik yang memiliki wajah baby face itu tampak menunggu jemputannya di post satpam. Dengan bercanda ria bersama pak Satpam.

"Pak kenapa roda mobil bundar?" tanya Audrey dengan wajah dibuat sok polos.

"Kalau gak bundar gak bisa jalan, Non," jawab pak Satpam itu menanggapi ocehan receh Audrey.

Audrey hanya tertawa mendapat jawaban itu, ia cukup bosan menunggu jemputan yang katanya sudah OTW.

Padahal Audrey tahu kata OTW di Indonesia itu masih sangat lama. Bisa makan dulu, ngopi dulu, beli apalah dulu, jalan jalan dulu, mandi dulu dan uang terakhir itu jemput Audrey.

"Pak Mamat mana sih, lama banget. Ingin ku teriak, PAK MAMAT!!!!" tanya Audrey yang diakhiri teriakan gadis cantik itu.

Audrey sudah sangat lapar karena uang sakunya habis untuk ia belikan kupon berhadiah yang akhirnya zong ia kelaparan saat ini.

"Pakek beli kupon segala sih tadi. Daddy!!! Audrey lapar," ucap Audrey memegang perutnya yang sedari tadi berbunyi.

"Non Audrey lapar? Nih bapak bawa bakpao isi kacang hijau kesukaan Non Audrey. Daripada bunyi terus perutnya," ucap pak Satpam itu memberikan satu bakpao yang tadi ia beli.

"Bener pak buat Audrey bakpaonya," ucap Audrey dengan antusiasnya menerima bakpao itu.

"Iya Non. Monggo di maem," jawab pak satpam dengan senyum di wajah tuanya. Melihat Audrey seperti ini sudah mengobati rindunya pada sang putri yang sudah berpulang ke rahmatullah bersama istrinya.

"Makasih ya, Pak," ucap Audrey dengan tulus.

"Sama sama Non Audrey."

Audrey akhirnya memakan bakpao itu dengan lahap. Bahkan saking menikmatinya bakpao itu ia tak sadar jika ada motif sport yang berhenti di depannya.

"Audrey cantik, pulang bareng yuk," ajak laki laki yang berada di atas motor itu pada Audrey.

Dia adalah Huda, teman beda kelas Audrey yang digadang gadang akan menjadi pacar Audrey. Itu menurut teman teman Audrey dan Huda. Tapi bagi Audrey, Huda adalah kakak untuknya. Karena Huda sangat baik kepadanya selama ini tidak pernah menyakiti dirinya.

"Maaf ya Huda, Audrey lagi nungguin jemputan. Takutnya nanti Pak Mamat bingung kalau Audrey gak ada," jawab Audrey dengan senyum manisnya menolak ajakan Huda.

"Yah sekali aja, Drey. Lu bareng sama gue, gue janji gak bakal apa apain lu kok."

"Maaf ya. Aku gak bisa. Mungkin lain kali," jawab Audrey dengan sopan.

Ya beginilah Audrey terlalu baik dan tidak mau menyakiti orang lain. Bahkan saking polos dan baiknya Audrey sering kali gadis itu dimanfaatkan oleh teman temannya. Untung Audrey gadis yang cerdas, jadi ia tak semudah itu dimanfaatkan.

"Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu ya Drey."

"Iya Da."

Akhirnya Huda meninggalkan Audrey disana bersama pak satpam. Audrey yang belum menghabiskan bakpao itu nampak cuek ditinggalkan Huda.

Tak lama ada mobil lamborghini aventador SVJ Roadster Grigio Telestro berwarna hitam itu berhenti disana.

Tatapan para siswa yang belum pulang itu tampak menatap mobil mewah itu. Jarang jarang ada orang yang memiliki mobil Lamborghini jenis itu jika buka sultan.

"Daddy," pekik Audrey saat melihat siapa laki laki yang ada di dalam mobil itu.

Apa Daddy membeli mobil baru? Kenapa pakai mobil ini sih, kan Audrey nanti disangka kaya sama teman temannya.

"Masuk, Drey," titah laki laki yang ada di dalam mobil itu. Audrey berjalan menuju Daddynya.

"Daddy minta uang," ucap Audrey dengan senyum manisnya.

"Buat apa?" tanya Daddy tetap memberikan uang kepada Audrey.

"Buat gantiin uang pak satpam buat beli bakpao," jawab Audrey menerima uang itu dan berlari menuju pak satpam.

