NovelToon NovelToon

Sepenggal Kisah Cinta

Episode 1

Happy Reading.

"Cinta, lo gak usah menghayal bisa mendapatkan Pangeran berkuda putih, hidup lo udah bagus sekarang, halu nya dikurangi, ya!" gadis itu menatap cermin sambil bermonolog dengan dirinya sendiri dengan berada di depan cermin.

Dengan begini, gadis itu tidak akan pernah berharap kalau Jimin akan datang melamarnya.

"Go, go, otw kerja!!"

Pagi itu Cinta mengawali paginya dengan semangat dan optimis agar semuanya berjalan dengan baik. Gadis cantik itu tersenyum cerah begitu keluar dari dalam rumahnya, mengendarai motor matic dan menyusuri jalan raya yang tampak padat mengingat hari ini adalah hari Senin.

Hari yang sangat sibuk karena setelah weekend bisa dipastikan banyak orang yang juga berangkat bekerja seperti Cinta.

Gadis itu menghentikan motornya setelah sampai di parkiran khusus karyawan, melepaskan helmnya dan menaruhnya di salah satu spion. Cinta menyempatkan diri untuk bercermin di kaca spion sebelahnya, merapikan rambut yang sedikit berantakan akibat memakai helm tadi.

"Cinta!" Gadis itu menoleh ketika mendengar seseorang memanggil namanya, nampak wanita seumuran dengannya yang sedang berjalan ke arahnya.

"Hai Sil," sapa Cinta yang melihat teman kerja sekaligus sahabat nya itu.

"Bareng yuk, lo udah sarapan belum?" tanya Sisil.

"Gue udah sarapan tadi di rumah pakai telur ceplok sama kecap doank, tapi behh, rasanya nikmat!" jawab Cinta lebay.

"Lo mah nggak pernah berubah ya, dari dulu sarapannya cuman pakai telur doang, emang nggak bosan apa?" cibir Sisil merasa heran dengan sahabatnya yang tidak pernah bosan dengan menu favorit nya itu.

"Sirik aja lu mah, yang penting kan bergizi dan sehat jadi gue nggak kehilangan daya tahan tubuh buat kerja seharian!" cerocos Cinta sambil terus berjalan tanpa melihat ke depan.

Brukk!!

"Aww, lo punya mata nggak sih, kalau jalan itu lihat depan dong!" seru Cinta kesal karena dia terjatuh akibat menubruk seseorang.

Dia yang menubruk tetapi dia juga yang marah, Sisil hanya hanya bisa memaki Cinta dalam hati karena melihat siapa pria yang berdiri di depan mereka.

"Sttt! Cin, ucapannya dijaga!" bisik Sisil sambil membantu sahabatnya itu berdiri.

Cinta merasa kesal sambil mengibaskan tangannya ke bajunya karena kotor akibat terjatuh.

Wanita itu menatap siapa orang yang masih tidak mau meminta maaf padanya.

'Mampus gue!'

"Eh, Ba-bapak, maaf saya tidak sengaja tadi!" Cinta menyadari siapa lelaki di depannya itu. Wanita itu menunduk sambil meminta maaf, Cinta juga mengatupkan kedua tangan di dadanya, sampai tangannya bergetar karena takut dapat amarah dari bosnya.

Pria itu menatap cinta dengan tatapan tajam. "Lain kali hati-hati, jalan pake kaki, gak pake mata!"

Hampir saja Sisil menyemburkan tawanya kalau tidak mengingat siapa pria yang sedang menatap mereka dengan berkacang pinggang.

"Iya pak, sekali lagi saya minta maaf, lain kali saya akan berhati-hati," ucap Cinta menahan malu.

Sungguh dia benar-benar tidak tahu jika orang yang ditabraknya adalah bosnya sendiri.

Setelah pria itu pergi, Cinta dan Sisil baru bisa bernafas lega, mereka tentu saja sangat takut jika akan berdampak dengan pemecatan ataupun pengurangan gaji gara-gara sikap cinta yang keterlaluan.

