NovelToon NovelToon

Suffering Bride

Terpaksa Menikahi Calon Ipar

Seorang gadis cantik sedang menatap wajahnya didalam pantulan cermin dengan air mata yang sudah membasahi pipi putihnya, gadis itu mengenakan gaun kebaya pengantin berwarna putih yang seolah menunjukkan kesucian di dalam dirinya. Dia adalah Kiana anak angkat dari keluarga Hitsyah. Semua wanita akan merasa sangat bahagia jika mereka menggunakan gaun pengantin, karena hal itu secara tidak langsung juga menunjukkan jika dirinya akan menikah dengan seorang pemuda yang sangat dia cintai.

Tapi sepertinya hal ini tidak terjadi pada Kiana, Kiana justru merasa takut dan juga bersedih. Wessika berjalan keluar dari kamar mandi, senyuman sinis tersungging di bibirnya yang ranum. Wanita itu seakan merasa puas melihat wajah Kiana yang sedang bersedih. Wessika menepuk pelan bahu Kiana dan hal itu sukses membuat lamunan gadis tersebut hilang bersama hembusan angin.

“Kiana, kamu jangan menangis. Karena kamu hanya akan menggantikan posisiku sebentar saja,” ucap Wessika dengan begitu enteng. Dia bahkan tidak merasa melakukan kesalahan karena lari dari pernikahannya sendiri. Dasar gadis tidak bertanggung jawab.

Wessika adalah anak kandung dari Anna Hitsyah dan juga Raka Hitsyah keluarga ini terbilang kaya dan juga terpandang di kota Jakarta. Dan Kiana adalah anak yang di adopsi dari panti asuhan muara bunda. Anna tidak bisa mengandung lagi karena penyakit yang ia derita hingga membuatnya harus kehilangan kedua rahimnya. Hal itu yang membuat keluarga Hitsyah terpaksa mengadopsi Kiana sebagai anak angkat. Tapi perlakuan Anna dan juga Raka sangat kejam pada Kiana! Mereka berdua membeda-bedakan antara Kiana dan juga Wessika secara terang-terangan.

“Aku sangat takut Kak Wessika,” sambung Kiana dengan mendongakkan kepalanya menatap Jessika yang saat ini sedang berdiri di belakangnya.

“Jika kamu mau membatalkan pernikahan ini maka lebih baik aku ma_” ucapan Wessika terhenti saat Kiana menutup mulut wanita itu dengan telapak tangannya pelan.

Kiana sangat menyayangi Wessika hingga dia akan melakukan semua cara untuk membahagiakan kakak angkatnya itu. Walaupun Kiana dengan jelas mengetahui kalau wanita itu tidak pernah benar-benar tulus menyayanginya.

”Aku tidak akan berubah pikiran, jadi aku mohon Kak Wessika jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi,” tutur Kiana dengan memeluk erat tubuh langsing Wessika dengan raut wajah kelihatan sedih.

Tersenyum licik sembari mengusap lembut punggung Kiana, “Kamu memang adik yang sangat aku sayangi, aku tidak pernah menyesal menyuruh Mama mengadopsi kamu waktu itu dari panti asuhan,” ucap Wessika dengan wajah kelihatan malas ketika mengucapkan hal itu pada Kiana.

“Dasar adik bodo, ternyata gampang sekali kamu aku tipu! Jelas saja aku tidak menyesal kedua orangtuaku waktu itu memungut kamu dari panti, karena sejak kecil hingga dewasa kamu hanya aku anggap sebagai boneka saja,” batin Wessika dengan jahatnya. Wanita ini benar-benar tidak memiliki hati nurani apakah pantas seorang kakak melakukan hal sekejam ini pada adik angkatnya sendiri.

“Terimakasih Kak, karena kamu aku bisa merasa memiliki keluarga,” tutur Kiana jujur. Asalkan keluarga Hitsyah masih menganggapnya anak angkat maka apapun akan Kiana lakukan sebab ia tidak mau kembali lagi ke panti asuhan tempatnya berasal.

“Tapi ingat satu hal. Kamu tidak boleh sampai merebut Lucas dari aku, karena setelah puas berjalan-jalan, aku akan kembali bersama dengannya!” ucap Wessika dengan nada suara penuh perintah bukan seperti permohonan.

