NovelToon NovelToon

Garis Tanganku

Bab. 1

Lampu merah menyala, pengguna jalan raya yang berjalan kaki segera menyebrangi zebra cross. Tapi, dari arah yang berlawanan sebuah mobil sedan Corolla putih melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi yang tidak mempedulikan rambu-rambu lalu lintas.

"Awas!!"

Teriak banyak orang dari arah belakang ketika melihat ada seorang perempuan yang berjalan menyebrang jalan menggandeng tangan seorang anak kecil sedangkan sang perempuan sedang berbadan dua.

Rasmi Wulandari perempuan itu yang ingin menyeberang jalan menemui suaminya yang sedang berdiri di seberang jalan.

Karena laju kecepatan mobil itu terlalu kencang membuat Rasmi tidak mampu untuk mengelak dan menghindar dari tabrakan maut itu. Seorang pria yang tanpa terduga berlari ke arah mereka, ternyata pria itu adalah Eko Prasetyo suami dari Rasmi.

"Aaahhhhh!! Tolong!!" Teriaknya Rasmi sebelum dirinya tertabrak mobil yang berwarna putih.

Tabrakan itu membuat jalan macet dan hanya sepersekian detik saja, Rasmi, putrinya Raisa Andriana dan seorang pria yang sudah tergeletak di atas aspal.

"Tolong!! Cepat panggilkan mobil ambulans kasihan Ibu ini masih bernafas tapi, kandungannya mungkin sudah tidak bisa tertolong lagi," teriak beberapa orang yang meminta bantuan yang sedang menolong satu keluarga itu.

Rasmi masih sempat melihat tubuh anak dan suaminya yang sudah sama sekali tidak bergerak sebelum menutup ke-dua kelopak matanya itu.

"Mas Eko," lirihnya sebelumnya pingsan.

"Hey!! Turun dari mobil kamu, apa yang kamu lakukan cepat lihat mereka yang kamu tabrak!!" Kesalnya seorang bapak-bapak yang geram melihat pengendara mobil yang sama sekali tidak turun dari mobilnya karena ketakutan.

Banyak orang yang sudah menggedor pintu jendela kaca mobilnya, tapi pria yang berada di dalam mobil itu malah terdiam mematung seperti seorang mayat hidup saja yang sama sekali tidak beraksi sedikitpun.

"Ayo pecahkan kaca mobilnya kalau masih saja tidak mau membukanya dan sebagian orang ikut ke dalam mobil ambulans itu agar ada yang membantu mereka," pinta seorang ibu-ibu yang berada di sana.

Diu… diu… suara sirine mobil ambulans sudah datang. Rasmi dan keluarga kecilnya sudah diangkat ke dalam mobil ambulans.

"Cepat Pak supir bawa mobilnya, semoga mereka masih bisa terselamatkan, masalah pelaku penabrakan itu kami yang akan menanganinya," usul seorang pria yang cukup berbadan besar itu.

Mobil ambulans itu sudah meninggalkan tempat kejadian perkara, beberapa polisi sudah datang untuk mengamankan tkp. Sedang Pria yang bernama Ersam Arya Dewantara itu masih seperti orang yang linglung saja.

"Pak Polisii sepertinya pria ini mabuk ketika mengendarai mobilnya," imbuhnya pria yang sudah menelpon pihak kepolisian.

"Ya Allah… ini kan putra keduanya Pak Adiyaksa Dewantara lagi-lagi bikin masalah tapi, kali ini masalahnya cukup besar, aku harus segera menghubungi Pak Adiyaksa agar segera datang ke kantor polisi," batinnya Pak Sofyanto selaku polisi yang menangani kecelakaan tersebut.

Berselang beberapa menit kemudian, Rasmi dan anak serta suaminya sudah berada di dalam UGD untuk segera mendapatkan penanganan serius.

Pihak dokter dan rumah sakit sudah memberikan penanganan dan tindakan untuk menyelematkan putri dan suaminya Rasmi tapi, Allah SWT berkehendak lain. Mereka sudah meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.

"Mereka sudah meninggal, bagaimana dengan kondisi perempuan itu?' tanyanya Dokter perempuan.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelematkan bayinya tapi, sudah terlambat dan untungnya rahimnya tidak mengalami cidera yang serius sehingga masih bisa untuk hamil kedepannya," jelasnya dokter yang baru saja selesai mengoperasi Rasmi.

