NovelToon NovelToon

Gamon ( Gagal Move On )

Pertemuan Pertama

Happy Reading.

Patah hati, itulah yang dirasakan Nada saat ini. Kekasih yang telah dipacarinya selama Lima Tahun baru saja memutuskannya. Alasannya begitu klasik, yaitu ingin fokus pada karirnya yang mulai dipromosikan menjadi general manager.

"Kenapa sih, nasib gue gini amat, padahal gue kira Surya ngajak ketemu buat melamar, ternyata dia mau mutusin gue, hiks!!" Nada mengusap air matanya dengan tissue yang diberikan Lia untuknya.

Tadi sore Surya mengajak Nada ketemuan di kafe seperti biasa, padahal Nada sudah berdandan maksimal dan juga memberikan hadiah pada Surya karena di angkat menjadi general manager, ikut merasa bahagia karena Nada juga yang mendampingi Surya dari sejak awal merintis karir.

Berharap jika Surya memberikan kejutan Nada seperti melamar misalnya, karena pria itu pernah berjanji kepada Nada jika dia dipromosikan perusahaannya untuk naik jabatan, Surya akan melamar Nada secepatnya.

Tapi kenyataannya pria itu memberikan kejutan sport jantung yang membuat Nada langsung merasa sesak.

"Udah Nad, cowok kek gitu gak usah ditangisi, kalau dia mutusin lu, berarti dia bukan cowok yang baik buat lu, Tuhan akan mendatangkan jodoh yang terbaik, yuukk move on!!" ujar Lia, sahabat baik Nada yang rumahnya bersebelahan.

"Ya kali gue bisa move on dari Surya, dia tuh cowok paling sempurna di dunia ini, gak ada cowok lain kek dia, Lia! Gue bisa mati tanpa dia!" Nada meraung, menempelkan wajahnya di atas bantal kesayangan Lia.

Rasanya Lia juga ingin menangis, menangisi bantal kesayangannya yang kini sudah basah oleh air mata Nada.

Ingin di minta tapi kok kasian sama sahabatnya yang sedang patah hati itu, akhirnya Lia mengalah.

Lia melihat jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 11 malam, artinya sudah lebih dari 5 jam Nada menangis karena diputuskan oleh Surya secara sepihak.

"Udah yuk kita bobo, besok habis kerja kita ke salon buat Spa, besok malam lu harus tampil cantik di acara pesta pertunangan Salma dan Ferry," ucap Lia.

Nada mendongak menatap sahabatnya, sedikit mengerutkan kening mengingat sesuatu. Ah, ya Nada hampir lupa, besok dia harus menghadiri pesta pertunangan sahabat baiknya, Salmafina dan Ferry. "Ah, ya, gue hampir lupa," Nada mengambil tisu untuk mengelap ingusnya.

"Ya udah, sebaiknya lu cuci muka, terus kita tidur," ucap Lia meringis melihat tissue nya yang sudah habis.

"Gue besok izin kerja dulu ya, rasanya kepala gue pusing banget, terus mata gue pasti bengkak besok pagi, gue nggak mau diolok-olok teman se-divisi!"

"Ya udah, besok gue izinin, selepas kerja kita keluar buat beli dress terus Spa, oke?" Nada hanya bisa mengangguk lemah.

Sepertinya mulai dari sekarang Nada harus biasa tanpa pesan mesra dari Surya ataupun perhatian dari pria itu.

'Gue harus move on secepatnya!'

****

Seorang pria bermata biru langit tengah menatap sebuah foto wanita cantik yang sejak dulu sudah menjadi wanita yang ia sayangi. Bukan hanya sekedar sayang, tapi dia juga sangat mencintai wanita itu.

Farel tersenyum miris ketika mengetahui bahwa Salmafina sang wanita pujaan memilih bertunangan dengan kekasihnya, Ferry. Farel hanya bisa menutupi kesedihannya seorang diri, karena dia mencintai Salma dalam diam.

Farel tidak pernah mengatakan perasaannya kepada sahabat masa kecilnya itu, pria itu takut jika Salma mengetahui perasaannya, wanita cantik itu akan menjauh.

