NovelToon NovelToon

Kekasih Ku Ternyata Pria Kaya

Chiyo Atsusi Hanzo

"Apa? Hilang lagi?" Daddy Chiyo yaitu Kenji Atsusi Hanzo tengah dikejutkan oleh ulah putra nya.

Ya, Chiyo sangat ceroboh dan menggampangkan dalam segala hal karena merasa anak dari seorang konglomerat. Dia bahkan lupa dia memarkir mobilnya hingga dengan gampangnya dia tidak peduli dengan berapa harga mobilnya itu.

Asal main menghubungi pengawal pribadi. Minta dijemput dan menyuruh pula pengawal pribadi Daddy nya untuk mencari itu mobil.

"Daddy tinggal suruh pengawal pribadi Daddy, buat menemukan itu mobil. Nanti juga pasti ketemu."

" Kamu!" kesal Daddy Kenji dengan wajah penuh murka kepada Chiyo. Dia bahkan hendak menampar pipi mulus Chiyo karena ini bukan kali pertama. Melainkan ratusan. Ya, ratusan kali dia menghilangkan mobil mewah nya dan berhasil ditemukan setelahnya oleh pengawal pribadi daddy nya.

"Daddy! Jangan!" teriak mommy Mia Shinichi yang berlari kecil dan menahan tangan Daddy Kenji.

"Ini karena didikan mommy! Chiyo menjadi anak yang manja dan sangat ceroboh. Dia bahkan tidak pernah menghargai uang sama sekali. Lihat! Aku bisa gila mommy." Murka dari Daddy Kenji dengan raut wajah merah karena Chiyo seolah kutukan baginya. Anak laki satu-satunya dari keluarga Hanzo yang dia pikir bisa menjadi kebanggan keluarga, ternyata malah sebaliknya. Chiyo sangat susah diatur dan bahkan kerja nya hanya foya-foya. Menghamburkan uang dalam ATM nya yang tidak ada kata habis-habisnya.

Sempat ingin diblokir, tapi mommy Mia menangis hebat dan memohon agar Daddy Kenji tidak melakukannya.

"Kali ini Daddy tidak bisa! Daddy harus menghukum mu. Supaya kamu bisa belajar mandiri dan menghargai uang."

"Daddy..."

"Mommy, demi kebaikan dimasa depan Chiyo. Aku harus kirim dia ke Indonesia."

"Indonesia?" Mommy Mia yang ternganga dibuatnya. Keputusan Daddy Kenji sepertinya sudah tidak bisa dia tawar lagi. Ratusan kali dia sudah menyelamatkan putra kesayangannya dari amukan Daddy Kenji setiap Chiyo melakukan kesalahan. Rasanya kali ini, Mommy Mia kalah. Karena baru pertama kali dari ratusan kali Chiyo melakukan kesalahan, baru kali ini pula Daddy Kenji hampir melayangkan tamparan untuk Chiyo.

"Aku tidak mau pergi ke sana!"

"Apa? Daddy tidak butuh pendapat kamu. Mau tidak mau, suka tidak suka. Kamu harus Daddy kirim ke Indonesia. Supaya apa? Supaya kamu tahu bagaimana menghargai uang. Supaya kamu tahu, susahnya kakak-kakak perempuan kamu mengelola perusahaan kita hingga kita hidup berkemewahan. Dan terakhir Chiyo! Supaya kamu mandiri di masa depan dan dapat Daddy percaya untuk mengelola aset-aset keluarga!" Daddy Kenji yang mengatakan hal itu dengan penuh penekanan.

"Aku tidak tahu seluk beluk Indonesia Daddy, hanya waktu kecil diajak Daddy dan Mommy yang katanya adalah negara asal mommy. Tidak membuat ku tertarik untuk tinggal disana." Chiyo yang bangkit dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan Daddy dan Mommy nya.

"Mau kemana kamu? Cepat kamu kemasi barang-barang kamu dalam koper dan bersiaplah ke bandara Narita."

"Aku tidak mau pergi Daddy!"

"Chiyo sayang," mommy Mia yang menarik lengan putra nya dan masuk ke dalam kamar. "Chiyo, kamu baik-baik ya disana sayang. Mommy yakin, saudara-saudara mommy pasti akan merawat kamu dengan baik sayang."

