Suasana Bandara Abdulrachman Saleh Malang terlihat begitu ramai . Terlihat seorang gadis dengan pakaian gamis longgar dan cadar menutupi sebagian wajahnya yang hanya menampilkan keindahan matanya saja.
Gadis dengan penampilan sederhana terlihat sedang mendorong troley yang memuat tiga koper besar diatasnya keluar dari pintu kedatangan.
Terlihat dua orang yang berstatus suami istri kini menyambut kedatangannya dengan setia dan sabar.
"Ante Nia..!!"teriak gadis bercadar dengan baju gamis berwarna hitam berteriak memanggil nama seseorang.
Mendengar namanya di sebut sontak membuat si empunya nama pun menoleh.
"Biaaa..!!" serunya memanggil nama gadis itu dengan perasaan gembira.
Yah, namanya gadis itu adalah Abia Kiradzki Mahardika biasa di panggil Bia,anak sulung pasangan Abian Kemal Mahardika dengan Kirani Adzkia.
Bia memiliki adik yang masih berumur tiga tahun bernama Kanfa Putra Mahardika.
Umur Bia dan Kanfa memang terpaut sangat jauh karena saat Kiran sang mama melahirkan Bia masih belum genap 19th
dan di umur Kiran yang menginjak 38th baru melahirkan lagi yaitu baby Kanfa.
Selama tiga tahun belakangan ini banyak yang berubah dari seorang anak manja Daddy Abi.Dengan makin berkembangnya perusahaan sang daddy tentu saja semakin banyak orang yang tak suka dengan pencapaian yang di raih CEO Mahardika Group.
Maka dari itu semenjak kelahiran sang adiknya Kanfa,Bia di gembleng oleh empat sekawan dengan berbagai macam jenis bela diri karena bagi mereka itu sangat penting buat Bia yang seorang perempuan.Mereka pun sadar jika tak bisa selalu melindungi Bia apalagi pergaulan putri sulung Abi yang semakin luas.
Empat sekawan yang over protective membuat Bia mempunyai karakter tegas dan keras walaupun di dalam keluarga dan para sahabat mama dan Daddy nya dia seorang yang terbilang manja.Apalagi dengan ada nya balita yang di miliki empat sekawan membuat Bia harus menjadi seorang kakak yang bisa melindungi adik-adik nya kelak.
Cyra anak dari Dewa dan Diana yang berumur empat tahun,Kanfa sang adik yang berumur 3th ,Khalif anak dari Vian dan Fara yang berusia 2th,dan sebentar lagi juga pasangan Gema dan Asti yang sedang menanti sang bayi sekitar beberapa bulan lagi.Pastinya kelak dia akan menjadi pelindung bagi semua balita itu.
Daddy dan ketiga sahabat nya membentuk dia menjadi gadis tangguh.Namun,Bia tetap jadi pribadi yang ceria dan cerewet.
Kedekatannya dengan pasangan Asti dan Gema pun membuat dirinya seolah menjadi anak pasangan yang selalu seperti tom-jerry.
Pesona seorang Abia selalu membuat lawan jenisnya banyak yang tertarik. Hingga keputusan besar Abia ambil untuk merubah penampilan nya yang dianggap aneh dan juga terlihat berbeda.Abia memutuskan untuk memakai niqab saat keluar rumah.
Bia sadar dia bukan perempuan sholeha namun,dia ingin melindungi dirinya atau meminimalkan pandangan para lelaki melihat wajah nya dan selalu membuat para lelaki membuat rusuh.
Kini di usia hampir 19 th dia memutuskan untuk menepi dari ibu kota dan kembali ke tempat masa kecilnya bersama Eyang Leha tersayang nya.
Takdir menjodohkan Rafif anak kandung mak Leha dengan Nia yang tak lain sepupu Kiran mama dari Bia.
Setelah menjalani hukumannya selama dua tahun Rafif bebas dan menikahi Nia wanita yang Rafif kagumi dengan wajah cantik dan juga baik terutama Nia baik dengan sang ibu.
Nia yang awalnya hanya menemani mak Leha kala menjenguk Rafif di penjara ternyata dari situ Rafif diam-diam mengagumi sosok Nia yang baik.
Dengan kenekatannya Rafif menyampaikan bahwa dia mencintai Nia.Ternyata cinta Rafif tak bertepuk sebelah tangan. Nia yang notabene nya pernah satu kantor dengan Rafif ternyata sudah menaruh hati pada Rafif sedari dulu. Namun,Nia sadar jika Rafif sudah memiliki istri dan Niapun harus mengubur rasa cintanya pada Rafif.
