NovelToon NovelToon

Apakah Salah Jika Pemburu Iblis Mencoba Memasuki Dungeon?

Volume 01, Chapter 01.

Setelah berjuang melawan kibutsuji muzan Tanjiro dan semua anggota pembasmi iblis berhasil mengalahkannya dengan bantuan cahaya matahari.

Tetapi korban dari pertarungan itu sangat banyak, keluarga oyakata-sama dan beberapa hashira juga harus gugur saat melawan upper moon dan kibutsuji muzan. Bahkan kamado Tanjiro pun berakhir menjadi korban karena kehilangan banyak darah.

'apakah aku akan mati disini' pikir Tanjiro sambil perlahan kehilangan kesadarannya dia bisa merasakan tomioka-san dan anggota medis dari kediaman kupu kupu menangis di sekitarnya.

'terima kasih semuanya' pikir Tanjiro

Tanjiro tidak menyesali kematiannya karena baginya kematian pasti akan datang kapan pun, jadi dia selalu siap terlebih Tamayo-san dan Shinobu-san mengatakan bahwa setelah bangun nanti nezuko akan kembali menjadi manusia sama seperti korban muzan yang ditangkap tamayo -san saat festival dulu.

'nezuko, kakak minta maaf karena harus meninggalkanmu'

'tapi kakak yakin nezuko akan baik baik saja karena inosuke, zenitsu, tomioka-san, urokodaki–san , kanao, aoi–san ,sumi -chan, kiyo-chan , dan naho-chan pasti akan menjaganya'

Dengan pikiran tenang Tanjiro pun meninggal dunia. Tapi tanpa diketahui, dia tiba tiba terbangun di kasur di tempat yang tidak diketahui.

"ehhh..bukanlah aku sudah mati" gumam Tanjiro

Tanjiro bangkit dari tidurnya dan melihat tubuhnya,saat ini Tanjiro tidak mengenakan pakaian hanya celana korps pembasmi iblis saja yang digunakannya.

Tetapi luka di tubuhnya juga menghilang semua, lengan kiri yang sebelumnya dihancurkan kibutsuji muzan juga telah tumbuh kembali, semua luka yang didapatkan dari pertarungan melawan upper moon peringkat enam daki dan gyuutaro juga menghilang, sebenarnya apa yang terjadi.

Tanpa Tanjiro ketahui sebenarnya saat sebelum kematiannya Tanjiro telah berubah menjadi iblis dan meregenerasi tubuhnya sendiri tapi disaat itu juga dia kehilangan akal sehatnya dan mulai mengamuk sehingga membuat giyu tomioka dengan terpaksa harus memenggal kepalanya.

Tanjiro yang saat itu sudah kehilangan jiwanya tidak mengetahui itu tapi jiwanya telah terlempar dengan kondisi tubuh terakhirnya .

Fwuuhhhh…

Menarik nafas untuk melakukan teknik pernafasan penuh Tanjiro tidak merasakan penolakan atau rasa sakit sama sekali.

"syukurlah, sepertinya tidak ada luka dalam yang terjadi pada tubuhku" gumam Tanjiro dengan tersenyum.

"ahh.. bagaimana dengan nezuko, yang lainnya bagaimana dengan muzan apa kami berhasil mengalahkannya?" lanjut Tanjiro mulai panik karena teringat saat pertarungannya dengan muzan.

"jika aku tidak salah ingat kami berhasil mengalahkan muzan dengan membuatnya tersengat sinar matahari terbit tapi setelah itu aku tidak ingat apapun" Tanjiro mulai mengingat ingat kembali pertarungan sebelumnya dan memang memastikan bahwa pertarungan saat itu memang dimenangkan oleh para korp pembasmi iblis "aku juga yakin kalau aku tidak akan bisa selamat terlebih aku telah kehilangan banyak darah karena lenganku telah dihancurkan oleh kibutsuji muzan tapi..?" disini Tanjiro melihat kearah lengan kirinya yang seharusnya telah tiada tetapi saat ini lengannya telah kembali dan tidak ada bekas luka apapun.

