Acalapati menatap para pelayan yang membungkuk di hadapannya. Siapapun tidak ada yang menyukai wanita yang dinikahi oleh pangeran Lingga Mahasura genap satu tahun yang lalu itu. Kepatuhan mereka hanya sebuah formalitas saja, karena setiap orang mengetahui perilaku buruk sang putri.
Bahkan sang Pangeran sendiri tidak menyukai istri yang dinikahi nya karena alasan untuk mendapatkan dukungan politik itu dan keluarganya berpikir akan tidak masalah jika nanti sang Pangeran ingin menikahi beberapa wanita yang diinginkan. Sudah menjadi hal yang umum ketika seorang penguasa memiliki istri lebih dari satu, Sebuah negara yang memiliki sistem monarki umum memiliki permaisuri dan beberapa selir.
Putri Acalapati sosok wanita yang memiliki kecantikan sangat luar biasa, Perempuan yang memiliki bentuk tubuh begitu indah bak Dewi cinta dan kecantikan seperti dalam mitologi Yunani dengan pesona luar biasa, akan tetapi dia memiliki temperamen buruk. Putri Acalapati ketika marah akan meledak-ledak, tidak perduli dengan siapapun, tidak sabaran, dan tidak segan-segan menyakiti orang lain, Putri Acalapati ringan tangan dalam artian sebenarnya, dia suka memukul dan menyakiti siapapun yang berada di sekitarnya.
Semua pelayan takut melayaninya, bahkan secara diam-diam mereka kerap berdoa agar Putri kejam itu segera ceraikan oleh sang Pangeran.
"Akan segera saya urus berkas pelengseran Tuan Putri, Pangeran" Restu bumi menunduk hormat pada Pangeran Lingga Mahasura.
"Jangan dulu, tahan sementara sampai Arimbi menyelesaikan pendidikannya dua bulan lagi!" Pangeran Lingga ingin menunggu sampai sepupunya menyelesaikan pendidikan sebelum akhirnya menceraikan Acalapati dan akan menikahi Arimbi wanita lemah lembut sesuai kriteria nya.
Arimbi adalah gadis yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Pangeran, anak dari keponakan sang Ibu, hanya saja keluarga mereka tak sebanding dengan keluarga Putri Acalapati yang memang terlahir dari keluarga berpengaruh, bahkan keluarga dari Temengku Drajat diyakini mampu mengendalikan seluruh negeri juga kehidupan semua orang dari penjuru dunia.
"Oh, baik Pangeran, seperti yang anda kehendaki."
"Apa dia kembali berulah?" Tanya Pangeran Lingga pada Restu.
Senyum kecut muncul dibibir Restu, membuat Pangeran Lingga menghela napas berat.
"Apalagi kali ini?" Tanya Pangeran Lingga Mahasura penasaran dengan kejahatan istrinya yang selalu meresahkan setiap hari. Sebagai putri satu-satunya keluarga Temengku Drajat jelas Putri Acalapati begitu di sayangi. Sedari kecil, hidup bergelimang harta juga segala kebutuhannya terpenuhi dengan sangat layak, yang pada akhirnya memupuk kesombongan dan merasa paling berkuasa. Awalnya Pangeran Lingga berpikir akan mudah memperbaiki sifat Putri Acalapati ketika mereka sudah menikah, sayang harapan itu sangat sulit untuk diwujudkan bahkan terasa mustahil. Meski mereka sudah menikah selama satu tahun Pangeran Lingga Mahasura masih tidak bisa merubah sikap sok berkuasa sang istri bahkan semakin hari justru semakin merajalela. Putri Acalapati bahkan tak pernah menghormatinya sebagai seorang suami, tindakannya sewenang-wenang. Tak perduli pada siapapun, termasuk mertua dan kedua orang tuanya sendiri.