Pihak kepolisian sudah menghubungi kedua orang tua Eko Prasetyo suami dari Rasmi. Mereka sungguh terkejut mendengar berita duka itu. Beberapa orang berlarian ke dalam ruangan tempat jenazah Raisa Andriana dengan ayahnya Eko Prasetyo.

"Putraku, kenapa kamu seperti ini!" Ratap seorang ibu-ibu sambil menciumi wajah Eko.

"Dari dulu aku sudah bilang pada kamu, jangan sekali-kali kamu nikahkan anak kita dengan wanita pembawa sial itu!" Sarkas seorang pria yang berusia kira-kira 50an yang tidak lain adalah bapaknya Eko Pak Damar.

"Benar sekali apa yang Mas katakan, Rasmi itu masih berusia sekitar 16 tahun bapaknya meninggal dunia saat menyelamatkan nyawanya, kedua kakaknya juga meninggal dunia hanya berselang satu tahun kemudian gara-gara dia lagi ketika meminta buah mangga dari pohonnya dan dua tahun lalu ibunya satu tahun lalu meninggal dunia, kenapa hal ini terjadi kalau bukan Rasmi adalah pembawa sial dalam hidup kita semua," sarkasnya bu Ida adiknya Pak Damar Ibu Dewi yang sedari dulu tidak merestui hubungan Rasmi dengan Eko keponakannya itu.

"Sudah… sudah tidak sepantasnya kalian berbicara seperti itu, semua rezeki,maut,ajal, jodoh semuanya sudah diatur dengan baik oleh Sang Pencipta yaitu Allah SWT, sekarang jalan keluar yang terbaik kita urus pemakaman mereka dan mendoakan Rasmi agar segera sadar dan sembuh dari sakitnya," sanggahnya Pak Joko adik satu-satunya dari bapaknya Rasmi bernama Pak Suaib.

Mereka memutuskan untuk memakamkan kedua anggota keluarganya hari itu juga bersamaan dengan janin yang dikandungnya Rasmi yang berusia enam bulan itu. Hanya kakak sepupunya Rasmi yang selalu setia menjaga dan menemaninya selama di rumah sakit yang tiga hari harus terbaring koma setelah operasi.

Sedangkan anggota keluarganya yang lain acuh tak acuh dengan nasib malang yang menimpa Rasmi. Malahan kebanyakan dari mereka banyak yang tidak ingin peduli pada kehidupan anak yatim-piatu itu. Mereka seakan-akan takut jika, nasib malang yang telah menimpa Rasmi menular kepada mereka.

Satu minggu kemudian, Rasmi sudah bisa duduk di atas bangkar nya. Ia menangis tersedu-sedu meratapi kepergian kedua orang yang paling disayanginya di dunia ini.

"Ya Allah… kenapa hidupku seperti ini terus, aku harus kehilangan satu persatu orang yang aku sayangi dalam hidupku, apakah benar sangkaan mereka yang sering dituduhkan padaku jika aku ini wanita pembawa sial dan malapetaka," lirihnya Rasmi ketika mengetahui jika putri semata wayangnya dan juga suaminya meninggal dunia ketika berusaha untuk menyelamatkannya.

Mbak Darma kakak sepupunya berusaha untuk membujuk dan menasehati Rasmi yang sudah terpuruk dalam kubangan lumpur penyesalan yang mendalam dan tidak berkesudahan itu.

"Rasmi, stop! Jangan sekali-kali kamu berprasangka yang tidak baik sama Allah SWT, karena Mbak yakin mungkin ini yang terbaik untuk kehidupanmu kedepannya dan Mbak percaya jika ini ada hikmah yang harus kamu petik dan pelajari dari musibah yang menimpamu, bersabarlah karena Allah SWT senantiasa bersama dengan orang-orang yang selalu bersabar dalam kesedihannya, Allah SWT juga tidak akan memberikan ujian dan cobaan kepada hamba-nya jika kamu tidak mampu untuk menanggung semuanya dan melebihi dari batas kemampuan makhluk-nya," jelasnya Mbak Darma tidak sesekali diam-diam mengusap wajahnya yang basah karena air matanya.

Sedangkan Ersam Arya Dewantara setelah ditahan selama seminggu dengan jaminan dan kekuasaan kedua orang tuanya serta kakaknya. Dia sudah bebas dan bisa menghirup udara segar.