"Siapa bilang dia akan tinggal di tempat saudara mommy? Tidak ada kata tinggal ditempat saudara mommy!" cetus Daddy Kenji yang mendengar percakapan mereka.

"Daddy..."

"Mommy!" bentak Daddy Kenji karena ini semua demi kebaikan Chiyo.

Mommy Mia kemudian menangis karena mau tidak mau dia harus melepaskan Chiyo. "Maafkan mommy Chiyo, mommy tidak bisa melarang Daddy."

"Mom..." Mommy Mia yang kemudian pergi dari hadapan Chiyo.

"Kemasi baju-baju kamu Chiyo!"

"Dad... Come on... Please! I'm sorry Dad..."

"No! Kali ini Daddy harus tegas sama kamu Chiyo. Kemasi!" teriak Daddy Kenji seraya melotot.

Chiyo pun hanya pasrah. Biasanya, Daddy Kenji akan marah jika Chiyo berbuat kesalahan. Tapi tidak seperti ini. Hingga menyuruh dia pergi ke Indonesia dan hidup mandiri di sana.

Chiyo yang sudah selesai mengemasi baju-baju dalam koper besar nya. Langkah Chiyo tidak bersemangat saat keluar dari pintu rumah diikuti dengan tangis mommy Mia yang terisak-isak. "Chiyo..." Mommy Mia yang tidak kuasa melihat putra nya masuk mobil dengan di antar supir dan beberapa pengawal pribadi dari Daddy Kenji.

Dua mobil hitam itu pun keluar dari halaman rumah mereka. Dua mobil yang hendak membawa Chiyo ke bandara Narita.

Namun dipertengahan jalan sebelum sampai ditujuan yakni bandara Narita. Chiyo melancarkan aksi penggagalan keberangkatannya ke Indonesia.

Melawan pengawal satu yang duduk di depan itu. Aku mungkin masih bisa mengatasi. Tapi kalau harus melawan tiga lagi yang ada di mobil belakang. Rasanya, ototku pasti remuk redam dan pasti patah tulang.

gumam Chiyo dengan memperhatikan betul otot-otot nya meskipun dia belajar ilmu judo.

"Menepi sebentar!" perintah Chiyo kepada supir.

"Tapi tuan, sebentar lagi kita akan sampai."

"Aku bilang menepi!" Nada Chiyo lebih keras supaya supir Daddy nya mengikuti perintahnya.

"Baik tuan."

Alhasil mobil pun berhenti. " Aku hanya beli minuman, jadi kau tidak usah turun!" seru Chiyo kepada pengawal pribadinya yang hendak turun namun dengan cepat dia melarangnya.

Chiyo sengaja mengelabuhi nya. Awalnya memang mereka tidak curiga. Karena Chiyo memang terlihat ingin memasuki minimarket. Namun ternyata Chiyo lari dengan kecepatan penuh bertenaga dan menjauh dari para pengawal yang berusaha mengejarnya.

"Tuan Chiyo! Tunggu!" seru salah seorang pengawal yang diikuti pengawal lainnya guna mengejar tuan muda nya yang berusaha kabur dan tidak mau berangkat ke Indonesia.

Chiyo tahu. Satu banding empat, tentulah dia akan kalah kalau dia tidak segera bersembunyi.

Alhasil dia berbelok ke acara bazar di sekitaran jalan itu dan mencoba untuk bersembunyi diantara mereka.

"Ssst!" Chiyo yang memberi tanda untuk diam kepada bocah kecil yang tengah berjualan. Untuk tidak memberi tahu keberadaan dia yang bersembunyi di dalam karung kosong milik bocah tersebut.

Sementara para pengawal Daddy Kenji yang sibuk dengan berusaha keras memandangi satu persatu orang yang berada dalam keramaian. Belum lagi mereka juga bertanya kepada satu persatu orang yang sedang berdagang disana.

"Sial! Kita kehilangan jejak tuan muda," kata salah satu pengawal yang kemudian berdecak.

.

.

"Mengurus Chiyo saja tidak becus kalian!" Murka Daddy Kenji kepada kelima pengawal nya.