"Pak ini uang buat ganti bakpao tadi, makasih ya Pak," ucap Audrey pada pak satpam itu dengan senyum manisnya memberikan uang pecahan 50 ribu itu pada pak satpam.

"Ini kebanyakan, Non Audrey. Wong bakpaonya cuma lima ribuan kok," ucap Pak satpam itu pada Audrey.

"Gak apa pak, itu itung-itung rezeki bapak," ucap Audrey dengan senyum manis.

Audrey pamit dan tak lupa melupakan mengucapkan terima kasih.

Dan hal itu tak luput dari pandangan seseorang dari dalam mobil itu siapa lagi kalau bukan Arka? Arka menatap Audrey dengan menggelengkan kepalanya. Audrey memang baik bahkan kelewat baik.

Arka jadi teringat waktu pertama Audrey masuk ke dalam rumah mereka. Gadis kecil itu langsung memanggilnya Daddy. Padahal orangtuanya yang mengadopsi Audrey hingga harusnya Audrey memanggilnya kakak.

"Daddy," panggil Audrey yang sudah duduk di kursi depan itu.

"Hmm."

Arka memakaikan sabuk pengaman Audrey. Dan dengan wajah bahagianya Audrey menurut.

"Tumben Daddy yang jemput? Pakai mobil baru lagi?" tanya Audrey dengan senyum manisnya.

"Soalnya Pak Mamat lagi keluar sama Mama, makanya kakak yang jemput kamu," jawab Arka yang masih saja menolak dipanggil Daddy.

"Lah tadi Pak Mamat bilang OTW," ucap Audrey.

"OTW antar Mama, Dek."

"Hmm."

Mobil lamborghini aventador SVJ Roadster Grigio Telestro itu meninggalkan area sekolah itu dengan kecepatan sedang. Arka tak ingin permata hati Mama dan Papanya ini kenapa napa. Yang ada nanti ia yang kena bogem sama Papa.

"Daddy, Audrey lapar. Kita makan dulu ya,'" pinta Audrey dengan wajah imut.

"Hmm."

"Daddy gak tanya Audrey mau makan dimana?" tanya Audrey yang kesal dengan sikap cuek daddynya ini.

"Tempat biasa kan?" tanya Arka dengan wajah datarnya.

"Hehehe Daddy idaman," balas Audrey mengambil cemilan yang ada di jok belakang.

"Stop panggil kakak dengan sebutan Daddy, Drey."

"Kan memang Daddy, Daddyku," jawab Audrey dengan senyum manisnya.

Arka sudah tak bisa lagi berkata kata, mau dibilangin 100 kalipun Audrey akan tetap memanggilnya Daddy.

Sampailah mereka di restoran langganan mereka, keduanya turun dari mobil itu. Audrey yang manja dengan Arka itu memeluk lengan Arka dengan erat bahkan banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka

Arka yang sudah biasa menjadi pusat perhatian itu hanya tersenyum tipis melihat Audrey yang menempel begitu saja padanya itu.

"Kita di lantai bawah aja ya, Dad. Biar bisa lihat banyak orang, Drey gak mau ada di ruangan VIP lagi. Sepi," pinta Audrey dengan senyum manisnya menujuk satu meja yang masih kosong.

"Yakin gak mau di ruang VIP?" tanya Arka pada Audrey.

"Yes Daddy, Drey mau lihat banyak orang di sini," jawab Audrey yang dianggukkan oleh Arka.

Arka dan Audrey berjalan menuju meja kosong itu, dan memesan makan siang mereka.

"Daddy belum makan siang?" tanya Audrey pada Arka.

Audrey tahu jika diantara mereka tak ada hubungan darah ataupun saudara tapi Audrey punya alasan kenapa ia terus terusan memanggil Daddy bahkan tak segan segan manja kepada Arka.

"Belum, nanti ikut kakak ke kantor ya. Kakak gak bisa langsung pulang sekarang, karera jarang kantor ke rumah juga jauh. Di rumah juga gak ada siapa siapa."

"Oke, tapi beliin Drey es krim seperti biasanya ya," jawab Audrey.

"Kemarin kamu udah makan es krim, Drey. Minggu ini udah cukup kamu makan es krim," ucap Arka yang tak mau adik angkatnya ini sakit gara gara makan es krim terlalu banyak.

Karena dulu Audrey makan es krim tiap hari hingga akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit.

Bersambung

Sayang Daddy

Happy reading

Tanpa Audrey dan Arka sadari ada sepasang mata yang menatap keduanya dengan mata berbinar.

