Sebuah resepsi pernikahan sedang digelar di sebuah gedung mewah.
Sang mempelai wanita adalah Helena Gwen, putri cantik seorang miliarder pemilik perusahaan APA Corporation sementara mempelai pria bernama Armando Skeil putra dari Samuel Skeil pemilik ACA Corporation.
Pernikahan ini memang tak di dasari oleh cinta, bahkan kedua mempelai tak pernah saling mengenal dan baru beberapa kali bertemu.
Tujuan pernikahan ini untuk mempersatukan bisnis dari kedua keluarga, dimana keduanya adalah pewaris tunggal dari keluarga masing-masing.
Persaingan bisnis membuat Yogust Gwen rela menikahkan putrinya dengan pewaris tunggal PT ACA Corporation yang bernama Armando Skeil, meski Armando terkenal dengan pria yang menyukai taruhan hingga diberi gelar dewa judi. Semua itu ia lakukan demi sebuah ambisi, agar bisa mengalahkan HM Corporation yang kini menjadi pesaing bisnis mereka.
PT HM Corporation adalah perusahaan terbesar di Amerika.
Pemiliknya saham terbesar PT HM adalah seorang pria muda berusia 30 tahun yang bernama Miguel Simon.
***
Kedua keluarga kini tengah menikmati perayaan makan malam setelah resepsi pernikahan mereka di sebuah restoran mewah.
Meski menikah tanpa rasa cinta, Helena Gwen dan Armando Skeil terlihat mesra.
"Bersulang untuk kebahagiaan putra dan putri kita dan untuk perusahaan kita yang sebentar lagi akan menyaingi perusahaan PT HM Corporation," ucap tuan Yogust sambil menyodorkan gelas sloki.
Ciss ! gelas mereka saling berbenturan.
Keenam orang tersebut bersulang.
Begitupun dengan pengantin baru itu, mereka berdua terlihat bahagia dengan pernikahan ini.
"Bersulang untuk mu Sayang," ucap Armando pada Helena.
"Untuk mu juga Sayang." Helena membalas.
Cing.. kedua gelas kaca itupun berbenturan.
Setelah pesta makan malam di antara kedua keluarga, Armando membawa pengantinnya menuju mobil, mereka akan menginap di hotel bintang lima di kota New York malam ini.
Selama di perjalanan, Helena dan Armando mengobrol ringan, masing-masing menceritakan pengalaman hidup masing-masing.
Dalam beberapa jam saja pengantin baru itu sudah terlihat akrab dan mesra.
Tak terasa mereka kini tiba di hotel bintang lima dan langsung menuju kamar yang sudah dipesan sebagai kamar pengantin mereka.
***
Kedua pengantin baru itu pun masuk kedalam kamar.
Armando langsung menuntun Helena menuju tempat tidur. Ia sudah tak sabar mencicipi istrinya yang masih suci itu.
Selama ini Armando tak pernah bercinta dengan gadis yang masih menjaga kesuciannya.
Helena bukanlah gadis sembarangan, sebelumnya ia tak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun, hingga kesucian tetap terjaga.
Helena menundukkan wajahnya ketika Armando mulai meraba wajah cantiknya.
Armando mengangkat dagu Helena kemudian mencium bibirnya dengan lembut.
"Aku sudah tak sabar menikmati malam pertama kita," ucap Armando setelah melepaskan pagutan bibirnya.
Tangan Armando mulai membuka resleting gaun yang dikenakan oleh Helena.
Sambil terus menciumnya.
Dengan perlahan ia membaringkan tubuh Helena karena sebentar lagi mereka akan melakukan ritual malam pertama.
Helena dan Armando saling menatap selama beberapa saat, kemudian kembali memulai ciuman panas.
Kring ..
Suara panggilan telepon seketika membuyarkan kedua insan itu.
"Ganggu saja!" ucap Armando sambi beranjak dari tempat tidurnya kemudian meraih handphonenya.
Armando menatap layar handphonenya itu.
"Miguel? Ada apa dia menelponku?"
Armando mengangkat telepon dari Miguel.
"Ada apa kau menelponku?"tanya Armando.
"Kawan kita masih ada satu kali taruhan yang harus diselesaikan. Apa kau tak ingat itu?!"