Kini mereka berdua saling melepaskan pelukan dan Kiana langsung menggengam erat kedua tangan Wessika, “Aku akan menjaganya selama kamu pergi berlibur Kak,” sahut Kiana mantap. Kiana tidak akan pernah berpikir untuk mengambil Lucas dari Wessika.

“Aku percaya padamu,” sahut Wessika dengan tersenyum menang. Sekarang ia bisa bersenang-senang di luar sana tanpa harus terikat dengan pernikahan yang belum siap untuk dia lakukan.

Tok. . .tok. . .tok!

“Apakah anda sudah siap Nona Wessika?” tanya seorang pelayan sembari berjalan mendekati seorang wanita yang saat ini sedang duduk di depan cermin dengan wajah di tutupi Veil (Kain tipis yang biasa terbuat dari bahan organdi.)

Kiana menjawab pertanyaan itu dengan satu anggukan kepala. Tidak dapat di pungkiri kini tubuh wanita itu gemetar sekali namun sebisa mungkin dia mencoba untuk menutupi rasa takut yang sedang dia alami saat ini. Kiana berjalan dengan pelayan wanita itu sampai ke depan pintu ruangan kamar Wessika. Anna yang sedang sibuk berbicara dengan pelayan lain segera berjalan menghampiri putrinya yang saat ini sudah mengenakan gaun kebaya pengantin.

“Wessika, kenapa wajah kamu di tutup Veil? Nanti semua tamu undangan tidak bisa melihat wajah cantik kamu loh,” ucap Anna sembari membuka kerudung yang menutupi wajah pengantin itu. “Kiana, apa yang kamu lakukan? Di mana Wessika?” tanya Anna lirih karena terkejut dengan apa yang dia lihat barusan.

Dengan perasaan yang gugup Anna langsung membawa Kiana masuk kembali kedalam kamarnya, kemudian dia menutup pintu kamar itu rapat-rapat. Kiana pun menceritakan apa yang terjadi dengan sangat jujur kepada Anna. Anna mengertakkan giginya emosi karena tingkah konyol putri kesayangannya itu, Anna menyuruh Kiana untuk berdiam diri di dalam kamar terlebih dahulu.

Selang beberapa waktu Anna datang dengan pria paruh baya, itu adalah Raka suaminya. Di perjalanan menuju kamar Kiana berada, Anna menceritakan apa yang terjadi pada suaminya.

Raka gemetar melihat siapa wanita yang sedang memakai kebaya pengantin tersebut sedangkan Kiana hanya bisa menundukkan kepala takut dengan kedua jari menggengam erat kebaya yang ia kenakan. Atmosfir di dalam ruangan pengantin ini terlihat mencekam hingga membuat siapapun yang berada di dalam kamar merasa kesulitan bernafas.

“Ini sudah terjadi. Dan anak kurang ajar itu juga sudah pergi dari rumah ini!” ucap Raka dengan nada suara tertahan sebab dia tidak ingin ada orang lain yang mendengar perbincangan Mereka.

“Aku tidak tahu jika Wessika berani melakukan hal seperti ini, padahal dia tahu siapa Lucas yang sebenarnya,” imbuh Anna dengan wajah kelihatan gusar.

“Ini semua karena salah kamu! Kamu selama ini memanjakan Wessika,” tuduh Raka dengan menatap istrinya tajam.

“Kenapa Papa jadi menyalahkan Mama? Ini semua juga salah Papa, karena telah menuruti semua keinginan Wessika,” tuduh Anna balik karena merasa tidak terima di salahkan perihal kaburnya sang putri kesayangan.

“Ma. Pa, jika terus bertengkar seperti ini maka semua tamu undangan akan merasa curiga,” ucap Kiana sembari mengigit bibir bagian bawahnya takut. Kedua tangannya sudah di basahi oleh keringat dingin, tapi pernikahan ini harus tetap berjalan dengan lancar sesuai keinginan Wessika.

“Biarkan Kiana saja yang menggantikan Wessika! Tapi jangan ada satu orangpun yang tahu sebelum akad pernikahan selesai.” Raka berbicara dengan mengusap kasar wajahnya. Ia merasa sangat bimbang sekali tapi jika pernikahan ini tidak di lakukan maka keluarga besar Lucas akan marah besar. “Awas saja kamu Wessika, dasar anak kurang ajar.”

