NovelToon NovelToon

Aku Masih PERAWAN

Awal mula

Seorang gadis cantik perlahan membuka kedua bola mata indahnya dari tidurnya. menguap meluruskan tubuhnya, merinsut turun dari ranjang melangkah ingin langsung keluar dari kamar karena dia merasa jika Tenggorokan nya Sangat kering ingin segera di sirami air hangat.

Kedua bola matanya membola saat sadar apa yang ingin dia lakukan barusan. gadis cantik itu buru buru kembali masuk ke dalam kamarnya, mengusap usap dada nya.

"Zahra... hampir saja Ibu melihat rambut mu yang sudah kau warnai. " Gumam Zahra pada dirinya sendiri kembali melangkah masuk ke dalam kamar.

Zahra membersihkan tubuhnya. keluar mengeringkan rambut panjang indah miliki nya. memakai hijab dan baju syai'rnya. bersiap untuk ke kampus.

" Perfeck " Kata Zahra melihat wajah cantiknya di hadapan cermin. mengambil tasnya turun dari kamar melangkah ke meja makan.

Ibu Zahra tersenyum melihat anak gadisnya." mau ke kampus Nduk" tanya buk Sari pada anaknya.

"Iya Bu" Jawab Zahra lembut tersenyum manis.

"Kak Radit mau pergi bekerja juga" tanya Zahra pada kakak nya yang berada di meja makan.

"Iya Zahra. ada apa dek" Jawab Radit tersenyum pada adik kesayangannya.

"Tidak kak. hanya bertanya" singkat Zahra memakan sarapannya.

Abah Zahra yang dari tadi hanya diam melihat anak anaknya akhirnya buka suara.

"Zahra. nanti pulang kuliah langsung ke rumah ya nak" Ucap Abah Zahra Yang bernama Adnan.

" Iya Abah." Jawab Zahra tanpa bertanya.

Mereka pun melanjutkan sarapannya.

Dzakiyya Zahra Putri gadis berusia 20 tahun semester 6 fakultas hukum. Zahra gadis yang sangat cerdas juga Tahfiz Qur'an. sudah beberapa kali memenangkan lomba ngaji yang sering di adakan tiap tahun di pasantren Al Fatih juga di beberapa lomba menganji lainnya.

Memiliki wajah cantik bermata lebar bertubuh semampai dan berisi di bokong dan dadanya dengan pinggang yang kecil, alis tebal bulu mata lentik, ceria dan lemah lembut bila di hadapan kedua orang tuanya . tapi yang sebenarnya Zahra adalah gadis yang sangat cuek. Suka berbohong pada kedua orang tuanya. pergaulan bebas. memakai pakaian yang mempertonton lekukan tubuh indahnya bila di luar rumah tanpa sepengetahuan kakak, ayah, ibunya.. balapan liar. suka keluar dari rumah Secara sembunyi sembunyi bila malam hari. Satu kata yang melekat pada Zahra 'Nakal'

,,,,,,,,

Di lain tempat Seorang pria bertubuh Atletis baru keluar dari kamar mandi melilit handuk di pinggangnya. wajah yang lembut, alis tebal, bibir merah berkulit putih dengan wajah yang menawan di hiasi lesung pipi di wajah tampannya. Dia Adalah Ustadz Sulaiman Zakariyah. lulusan Al Azhar mesir. Juga lahir di mesir tapi membesar di indonesia. berdarah Arab dan Indonesia. Uminya dari Mesir, Abinya asli Indonesia.

Abinya memiliki sebuah pasantren yang biasa di sebut Al Fatih.

Ustadz sulaiman laki laki berusia 29 tahun berprofesi sebagai Dosen. Dia juga pria yang sudah cukup mapan. memiliki beberapa buah restoran di Mesir. juga sering kembali ke Mesir tanah kelahiran nya. Suka Ke Gym bila hari libur. juga sering menghabiskan waktunya di masjid. Ustadz Sulaiman pria yang sangat ramah pada siapa saja. tapi tidak untuk seorang wanita yang sering mengundang emosinya dan benar benar menguji kesabarannya.

Dia mengambil baju kemeja dan seluar berbahan kain. Memakai pakaian nya. selesai melangkah keluar dari kamar menuju ruang makan di rumah Abi Umi nya.

Di meja makan sudah ada Danissa adiknya juga Abi dan Uminya. Ustadz Sulaiman mendudukkan dirinya di kursi.

"Assalamualaikum Abi, Umi, Cantik" Ramah Ustadz Sulaiman mencubit pipi adik kesayangannya.

"Waalaikumussalam" Serentak mereka bertiga menjawab Sulaiman dan tersenyum hangat.

