NovelToon NovelToon

Bukan Sekedar Suami Pengganti

Pengantin pengganti

Bagi semua wanita, menikah dengan lelaki yang dicintainya sungguh sangat membahagiakan, karena pernikahan itu suci dan sakral, tapi bagaimana kalau lelaki yang kita cintai itu kabur di hari pernikahan kita. Pasti sangatlah sedih dan hancur, seperti yang tengah dirasakan oleh Sonya, pengantin wanita.

Lelaki yang akan menikahinya kabur karena tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannya. Sungguh sangat miris nasib Sonya Valeria Lukyanova, wanita cantik berusia 24 tahun.

Halaman Villa milik Tuan Yusuf kini sudah di sulap secantik mungkin dan bunga-bunga bertebaran di beberapa tempat dan panggung pelaminan yang sudah dekorasi dengan sangat indah. Menjadi saksi bisu gagalnya pernikahan Sonya dan Regi.

Sonya yang saat ini tengah berada di kamarnya, tengah menangis tersedu-sedu. Bagaimana ia tak sedih, di hari pernikahannya lelaki yang di harapkan menjadi pendamping hidupnya entah pergi kemana.

Tuan Yusuf, yang melihat putrinya bersedih menjadi geram terhadap Regi.

"Dasar brengsek!" Maki Tuan Yusuf, ia sangat murka, bahkan barang-barang yang ada di dekatnya tidak luput dari amukan Tuan Yusuf.

"Bagaimana ini, pa? Sedangkan para tamu sudah menunggu di luar sana." Nyonya Puspa sangat gelisah, sekaligus sangat mengkhawatirkan anaknya itu.

"Ini juga papa lagi mikirin solusinya," ucap Tuan Yusuf, yang sama pusingnya memikirkan nasib pernikahan putrinya.

Tuan Yusuf berjalan ke jendela, untuk melihat para tamu undangan yang sepertinya sudah cukup lelah menunggu acara ini di mulai. Tuan Yusuf membuang nafasnya perlahan, mencoba untuk berpikir bagaimana caranya mengatakan kepada para tamu undangan kalau pernikahan ini tidak jadi digelar.

"Permisi Tuan...." Chandra, sopir pribadinya datang menghadapnya.

"Saya mau memberitahukan kalau Pak penghulu sudah datang." Sambung Chandra, memberi laporan.

Tuan Yusuf memijit pangkal hidungnya, ia semakin kalut dan tak tahu harus bagaimana. Kemudian Tuan Yusuf menatap wajah Chandra yang pas-pasan, tapi memiliki tubuh yang proporsional dengan kulit sawo matang.

Tuan Yusuf tersenyum miring dan terbesit di pikirannya, untuk meminta Chandra menggantikan Regi untuk menikahi putrinya. Daripada menanggung malu, karena acara pernikahan putrinya yang gagal.

"Chandra, saya mau bicara serius sama kamu" kata Tuan Yusuf, menatap serius wajah Chandra.

Chandra hanya diam dan menyimak apa yang akan di katakan oleh majikannya itu.

Sebelum mengatakan maksudnya, Tuan Yusuf menarik nafasnya dalam-dalam.

"Chan...." Tuan Yusuf, tampak masih ragu untuk mengatakannya.

"Iya, tuan."

"Kamu mau kan menikah dengan Sonya." Tuan Yusuf berkata dengan sangat hati-hati.

Chandra terperanjat mendengar penuturan tuannya. Menikah? Kenapa tiba-tiba Tuan Yusuf memintanya menikahi putrinya?

"Ke-kenapa Tuan meminta saya menikahi Nona Sonya?" Chandra jelas tidak percaya begitu saja dengan ucapan Tuan Yusuf. Apa mungkin Tuan Yusuf salah berkata?.

"Hanya dengan cara ini satu-satunya untuk menyelamatkan nama baik saya sebagai seorang pengacara tersohor, sekaligus menyelamatkan pernikahan Sonya. Sedangkan Regi, calon suaminya Sonya kabur dan tidak mau menikahi Sonya." Tuan Yusuf berbicara dengan tatapan memohon.

"Tapi tuan...."

"Hanya sebatas menggantikan saja." Potong Tuan Yusuf. " Dan saya akan memberikan kamu imbalan," lanjutnya.