Terbongkar

“Biarkan Kiana saja yang menggantikan Wessika! Tapi jangan ada satu orangpun yang tahu sebelum akad pernikahan selesai.” Raka berbicara dengan mengusap kasar wajahnya. Ia merasa sangat bimbang sekali tapi jika pernikahan ini tidak di lakukan maka keluarga besar Lucas  akan marah besar. “Awas saja kamu Wessika, dasar anak kurang ajar.”

_ _ _

Acara pernikahan yang kidmat itu berjalan dengan lancar seperti apa yang telah di rencanakan oleh keluarga Hitsyah. Semua tamu undangan telah pulang kerumah masing-masing. Ibunda Lucas sudah pergi meninggalkan kediaman Hitsyah terlebih dahulu sedangkan Lucas dan juga Kiana masih berdiri di teras rumah ini.

Memeluk Kiana dan menganggapnya sebagai Wessika, “Putriku tersayang, hiduplah dengan bahagia bersama dengan lelaki yang sangat kamu cintai.” Anna sungguh pandai sekali berakting, dia bahkan bisa mengeluarkan air mata palsu dan juga memainkan dramanya dengan cukup sempurna.

“Ma, Kiana takut,” bisik Kiana lirih di samping telinga Anna.

“Diam lah dan hadapi saja Lucas dengan sabar, dan Jangan sekali-kali kamu mencoba untuk menggodanya,” bisik Anna dengan penuh penekanan.

“Iya. Kiana tahu.” Kiana melepaskan pelukannya dari Anna dan bergantian memeluk Raka. Raka menyambut hangat pelukan Kiana, walaupun di dalam hati ia merasa sangat enggan sekali.

“Semoga kamu hidup berbahagia bersama dengan lelaki yang kamu pilih,” ucap Raka dengan melepaskan pelukan Kiana. Kiana menjawab dengan satu anggukan kepala lemas.

“Pa, Ma.” Menatap kedua orang tersebut dengan bergantian. “kenapa dari tadi aku tidak melihat Kiana?” tanya Lucas merasa aneh.

“Ki-Kiana kurang enak badan jadi dia Mama suruh beristirahat saja di dalam kamarnya,” sahut Anna dengan jantung yang berdetak kencang. Anna berbicara setenang mungkin agar Lucas tidak menyadari kebohongan di setiap kalimat yang ia ucapkan.

_ _ _

Setelah berpamitan kepada kedua orangtuanya, Kiana di bawah pergi kerumah Lucas, sebab sebelum pernikahan Lucas sudah membeli rumah baru yang nantinya akan dia tempati dengan Wessika. Niat Awal Lucas hendak menikah dengan Wessika tapi tidak tahunya dia malah menikah dengan adik angkat kekasihnya.

Setelah menempuh beberapa waktu, Kiana sudah tiba di depan rumah mewah dan juga megah, tapi sayangnya gadis itu tidak bisa melihat apa yang terjadi sebab sejak tadi dia terus menundukkan kepalanya dengan pikiran terbang kemana-mana bahkan tubuhnya tidak berhenti gemetar menahan rasa takut dengan kedua tangan menggengam kebaya penggantinya erat sampai tangan itu basah oleh keringat dingin.

Lucas mengandeng tangan Kiana yang basah oleh keringat menuju ke kamar pengantinnya. Lucas hanya tersenyum senang melihat sikap gugup Wessika, karena biasanya kekasihnya itu tidak pernah diam seperti saat ini dan itu membuat Lucas semakin gemas saja.

“Aku sudah tidak sabar untuk menjadikan kamu istriku yang seutuhnya,” ucap Lucas lirih di samping telinga Kiana.

Kiana merinding seketika, namun rasa takut semakin menjalar kesetiap sendi-sendi tulangnya dan itu semua membuat Kiana ingin kabur saja dari rumah ini andai saja itu bisa dia lakukan. Lucas membuka pintu kamarnya dan mereka berdua masuk kedalam kamar pengantin itu. Kamar ini sudah di hias dengan begitu indah, dengan banyak sekali lilin aromaterapi berbentuk love di bawah jendela, ranjang yang di penuhi dengan mawar merah berbentuk love seolah menunjukkan betapa cintanya Lucas pada kekasihnya ini. Tapi sayang semua ini bukan milik Kiana.