Abi Artawan melirik Anak tertuanya kemudian melihat ke arah sang istri seolah mengkodenya. Umi Fatimah yang sadar kode suaminya mengangguk dengan pelan.

"Zaka. Apa bisa Abi berbicara sesuatu. " tanya Abi Artawan lembut pada putranya. kedua orang tua Ustadz Sulaiman memang memanggil nya dengan panggilan 'Zaka'

Sulaiman tersenyum melihat Abinya yang meminta izin." Kata Kan saja Abi... tidak perlu meminta izin.. " jawab ustadz Sulaiman tersenyum.

" Abi dengar jika wanita yang Zaka suka sudah menikah. " Ujar Abi ustadz Sulaiman. gadis yang dia maksud itu adalah Aara. karena Abi dan Umi nya juga tau jika anaknya menyukai Aara.

Ustadz Sulaiman kembali tersenyum lembut. "Ya Abi, semua sudah di atur dengan ketentuan nya. belum jodoh sama Aara Abi . " Jawab Ustadz Sulaiman santai seperti biasa dengan wajah lembutnya sambil menyuapi sarapannya.

Umi dan Abinya saling pandang dan tersenyum. mereka tidak menyangka jika anaknya itu benar benar bisa menerima dengan mudah semua ketentuan yang telah di atur untuknya

Mereka sangat bangga dan bahagia karena kedua anak anaknya tumbuh menjadi pribadi yang bisa jadi teladan. Terutama putranya yang sedikitpun tidak pernah mengeluh dengan segala bentuk ujian yang menghampirinya.

Abi ustadz Sulaiman berdehem untuk kembali memulai pembicaraan nya "Zaka... Abi sebenarnya berniat ingin menjodohkan Zaka dengan Anak Gadis kyai Adnan." Kata Abi Ustadz Sulaiman.

Sulaiman menyerjit"Kyai Adnan. bukannya kyai Adnan hanya memiliki satu orang anak laki laki Abi" Jawab Ustadz Sulaiman yang memang tidak terlalu tau. dan berfikir mana mungkin dia menikah dengan laki laki.

Aaa ustad Sulaiman ada ada saja fikiran nya.

"Mereka memiliki seorang putri sayang. namanya Zahra. Yang sudah tiga tahun ini memenang kan lomba ngaji di pasantren Abi nak" Timpal Umi Ustadz Sulaiman

Ustadz Sulaiman mengangguk menjawab Uminya. "Terserah Abi dan Umi saja... jika Abi dan Umi merasa itu yang terbaik buat Zaka. Zaka Ikut saja Abi, Umi" Jawab ustadz Sulaiman yang memang tidak pernah membantah kedua orang tuanya.

"Jadi kau mau nak.kami jodohkan dengan Anak kyai Adnan" Tanya Uminya memastikan Karena mereka juga tidak ingin memaksa anaknya. Dia takut jika nanti rumah tangga putranya tidak bahagia.

Ustadz Sulaiman kembali tersenyum dan mengangguk.

"Alhamdulillah..." Ucap syukur Abi dan Umi nya saat putranya sama sekali tidak menolak niat baik mereka berdua.

...........

Salam dari bunda🤗maaf jika masih banyak typonya🤭😅

Awal pertemuan

Zahra Melangkah masuk ke dalam kampus. '' Zahra " Panggil sahabat dekatnya yang biasa di sapa. Ayuna.

" Yun... kenapa kau berlari sampai ngos-ngosan seperti itu... kau telat lagi bangun nya" Tanya Zahra yang tau jika sahabatnya itu sering telat bangun.

Ayuna hanya menyengir karena dia memang telat lagi bangun nya hari ini.

"Cie.... yang lagi jadi anak solehah menggunakan gamis" Sindir Dion sahabat mereka juga.

" Cie... Yang baru putus dari pacar karena kepergok selingkuh" Balas Zahra menyindir Dion yang di selingkuhi oleh kekasihnya dan mengakhiri hubungannya beberapa hari yang lalu.

" Apaan sih Ra, enggak asik tauk" Cemberut Dion.

" Situ yang mulai"Jawab Zahra tersenyum tanpa dosa

Tiba tiba seseorang memeluk bahu Zahra" Baby, " Kata Ken Kekasih Zahra.

Zahra langsung menolak tubuh Ken untuk menjauhinya. " Apaan sih Ken main sosor aja." Kesal Zahra karena Ken lancang memeluknya. Zahra melangkah laju meninggalkan Ken dengan wajah cemberut.

" Baby.. Aku kan cuma becanda.. Masa peluk dikit aja tidak bisa.

ayolah baby" Ujar Ken mencoba membujuk Zahra.

"Candaan mu tidak lucu Ken" Ketus Zahra melangkah masuk ke dalam kelasnya.