"Apakah ini sebuah mimpi?" Tanjiro mulai berpikir bahwa yang dirasakan saat ini hanyalah sebuah mimpi belaka.

Untuk mengkonfirmasinya Tanjiro mencubit pipinya dengan sekuat tenaga untuk mencoba bangun.

"INI MENYAKITKAN!!" teriak Tanjiro " barusan aku merasakan sakit sepertinya ini bukanlah mimpi"

Disaat Tanjiro sedang merenung tiba-tiba terdengar seseorang mulai berlari mendekat ke arahnya.

"aku mencium seseorang sedang mendekat" dengan indra penciumannya yang luar biasa Tanjiro bisa merasakan bau seseorang yang mendekat lebih cepat dari suaranya.

Melihat kearah pintu Tanjiro mendengar seseorang membuka pintu dan melihat ke arahnya.

"sepertinya kamu sudah bangun anak muda, apa kau tidak apa apa kami mendengar kau berteriak barusan?"

Tanjiro melihat seorang pria tua dan gadis muda disampingnya mendekat ke arahnya dengan nada khawatir. "tidak, aku tidak apa apa, terima kasih karena mengkhawatirkanku"

"syukurlah kalau kau tidak apa apa?"

"anu…saya kamado Tanjiro bolehkah saya tahu nama anda dan orang disebelah anda"

"hahahaha maaf karena lupa memperkenalkan diri namaku caam dan ini putriku lina kamu saat ini berada di rumahku" jawab pria tua itu memperkenalkan dirinya dan putrinya.

'caam-san dan lina-san sungguh nama yang unik' pikir Tanjiro karena baru pertama kali mendengar nama yang terdengar berbeda.

"terimakasih karena mengijinkan aku tidur di tempat anda jika boleh bertanya dimana caam-san menemukan saya, karena jujur saya tidak bisa mengingat apapun" jawab Tanjiro sambil berjalan mendekat ke arahnya.

"kalau masalah itu tidak masalah, sebelumnya ada seseorang dari desa kami melihatmu pingsan di pinggir hutan pegunungan beol dan membawamu ke desa ini karena kebetulan aku adalah kepala desa ditempat ini, yang lebih penting apa kau sudah lebih baik jika kau merasa sakit sebaiknya kau tetap beristirahat"

"terima kasih caam-san anda sangat baik, tapi tidak apa-apa aku merasa tubuhku sangat baik meskipun kepalaku sedikit kebingungan dengan tempat ini karena aku benar-benar tidak tahu dimana tepatnya pegunungan beol ini" tanya Tanjiro dengan senyum meskipun Tanjiro jujur sangat kebingungan "caam-san kalau boleh tahu desa ini dimana apa anda tahu tempat letak gunung kumotori atau gunung sagiri?" tanya Tanjiro pada caam untuk memastikan

gunung kumotori adalah tempat tinggal Tanjiro dan keluarganya sebelumnya sedangkan gunung sagiri adalah tempat dimana Tanjiro berlatih dengan gurunya urokodaki sakonji.

"tidak, maaf tapi aku tidak tahu Tanjiro muda aku tidak mengetahui kedua tempat itu, tapi dari namanya sepertinya tempat itu memiliki nama-nama pegunungan dari timur yang jauh" jawabnya.

"timur, jadi begitu, tidak caam-san tidak perlu meminta maaf aku sangat senang karena mendapatkan informasi apapun, hehe karena sepertinya aku tersesat" jawab Tanjiro sambil memegang belakang kepalanya dan tersenyum malu.