“Kenapa kamu masih tidak mau bicara juga? Kalau begitu biar aku saja yang membuka Veil yang menutupi wajah cantik kamu ini,” ucap Lucas lirih. Manik mata Lucas sudah menantikan wajah cantik kekasih yang sangat dia cintai dan juga sayangi. Bahkan senyuman tipis tidak luntur dari bibirnya dengan tangan yang sudah siap membuka Veil penutup wajah sang pengantin.

Deg! Mata Kiana langsung terpejam dengan erat sembari berdoa dalam hati seandainya saja dia bisa membuat Wessika berada di posisinya saat ini mungkin itu akan lebih baik tapi sayangnya itu tidak mungkin dan pernikahan ini terjadi juga karena kemauan dari Kiana sendiri.

“Kamu!” teriak Lucas dengan nada suara lantang, rahang pria itu mulai mengeras dengan mata membulat sempurna ketika melihat siapa wanita yang berada di dalam kain Veil ini.

“Maaf.” Satu kata yang hanya bisa Kiana ucapkan sebab dia mengaku jika apa yang ia lakukan saat ini adalah sebuah penipuan. Tubuh Kiana semakin gemetar tatkala ia melihat tatapan setajam pedang yang di hunuskan langsung dari mata Lucas.

“Auch,” rintih Kiana saat Septian memegangi rahangnya dengan begitu kuat. Kiana seakan bisa merasakan jika pria itu ingin meleburkan tulang rahangnya dengan cengkraman yang begitu kuat sekali.

“Kenapa kamu bisa berada di sini?” tanya Lucas dengan tatapan setajam pisau. Sorot matanya yang di penuhi oleh kilatan api seakan siap membakar hidup-hidup tubuh Kiana sekarang.

“Kak Wessika yang menyuruhku untuk menggantikannya,” ucap Kiana dengan suara yang tercekat di tenggorokan.

“Hahaha,” tawa yang menggeleggar membuat Kiana semakin gemetar hebat. “kamu kira aku akan percaya dengan semua ucapan kamu itu.” Lucas menghempaskan rahang Kiana dengan kasar. “Kamu kira aku akan percaya dengan apa yang kamu katakan.” Lucas berbicara sembari menjambak kasar rambut Kiana sampai sanggul yang sempat gadis itu pakai jatuh begitu saja ke atas ranjang.

“Aku sungguh tidak berbohong Kak Lucas,” jelas Kiana dengan air mata yang sudah menganak sungai di pelupuk matanya.

“Pasti kamu yang sudah menyuruh Wessika untuk pergi dari acara pernikahan ini.” Tuduh Lucas dengan kejam. “kamu merasa iri pada Wessika yang selalu mendapatkan kasih sayang kedua orangtuanya, kamu itu harus sadar Kiana. Kamu adalah anak pungut yang mereka adopsi dari panti asuhan.” Inilah sosok Lucas yang sebenarnya, dia begitu kejam dan tidak memiliki hati.

Hancur sudah pertahanan Kiana, kini air matanya jatuh terburai di kedua pipi dengan kepingan hati yang sudah lebur bersama ucapan Lucas tadi. Kiana memang anak angkat tapi sungguh dia tidak pernah merasa iri pada Wessika. Kiana hanya bisa meminta bantuan pada Anna dan juga Raka sebab kedua orang tersebut mengetahui yang sebenarnya.

“Papa dan juga Mama tahu mengenai hal ini, coba saja kamu hubungi mereka jika tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan,” pinta Kiana dengan penuh percaya diri. Ia mulai merasakan rambutnya hampir terlepas dari kulit kepala saat tarikan tangan Lucas yang melilit pada rambutnya mulai mengeras.

Beranjak berdiri dari posisi duduknya, “Aku berharap kamu benar, tapi jika tidak maka terimalah hukuman yang setimpal.” Ancaman yang Lucas ucapkan benar-benar tidak main-main. Rahang pria itu masih mengeras seakan ia siap mengoyak tubuh kurus Liana hingga menjadi serpihan-serpihan kecil.

Kiana masih duduk di sudut ranjang dengan tatapan nanar. Lucas menyambar ponselnya yang berada di nakas samping ranjang kemudian dengan cekatan dia menghubungi nomor telepon Raka. Telepon tersebut langsung di angkat oleh Raka saat deringan kedua.

“Nak Lucas. Apakah Kiana tadi ikut bersama kamu dan juga Wessika? Karena kami tidak bisa menemukannya di manapun bahkan pelayan juga sudah mencarinya ke setiap sudut rumah,” ucap Raka dari seberang sana.

