NovelToon NovelToon

Bidadari Yang Diabaikan

Bab 1. Villa

Bab 1(Revisi)

"Masukan obat perang_sang ini ke minuman untuk wanita itu!" Seorang perempuan menunjuk ke arah gadis berjilbab lebar yang sedang duduk bersama teman-temannya.

"Baik. Terima kasih, Non." Laki-laki paruh baya itu tersenyum lebar saat menerima amplop yang cukup tebal.

Air jus jambu merah di dalam gelas yang sudah diberi obat, ditandai. Pelayan itu mengacungkan jempol ke arah wanita berparas licik yang sejak tadi sesekali melirik kepadanya. Setelah memastikan gelas mana yang harus diberikan untuk orang yang dimaksud, pelayan itu pun mendatangi kumpulan gadis-gadis muda yang berstatus mahasiswa.

Pelayan laki-laki itu meletakan gelas jus di setiap orang agar tidak salah. Wajah laki-laki paruh baya yang terlihat menyedihkan, tersenyum lebar saat si gadis berjilbab itu meminum jusnya.

"Aisyah, jus jambu kesukaan kamu, ini!" seru temannya, gadis berambut panjang. Teman-teman wanita itu memanggilnya Renata.

"Iya. Aku suka jus jambu awalnya gara-gara kakakku yang sering buatkan jus jambu untuk suaminya," balas Aisyah, gadis berjilbab lebar dan berwajah teduh.

Air jus di dalam gelas sudah habis diminum oleh Aisyah. Kini tinggal gelas kosong, begitu juga dengan jus jambu milik teman dia yang lainnya. Sebab, suasana malam itu terasa sangat gerah, karena sudah masuk ke musim perubahan dari kemarau ke hujan.

"Oh, kakakmu yang merupakan dokter anak itu, ya! Kak Zahra, 'kan?" tanya Tarisa, teman Aisyah semenjak duduk di bangku kuliah di semester genap kemarin.

"Iya. Dia merupakan kakak terhebat. Aku ingin seperti dirinya, menjadi manusia yang bisa memberikan manfaat untuk orang banyak," balas Aisyah.

Senyum manis terukir di wajah gadis cantik putri kedua pasangan dari Abah Ahmad dan Ummi Mirna karena teringat akan kakak perempuan yang paling dia sayang. Aisyah sering menjadikan kakaknya itu sebagai penyemangat dikala dia merasa lelah dan tempat mencurahkan isi hatinya di saat butuh saran dan masukan.

"Kamu juga adalah gadis baik hati yang suka menolong orang lain. Lalu, kenapa kamu ambil jurusan bisnis? Tidak menjadi dokter seperti Kakakmu?" tanya Renata sambil menatap ke arah Aisyah.

Aisyah memberi tahu kalau dia ingin mengajari bisnis atau bergadang untuk para santri putri dan ibu-ibu muda di lingkungan pesantren. Dia ingin para wanita di lingkungan tempat tinggalnya bisa mandiri atau membantu keuangan suami mereka. Sebab, harga kebutuhan pokok sehari-hari terus naik, sedangkan penghasilan suami masih tetap, bahkan ada yang jauh berkurang.

***

Terlihat seorang laki-laki turun dari mobil masuk ke villa tempat menginap para mahasiswa yang sedang menjalankan KKN. Villa itu terdapat dua lantai, lantai atas untuk mahasiswa putri dan lantai bawah untuk mahasiswa putra. Ada 10 orang yang menginap di sana.

"Ada Pak Andromeda dan Pak Surya datang!" seru seorang pemuda yang duduk di dekat jendela.

Kedua dosen muda itu adalah primadona di kampus tempat Aisyah mencari ilmu. Hanya saja karakter keduanya sangat jauh berbeda.

Andromeda merupakan laki-laki dingin dan tidak banyak bicara. Sementara Surya adalah laki-laki ramah dan mudah bergaul dengan mahasiswanya.

Para perempuan yang berjumlah 5 orang itu pun mengalihkan perhatian mereka ke arah pintu yang dibuka oleh Surya. Laki-laki itu menyapa anak didiknya. Menanyakan kabar hari terakhir mereka di villa itu setelah beberapa bulan menjalani tugas kuliah.