Jadilah saat Rafif bebas tak butuh waktu lama mereka menikah dan tinggal di Malang bersama Ibu Rafif yaitu mak Leha.
Mereka pun membuka restaurant yang saat ini ada empat cabang di Malang dan Jakarta.
"Akhirnya aku ketemu ante kesayangan ku yang cantik ini..hihihi ." ucap Bia dengan memeluk tubuh Nia dengan erat.
"Ante kangen banget sama ponakan ante yang cerewet ,manja dan suka makan ini.."canda Nia dengan mengelus lembut kepala sang ponakan yang terbalut hijab.
"Hadeuhhh, kalau sudah ketemu pasti aku nggak di anggap, nasib-nasib," celetuk seseorang yang tak lain adalah Rafif suami Nia dengan wajah yang di buat sedih
"Om Afif mah syirik nih .." protes Bia dengan mode manjanya.
"Yahhh, mana ada di kamus Om syirik sama kamu. Denger yaa..tante mu mutlak milik om, hahahaha.." canda Rafif menimpali ejekan Bia.
"Ah, nyerah kalau gitu,om kan tiap malem ngelonin ante Nia."
"Hush,kamu ini. Sudah yuk kita kemon, eyang uti udah nunggu kamu."ujar Nia pada sang ponakan.
Akhirnya Rafif pun membawa koper-koper Bia ke bagasi mobilnya dan mereka segera bergerak ke daerah Batu_Malang rumah mak Leha.
Setelah menempuh perjalanan dari Malang ke Batu yang memakan waktu kurang lebih satu jam ,mereka kini sudah sampai di rumah yang tergolong besar diantara rumah di sekitarnya.
Rumah mak Leha yang letaknya ada diantara padatnya perkampungan di kota Batu.Kota kelahiran seorang Abia Kiradzki dan besar di sana sampai usia Bia 14th.
Mobil masuk ke halaman rumah milik mak Leha.Setelah benar-benar mobil berhenti tanpa basa basi akhirnya Bia keluar dari mobil dan sedikit berlari menuju dimana seorang wanita paruh baya menunggunya di bangku teras.
"Utiiii....!!" seru Bia dengan kehebohannya.
Bia langsung memeluk eyang kesayangan nya dan menciumi wajah nya dengan sayang.
"Aduh, cucu uti , akhirnya kamu samapai juga," ucap mak Leha memeluk bidadari kecilnya.
"Kangen utiii."ucap Bia dengan manjanya.
"Inget umur,masih saja manja." ledek Nia pada ponakan.
"Bilang saja ante Nia syirik..wle.." balas Bia dengan menjulurkan lidahnya.
"Jadi gitu,tadi di bandara posesif sekarang ada uti aja antenya di cuekin dasar pengkhianat.."
"Yeee, sekarang sama tadi beda ante,sekarang ada uti seratus persen milik Bia.Kalau ante di rumah, pastinya udah milik Om Afif. Apalah artinya gadis jomblo ini, sungguh sangat menyedihkan.. ucap Bia dengan menampilkan wajah yang dia buat sedih.
"Huhhh,drama queen." ucap Nia dengan membawa gelas berisi es teh untuk Bia.
"Dih,di bilang drama.Emang kan Bia jomblo nte' ."
"Terus apa kabarnya Junior, kalian putus?" tanya Nia dengan rasa penasaran dia pun mendekati Bia.
"Apa ada hubungannya sama dia sampe kamu jauh-jauh kuliah di sini?" tanya mak Leha
"Ini kenapa Bia serasa di interogasi sih,gini..hubungan Bia sama Junior sudah end.Bia pindah kesini nggak ada hubungan nya dengan Bia putus sama dia."jawab Bia santai.
"Memang apa yang di lakukan sama dia sampe kalian putus?" tanya Rafif mendudukkan dirinya di samping sang istri.
"Sudahlah,dia mengambil keputusan yang tepat kok om, bagaimanapun dia harus ikut dengan apa yang di rancang keluarga nya,dia menerima perjodohan yang di lakukan keluarganya ."
"Keluarga nya emang nggak tahu kalau Junior punya pacar?" tanya Nia memandang ponakannya dengan intens.
"Tahu tapi, yah gitu.."ucap Bia tak bisa menjabarkan keruwetan hubungan nya dengan Junior
Bersambung
Haiii...