"Er, semoga hari ini bisa membuat kamu tersadar dari kelakuan jelekmu itu, Abang mohon kamu berhenti untuk minum minuman alkohol dan berpesta bersama dengan teman-teman kamu, ingat gara-gara ulah kamu ini seorang perempuan harus menjadi janda dan kehilangan kedua anaknya," ujarnya Erick Arthayasa yang menasehati adik bungsunya sekaligus adik satu-satunya itu.

"Apa ceramahnya sudah selesai! Sungguh telingaku panasi mendengar ocehan Abang yang tidak bermutu itu!" Ketusnya Ersam yang berjalan mendahului abangnya yang masih mengurus surat-surat penangguhan penahanan bersyarat nya itu.

Erick hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap acuh tak acuh adiknya yang kadang membuatnya ingin lepas kontrol untuk memukuli adiknya itu. Tapi, ia sadar hal itu terjadi ketika mama mereka meninggal dunia dan papanya harus menikah lagi dengan wanita yang jauh usianya lebih muda dari papanya yang seumuran dengan Abangnya.

Mampir baca novel baru aku judulnya "Terpaksa Menjadi Orang ketiga"

give away kecil-kecilan khusus pembaca yang rajin" Caranya hanya baca, Like dan komentar.

Bab. 2

Erick hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap acuh tak acuh adiknya yang kadang membuatnya ingin lepas kontrol untuk memukuli adiknya itu. Tapi, ia sadar hal itu terjadi ketika mama mereka meninggal dunia dan papanya harus menikah lagi dengan wanita yang jauh usianya lebih muda dari papanya yang seumuran dengan Abangnya.

Waktu terus berlalu, Rasmi hari ini sudah diijinkan pulang oleh dokter. Karena kondisi kehamilannya juga sudah berangsur membaik.

"Mbak Darma, makasih banyak Mbak tanpa bantuan kakak yang setiap hari menjagaku dan menemaniku di rumah sakit mungkin aku sudah tidak tahu apa yang akan terjadi padaku, aku sangat berterima kasih dan telah berhutang budi pada Mbak," imbuhnya Rasmi sambil memakai hijabnya yang baru saja memutuskan untuk memakai hijab setelah begitu banyak cobaan dan masalah yang datang silih berganti dalam kehidupannya.

Darma menatap intens ke arahnya Rasmi," kamu tidak perlu berterima kasih kepada ku, aku ikhlas melakukan semua ini untukmu, siapa lagi yang akan menolongmu jika bukan aku sebagai kakak sepupumu dan sudah menjadi kewajiban kita sebagai sesama umat manusia untuk saling membantu dan menolong dalam kebaikan," tampiknya Darma yang membantu untuk mengemas barang-barang bawaannya Rasmi.

Semua surat-surat administrasi serta obatnya Rasmi sudah diurus dengan baik oleh Mbak Darma. Pihak keluarga pelaku yang menabraknya juga bertanggung jawab untuk membiayai semua biaya perawatannya selama berada di rumah sakit. Mereka juga berjanji untuk menyantuni Rasmi.

Mereka beristirahat sejenak sambil menunggu mobil yang akan menjemput mereka untuk pulang. Tapi, ketukan pintu membuat perhatian mereka teralihkan. Mbak Darma dan Rasmi saling bertatapan satu sama lainnya, Mbak Darma hanya mengangkat bahunya tanda tidak mengerti dan mengetahui siapa pria yang berjas lengkap masuk kedalam kamar perawatannya.

"Siang! Maaf dengan Mbak Rasmi korban kecelakaan dua minggu lalu?" Tanyanya pria berjas hitam itu.

Rasmi menatap intens ke arah dua pria itu," iya, benar saya sendiri, emangnya ada apa Pak, Anda mencariku, ada yang bisa aku bantu?"

"Saya pengacara dari Bapak Erick selaku keluarga dari pria yang menabrak Mbak dengan keluarga datang kemari untuk memberikan santunan sebagai ganti rugi atas kecelakaan tersebut dan semoga Mbak Rasmi tidak memperpanjang masalah ini, kami sangat berharap akan hal itu dan maaf ini cek sebagai bukti ganti rugi kami mewakili Pak Erick karena semua musibah yang menimpa Mbak sama sekali kami tidak pernah merencanakan sebelumnya dan harap bekerja sama dengan kami," imbuhnya pria berjas itu sembari menyodorkan selembar cek dan satu kartu nama berwarna gold ke hadapannya Rasmi.