"hahaha jadi begitu, kau terlihat sudah sehat dan tidak ada luka ditubuhmu bagaimana kalau kita keluar dan menemui warga lain mungkin saja nanti Tanjiro muda akan mengingat kembali atau warga desa lain tahu kedua tempat yang kau sebutkan"

"terima kasih caam-san, aku rasa tubuhku baik baik saja jadi mohon bantuannya" jawab Tanjiro dengan senyumnya yang khas

"oh, aku hampir lupa… Tanjiro muda selamat datang di desa edas"

```

Setelah mengenakan pakaian yang disiapkan Tanjiro keluar dari rumah kepala desa, Tanjiro berjalan bersama dengan caam-san meninggalkan lina dirumah.

"kalau begitu lina aku akan pergi bersama Tanjiro muda mengelilingi desa, tolong jaga rumah"

"baik ayah"

"lina-san ittekimasu" tegur Tanjiro

"ya, itterasshai Tanjiro-kun" jawab Lina pada Tanjiro.

Melihat caam-san yang berjalan menggunakan tongkat Tanjiro berjalan mendekat dan membantunya berjalan dengan perlahan.

"aku akan membantu caam-san"

"terima kasih banyak Tanjiro muda, kamu benar benar anak yang baik"

"tidak, aku hanya melakukan hal yang normal"

'heheh jadi begitu ya menjadi sangat baik adalah hal yang normal untukmu' pikir caam

Dengan begitu Tanjiro bersama dengan caam-san berkeliling desa edas dan bertemu dengan banyak orang serta kami bertanya tentang gunung kumotori dan gunung sagiri tapi sepertinya tidak ada informasi apapun tentang mereka.

Tapi ada hal lain yang membuat Tanjiro jauh lebih bingung dari sebelumnya karena ada seseorang di depannya memiliki bagian tubuh yang seharusnya tidak dimiliki manusia.

'mengapa orang itu memiliki telinga anjing di kepalanya, sebenarnya tempat apa ini?' pikir Tanjiro.

Volume 01, Chapter 02.

Disebuah desa di pegunungan beol yang dikenal sebagai desa edas terlihat sesosok pria muda sedang membawa sekeranjang besar arang menuju salah satu rumah di desa itu.

"Selamat pagi Shela-san, Rigit-san" sapa Tanjiro  sambil membawakan sekeranjang arang pada kedua penduduk desa di depannya

"Ohh.. Tanjiro  kau sudah datang masuklah kedalam!! cuaca sedang buruk" tegur rigit-san pemilik rumah tersebut.

"Tidak rigit-san terima kasih atas tawarannya tapi aku harus mengirim batu arang ke tempat lain karena cuaca semakin dingin aku yakin mereka sangat membutuhkan arang baru ini untuk perapian mereka" jawab Tanjiro  menolak ajakan dari rigit dengan sopan.

"Jadi begitu ya, kau benar benar rajin Tanjiro , ini uangnya kalau begitu hati hati saat berjalan salju sudah lumayan banyak menumpuk"

"Terima kasih rigit-san, baik aku akan berhati-hati" jawab Tanjiro  sambil menerima uang hasil penjualan arang nya pada rigit

"kalau begitu rigit-san aku pergi dulu, ittekimasu"

""Itterasshai"" balas rigit-san dan shela-san

Sudah 4 bulan sejak Tanjiro  terdampar di desa ini saat ini adalah musim dingin dan salju telah menumpuk, Tanjiro  memilih untuk mengumpulkan uang dengan bekerja sebagai magang dari tukang kayu bakar dan pembuat arang di desa ini untuk mencari uang.

Alasan Tanjiro  membutuhkan uang adalah karena dia ingin pergi keluar untuk menjelajah dan mencari informasi tentang cara agar dia bisa pulang ketempat asalnya.

Jujur saja Tanjiro  tidak terlalu berekspektasi besar untuk bisa pulang setelah lama tinggal ditempat ini. Karena setelah mengetahui tentang tempat ini Tanjiro  semakin yakin bahwa tempat ini bukan hanya tempat yang jauh dari tempat dia tinggal melainkan tempat ini juga seperti dunia asing baginya.

Tapi Tanjiro  bukanlah pria yang mudah menyerah jadi Tanjiro  tetap memegang tekadnya untuk mencari jalan pulang.

Tok tok

"Selamat pagi Yoffie-san, apa ada orang dirumah?" Teriak Tanjiro  saat mengetuk pintu rumah pelanggan terakhirnya hari ini.

"Tunggu sebentar Tanjiro !!" Teriak seseorang dari balik pintu.