Kelima pengawal Daddy Kenji yang sama sekali tidak berani menatap tuan besar nya. Mereka semua serentak menundukkan kepala.

Mommy Mia hanya menangis mendengar berita itu.

Sementara Chiyo yang tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepada gadis kecil yang telah menolongnya, karena tidak memberi tahu pada orang-orang yang memakai jas hitam rapi dengan tubuh yang kelima-limanya adalah kekar semua. Yakni pengawal pribadi Daddy nya.

"Thank you gadis manis... Bye," kata Chiyo kepada gadis kecil tersebut dan dia kemudian pergi.

Sampai dimana hari sudah siang, Chiyo pun berniat akan membeli makan siang.

"Coba ini!" Chiyo yang memberikan ATM nya guna membayar makanan yang hendak dibelinya.

"Maaf, ini juga tidak bisa." Petugas kasir yang memberikan kembali ATM Chiyo.

Sampai semua ATM dalam dompetnya dia keluarkan dan apa yang terjadi? Semua nihil tidak dapat dipergunakan untuk membayar satu paket makan siang beserta minuman bersoda nya. "Arrgh!" geram Chiyo yang kemudian mengembalikan satu paket makanan tersebut kepada petugas restoran cepat saji meskipun jujur dia sangat malu.

Chiyo merasa kesal. Karena dia tahu, itu semua pasti perbuatan Daddy nya. Sampai dimana dia hanya luntang-lantung berjalan menyusuri sungai ditengah kota Tokyo sembari menahan rasa lapar pada perutnya hingga malam hari.

Akhirnya dia memutuskan pulang dengan wajah kusut dan kaki nya yang lemas akibat perjalanan jauh yang ditempuhnya.

"Tuan muda! Tuan muda!" Salah seorang pengawal pribadi yang mendapati Chiyo tengah berjalan lemas dan langsung ambruk karena pingsan.

Pengawal yang lainnya pun melapor kepada tuan besar jika Chiyo sudah pulang dan kini tengah pingsan.

"Bagus, kalian bawa Chiyo ke dalam!" perintah Daddy Kenji kepada pengawal nya.

Chiyo pun akhirnya dibawa masuk dan dibaringkan ke kamar tidurnya. Namun jangan salah. Kedua kakinya dirantai supaya tidak bisa pergi kemana-kemana setelah dia sadar.

"Daddy keterlaluan! Chiyo ini anak kita Dad. Kenapa tega harus dipasang rantai segala?" tangis mommy Mia mengiba supaya suaminya melepaskan rantai pada kedua kaki putra nya.

Sementara Chiyo yang kemudian baru sadar setelah pingsan nya semalam. Membuka matanya perlahan sambil mengucek nya. Dan memang ini adalah kamar tidur yang tidak asing baginya.

Namun ketika dia hendak beranjak dari tempat tidur. Dia melihat jika dipergelangan kedua kakinya ada yang aneh. "Ssiitt!" Satu kepalan tangan kirinya beserta urat-urat yang menonjol menonjok di atas ranjang nya.

Dan itu masih belum cukup. "Kalian mau apa kan aku?" Nada marah Chiyo melihat beberapa pengawal pribadi daddy nya masuk ke kamar tidur dengan membawa jarum suntik.

BERSAMBUNG

Chiyo Atsusi Hanzo

Chiyo Dibius Dan Dibawa Ke Indonesia

"Aaaaaaa..." teriak Chiyo dari awal nya kencang tiba-tiba melemah karena suntikan dari pengawal pribadi Daddy nya.

"Bagaimana? Apa sudah beres semua?" tanya Daddy Kenji.

"Daddy...Dad!" Mommy Mia seraya geleng-geleng kepala tidak tega kepada putra nya.

Ya, Chiyo istilah kasarnya diasingkan oleh Daddy nya sendiri dengan cara yang tidak lazim. Chiyo dibawa para pengawal ke bandara berikut koper besar nya dan dimasukkan ke jet pribadi milik keluarga mereka yang berada di bandara Narita.