"Lo sih, gak liat dulu siapa orang yang lo tabrak malah marah-marah sendiri! Eh tapi Pak manager ganteng, ya! Mana masih muda lagi!"

"Yaelah, masih gantengan Jimin, lah!" sela Cinta cepat.

"Tapi Pandu juga ganteng loh," ucap Sisil tiba-tiba berubah berbinar.

Pandu adalah salah satu karyawan yang menjadi idola, Hampi semua karyawan wanita mengidolakan pria itu. Sosoknya yang tampan dan dingin, membuatnya semakin menawan.

Tapi tidak ada yang membuat Pandu tertarik, bahkan dia menolak Nirmala, salah satu karyawan senior yang populer karena kecantikannya.

"Lo suka sama Pandu? Entar gue sampein perasaan lo, Sil," goda Cinta.

"Bukan gue yang suka sama Pandu, tapi Pandu yanh suka sama elo, Cin!"

"Huss, jangan ngawur! Udah ah, yukk masuk!" kedua gadis itu pun masuk ke dalam sambil terus berghibah ria.

*****

Cinta menyusuri rak-rak yang tersusun rapi itu untuk mencari File yang dicarinya.

"Duh, itu file kok diatas, sih! Tau aja kalau gue ini pendek, tapi Pak Agus sengaja nyuruh gue buat ambil tuh File, ck!" Cinta berdecak sambil berkacak pinggang.

Setelah menghiruo napas dalam-dalam, gadis itu memutuskan untuk mencari kursi atau tangga untuk nya agar bisa menggapai File yang ada di susunan paling atas.

"Duh, kok gak ada kursi yang bisa buat gue manjat!" Akhirnya terpaksa Cinta menggunakan jurus satu-satunya, yaitu melompat agar bisa tergapai.

"Cinta, ada apa?"

"Eh, pandu, ini gue mau ngambil File di map warna hijau tua itu, tapi ketinggian," Cinta nyengir kuda karena menahan malu saat ketahuan melompat-lompat tadi oleh Pandu.

Pria yang terkenal dingin itu tersenyum pada Cinta, kemudian dia mengulurkan tangannya untuk mengambil File tersebut.

"Nih," Pandu menyerahkan File itu pada Cinta yang masih melongo.

"Kok lo tinggi banget, sih!" bukannya berterima kasih, tapi Cinta malah kagum.

"Lo aja yang pendek," Cinta terkejut ketika Pandu mengusap rambutnya lembut.

Deg!

'Ini gue gak salah liat 'kan? Pria ini beneran Pandu?' batin Cinta.

Siapa yang tidak kenal dengan pria itu, bahkan dikabari Pandu itu tidak bisa tersenyum, karena wajahnya yang selalu tanpa ekspresi.

Tapi bagi Cinta gosip itu tidak benar, karena Pandu saat bersamanya selalu menampilkan senyum yang menawan, membuat hatinya meleleh.

'Sadar Cin! Jangan kebanyakan menghayal!' batin Cinta.

"Makasih ya, tanpa lo gue pasti dimarahi sama Pak Agus, kalau gitu gue permisi dulu!" Cinta harus segera kabur agar tidak semakin diabetes karena melihat wajah Pandu yang benar-benar tampan.

Ngomong-ngomong apa hubungannya diabetes dengan wajah Pandu? Entahlah, Cinta tidak tahu, dia hanya asal saja.

"Tunggu dulu, semua ini gak gratis loh," ucap Pandu membuat Cinta membulatkan matanya.

'Tuh 'kan, gak mungkin dia suka sama gue, nyatanya dia minta bayaran!'

"Oke, emang lo mau apa?" tanya Cinta.

"Makan siang di resto ayam geprek deket kantor," jawab Pandu sumringah.

Sepertinya dia senang sekali meminta imbalan pada Cinta.

'Apes deh, mana gaji gue tinggal dikit, mana cukup buat ntraktir pandu Ayam geprek!'

"I-iya deh, nanti siang, ya? Tapi gue gak ikut makan, Lo aja ya, ntar gue yang bayarin," jawab Cinta deg-degan.

