NovelToon NovelToon

Not Perfect Wedding

Part 1 - Bak di Negeri dongeng

Dinniar dan Darius menikah disebuah hotel ternama di Bali. Pernikahan yang sangat megah, para tamu undangan datang pun sangat bahagia karena pasangan bucin ini sudah menjadi pasangan suami istri yang sah.

"Selamat ya, sayang."

Setiap tamu mengucapkan selamat tak henti-hentinya untuk Dinniar dan Darius, pasangan ini bak selebriti yang sedang naik daun.

Dinniar seorang wanita yang bekerja pada sebuah instansi yang bergerak di dunia pendidikan, sedangkan Darius adalah seorang pria yang sedang merintis bisnis di dunia modeling.

"Bro, selamat ya, udah punya bini sekarang," ujar seorang teman cukup dekat dengan Darius.

"Iya dong bro, cantik dan ... Wuuuh!" Darius meliuk-liukan tangannya menjelaskan tentang bentuk tubuh Dinniar.

Dinniar yang melihatnya spontan menjadi tersipu.

"Hahahahahaha" mereka berdua tertawa.

"Okeh Bro, makan dulu nanti kita ngobrol lagi." Darius mempersilahkan temannya untuk mencicipi hidangan pernikahan.

"Kamu apaan sih beb, pake begini-begini" kata Dinniar yang wajahnya masih memerah.

"Kasih tahu mereka, kalo body kamu aduhay," bisiknya ditelinga Dinniar.

Dinniar menepuk tangan Zaki,.sambil sedikit menggelendot dan tertawa.

Acara pernikahan selesai dan mereka langsung pulang kerumah, sebuah bangunan yang akan menjadi tempat mereka membina rumah tangga bahagia.

"Sayang," panggil Darius ketika di dalam kamar mandi.

"Apa?" Dinniar menjawab

"Sayang sini dong, tolongin aku," pinta Darius.

Dinniar langsung menghampiri ke kamar mandi, lalu Darius langsung menarik tubuh istrinya masuk ke dalam.

"Sayang, kamu apaan sih." Kaget Dinniar.

"Kita mandi sama-sama, sambil sedikit pemanasan" Darius langsung mencumbu Dinniar.

*****

Dinniar dan Darius bersiap untuk pergi berbulan madu pagi ini, mereka juga berencana untuk sekalian liburan panjang disana.

"Setelah nanti sampai di hotel, kita istirahat dulu apa langsung ...," Darius menghentikan ucapannya dan mengecup lembut bibir Dinniar.

"Kita istirahat dulu!" tegas Dinniar sambil menghentikan ciuman mereka, karena masih berada di dalam pesawat.

"Aaah, kamu mah sayang." Rajuk Darius.

"Cape sayang, kita harus istirahat dulu." Gantian Dinniar yang merajuk.

"Iyah ... Iyah sayang, aku cuma becanda kok." Darius menyentuh lembut pipi wanita yang dia sangat cintai.

***

Berhari-hari Darius dan Dinniar menginap di hotel, canda tawa di lukis bersama oleh mereka, Darius memanjakan Dinniar dengan berbagai hal. hadiah bertubi-tubi diberikan oleh Darius untuk Dinniar, sebagai tanda cinta.

Kebahagiaan yang sangat sempurna bagi Dinniar, laki-laki yang tampan dan mapan kini menjadi suaminya.

"Sayang, kamu lagi chatting dengan siapa? kok sampe senyum-senyum begitu?" tanya Dinniar, saat Darius sedang bersantai di balkon dan menikmati hari yang sudah hampir siang.

"Ini, lagi chatting sama temen aku, dia nanyain malam pertama kita, terus aku panas-panasin ajah dia biar cepet nyusul nikah juga," jawabnya.

"Kamu tuh, seneng benget sih godain temen sendiri?!" Ucap Dinniar.

"Lucu tau sayang, kan, pahala juga kalo kita suruh orang cepet-cepet nikah," kata Darius yang masih sibuk dengan ponselnya.

Dinniar langsung duduk di samping suaminya, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga pria yang sedang sibuk membalas chat.

"Aku lapar, kamu enggak lapar?" tanya Dinniar sambil berbisik lemas.

Mereka berdua belum makan siang, karena Darius terlalu sibuk dengan ponselnya saat ini.