"Makasih banyak atas bantuannya Pak, saya sudah ikhlas dengan kepergian suami dan kedua anakku, semua ini sudah menjadi kehendaknya sang pencipta jadi tolong sampaikan kepada Tuan Erick tidak perlu repot-repot untuk memberikan semua ini kepadaku,tapi kalau saya menolak itu sama saja tidak menghargai pemberian dari bapak, saya hanya bisa berucap makasih banyak atas bantuannya," imbuhnya Rasmi lalu mengambil cek dan kartu nama itu.

"Silahkan tidak perlu sungkan jika, kamu ingin menghubungi Pak Erick jika suatu saat Mbak butuh bantuan apapun itu,kami selaku tim pengacara keluarga Pak Erick akan membantu Mbak sebisa mungkin," ujarnya Pak Kamil.

"Insya Allah Pak, makasih banyak atas bantuannya," timpalnya Rasmi.

Darma hanya terdiam mendengar percakapan ketiganya karena,dia tidak ada urusan sedikitpun dalam masalah itu. Mereka berdua pun pamit undur diri dari hadapan dua perempuan itu.

Darma berjalan menghampiri Rasmi yang terdiam tanpa berniat untuk berbicara sepatah katapun,lagi, "Rasmi, coba lihat berapa cek yang diberikan oleh mereka?" Tanyanya Mbak Darma yang mulai kepo.

Rasmi segera membaca tulisan d dalam cek itu dengan nominal jumlah uang yang cukup banyak. Mbak Darma hanya menutup mulutnya saking terkejutnya melihat betapa sungguh banyaknya uang itu.

"1 M..," ucapnya Darma yang tidak percaya dengan jumlah itu.

"Walaupun banyak tapi, tidak akan mungkin suami dan kedua anakku bisa hidup kembali lagi," tukasnya Rasmi yang kembali sedih karena harus teringat saat terakhir kalinya ia melihat suami dan putrinya itu yang sedang memegang es krim rasa stroberi.

Air matanya kembali menetes membasahi pipinya saat itu juga sambil meremas sedikit kertas berwarna kuning emas itu dalam genggamannya.

"Mereka tidak mungkin bisa tergantikan dengan apapun di dunia ini, Mas Eko Prasetyo begitu sabar, setia mencintaiku dengan tulus sepenuh hatinya tapi, begitu cepat Allah memanggilnya," ratapnya Rasmi.

Darma segera memeluk tubuh adik sepupunya itu dengan erat," sabarlah Ras, mungkin ini yang terbaik untuk kalian berempat karena semua manusia pasti akan menemui ajalnya mereka masing-masing dan itu mutlak bakalan terjadi hanya saja, ada yang cepat ada yang lambat,"

Berselang beberapa saat kemudian, Rasmi dan Darma sudah meninggalkan area rumah sakit. Mereka pulang menuju rumah yang dibeli oleh Eko khusus untuk istri dan anaknya.

Tapi, baru saja selangkah kakinya melangkah, mereka kembali dikejutkan oleh keadaan di rumahnya.

Prang… bruk!!!

Benda suara jatuh itu berasal dari suara barang-barang yang dilempar dari dalam rumahnya. Pelakunya adalah adik ipar,kakak iparnya dan juga bapak mertuanya dan juga adiknya Pak Damar Bu Dewi yang melakukan semua itu.

"Apa yang kalian lakukan, kenapa kalian melempar semua barang-barangnya Rasmi?" Tanyanya Darma yang emosi melihat kekejaman mereka.

Erna menatap jengah ke arah Darma yang sok jadi pahlawan kesiangan,"Kamu diam dan cukup menjadi penonton saja karena kamu sama sekali tidak berhak untuk ikut campur di sini,kamu itu cuma orang luar," dengusnya Erna adiknya almarhum Eko Prasetyo.

Darma ingin maju meladeni mulut berbisanya Erna dengan ucapan kasar juga, tapi segera dicegah oleh Rasmi.

"Stop! Mbak biarkan mereka melakukan apapun yang mereka inginkan, rumah ini dibeli oleh Mas Eko untukku dan bukti sertifikat kepemilikan atas namaku jadi kalian semua tidak mungkin bisa mengusirku dari sini," tampiknya Rasmi yang sama sekali tidak gentar dengan sikap keempat orang itu yang sedari dulu tidak menyukainya.