Namun, Farel merasa cukup bahagia karena melihat Salma yang selalu tersenyum lebar ketika bersama Ferry dan itu artinya wanita itu bahagia dengan kekasihnya.

Farel menyesap wine, hanya minuman itulah yang selalu menemaninya di setiap kesendirian saat memikirkan Salmafina. Cinta dan mengagumi wanita itu dalam diam sudah cukup bagi Farel.

Karena pria itu tidak akan pernah sanggup jika Salma menjauhinya, mungkin dengan diam, Salma masih bisa bermanja dengannya tanpa rasa canggung.

"Aku akan tetap mencintaimu Salma, meskipun kamu sudah bersama pria lain," gumam Farel masih menatap foto wanita tersebut.

Dia harus mempersiapkan diri untuk menghadiri pesta pertunangan Salma dan Ferry. Farel sudah mempersiapkan tiket penerbangan ke Jakarta, karena sekarang dia tinggal di Bali.

Farel tahu dia tidak akan bisa lari dan harus datang karena Farel tidak mau Salma merasa sedih jika ia tidak datang.

****

"Selamat ya say, kalau Ferry bikin lu nangis bilang sama gue, biar gue jitak nih kepalanya!" ucap Nada yang ditanggapi elusan kepala oleh Ferry.

"Gak lah, Princess, gue akan jagain Salma, menyayangi dia dan mencintai dia sampai kapanpun, gue janji sama elu!" ucap Ferry mencubit pipi Nada.

Salma dan Lia hanya tertawa melihat interaksi kedua orang itu. Nada dan Ferry memang sudah kenal sejak lama, mereka sudah seperti saudara sendiri.

Ferry menganggap nada seperti adiknya, begitupun sebaliknya, kedekatan keduanya terkadang membuat Salma cemburu, tetapi wanita itu tahu jika Ferry memang benar-benar tulus kepada Nada dan sebaliknya.

Di sisi lain, Farel hanya bisa menyaksikan kebahagiaan wanita yang dicintainya itu dengan tersenyum miris.

"Gue bahagia kalau lu bahagia, Salma!"

Pesta pertunangan selesai dan digantikan dengan pesta para orang dewasa, banyak minuman beralkohol dikeluarkan untuk acara party anak-anak muda.

Hal tersebut digunakan Nada dengan menenggak minuman yang sama sekali belum pernah dia rasakan.

Mungkin dengan begitu dia bisa melupakan rasa sakit hati akibat diputuskan oleh Surya. Nada berjalan menjauh dari area pesta sambil membawa gelas berisi wine yang sudah hampir habis, wanita itu keluar menuju halaman belakang yang terdapat kolam renang pribadi di kediaman Salma.

Nada menangis menumpahkan segala rasa sesaknya yang ada di hatinya, menyumpahi pria yang tidak akan pernah disebut namanya lagi.

"Lu tega! Lu brengsekk, kenapa lu lakuin ini sama gue, apa salah gue sehingga lu ninggalin gue gitu aja!"

Farel yang sedang berada di tempat itu sendirian mendengar semua yang diucapkan oleh Nada.

"Bukankah itu wanita yang tadi pelukan sama calon suaminya Salma? Apa dia patah hati seperti gue karena ditinggal oleh pria yang dicintainya bertunangan?" gumam Farel.

Sepertinya Farel menemukan orang yang sama seperti dirinya, sama-sama sedang patah hati.

Farel mendekati Nada, berdiri di samping wanita itu sambil memasukkan tangan di saku celananya.

Farel juga sedikit mabuk karena dia sudah menghabiskan beberapa gelas wine tadi. Niatnya untuk menenangkan diri di kolam renang belakang, ternyata dia juga melihat kenyataan lain.

"Hai, lu mau ikut gue nggak?" Nada menoleh ketika mendengar suara pria di sampingnya.

Mengerutkan keningnya dan menatap tajam pria itu.

"Ngapain lu disini!! Belum cukup lu nyakitin perasaan gue!! Kenapa lu jahat banget!" Nada memukul lengan Farel dengan sisa tenaganya.