"Besok kalian akan pulang. Terima kasih, karena kalian menjalani semua ini dengan baik. Banyak masyarakat yang suka dengan kedatangan kalian ke sini," ucap Surya memuji mereka. Dia ke sini mau menjemput agar bisa pulang di pagi dan sampai Jakarta sebelum hari terlalu malam.

Tatapan Andromeda beradu dengan Aisyah. Keduanya tidak saling kenal dekat, hanya sama-sama tahu nama saja. 

"Pak, tolong aku minta minum, air putih juga tidak apa-apa" kata Surya kepada pelayan tadi.

Saat pelayan itu sedang membuat minuman atas pesanan Surya, datang seorang laki-laki muda yang memberikan sebuah obat perang_sang di dalam plastik. Dia menyuruh pelayan itu untuk memasukkan obat itu kepada minuman Surya.

"Tapi?" pelayan itu merasa curiga jika wanita berjilbab dan laki-laki yang baru datang, akan di jebak. Maka, dia pun menukar gelasnya.

'Aku rasa laki-laki yang satunya lagi itu adalah kekasih wanita tadi. Mereka terlihat saling memperhatikan.' (Pelayan)

Air minum pun diberikan oleh pelayan kepada Surya dan Andromeda. Namun, minuman milik Andromeda yang diberi obat.

Beberapa saat kemudian ....

Aisyah merasakan tubuhnya panas dan terasa aneh. Otaknya tiba-tiba saja mengingat pembicaraan dengan kakaknya yang seorang dokter. Dulu mereka membicarakan tentang obat terlarang yang bisa membangkitkan gairah seseorang.

'Apa ada yang memasukan obat itu ke dalam minuman aku?' (Aisyah)

Dia pun merasa kalau seseorang sudah memberinya obat perang_sang. Saat ini tubuhnya menjadi bergairah dan Aisyah tidak bisa menahannya lagi.

'Astaghfirullahal'adzim. Ya Allah, aku mohon lindungi aku dari perbuatan dosa.' (Aisyah)

Gadis itu berjalan tertatih-tatih menuju kamarnya di lantai atas. Dia berencana merendam tubuhnya di bak mandi atau diguyur oleh air shower.

'Astaghfirullah, aku sudah tidak tahan.'

Aisyah menangis karena merasa sudah dikhianati oleh salah satu temannya, tetapi tidak tahu siapa. Padahal selama ini dia selalu bersikap baik dan sering membantu teman-temannya.

Kesepuluh orang yang tinggal di villa itu sudah dia anggap teman baik. Tidak ada seorang pun dari mereka yang memperlihatkan sikap tidak suka kepadanya.

'Siapa yang sudah melakukan hal ini kepadaku?'

Aisyah berjalan sekuat tenaga sambil berpegangan pada dinding tembok. Dalam hatinya dia terus beristighfar agar terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan.

Tinggal dua kamar lagi Aisyah menuju ke kamar miliknya, tetapi ada seseorang yang tiba-tiba saja menarik tubuhnya dan menggotongnya. Aisyah bermaksud untuk berteriak minta tolong, tetapi malah desssahaaan yang keluar dari mulutnya.

'Siapa laki-laki ini?' (Aisyah)

Perempuan itu ingin memukul orang yang membawanya seperti karung beras. Ketakutan Aisyah semakin menjadi dikala sang laki-laki membawanya ke rumah yang ada di belakang villa lewat pintu belakang.

Begitu masuk ke rumah itu dengan cepat orang yang membawa Aisyah mencium bibirnya dengan rakus dan tidak sabaran. Tentu saja Aisyah berusaha melawan meski sia-sia, karena tenaganya tidak sebanding.

'Ciuman pertama aku malah dengan laki-laki yang bukan suamiku.' (Aisyah)

Mata perempuan itu membulat saat melihat wajah laki-laki yang membawanya ke sini dan menciumnya dengan kasar. Aisyah hendak bicara, tetapi bibirnya kembali dicium oleh dosen killer yang terkenal di kalangan mahasiswa. Terutama teman-temannya yang begitu mengagumi ketampanan dan dan sikap dinginnya.