"Ha-ha-ha! Kami tertawa terbahak-bahak mendengar perkataanmu,emang benar kamu yang atas nama tapi selama kamu di rumah sakit Bapak sudah mengubah semuanya atas namanya Bapak, jadi dari segi mananya sehingga kamu menganggap bahwa kamu yang punya rumah ini!" Sarkasnya Edi adiknya Eko dengan mendorong tubuhnya Rasmi hingga hampir saja Rasmi terjungkal untungnya Darma segera bergerak untuk membantu Rasmi jadi terbebas dari jatuh bebas dari terjerembab ke atas lantai.

Rasmi meneteskan air matanya saking shocknya melihat sikap jeleknya mantan keluarganya mendiang suaminya itu. Dia sama sekali tidak menyangka jika akan seperti ini kisah hidupnya.

Rasmi menyeka air matanya itu,"Mbak tolong infokan kepada pak supir untuk mengangkut barang-barangku keatas mobilnya," pintanya Rasmi yang sudah tidak mungkin melawan mereka karena semua akan berakhir sia-sia dan buang-buang tenaga saja.

"Tapi, Rasmi kamu akan tinggal di sana mana lagi setelah ini karena kamu tidak punya rumah selain ini, rumahnya bapakmu juga sudah tidak layak huni," cegah Darma.

"Masalah itu kita pikirkan lain kali saja, yang paling penting kita angkut semua barangku lalu pergi dari sini karena aku sudah muak mendengar perkataan mereka dan melihat wajah jelek mereka juga," tegasnya Rasmi.

Kematian adalah hal yang mutlak terjadi pada tiap-tiap jiwa.

"Sesungguhnya sholat ku ibadah ku hidupku dan matiku hanya Allah untuk allah Tuhan semesta alam."

Kematian tidaklah menunggu kita untuk bertaubat, tetapi kita lah yang menunggu kematian dengan bertaubat.

Bab. 3

"Masalah itu kita pikirkan lain kali saja, yang paling penting kita angkut semua barangku lalu pergi dari sini karena aku sudah muak mendengar perkataan mereka dan melihat wajah jelek mereka juga," tegasnya Rasmi.

Rasmi segera mengangkut barang-barangnya dibantu oleh beberapa tetangganya yang masih peduli terhadap nasibnya.

"Rasmi, stop biarkan kami saja yang mengurus semuanya ini,kamu cukup istirahat saja," larangnya Bu Sarah tetangganya Rasmi.

"Benar sekali apa yang dikatakan oleh Bu Sarah, kamu itu baru selesai dioperasi seharusnya bedrest saja," timpalnya Pak Yoga suaminya Bu Tatih tetangganya Rasmi yang selalu baik kepada keluarga kecilnya.

"Makasih banyak Pak,Ibu saya sudah merepotkan kalian lagi," tampiknya Rasmi yang merasa tidak enak hati karena kembali membuat orang lain kesusahan.

Darma mengelus punggungnya Rasmi yang tertutup hijab itu," Ingat di dunia ini kamu tidak sendirian tapi, masih banyak orang yang perduli sama kamu dan juga bukan hanya mereka manusia terkutuk itu yang hidup di dunia ini, jadi yakinlah dan percaya kepada Allah SWT jika pertolongannya selalu datang pada orang-orang yang baik," terang Darma yang sangat mengutuk keras tindakannya Pak Damar dan kedua anaknya serta adiknya Bu Dewi.

Berselang beberapa menit kemudian, semua barang-barangnya Rasmi yang hanya pakaian saja dan sisanya mereka ambil untuk dirinya sendiri yang katanya akan dijual seperti perabot rumah, furniture,alat elektronik dan lainnya diklaim miliknya Pak Damar padahal jelas-jelas Rasmi juga bekerja untuk membantu membiayai keluarganya.

"Ya Allah… jadikanlah aku manusia yang selalu senantiasa bersyukur, bersabar dan ikhlas dengan ketentuan takdir yang Engkau gariskan untukku, dan jauhkan pikiran picik,dengki dan pendendam dari dalam lubuk hati dan pikiranku," lirihnya Rasmi yang duduk di kursi pojok halaman rumahnya.

Erna berjalan ke arah Darma," saya sangat heran dengan kalian semua, apa kalian tidak takut jika nasib sialnya menular pada kalian!" Sarkasnya Erna sambil menunjuk ke arah Rasmi yang duduk diam.