Maka tidak salah jika setiap penghuni istana begitu membenci sosok Putri Acalapati, termasuk sang Pangeran yang sudah sangat kehilangan kesabaran menghadapi tempramen buruk Putri Acalapati.
"Putri Acalapati tega memotong jari kelingking pelayan yang tidak sengaja menjatuhkan buah yang di minta untuk dikupas kan oleh Tuan Putri Acalapati Pangeran" lapor Restu dengan suara yang lirih.
Pangeran Lingga menutup matanya rapat. Kesabarannya semakin menipis saja dari hari ke hari menghadapi kekejaman wanita yang bergelar menjadi istrinya itu. Hanya gelar. Karena kebenarannya belum terjadi apa-apa diantara keduanya, setiap pertemuan mereka hanya karena sang Pangeran yang ingin menasehati istrinya. Karena Putri Acalapati yang egois dan keras kepala.
Bahkan saat ada pesta kerajaan di gelar, Putri Acalapati akan melakukan apa yang dia mau tanpa menghiraukan kehormatan Pangeran Lingga.
"Katakan padanya aku ingin dia menemui ku"
Pangeran Lingga Mahasura masih sangat muda, usianya yang baru dua puluh enam tahun. Meski muda namun kaya pengalaman. Karier politiknya dinilai stabil, ia di gadang akan menggantikan posisi Ayahnya. Itu sebabnya Pangeran Lingga dijodohkan dengan Putri Acalapati. Bisa dibilang Putri Acalapati dipilih tanpa adanya pemilihan khusus, karena dari segala segi Putri Acalapati memenuhi syarat, dari segi pandang seorang wanita yang layak mendampingi seorang Pangeran, Putri Acalapati juga wanita berpendidikan serta memiliki keluarga yang sangat berpengaruh.
Pangeran Lingga Mahasura adalah anak laki-laki satu-satunya dari istri senior Tuan Jaguar Ibrahim. Tuan Jaguar Ibrahim memiliki tiga istri muda lainnya dan memiliki dua putri dari istri muda pertama, satu putra dari istri muda ketiga sementara dari istri muda kedua belum dikaruniai seorang anak. Jadilah saudara keseluruhan Pangeran Lingga Mahasura ada tujuh, karena Pangeran Lingga memiliki tiga adik perempuan satu Ibu.
"Ada apa Anda memanggil saya Pangeran?"
Pangeran Lingga Mahasura mengalihkan perhatiannya dari buku yang dipelajari. Melihat kehadiran istrinya yang begitu cantik. Sayang perilaku sang istri begitu kasar dan tak berbelas kasih, begitu kontras dengan kecantikannya yang mampu menyesatkan pandangan pria yang melihat. Seperti lirik lagu ' Tersesat dalam kecantikan mu'
Putri Acalapati berjalan angkuh melewati pintu masuk dimana sang Pangeran sudah duduk menunggu di ruangan yang diperuntukkan untuk pertemuan.
"Duduklah, Putri!" titah Pangeran Lingga lembut.
Mereka bertemu terakhir kali satu pekan yang lalu. Sungguh bukan hubungan yang harmonis.
"Tidak bisakah Pangeran tidak ikut campur urusan saya?" belum apa-apa Putri Acalapati sudah menawar dengan nada penuh kekesalan. Dia menyadari Pangeran memintanya datang karena Pangeran tau dia sudah melukai salah satu pelayan. Dasar Pangeran menyebalkan.
"Aku hanya berharap kamu bisa sedikit meredam emosi, kenapa kejadian seperti ini harus kembali terulang? Sudah menjadi tugasku melindungi masyarakat yang tinggal di istana."
