NovelToon NovelToon

Cinta Dipenghujung Nafasku

Penghuni Rumah Sakit

"Nafisa"

Seru seorang wanita paru baya pada seorang gadis yang tengah duduk dibangku kayu taman.Dengan wajah yang pucat pasi gadis itu menoleh lalu tersenyum pada wanita yang berlari mendekat.

"Kenapa kesini sendirian?Bunda sampai panik cari kamu Nak"

"Aku hanya rindu melihat bunga bunga disini Bunda"

"Iya Bunda tahu,tapi setidaknya pakai mantelmu sayang.Disini angin nya cukup kencang"

Bunda Ana pun langsung memakaikan mantel tebal pada putri bungsunya itu.Lalu ikut duduk dibangku taman itu.

Memandangi bunga bunga ditaman yang ada didepan nya.Inilah kegiatan yang paling menyenangkan bagi kedua Ibu dan anak itu.Sudah satu tahun ini mereka berdua menjadi bagian dari rumah sakit itu.

"Ayo kita masuk,hari sudah sore.Ayah juga pasti sudah sampai"ucap Bunda Ana membujuk putrinya untuk masuk kembali kedalam.

"Baiklah"

Keduanya pun mulai bangkit lalu berjalan dengan bergandengan tanga.Sudah satu tahun terakhir ini keduanya menjadikan rumah sakit sebagai rumah kedua mereka.

Nafisa Harumi,seorang gadis berumur 18 tahun.Pasien yang mengidap leukimia stadium 4,seorang siswi sekolah menengah atas yang terpaksa berhenti melanjutkan pendidikannya karena harus menetap dirumah sakit.

Karena kondisinya yang naik turun membuat kedua orang tua Nafisa memutuskan untuk merawat Nafisa langsung dirumah sakit.

Hingga tidak perlu bulak balik antara rumah dan rumah sakit.Dan tidak akan terlalu panik jika mendadak kondisi putri mereka yang kadang drop secara tiba tiba.

Dengan peralatan dan pengobatan yang super mahal Nafisa pun masih bertahan hingga saat ini meski kanker dalam tubuhnya sudah berada dilevel tertinggi.

Beruntung Nafisa memiliki ayah yang seorang pengusaha sukses yang tidak perlu mengkhawatirkan masalah biaya.

Terbukti hingga detik ini Nafisa bisa mendapatkan perawatan dan pengobatan yang terbaik yang ada dirumah sakit terbesar dikota itu.

Meski begitu,tidak membuat kanker ditubuh putri kecilnya itu menghilang.Perawatan dan pengobatan yang dilakukan hanya untuk memperlambat pertumbuhan kanker tersebut.

Tapi tidak untuk menghilangkan nya.Kemoterapi pun sudah seperti makanan sehari hari untuk Nafisa.

Rasa sakit dan tidak nyaman setelah menjalaninya tidak membuat gadia cantik dan ceria itu patah semangat dan tetap menjalaninya dengan ikhlas demi melihat senyum diwajah Ayah dan Bundanya.

🌸

Langkah Nafisa dan juga Bunda Ana terhenti saat melihat seorang ibu tengah menangis sambil memohon pada petugas rumah sakit agar memberikan mereka kamar untuk putranya yang terbaring lemah dibangku tunggu pasien.

"Saya mohon Pak,berikan kami kamar.Saya sudah mendatangi tiga rumah sakit untuk menampung anak saya,tapi msreka disana sudah tidak bisa menerima karena penuh"ujar wanita yang diperkirakan seumuran dengan Bunda Ana itu memohon pada petugas rumah sakit untuk memberikan satu kamar untuk putranya yang kini terbaring dibangku tunggu pasien.

"Tapi kelas ekonomi masih penuh Bu,jadi kami belum bisa menerima pasien baru"jelas petugas itu.

Nafisa yang merasa tidak tega melihat sang ibu yang terus memohon sambil menangis itu pun akhirnya menghampiri kedua orang yang tengah berdebat itu.

"Permisi,ini ada apa ya?"tanya nya pada sang petugas.