"Baik" jawab Tanjiro .

***

Setelah Tanjiro  selesai mengirim semua arang Tanjiro  kembali ke tempat pembakaran arang, Tanjiro  mulai memotong kayu yang akan dibuat arang nantinya.

"Selamat siang Tanjiro " tegur seseorang pada Tanjiro .

"Ah..selamat siang paman gilbert" jawab Tanjiro  setelah melepaskan kapaknya.

"Kemarilah Tanjiro  aku membawa makanan!"

"Baik paman gilbert"

Paman gilbert adalah pemilik bisnis kayu bakar dan arang di desa ini, dia bertugas menyediakan kayu bakar dan arang untuk keperluan desa. Aku sudah bekerja dengannya selama hampir 4 bulan dan terkadang paman selalu memberikan makan siang padaku seperti ini.

"Paman gilbert bisakah aku libur besok aku ingin pergi ke hutan besok pagi"

"Tentu saja boleh Tanjiro  berkat kamu pengiriman arang jauh lebih cepat, libur satu atau dua hari bukan masalah"

"Terima kasih paman gilbert"

"Berapa orang yang akan pergi bersamamu Tanjiro "

"Seperti biasa aku akan pergi sendiri paman gilbert"

"Jadi begitu, aku tahu kau sangat kuat tapi kau harus tetap berhati hati karena bukan hanya hewan buas saja yang muncul di hutan tapi monster juga akan muncul"

"Aku mengerti paman"

Para warga desa tahu kalau aku cukup kuat karena aku pernah ikut berburu bersama para pria lain di desa dan berhasil mengalahkan para monster yang menyerang rombongan kami.

Semenjak tahu bahwa ditempat ini memiliki monster Tanjiro  juga mulai merasa takut jika para monster menyerang desa jadi dia sering berburu monster yang mendekat, tetapi kepala desa caam-san memberitahunya bahwa monster tidak akan berani mendekat ke arah desa karena mereka takut dengan sisik naga hitam yang ada didesa, jadi para monster hanya berkeliaran jauh didalam hutan dan tidak berani untuk mendekat apalagi menyerang desa.

Setelah mendengar hal itu Tanjiro  cukup senang tapi setelah melihat jika monster adalah makhluk yang hidup berdasarkan insting untuk membunuh seperti para oni Tanjiro  tidak bisa membiarkannya dan mencoba melawan mereka, terlebih Tanjiro  berniat untuk pergi menjelajah untuk mencari informasi untuk pulang jadi dia harus paham seberapa berbahaya monster dan bagaimana cara mengalahkannya.

................

Keesokan harinya setelah memakan buah buahan untuk sarapan Tanjiro mulai berkemas untuk bekal, karena rencananya Tanjiro akan berjalan masuk kedalam hutan di pegunungan beol, mengambil pedang patahnya Tanjiro pergi keluar dari rumah atau gudang yang ditinggalinya selama beberapa bulan ini.

Setelah dirawat oleh caam-san dan lina-san Tanjiro memilih untuk tinggal di gudang tua agar tidak merepotkan mereka, jadi Tanjiro telah tinggal sendiri di gudang tua dekat lumbung penyimpanan kayu bakar milik paman gilbert yang dikenalkan oleh caam-san.

Alasan mengapa pedang yang digunakan Tanjiro patah kemungkinan diakibatkan pertarungannya dengan muzan sebelumnya, sama seperti pakaiannya yang hancur pedangnya juga memiliki keadaan yang sama seperti terakhir kali Tanjiro melawan muzan.

'ittekimasu' gumam Tanjiro meskipun tidak ada orang lain tapi hal ini sudah menjadi kebiasaan.

Hanya dalam sekejap Tanjiro menggunakan teknik pernapasan penuh untuk memperkuat dan mempercepat tubuhnya agar bisa memasuki hutan sedalam mungkin dengan cepat karena jika di permukaan dekat desa monster tidak akan berani mendekat jadi Tanjiro harus memasuki hutan lebih dalam lagi.

snipp snipp..

"aku bisa menciumnya bau monster disekitar sini" gumam Tanjiro saat sudah memasuki hutan cukup dalam Tanjiro berhenti karena berhasil mencium bau monster disekitarnya. "mahluk hijau itu ..  sepertinya goblin"

Tanjiro sering bertemu dengan monster berperawakan pendek dan bertelinga panjang itu, menurut caam-san monster itu bernama goblin. dan Tanjiro telah membunuhnya beberapa hari lalu juga.