"Tentu saja aku ingat, tapi hari ini aku tak bisa, karena hari ini adalah hari pernikahanku dan sebentar lagi aku akan menikmati malam pertamaku bersama istriku."
"Hahaha ternyata Kau pengecut Armando."
"Aku sudah banyak kalah darimu! Sesuai perjanjian, sekali lagi kita akan bertaruh dan hari ini aku akan pertaruhkan perusahaan HM Corporation. Jika aku kalah dalam taruhan ini, silahkan saja kau ambil perusahaanku itu. Bagaimana Armando, kau takkan dapat penawaran yang lebih baik dari hari ini."
Mendengar taruhan dari Miguel sebuah perusahaan HMCorporation Armando jadi begitu tertarik.
'Miguel tak begitu pandai di meja judi, kurasa kali ini aku akan kembali menang seperti sebelum sebelumnya,' batin Armando kemudian ia tersenyum menyeringai.
"Wah taruhan mu besar sekali, baiklah apa yang harus aku pertaruhkan yang bisa sebanding dengan perusahaan terbesar di New York itu? Tanya Armando.
"Hahaha kau cukup pertaruhkan istrimu saja!"
"Apa kau gila, Bagaimana mungkin aku mempertaruhkan istriku yang baru saja aku nikahi?"
"Hai pecundang, Ternyata kau penakut, istrimu itu tidak sebanding dengan perusahaanku, sebuah perusahaan terbesar kota New York. Baru kali ini kau menolak ajakan taruhanku, Apa kau sudah mulai tak mempercayai dirimu lagi hai Armando si Dewa judi?!"
Armando terpancing emosi mendengar ucapan Miguel, otaknya bekerja keras untuk mempertimbangkan tawaran dari Miguel itu.
Miguel itu selalu kalah bertaruhan denganku. Aku yakin, kali ini dia juga akan kalah dan perusahaan HM Corporation akan menjadi milikku," ucap Armando sambil tersenyum menyeringai.
Armando melirik ke arah Helena sambil tersenyum.
"Baiklah aku terima tantanganmu!"
"Oke, aku tunggu kau di tempat biasa sekarang!"
Miguel menutup teleponnya.
Armando menghampiri Helena.
"Sayang maaf aku harus pergi."
"Pergi kemana? kenapa kau meninggalkanku, di malam pertama kita?" tanya Helena bernada protes.
"Kau tenang saja, aku ada urusan sebentar, saat pulang nanti aku akan bawa berita Bahagia untukmu," ucap Armando sambil mencium kening pengantinnya.
***
Malam semakin larut Helena kini sudah berganti pakaian menunggu kedatangan suaminya.
Sudah lebih dari 3 jam Armando pergi dan tak memberinya kabar.
Kreak..
Wajah Helena merona ketika melihat Armando yang membuka pintu kamarnya.
"Sayang kenapa kau lama sekali ?"tanya Helena.
Armando tak menjawab wajahnya terlihat begitu sedih dengan kerutan penyesalan.
"Maaf Helena, kau harus pergi dari sini?"
Mendengar itu, Helena kaget bukan kepalang.
"Maksudmu, kau mengusirku?" tanya Helena sambil menatap tajam ke arah Armando.
Kreak pintu hotel kembali dibuka oleh seseorang yang tak dikenal Helena sama sekali.
"Wah istrimu cantik juga," ucap Miguel.
" Sayangnya, sebentar lagi dia akan menjadi milikku.
Lagi-lagi Helena dibuat kaget dengan pernyataan Miguel tersebut.
"Apa maksudmu?" tanya Helena pada Miguel.
"Hahaha, Armando katakan pada Helena dengan jujur."
Armando menghampiri Helena, Helena ketakutan melihat reaksi wajah Armando .
"Maaf Helena, aku kalah dalam taruhan kali ini dan aku telah mempertaruhkanmu! Kau sekarang menjadi milik Miguel, pergilah bersamanya," ucap Armando dengan bola mata yang berpendapaer menatap Helena.
Seketika bola mata Helena melebar membulat dengan sempurna, mendengar ucapan itu mulut Helena ternganga seakan tak percaya pada kata-kata Armando.
Bersambung dulu ya gengs jangan lupa dukungannya
"Kau sudah dengarkan apa kata suamimu itu! sekarang kau adalah milikku ayo ikut denganku!" Miguel langsung menarik tangan Helena.