"Arka."

Arka dan Audrey yang tadinya berdebat karena es krim itu kaget mendengar suara yang selama ini mereka hindari.

"Daddy m, Audrey gak suka sama Tante menor itu," bisik Audrey yang dianggukkan oleh Arka. Karena sejujurnya Arka sendiri tak menyukai wanita yang berjalan ke arah mereka itu.

Sampainya di depan keduanya wanita itu langsung duduk disamping Arka dan bergelayut di lengan kiri Arka.

Audrey yang berada di sebelah kanan Arka itu mendadak cemberut. Audrey tak suka Arka berdekatan dengan wanita menor di depannya ini, sungguh!

"Dad," lirih Audrey yang membuat Arka langsung menatap wanita itu.

"Lepas Glen!" Arka langsung melepaskan pegangan tangan Glencia yang notabene adalah seorang model papan atas dengan body yang aduhai membuat kaum Adam ketar ketir jika berdekatan dengan Glen.

Tapi beda lagi dengan Arka yang sangat anti dengan wanita seperti Glencia. Entahlah tidak ada yang bisa membangkitkan gai**h dalam diri Arka selama ini. Bahkan Glen sekalipun yang bodynya aduhai tak bisa membuat Arka merasakan hal yang biasa dialami seorang laki laki.

Pernah Mama dan Papa kandung Arka sendiri mencurigai jika anak laki lakinya ini tak normal. Dan Arka menjalani pemeriksaan tapi kata dokter Arka ini normal, dia baik baik saja. Tidak ada tanda tanda kehamilan dalam diri Arka.

"Kenapa sih, Arka. Aku tuh kangen banget sama kamu. Kamu gak tahu gimana tersiksanya aku disana gak ada kamu, bahkan aku rela mempercepat pemotretanku demi kamu," jawab Glen dengan sedih.

"Apakah aku peduli dengan pemotretanmu," jawab Arka dengan pedas.

Glen yang sudah biasa dengan sikap Arka itu kini beralih menatap Audrey yang dengan menatapnya dengan tak suka. Glen tahu jika Audrey tak menyukainya dan setahu dia Audrey adalah adik angkat Arka. Entah kenapa Audrey memanggil Arka 'Daddy'.

Demi memperlancar misinya membuat Arka jatuh cinta padanya. Glen harus membuat Audrey baik padanya dan berpihak padanya. Karena Glen tahu Arka tak mungkin bisa menolak keinginan Audrey. Mana tahu nanti Audrey meminta Arka untuk menjadi kakak ipar atau mommynya.

"Tadi kakak dengar, Audrey mau es krimkan? Kamu boleh pesen nanti kakak yang bayar," ucap Glen yang membuat Arka langsung menatap tajam Glen. Glen yang ditatap tajam oleh Arka itu takut.

"Gak ada, apa apaan kamu. Jangan karena kamu ingin menyogok Audrey hingga membelikan es krim. Mending kamu pergi, aku dan Audrey gak membutuhkan kamu disini," jawab Arka dengan datar mengusir Glen dari sana.

"Tapi Ar."

"Pergi Glen."

"Ih Arka, aku tuh begini gara gara kamu. Aku cinta sama kamu. Masa kamu gak mau hargai perasaan aku sih?" tanya Glen dengan tak tahu malunya memegang kembali tangan Arka yang membuat Arka langsung menghempaskan tangan Glen.

"Cinta gak bisa dipaksakan!!!"

"Tapi.."

"Tante," panggil Audrey dengan beraninya.

Sebenarnya Glen tak mau dipanggil Tante tapi apa boleh buat. Ini yang manggil adik angkat yang sangat diratukan oleh keluarga Arka. Minimal kak lah jangan Tante.

"Kenapa Audrey?" tanya Glen dengan wajah yang di ramah ramahkan.

"Audrey gak mau sogokan dari tante, lebih baik Audrey gak makan es krim daripada harus makan dari Tante. Nanti yang ada Tante malah ngungkit ungkit kayak bulan lalu. Lagian Daddy bener, Audrey udah makan es krim Minggu ini. Audrey gak mau membuat keluarga Daddy khawatir."

Ucapan Audrey membuat Glen malu sekaligus kesal dan marah dengan apa yang diucapkan gadis berusia 17 tahun ini.