"Maaf yah aku sama sekali tidak takut tuh karena sejak aku selalu bersamanya tapi, Alhamdulillah aku baik-baik saja dan juga rezeky aku semakin lancar saja ketika Rasmi membantuku jadi, ketiban sial dari mana, kalau ketiban duren iya," cibirnya Darma yang sangat tidak menyukai sifat tidak terpuji mereka yang berfikiran sempit.

Rasmi berdiri dari duduknya karena barangnya sudah diangkut dalam mobil, dan berjalan perlahan menuju ke arah Darna, "Sudah Mbak, tidak perlu repot-repot meladeni mereka, karena sama saja kita semakin terjerumus untuk berbuat kesalahan jika terus meladeni permainan mereka,lagian Allah SWT itu tidak buta, tidak tuli dan tidak mungkin menutup matanya jika melihat ada umatnya yang ditindas," pungkasnya Rasmi yang tidak ingin mengambil pusing dengan perkataan jelek ke empat nya.

Berbeda dengan apa yang terjadi di dalam rumah besar, seorang pria yang lagi-lagi pulang pagi Pergi pagi dengan sesuka hatinya dan berbuat onar seenaknya.

Tak.. tak..

Suara langkah sepatu bersentuhan dengan lantai keramik. Seorang pria yang sudah berumur dibuat geram dengan kelakuan putra bungsunya itu.

Pak Dewantara melihat kedatangan anaknya dalam keadaan yang berantakan, "Ersam! Kamu kemarin pergi pagi sekarang sudah pukul 11 siang, apa sebenarnya maumu? Kamu itu bukan anak remaja lagi,kamu sudah berumur 25 tahun tapi kelakuan masih seperti anak SMP saja?" Kesalnya Pak Dewantara papa kandungnya Ersam.

Ersam segera berhenti di atas undakan tangga pertama yang baru diinjaknya itu," papa tidak perlu mengurusi urusanku dan kehidupanku, papa cukup mengurusi Istri brondongnya papa yang setiap malam keluyuran di luar sana!" Sindir Ersam.

"Ersam!! Kamu semakin melunjak, semakin tidak terkendali saja bukannya sadar dan segera memperbaiki diri tapi,malah semakin hancur saja,kalau kamu seperti ini terus kamu tidak akan memiliki masa depan apapun!" Ketus Pak Dewantara.

"Aku sama sekali tidak peduli!" Tampiknya Ersam.

Pak Dewantara semakin tersulut emosinya mendengar perkataan dari mulut anaknya itu.

Bu Elga segera menenangkan suaminya itu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang," Mas, ingat tekanan darahnya, jangan terlalu emosi mungkin Ersam masih ingin menikmati indahnya masa muda jadi jangan terlalu mengekangnya," tukasnya Bu Elga istri kedua Papanya itu.

"Apa? Apa kamu bilang barusan! Ingat baik-baik apa kamu sudah lupa gara-gara siapa yang menyetir mobil dalam keadaan mabuk disiang bolong hingga menyebabkan satu keluarga tertabrak dan seorang perempuan harus menjadi janda? Haa!!" Hardiknya Pak Dewantara yang sudah ada tersulut emosinya itu.

"Kalau masalah itu yang papa pusingkan dan gara-gara perempuan janda itu yang papa kasihani, aku akan menikahinya agar Papa bisa berhenti marah-marah padaku terus!" Ersam tersenyum penuh maksud ke arah ibu sambungnya itu.

"Ini tidak boleh dibiarkan,jika Ersam menikahi perempuan janda itu, gimana dengan nasibku?" Batinnya Bu Elga yang mencengkram kepalan tangannya dengan sekuat tenaganya.

Ersam segera pergi dari rumahnya dan menyetir mobilnya dengan ugal-ugalan. Ersam memukul setir mobilnya dengan kuat," sial!! Semua masalah yang timbul dalam hidupku dan keluargaku sejak kedatangan wanita tidak tahu diuntung itu, aku bodoh terlalu percaya padanya jika ia tidak sama dengan perempuan matre lainnya yang rela menikah dengan pria tua demi harta haaaa!!' jeritnya Ersam di dalam mobil.

Jangan lupa untuk memberikan dukungannya yah! mampir juga dinovel aku yang judulnya:

Majikan Ayah Dari Anakku

Rindu Bintang Kejora

Makasih banyak all readers..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!