Readers tersayang,ketemu lagi di cerita ku yang terbaru..
Semoga kalian suka,jika kalian nggak suka bisa Lang SKIP saja yaa....🙏
Masih di kota yang sama,di lingkungan sebuah pondok pesantren yang sangat terkenal di pesantren AL'FURQON di sebuah rumah besar masih satu kawasan dengan pesantren.Terlihat seorang pria turun dari mobilnya menuju pintu rumahnya.
"Assalamualaikum "
lelaki itu pun mengucapkan salam saat masuk kedalam rumahnya.
"Wa'alaikumsalam." jawab seorang wanita paruh baya memakai gamis duduk di ruang tamu dengan Al'quran di tangannya.
"Umi.."sapa pria itu dan menyalami tangan sang wanita yang dia panggil umi.
"Sudah pulang kamu,oh iya Raz nanti malam kamu ada acara nggak?"tanya wanita itu yang di panggil dengan sapaan umi
"Insyaallah nggak ada umi,ada apa?"tanya nya.
"Abah,katanya mau bicara sama kamu.Katanya penting ," ucap sang umi dengan suara lembutnya.
"Abah malam ini nggak ada jadwal mi?"tanya nya.
"Nggak, acaranya di wakilkan sama Kyai Harun."jawab sang umi.
"Tumben,sebegitu pentingnya ngomong sama Ayaz," ucap pria yang bernama Harraz akrab dengan panggilan Ayaz.
"Ya penting,ada Abang sama mba mu juga kok."ujar sang umi
"Okelah,Haraz ke kamar dulu mi. belum ashar soalnya "ucap nya berpamitan pada sang umi untuk ke kamarnya.
"Ya sudah sana,sudah sore nih."ucap sang umi menyuruh sang putra untuk segera menunaikan sholatnya.
Harraz Al'Gifari seorang laki-laki tampan idaman para santriwati di pesantren sang Abah dan juga para mahasiswi yang dia ajar di kampus.
Kyai Said Al'Gifari nama abahnya dan umi Kalsum ibunya.Harraz anak bungsu dari tiga bersaudara.Abang pertama nya bernama Zafri Al'Gifari dan ada kakak perempuannya bernama Aisyah Az-Zahra.
Kakak pertama Harraz mengajar di pesantren dan Yayasan sekolah milik keluarga nya serta akan menjadi pimpinan pesantren milik sang abah kelak.Aisyah juga seorang pengajar di yayasan milik keluarga nya jika Zaf mengajar di jenjang MA (Madrasah Aliyah) sedang Aisyah mengajar di MTS (Madrasah Sanawiah) kedua kakaknya lulusan Sarjana Qairo Mesir sedang Harraz lulusan Harvard university.
Sedari kecil memang Harraz sosok yang berbeda dari kedua kakaknya.Apalagi di bandingkan dengan Zaf yang selalu patuh dengan sang abah.Zaf hampir tak pernah melawan aturan pondok pesantren milik sang abah.Aisyah pun begitu sama dengan Zaf.Namun,beda dengan Harraz yang punya watak yang keras dan cenderung ingin mencoba semua yang dia anggap menantang. Dunianya memang sedikit jauh dari aturan pesantren apalagi Harraz yang lebih suka hidup di kampung sang umi di Bandung bersama nenek dan kakeknya.
Dari SMA dia hidup di Bandung dengan sang kakek yang selalu ikut serta dengan bisnisnya yang mempunyai pabrik Teh di Bandung.
Dia pun bebas memilih untuk meneruskan sekolah /kuliah di manapun dia mau dengan kepintarannya yang selalu buat sang abah selalu di buat menyerah.Karena jika keinginan Harraz di tentang tentu nenek dan kakeknya akan selalu membelanya.Maka dari itu abahnya menganggap Harraz anak yang membangkang.
.
.
.
Harraz masuk dalam kamarnya.
Dia merasakan lelah dengan tubuhnya.Hari ini memang lumayan padat jadwalnya.Apalagi
seorang dosen di sebuah Universitas yang masih dalam yayasan Al'Furqon milik sang Abah.
Al'Furqon mempunyai Panti asuhan,panti Jompo,Basis pendidikan dari PAUD,TK,MI, MTS, MA dan sebuah Universitas. Ada juga bidang usaha lain yaitu Supermarket.
.
.
Malam hari setelah makan malam mereka pun akhirnya berkumpul di ruang keluarga.