Putri Acalapati memutar bola matanya jengah. Pangeran Lingga menyadari itu dan hanya mampu meredam kekesalan. Hubungan mereka kacau sedari awal, pernikahan politik seperti ini sudah biasa terjadi tanpa cinta, bahkan banyak diluar sana yang menikah tetapi sepakat agar tidak saling peduli terhadap urusan pasangan, menjalani kehidupan selayaknya seorang lajang. Tetapi hal seperti itu tidak pernah terbesit dalam pemikiran Pangeran Lingga, sebenarnya dia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup, bukan tipe pria yang mau memiliki beberapa istri, karena Pangeran Lingga merasa tidak mampu, dia merasa lemah, manusia penuh kekurangan. Jikapun dia ingin menikah lagi, dia akan melepaskan satu Istrinya yang terdahulu, Pangeran Lingga tidak ingin hidup berpoligami.
Putri Acalapati pergi dengan sangat marah hingga tidak mau menghiraukan ke lima pelayan yang sampai gemetaran sangking takutnya melihat wajah sang Putri Acalapati yang memerah diliputi amarah.
"Menyingkir dari hadapan ku" bentaknya menggelegar bak petir menyambar.
Mereka semua mundur dengan gerakan spontan bahkan ada yang sampai terjatuh.
Putri Acalapati kembali ke dalam kamarnya dengan kemurkaan yang begitu kentara, sementara setiap pengawal dan juga pelayan sudah menggigil sangking takutnya menunggu dibalik pintu, berharap nyawa mereka selamat kali ini.
Suara benda berjatuhan sudah bukan rahasia umum lagi, semua penghuni istana tau kebiasaan buruk sang Putri, Kedua orang tua Putri Acalapati pun sudah pasrah dengan keputusan yang akan diambil Pangeran Lingga untuk putrinya, mereka merasa gagal mendidik putrinya yang mengakibatkan sang putri seperti monster berparas cantik.
"Tinggalkan tempat ini!" semua kepala mendongak melihat sosok Pangeran yang berdiri gagah dihadapan mereka. Rasa lega seketika meliputi setiap hati para pengawal dan pelayan berpikir mereka selamat. Tapi mereka juga khawatir dengan keselamatan Pangeran Lingga sendiri.
"Ta-tapi Pangeran ..." ucapan sang pengawal terpotong dengan isyarat yang diberikan oleh Pangeran Lingga.
Restu berjalan kehadapan Pangeran dan memakaikan baju besi armor tangan panjang seolah sang Pangeran hendak berjihad berperang melawan ke batilan.
Ya, karena menghadapi Putri Acalapati seperti menghadapi hewan buas yang mengerikan, apapun bisa terjadi, untuk itu Restu memberi pelindung untuk Pangeran Lingga.
"Segera tutup pintu setelah aku berhasil masuk!" Titah Lingga pada wakilnya, baju besi menutup sebagian besar tubuhnya benar-benar seperti hendak berperang.
Begitu Pangeran Lingga berhasil masuk, sang prajurit langsung menutup pintu sesuai perintah.
Di dalam kamar Putri Acalapati.
Melihat kehadiran suaminya justru membuat amarah Putri Acalapati semakin berkobar, dengan amarah menguasai Acalapati meraih sebuah belati yang tersimpan di bawah bantal dan berlari kearah Pangeran Lingga Mahasura dan menyerang sang suami tanpa belas kasih.
Seberapa bringas amukan sang putri masih bisa Pangeran Lingga hindari tetapi itu justru membuat sang istri menggila.
"HENTIKAN SEMUA KEGILAAN MU, ATAU AKAN AKU CERAIKAN KAU SEKARANG JUGA!!!!"
DUAR!!!!
Bukan hanya seorang yang di dalam ruangan yang kaget mendengar teriakan sang Pangeran, bahkan Restu, para pengawal dan pelayan dibuat tercengang dengan ucapan Pangeran Lingga.
Tidak menyangka Pangeran akan mengambil keputusan final.
"Kau tidak bisa melakukan itu padaku!" pisau yang digenggam oleh Acalapati di lempar kearah Pangeran Lingga, Lingga ingin menghindar sayang pisau itu sudah menggores telapak tangan Pangeran Lingga hingga menyebabkan luka sayatan yang mengalirkan darah segar.