"Dan yah, Tante mending pergi. Audrey mau makan siang sama Daddy. Dan adanya Tante disini ganggu kenyamanan Audrey," tambah Audrey yang membuat Arka menggelengkan kepalanya tapi juga kagum dengan keberanian Audrey. Sedangkan Glen yang lebih malu lagi itu langsung pergi dari sana dengan kesal.

"Nakal ya, udah bisa ngusir nenek lampir itu pergi," ucap Arka mencubit hidung adik angkatnya dengan gemas.

"Sakit Daddy, hobby banget cubit hidung Drey. Nanti kalau hidungnya panjang emang Daddy suka?" tanya Audrey mengelus hidungnya.

"Lagian nih ya, Drey gak suka banget sama Tante bibir menor itu."

Tak lama mereka berbincang, tiba tiba makanan mereka sampai. Audrey yang melihat menu spesialnya restoran itu langsung tersenyum girang.

"Thanks Daddy. Tahu aja apa yang Drey mau," ucap Audrey mengambil makanan favoritnya itu.

Arka mengangguk, menyenangkan hati Drey itu hanya dengan makanan, entah itu makanan kesukaannya, cokelat ataupun es krim. Tapi semua itu ada batasnya juga. Arka tak akan memperbolehkan Audrey memakan makanan tak sehat itu setiap hari.

"Sesederhana itu membuat kamu senang, aku bahagia Drey," ucap Arka dalam hati menatap Audrey yang dengan lahap menikmati makanan yang ada di depannya itu.

Arka yang ikut lapar itu juga memakan makanan yang sudah dipesannya. Sesekali ia melirik kearah Audrey.

"Daddy kalau mau lihat Drey makan ya lihat aja jangan lirik lirik gitu. Drey jadi gimana gitu kalau Daddy curi curi pandang gitu sama Drey," ucap Drey dengan percaya dirinya.

"Iya, kakak memang curi curi pandang sama kamu. Soalnya kamu kalau makan kayak bebek," jawab Arka dengan bohong. Ia tak mau mengakui jika sebenarnya Audrey itu sangat cantik.

Audrey yang dikatakan seperti bebek itu melihat makanannya dan juga meraba sekitar bibirnya.

"Enggak ya, Drey kalau makan selalu rapi. Mana ada kayak bebek," jawab Audrey menatap kesal Arka.

Arka mengangkat bahunya dan melanjutkan makannya. Begitupun dengan Audrey walau ia sedikit kesal dengan Arka yang mengatakan jika dia mirip bebek.

"Dad," panggil Audrey.

"Hmm."

"Daddy udah punya pacar?" tanya Audrey yang membuat Arka menghentikan makannya. Ia terkejut dengan pertanyaan Audrey, kemudian ia menggeleng dan melanjutkan makan siangnya.

Audrey yang mendapat jawaban itu langsung tersenyum.

"Jangan banyak tanya, cepat selesaikan makan kamu dan kita kembali ke kantor," ucap Arka yang sudah menghabiskan malam siangnya. Sedangkan Audrey masih banyak makanan yang tersisa di piringnya.

Dengan kecepatan penuh Audrey langsung menghabiskan makanan itu yang membuat Arka menggelengkan kepalanya.

"Dad, ambilkan udang goreng," pinta Audrey pada Arka. Yah posisi udang goreng itu ada di depan Arka sedangkan mulut Audrey penuh dengan makanan.

Arka mengambilkan udang goreng yang ada di depannya dan memberikannya pada Audrey bahkan sepiring piringnya Arka letakkan di depan Audrey.

Setelah menyelesaikan makan siangnya. Audrey lebih dulu mendiamkan perutnya agar bisa mencerna dengan baik apa yang dimakannya hari ini.

Sedangkan Arka malah memanggil pelayan dan memesan satu mangkuk es krim rasa cokelat dan vanila. Yang membuat Audrey langsung menyunggingkan senyumnya.

"Buat Drey?" tanya Audrey.

"Bukan, Kakak yang pingin es krim," jawab Arka menggoda adiknya.

"Dad."

Sebenarnya Arka kesal jika Audrey memanggilnya Daddy. Apa ia setua itu dipanggil Daddy.

"Kakak, Drey bukan Daddy," jawab Arka pada Audrey.

"Daddy karena Daddy adalah Daddy ketiga Audrey."

"Anggap aja itu panggilan sayang Audrey buat Daddy," jawab Audrey yang tak mau memanggil Arka Kakak.

"Terserah kamu."