Chandra diam dan bingung harus menjawab apa. Hati Chandra benar-benar bimbang, karena baginya pernikahan itu sakral dan Chandra hanya ingin menikah sekali seumur hidup.

"Sudah, jangan terlalu banyak berpikir. Lebih baik kamu siap-siap dan lakukan apa yang saya pinta. " Perintah Tuan Yusuf.

Chandra mendesah samar, ingin menolak pun percuma, karena Tuan Yusuf pasti akan tetap memaksanya. Chandra pun berlalu dari hadapan Tuan Yusuf dan berjalan lunglai mengikuti perintah Tuan Yusuf, yang harus menggantikan Regi sebagai pengantin pengganti.

Baiklah, hanya pengganti....

***

Disinilah sekarang, di depan banyak tamu dan para saksi. Chandra kini mempersunting anak majikannya yang bernama Sonya Valeria Lukyanova. Wanita cantik, yang tidak pernah terbayangkan oleh seorang Chandra bisa menikahi putri majikannya. Ya... Walau sebatas pengganti, tapi baginya seperti mimpi.

Sepanjang acara pernikahannya, baik Sonya maupun Chandra tidak menampakkan wajah cerianya. Bagaimana pun pernikahan ini hanya dilandasi keterpaksaan demi menutupi calon mempelai lelaki yang kabur dan tidak bertanggung jawab.

Setelah acara pernikahan ini selesai, Chandra dimintai datang ke ruang kerja pribadinya Tuan Yusuf.

Tok tok tok

"Masuk!" Seru Tuan Yusuf dari dalam.

Chandra masuk dan ternyata di sana ada Sonya.

"Duduk," suruh Tuan Yusuf.

"Iya...." Jawab Chandra, sembari duduk di kursi samping Sonya. Chandra menyempatkan melirik Sonya yang terlihat sembab.

"Maaf, Tuan. Ada apa Tuan memanggil saya ke sini?"

"Ini, bacalah." Tuan Yusuf menyerahkan map berwarna coklat. Meski bingung, Chandra menerima map tersebut.

Chandra membuka isi map tersebut dan Chandra menautkan kedua alisnya, yang ternyata isi map tersebut berupa surat perjanjian pranikah antara dirinya dan Sonya.

Isi surat perjanjian Pra nikah.

Pernikahan antara pihak pertama ( Sonya Valeria Lukyanova ) dan pihak kedua ( Chandra Herdiyansyah ) berlaku sampai enam bulan saja.

Pihak kedua dilarang tidur sekamar dengan pihak pertama, apalagi bersentuhan.

Jangan campuri urusan pribadi masing-masing.

Pihak kedua akan mendapatkan kompensasi sebesar lima ratus juta rupiah, dan masih ada lagi isi perjanjian pranikah.

Selesai membaca seluruh isi perjanjian tersebut, Chandra menatap Tuan Yusuf.

"Jadi pernikahan ini hanya enam bulan saja?"

"Iya," jawab Tuan Yusuf, sembari menganggukkan kepalanya.

Rasanya Chandra ingin menolak perjanjian pranikah ini, tapi mengingat siapa dirinya yang hanya sebatas pengganti, mau tidak mau Chandra menandatangani perjanjian pranikah ini.

Kemudian Tuan Yusuf, menyerahkan satu koper kecil yang berisi uang.

Chandra tercengang melihat uang tersebut. Seumur-umur dirinya belum pernah melihat uang sebanyak itu.

"Saya harap kamu tidak melanggar perjanjian ini," ucap Tuan Yusuf.

"Saya janji tidak akan melanggarnya, Tuan," jawab Chandra.

"Bagus. Sekarang kamu boleh pergi dari sini."

Chandra mengangguk dan segera keluar dari ruang kerjanya Tuan Yusuf.

"Papa yakin kalau Chandra bisa di percaya?" Tanya Sonya yang ragu terhadap Chandra.

"Papa yakin. Dia lelaki yang dapat di pegang kata-katanya."

"Bagus deh." Setelah itu Sonya beranjak pergi meninggalkan papanya dan melangkah ke arah kamarnya.

Sonya menatap nanar langit-langit kamarnya, mengingat kembali saat Regi mengirim pesan singkat kepadanya.

Sonya, sorry... Aku nggak bisa menikahi kamu, karena aku tidak siap menikah sama kamu dan juga aku nggak yakin kalau anak yang kamu kandung itu adalah darah dagingku. Sekali lagi maaf....