Goblin bukanlah makhluk yang cukup pintar dan Tanjiro pernah mencoba berbicara pada mereka tapi bukan hanya Tanjiro tidak mengerti bahasa yang digunakan para monster itu, para goblin itu langsung menyerang Tanjiro dengan membabi buta seperti ingin membunuhnya jadi Tanjiro beranggapan bahwa para goblin ini adalah monster yang harus dibunuh karena seperti para iblis, para monster memang berkeinginan melukai makhluk hidup lainnya dan manusia adalah salah satu contohnya.

"tiga ekor goblin seharusnya aku bisa" berjalan mendekat Tanjiro memasang kuda-kudanya.

Ketiga goblin itu juga melihat kearah Tanjiro dan langsung berlari ke arahnya

graaaa

grraaaghhh

hraaahhh

Ketiganya hanya menggunakan kayu yang dibuat runcing sebagai senjata mereka untuk menyerang Tanjiro.

Bahkan tanpa perlu menggunakan teknik pernapasan sekalipun Tanjiro berhasil memotong kepala mereka dengan mudah.

plukkk..

Hanya dalam sekejap ketiga kepala goblin terjatuh di belakang Tanjiro. sebenarnya Tanjiro tidak perlu memenggal kepala mereka karena para goblin tidak seperti iblis yang harus dipenggal kepalanya untuk membunuhnya, karena goblon dan beberapa monster yang telah ditemui Tanjiro tidak memiliki kemampuan regenerasi seperti para demon jadi dengan diberikan luka fatal saja monster akan bisa dikalahkan.

Tetapi Tanjiro merasa dengan memenggal kepala para monster itu mereka akan sedikit merasakan penderitaan rasa sakitnya.

Setelah membunuh ketiga goblin itu Tanjiro berjalan mendekat ke arah tubuh tiga goblin yang mulai menghilang seperti para demon, disana Tanjiro mengambil tiga permata yang muncul setelah tubuh para goblin lenyap.

"batu ajaib  .. aku harus mengumpulkannya"

Batu yang diambil Tanjiro berwarna ungu gelap dan didalamnya terlihat seperti banyak bintang berkilauan, Tanjiro mulai mengumpulkan batu ajaib ini sejak beberapa bulan lalu untuk dijual nantinya.

Awalnya Tanjiro tidak tahu batu bercahaya apa ini, tapi setelah membunuh monster dan Tanjiro bertanya pada caam-san, caam-san menanyakan apakah Tanjiro mengambil batu ajaib dari para monster yang dibunuhnya. dan disanalah Tanjiro dijelaskan jika batu ajaib ini bisa dijual di orario.

Volume 01, Chapter 03.

Setelah mengalahkan goblin Tanjiro mencari monster lain dan menemukan monster berkepala anjing yang disebut kobold, sama seperti goblin para kobold yang dibunuh Tanjiro juga mengeluarkan batu sihir setelah mayat mereka menghilang.

Perburuan monster hari ini Tanjiro berhasil mendapat 16 batu sihir, setelah hari mulai gelap Tanjiro bersiap untuk kembali kedesa karena cukup berbahaya berada di hutan saat malam hari.

Meskipun Tanjiro cukup kuat tapi dia memilih untuk tetap berhati hati. sesampainya di desa Tanjiro langsung mandi menggunakan air yang diambil dari sungai saat perjalanan pulang berburu sebelumnya.

Tanjiro terus melakukan perburuan sampai pertengahan musim semi tiba, Tanjiro saat ini mulai mengemasi barang barang nya karena 2 hari kedepan Tanjiro akan pergi meninggalkan desa.

"besok aku akan berpamitan pada penduduk desa untuk pergi meskipun sangat mengecewakan untuk meninggalkan para warga desa yang lain, aku harus mencari jalan pulang" Tanjiro merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan penduduk desa lain karena Tanjiro sudah tinggal selama lima bulan di desa ini Tanjiro sudah sangat akrab dengan para penduduk desa lainnya.

Tetapi Tanjiro harus pergi untuk mencari petunjuk bagaimana cara untuk pulang. sebelumnya Tanjiro berpikir untuk berkeliling sambil bertanya dari tempat lain ke tempat lainnya, tapi caam-san dulu pernah berkata jika mungkin saja para kamigami yang tinggal di orario mungkin tahu apa yang terjadi padanya.