Tak lama es krim pesanan Arka datang, hal itu membuat Audrey senang tapi ia juga ingat jika yang dipesankan itu bukan dirinya.

"Dad," rengek Audrey melihat es krim itu.

Sedangkan Arka mengambil satu sendok es krim dan memakannya. Kemudian memberikan sisanya pada Audrey.

"Habiskan, awas kalau kamu sakit. Kakak gak mau kena omel Mama sama Papa," ucap Arka dengan senyum tipisnya. Hal itu sudah membuat Audrey senang. Dengan senyum manisnya Audrey memakan es krim itu.

"Makasih ya dad. Audrey sayang Daddy," ucap Audrey memeluk Arka dengan semangat kemudian melanjutkan makan es krim sebagai makanan penutup.

"Hmm." Tak bisa ia pungkiri jika pelukan Audrey cukup membuat ia senang dan nyaman.

"Bukan mulut, Dad."

Audrey menyuapi Arka dengan es krim itu dengan senyumnya. Arka pun tak menolak karena pada dasarnya ia juga menyukai es krim sejak kecil.

Hingga akhirnya menghabiskan es krim itu berdua, bahkan dari sendok yang sama mereka makan. Hal itu sudah cukup biasa bagi mereka.

Bersambung

Kantor Daddy

Happy reading

Setelah menghabiskan satu mangkok es krim yang tadi dipesan Arka. Mereka berdua langsung pergi dari restoran itu.

Arka membukakan pintu mobil itu untuk Audrey. Sedangkan Audrey yang diperlakukan seperti puteri itu tersenyum malu.

"Ayo masuk Drey. Kakak mau ke kantor ini," ucap Arka yang membuat lamunan Audrey buyar.

"Daddy ih."

Arka yang melihat wajah cemberut dari Audrey itu malah tersenyum. Entah kenapa ia sangat senang membuat Audrey seperti itu.

Setelah Audrey masuk, Arka juga ikut masuk ke dalam mobil. Dan menjalankan mobilnya menuju kantor.

"Daddy Tante seksi masih jadi sekretaris Daddy?" tanya Audrey yang tak suka dengan sekretaris Arka yang terkenal genit dan juga sangat seksi dengan pakaian kurang bahan.

"Udah enggak, sekretaris kakak sekarang laki laki," jawab Arka yang membuat Audrey senang.

"Jangan berbuat ulah disana ya. Kakak gak mau dimarahi Mama dan Papa lagi karena lalai menjaga anak kesayangan mereka," ucap Arka yang membuat Audrey kesal.

"Drey, gak nakal ih. Drey dulu cuma main main aja kok. Lagian gak Samapi buat rugi perusahaan Daddy."

Arka yang mendengar itu hanya menggeleng, karena Audrey ini orang yang nekat. Hal itu karena Audrey sudah mempelajari sedikit tentang IT sejak kecil. Siapa yang mengajari ya tentu saja Arka.

"Nanti kamu diam aja di ruangan kakak nanti. Jangan buat masalah, kamu boleh ngedrakor atau apa gitu. Yang penting jangan buat rusuh di kantor kakak," titah Arka yang dianggukkan oleh Audrey.

Arka melajukan mobil itu dengan kecepatan sedang, ia tak mau sampai Audrey sampai takut lagi dan masuk rumah sakit lagi.

Sampainya mereka di kantor, Audrey ikut turun dari berjalan disamping Arka. Bahkan tangan Audrey menggenggam tangan Arka.

Arka sudah tak heran kenapa Audrey bersikap seperti ini. Audrey sudah kehilangan orangtua kandungnya sejak kecil. Oleh sebab itu ia tak mau sampai Audrey kembali merasakan sakit untuk kehilangan lagi.

Sepanjang perjalanan keduanya selalu menjadi pusat perhatian, siapa yang tak kenal Audrey yang notabene adalah anak dari atasan mereka. Itu yang mereka tahu, tapi yang sebenarnya Audrey adalah anak angkat keluarga mereka.

Audrey dan Arka masuk ke lift itu dan menuju lantai atas dimana itu adalah lantai di ruangan Arka.

Tak lama sampailah mereka di lantai dimana ruangan Arka berada, Arka dan Audrey langsung berjalan menuju ruangan bernuansa putih itu.

"Ingat jangan nakal."

"Iya Daddy."

"Hufftt kakak ke ruang rapat dulu, laptop kakak ada di atas meja. Kamu boleh mainkan asal jagan menghilangkan semua data yang ada di dalamnya," ujar Arka mengelus rambut Audrey.