Wanita itu melihat Farel sebagai Surya, tentu saja hal itu membuat Nada emosi dan marah.

"Eh, kenapa lu, kita gak saling kenal!!" seru Farel berusaha menangkis serangan dari wanita itu.

"Kenapa lu ninggalin gue! apa salah gue, kenapa, hiks!!!"

Farel semakin yakin jika wanita ini adalah korban patah hati Ferry, yang lebih memilih Salma.

"Ayo, ikut gue, kita sama-sama patah hati dan gue bisa bikin lu melupakan pria itu!" Farel tidak ingin wanita ini merusak kebahagiaan salma dengan menjadi pelakor nantinya.

Karena menurut Farel wanita ini begitu mencintai Ferry dan bisa dipastikan dia sanggup melakukan apa saja.

'Gue gak akan biarin Salma sakit hati karena wanita ini!'

Bersambung

Gara-gara Wine

Happy Reading.

Entah apa yang dipikirkan oleh Farel saat ini, tiba-tiba saja dia ingin membawa wanita asing itu keluar dari rumah Salma.

Farel tidak akan membiarkan Salma tersakiti oleh perempuan itu, terdengar jelas rancuan nya yang mengatakan jika dia tidak rela ditinggalkan begitu saja.

'Apa wanita ini adalah kekasih gelap Ferry atau hanya wanita yang menyukai Ferry dalam diam seperti aku?'

Saat ini Farel dan Nada berada di dalam mobil, Farel bisa melihat Nada yang terus saja bergumam menyebut kata umpatan dan makian untuk orang yang disukainya.

'Duh, mau dibawa kemana wanita ini? masa iya aku turunkan di jalan? ck, nggak mungkin kan aku bawa dia ke hotel atau ke apartemen ku!'

Nada tiba-tiba memegang kepalanya yang terasa pusing, kemudian tangannya beralih ke bagian perut, sepertinya nada merasakan perutnya mual.

"Hoekk! hoekk!"

"Astaga!!" Farel langsung menghentikan mobilnya, menoleh ke samping dimana Nanda sudah mengeluarkan isi perutnya dan mengotori jok karena nada membuangnya ke arah samping kanan.

"Wah, parah lu!! kalau nggak bisa minum ya nggak usah minum ini nih akibatnya jadi muntah sembarangan kan!" Farel menyugar rambutnya karena merasa emosi melihat mobilnya kotor oleh muntahan wanita yang tidak dikenalnya itu.

Mau tidak mau sepertinya Farel harus membawa nada ke hotel tempatnya menginap karena apartemennya lebih jauh dari rumah Salma yang sekarang.

Dia harus segera membersihkan mobilnya dan juga wanita asing itu. akhirnya Farel melajukan mobilnya kembali ke hotel yang tidak jauh dari tempat mereka berhenti.

Setelah membersihkan muntahan Nada dengan tisu, akhirnya Farel berhasil mengeluarkan Nada dari dalam mobil dengan memapahnya dan membawanya masuk ke dalam hotel.

Farel mendudukkan nada di sisi ranjang, pria itu membuka resleting dress belakang dan dengan cepat kilat dia menarik dress itu dari tubuh nada.

Niat hati untuk membersihkan pakaian ada dari muntahan dan menggantinya dengan kemeja yang mungkin muat untuk wanita itu, tetapi Farel malah terpesona oleh keindahan tubuh nada yang hanya memakai bra dan cd saja.

'Sial!! kok gue bisa nggak ingat kalau yang gue tolong ini adalah perempuan, dan dengan mudahnya gue membuka gaun yang dipakai? astaga Farel!!'

Pria itu segera masuk ke kamar mandi dan memasukkan pakaian Nada ke dalam wadah pakaian kotor, kemudian dia mencuci tangannya sambil membasuh muka.

Astaga cewek itu belum gue gantiin baju dan belum gue pakein selimut juga, nanti dia kedinginan!

Farel bergegas keluar dari dalam kamar mandi dan terkejut melihat Nada yang sudah berdiri sambil menatap ke arahnya.