Darius yang mendengar istrinya bicara dengan kata-kata yang lemas, langsung menyimpan ponselnya dan fokus kepada wanita cantik di sampingnya.

"Sayang maafin aku ya, kita mau kemana? mau makan apa?" tanya Darius sambil mengecup seluruh wajah Dinniar.

"Aku mau makan masakan khas Bali, terus kita jalan-jalan ke pantai" pinta Dinniar.

"Okeh siap ratu ku, kita akan berangkat sekarang, aku ganti baju dulu." Darius langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mengganti baju.

***

Darius membawa Dinniar kesebuah cafe yang dekat dengan pantai. Beberapa menu masakan khas Bali di pesan oleh Darius agar istrinya bahagia.

"hmm enak banget masakannya, kamu kok tau sih sayang restoran-restoran yang masakannya enak?" tanya Dinniar.

"Aku searching, terus tanya-tanya sama teman ku restoran yang enak di Bali, supaya kamu makin lahap makannya," ujar Darius sambil menyentil kecil hidung istrinya.

Mereka berdua kembali melukis kenangan indah, yang suatu hari nanti bisa diceritakan kepada anak cucu mereka.

Awal pernikahan memang sangatlah indah, sebuah awal perjalanan yang di mana akan menjadi pondasi yang kuat, untuk rumah tangga setiap pasangan suami istri.

Cinta yang mereka punya harus terus dijaga hingga akhir hayat dan cinta seperti itulah yang disebut cinta sejati.

"Sekarang kita ke pantai." ajak Darius sambil menggandeng Dinniar sampai kedalam mobil mereka.

Dinniar sangat bahagia, pria yang sudah menjadi suaminya, selalu menunjukkan perilaku romantis kepada dirinya.

"Terima kasih, sayang." Sepasang bola mata menatap wajah pria tampan sedang fokus menyetir mobil.

"Terima kasih untuk apa?" tanya Darius dengan mengecup punggung tangan wanita yang amat dia cintai.

"Untuk semuanya, kamu udah bikin hidup aku lebih berwarna." senyum yang sangat cantik terpampang diwajah Dinniar.

***

"Pasti mereka lagi seneng-seneng sekarang," ujar seorang wanita yang terkenal sebagai psikolog.

"Pasti lah, mereka itu pasangan romantis abad ini." Seorang sahabat tengah membayangkan keromantisan antara Dinniar dan Darius.

Kedua sahabat Dinniar tengah asik membicarakan bulan madu romantis sahabat baiknya.

***

Dinniar yang sudah sampai di pantai, bermain-main dengan pasir pantai.

"Sayang!" teriak Dinniar, ketika Darius menyiram air ke arahnya.

Darius terus menyiram air laut kearah Dinniar, sehingga membuat Dinniar terus menghindar.

"Yah, basah semua deh baju aku, kamu sih siram-siram aku terus." Dinniar mencibir namun sebenarnya, hatinya merasa senang.

"Ya sudah, kita pulang ke hotel, bersih-bersih habis itu ... aku akan memberikan kehangatan untuk kamu sayang." Rangkul Darius.

Mereka berdua kembali ke hotel dan sesampainya di hotel mereka membersihkan diri.

"Kamu mandi duluan sana," kata Darius sambil mendorong tubuh Dinniar, agar masuk kedalam kamar mandi hotel.

"Jangan lama-lama, aku mudah rindu." gombal Darius.

Sambil menunggu istrinya selesai mandi, dia menyiapkan keperluan untuk tempur kembali malam ini, Darius sangat ingin segera memiliki momongan.

Setelah dua puluh menit, tubuh segar dan wangi milik seorang pengantin baru, tercium semerbak sampai ke indra penciuman milik pria yang tengah dimabuk cinta.

"Sudah selesai sayang? Sekarang gantian aku yang mandi, baru nanti kita ...," Darius mengisyaratkan sesuatu dan menciptakan tawa kecil di bibir istrinya.

Sebuah cerita cinta yang sangat sempurna, wanita cantik dan pria tampan menikah pada tanggal 12 Desember 2012, tanggal yang sangat cantik 12.12.12.

Bisakah cerita cinta yang seperti di negeri dongeng ini, terus bahagia dan sempurna?

Nantikan kisah selanjutnya, kisah pernikahan dua insan yang saling mencintai.