```

Beberapa bulan yang lalu.

Tanjiro menceritakan kisahnya pada caam-san dan caam-san mendengarkannya dengan serius dan mempercayainya.

"jadi hal seperti itu pernah terjadi padamu Tanjiro muda"

"benar" jawab Tanjiro

"kau pasti menjalani hidup yang berat Tanjiro muda, aku paham kau ingin cepat pulang ketempat keluargamu berada tapi aku benar benar minta maaf karena aku tidak tahu tentang tempat tinggalmu dan juga demon yang kau sebutkan dalam ceritamu"

"caam-san tidak perlu meminta maaf, aku juga cukup merasa aneh dengan tempat ini" sambil melihat kearah jendela Tanjiro melanjutkan "tempat ini benar benar berbeda dengan tempat yang aku tahu, terlebih ada beberapa manusia yang memiliki keunikan pada tubuh mereka"

"ahh maksudmu para ras lain selain manusia?"

"benar, beberapa penduduk yang tadi kami temui memiliki karakteristik binatang pada tubuh mereka"

"apa ditempat Tanjiro muda tidak ada ras lain selain manusia"

"tidak, aku belum pernah mendengarnya ataupun melihatnya, kecuali para demon tapi bau mereka sangat berbeda karena bau para demon seperti campuran bau busuk dan darah"

"jadi begitu pantas saja saat bertemu sila yang seorang chienthrope tadi kau terus melihat kearah telinganya" jawab caam-san pada Tanjiro yang terlihat meminta maaf karena tidak sopan melihat ke arah telinga sila sebelumnya

"Aku benar benar minta maaf soal itu" jawab Tanjiro karena malu sambil mengusap belakang kepalanya

"Hahaha tidak, aku yakin sila tidak merasa keberatan karena kau sudah minta maaf sebelumnya jadi Tanjiro soal tempat tinggalmu" memotong percakapan sebelumnya caam-san kembali melanjutkan pembahasan tentang tempat tinggal Tanjiro sebelumnya "aku mungkin tidak memiliki petunjuk apapun tentang tempat tinggalmu sebelumnya tapi mungkin saja para kamigami akan tahu"

"kamigami, maksud anda para kami-sama ? caam-san anda mengatakan seolah-olah mereka seperti bisa ditemui" tanya Tanjiro kebingungan

"hahahah sepertinya Tanjiro muda memang belum mengetahuinya ya?" jawab caam-san sambil tertawa ringan dan mulai menjelaskan pada Tanjiro "sebenarnya tidak ada yang tahu pasti kapan tepatnya dahulu kali para kami-sama turun kebumi…

................

Hari ini adalah salah satu hari yang penting untuk Tanjiro karena hari ini Tanjiro akan meninggalkan desa edas.

Setelah tinggal lebih dari 5 bulan di desa ini Tanjiro telah mengumpulkan beberapa ribu valis dan beberapa batu sihir yang akan dijual nantinya.

"batu sihir yosh, uang yosh, pakaian dalam ganti yosh" gumam Tanjiro sambil melihat perlengkapan yang akan dibawanya "semua yang diperlukan sudah kubawa sekarang aku tinggal berpamitan dengan caam-san dan Lina-san"

Tanjiro sudah berpamitan pada semua penduduk desa kemarin dan caam-san dan Lina-san tidak terkecuali. tetapi Tanjiro tetap memilih untuk pergi kesana untuk berpamitan kembali dengan mereka.