Wuzz

Chiyo bahkan tidak bisa menikmati perjalanan udara nya saat berada di jet pribadi. Dia terus tertidur dan selalu diawasi oleh para pengawal yang sudah diutus oleh Daddy Kenji guna meneropong putra nya dari kejauhan meskipun pada akhirnya terkesan seperti ditelantarkan atau dibuang begitu saja saat nanti Chiyo sudah sampai di Jakarta.

Dosis pada obat bius yang cukup tinggi membuat Chiyo tertidur lelap layaknya seorang bayi.

Ketika jet pribadi milik Hanzo Grup sudah tiba di kota Jakarta pun, Chiyo bahkan belum sadar, hingga lancar lah rencana Daddy Kenji meletakkan begitu saja tubuh putra berdarah Jepang-Indonesia nya itu tepat di depan pintu masuk Hanzo Market, seperti layaknya orang gila.

Hanya koper besar yang ada di dekat Chiyo yang tengah tidur terlentang diatas lantai tidak jauh dari pintu masuk Hanzo Market.

Daddy Kenji tidak memberikan fasilitas apa pun. Daddy Kenji juga tidak memberikan sepeser pun uang sebagai pegangan untuk Chiyo.

Sampai dimana Chiyo akhirnya membuka mata perlahan untuk kedua kalinya setelah dia tidak sadarkan diri. Pria tampan rupawan yang berusia kurang lebih 25 tahunan itu akhirnya duduk sembari memegangi pelipis sebelah kanannya. Memenuh kan kesadaran nya dan betapa terkejutnya ketika dia melihat pemandangan berbeda yang asing baginya.

Dengan mata terbuka penuh dan dengan nafas cepatnya pula. Dia menggeser kepala seraya mengedarkan mata nya ke sekeliling. Dari kejauhan pula, pengawal pribadi yang diutus oleh Daddy Kenji tetap mengawasi Chiyo.

Sebagian orang cukup memperhatikan dia dan setengah dari yang lainnya menganggap dia mungkin pria gila. Karena tidur tidak jauh di depan pintu masuk Hanzo Market. Supermarket terbesar di kota Jakarta. Dan memiliki cabang ratusan di setiap kota lainnya. Itu semua adalah milik dari Daddy Kenji berikut keluarga besar nya, yakni Hanzo Group.

Chiyo menundukkan kepala pasrah. Dia tahu,jika sepertinya Daddy Kenji tidak main-main dengan hukuman nya kali ini.

Barulah Chiyo terbesit penyesalan meskipun tidak ada air mata yang jatuh pada kedua pipinya seperti kebanyakan orang. Namun cukup dapat dibayangkan. Hidupnya yang terbiasa di atas kata mewah dan bisa kapan saja menghabiskan uang miliaran dengan hitungan detik saja. Sekarang, dalam sekejap dia tak ubahnya seperti pengemis jalanan. Tidak ada bedanya dengan gelandangan.

Chiyo bahkan hampir pingsan menerima kenyataan. Tapi jika pingsan kembali. Bukan malah menyelesaikan masalah, yang ada menambah masalah. Dan tidak kunjung ada kata penyelesaian.

Kruk krug krug

Bunyi perutnya yang mulai keroncongan. Dia akhirnya bangkit setelah cukup lama terduduk dengan termenung memikirkan banyak hal yang sudah sia-sia dia lewatkan. Benar kata Daddy nya. Belum menjalani nya saja, dia hampir keliyengan memikirkan cara untuk mendapatkan selembar uang rupiah guna membeli makan untuk mengisi perutnya.

Kedua mata Chiyo langsung tertuju pada kertas yang sengaja Daddy Kenji menyuruh orang kepercayaan nya di Jakarta untuk memberi pengumuman bertuliskan besar di depan pintu masuk Hanzo Market. Supaya Chiyo dapat melihatnya dan melamar bekerja di Hanzo Market yang sebenarnya adalah milik nya sendiri. Namun Chiyo tidak mengetahuinya, karena memang dia tidak peduli dengan kekayaan yang dimiliki oleh keluarga nya.

"Lowongan pekerjaan?" Chiyo menghampiri tulisan besar yang tertempel pada pintu masuk Hanzo Market dengan menggeret koper besar miliknya. "Aku tidak boleh menyia-nyiakan nya."