'Ternyata bohong. Siapa yang bilang kalau dosen ini penyuka sesama jenis!'

Aisyah tidak sadar kalau saat ini dirinya sudah berada di sebuah kamar dan jilbab yang menutupi kepala sudah terlepas. Bahkan resleting gamisnya juga sudah terbuka dan memperlihatkan dadanya yang ranum dan montok.

Andromeda sudah tidak bisa lagi menahan dirinya. Dari lima orang wanita, dia menjatuhkan pilihannya kepada Aisyah. Gadis yang mirip dengan orang yang dia kenal. Laki-laki itu tadi merasa kalau tubuhnya mengalami perubahan menjadi panas. Betapa bergairahnya dia saat melihat senyum Aisyah. Bibir pink segar milik mahasiswi yang dikenal baik dan ramah, terlihat begitu menggoda sehingga dia ingin sekali mencicipi benda lembut itu.

Ternyata apa yang dia bayangkan tadi itu benar, bibir milik Aisyah yang menggoda itu terasa lembut dan manis ada rasa strawberry. Rasanya Andromeda tidak mau berhenti mencumbu benda lembut dan kenyal itu.

"Pak, hentikan!" suara lemah Aisyah mencoba menyadarkan Andromeda yang dengan teganya membuka semua pakaian milik Aisyah.

"Aku tahu kamu juga sedang merasakan apa yang aku rasakan saat ini," ucap Andromeda dengan mendesis, karena menahan diri agar tidak berbuat kasar pada gadis yang ada dibawah kungkungannya.

"Tolong!" teriak Aisyah sekuat tenaga, tetapi yang terdengar malah seperti desssahan bagi Andromeda dan semakin membangkitkan gairahnya.

***

Apakah akan ada orang yang menggagalkan perbuatan mereka? Siapakah musuh dalam selimut itu? Tunggu kelanjutannya, ya!

Teman-teman dukung karya terbaru aku, semoga di novel ini ada nilai kebaikan yang bisa diambil oleh kalian. Jangan tiru perbuatan buruk yang ada di dalamnya.

Bab 2. Identitas Aisyah dan Andromeda

Bab 2

Sudah kebiasaan Aisyah bangun jam 02:00 dini hari. Begitu juga saat ini dia membuka matanya, padahal baru tidur sekitar 2 jam setelah hampir 3 jam melakukan pertarungan mencapai surga dunia dengan Andromeda.

Betapa terkejutnya dia saat sadar sedang berada di dalam dekapan dosen dingin ini tanpa busana. Tubuh keduanya hanya tertutup oleh selembar selimut tipis. 

'Astaghfirullahal'adzim. Ya Allah, ampuni aku karena tidak bisa melawan keinginan aku semalam. Meski hati ini menolak dan menjerit, tapi tubuhku tidak berdaya untuk melawan.'

Air mata Aisyah kembali meleleh, dia teringat kejadian semalam di mana dirinya dan laki-laki yang sedang tidur di sampingnya ini sama-sama melampiaskan hasrat karena obat laknat. Hal yang paling wanita ini benci adalah dia sempat menikmati sentuhan dari laki-laki yang sudah merenggut kesucian dirinya yang seharusnya dia berikan untuk Ustadz Syakir, calon suaminya.

Aisyah merasakan badannya remuk, tetapi memaksakan diri untuk bangun. Wanita itu berjalan dengan tertatih-tatih menuju ke villa. Perasaan yang dia rasakan saat ini adalah amarah, kesal, dan menyesal bercampur menjadi satu.

Cairan bening yang keluar dari netranya seakan tidak mau berhenti, di tubuh mulusnya kini terdapat banyak jejak-jejak yang ditinggalkan oleh Andromeda. Tangannya menggosok keras di setiap tanda merah sampai lecet, karena dia masih bisa merasakan sentuhan dari laki-laki itu.