"Tidak! aku tidak mau ! Armando tolong aku, Aku ini istrimu kenapa Kau biarkan pria asing ini membawaku!"
"Lepaskan tanganku brengsek! "Teriak Helena ketika Miguel menarik tangannya sepanjang koridor hotel.
"Armando! tolong aku Armando!"
"Hahaha, Armando takkan bisa menolongmu karena kau sekarang menjadi milikku!"
Helena diseret oleh Miguel sepanjang koridor hotel, mereka tak berani menolong Helena karena Miguel salah satu orang yang berkuasa di negeri itu karena kekayaannya.
"Lepaskan! Akan ku laporkan kau pada ayahku!"
"Hahaha silahkan saja Nona, Aku pastikan tuan Yogust tak akan bisa berbuat macam-macam."
Mereka tiba di depan lobby hotel sebuah mobil limosine dengan seorang sopir membuka pintu mobil itu.
"Masuk! "Miguel mendorong tubuh Helena memaksanya untuk masuk ke dalam mobil mewah tersebut.
Setelah keduanya berada di dalam mobil, mereka melanjutkan perjalanan menuju arah luar kota.
"Lepaskan kau mau bawa aku ke mana?" Tanya Helena sambil memberontak karena tangannya diikat oleh Miguel.
"Sebaiknya kau diam saja, jika kau ingin selamat!"
Setengah jam selama berada di dalam mobil Helena terus memberontak. Namun, tentu saja tidak ada yang peduli dengannya.
Setelah lelah dan merasa perbuatannya sia-sia Helena dengan pasrah bersandar di mobil itu.
Miguel menelpon seseorang.
"Siapkan pernikahan dan kamar pengantin untukku!" ucap Miguel kemudian ia menutup sambungan teleponnya.
"Pernikahan? Siapa yang mau menikah denganmu? Aku sudah menikah dan Armando adalah suamiku!"
"Armando telah mempertaruhkan kau di meja judi, Jadi sekarang, dia bukan suamimu lagi Kau sekarang menjadi milikku atau lebih tepatnya menjadi budak bagiku Haha."
"Cuih aku tak sudi!"
Helena mudah ke arah wajah Miguel.
"Beraninya kau kurang ajar terhadapku!" Miguel mencekik Herlina hingga gadis itu kesulitan untuk bernapas.
Setelah melihat bibir Helena yang membiru, Miguel langsung melepaskan cekikannya.
"Itu akibat jika kau berani terhadapku!"
Helena hampir kehilangan kesadarannya, gorokannya masih terasa sakit akibat cekikan dari Miguel.
Satu jam perjalanan, mereka tiba di sebuah bangunan yang berbentuk kastil
Mobil limousine itu masuk ke dalam pekarangan rumah.
Sang sopir kembali membukakan pintu untuk mereka.
"Bagaimana dengan upacara pernikahanku?!"
"Sudah siap Tuan! anda sudah ditunggu."
"Apa anda ingin memakaikan gaun pengantin untuk calon istri anda?" tanya seorang wanita paruh baya.
"Yah pakaikan dia gaun pengantin yang sudah ku siapkan."
Helena mengamati keadaan sekitarnya, selain wanita paruh baya Yang sepertinya adalah asisten rumah tangga, ada 4 orang wanita cantik yang menatap sinis ke arahnya.
Para wanita itu menujukan rasa tidak suka mereka pada Helena.
"Lepaskan aku! "Helena kembali memberontak saat Miguel mencengkram tangannya kemudian membawanya ke sebuah ruangan yang berada di lantai 2 dari rumah tersebut.
"Ganti pakaianmu! Sebentar lagi kita akan menikah!"
Miguel mendorong tubuh Helena hingga Helena terlentang di atas tempat tidur.
Helena menatap ke arah Miguel, dengan tatapan penuh kebencian.
Miguel keluar dari kamar sambil membanting pintu, tak beberapa lama kemudian seorang wanita paruh baya datang membawa sebuah koper yang tidak terlalu besar.
"Ganti pakaianmu !sebentar lagi kau akan menikah."
"Menikah, baru saja tadi siang aku menikah dengan seorang pria, kenapa sekarang aku menikah lagi?! Aku tidak bisa terima ini ini namanya penghinaan!"