Ada Kyai Said,umi Kalsum, Zafri dan istrinya Husna dan putranya Gaffin yang berusia sepuluh tahun.Ada juga Aisyah dan suaminya Zidan dan putrinya Maira berusia lima tahun.
Terlihat Harraz yang sedang bermain dan menemani Gaffin belajar.
"Om Ayaz, Maira dapet nilai A tadi.Om Ayaz inget kan sama janjinya ?" ucap si bocah menggemaskan itu pada pamannya.
"Oh ya,pinter banget kesayangan Om Ayaz nih.."ujar Harraz dengan memeluk tubuh bocah kesayangan nya.
"Om masih inget sama janji om kan?"tanya Maira lagi.
"Emmm..emang om pernah janji apa sih,Om lupa," ucap Harraz sengaja meledek Maira.
"Om mah pikun,om kan janji mau beliin Maira kelinci satu pasang.iya kan bang,om Ayaz kemaren janji begitu," ucap Maira dan mencoba meminta dukungan pada Abang sepupunya.
"Iya,tapi kan ini masih malam dek,besok lah ..om pasti beliin,iya kan om?'tanya Gaffin pada Harraz.
"Iya sayang,om akan tepati janji om kok."jawab Harraz dengan mengelus kepala dua ponakannya itu.
"Maira,sini nak..Kakek mau bicara dulu sama om Ayaz jadi adek main sama abang Gaffin main di kamar dulu yaa," ucap Zidan pada sang putri.
"Oke abi,ayok bang !" seru Maira dengan mengajak abang sepupunya pergi ke kamar Maira.
"Harraz, abah mau bicara penting dengan kamu."ucap Zaf pada sang adik.
"Iya Ayaz tahu, tadi sore umi sudah bilang juga sama Ayaz."ucap Harraz santai.
"Raz,abah kali ini mau bicara serius sama kamu.Jadi,mohon kamu dengerin omongan abah kali ini." ucap sang pada putra bungsunya itu.
"Yaz, kamu sudah dewasa dan umur kamu sudah 26th apa tidak ada niatan kamu untuk berumah tangga?"tanya sang abah lagi dengan penuh dengan kehati-hatian.
"Ayaz belum kepikiran bah,lagi pula Ayaz lagi sibuk juga di kerjaan, terus belum lagi ngajar bah.Ayaz belum bisa memastikan kapan akan menikah."ujar Harraz dengan sikap tenangnya.
"Ayaz, abah dan kyai Sidik bersepakat untuk menjodohkan kamu dengan putri kyai Sidik yaitu ning Laila."ucap sang ayah
Mendengar ucapan sang Abah sontak membuat Harraz kaget dengan rencana Perjodohannya.
"Tapi bah,Ayaz nggak kenal siapa ning Laila itu.Lagian Ayaz masih ingin sendiri."ucap Harraz berusaha menolak rencana perjodohannya itu.
"Yaz,menurut abang kamu kenalan dulu saja sama ning Laila jangan terburu-buru menolak keinginan abah.Abang yakin jika abah nggak sembarangan untuk mencari menantu untuk anak-anak nya."ujar Zaf pada sang adik.
"Benar Yaz,selama ini mba lihat kamu itu belum pernah menuruti apa kemauan umi juga abah.Sedari kecil kamu sudah bebas memilih untuk kamu menuntut ilmu dan juga pergaulan.Kali ini mba mohon jangan kamu tolak mentah-mentah rencana abah.Minimal kamu kenali dulu ning Laila.Mba rasa dia cocok di jadikan istrimu."ujar sang kakak.
"Umi boleh merayu sama Ayaz,tolong abah dan umi ya nak,kenalan dulu.Kamu bisa minta petunjuk sama Allah nanti,jangan terburu-buru menolak." ujar sang umi sambil mengusap lembut lengan putranya.
Kyai Said pun melihat wajah putranya yang terlihat tak suka dengan acara pernikahan yang dia buat dengan sahabatnya Kyai Sidik.Namun,tak ada salahnya dia mencoba untuk putranya menerima perjodohan atau sampai ke jenjang perkenalan.Kyai Said sebenarnya juga ragu dengan usulan sahabatnya itu.Karena Kyai Sidik tahu putrinya menaruh hati pada putranya maka dari itu Kyai Sidik menawarkan perjodohan pada Kyai Said.
Bersambung.
Jangan lupa like,vote yaaa...