"Ayah, Ibu, bahkan kedua orang tuamu sudah menyetujui keputusan yang akan ku ambil, setelah itu aku akan menikahi Arimbi"
Penjelasan Pangeran Lingga melukai hati Acalapati yang terdalam, harga dirinya seperti di coreng oleh ungkapan laki-laki yang masih menjadi suaminya ini. Apa katanya? dia akan melengserkan seorang Putri Acalapati dan menikahi gadis biasa seperti Arimbi. Betul-betul penghinaan yang tidak dapat di tolerir.
Senyum menghiasi bibir indah Acalapati, tidak seorangpun berhak menyinggung perasaannya, termasuk pria dihadapannya. Kebencian sudah mendarah daging pada wanita yang baru saja disebut namanya oleh Lingga, Acalapati akan membuat perhitungan untuk perempuan itu.
"Kau pernah dengar jika aku bisa membuat semacam ramuan yang mematikan, hebatnya lagi tidak bisa terdeteksi oleh uji teknologi, apa aku perlu mencoba membubuhkan setetes dua tetes untuk wanita yang akan menjadi istri muda mu itu?" Acalapati tertawa. " Dokter akan mengatakan jika wanita itu mati karena serangan jantung, atau bahkan karena gangguan pencernaan, tidak akan ada yang bisa membuktikan kematiannya karena menelan racun" Ucapan Acalapati begitu lembut, tapi efeknya seperti benda yang mencengkram jantung Pangeran Lingga.
Mendengar ancaman wanita dihadapannya Pangeran Lingga menatap Acalapati dengan tajam seolah rasanya wanita itu tubuhnya bisa ikut lebur oleh sepasang netra hitam pekat yang di hujam kan.
Tapi dia adalah Acalapati, wanita yang seperti karakter Medusa yang meskipun sudah mati , kekuatannya masih dapat terasa.
Jujur Pangeran mulai merinding karena tahu jika Acalapati tidak main-main dengan ucapannya. Kekejaman wanita itu sudah tidak diragukan lagi.
"Enyah dari kamarku, brengsek!"
Putri Acalapati meraung bak singa betina yang mengerikan. Kamarnya hancur lebur, pecahan beling bertebaran dimana-mana. Tidak pernah sedikitpun menghormati suaminya dan sepertinya hingga akhir.
Pangeran bermurah hati masih hentak membantu istrinya berjalan, tetapi tangannya langsung di tepis kasar oleh Putri Acalapati, Lingga hanya khawatir karena Acalapati berada di tengah-tengah puing-puing kaca, biar bagaimanapun dia tidak ingin istrinya terluka, kesabaran Pangeran Lingga sangat luas sebenarnya, tetapi selalu menyempit kala berhadapan dengan istrinya ini.
Putri Acalapati hendak berjalan melewati pecahan beling-beling di sekitar kakinya tapi naas kendi yang berisi air yang di pecahkan nya membuat lantai menjadi licin.
Pangeran Lingga Mahasura terhenyak melihat tubuh istrinya yang jatuh menghantam pecahan beling di sekitarnya, darah merembes dengan sangat cepat dari bawah tubuh sang istri yang tergeletak di lantai kamarnya sendiri.
Waktu seolah berjalan dengan sangat cepat, dari ujung kepala sampai ujung kaki Putri Acalapati mengeluarkan darah, tubuhnya tepat terjatuh di atas tumpukan beling yang pecahannya tak beraturan, ukurannya pun bermacam-macam.
Melengserkan posisi istrinya memang keinginan Pangeran Lingga, tetapi tidak dengan cara tragis seperti ini. Pangeran Lingga menghampiri tubuh istrinya yang terkapar dengan bersimbah darah.
"Restu!" melihat darah segar mengubah gaun putih yang dikenakan oleh Acalapati menjadi merah Pangeran Lingga menjadi kalut.