Part 2 - Selentingan

Kisah pernikahan yang sangat sempurna bagaikan kisah cinta Pangeran dengan seorang putri cantik jelita, terus berlangsung bahagia dan sempurna, hingga kini mereka memiliki seorang putri cantik berusia empat tahun.

Anastasya putri cantik yang menjadi pelengkap kesempurnaan pernikahan mereka berdua sering kali membuat keduanya semakin terkenal sebagai keluarga harmonis.

"Sayang, aku berangkat kerja dulu ya, hari ini ada meeting penting di kantor," kata Darius sambil mengecup kening istrinya.

Dinniar hari ini sedang libur bekerja, sebagai seorang wanita yang bekerja di dunia pendidikan, memiliki waktu libur panjang, sedangkan Darius yang seorang pemilik Agency Darius Gemilang, harus bekerja meski seorang pemilik Agency, bahkan sekarang di hari Sabtu pun dia pergi bekerja.

"Mih, kok Papih kerja terus sih?" tanya Tasya yang sudah lancar bicara.

"Katanya Tasya mau liburan keluarga, jadi Papih harus lebih giat cari uangnya." Dinniar memberikan penjelasan.

"Kalo Papih kerja terus, kapan kita liburannya?" Tasya kembali melontarkan pertanyaan.

Dinniar bingung harus menjawab apa, Tasya sudah semakin pintar dan bisa membaca situasi, dia juga sudah mengerti hari, sehingga ketika Darius harus bekerja di hari Sabtu atau Minggu, Tasya akan semakin banyak mengajukan pertanyaan kepada maminya.

"Kita pasti bisa liburan sayang, nanti mami akan minta papi atur jadwal untuk kita berlibur." Dinniar menyentuh ujung hidung putrinya.

Hidung mancung Tasya sangat persis Darius, namun wajahnya perpaduan antara maminya dan papinya.

Melihat wajah Tasya membuat Dinniar iba, putrinya sudah merencanakan liburan bersama tapi dibatalkan, Darius harus lembur kerja.

***

"Bi, nanti kalau Tasya bangun tidur siang, bilang kalau saya keluar sebentar, ada urusan mendadak," kata Dinniar.

"Iyah, Bu, nanti kalau Non Tasya bangun dan nanyain saya akan sampaikan seperti yang tadi Ibu pesan," jawab Bi Surti.

Surti sudah bekerja sejak Dinniar dan Darius memiliki Tasya, Surti bertugas untuk menjaga Tasya atau sebagai baby sitter.

Dinniar melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.

Di dalam kamar Dinniar mengganti pakaian dan berias.

"Aku harap, Mas Darius suka dengan style ku hari ini, aku ingin membuat kejutan untuknya." Dinniar bercermin sambil memandangi wajahnya yang sudah di poles dengan berbagai riasan sehingga membuat wajahnya terlihat cantik.

Rambut yang tergerai dan ikal, menambah kecantikan Dinniar.

***

Dinniar memarkir mobilnya di basemen.

Dinniar berjalan masuk ke dalam kantor yang tidak begitu besar tapi cukup sukses.

"Aku ke kamar mandi dulu deh, takutnya ada riasan wajahku yang luntur." Dinniar memutar arah dan menuju ke kamar mandi.

Dinniar membuka pintu toilet.

"Eh, udah tahu belum, katanya Pak Darius lagu Deket sama model baru kita yang mendadak viral itu," kata seorang wanita yang sedang bergunjing.

"Yah, wajar sih, model baru kita, cantik, sexy, udah gitu bibirnya juga sensual banget, siapa laki-laki yang enggak terpesona." Seorang wanita menimpali perkataan temannya.

Dinniar yang hendak masuk ke dalam kamar mandi, menjadi mengurungkan niatnya, Dinniar menutup pintu lagi dan menyandarkan tubuhnya di tembok.

"Ya Tuhan, apa yang aku dengar adalah kenyataan? Apa benar Mas Darius terpesona dengan model itu, Tuhan, semoga ini hanya kabar burung yang tidak benar." Do'a Dinniar sambil memejamkan kedua matanya yang indah.

Dinniar kembali membenarkan posisi berdirinya, dia menguatkan hatinya, Dinniar memantapkan langkahnya menuju ruang kerja suaminya.