Pagi ini Bia sudah harus masuk di kampus barunya.Setelah sarapan pagi dia langsung pamit dengan sang eyang untuk berangkat ke kampus bersama Nia dan Rafif yang sekalian berangkat ke restaurant.
Tak butuh waktu lama Bia pun akhirnya sampai di kampusnya.
"Nte',om.. makasih yaa tumpangannya."ucap Bia pada om dan tantenya sebelum dia keluar dari mobil.
"Iya, ati-ati.Kalau ada apa-apa telpon om kalau nggak tante ya,' pesan Rafif
"Siap,om !!" seru Bia dengan posisi hormat.
Rafif dan Nia melihat tingkah Bia pun terkekeh.Bia tetaplah Bia yang selalu ceria di balik sedihnya.
.
.
Bia masuk ke dalam area kampus.Banyak pasang mata yang melihat Bia dengan tatapan aneh.Mungkin karena minoritas para mahasiswi yang memakai niqab jadi merasa berbeda dan asing.Walaupun memang banyak mahasiswi yang memakai hijab namun tetap saja terlihat berbeda dan lebih mencolok.
"Permisi,maaf numpang tanya ,kelas design di sebelah mana yah ?'tanya Bia pada beberapa mahasiswi yang sedang berkumpul di koridor kampus.
"Oh,sebelah sana lantai tiga."ucap gadis dengan hijab pashmina.
"Terimalah."ucap Bia dan melangkah menuju kelasnya.
Walaupun banyak mata yang melihat kearahnya dengan tatapan mata yang terlihat aneh,bagi Bia itu sudah biasa.Karena memang waktu SMA pun dia sudah mendapatkan pandangan berbeda dari para siswa.
Bia berjalan sambil melihat ponselnya yang menampilkan pesan dari sahabatnya di Jakarta.
Brugh..
Byur..
"Astaghfirullahal'adzim.." pekik Bia saat menyadari dia benabrak sesuatu yang keras.
"Bisa nggak sih, jangan ceroboh!!" sentak seseorang.
Bia mendongakkan kepalanya dan ternyata dia menabrak seseorang tepatnya menabrak dada bidang seorang pria dan apesnya pria itu juga membawa secangkir kopi yang sudah tumpah membasahi sepatunya.
"Apa anda merasa begitu nyamannya sampai tangan anda susah untuk menyingkir dari tubuh saya?!"ucap orang itu dengan berbisik.
Mendengar ucapan itu sontak mata Bia mendelik ke arah tangan kanannya yang masih setia menempel di dada bidang pria itu.
"Ma_maaf,nggak sengaja." ucap Bia dengan mundur beberapa langkah guna memberikan jarak antara dirinya juga pria itu.
'"Merepotkan,bisa nggak sih, kalau jalan itu jangan fokus sama hp.Lihat, ulah anda gini merugikan orang lain,tau nggak," ucap pria itu dengan wajah dingin.
"Maaf kak,bang,mas..ah taulah, saya akan ganti kopi nya nanti yah,ini nomer ponsel saya anda bisa hubungi saya setelah jam kuliah nanti.Sekali lagi saya minta maaf, Assalamualaikum.."ucap Bia dengan wajah tertunduk dan langsung melangkah meninggalkan pria itu yang masih terpaku di tempat itu.
"Wa'alaikumsalam.."jawab pria itu lirih.
Pria itu pun melanjutkan langkahnya ke ruangannya guna mengganti celana dan juga sepatu nya.Untung saja dia selalu bawa cadangan baik pakaian sepatu.
"Suara itu,seperti familiar."batinnya.
.
.
Kini Bia sudah berada di dalam kelasnya.Di kelasnya pun ada saja orang yang memandang dia aneh.
"Haii..kamu anak baru yah,aku belum pernah lihat kamu di kampus.Nama ku Naila kamu?"
Naila yang mengulurkan tangannya pada Bia akhirnya Bia membalasnya dengan bersalaman.
"Bia.."jawab Bia singkat.
"Selamat pagi semua," sapa seseorang yang baru masuk ke dalam kelas itu.
"Mamp*s kenapa dia sih yang jadi dosen "gumam Bia meruntuki kebodohannya karena ternyata orang yang di tabraknya tadi adalah satu dosen di kampus nya.
Bia terus saja menutupi wajahnya dengan buku tebal miliknya.Namun siapa sangka sang dosen kini berdiri tak jauh dari tempat dia duduk.
"Kenapa muka kamu di tutup, singkirkan buku itu atau silahkan keluar dari kelas saya !!" bentak Harraz pada Bia.