Keluar dari gubuk lamanya Tanjiro ingin bertemu dengan paman gilbert tapi dia sudah tidak ada.

'paman gilbert tidak, yah bukan berarti aku tidak akan kesini lagi jadi kupikir aku akan bertemu dengannya suatu hari nanti' pikir Tanjiro.

Sesampainya dirumah caam-san Tanjiro melihat banyak sekali warga desa ada didepannya.

"semuanya..kenapa?"

"hahaha pertanyaan apa itu Tanjiro, kau sudah seperti bagian keluarga dari desa ini, biarkan kami mengantar keberangkatanmu"

jawab paman gilbert yang ternyata berada disini

"itu benar Tanjiro kau itu sudah seperti keluarga disini"

"itu benar"

"ya benar sekali"

"Kakak Tanjiro"

Banyak sekali persetujuan dari para penduduk desa yang lain yang merasakan hal yang sama seperti paman gilbert, dari sini saja bisa terlihat seberapa penting dan perhatiannya mereka pada Tanjiro yang bisa dibilang hanya sebagai pendatang

"terima kasih semuanya" jawab Tanjiro sambil tersenyum dan meneteskan air mata karena kegembiraan diperhatikan oleh mereka.

"Tanjiro muda" tiba tiba terdengar suara yang sudah dikenalnya, suara ini adalah milik orang pertama yang dikenal Tanjiro di tempat yang tidak diketahui Tanjiro sama sekali ini.

Pemilik suara itu terlihat sudah tua dan berjalan bungkuk, tetapi saat ini wajahnya tersenyum tulus melihat langsung ke arah Tanjiro

"caam-san?" jawab Tanjiro tersedu sedu.

"Tanjiro meskipun kau baru tinggal disini tapi  kau telah menjadi sosok yang penting bagi desa ini, sifatmu yang baik dan pekerja keras membuat kami mengagumi dirimu,"

'tidak aku, aku tidak sehebat itu' pikir Tanjiro tanpa mengucapkannya dan memilih untuk mendengarkan.

"oleh karena itu Tanjiro sebenarnya kami tidak ingin kau pergi. tapi kami tau kau punya tujuan yang harus kamu capai jadi kami hanya bisa mendoakan keberhasilanmu dari sini"

"terima kasih caam-san, semuanya, aku.. aku sangat merasa beruntung karena kalian semua mau mendoakan diriku" jawab Tanjiro  sambil tersenyum karena merasa gembira diperhatikan dan disayangi para penduduk.

"Tanjiro kemarilah" minta caam-san untuk Tanjiro agar mendekat ke arahnya.

Mendengar permintaan caam-san Tanjiro berjalan mendekat ke arahnya "caam-san..in.ini" tanya Tanjiro melihat sebuah kain di kedua lengan caam-san yang diarahkan pada Tanjiro.

"Lina memperbaikinya untukmu" jawab caam-san.

Apa yang dipegang caam-san adalah haori motif kotak-kotak dengan warna hijau dan hitam. haori itu tidak lain adalah haori milik Tanjiro yang telah rusak sebelumnya.

Tapi sekarang haori itu telah menjadi seperti baru. meskipun ada beberapa jahitan baru, tapi itu tidak terlihat sama sekali.

"terima kasih caam-san, lina-san" jawab Tanjiro sambil memeluk haori kenangan miliknya.

"tidak masalah Tanjiro-kun" jawab Lina dan caam-san yang tersenyum.

Setelah menggunakan haorinya Tanjiro pergi keluar desa sambil saling melambai dengan penduduk lain.

"semuanya sampai jumpa"

"oh..jaga dirimu Tanjiro"

"jangan lupa makan yang banyak nak"

"Kakak Tanjiro sampai jumpa"

Kepergian Tanjiro pun berakhir dengan baik tanpa ada masalah.

"jangan menangis" Tegur caam pada penduduk yang lain yang terlihat hampir menangis "jika kita menangis itu akan membuat Tanjiro muda merasa bersalah"

Dan semua penduduk akhirnya menahan rasa sedih mereka dan mengantarkan kepergian Tanjiro dengan senyuman diwajah mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!