Tanpa terasa air matanya mengalir. Sonya kembali menangis sendu sedan, betapa hancurnya hatinya kini.

"Kamu jahat, Regi... Kamu jahat...." Sonya terisak tersedu-sedu. Meratapi kisah cintanya yang berakhir tragis.

Lelaki yang yang selama ini dia puja-puja, justru kini memberikan rasa sakit yang mendalam. Padahal ia sangat mencintainya, bahkan sampai rela memberikan kehormatannya untuk sang kekasih dan kini dirinya harus menanggung malu karena tengah mengandung benih cintanya Regi.

Ingin mengakhiri hidup

Keesokan harinya, Chandra sudah melakukan tugasnya sebagai seorang supir dan setiap pagi, sebelum mengantarkan Tuan Yusuf berangkat kerja. Chandra selalu membersihkan mobil terlebih dahulu dan saat sedang serius dengan pekerjaannya, tanpa sengaja kedua bola matanya menangkap sosok cantik tengah berdiri di balkon, dia adalah Sonya.

Chandra yang melihat Sonya merasa iba dengan kisah cintanya, yang berakhir di tinggal kabur oleh kekasih hatinya Apalagi melihat wajah sembab Sonya, membuat Chandra semakin kasihan. Chandra terus memperhatikan wajah murung Sonya, tidak ada guratan kebahagiaan yang terlihat dari wajah Sonya.

Tiba-tiba dari belakang seseorang mengangetkan nya. "Hayo... Ngapain kamu pandangin Nona Sonya," ucap Mang Yayan, ia adalah security di rumah Tuan Yusuf.

Chandra tersenyum kikuk kepada Mang Yayan, karena tertangkap basah tengah menatap Sonya, yang sebenarnya adalah istrinya sendiri dan para pekerja di rumah Tuan Yusuf tidak ada yang tahu kalau Chandra sudah menikahi putri majikannya.

"Cepat selesaikan tugasmu, nanti Tuan marah loh!" Kata Mang Yayan, sambil berlalu menuju pos security-nya.

"Iya, mang," jawab Chandra dan segera menyelesaikan pekerjaannya. Setelah itu Chandra masuk ke dapur untuk sarapan terlebih dahulu.

Saat sarapan pun Chandra terus memikirkan wajah sedih nona majikannya itu. Hatinya terenyuh akan nasib Sonya.

Semoga Non Sonya secepatnya move on dan bangkit dari kesedihan ini.

***

Malam pun tiba dan saat ini Sonya tengah mematut diri di depan cermin. Sonya berencana pergi ke tempat hiburan malam, ia sangat pusing memikirkan kisah cintanya yang tragis.

Dengan pakaian mini dress ketat, Sonya melangkah keluar dari rumah dan mengendarai mobilnya ke tempat tujuan, yaitu club malam. Sesampainya di club, Sonya menelpon sahabatnya yang lebih dulu tiba ditempat tersebut.

Cindi, sahabat Sonya segera menemuinya di parkiran dan Cindi memanggil Sonya dari kejauhan. Akan tetapi Sonya tidak mendengarkan panggilannya, lalu Cindi memilih menghampiri Sonya.

"Doorr...!" Cindi mengagetkan Sonya, yang tengah melamun.

"Ck... Kebiasaan deh!" Gerutu Sonya, sedangkan Cindi tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesalnya Sonya.

"Lagian dari tadi aku panggil-panggil juga. Kamu nya nggak nengok-nengok, eh! Ternyata kamu lagi melamun," ucap Cindi, masih dengan sisa tawanya.

Kesal karena Cindi terus saja menertawainya, Sonya langsung menyeret Cindi masuk ke dalam club.

Hentakan musik yang memekakkan telinga menyambut kedatangan Sonya dan Cindi. Sonya memperluas pandangannya mencari sahabatnya yang lain.

Mika melambaikan tangannya kepada Sonya dan juga Cindi, kemudian Sonya segera menghampiri Mika dan juga Reva.

"Kirain kamu nggak bakalan datang," ujar Mika, yang sembari menegak wine.

"Datanglah! Lagian ngapain aku di rumah, bikin jenuh aja," balas Sonya yang kini mendudukkan dirinya sofa.

Malam ini Sonya ingin menghibur diri di club tersebut, ia ingin melupakan sejenak rasa sakit hatinya yang di tinggal pergi oleh sang pujaan hati.