***

"Bu Surti," panggil Tasya saat sudah bangun tidur.

Tasya keluar kamarnya dan mencari baby sitternya.

"Non Tasya sudah bangun?" Tanya Surti saat melihat anak majikannya keluar dari kamar.

"Bi Surti, Mami kemana?" Tanya Tasya.

"Mami, tadi pesan, katanya ada urusan mendadak, jadi pergi keluar sebentar dulu," jawab Surti.

"Non Tasya, gimana kalau kita mandi dulu, jadi nanti kalau Mami dan Papi pulang, Non Tasya sudah cantik dan harum." Surti membujuk Tasya, karena wajah Tasya sudah mulai terlihat cemberut.

Tasya menggerakkan kepalanya turun naik, lalu Surti menggandeng tangan mungil itu untuk pergi ke kamar mandi.

***

Suara dering ponsel terdengar, Dinniar langsung mengangkat teleponnya.

"Hallo," sapanya.

"Mih, ini Tasya."

"Ooh Tasya, pantesan wangi banget." Dinniar mencoba merubah suasana hati putrinya.

Seorang ibu yang selalu mengerti suasana hati putrinya, selalu berusaha membuat putrinya bahagia.

"Kok Mamih tahu?" tanya Tasya dan hatinya merasa senang.

"Tahu dong, Tasya itu anak Mamih, jadi sudah pasti Mamih tahu, oh ya kenapa Tasya telepon Mamih?" Tanya Dinniar.

"Mamih pulang kapan?" ujar Tasya dengan suara manja.

"Mamih pulang bareng sama Papih, Tasya tunggu di rumah ya," jelasnya.

Tasya menutup panggilan teleponnya, lalu Dinniar melanjutkan pergi ke ruangan suaminya.

.

.

"Oke selesai."

Pemotretan selesai, seluruh kru yang bertugas merapihkan semua peralatan, sedangkan dua orang berlawanan jenis sedang saling bertatapan mesra, mata mereka seakan menyiratkan perasaan cinta.

"Good job Cornelia, pasti iklan ini akan membuat produknya ludes dipasaran." Puji Darius.

"Oh ya? Apa fotonya sangat bagus?" tanya Cornelia.

"Sangat bagus, kamu sangat terlihat Perfect dan you are so beautiful." Bertubi-tubi pujian di lontarkan oleh Darius untuk bunga yang sedang merekah.

.

.

"Permisi Bu, mau menemui Pak Darius ya?" tanya seorang wanita yang menjadi sekertaris pribadi Darius.

"Benar, apa Pak Darius ada di dalam?"  jawab Dinniar sambil bertanya.

"Maaf Bu, hari ini Pak Darius tidak ke kantor, Beliau sedang pergi untuk mengawasi pemotretan dan syuting iklan di Bogor," jelasnya.

"Ke Bogor?" Dinniar terkejut.

Dinniar terkejut, dia tadi jelas mendengar kalau Darius bilang dia akan pergi ke kantor.

"Apa pergi setelah selesai meeting di kantor?" tanya Dinniar penuh dengan rasa selidik.

"Ma ... Maaf Bu, tapi ...,"

Suara telepon kantor berdering, wanita berusia kurang lebih tiga puluh delapan tahun itu, segera mengangkat telepon dan tidak melanjutkan perkataannya.

Dinniar yang melihat sekertaris suaminya seperti sedang sibuk, berpamitan dengan bahasa tubuh, tanpa bersuara.

Langkah Dinniar melambat, dia berjalan sambil berpikir, menyambungkan beberapa percakapan yang dia dengar di toilet, dengan kejadian tadi saat bertemu dengan sekertaris suaminya.

"Tumben banget, Mas Darius pergi ke lokasi? Biasanya dia tidak tertarik untuk terlibat dalam proses syuting," gumam Dinniar.

"Ya Allah, jangan sampai aku menjadi curiga dengan suamiku, aku tidak mau, karena perasaan ini, membuat hubunganku dan suamiku merenggang, aku harus percaya kepada Mas Darius." Dinniar berusaha menepis rasa curiga di dalam hatinya.

Dinniar yang rencananya akan pulang dengan suaminya, harus pulang ke rumah sendirian dan mencari alasan kepada putrinya.