Meskipun perut Chiyo lapar. Namun dia berusaha menahan nya dan mengajak perutnya untuk bekerja sama.

Menitipkan koper pada tempat penitipan dan membenahi kemeja yang dia kenakan dengan mencuci wajahnya di toilet terlebih dahulu.

Namun saat dia keluar toilet dan itu tempatnya bersebelahan dengan toilet wanita, dia melihat sosok wanita yang bisa dibilang seumuran dengan nya. Parasnya cantik dan terlihat ada perpaduan Indonesia dan negara mana entahlah, namun perasaan Chiyo mengatakan hal demikian.

Chiyo tertegun untuk sesaat tidak bergerak dan terus memandang paras wanita yang hampir bersamaan keluar dari toilet dengan nya.

"Akira!" seru Hana teman Akira yang mau mengajak nya istirahat makan siang di kantin.

"Jangan tarik-tarik, pelan-pelan saja jalannya," jawab Akira karena tidak mau pecicilan seperti Hana.

Ya, dia adalah Akira Arata. Ayahnya seorang bule blasteran Rusia dan Jepang. Sementara ibunya adalah wanita asli pulau Dewata Bali. Namun ayah Akira sudah meninggal dan tinggal ibunya yang tinggal bersama kakak-kakaknya.

Akira sengaja mengadu nasib di kota Jakarta. Dan berujunglah dia di terima bekerja sebagai staf di bagian Divisi Meat and Frozen di Hanzo Market yang namanya cukup populer di telinga.

Chiyo bahkan terus memandangi wanita itu tanpa berkedip dan sepertinya membuat nya tertarik. "Akira, nama dia Akira." Chiyo yang bergumam sendirian menyebut nama itu dan kemudian buyar dikala ingat jika sebenarnya dia akan masuk ke supermarket Hanzo untuk melamar kerja sebagai staf tambahan.

Tepatnya di ruang office.

"Tampan juga kamu, oke aku terima karena Divisi Meat sedang membutuhkan staf tambahan. Tapi lain kali, kalau melamar pekerjaan itu harus niat. Siapkan surat lamaran pekerjaan supaya saya paham asal usul kamu." Cukup centil diawal nya namun mendadak menjadi tegas pada kalimat akhir yang diucapkan oleh petugas wawancara.

"Baik, terimakasih." Chiyo kemudian meninggalkan office lewat pintu belakang dari Hanzo market. Cukup puas, karena sedikit banyak ketampanannya membuat petugas Hanzo Market akhirnya menerima nya. Dia kemudian berganti seragam dan langsung mulai bekerja hari itu.

Padahal tidak seperti itu. Meskipun seluruh karyawan baik staf biasa maupun Manager dan Asisten Manager, tidak ada yang mengetahui jika Chiyo adalah putra dari pemilik Hanzo Market tersebut. Hanya saja orang penting paling tinggi jabatan nya mendesak untuk ada staf tambahan baru dalam hari itu juga karena dia mau berkunjung ke Hanzo Market di Jakarta.

Untuk kedua kalinya, Chiyo bertemu Akira yang ternyata dia sedang sibuk menambah kembali buah anggur red globe yang sedang turun harga besar-besaran.

Chiyo yang tersenyum melihat Akira yang terlihat kewalahan menjawab dari tidak hanya satu atau dua pertanyaan pelanggan tentang harga promo di hari Minggu itu.

"Anggur yang ini ya mbak yang promo?" tanya pelanggan disela-sela kesibukan kedua tangan Akira yang mengambil tangkai per tangkai buah anggur red globe dari kardus nya untuk ditata di tempat yang sudah disediakan.

"Iya Bu, ini yang promo ya. Yang itu harga normal." Akira yang menunjuk pada anggur hijau yang dipegang oleh salah satu customer.

Pandangan Chiyo tidak lepas sedikit pun dari Akira, parasnya sejak tadi sudah mencuri hatinya dan semakin berbunga, jika ternyata Akira satu divisi dengan nya.

"Silahkan untuk varian ikan diskon 50%, termasuk salmon nya. Silahkan, jangan lupa dimasukkan ke keranjang belanja anda." Tama yang sibuk mempromosikan bagian nya.