Sonya dan teman-temannya kini memilih menari. Sonya melenggak-lenggokkan tubuhnya mengikuti irama musik yang tengah diputar oleh DJ.

Sonya benar-benar melepaskan semua bebannya dan bersenang-senang bersama teman-temannya di atas lantai dancer.

Di meja bar, seorang lelaki yang baru saja datang bersama perempuan cantik nan seksi. Dia adalah Regi, lelaki yang tak bertanggung jawab atas nasib Sonya yang hancur dan menyedihkan. Lelaki yang sudah menghancurkan kebahagiaannya dalam sekejap.

Sonya yang tengah asik menari, tanpa sengaja melihat Regi tengah merangkul pinggang perempuan lain. Bahkan Regi tak segan-segan mencium perempuan itu dan mere mas bokong montok si perempuan.

Sonya yang melihatnya, langsung terbakar api amarah. Kedua tangannya terkepal erat dan menggertakkan giginya, karena kemarahannya yang sudah di ubun-ubun.

Dengan langkah cepat, Sonya menghampiri Regi dan sesampainya di depan Regi, Sonya langsung mendaratkan satu tamparan keras di pipi Regi.

Plakk

"Sonya...." Cicit Regi, sembari memegangi pipinya yang terasa berdenyut.

"Ck... Dasar baji ngan! Kamu tega ninggalin aku di hari pernikahan kita! Nyesel aku pernah mencintai kamu! Dasar brengsek!" Maki Sonya penuh emosi.

Sonya terus meluapkan emosinya dan terus memukul-mukul Regi tanpa henti.

"Eh... Stop! Jangan pukul pacarku lagi!" Bentak perempuan itu, sembari menarik tubuh Sonya dari Regi.

Sonya menghentikan pukulannya dan menatap nyalang perempuan yang mengaku sebagai pacar Regi.

"Oh... Sekarang aku tahu. Kenapa kamu nggak mau menikah denganku pasti gara-gara perempuan ini. Iya kan!!" geram Sonya menunjuk perempuan itu.

"Kalau iya, memang kenapa? Asal kamu tahu, aku itu hanya main-main sama kamu dan sedikitpun aku nggak pernah mencintai kamu. Kamu nya saja yang mudah di be goin," ucap Regi, tanpa perasaan.

Sonya semakin naik pitam mendengar perkataan Regi yang mengatakan kalau ia mudah dibodohi.

Plakk

Sonya kembali menampar pipi Regi dan kali ini lebih keras dari yang tadi.

"Jahat kamu sama aku. Apa salahku, sehingga dengan teganya kamu mempermainkan aku. Bahkan aku rela mengorbankan kesucianku untuk kamu, tapi ternyata... Ini balasan dari kamu." Sonya tergugu penuh dengan kesedihan. Luka hatinya semakin menganga dan sangat perih.

Jadi selama ini dirinya hanya dipermainkan saja dan bodohnya dirinya ini, dengan mudahnya memberikan kesuciannya untuk Regi. Pikir Sonya yang semakin teriris sakit.

Air matanya menetes tanpa bisa dicegah. Hatinya semakin tersayat dan bertambah lebar luka yang telah Regi torehkan. Sungguh sangat sakit.

"Ayo sayang, kita pergi saja dari sini," seloroh pacarnya Regi.

Regi mengangguk dan pergi begitu saja dari hadapan Sonya. Dia tidak memperdulikan perasaan Sonya, karena memang Regi tidak peduli lagi dengan Sonya.

Sonya menangis tersedu-sedu. Dadanya begitu sesak, menahan rasa sakit yang begitu mendalam.

Dengan langkah gontai, Sonya keluar meninggalkan club tersebut. Hatinya berkecamuk dan kalut. Rasanya saat ini juga Sonya ingin mengakhiri hidupnya.

Suara klakson mobil, membuat Sonya semakin kuat ingin mengakhiri hidupnya dan Sonya melangkah ke jalan raya. Mungkin dengan cara seperti ini, dirinya tidak akan lagi merasakan rasa sakit yang begitu dalam.

Sorot lampu mobil semakin mendekat dan Sonya menutup matanya. Siap untuk menjemput ajalnya saat ini juga.