"Restu!!" Pangeran Lingga berteriak lagi, dan seketika pintu terbuka, semua melongok kedalam dan ikut syok melihat Acalapati yang tubuhnya di sangga oleh Pangeran Lingga dengan lengan.
Pangeran Lingga yang merasakan nadi Acalapati melemah tambah panik. Dia memang ingin menceraikan Acalapati tetapi mengembalikan baik-baik pada orang tuanya bukan hal mengerikan seperti ini.
"Panggil Dokter!" Pangeran Lingga sudah mengendong istrinya untuk segera di baringkan dengan telungkup di atas tempat tidur. Menatap gadis muda yang bersimbah darah dihadapannya, gadis yang beberapa menit lalu mengancamnya dengan kematian.
Semua sangat kacau hanya selang beberapa waktu setelah gadis itu mengamuk, Pangeran Lingga juga ikut menyalahkan diri atas apa yang menimpa Acalapati, karena andai dia tidak membahas perceraian, atau tidak datang saat Acalapati marah hari berdarah ini tidak akan pernah terjadi.
"Pangeran anda terluka" Lingga menolak saat Restu hendak meraih tangannya yang sempat tersayat belati.
Sebenarnya Restu tidak begitu heran dengan ke khawatiran Pangeran Lingga, jangankan dengan seorang gadis, pada seekor kucing pun tuannya akan begitu bermurah hati tidak keberatan melarikan nya ke dokter hewan. Yang membuat Restu tidak suka adalah Tuannya terlalu bermurah hati pada wanita yang terus berbuat onar, gadis muda itu terlihat sekali telah menyita pikiran tuan mudanya.
"Bagaimana Dokter?" Pangeran Lingga langsung menanyai dokter yang baru saja memeriksa keadaan Acalapati.
Restu juga sudah menghubungi seluruh keluarga besar, termasuk kedua orang tua Acalapati, dan mereka tengah dalam perjalanan menuju istana.
"Tuan Putri Acalapati sudah tidak bernapas!"
Putri Acalapati tidak pernah mengira jika dia bisa melintasi waktu. Terbangun di tubuh seorang gadis yatim pintu yang dinikahi untuk di manfaatkan.
Putri Acalapati bingung, pikirannya tiba-tiba menjadi kacau, kemudian dia jatuh pingsan lagi. Sebuah pikiran yang bukan miliknya mengalir kedalam nya, satu persatu adegan melintas di benaknya seperti potongan film.
Tetapi itu tidak serta merta membuatnya langsung memahami keadaan, dia masih tak sadarkan diri beberapa waktu.
Putri Acalapati tidak akan pernah mengira kehidupannya akan dimulai kembali dengan kerumitan kisah rumah tangga yang sama dengan kisahnya.
#####
Mohon tinggalkan jejak untuk author ya reader.
Beri dukungan like, komen dan jangan lupa tambah ke favorit, happy reading ❤️❤️❤️
Yuana pandu merebahkan tubuhnya ke atas kasur ukuran queen size miliknya setelah Menganti pakaiannya dengan piyama, senyum mengembang di bibirnya membayangkan tidak lama lagi segala tujuannya akan tercapai.
Wanita tiga puluh tahun itu baru saja kembali dari rumah sakit karena mengunjungi seseorang yang tengah di ambang kematian. Bukannya sedih dia justru merasa sangat senang jika wanita yang baru saja di jenguk nya itu meregang nyawa.
Di sebuah rumah sakit besar di tengah kota seorang wanita sedang berbaring dengan bermacam alat penopang hidup, dia adalah istri dari seorang tuan tanah bernama Raden Prayoga pria berusia tiga puluh lima tahun. Sedangkan si wanita sendiri bernama Sekar Arum, gadis yatim piatu yang di angkat oleh Raden untuk menjadi istrinya, mereka baru menikah tiga hari yang lalu sebelum kecelakaan menjadi penyebab sang wanita koma.