Ya, hari Minggu cukuplah ramai dan bisa dibilang sangat padat Hanzo Market dengan lautan manusia. Apalagi promo-promo spesial selalu diberikan kepada para customer sehingga membuat Hanzo Market adalah tempat belanja pilihan nomor satu di kota Jakarta.

"Tama!" panggil Bu Chika yakni team leader di bagian Meat and Frozen.

"Iya Bu." Tama yang meletakkan mikrofon untuk alat promosi nya dan menghampiri ibu Chika.

"Ini Chiyo, tolong ajari ya Tama. Chiyo, ini Tama." Keduanya pun bersalaman namun karena Chiyo yang melihat Tama penuh dengan keringat yang berjatuhan di area wajahnya, membuat Chiyo yang awalnya enggan bersalaman dengan Tama, mau tidak mau, dia harus terbiasa dengan kehidupan rakyat jelata versi nya.

Bagaimana tidak? Meskipun Chiyo memakai seragam kebesaran Hanzo Market yang hanya kaos berkerah dan topi dengan warna senada. Tetap saja, tidak membuat Chiyo kampungan layaknya rakyat jelata. Sepatu yang dikenakan nya. Masih dibilang keluaran terbaru dari brand ternama yang harganya saja bisa sejuta kali lipat dari gaji pekerja Hanzo Market.

"Kalian lanjutkan ya, ibu Chika tinggal."

"Baik Bu," sahut Tama sementara Chiyo hanya memberi hormat dengan sedikit menundukkan kepala nya.

Akira yang selesai pun kembali ke gudang dengan membawa kardus kosong yang dia letakkan di atas troly dan berjalan masuk ke gudang frozen tempat buah dan hendak mengambil buah kembali.

Namun tidak disangka, jika Chiyo tengah berada di dalam gudang dingin itu dan hendak keluar hingga pintu besi tebal itu terdorong mencium kening Akira.

"Aw..." Meskipun terbilang pelan, namun tetap saja tersisa rasa sakit di dahi Akira.

"Sorry..." ucap Chiyo dengan mata mereka yang saling memandang.

BERSAMBUNG

Akira Arata

Hari Pertama Chiyo Kerja

"Kamu nggak apa-apa?" Chiyo yang hendak ikut mengusap kening Akira, namun dengan cepat dia urungkan dan meletakkan kembali jari tangan miliknya di samping pinggangnya.

"Nggak apa-apa kok." Akira yang kemudian tersenyum meski keningnya membekas tanda kemerahan akibat terkena dorongan dari pintu besi tebal gudang dingin itu.

Keduanya pun melanjutkan kembali aktifitasnya. Meskipun baik Chiyo dan Akira masih menyisakan lirikan untuk sesekali menoleh ke belakang.

Bersamaan dengan orang paling tinggi jabatannya tengah mengunjungi Hanzo Market dan berkeliling ke setiap sudut. Dimulai dari bagian elektronik dan perabotan rumah yang kemudian beralih ke lorong per lorong non food dan groceris hingga beverages and drink. Dan berakhirlah di meat dan frozen dimana dia tengah memperhatikan Chiyo yang sepertinya masih kikuk memegang ikan dan daging apalagi jika ada pembeli dan dia harus menimbang nya.

Chiyo terlihat belum mahir, karena dia belum terbiasa saat menimbang baik ikan maupun daging, Chiyo terbilang lamban.

Ryo selaku orang kepercayaan Daddy Kenji yang memiliki jabatan penting itu pun akhirnya menghubungi Tuan nya. Memberikan informasi jika Chiyo sudah diterima bekerja dan tidak lupa, Ryo juga mengambil foto Chiyo yang tengah sibuk melayani customer karena hari itu adalah hari Minggu.

"Bagus, pantau terus dia. Bagaimana kinerja nya."

"Baik Tuan," balas Ryo dengan menutup ponsel nya kembali. Setelah Ryo selesai melaporkan keadaan Chiyo kepada Daddy nya.