Menjadi seorang istri haruslah pandai-pandai mengatur suasana hatinya, agar tetap bisa membawa keceriaan di dalam rumah dan membuat keadaan selalu baik-baik saja, wanita yang kuat adalah wanita yang mampu mengendalikan hatinya,  bersabar dan bisa menghidupkan suasana.

.

.

.

Part 3 - Dunia Modeling

Dinniar dan Tasya menunggu kepulangan Darius, pria yang tadi dicari Dinniar kekantor tapi ternyata tidak ada, Dinniar menjadi gelisah, dia tidak mau mempercayai selentingan yang dia dengar kala berkunjung ke kantor suaminya.

"Aku tidak boleh menaruh curiga, selama ini suamiku selalu menepati janjinya kepada kami, dia juga begitu menyayangi ku dan Tasya, aku yakin mereka hanya menyimpulkan saja, bukan berarti kebenaran." Menepis segala apa yang ada di dalam hati memang begitu sulit.

Selang tak berapa lama setelah Dinniar siap dengan makan malam, Darius pun datang, mobilnya terdengar terparkir di halaman rumah.

"Assalamualaikum," sapa Darius.

Tasya yang sejak tadi menanyakan papinya, saat Darius pulang dia malah tak menyambut, Tasya bahkan tidak membalas salam papinya.

"Hai anak cantik, kenapa kok cemberut begitu, Papi pulang biasanya di sapa, kok hari ini enggak? Bahkan Tasya tidak menjawab salam Papi." Darius menempelkan sebelah pipinya di pipi tembam putrinya.

"Tasya kesel! Papi janji mau pergi sama aku dan Mami, tapi malah pergi ke kantor dan pulang malam." Rengek anak kecil berusia empat tahun.

Meski usianya masih kecil, Tasya sangat dewasa, dia mengerti tentang waktu, hapal jadwal kerja papinya dan maminya. Protes yang dia tunjukkan membuat Darius menjadi gemas lalu memeluknya.

"Anak cantik, hari ini Papi sedang banyak pekerjaan, gimana kalau besok kita berenang, mau?" Tanya Darius.

Tasya menggeleng, lalu mengurai pelukan papinya.

"Loh, kok, anak Papi begitu sih?" tanya Darius.

"Ya sudah deh, kalau Tasya masih ngambek, hadiahnya papi kasih kucing ajah." Ledek Darius sambil menunjukkan bingkisan yang dia bawa lalu menyembunyikannya lagi.

Ada rasa penasaran di hati putri kecilnya namun, sepertinya Tasya enggan menanggapi dan cukup gengsi untuk bertanya apa yang di bawa oleh papinya, karena dia sedang menunjukkan sikap protesnya.

"Sudah, kita baikan yuk." Darius mengeluarkan jari kelingkingnya dan mengajak putrinya berbaikan.

Tasya mengangguk dan mengaitkan jari telunjuk mereka berdua.

Darius lalu memberikan bingkisan yang dia bawa.

"Ini hadiahnya, Tasya buka sendiri bisa kan? Papi mau bertemu dengan Mami dulu." Darius mengecup rambut putrinya dan langsung menghampiri Dinniar yang sedang menyiapkan makan malam.

"Sudah selesai?" Tanya Darius sambil memeluk Dinniar dari belakang.

"Mas, kamu kan belum mandi, mandi dulu sana." Dinniar terkejut dengan pelukan suaminya.

"Sayang," Darius memutar tubuh istrinya hingga saat ini mereka saling berpandangan.

"Kamu tau? Aku hari ini lelah sekali, tapi aku bersyukur pemotretan selesai dengan baik, padahal sebelumnya terjadi masalah, sehingga aku sendiri yang harus membereskannya, aku setelah meeting langsung pergi ke lokasi, jadi bisakah malam ini aku mendapatkan pijitan dari mu?" Pinta Darius yang manja.

Dinniar menyematkan senyumannya. "Tentu saja." Dinniar langsung luluh, apa yang tadi dia khawatirkan sirna sudah.

"Jadi ini alasan kamu harus pergi ke sana? Aku sudah menduga, semua perkataan mereka salah tentangmu, Mas." Dinniar langsung memberikan kecupan cinta di pipi Darius.

Darius langsung tersenyum senang ketika istrinya mempercayai semua penjelasannya.