Bugh

Suara benturan keras terdengar ke telinganya dan tubuhnya menubruk tubuh seseorang. Sonya perlahan membuka matanya karena tubuhnya kini berada di atas tubuh seorang lelaki. Kedua bola matanya membulat, saat tahu siapa orang yang telah menggagalkan aksi bunuh dirinya.

"Chandra...."

Menyalahkan

Malam ini, sepulang bekerja Chandra berniat mau ke rumah temannya, tapi ditengah perjalanan, ia melihat seorang wanita yang sangat dikenalnya tengah berjalan lunglai.

"Itu kan, Non Sonya?" gumam Chandra.

Chandra kemudian menepikan motornya dan terus memperhatikan Sonya. Betapa terkejutnya Chandra melihat Sonya tengah berjalan menuju jalan raya.

"Apa yang akan Non Sonya lakukan?" Chandra terus memperhatikannya. Chandra mulai panik, saat dari jauh ada sebuah mobil melaju cukup kencang ke arah Sonya.

"Non... awas!!"

Dengan langkah kaki seribu, Chandra mendekati Sonya dan menariknya dari jalan raya.

Bugh.

Sonya jatuh tepat di atas tubuh Chandra dan saat membuka matanya....

"Chandra...."

Sonya menatap kesal wajah Chandra. Gara-gara dia menyelamatkan dirinya, gagal sudah untuk mengakhiri hidupnya.

!

Sonya langsung bangun dari tubuh Chandra dan saat sudah bangun tiba-tiba perutnya terasa sakit.

"Aaww... Sakit," rintih Sonya, memegangi perutnya yang yang terasa sakit.

Chandra yang mendengar Sonya kesakitan, langsung panik. Takut kalau Sonya kenapa-napa, akibat ulahnya yang menarik Sonya dari jalan raya.

"Kenapa dengan perutnya, Non?" Tanyanya penuh kekhawatiran.

"Perutku sakit banget...." jawab Sonya meringis, memegangi perutnya yang sangat sakit.

"Kalau gitu, kita pergi ke rumah sakit saja." Ucap Chandra yang sangat mencemaskan keadaan Sonya dan Chandra tidak mau kalau Sonya sampai kenapa-napa.

Chandra segera menyalakan motor bebeknya yang ia parkirkan tidak jauh dari sana dan Chandra segera membawa Sonya ke rumah sakit terdekat. Berkali-kali Chandra melirik Sonya lewat kaca spion dan berharap kalau Sonya bisa menahan rasa sakitnya.

Tiba di rumah sakit, Chandra langsung mengangkat tubuh Sonya. Sebab rasa sakit yang di rasakan oleh Sonya semakin bertambah.

"Sus! Tolongin dia, sus." Chandra berteriak meminta tolong kepada petugas medis.

"Letakkan pasiennya disini." Suruh suster.

Chandra mengangguk dan merebahkan tubuh Sonya di atas bankar, lalu Sonya di bawa ke salah satu bilik UGD dan di periksa oleh dokter.

Chandra menunggu dengan sangat gelisah dan juga sangat mencemaskan keadaan Sonya.

Lama menunggu, akhirnya dokter pun keluar. Chandra segera menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaannya, dok?" Tanya Chandra penuh kecemasan.

"Untung pasien langsung di bawa ke sini, kalau sampai terlambat di bawa ke sini. Bisa-bisa, pasien mengalami keguguran."

"Keguguran, dok?" Chandra terkejut mendengar perkataan dokter dan Chandra tidak mengetahui kalau Sonya tengah hamil.

"Iya. Karena anda membawanya tepat waktu, jadi kandungan pasien bisa terselamatkan."

"Syukurlah. Mm... Tapi saya boleh melihatnya?"

"Tentu saja. Silahkan."

"Terima kasih, dok."

Chandra segera melihat keadaan Sonya, yang kini terbaring lemah.

"Apa masih sakit, Non?" Tanya Chandra, yang berdiri di samping ranjang.

"Iyalah! Ini semua gara-gara kamu!" Ketus Sonya, menatap sebal wajah Chandra.

"Maaf, Non. Lagian ngapain Non berdiri di tengah jalan. Kalau Non sampai tertabrak bagaimana?"

"Kalau tertabrak ya mati lah!" Jawab Sonya jengkel dan memang itu niatnya ia berdiri di tengah jalan, tapi Chandra malah menariknya dan gara-gara Chandra ia harus berada di rumah sakit, karena perutnya tiba-tiba sakit akibat terjatuh.