Sementara di rumah berdesain tradisional di Jepang. Daddy Kenji tengah menatap layar ponsel dan melihat putra nya Chiyo lewat foto yang dikirim Ryo. Berbeda sekali waktu Chiyo tinggal di Jepang. Chiyo terlihat manja, namun kali ini dia melihat Chiyo terlihat siap untuk menyambut hari-harinya melepas sematan konglomerat yang sejak kecil sudah disandang nya. "Lihat ini putra mu!" Daddy Kenji memperlihatkan kepada Mommy Mia yang setiap malam merindukan putranya.

"Chiyo..." Mommy Mia menatap tidak tega kepada putra kesayangannya dan memeluk benda pipih itu seakan memeluk Chiyo putra nya.

"Sudah-sudah! Nanti juga dia kembali."

Mommy Mia yang tersenyum getir dan tetap tidak tega kepada Chiyo.

.

.

Hanzo Market.

Pukul 14.00 WIB.

"Siapa dia Tama?" seru salah satu staf Meat yang shift masuk siang pun mulai berdatangan dan cukup ramai.

"Oh, dia Chiyo. Staf tambahan dan baru hari ini bekerja," jawab Tama.

Chiyo pun akhirnya berkenalan dengan Kiko dan Fudo.

Kiko tampak memperhatikan dari ujung topi yang dikenakan Chiyo sampai pada celana kerja yang terlihat mahal dan sepatu pantofel bawah yang mencolok kedua mata nya, karena terlihat logo Brand ternama yang Chiyo tidak peduli bahkan. Namun baik Kiko dan Fudo dibuat ternganga.

Kiko dan Fudo tidak berkata sepatah kata pun dan seperti biasa, shift siang bertugas melanjutkan kerja dari shif pagi.

Sedang Akira yang sedari tadi sibuk merefill buah anggur red globe yang sedang promo spesial, membuatnya otomatis cukup lelah karena harus berkali-kali mengambil tumpukan kardus berisi anggur red globe tersebut untuk terus-terusan di keluarkan dari gudang dingin.

Terlihat Akira yang kelelahan pun tidak lepas dari Chiyo yang sejak tadi mencuri-curi pandang Akira.

" Biar aku bantuin ya," tawaran Chiyo yang langsung mengangkat kardus berisi anggur red globe tersebut untuk dimasukkan ke dalam troli.

"Terimakasih ya. Kamu staf baru ya? Soalnya kok, aku terlihat asing dengan wajah kamu," tanya Akira yang kedua tangannya memainkan troli yang pegang nya.

"Iya."

"Cie... Cie... Akira, Chiyo..." seru Gina, staf fruit and vegetable juga, yang tengah membuat aneka juice dan buah potong.

"Ck... apa an sih Gina?" Akira yang tampak malu-malu.

"Oh ya, kita belum berkenalan lho tadi. Aku Chiyo," seraya mengulurkan tangan setelah Chiyo membersihkan tangannya setelah mengangkat kardus buah anggur red globe.

"Aku Akira."

Keduanya pun bersalaman dengan diikuti senyuman dari bibir keduanya. Membuat Chiyo bertambah deg-degan dan semakin terpesona dengan kecantikan Akira.

Begitu juga dengan Akira, dia melihat Chiyo adalah pria yang tampan, bersih dan rapi jika dia melihat secara penampilan. Bisa dikatakan sempurna dan tidak ada celah untuk pria yang masih menggenggam tangannya karena sebuah perkenalan yang belum usai.

"Akira!" Membuat tautan tangan mereka terlepas karena Hana memanggil yang dikira oleh Akira adalah ibu Chika, team leader meat and frozen yang terkenal galak dan bawel sekaligus centil karena usia mereka semua sepantaran yakni sekitar 25 tahunan. "Buruan! Itu anggur red globe nya sudah kosong sejak tadi. Para customer sudah berdatangan lagi itu mencari anggur," seru Hana.

"Itu siapa?" Mata Hana yang tidak boleh melewatkan para pria tampan terlebih di dairy Frozen dan Meat.

"Kenalan dong!" seru Akira meledek Hana yang sok centil sembari tubuhnya tidak berhenti bergerak seperti cacing bergeliat. Dari yang membenahi topi sudah tampak oke atau belum. Membenahi seragam dan beberapa helai rambut yang sengaja dia biarkan berada di sisi kanan dan kiri wajahnya. Itu tak lepas dari bahasa tubuh yang terlihat keganjenan dari seorang Hana.