"Apa sih mau kamu? kenapa kamu bawa gue ke sini?" ucap Nada lirih.

Farel menelan salivanya, pria itu merutuki kebodohannya karena membiarkan nada yang hanya memakai bra dan cd saja berdiri menatapnya dengan wajah yang memerah.

Kenapa tadi dia tidak memakai kemeja miliknya, kalau seperti ini kan Farel jadi berhasrat hanya melihat tubuh wanita asli itu.

Apalagi dengan alkohol yang masih mempengaruhinya, Farel pria normal, meskipun dia mencintai Salma tetapi tidak dipungkiri bahwa dia juga berhasrat dengan wanita lain.

'Cantik sih, seksi juga, bagian tubuhnya berisi di tempat yang pas!'

Nada berjalan ke arah Farel, menarik pria itu sambil memukulinya dan menangis.

"Jahat! kamu jahat banget sih sama aku!!"

"Stop, lo salah orang! gue bukan cowok yang lo suka!! Farel berusaha menghentikan Nada, tetapi wanita malah merangkul leher Farel dan menurunkan ciuman di bibirnya.

Tentu saja hal itu membuat Farel begitu terkejut, pria itu membelalakkan matanya tidak percaya dengan kelakuan wanita yang di bawanya ini.

Saat Nada membuka mulutnya untuk lebih berbuat dalam ciuman, entah kenapa Farel merasa berminat. pria itu menyambut ciuman dari nada dan akhirnya mereka terlibat ke dalam ciuman panas.

Lagi-lagi pengaruh alkohol telah mengelabui mereka, Nada yang mengira Farel adalah Surya tidak bisa menahan diri lagi, sedangkan Farel sendiri telah berhasrat oleh kemolekan tubuh wanita di depannya ini.

Nada menaikkan kakinya ke atas, memeluk pinggang Farel dan menggendong seperti koala, ciuman mereka masih intens dan hasrat mereka semakin menggebu.

Farel membawa nada di atas ranjang dengan bibir yang masih bertaut, perlahan Farel membaringkan Nada di atas ranjang, menatap wanita itu dengan tetapan yang berkabut.

Tapi sebelum mereka berbuat lebih, Farel ingin menghentikan kegiatan mereka ini, dia tidak pernah melakukan One night stand dengan wanita manapun.

"Sebaiknya kamu cepat tidur dan aku akan tidur di sofa," ucap Farel menahan diri.

Namun Nada malah tersenyum menggoda, menyentuh dada Farel dan membuka kancing kemejanya satu persatu.

Mungkin saja kalau Nada dalam keadaan sadar, dia tidak akan mungkin berani melakukan hal seperti ini bahkan terhadap Surya sekalipun.

"Sial!! kalau udah begini, gue gak bisa berhenti lagi!"

Kehilangan Segalanya

Happy Reading.

Matahari mulai memanjat naik, cahayanya mulai menyusup di sela-sela jendela membuat nada mau tak mau memalingkan wajahnya ke arah berlawanan.

Wanita itu meringis tampak menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, samar-samar dia bisa mendengar suara kucuran air dari dalam kamar mandi.

'Siapa yang berada di kamar mandi?'

Nada mulai membuka matanya yang terasa sangat berat, tapi dia lebih penasaran dengan apa yang terjadi.

Kepala Nada terasa pusing, badannya pun pegal-pegal, sekujur tubuhnya seperti habis dipukul, sakitnya seperti habis olahraga berjam-jam untuk pertama kali setelah tidak berolahraga berbulan-bulan.

Nada meregangkan beberapa ototnya yang terasa sangat kaku dan kram. Sedikit demi sedikit dia pun menggerakkan badannya, matanya mengerjab perlahan menahan kepalanya yang begitu pusing.

Dia berusaha duduk lalu bersandar di kepala ranjang, tangannya memijit kening sambil mengingat beberapa potongan kejadian di acara pesta pertunangan Salma.

Dia ingat dia minum alkohol untuk pertama kalinya, jadi tidak heran kalau sekarang Nada merasa sangat pening dan sedikit mual.