" Sial. Selalu saja seperti itu, ini tidak boleh, itu tidak boleh, sama sekali tidak asik" Gumam Ken kesal dengan Zahra.

Zahra dan Ken sudah pacaran dari masih SMA lagi. Tapi mereka hanya sebatas pegangan tangan. Zahra tidak pernah melewati batasnya selama menjalin hubungan dengan Ken. karena dia takut pada kedua orang tuanya juga kakaknya. walaupun Zahra sering berpenampilan terbuka tapi Zahra tidak pernah melewati batas nya dalam pergaulan bebas.

,,,,,,,,,,

Pulang dari kampus Zahra benar benar langsung ingin pulang ke rumahnya seperti yang di perintahkan oleh Abahnya. Sebelum pulang ke rumah Zahra mampir di sebuah Minimarket untuk membeli beberapa cemilan. Zahra memang tidak pernah ketinggalan cemilan di kamarnya.

Zahra masuk membeli beberapa cemilan. Setelah membayar Zahra melangkah keluar dari mini market, tidak sengaja dia bertabrakan dengan seseorang. Semua cemilannya juga dompet laki laki itu terjatuh bersama barang barang Zahra. Karena Laki laki itu hanya memegang dompetnya di tangannya.

" Maaf

". Kata pria itu berjongkok memungut cemilan Zahra.

Zahra juga ikut membantu Ustad Sulaiman, tapi bola mata Zahra terus menatap wajah tampan Ustadz Sulaiman. Ini pertama kali aku melihatnya sedekat ini... Ternyata dia sangat tampan. Pantas saja santriwati di pasantren Al Fatih sering membicarakannya.Batin Zahra terus menatap wajah tampan Ustadz Sulaiman tanpa sadar mengambil dompet Ustadz Sulaiman dan memasukkan nya ke dalam plastik miliknya.

" Sekali lagi saya minta Maaf" Kata Ustadz Sulaiman seperti biasa sering menundukkan pandangannya pada lawan jenisnya.

Zahra memang mengenal Ustadz Sulaiman. Tapi beda dengan Ustadz Sulaiman dia sama sekali tidak mengenali Zahra walau pun Zahra sering mengunjungi Pasantren Abinya. Ustadz Sulaiman tidak tau jika wanita yang di bicarakan Abinya pagi tadi saat ini sedang berada di hadapannya.

" Tidak mengapa." Kata Zahra Tanpa mengalih kan pandangannya dari bibir merah ustadz Sulaiman yang menggetarkan imannya.

" Permisi" Kata Ustadz Sulaiman kembali melangkah masuk ke dalam. dia tidak ingat lagi jika tadi dia sedang memegang dompetnya yang sudah berada di dalam plastik milik Zahra.

Zahra masih memandangi punggung Ustadz Sulaiman. Perlahan dia mulai menyadari Fikirannya yang traveling kemana mana melihat bibir merah ustadz sulaiman. Dia menepuk jidatnya sendiri.

" Apa yang kau fikir kan Zahra. Kenapa kau jadi sangat mesum."Kata Zahra pada dirinya sendiri karena sempat memikirkan jika dia bisa mencium bibir Ustadz Sulaiman yang sangat seksi itu.

" Coba saja bisa di coba dikit... Aaaa Otak ku berubah mesum melihatnya yang begitu tampan." Kata Zahra melangkah ke Mobilnya sambil menggeleng masih memikir kan bibir merah Ustadz Sulaiman yang menarik perhatian nya. dia bahkan sudah lupa jika memiliki Ken sebagai kekasihnya.

Di dalam Mini Market. Setelah Ustadz Sulaiman Membeli minuman. Dia melangkah ke Kasir ingin membayarnya. Saat akan mengambil Dompetnya. Ternyata tidak ada di dalam saku nya. Sulaiman terdiam sebentar mengingat dompetnya.

Tiba tiba Otaknya kembali teringat tentang tadi yang sempat menabrak seorang Wanita di pintu masuk.

Mungkin Dompet ku ada pada Wanita itu. Batin Sulaiman mengeluarkan Uang yang berada di sakunya beberapa ribu rupiah membayar Minumannya kemudian melangkah keluar dari mini Market.

Di mobil Sulaiman memikir kan di mana dia bisa menemui wanita tadi. Sedangkan dia sama sekali tidak mengenali Zahra.

.........................

Salam kenal dari bunda.🤗 Maaf jika banyak Typonya😅

seperti mendapat durian runtuh

" Assalamualaikum" Salam Zahra melangkah masuk kedalam rumahnya.

"Waalaikumsalam"Jawab Abah juga Ibu Nya bersamaan.

" Kau sudah pulang Nduk"Tanya Ibunya menyambut tangan putrinya yang akan menyalaminya.