Bukan karena dia jatuh cinta, seperti namanya, tapi Cinta deg-degan, karena takut uang di dompetnya gak cukup buat bayarin Ayam geprek yang terkenal enak dan mahal itu.

Pandu malah terkekeh melihat reaksi cinta, tangan kembali mengelus rambut cinta seperti mengelus si Kitty, kucing kesayangan cinta.

"Gue gak minta dibayarin, tenang aja, gue yang traktir, yang penting lo mau makan siang bareng gue!"

Eh, cinta gak salah denger 'kan? Kenapa suara Pandu mendayu lembut ditelinganya, seperti berbicara pada orang yang dicintainya.

'Jangan behalu cin, berhayal aja!'

Bersambung.

Episode 2

Happy Reading.

Akhirnya Pandu dan Cinta pergi bersama ke resto ayam geprek didekat kantor.

Setelah memesan makanan, mereka berdua duduk berhadapan, hanya dipisahkan oleh meja persegi di antara mereka, sambil menunggu makanan datang, Cinta bermain dengan ponselnya.

Pandu menatap lekat wajah cinta yang saat ini memilih asyik bermain ponsel daripada mengajaknya ngobrol.

Padahal sebenarnya Cinta melakukan hal itu hanya untuk mengurangi rasa canggung karena harus berduaan dengan Pandu.

"Eghem, besok weekend ada acara nggak, Cin?" Tanya Pandu berhasil mengalihkan fokus Cinta dari ponselnya.

Cinta terlihat berpikir, selama ini dia selalu tidak punya acara di akhir pekan, biasanya kalau liburan hanya tiduran di rumah sepanjang hari.

"Enggak sih, memangnya kenapa, Ndu?" tanya Cinta balik, meneliti ekspresi Pandu dan bertanya-tanya kenapa sampai pria itu menanyakan hal tersebut.

Jujur sebenarnya Pandu grogi saat ini tapi mau kapan lagi dia berani mengutarakan semuanya kepada cinta kalau dia tidak bergerak maju.

"Mau ke pantai bareng gue nggak?" Ajak Pandu.

'Bushet, apalagi ini kenapa tiba-tiba Pandu ngajakin gue ke pantai?'

Cinta menatap wajah Pandu lekat mencari keseriusan dalam ucapan yang baru saja Pandu antarkan untuknya.

"Serius nih, lu ngajakin gue pergi?" tanya Cinta masih sulit percaya dengan ajakan cowok di depannya ini.

"Iyalah Cin masa gue bercanda, gue serius kali," Pandu terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, dia heran dengan Cinta yang saat ini menampilkan wajah yang begitu imut.

'Cantiknya,' batin Pandu.

Cinta masih berusaha mencerna ucapan Pak Pandu dia belum sepenuhnya percaya ketika Pandu mengajaknya pergi ke pantai.

Apakah saat ini cinta sedang bermimpi, ini seorang Pandu loh, pria paling populer di kantor dan juga paling tampan, yang jelas idola para karyawan wanita.

Pandu yang melihat Cinta hanya diam saja mengira bahwa gadis itu menolak ajakannya.

"Gue nggak maksa kok cinta, jangan diambil pusing ya, kalau nggak bisa ...."

"Bisa,, gue mau kok, Ndu!" sahut cinta memotong ucapan pandu yang belum selesai itu.

Pandu tersenyum bahagia, pria itu tidak dapat menyembunyikan perasaan senangnya, ini akhirnya bisa jalan berdua dengan cinta wanita yang disukainya sejak pertama kali bekerja di kantor Acy Grup.

Gadis yang mampu mencuri perhatiannya dengan senyuman manis dan kesederhanaan.

"Oke kalau kalau gitu besok gue jemput ya, mau pagi atau sore?"

"Sore aja Ndu, gue suka lihat matahari terbenam," jawab cinta tersenyum.

"Kenapa lu suka jalan sore hari? alasannya apa?" tanya Pandu, random sebenarnya.