"Entahlah Nona, kami di sini hanya menjalankan perintah dari tuan Miguel."
"Sebaiknya anda menuruti keinginannya, karena jika tuan Miguel marah anda sendiri yang akan menanggung akibatnya."
"Seenaknya saja dia ingin menikahiku! aku tidak mau!"
Helena membuang pakaian yang disodorkan oleh wanita itu. wanita itu bereaksi keras terhadap Helena.
"Saya peringatkan sekali lagi Nona! jika anda tidak menuruti ucapan tuan Miguel, anda sendiri akan rugi!"
"Memangnya, apa yang akan dia lakukan terhadapku?" tanya Helena.
"Tuan Miguel akan menyiksa Anda, siksaan paling ringan adalah mengikat kaki Anda ke atas dan membiarkan kepala anda berada di bawah selama semalaman."
"Hah Yang benar saja? Tidak,dia bisa melakukan hal itu padaku!"
Wanita itu menunjuk ke arah sebuah rantai yang terpasang di antara dua tiang.
"Anda lihat sendiri, itu adalah tempat di mana kaki anda akan digantung ke atas dan kepala anda akan berada di bawah selama sehari semalam, jadi jika anda tidak menuruti keinginan Tuan Miguel sekarang, anda bayangkan sendiri bagaimana dampak perbuatan anda itu!"
Helena sedikit ngeri dengan ancaman wanita itu.
"Kalau begitu saya permisi!"Wanita itu keluar dari kamar.
Helena kembali melirik rantai yang diikat pada tiang, jika dilihat karakternya, Miguel memang orang yang kasar dan kejam bisa jadi ucapan wanita itu benar adanya.
Helena akhirnya menggunakan pakaian pengantin itu setelah beberapa saat kemudian, ia dijemput untuk melakukan ritual pernikahan bersama Miguel.
***
Seorang wanita cantik berambut lurus dengan tubuh yang nyari sempurna menghampiri Miguel.
"Miguel apa kami berempat tidak cukup bagimu, sehingga kau ingin menikah lagi ?" tanya wanita yang bernama Reina itu.
"Memangnya kenapa, aku bisa melakukan apa saja, sesuka hatiku jadi jangan pernah mencampuri urusanku," ucap Miguel sambil berlalu meninggalkan Raina.
Rania adalah istri pertama Miguel Rania adalah cinta pertama Miguel.
Ketika menerima lamaran Miguel, Reina sudah harus siap jika cintanya akan terbagi pada wanita lain.
Karena Miguel tidak akan pernah puas berhubungan dengan satu orang wanita.
Sekarang Miguel sudah memiliki empat istri yang begitu cantik dan Helena akan dijadikan istri kelima.
Jika keempat istrinya itu, dinikahi Miguel karena ia menyukainya, tidak untuk Helena, Miguel menikah Helena hanya untuk membalas dendam.
Ia ingin menyakiti Helena secara fisik dan verbal. Miguel berjanji akan memberi rasa sakit sesakit-sakitnya pada Helena, dan seumur hidup ia takkan pernah tenang jika dendamnya itu belum terbalaskan.
Beberapa saat kemudian ritual pernikahan antara Miguel dan Helena selesai dilakukan.
Begitu selesai melakukan ritual pernikahan, Miguel kembali menarik tangan Helena dengan paksa dan membawanya ke salah satu ruangan.
"Lepaskan Tuan! aku bisa berjalan sendiri teriak Helena."
Miguel yang berjalan tercepat sepertinya ia sengaja agar Helena terseret.
Helena jatuh saking kuatnya sentakan tangan Miguel.
Belum sempat ia berdiri, Miguel kembali menarik tangannya, akhirnya Helena terseret bersama gaun pengantin yang dikenakannya.
"Lepaskan Tuan! lepaskan!" ucap Helena.
Tapi Miguel masih terus saja menarik tangannya hingga Helena terseret, lutut dan kaki ada yang lecet.
Helena menangis, ia tak menyangka jika hari ini ia mendapatkan perlakuan tak manusiawi dari seorang pria yang tak ia kenal.
Padahal seharusnya hari ini Helena tengah berbahagia menikmati malam pertama bersama Armando.
Hiks hiks hiks Helena hanya bisa pasrah.