"Ibu ini mau memasukan anaknya untuk dirawat hanya saja untuk kelas ekonomi sudah penuh Mbak.Kami bukan nya tidak mau menolong hanya saja sudah tidak ada ruang"jelas si petugas.

"Tapi saya sudah tidak tahu harus kemana lagi,anak saya sudah semakin lemah"lirih si ibu dengan tubuh yang kini sudah melemas dan terduduk disamping seorang pemuda yang nampaknya tengah tidak sadarkan diri dikursi tunggu itu.

"Tolong dibantu siapkan brangkar nya Pak.Bawa pasien keruangan saya,saya akan berbagi kamar dengan nya"

Ketiga orang dewasa yang ada disana pun saling lirik dan saling pandang saat Nafisa mengutarakan niatnya.

"Ayo Pak,kenapa bengong?"ucap Nafisa lagi pada petugas itu.

"Tapi Mbak__"

"Siapkan saja Pak,lalu bawa keruangan Mawar dibangsal VVIP"kini Bunda Ana yang membuka suara nya dan membuat ibu dari pemuda itu mendongakan kepalanya dan menghentikan tangisnya.

"Baik Bu,akan kami segera kami lakukan"si petugas itu pun segera berlari mencari pertolongan untuk membantu pasien baru itu untuk dibawa keruangan yang sama dengan Nafisa.

Berbagi Kamar

"Te_terima kasih Bu,saya tidak tahu harus kemana lagi jika anak saya kembali ditolak disini"ucap ibu itu sembari menggenggam tangan Bunda Ana.

"Sama sama Bu,kita sesama manusia sudah sewajarnya saling membantu.Memang anak ibu sakit apa?"

"Anak saya didiagnosa terkena kanker usus Bu,awalnya kondisinya baik baik saja.Tapi dari kemarin tiba tiba drop dan belum ada rumah sakit yang bisa menerima kami karena kami hanya mampu mendaftar dikelas ekonomi,sementara tiap rumah sakit yang kami datangi dalam keadaan penuh semua"

"Ibu tenang saja ya.Sekarang anak ibu bisa dirawat disini"

"Terima kasih ya Bu,Neng.Saya tidak tahu harus dengan apa membalas kebaikan kalian"

"Tidak usah sungkan Bu,lebih baik kita fokus dengan pengobatan anak anak saja dulu"

"Memang putri ibu sakit apa?"

"Anak saya mengidap leukimia Bu dan sudah satu tahun saya tinggal disini untuk menemani putri saya"

"Sepertinya kita sama sama pejuang kesehatan untuk anak anak kita ya Bu?"

"Iya,makanya tetap semangatlah,demi anak anak yang sedang kita perjuangkan kesehatan nya"

*

*

Nafisa terus menatap wajah tampan pria yang baru saja tiba dikamarnya.Kamar pasien yang seharus nya dia tempati seorang diri kini terbagi dengan pasien baru.

Pasien yang baru saja datang namun hampir ditolak karena keterbatasan biaya yang orang tuanya miliki dan juga keterbatasan kamar di kelas ekonomi rumah sakit.

Akhirnya tanpa pikir panjang Nafisa pun rela membagi ruangan nya dengan pria tersebut.Beruntung sang Bunda mendukung keputusan nya.

"Eeuuggghhhttt"

Terdengar suara lenguhan yang lirih dari mulut pria itu.Nafisa segera bangun dari duduknya dan berjalan mendekati brangkar dimana pria itu terbaring lemah dengan jarum infus sudah ada ditangan kanan nya.

"Kamu sudah bangun?"tanya Nafisa saat melihat mata di pria mengerjap lalu terbuka sempurna.

"Dimana Aku?"

"Kamu dirumah sakit.Apa ada yang sakit atau ada yang kamu inginkan?"

"Minum,aku mau minum.Dimana Mamah,kenapa aku ditinggal sendiri?"

"Mamah kamu sedang ketempat administrasi.Ini minum nya"jawab Nafisa sembari menyodorkan satu gelas minum ke arahnya.

"Kamu siapa?"tanya si pria setelah berhasil minum dengan dibantu oleh Nafisa.