"Ya, nggak ada bintang yang muncul di pagi hari, jadi gue senang kalau ke pantai tuh sore hari gitu, sambil lihat sunset kita juga bisa lihat bintang-bintang yang bertebaran di atas kalau matahari udah terbenam," jelas cinta panjang lebar sambil tersenyum, memperlihatkan langsung pipi yang semakin menambah kemanisan pada wajahnya.

Pandu terus menetap cinta terpukau dengan senyumnya yang begitu menarik di matanya tanpa sadar dia pun bergumam.

"Cantik sekali kamu cinta," lirih Pandu, saking pelannya mungkin hanya dirinya sendiri yang mendengar, sedangkan cinta sudah sibuk dengan gawainya kembali.

Setelah beberapa saat makanan mereka pun akhirnya datang.

Keduanya makan dengan suasana yang akrab, meskipun Cinta memang tidak sering berinteraksi dengan Pandu tetapi pria itu memang tidak terlalu bersikap dingin saat bersama Cinta.

Setelah makan siang dengan Pandu cinta kembali berkutat dengan pekerjaannya.

"Cin, cin tadi gue nggak salah lihat kan?" Cinta sedikit ketika bahuny ditepuk oleh Sisil.

"Apaan sih lo Sil, ngagetin tau nggak!" gerutu Cinta.

"Lo tadi dari mana aja, gue cari-cari tapi nggak ada dan parahnya gue lihat lo masuk ke sini bareng sama Pandu, gila ya, apa sekarang lo udah pacaran sama Pandu?" cerca Sisil ingin tahu hubungan antara sahabatnya itu dengan pria idola di kantor.

Pendengaran kapan pertanyaan dari Sisil cinta memutar bola matanya jengah, "gue sama Pandu tadi cuman pergi makan siang di resto ayam geprek sebelah kok, dia ntraktir gue makan, kenapa emangnya?"

"APA!!" Sisil berteriak, matanya melotot tidak bercaya.

"Ssttt ... Nggak usah teriak Sil, nanti kalau Nirmala dengar, habis gue!" lirih Cinta.

"Ya maaf, gue cuma heran aja, tumben lo nerima ajakan cowok, biasanya kan lo selalu menghindar," ucap Sisil. "Apa jangan-jangan lo udah move on dari mantan lo yang kaya itu ya?" tanya Sisil penasaran.

"Eh!"

Bersambung.

Episode 3

Happy Reading.

Cinta memang menghindari kontak intens dengan mahluk yang namanya cowok, itu dilakukannya semata-mata hanya karena ingin melindungi dirinya dan menjaga hatinya.

Sebuah rasa kecewa di masa lalu mungkin menjadi penyebabnya. Cinta hanya diam, apa iya dia sudah move on dan ikhlas atas masa lalunya.

Gadis itu menghembuskan nafas kasar, "mungkin iya juga sih Sil, gue juga udah nggak peduli lagi," jawab cinta meyakinkan dirinya sendiri.

"Baguslah, jangan terjebak oleh masa lalu, karena yang ada di depan itu masa depan, lo berhak bahagia tanpa Andika," ujar Sisil menyemangati.

Cinta hanya mengangguk, sesaat matanya berfokus oleh beberapa teman kerjanya sedang berkumpul.

"Itu lagi pada ngapain, Sil? ada gosip terbaru apa lagi? kok gue nggak tahu?"

"Oh, itu lagi pada bahas acara kumpul-kumpul buat akhir bulan, lo mau ikut?"

Biasanya setiap divisi memiliki kegiatan mereka masing-masing diakhir bulan.

"Memangnya acaranya mau di mana?" tanya Cinta.

"Katanya sih, mereka akan pergi ke tempat yang ada di atas bukit yang lagi viral itu loh,, Bagus banget tempatnya, kita bakal disuguhkan pemandangan kota B dari atas bukit waktu malam hari, kesukaan lu banget tuh lihat bintang di tempat yang terbuka kayak gitu," jawab Sisil.