Tanpa menjawab Lucas langsung menutup panggilan telepon itu secara sepihak.

Kebenaran tak Dianggap

“Nak Lucas. Apakah Kiana tadi ikut bersama kamu dan juga Wessika? Karena kami tidak bisa menemukannya di manapun bahkan pelayan juga sudah mencarinya ke setiap sudut rumah dan kami baru menyadari jika sejak dari tadi ruang Kiana tidak ada di rumah,” ucap Raka dari seberang sana.

Tanpa menjawab Lucas langsung menutup panggilan telepon itu secara sepihak. Kedua gigi Lucas saling menyatu dengan mata merah tajam menghunus tubuh Kiana yang masih duduk di atas ranjang dengan ekspresi wajah ketakutan setengah mati. Kiana beranjak berdiri dari ranjang dengan kaki gemetar hebat, sekujur tubuhnya melemas setelah ia melihat tatapan membunuh yang Lucas tunjukkan saat ini.

“Kenapa kamu menatapku seperti itu? Kamu sudah dengar jika aku tidak bersalah.” Nada suaranya terdengar gemetar dengan kedua tangan menggengam erat kebaya yang sedang ia kenakan saat ini, Kiana ingin menunjukkan sikap tenang tapi hal itu tidak mampu ia lakukan karena Lucas terlalu menakutkan.

Berdecih. Lucas merasa muak setiap kali ia melihat wajah tidak berdosa yang Kiana tunjukkan kepadanya, bagaimana mungkin Kiana masih bisa berbohong setelah melakukan kesalahan sebesar ini. Lucas mulai berpikir jika Kiana mencintainya hingga gadis itu menghalalkan semua cara untuk menjadi pengantinnya-mengantikan Wessika sang kekasih pujaan hati.

Berjalan cepat menghampiri Kiana, “Kamu masih bisa berbohong! Kamu sembunyikan dimana Wessika.” Suara Lucas yang terdengar menggeleggar hampir saja membuat telinga Kiana berdarah-darah. Pria itu kembali menjambak kasar rambut Kiana sampai gadis itu meringis kesakitan setelah merasakan tarikan yang begitu kuat di bagian belakang kepalanya saat ini.

“Ap-apa maksud kamu? Aku tidak mengerti,” ucap Kiana dengan isak tangis yang menyayat hati. “bukankah papa sudah menjelaskan yang sebenarnya, lalu kenapa kamu masih marah kepadaku,” tanya Kiana dengan polos. Ia pasti tidak pernah menyangka jika kedua orangtua angkatnya justru membalikkan fakta yang ada demi melindungi putri mereka-Wessika.

Plak!

“Kamu sembunyikan di mana Wessika?” Lucas berbicara dari sela-sela giginya dengan rahang yang sudah mengeras.

“Aku tidak menyembunyikan Kak Wessika, dia pergi sendiri. Bukankah tadi kedua orangtua angkat ku sudah memberitahu kamu yang sebenarnya,” jawab Kiana dengan nada suara naik satu oktaf. Kiana percaya jika Raka dan juga Anna akan berbicara jujur mengenai kepergian Wessika.

“Raka mencari keberadaan kamu dan dia mengira yang menikah denganku adalah Wessika.” Lucas menjatuhkan kasar tubuh Kiana ke lantai marmer ruangan kamar ini.

Nuansa kamar pengantin yang seharusnya menjadi saksi bisu atas menyatunya cinta dari kedua orang kini mulai berubah menjadi kamar pengantin yang begitu mencekam bahkan suasana horor lebih pekat terlihat di dalam ruangan ini, sorot mata Lucas bagaikan iblis kejam yang siap membunuh siapa saja yang berani melintas di hadapannya.

“Itu tidak mungkin! Papa sendiri yang tadi menyuruh aku untuk menikah dengan Kak Lucas.”

“Kamu bisa berbohong dengan ucapan sampah kamu itu! Tapi aku tidak akan pernah mau percaya jika Wessika meninggalkan aku! Dan jika dia sampai melakukan itu pasti ada alasan yang jelas, pasti kamu yang telah menyuruh Wessika pergi meninggalkan pernikahan ini.” Tuduh Lucas.

“Sungguh aku tidak melakukan hal licik seperti itu, aku menyayangi Kak Wessika, mana mungkin aku merebut miliknya.”