Tangannya kembali ditarik oleh Miguel, kemudian Miguel mendorong tubuh Helena dengan kuat hingga tubuh Helena yang sudah lemah itu terhempas di atas tempat tidur.
" Haha ha, ucapkan selamat tinggal pada kebahagiaan Helena! Karena sejak hari ini kau tak akan pernah merasakan kebahagiaan itu! Aku akan membuat hidupmu lebih menderita daripada berada di neraka!"
Tubuh Helena bergetar ketika melihat Miguel menarik sebuah rantai.
"Hikss kau mau apa? Memangnya apa salahku padamu?" tangis Helena sambil meringkuk memeluk lututnya.
Miguel mendorong tubuh Helena hingga gadis itu terlentang di atas tempat tidur.
Ia kemudian menghampiri Helena, mencekik lehernya, hingga kesulitan bernapas.
Akh! Helena mengepak-ngepakkan tangannya agar bisa menjangkau Miguel.
Setelah Helena hampir kehilangan kesadarannya barulah Miguel melepaskan cengkraman tangannya.
Hahaha tawa Miguel terdengar jahat, ia kembali menatap liar ke arah wajah Helena seperti hewan buas yang yang menemukan mangsanya.
Miguel menepuk pelan pipi Helena untuk membuatnya kembali tersadar.
Helena sadar dan menatap sayu ke arah Miguel.
Setelah Helena sadar ,Miguel langsung merobek pakaian Helena.
"Jangan! Jangan lakukan ini!"
Helena berusaha memberontak dan meminta Miguel untuk tak menelanjanginya.
Tapi sia-sia, Miguel tetap merobek pakaian Helena dengan tangan kekarnya yang berotot.
"Jangan tolong lepaskan aku!"
Helena berusaha menghentikan Miguel yang kini menarik penutup bagian akhir tubuhnya.
Tubuh Helena gemetaran karena menahan tangisnya.
Miguel tersenyum menyeringai ketika melihat tubuh indah tersaji di hadapannya.
Dengan segera ia melepaskan penutup tubuhnya, melihat ada kesempatan, Helena berusaha untuk kabur, Helena bangkit dan berlari menuju pintu keluar.
Ia berusaha membuka kunci pintu tersebut.
"Haha,kau mau lari dari sini dengan tubuh bugil seperti itu?!" tanya Miguel.
Saking paniknya Helena ingin melepaskan diri dari Miguel, ia lupa jika tak ada sehelai benang pun yang melekat pada tubuhnya.
Haha.. Miguel menarik tangan Helena dengan kuat kemudian membantingnya di atas tempat tidur.
Helena terlentang di atas tempat tidur kembali, kemudian langsung di tindih oleh Miguel.
"Akh! Lepaskan! "
Helena hanya bisa berteriak dan menangis ketika Miguel berusaha merobek kegadisan dengan brutal.
"Tolong Tuan hentikan,sakit sekali,"pinta Helena sambil menangis dan mengemis.
Tapi bukannya berhenti, Miguel semakin brutal dan buas seolah jeritan Helena semakin membuatnya semakin bergairah.
Akhirnya Helena pasrah terhadap perlakuan Miguel terhadapnya, karena ia sendiri sudah kehabisan tenaga.
Helena mulai menutup matanya karena kehilangan kesadarannya, tak tahu apa lagi yang diperbuat oleh Miguel terhadapnya.
***
Gemericik gigi Helena terdengar saat tubuhnya itu polos tanpa sehelai benang pun.
Helena tersadar dan kembali mengingat peristiwa apa yang menimpa barusan.
Helena diperkosa oleh seorang laki-laki yang kini menjadi suaminya.
Nafasnya masih tersengal-sengal mengingat betapa buasnya pria yang bernama Miguel tersebut.
Selama berjam-jam Helena dipaksa melayaninya, karena terlalu lelah Helena langsung pingsan ketika Miguel masih berada di atas tubuhnya.
Helena kembali memejamkan matanya karena tubuhnya yang begitu lelah.
Bahkan ia tak sempat mencari kain untuk menutupi tubuhnya.
***
Tiga jam setelah pertarungan sengit tanpa henti, Miguel keluar dari kamar itu dengan senyum menyeringai.
Tak hanya puas karena telah mendapatkan kegadisan Helena, ia juga puas melihat wajah Helena yang begitu tersiksa karena harus melayaninya.