"Fisa,namaku Nafisa,tapi biasa dipanggil Fisa"

"Kalau kamu?"

"Vino,Alvino"

"Hai vino,sekarang kita sedang berbagi kamar rawat inap.Kamu tidak keberatan kan satu kamar denganku?"

"Ini memang di dimana?maksudnya dikelas apa?kenapa hanya ada kita berdua?"

"Ini dikelas VVIP"

"Hah,apa?ti_tidak aku tidak boleh disini.Mamah akan kesulitan untuk membayar biayanya"

"Eh jangan bangun dulu,kamu masih butuh beberapa jam lagi untuk memulihkan tenagamu"

Cegah Fisa saat Vino akan turun dari brangkar yang dia tempati saat ini.

"Tapi aku tidak boleh disini.Tempat ini terlalu mahal untuk kami"

"Tenanglah dulu,ayo kembali berbaring.Kamar ini sudah dibayar,jadi kamu dan Mamahmu tidak perlu memikirkan nya.Kalian hanya perlu fokus dengan pengobatan kamu saja"

"Maksud kamu apa?"

"Ayah sudah membayar kamar ini selama satu tahun penuh,jadi kamu tidak perlu memikirkan biaya kamar ini.Kamu bebas memakai kamar ini asal kamu tidak keberatan jika kita berbagi ruangan ini denganku"

"Tapi ini terlalu berlebihan,apalagi kita belum saling mengenal satu sama lain"

"Kan sudah berkenalan tadi?"

"Nggak maksudku___"

"Lupakan,istirahatlah.Bantu kedua orang tuamu dengan menuruti semua keinginan mereka"

"Tapi percuma jugakan?meski aku menerima pertolongan ini,tetap saja sebentar lagi,aku akan pergi untuk selama lamanya"

"Setidaknya,beri mereka kenangan terindah dan beri mereka kesempatan untuk memperjuangkan kita.Kamu tahu?aku sudah satu tahun disini dan sangat kecil kemungkinan untuk aku keluar lagi dari rumah sakit ini.Bahkan mungkin aku tidak akan pernah melihat rumah hingga akhir hayat.Meski tidak ada kemungkinan untuk sembuh dan kembali pulang kerumah,tapi setidaknya disaat kita pergi,kita tidak menimbulkan luka baru dihati orang tua kita karena merasa gagal memperjuangkan kita.Ayo berbaringlah lagi hanya itu yang bisa kamu lakukan untuk orang tuamu".

Bab.03

"Kamu sudah bangun Nak?"

"Mamah,bagaimana ini.Ki_kita pulang saja ya,tempat ini terlalu mahal Mah"ucap Vino lirih saat melihat sang Mamah memasuki ruangan itu di ikuti oleh Bunda Ana.

Mamah Ratih hanya bisa terdiam menatap sendu wajah pucat sang putra yang kini tengah terduduk dibrangkar disebuah ruangan yang begitu elite untuk dirinya tempati.

Tidak tega melihat Vino yang terlihat enggan menerima bantuan nya,Bunda Ana pun menghampiri ibu dan anak itu.

"Kamu Vino ya?kenalin Saya Bunda Ana,Bunda nya Nafisa.Nak Vino tenang saja,ruangan ini biar kita gunakan sama sama ya.Lagi pula ruangan ini cukup luas untuk digunakan dua pasien"ujar Bunda Ana menenangkan Vino yang nampaknya begitu segan menerima bantuannya.

"Tapi Bu,ini terlalu berlebihan dan pasti merepotkan ibu"lirih Vino.

"Tidak Nak,Bunda tidak merasa direpotkan sama sekali.Malah senang,karena Nafisa bisa punya teman saat Bunda harus pulang dulu kerumah.Bukan begitu Fisa?"

"Iya,tentu saja.Tetaplah disini temani aku,ya.Kita bisa saling bertukar cerita saat merasa jenuh dengan pengobatan,bagaimana?"

Vino pun menatap tiga orang wanita yang kini ada didepan nya secara bergantian.Dan akhirnya mengangguk setuju saat melihat tatapan sang Mamah yang nampak nya tengah memohon agar Vino tetap disana meski tanpa berucap.