Bia hanya bisa menahan nafas nya yang saat ini sudah merasa sesak karena kekurangan oksigen.
"Bi,jangan buat masalah sama pak dosen."bisik Naila pada Bia.
Bia mulai bergerak menyingkirkan buku nya dari wajah nya.Pandangan yang tajam terlihat jelas kearah nya.Bia dengan susah payah untuk menelan silvanya.Mendadak tenggorokan nya merasa kering kerontang.
"Rupanya kamu gadis ceroboh,siapa nama kamu?" tanya Harraz dengan nada dingin.
"Bia pak."jawab Bia singkat.
"Bia," ucap Harraz membeo.
"I_iya nama saya Abia Kiradzki pak." jawab Bia tanpa menyebutkan nama belakangnya.
"Oke Bia,kali ini saya maafkan kamu.Lain kali saya nggak mau kamu bersikap seenaknya di kelas saya dan jika tidak mau mengikuti aturan saya silahkan untuk segera keluar.Kita mulai untuk belajar..."ucap Harraz kembali ke depan kelas.
Sungguh Harraz adalah karakter yang di kenal dingin,kaku dan juga dosen yang terbilang killer.
Sebenarnya kalau kata Harraz dia nggak killer cuma dia nggak suka main-main saat belajar atau bekerja.
.
.
Satu jam setengah bersama dosen killer selama itu pun rasanya sesak dada Bia karena memang Harraz dengan kewibawaan dan ketegasan nya membuat kelas hening dan juga memperhatikan setiap penjelasan nya.Karena kadang Harraz setelah menjelaskan pasti akan mengadakan tanya jawab.
"Bia,kamu mau langsung pulang yah?"tanya Naila ke Bia.
"Iya sih,kenapa ?"tanya Bia balik.
"Tadinya aku mau ajak kamu ke Caffe yang viral itu Bi,sekalian ketemu temen SMA aku juga di sana."ujar Naila.
Bia melihat pergelangan tangannya jam menunjukkan hampir jam 12siang.
"Tapi,ada musholla nya kan atau Deket sana mesjid gitu.Kalau iya,aku kabarin orang rumah aku pergi sama kamu."ujar Bia akhirnya.
"Ada kok musholla nya,tenang saja ."jawab Naila dengan semangat.
Akhirnya mereka pun ke tempat dimana Naila berkata jika itu Caffe yang sedang viral.Nama "Caffe & Resto Kiraz"
"Ini Caffe nya,nggak salah?"tanya Bia pada Naila memastikan.
"Iya,udah ayok teman-teman ku sudah datang.."ujar Naila langsung menggandeng tangan Bia masuk ke dalam Caffe.
Mereka menghampiri salah satu meja yang terletak di bagian pojok restaurant.
"Haiii..Semua..!!" sapa Naila pada teman-teman nya .
Mata Bia membola dengan sempurna dengan apa yang dia lihat ternyata tiga orang yang di ajak ketemuan adalah anak-anak SMP yang dulu satu sekolah dengan Bia.
.
"Siapa Nak?"tanya seorang lelaki yang terlihat gagah
"Bi,kenalin ini temen-temen aku di SMA,ada Nada,Joan dan Tara dan ini temen baru aku Bia."ucap Naila memperkenalkan Bia pada teman-teman nya.
"Bia..?!!" ucap ketiga orang itu serempak membuat Naila terkejut.
"Iya ini gue,Lo Nada Syafira,Joan Alexander,Bantara Bumi kenalin gue Abia Kiradzki ."ucap Bia membuat ketiganya melongo melihat tampilan seorang Abia Kiradzki yang sekarang di depan mereka.
"Kalian saling kenal?"tanya Naila pada keempatnya.
"Beneran ini Bia,sumpah kalau iya Lo beda banget gini.Bia yang kenal itu tomboi,sekarang Masyaallah.."ucap Nada tak percaya.
"Kalian bener-bener nggak percaya,gua Abia anaknya mama Kiran lah.."ucap Bia dengan santai.
"Nah, sekarang kita percaya.Aahhh...senengnya ketemu Lo lagi "ucap Nada dan memeluk sahabatnya di masa SMP dulu.
Akhirnya mereka pun duduk dengan bertukar cerita.
"Bia...
Bersambung.
Haii para readers jangan lupa Like, comment sama subscribe lapak aku ini
Kalian bisa klik tiga titik yang ada di kanan atas lalu ada tulisan Subscribe langsung klik saja 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!