"Siap."

Saat Arka ingin keluar dari ruangan itu, tiba tiba Audrey memanggilnya dengan suara lembutnya.

"Dad." Arka membalikkan badannya dan mental Audrey dengan bingung.

"Cium Drey," pinta Audrey memajukan wajahnya.

Arka yang mendengar itu langsung menarik sudut bibirnya pelan. Kemudian ia berjalan menuju Audrey dengan senyum tipisnya.

"Kebiasaan jadi anak kok manja. Aku ini kakak kamu, Drey."

"Daddy ayo cium Drey. Biar Drey ada temannya disini."

"Hmm teman siapa?"

"Ciuman Daddy."

Arka menarik pinggang Audrey kemudian menatap dalam mata Audrey lembut dan dalam.

Cups

Satu kecupan Arka layangkan di kening Audrey dengan lembut. Sedangkan Audrey yang menikmati kecupan lembut itu. Dengan jantung dan berdetak kencang.

"I love you, Daddy," batin Audrey.

Yah Audrey hanya mampu mengatakan kata cinta lewat batinnya. Ia tak mau membuat hubungannya dengan Arka makin renggang hanya karena perasaannya.

"Sudah kan, kalau begitu kakak ke ruang rapat dulu. Kamu main disini aja hmm," ucap Arka mengelus pucuk kepala Audrey dengan lembut. Audrey mengangguk dengan senang.

Setelah itu Arka langsung berlalu menuju ruang rapat meninggalkan Audrey di dalam ruangannya.

"Oke kita ngedrachin dulu. Lagian Daddy, orang darma Cina dibilangnya drama Korea. Ya walau aku juga suka sama Korea," gumam Audrey memegang keningnya dengan senyum manisnya.

Audrey berjalan menuju kursi kebesaran Arka kemudian membuka laptop itu. Saat ia melihat layar depan laptop itu betapa terkejutnya ia saat melihat fotonya dipasang di layar depan laptop itu. Kalau tidak salah itu adalah foto saat Audrey dan Arka sedang berada di pasar malam dulu.

"Kenapa Daddy pasang foto ini sih?" tanya Audrey yang tiba tiba memiliki ide bagus untuk mengganti wallpaper laptop itu.

Audrey mengirim sebuah fotonya ke laptop itu kemudian menggantinya dengan fotonya yang lain.

Kemudian ia melanjutkan aktivitasnya untuk menonton drama China yang saat ini baru saja ia unduh dari sebuah aplikasi.

Dengan ditemani cemilan dan minuman yang ada di pendingin itu, Audrey kini anteng duduk di kursi itu.

Drrttt

Tiba tiba ketenangan Audrey diganggu oleh suara ponsel yang bergetar di meja itu.

"Ponsel Daddy kan?" tanya Audrey mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang menelepon Daddynya seperti ini.

"Nomor baru siapa sih?" tanya Audrey mengangkat panggilan telepon itu.

"Halo sayang, kamu dimana? Katanya mau jemput?"

"Siapa ya?"

"Eh kok cewek, lu siapa?"

"Audrey."

"Oh adik angkatnya Arka kan?"

"Hmm siapa ya?"

"Lista, mantan pacar kakak kamu. Dan hari ini katanya Arka mau jemput aku di bandara. Tapi kok dia belum ada ya sampai sekarang?"

"Daddy lagi sibuk. Mending Anda pulang sendiri."

"Loh padahal kita mau mengenang masa masa pacaran kita dulu di London."

Audrey yang mendengar itu langsung meradang marah. Bisa bisanya perempuan itu ingin mengenang masa lalu mereka.

Dengan sepihak Audrey mematikan panggilan telepon itu dan melemparkannya ke sembarang arah untung saja tidak pecah itu hp.

"Sialan Daddy udah bohong sama Audrey," geram Audrey dengan wajah memerah.

Yah Arka bilang jika selama ini ia tak pernah memiliki pacar, tapi hari ini apa? Ada wanita yang bilang jika dia adalah mantan pacar Arka. Kenapa harus bohong, seharusnya Arka bilang sama Audrey jika dulu Arka pernah pacaran sama wanita lain.

"Daddy gila, Audrey sumpahin Daddy jadi jodoh Drey."

Sedangkan yang di umpati oleh Audrey kini masih melihat presentasi di depan itu. Tapi entah kenapa matanya jadi berkedut seperti ini.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!