Pernikahan tanpa cinta ini terjadi karena sang pria yang terus di desak oleh neneknya yang sudah sakit-sakitan, membuat Raden mengambil Sekar untuk dinikahi. Karena neneknya tidak pernah setuju jika Raden berhubungan dengan wanita bernama Yuana, sedang Yuana adalah kekasih Raden sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Judulnya cinta terhalang restu. Begitu kira-kira.
Dokter berlarian kedalam ruang ICU begitu sang perawan mengatakan kabar mengejutkan, Sekar telah membuka matanya bahkan wajah pucatnya selama dua hari menghilang tak berbekas, wajahnya terlihat merona seperti orang yang baru bangun dari tidur bukan seperti orang yang sadar dari koma. Akan tetapi tingkah Sekar sedikit aneh wanita itu seperti tengah kebingungan juga menanyakan hal-hal yang tak dimengerti.
Semua berpikir Sekar sedang berhalusinasi karena itu biasa terjadi ketika seseorang baru tersadar dari koma dan akan melewati masa pemulihan, obat penenang biasanya memberikan efek seseorang sedikit berhalusinasi.
"Syukurlah, Cucuku baik-baik saja!" Mata wanita bernama Sekar itu langsung berpaling ketika seseorang tiba-tiba mengenggam tangannya begitu erat, sosok wanita sepuh yang tampak begitu bahagia ketika melihatnya membuka mata.
"Anda siapa?" tanya Sekar dengan kening berkerut, merasa asing dengan ruangan dimana dia terjaga, merasa bingung karena dia tidak merasakan sakit pada tubuhnya selain kepalanya yang sedikit berat, di tambah kehadiran seorang wanita paruh baya yang menyebutnya cucu.
"Sekar, ini nenek!" wanita tua itu terlihat sendu, ketika cucu menantunya seperti tak mengenalinya.
Nenek Fury, wanita yang berusia tujuh puluh lima tahun itu adalah wanita yang sudah membesarkan Raden, laki-laki yang saat ini menjadi suami Sekar, sayang tidak seorangpun tahu bahwa wanita yang baru saja membuka matanya itu bukanlah pemilik raga yang sebenarnya.
Acalapati memindai tubuhnya, ia tersentak melihat lengannya yang begitu besar, ukurannya terlalu besar dari lengan miliknya. Acalapati menjerit menimbulkan kegaduhan. Karena histeris akhirnya dia mendapat suntikan penenang sebelum akhirnya Acalapati di pindahkan ke ruang perawatan.
Matahari sudah menguning saat mata itu terbuka kembali kedua kalinya, dan kejadian yang sama terulang lagi, Acalapati masih menemukan ukuran lengannya yang membuatnya syok dan kembali mendapatkan obat penenang karena histeris sekali lagi.
Fury menangis sendu, melihat cucu menantunya yang terlihat menyedihkan. Dia bahkan meminta Dokter untuk melakukan pemeriksaan pada kepala sang cucu untuk mengetahui apakah ada cidera yang membuat cucu menantu nya terus histeris.
Acalapati kembali membuka matanya saat tengah malam, masih melihat hal yang sama membuat Acalapati merasa frustasi, dia merasa buruk, segera dia membawa tangan gemuk itu naik keatas wajahnya sendiri dan menangis tersedu-sedu saat tau tidak hanya tangannya yang membengkak tetapi juga wajahnya.
Tangisnya Acalapati membuat seorang pria yang duduk di sebelahnya terbangun.
Raden menatap istrinya yang juga tengah menatapnya.
"Kamu siapa?" ketus Acalapati. Pria yang ditanyai itu hanya diam sampai beberapa menit baru membuka suaranya.