Sholat taubat Aisyah lakukan dengan sungguh-sungguh diiringi tangisan penyesalan. Wajah sembab dan mata bengkak tidak bisa disembunyikan. Mulut wanita itu tiada hentinya berdzikir melantunkan istighfar. Dia tahu dosa besar yang telah dia lakukan tadi, meski tanpa keinginan dirinya.

"Subhaanallaahi wa bihamdihii astaghfirullaahi wa atuubu ilaiih" (Maha Suci Allah dengan segala pernyataan syukur kepada-Nya, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya)

***

Pagi-pagi sekali Aisyah dan teman-temannya pulang dengan mobil jemputan. Para mahasiswa itu tidak bertemu dengan Andromeda atau Surya lagi sejak semalam.

"Aisyah, aku tahu kamu sangat sedih karena berpisah dengan orang-orang di desa ini. Mereka memang baik dan perhatian kepada kita semua. Tapi, kalau sampai menangis seperti ini rasanya sangat berlebihan," ucap Renata yang sempat melihat mata Aisyah bengkak dan memerah.

"Mereka banyak sekali membantu kita selama tinggal di sini, wajar kalau Aisyah bersedih karena harus berpisah," ucap Tarisa sambil merangkul Aisyah.

Aisyah hanya mengangguk, karena suaranya habis efek menangis dan berteriak sejak semalam. Dia juga berusaha menghindari pembicaraan dengan orang lain.

***

Hati Aisyah semakin hancur saat melihat ada Ustadz Syakir datang menjemput dirinya di kampus. Senyum lebar dari laki-laki yang sudah meng-khitbah dirinya 5 bulan yang lalu, dan tinggal 7 bulan lagi mereka akan menikah.

"Assalamu'alaikum, Aisyah," salam Ustadz Syakir dengan nada lembut dan mata yang berbinar menatap dirinya.

"Wa'alaikumsalam, Ustadz Syakir," balas Aisyah tercekat.

"Kakak ipar, tahu tidak? Sejak semalam Kang Syakir tidak bisa tidur dan terus memikirkan dirimu. Akibatnya, aku diajak begadang semalaman," ucap Syakira dengan wajah cemberut, adik Ustadz Syakir yang masih berusia remaja.

Bola mata Aisyah membulat, karena terkejut. Sebab, semalam dia sudah berbuat suatu pengkhianatan terhadap calon suaminya. Rasanya dia ingin menangis saat ini juga dan memberi tahu apa yang sudah terjadi kepada dirinya semalam.

'Apa Ustadz Syakir masih mau kepadaku yang sudah ternoda ini?' (Aisyah)

"Ada apa Aisyah?" tanya Ustadz Syakir, karena perempuan itu masih saja diam berdiri tidak masuk ke dalam mobil.

Aisyah tersentak dan tersenyum tipis lalu masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh laki-laki berpenampilan alim. Mobil itu melaju meninggalkan parkiran.

***

Andromeda menjambak rambutnya dengan penuh amarah. Memorinya kembali berputar akan kejadian semalam. Saat dia melepaskan hasrat dirinya kepada seorang gadis yang merupakan mahasiswi di kampus tempat dirinya mengajar.

"Aku sudah merenggut kesucian perempuan itu. Bahkan aku mengeluarkan benih di dalam entah berapa kali. Bagaimana jika wanita itu hamil?" gumam Andromeda.

Saat dia bangun tadi, perempuan itu sudah tidak ada di kamar. Sampai sekarang dia tahu bagaimana cara menghubunginya.

***

Satu Minggu kemudian ….

Andromeda sedang berjalan cepat ke arah masjid Raya Alfalah, dia hendak mengerjakan sholat Zuhur yang waktunya sudah sangat mepet akan segera berakhir. 

Dia melihat ada Aisyah sedang duduk di pelataran masjid bersama dengan seseorang yang dia kenal baik. 

'Zahra? Apa Aisyah saudaranya Zahra?' (Andromeda)

"Andro?" Zahra yang melihat ke arahnya tiba-tiba saja menyapa.

"Iya. Maaf, ya, aku sedang terburu-buru!" Andromeda lekas masuk ke tempat wudhu laki-laki.