Tetapi ada yang aneh, kalau memang dia hanya meminum alkohol, maka mengapa dia merasa sejujur tubuhnya pegal-pegal dan ada satu bagian yang sangat nyeri yaitu bagian sensitifnya.

'Astaga!! Apa yang telah terjadi!'

Nada kembali berpusat pada suara kucuran di kamar mandi, barulah dia sadar bahwa saat ini dia berada di sebuah kamar, bukan kamar milik Salma ataupun kamarnya. Kemudian Nada beralih pada tubuhnya sendiri yang tampak polos tanpa balutan satu benang pun di dalam selimut.

Mata Nada terbelalak, dia masih berharap bahwa apa yang dia pikirkan tidak benar-benar terjadi, dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Nada bangkit untuk meraih pakaian yang tercecer di lantai.

Setelah memasang pakaiannya kembali, Nada mulai menatap pantulannya di cermin.

"Gak, ini gak bener 'kan?" Nada bisa melihat beberapa bekas merah di area leher dan dadanya.

Matanya terasa panas, tidak lama kemudian air mata mulai menetes di pipinya, dia paham dengan apa yang terjadi sekarang, Nada hanya bisa menyesal dan mengutuk kebodohan serta kecerobohannya.

Tapi mau diapakan lagi, dia tidak mungkin mengembalikan bubur yang sudah menjadi nasi.

Nada tau kalau dia pasti sudah melakukan malam panas bersama dengan seorang pria asing.

Wanita itu menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan, sedikit menyisir rambutnya dengan tangan lalu menghapus sisa air mata pipinya.

Suara pintu kamar mandi terbuka membuat mata Nada membulat sempurna, ia menatap Orang yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi yang hanya mengenakan handuk.

Lelaki itu yang telah memanfaatkannya saat dia mabuk, Nada ingin marah dan memaki lelaki berengsekk itu, tetapi tenaganya tidak cukup kuat untuk melakukannya.

Farel melihat wanita itu sudah berpakaian dengan lengkap.

"Kamu sudah bangun?" Farel bertanya dengan senyum yang tampak santai.

Rahang Nada langsung mengeras, dia sejak tadi menahan amarahnya yang sudah sampai di ubun-ubun akhirnya meledak dengan menumpahkan air matanya kembali.

Tidak, Nada tidak sanggup untuk mengeluarkan suaranya sepatah kata pun, tenggorokannya terasa tercekat.

Dia tidak menjawab pertanyaan pria itu dan memilih melangkah menuju pintu untuk pergi dari tempat ini.

Meski langkahnya tidak begitu cepat karena rasa nyeri di pusat tubuhnya, tapi Nada harus segera kabur dan pulang ke rumah.

Dia ingin menangis sepuasnya di dalam kamar kesayangannya.

Farel yang melihat Nada se-frustasi itu merasa tidak tega, dia pun merasa bersalah dengan apa yang telah dia lakukan terhadap wanita asing ini.

"Mau ke mana?" Nada merasa lengannya dicekal.

Dia menghempaskan tangan Farel kuat.

"Ayo kita bicara dulu!" Farel meraih tangan Nada kembali.

"Lepas!" bentak Nada berusaha melepaskan tangan lelaki asing yang memegang erat lengannya itu.

"Hanya sebentar," suara Farel terdengar memohon.

"Nggak ada yang perlu dibicarakan," Nada menggeleng pelan.

"Perlu, sejak aku tahu bahwa pengalaman ini adalah yang pertama untukmu, kita harus membicarakannya, aku serius!"

"Ini hanya One night stand, tidak penting sama sekali!" ucap Nada berusaha membuat suaranya sesantai mungkin.

Farel langsung panik ketika wanita itu akan pergi lagi.

"Aku Farel!" Farel menyebutkan namanya sebelum Nada keluar.

Namun, Nada melanjutkan langkahnya tidak peduli, dia sudah tidak tahan lagi rasanya dadanya begitu sesak, air mata yang sejak tadi mengalir di pipinya tidak bisa dihentikan.

Nada telah kehilangan segalanya.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!