"Hai aku Hana. Staf dairy, fruit dan Vegetable juga, sama itu kayak Akira." Hana yang cengar-cengir dan terlihat kagum dengan sosok Chiyo.

"Hai, Chiyo."

"Ayo ah!"! seru Akira yang mendorong troli dan menarik lengan Hana yang masih dadah-dadah ke arah Chiyo.

"Akira! Ayo buruan!" seru lebih keras dari ibu Chika yang menyuruh Akira dan Hana lebih cepat mengeluarkan buah anggur red globe nya supaya customer tidak menunggu.

"Chiyo! Chiyo sini! Kamu bantuin aku aja Chiyo!" seru dari ibu Chika yang memanggil Chiyo untuk membantunya.

Chiyo pun hanya mengikuti apa kata ibu Chika, meskipun Hana dan Akira tahu jika ibu Chika tengah berusaha lebih dekat dengan Chiyo.

Ya, ibu Chika yang selaku team leader divisi meat and frozen. Memang akan bersikap seperti itu pada staf nya apalagi yang berwajah tampan. Berawal dari mengajak nya bantu-bantu dia, kemudian sering dipanggil-panggil dan dikasih kerjaan, lalu dekat dan ya, meskipun banyak dari yang sebelum-sebelumya mereka tidak menjalin hubungan kekasih. Namun biasanya keduanya memiliki kedekatan.

Dengan jurus selaku yang memiliki wewenang, bisa dengan mudah Chiyo itu bakal ditaklukkan. Hana dan Akira hanya tersenyum yang kemudian geleng-geleng kepala dengan tingkah team leader nya itu.

.

.

Sampai dimana sudah pukul 15.00 WIB. Akira dan Hana yang sudah berada dalam loker nya dan hal pertama adalah mengecek ponsel, karena setiap masuk toko dan bekerja. Mereka tidak boleh membawa ponsel mereka.

Keduanya pun sibuk melihat ponsel hingga Chiyo melintas di dekat mereka, namun Akira tidak memperhatikannya. Sampai Hana menyenggol lengan Akira memberi tanda, jika pria paling tampan di Hanzo market tengah lewat.

Namun terlihat jika Chiyo wajahnya tidak bersemangat seperti saat di toko. Karena dia memikirkan nasib nya setelah ini akan tidur dimana.

Hana dan Akira hanya melihat Chiyo keluar dari pintu karyawan hingga punggungnya menghilang di baling pintu besi berwarna abu-abu gelap itu.

Chiyo yang kemudian berjalan mengambil koper besar yang tadi dia titipkan di penitipan barang.

Meskipun staf dari Hanzo Market cukup kaget jika ternyata pemilik koper besar itu adalah milik staf baru yang cukup banyak dibicarakan oleh para warga toko hari itu yaitu Chiyo.

"Chiyo!" Tama yang memanggil Chiyo dan menawari nya tahu berontak pedas karena kebetulan teman nya yang berjaga. Jadi dia bisa mendapatkan diskon harga. "Makan Chiyo!" Tama yang menyodorkan plastik berlogo Hanzo Market itu kepada Chiyo. Namun Chiyo hanya menelan ludah saat melihat Tama begitu nikmat dan lahap memakannya. Sementara dia, sebenarnya perutnya lapar. Tapi jika melihat bentuk dari makanan tersebut. Chiyo tak sanggup memakan nya. Karena terlihat sekali jika minyak nya sangatlah banyak. "Kamu nggak makan Chiyo?" tanya Tama disela-sela mengunyah tahu berontak isi daun ketela pedas itu.

"Makan?" seraya melotot. "Apa ini tadi nama nya?" tanya Chiyo.

Membuat Tama berhenti mengunyahnya. Memperhatikan baik-baik Chiyo dari ujung rambut dan sepatu yang paling dasar Chiyo.

Chiyo yang gugup dan takut jika Tama bisa menebak jika dia sebenarnya adalah anak orang kaya yang dibuang demi bisa belajar menghargai uang.

"Apa kamu...?" tanya Tama dengan wajah lebih dekat menatap Chiyo

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!