Begitu dia selesai sholat dan hendak beranjak ada seseorang yang menepuk bahunya. Lagi-lagi Andromeda melihat orang yang dia kenal.

'Kenapa aku harus bertemu dengan orang-orang yang tidak ingin aku temui saat ini.' (Andromeda)

"Assalamu'alaikum, Andro," salam Fatih.

"Wa'alaikumsalam, Fatih. Apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu," balas Andromeda.

"Aku baik, sejak kita berkumpul bersama di rumah Cantika, tidak pernah bertemu kembali," ucap Fatih.

Mendengar nama Cantika hati Andromeda berdesir. Wanita yang menjadi cinta pertama dan sampai saat ini. Seorang yang mampu mencuri hatinya di hari pertama mereka bertemu. Sepupu yang hilang dan perempuan yang haram bagi dia untuk dinikahi. Namun, cinta dia kepadanya begitu besar.

"Aku dengar kamu tinggal di Australia sekarang," ucap Andromeda kepada laki-laki berwajah campuran bule.

"Ya, dua tahun belakangan ini aku dan Zahra tinggal di sana. Tetapi, sudah hampir satu tahun tinggal di sini lagi. Bagaimanapun juga lebih senang tinggal di negeri sendiri," ujar Fatih.

Sambil menunggu adzan Ashar berkumandang, kedua laki-laki itu berbincang-bincang. Pada saat mereka selesai sholat berjamaah, Fatih mengajak Andromeda ke rumahnya.

"Sayang, aku bertemu dengan Andromeda," kata Fatih kepada Zahra saat mereka bertemu di parkiran.

Pasangan suami istri itu tidak tahu kalau ada dua anak manusia yang sedang berkecamuk pikiran dan perasaannya saat ini. Aisyah merasa takut dan marah pada laki-laki yang sudah merenggut kehormatannya. Sementara itu, Andromeda merasa kesal dan was-was takut Aisyah mengatakan kejadian di villa itu kepada Zahra. Selain itu dia juga takut kalau perempuan itu sedang mengandung benihnya.

"Andro, kenalkan ini adik aku, Aisyah," kata Zahra mengenalkan saudaranya.

"Salam kenal," balas Andromeda sambil menatap ke arah Aisyah dan perempuan itu menangkupkan kedua tangannya.

"Andro adalah sepupunya Cantika yang pernah aku ceritakan dulu," bisik Zahra kepada Aisyah.

'Apa? Jadi, Andromeda adalah laki-laki yang jatuh cinta pada istrinya Kak Alex?' (Aisyah)

***

Apakah Aisyah akan jujur kepada Ustadz Syakir atas apa yang sudah menimpa dirinya? Apa yang akan dilakukan Andromeda setelah tahu kalau perempuan yang direnggut oleh dirinya adalah adik ipar dari kerabat jauh? Tunggu kelanjutannya, ya!

Bab 3. Kejujur Aisyah

Bab 3

Semenjak pertemuan di masjid tempo hari, Aisyah dan Andromeda selalu saling menghindar jika bertemu atau melihat kejauhan. Mereka merasa setelah kejadian di villa, sering sekali bertemu atau berpapasan dengan tidak sengaja, seakan takdir mengingatkan keduanya akan dosa besar yang sudah mereka lakukan.

Sudah tiga minggu berlalu semenjak Aisyah kehilangan kesuciannya, dia masih merasa was-was takut kejadian malam itu menghasilkan kehidupan di dalam perutnya. Wanita itu juga belum mengatakan kejadian itu kepada calon suaminya, laki-laki yang dia kagumi dan cintai. 

"Apa aku bicara sekarang saja, ya?" Aisyah merasa gugup dan tidak menentu pikiran dan perasaannya saat ini.

Sudah beberapa kali Aisyah mencoba mengatakan kepada  calon suaminya kalau dia sudah tidak perawan lagi. Namun, setiap kali dia akan mengatakan hal itu selalu saja ada yang mengganggu. Maka, dia pun mengirim pesan kepada Ustadz Syakir untuk mengajaknya bertemu.