"Wah, keknya seru tuh, gue ikutan!" ucap Cinta dengan antusias.

"Oke, kalau gitu nanti gue bilang sama Andre, by the way yang milih tempat itu sebenarnya Pandu loh," ucap Sisil melirik sahabatnya yang juga tengah menatapnya.

"Ya, terus kalau yang milihih Pandu, kenapa lo lirik gue kayak gitu," Sisil hanya menggeleng sambil tersenyum misterius.

*****

Tidak terasa waktunya pulang dari kantor, Jam sudah menunjukkan pukul 05.00 sore, sudah banyak karyawan yang pulang sejak tadi.

Beberapa teman satu divisi Cinta sedang membereskan sisa pekerjaan mereka, begitupun dengan dirinya.

Setelah semuanya selesai cinta melangkahkan kakinya dan keluar dari ruangan divisi keuangan, berpamitan pada teman-temannya dan berjalan menuju parkiran.

Cinta memakai helmnya dan segera naik di atas motor, melajukan motornya dan bergegas untuk pulang.

Jalanan memang selalu ramai oleh lalu lalang pengemudi, apalagi di sore hari saat para pekerja seperti cinta pulang ke rumahnya. Ada yang terburu-buru pulang ke rumah karena tidak sabar bertemu sanak keluarga atau mungkin ada juga yang baru saja berangkat bekerja di sore hari.

Sesampainya di rumah, Cinta langsung masuk dan berjalan menuju ke kamar, Cinta merebahkan tubuh di atas kasur untuk melepaskan penat karena seharian bekerja.

Saat menatap langit-langit kamarnya, tiba-tiba cinta tersenyum mengingat janji dengan Pandu yang mengajaknya ke pantai besok weekend.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, ada satu pesan masuk dari nama yang membuat jantung kita berdebar-debar.

'Pandu?'

'Cinta, udah sampai rumah?'

'Udah, ini baru aja sampai.'

Akhirnya mereka berbalas pesan beberapa kali, sebelum Cinta masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi, Cinta langsung merebahkan tubuhnya kembali di atas kasur.

Entah kenapa hatinya merasa bahagia, saking senangnya memikirkan hal itu cinta terlelap sendiri dalam tidurnya.

****

Pagi hari ada yang terasa berbeda ketika Cinta keluar dari dalam kamar. Gadis itu melihat sang Ayah sudah pulang dari luar kota sedang duduk sambil membaca koran.

Padahal tadi subuh saat Cinta ke dapur untuk menggoreng telur ceplok dan memasak sayur bersama ibunya, Ayahnya belum ada.

Ayah Cinta bekerja di sebuah toko mebel yang tidak jauh dari rumahnya, beliau bekerja sebagai sopir pengantar barang, jadi lumayan sering keluar kota untuk mengantarkan barang pesanan kepada pelanggan.

"Ayah sudah pulang, nyampe rumah jam berapa, yah?" tanya cinta kepada Ayahnya yang sedang menikmati kopinya di ruang makan.

"Jam 6 pagi," jawab Pak Rudi. "Gimana pekerjaan kamu, nak?"

"Alhamdulillah Cinta makin betah bekerja di sana yah," jawab gadis itu sambil melanjutkan pekerjaannya memasukkan nasi dan juga telur ceplok yang sudah dia goreng subuh tadi ke dalam wadah untuk sarapan mereka.

Senyum cinta sejak tadi tidak pernah luntur dari wajahnya, dan hal itu menjadi pusat perhatian Pak Rudi.

Setelah beres menata makanan di meja, Cinta memandang ponselnya dengan senyum yang mengembang.

"Sepertinya suasana hatimu sedang bahagia ya nak? apa Putri Ayah satu-satunya ini sudah punya pacar lagi?" tanya Pak Rudi ingin tahu, tentu saja beliau penasaran dengan tingkah putrinya yang sejak tadi selalu tersenyum dengan memandang ponsel.

Cinta terkejut dengan ucapan sang Ayah, apakah terlihat sekali kalau dia lagi kasmaran.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!