Mamah Ratih pun tersenyum lega saat Vino bersedia dirawat diruangan itu.Meski dirinya merasa sangat tidak nyaman namun Vino berusaha untuk mengalahkan rasa itu demi sang Mamah yang begitu berjuang untuk kesehatan tubuhnya

Menjelang malam Mamah Ratih pun terpaksa menitipkan Vino pada Bunda Ana karena dirinya harus berjualan.Selama ini Mamah Ratih memang menyambung hidupnya dengan berjualan nasi goreng dan mie goreng disebuah warung yang buka mulai dari sore hingga tengah malam.

Setelah ditinggal pergi oleh sang suami yang pergi entah kemana,Mamah Ratih pun akhirnya menjual semua aset berharga yang dia miliki untuk membuka usaha kecil kecilan.

Dan setelah sekian belas tahun berjuang dijalanan dan diberbagai tempat yang berbeda akhirnya Mamah Ratih memiliki sebuah tempat untuk digunakan dia berjualan nasi goreng nya.

Sebuah warung kecil namun cukup membantu untuk Mamah Ratih menjajakan jualan nya.Memiliki cita rasa yang sedikit berbeda membuat warung kecil itu tidak pernah sepi pengunjung.

Belum lagi dengan kehadiran sang putra yang kerap membantu diwarung tentu menjadi daya tarik tersendiri untuk warung kecil itu.

Pelanggan yang semula hanya para orang tua dan para supir yang tengah melintas melewati warung itu,kini bertambah dengan para kaum anak muda para pelajar yang tertarik dengan kehadiran Vino disana.

Memiliki wajah yang tampan rupawan dan juga sikap yang ramah dalam menyambut para pelanggan menjadikan point tersendiri untuk warung kecil itu.

Namun kondisi kesehatan Vino yang kian hari kian menurun membuat pria yang masih bersekolah menengah atas itu akhirnya harus berhenti membantu sang ibu diwarung nya.

*

*

"Kamu kenapa?"tanya Nafisa saat melihat Vino hanya terdiam menatap kosong ke arah jendela.

"Aku hanya sedang berpikir,kenapa tuhan begitu kejam pada Mamah?Mamah hanya mamiliki aku dan kini tuhan juga sudah bersiap untuk mengambilku darinya"lirih Vino yang membuat Nafisa ikut terenyuh.

Nafisa menghela nafas panjang sebelum akhirnya menjawab apa yang dikatakan oleh Vino.

"Itu artinya,Mamah kamu adalah wanita yang istimewa yang dipilih tuhan.Wanita yang kuat dan juga hebat yang bisa menerima ujian berat yang diberikan oleh tuhan,namun tetap bisa memperlihatkan senyuman terbaik nya.Meski mungkin didalam didalam hatinya sudah hancur lebur tak berbentuk lagi"

"Meski kita tidak bisa melakukan apapun untuk tetap bertahan hidup selamanya,tapi kita bisa membantu para orang tua untuk sedikit bertahan dan berjuang.Meski akhirnya sama,tapi setidaknya orng yang kelakkita tinggalkan tidak akan pernah merasa menyesal karean mereka sudah berusaha semampu mereka untuk memperjuangkan kita"jelas Nafisa.

"Kamu mungkin bisa setegar ini karena kamu memilki keluarga yang memiliki finansial yang berkecukupan berbeda dengan keluargaku yang masih dalam batas pas pasan"

"Kamu pikir dengan orangtuaku kaya,aku bisa bebas dari penyakit ini?kita sama Vino,meski aku memiliki uang tapi tetap saja tidak membuat tubuhku terbebas dari penyakit ini dan mungkin entah besok atau lusa,bisa sajakan aku duluan yang meninggalkan ruangan ini dan berpindah kemakan keluarga"

"Ke_kenapa bicara seperti itu?"

"Karena kisah kita sama Vino,akhir kisah kita akan sama.Nama kita akan berakhir disebuah batu nisan"lirih Nafisa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!