Kini pemuda tampan bermata teduh itu sudah duduk di ruang keluarga Abah Ahmad, guru mengaji di pesantren yang sama dengan dia mengajar. Jantung laki-laki itu berdebar-debar karena Aisyah tiba-tiba saja mengajaknya bertemu dan ingin mengatakan sesuatu yang penting. 

Wanita berbaju muslim berwarna moca senada dengan jilbabnya datang sambil membawa nampan berisi air minum dan toples kue. Dia berjalan dengan hati-hati takut Air dari gelas itu tumpah.

"Sebenarnya sesuatu yang penting itu apa?" tanya Ustadz Syakir dengan menundukan kepala, karena Aisyah duduk di depannya dan hanya terhalang oleh meja.

Aisyah menjadi ragu kembali untuk menceritakan hal yang sudah terjadi kepadanya. Dia takut kalau calon suami idamannya itu memilih memutuskan hubungan mereka.

"A-ku ingin ju-jur ke-pada-mu, tetapi takut kamu marah dan berubah membenci diriku," jawab Aisyah dengan lirih dan suaranya bergetar, karena menahan isak tangis, meski air mata itu sudah meluncur deras di pipinya.

Mendengar sang pujaan hati menahan tangis seperti itu Ustadz Syakir langsung mengangkat kepala dan melihat ke arah perempuan yang sedang menyeka air di pipi. 

"Apa ada Aisyah? Katakan saja. Aku tidak akan marah sama kamu," ucap pemuda berbaju koko berwarna kopi.

Aisyah menatap calon suaminya masih dengan derai air mata yang tidak bisa dia hentikan. Suasana malam yang dingin dan sepi, karena sore hari tadi hujan deras, tidak mampu mendinginkan dan menenangkan gemuruh di dada, perempuan berjilbab mocca.

"Sebelumnya aku ingin minta maaf, sungguh apa yang sudah menimpa diriku ini bukan keinginan diriku sendiri. Aku sudah memikirkan ini dari dulu dan setelah sekian lama akhirnya aku putuskan untuk jujur kepadamu. Bagaimanapun juga bagiku, Kang Syakir adalah laki-laki terbaik dan pantas untuk mendapatkan yang baik pula," ujar Aisyah dengan tatapan masih mengarah pada laki-laki yang kini sedang menatap balik dirinya.

Telinga laki-laki itu memerah karena dipuji oleh seorang kembang desa yang akan menjadi istrinya kelak. Namun, senyum yang biasa di perlihatkan tidak tercipta di wajahnya yang tampan.

"Kamu adalah perempuan terbaik yang aku kenal," balas Ustadz Syakir dengan sungguh-sungguh sepenuh hati.

Hati Aisyah rasanya semakin teriris mendengar ucapan pujaan hatinya. Dia tidak mau kalau sampai laki-laki ini berubah membencinya. Semakin deras saja air mata yang keluar dari netra bening dan berbulu lentik itu.

"Akang Syakir salah, aku bukanlah perempuan baik. A-ku su-dah ter-noda," ucap Aisyah jujur.

Sakit sekali rasanya mengatakan sebuah kejujuran ini kepada orang yang sudah memberikan nilai tinggi kepada dirinya. Aisyah menekan dadanya yang terasa sesak dan menarik napasnya panjang. Apalagi saat dia melihat ekspresi wajah terkejut dari Ustadz Syakir. Dia yakin kalau laki-laki itu pasti sangat kecewa.

"Ka-mu tidak bohong, 'kan?" tanya Ustadz Syakir mencoba meyakinkan dirinya. Dia takut Aisyah hanya sedang menjahili atau menguji dirinya.

Aisyah dikenal sebagai gadis ceria dan enerjik. Selain itu dia juga sangat aktif diberbagai kegiatan santri perempuan dan anak muda muslim. Berbeda dengan kakaknya—Zahra—yang pendiam dan pemalu, tetapi cerdas.

Sifat mudah bergaul dan tidak melihat seseorang dari status jabatan dan kekayaan, yang penting orang itu baik dan tidak mengajaknya kepada kesesatan, pasti Aisyah akan mengajaknya berteman baik. Dia juga suka menolong dan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan tanpa mengharapkan pamrih atau imbalan.