"Akhirnya aku bisa membalaskan dendam ku, tapi ini belum seberapa Yogust! Kau dan putrimu akan ku buat lebih sengsara!"
Miguel menuju kamar Rania yang berada beberapa ruangan dari kamar Helena.
Saat itu Rania memang sudah menunggu kehadiran Miguel,
Rania mengenakan lingerie transparan untuk menggoda Miguel, ia yakin jika Miguel tak akan pernah bisa move on kelain hati, meski ia memiliki seribu selir.
"Istri baru mu cantik juga, aku jadi khawatir jika ia bisa merebut cintamu dari ku," ucap Rania sambil meraba punggung Miguel.
"Tenang sayang, kamu tak akan pernah tergantikan," ucap Miguel sambil mencium bibir Rania.
Miguel kembali mengangkat tubuh Rania dan membawanya ke atas ranjang.
Rania tersenyum ketika Miguel melepaskan penutup tubuhnya.
"Apa wanita itu tak memuaskan mu?"tanya Rania.
"Aku sudah bilang, kau tak akan pernah tergantikan," ucap Miguel seraya menarik seluruh penutup tubuh Rania.
Pergulatan sengit terjadi lagi di ranjang yang berbeda, memang sudah kebiasaan bagi Miguel, setelah ia mendatangi istri-istrinya yang lain ia akan selalu kembali ke Rania.
Bagi Miguel, Rania adalah cintanya dan satu-satunya yang membuatnya tak pernah bosan.
Setengah jam berlalu Miguel kembali mencapai puncak *******.Tubuhnya roboh di atas tubuh Rania yang berkeringat.
"Terima kasih sayang, kau selalu bisa membuat ku puas," ucap Miguel sambil mencium kening Rania.
Miguel kembali merebahkan tubuhnya di samping Rania untuk mengatur nafasnya, beberapa saat kemudian ia terlelap.
Rania tersenyum puas sambil mengusap kepala Miguel sambil menatap langit-langit kamarnya.
'Kau memang lebih cantik dan muda dari ku. Namun sayangnya kau sama seperti wanita lainnya dan hanya aku yang bisa memuaskan Miguel." Rania tersenyum menyeringai.
***
Armondo duduk dengan wajah yang terbungkus penyesalan.
"Harusnya aku tak menggadaikan istriku sendiri," ucapnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Lalu apa yang akan kukatakan pada tuan Yogust dan Daddyku."
***
Helena terbangun ketika merasakan air yang menerpa wajahnya.
Seorang wanita cantik yang pernah ia lihat ketika pertama kali masuk ke dalam rumah ini, berada di hadapannya dengan menenteng gelas.
"Bangun! Kau bukan permaisuri yang bisa seenaknya tidur di rumah ini!"
Raina melihat tubuh polos Helena yang di penuhi jejak kepemilikan.
Seketika rasa cemburu menyeruak di hatinya.
Miguel terlihat bernafsu sekali terhadap gadis muda itu, sehingga hampir setiap jengkal tubuh Helena dipenuhi jejak kepemilikan dari Miguel, terlebih lagi Helena begitu cantik dan lebih muda darinya.
Helena mengedarkan pandangannya ke segala arah.
Ternyata apa yang ia alami semalam bukanlah mimpi.
"Siapa kau?!" tanya Helena pada Raina.
"Aku istri pertama Miguel, sekarang kau bersihkan tubuhmu yang menjijikkan itu, setelah itu kau harus melayani aku, karena akulah ratu di rumah ini."
Raina melemparkan seonggok pakaian ke atas tubuh Helena.
Helena memicingkan matanya ke arah Rania.
"Kenapa kau masih belum bergerak juga?!
Reina menarik rambut Helena hingga gadis itu bangkit dan tersungkur, "Sekarang kau bersihkan tubuhmu setelah itu kau harus melayani ku sepanjang hari!" Reina menarik rambut Helena menuju tempat tidur.
"Akh! "Lepaskan!"teriak Helena.
Raisa melepaskan cengkraman tangannya.
"Aku tunggu kau di ruangan ku !"
Raina keluar dari ruang kamar Helena, sebenarnya Helena tak memiliki masalah dengan Helena,hanya saja melihat kecantikan Helena,ia jadi khawatir jika Miguel bisa jatuh hati pada istri barunya itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!