“Kiana! Apakah kamu mencintaiku?”

“Aku tidak pernah mencintai kamu sedikitpun,” bantah Kiana sembari berdiri dari posisi duduknya dengan kaki yang terasa lemas. Tatapan Lucas seakan membuat seluruh tenaganya hilang dengan sekejap mata.

Bukk!

Lucas menjatuhkan tubuh Kiana ke atas ranjang dengan kasar dan dengan sekejap pria itu sudah berada di atas tubuh Kiana dengan kedua tangannya menggenggam erat tangan Kiana. Kiana semakin ketakutan, ia mencoba melepaskan diri tapi seluruh tenaganya terasa sia-sia, sebab Lucas terlalu kuat untuk dia jadikan lawan. Apa yang harus Kiana lakukan? Dia tidak bisa bergerak sedikitpun Lucas tidak memberikan cela untuknya bisa menghindar.

“Ap-apa yang mau kamu lakukan?” tanya Kiana gemetar. Ia memberanikan diri menatap mata elang milik Lucas

“Wajah kamu memang terlihat polos sekali, tapi hati kamu sangatlah busuk, cih! Di mana kamu sembunyikan Kekasihku?” tanya Lucas untuk kesekian kalinya Pria itu mulai kehabisan kesabaran dalam menghadapi sikap bungkam Kiana sekarang.

“Sudah aku bilang, aku tidak tahu. Lepaskan aku, sakit,” rintih Kiana setelah merasakan genggaman tangan Lucas seperti hendak meremukkan pergelangan tangannya.

“Lepaskan! Di dalam mimpi saja aku tidak akan pernah melepaskan kamu.” Menatap dengan serius. “Aku akan mencari keberadaan Wessika walaupun tanpa bantuan kamu, tapi jangan harap jika aku akan memperlakukan sampah seperti kamu seperti aku memperlakukan Wessika-kekasihku.”

“Lalu kamu mau apa?” tantang Kiana dengan perasaan benci yang mendalam.

“Aku akan menyiksa kamu seperti di neraka.”

“Kamu sungguh kejam!” Bentak Kiana.

Plakkk!

“Jangan berani kamu bicara kasar ketika sedang berada di hadapanku.”

_ _ _

Senja telah tiba warna merah yang sedang menghias langit seakan menunjukkan jika alam begitu marah melihat perlakuan Lucas terhadap gadis malang itu semalam. Seorang gadis tengah meringkuk di salah satu gudang yang terlihat begitu gelap dan juga pengap siapa lagi jika bukan Kiana sosok gadis malang yang tengah mendapatkan hukuman atas kesalahan yang tidak sepenuhnya ia lakukan. Semalam Lucas menyeret tangan Kiana kemudian mengurung gadis itu di gudang yang pengap dan hanya terdapat sedikit saja ventilasi udara di sana. Kiana mengerjapkan pelan matanya saat sinar senja mulai menerobos masuk melalui cela jendela. Belum sempat gadis itu membuka mata, ia langsung di sambut dengan guyuran air di wajahnya.

“Bangun! Lekas bersihkan seluruh rumah ini,” ucap Lucas sembari menaruh kedua tangannya di perut dengan tatapan arogan.

“Tidak mau, aku mau keluar saja dari rumah ini,” sahut Kiana sembari mengusap wajahnya yang basah.

Kiana merasakan sakit di bagian hidung karena air yang Lucas guyurkan tadi masuk ke dalam hidungnya, Kiana sudah terduduk dengan merasakan sakit di sekujur tubuh. Kedua pipi terasa nyeri pasti memar dan badan yang seakan di gebukin oleh orang satu kampung. Tinggal di sini dan juga di kediaman Hitsyah sama saja pikirinya tapi ada perbedaan sedikit. Jika tinggal di kediaman Hitsyah ia akan di siksa secara batin dan juga hatinya tapi jika tinggal di kediaman Lucas ia merasa tubuhnya sakit semua karena pria tidak memiliki hati itu selalu melayangkan tamparan dan juga pukulan keras kepadanya.

“Jika kamu berani keluar dari rumah ini, maka akan aku buat keluarga Hitsyah hancur! Bahkan setelah aku menemukan keberadaan Wessika! Aku akan tetap menyiksa kamu.” Sungguh pria arogan yang sangat menakutkan sekali, dia bahkan lebih kejam dari para penjahat di luar sana pikir Kiana muak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!