"Benarkah kamu mengalami hilang ingatan?" tanyanya tampak menilai. Acalapati yang di tatap seperti itu murka dia akan memaki lelaki itu sebelum akhirnya dia melihat bayangan wajah nya di netra coklat lelaki itu.
Raden terbelalak saat tiba-tiba istrinya itu langsung menarik lehernya untuk mendekat kearah sang wanita, sejak dulu Acalapati adalah tipe wanita yang teramat teliti dengan sekitar, dia memiliki insting kuat, sebagai pewaris tahta membuat dia selalu waspada pada siapapun. Dia otomatis selalu memasang sikap waspada tingkat tinggi saat ada seseorang yang mendekatinya, termasuk saat dia menikahi seorang Pangeran Lingga yang memiliki kerajaan modern di satu wilayah besar, dia selalu bersikap arogan tak tersentuh, begitupun saat ini, sekilas bayangan wanita lain tertangkap di netra coklat lelaki asing di hadapannya membuat dia seketika melihat bayangan siapa itu. Acalapati syok ketika menyadari bayangkan di netra lelaki itu adalah dirinya.
Tidak!!!!!
Kutukan macam apa yang membuatnya membengkak seperti sebuah gentong, Acalapati hampir menjerit tetapi tiba-tiba tersadar jika dia akan kembali dibius jika menimbulkan keributan seperti yang sudah-sudah.
Seketika air mata Acalapati berjatuhan, dia adalah seorang Putri bangsawan, pola makannya sangat teratur, bahkan dalam sehari dia akan menghitung jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh nya.
Ini seperti sebuah kutukan, dia tiba-tiba menjadi besar dan gemuk seperti ini, tapi tunggu, siapa orang-orang di sekitarnya saat ini?
Waktu bergulir.
Dua puluh empat jam pada akhirnya Acalapati bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi, ya dia sadar ini bukan tubuhnya, ingatannya berakhir pada saat dia melihat bayangan Pangeran Lingga gegas menyangga tubuhnya yang berlumuran darah, setelah itu semua menjadi gelap dan dia tiba-tiba terjaga di tubuh wanita ini, wanita yang memiliki body gemuk dan bernasib menyedihkan.
Sambil memikirkan bagaimana kelanjutan hidupnya Acalapati sedang merancang cara membalaskan ketidak adilan pada wanita pemilik tubuh ini.
Satu jam yang lalu sekilas ingatan menerjangnya, bayangan yang Acalapati simpulkan sebagai akhir hidup wanita ini.
Ternyata bukan kecelakaan murni yang di alami Sekar, ada seseorang yang sengaja memutus kabel rem mobilnya, seseorang itu tampak merencanakannya dengan matang, bahkan penyelidikan kecelakaan itu dinyatakan sebagai kecelakaan tunggal karena si pengendara mengantuk.
Tangan Acalapati terkepal kuat, dia adalah seorang Putri yang sudah kenyang dengan segala tipu daya, dia bukan wanita lemah yang bisa di permainkan seenaknya. Acalapati akan menjadikan jiwa dari raga wanita ini. Itu berarti menjadi tugas nya untuk mengelola bagaimana hidup wanita ini berlanjut nantinya.
Hari berlalu.
Seorang wanita yang Acalapati tau sebagai musuh dalam selimut itu menyodorkan surat perjanjian di hadapannya, wajah Yuana terlihat kesal karena rencananya tidak berjalan sesuai harapan.
Acalapati tertawa dalam hati, dan akan mulai menghitung mundur bencana yang akan dia ciptakan untuk si wanita jahat kekasih suami wanita yang menjadi raganya.
Tetapi keinginan terbesarnya adalah membuat tubuh gemuk ini kehilangan separuh berat tubuhnya, apapun yang terjadi Acalapati akan melakukan diet ketat, agar dia nyaman berada di dalam raga Sekar, yang mungkin akan menjadi raganya selamanya.
####
Mohon tinggalkan jejak cinta untuk author yaaa...
happy reading...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!