Setelah keadaan Sonya sudah membaik, Sonya pun sudah di perbolehkan pulang. Chandra mendorong Sonya yang duduk di kursi roda danmeninggalkan ruang rawatnya.

Setibanya di pintu keluar rumah sakit. Sonya tercengang saat Chandra menunjukkan mobil yang akan membawanya pulang.

"Kamu nggak salah nyari mobilnya?" Tanya Sonya menatap kesal wajah Chandra, sebab mobil yang akan membawanya pulang adalah mobil angkot.

"Maaf, Non. Saya sudah cari taksi sekitar sini, tapi nggak ada taksi yang lewat. Non nggak apa-apa kan kalau pulangnya naik angkot daripada naik motor."

"Kalau nggak ada taksi, kenapa nggak pesan taksi online saja!" Ketus Sonya.

"Saya nggak punya aplikasinya, Non," jawab Chandra yang memang tidak memiliki aplikasi tersebut, di tambah lagi ponsel miliknya jadul.

Sonya menggeram menahan emosi. Rasanya Sonya ingin menjitak kepala Chandra.

"Jadi gimana, Non?"

"Ya sudah! Mau gimana lagi!" Akhirnya Sonya tidak punya pilihan selain pulang naik angkot. Apalagi ia sudah ingin cepat-cepat pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan menuju pulang, Sonya terus memikirkan pertemuannya dengan Regi. Sonya sungguh menyesal telah mencintai Regi. Andai dirinya tahu kalau Regi hanya mempermainkannya, pasti dirinya tidak akan memberikan kesuciannya untuk Regi. Sekarang hanya penyesalan yang Sonya rasakan.

***

"Pelan-pelan turunya, Non," kata Chandra, ketika sudah tiba di rumah majikannya.

"Hmm...." jawab Sonya.

Chandra segera membayar angkotnya, lalu Chandra menemani Sonya sampai depan pintu kamarnya.

"Ngapain kamu masih berdiri di situ. Sana pergi!" Usir Sonya.

"Baik, Non." Sahut Chandra, yang berlalu dari hadapan Sonya.

Sonya langsung berbaring dan ia kembali menangis. Sonya masih belum bisa menerima kenyataan ini dan menyesali kebodohannya mencintai Regi.

"Aku benci kamu!" Ucapnya penuh kekesalan, sembari memuku bantal yang tak bersalah.

Sambil menangis Sonya menatap perutnya yang kini sedang tumbuh calon buah hatinya. "Gara-gara si brengsek, kamu harus ada di dalam perutku! Dasar pembawa sial!" Cicit Sonya yang kini justru memukul-mukul perutnya. Sonya menyalahkan calon buah hatinya yang tak bersalah.

"Mati kamu di perutku!" Pekiknya, masih dengan memukul perutnya.

"Non...!" Chandra terkejut melihat Sonya tengah memukuli perutnya. Dengan langkah cepat Chandra mendekati Sonya dan menghentikan aksi Sonya memukuli perutnya. Andai ia tak berniat membuatkan minum untuk Sonya, mungkin janin yang ada di perut Sonya bisa keguguran.

"Non apa-apain, sih!" Ucap Chandra sedikit membentak Sonya. Chandra jelas tidak suka dengan apa yang Sonya lakukan. Apalagi di dalam perutnya ada malaikat kecil yang sedang tumbuh di perutnya.

"Pergi kamu! Kamu nggak usah ikut campur urusanku!" Hardik Sonya, yang geram karena Chandra selalu mencampuri urusannya.

"Maaf Non, kalau saya ikut campur. Tapi apa yang Non lakukan itu sangat membahayakan dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Non... Saya tahu Non putus asa, tapi nggak seharusnya Non memukuli perut Non, kasihan yang ada di dalam perut."

"Bodo amat! memang aku mau dia lenyap dari perutku."

"Jangan bicara seperti itu, Non. Biarkan dia tumbuh dengan baik di perut Non. Anak itu adalah anugerah dan seharusnya Non menjaganya, bukan memukulinya."

Sonya memutarkan bola matanya, Sonya tidak peduli dengan apa yang dikatakan Chandra, yang jelas ia tak menginginkan bayinya lahir. Sonya tetap ingin bayi itu tidak ada lagi di dalam perutnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!