Jika Aisyah dan Syakira sudah bertemu keduanya suka saling menggoda dan menjahili satu sama lain. Namun, sering kompak jika melakukan sesuatu.

"Aisyah, katakan kalau kamu sedang menguji aku? Aku tidak suka kalau kamu bercanda atau menjahili aku," ujar Ustadz Syakir.

Aisyah menggelengkan kepala dan bibir bawahnya dia gigit kuat agar suara tangisannya tidak keluar. Dia sekarang merasa yakin kalau Ustadz Syakir akan memutuskan hubungan mereka hari ini juga. Dirinya pasrah dan akan mencoba menerima lapang dada keputusan dari laki-laki itu.

"Tidak. A-ku …." Suara Aisyah seakan hilang dan tidak bisa bicara lagi.

"Katakan semuanya dengan jujur, aku siap mendengarkan!" pinta Ustadz Syakir dengan nada lembut berusaha menenangkan hati sang pujaan hati. Meski hati dirinya sendiri merasakan perih.

Aisyah pun menceritakan garis besar yang terjadi di malam terakhir dia dan teman-temannya kuliahnya di villa. Dia tidak mengatakan dengan siapa dia melakukan hal itu. 

"Jadi, ada yang menjebak dirimu?" tanya Ustadz Syakir dengan tatapan sendu dan Aisyah hanya mengangguk di kala dia masih menundukan kepalanya.

"Astaghfirullahal'adzim. Siapa yang berani berbuat seperti itu kepada kamu?" tanya laki-laki itu lagi dan Aisyah hanya menggelengkan kepala, karena tidak tahu.

"Ya Allah ampunilah Aisyah. Aku tidak akan mempermasalahkan kesucian dirimu. Aku akan menerima dirimu apa adanya," lanjut Ustadz Syakir dengan tegas.

Kepala Aisyah terangkat begitu mendengar ucapan calon suaminya. Dilihatnya wajah laki-laki itu yang terlihat sedih dan sorot matanya memancarkan sarat akan kesedihan dan kasihan. 

"Akang Syakir tidak marah?" tanya Aisyah kepada Ustadz Syakir untuk lebih meyakinkan dirinya.

"Tidak. Itu semua bukan keinginan dirimu," jawab laki-laki yang sering dipanggil 'Akang'.

Waktu serasa berhenti dan suasana hening seketika bagi Aisyah. Ada sedikit rasa bahagia di tengah-tengah rasa sakit dan kecewa yang dirasakan oleh dirinya saat ini. Perempuan itu selalu merasa beruntung dicintai oleh jejaka tampan dan baik hati ini.

"Alhamdulillah. Terima kasih, Kang. A-ku sangat takut, jika Akang Syakir membenci aku gara-gara hal ini. Selama ini aku tidak bisa tidur dan menjalani hari-hari belakangan ini dengan kemarahan, ketakutan, dan tangisan. Aku tidak mau kalau sampai Akang membenci diriku. Karena aku cinta dan sayang sama Akang," jujur Aisyah dengan air mata yang berlinang.

Ustadz Syakir ingin menghapus air mata yang tidak berhenti keluar dari netra perempuan itu. Ingin memeluknya dan memberikan rasa ketenangan kepadanya. Bahkan rasanya dia juga ingin menghajar laki-laki yang sudah membuat wanita yang dicintainya ini jatuh ke jurang penderitaan.

'Siapa laki-laki itu?' (Ustadz Syakir)

***

Apakah hubungan Aisyah dan Ustadz Syakir akan berjalan mulus dan bisa hidup bersama sesuai dengan impian mereka? Apa yang akan dilakukan oleh Andromeda jika tahu wanita yang sudah direnggut kesuciannya mempunyai calon suami dan sebentar lagi akan menikah? Tunggu kelanjutannya, ya!

Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan di skip biar terbaca oleh sistem. Lalu, jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan kepada aku dengan kasih like, komentar, bunga, kopi, vote, dan ⭐⭐⭐⭐⭐. Semoga hari ini kalian bahagia dan sehat selalu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!