" Iya bu. Zahra Pamit ke dalam kamar dulu Bu" Kata Zahra ingin melangkah masuk kedalam kamarnya tapi d hentikan oleh ibunya.

" Sebentar nduk, duduk dulu nak, Ada yang ingin Abah katakan pada mu Nduk" Ucap Ibu Zahra pada putrinya.

Zahra mendudukkan tubuhnya di hadapan kedua orang tuanya dengan sedikit penasaran melihat kedua orang tuanya yang berada di hadapannya.

" Zahra, berapa usia mu nak" Tanya Abahnya membuka bicara dengan basa basi.

" Dua puluh tahun Abah" Jawab Zahra menyerjit melihat Abahnya.

" Zahra... Abah langsung ke intinya saja ya Nak. Sebenarnya, Abah berniat menjodohkan Zahra dengan Anak kyai Artawan. Kami juga sudah membicarakan tentang perjodohan kalian berdua beberapa hari yang lalu nak" Jelas Abah Zahra memberi tahu niatnya.

" Anak kyai Artawan. Maksud Abah Ustadz Sulaiman" Tanya Zahra yang tau jika Kyai Artawan hanya memiliki dua orang anak. Danissa dan Ustadz Sulaiman.

Abah Zahra tersenyum dan mengangguk menjawab putrinya.

Ahhhh... baru saja tadi Ketemu dia dan membuat otak ku jadi kotor karena memikirkan bibir seksinya yang merah itu. sekarang sudah mau di jodohin saja sama orangnya... seperti mendapat durian runtuh.Batin Zahra. kembali dengan pikiran mesumnya.

Pergaulannya yang bebas membuat Zahra bukan lagi gadis yang polos. Dia bahkan sering tidak sengaja memergoki beberapa teman temannya yang sedang berciuman. Bahkan Zahra juga pernah melihat yang lebih dari itu. Membuat otak Zahra tidak sepolos penampilannya. Hanya saja Zahra tidak seberani teman temannya. Dia masih memikir kan kedua orang tuannya juga kakaknya untuk melakukan hal yang tidak pantas di lakukan.

" Tapi Abah, apa dia mau sama Zahra" Tanya Zahra mencari Alasan. bagaimana ingin menikah dengannya. Jadi mau ku apakan Ken.Sambung Zahra dalam hati.

"Tentu saja dia mau Zahra... Ini juga sudah di bicara kan dari Awal pada mereka Nak" Jawab Abah Zahra. Karena tadi pagi setelah Abi Ustadz Sulaiman membicarakan pada putranya tentang perjodohan mereka. Putranya juga setuju dan langsung menghubungi Abah Zahra.

" Tapi Bah, Zahra kan Masih Kuliah" Zahra mencoba untuk mencari Alasan pada Abahnya.

" Ustadz Sulaiman juga tidak akan menghalangi mu untuk Kuliah nak. Lagi pula kau kan sudah semester Enam, berarti tidak terlalu lama sudah untuk kuliah"Ujar Abah Zahra mencoba membujuk Putrinya.

Zahra yang merasa tidak punya alasan lagi terpaksa mengangguk patuh. Karena seperti apa pun dia menolak tetap saja Abahnya pasti akan terus berusaha sehinggah dia setuju.

Zahra tau jika kedua orang tuanya sangat menyukai laki laki yang mereka jodohkan padanya.

" Apa di mengenal ku Bah" Tanya Zahra.

" Sepertinya tidak. Tapi seharusnya Abah yang bertanya ini pada mu nak. Kan Zahra yang sering ke pasantren Al Fatih nak" Jawab Abah Zahra.

" Sepertinya tidak Abah, karena Ustadz itu sering menunduk kan pandangan jika dengan lawan jenis nya" Ucap Zahra yang sering melihat Ustadz Sulaiman di pasantren dan selalu menundukkan pandangannya.

" Tidak mengapa...kalian bisa kenalan nanti jika sudah menikah" Kata Buk Sari yang dari tadi menyimak pembicaraan suami juga anaknya.

" Kalau begitu terserah Abah dan Ibu saja. Zahra hanya ikut seperti apa baiknya. Zahra pamit ke kamar dulu Abah. Ibu" Kata Zahra kembali melangkah masuk ke dalam setelah di angguki kedua orang tuanya.

Sedikit perkenalan jati diri Zahra. Abah Zahra seorang PNS dia juga memiliki pasantren yang di sebut Al Mukminin. Kakaknya ketua kepolisian. ibunya hanya suri rumah. Keluarga Zahra juga dari keluarga yang berada.

Di kamar Zahra membuka jilbabnya dan berfikir. Bagaimana ini... bagaimana aku akan mengatakan ini pada Ken. batin Zahra menjambak rambut pirang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!