"Syukurlah kamu percaya," ujar Darius dalam hatinya.

Darius mengingat kembali kejadian tadi sebelum dia kembali ke rumah.

"Hallo Pak," sekertaris Darius meneleponnya.

"Ada apa?" tanya Darius yang mendapat panggilan telepon.

"Tadi istri, Pak Darius datang ke kantor dan menanyakan keberadaan Bapak, saya bilang Bapak ada di Bogor ke lokasi syuting iklan, lalu Bu Dinniar bertanya tentang meeting."

Deg

Jantung Darius langsung berdebar kencang tak seperti biasanya.

"Lalu, apa jawaban yang kamu berikan?" tanya Darius dengan nada panik.

"Saya tidak sempat menjawab, karena ada telepon masuk dari bagian HRD, lalu setelah saya selesai telepon, ternyata Bu Dinniar sudah pergi," jelas sekertaris pribadinya.

Darius langsung menghela nafas panjang dan sangat lega.

"Kalau Istri saya datang lagi, dan saya tidak ada di tempat, bilang saja saya sedang ada meeting di luar,"

Darius langsung menutup teleponnya dan kembali menikmati sentuhan wanita yang mencuri hatinya.

***

Malam terasa begitu panjang, Darius menghabiskan malamnya dengan bercinta bersama Dinniar, bagi Darius, Dinniar adalah dunianya, tapi dia tidak pernah menyangka bisa jatuh hati lagi dengan wanita yang menjadi salah satu model di Agencynya.

Darius dan Dinniar mengarungi malam panjang mereka, percintaan mereka bukanlah hal yang bisa dilupakan atau dilepaskan begitu saja, Darius mencintai istrinya bahkan bergairah ketikan mereka sedang bersama dalam penyatuan.

Darius juga mencintai modelnya, yang pertama kali dia lihat begitu mempesona, senyumannya memikat hatinya yang kala itu sedang sedikit lelah dengan kemerosotan job iklan di agency miliknya, dengan kedatangan model itu, kejayaan kembali menghampiri, beberapa kali makan siang bersama, lalu memberikan bonus karena kerja keras sang model, membuat Darius tidak sadar dirinya sedang bermain api ditengah rumah tangganya yang damai.

***

"Hari ini kita jadi pergi berenang?" Tasya bertanya kepada kedua orang tuanya ketika mereka sedang berada di meja makan untuk sarapan.

"Jadi dong, tuan putri papi, yang cantik" Darius tersenyum.

"Kita habis sarapan, langsung bersiap-siap, Papi punya kejutan untuk Tasya dan juga Mami." Darius melempar tatapannya ke Dinniar.

Tatapan mereka saling bertemu, bunga-bunga percintaan mereka tadi malam tetap berlanjut dengan sikap manis yang ditunjukkan oleh Darius.

Wanita mana yang tidak meleleh ketika di berikan kasih sayang dan perhatian yang menjadi bukti cinta suami kepada istrinya.

***

Hari yang cerah melancarkan proses syuting yang dilakukan oleh Cornelia, mereka masih menjalani proses syuting di Bogor.

"Okeh ganti pose,"

Cornelia mengubah posisinya, posenya kini lebih menarik perhatian, pakaiannya yang sexy karena sedang menjadi model Underwear, begitu menggairahkan, Benny mengirim salah satu foto Cornelia kepada Darius.

"Kita istirahat dulu," ujar Benny.

Manager Cornelia langsung memberikan outer panjang untuk menutupi tubuh modelnya agar tidak menjadi pusat perhatian mata yang sudah mengincar setiap jengkal tubuh modelnya.

Cornelia mengenakan outer panjang dan langsung mencari ponselnya.

***

"I love you." Darius membisikkan kata cinta di telinga istrinya.

Kejutan untuk Dinniar dan juga anaknya Tasya hari ini sukses, Dinniar menjadi Spechless dengan hadiah yang diberikan untuknya.

Kalung dengan liontin berisinial DD kini melingkar di lehernya, membuat dirinya terlihat begitu cantik, pesonanya masih terpancar sehingga Darius pun ikut terbawa suasana, kecupan mendarat di bibir Dinniar, begitu manis kisah cinta mereka, andai saja Darius tak bermain api di belakang istrinya.

Kriiing Kriiing Kriiing

Suara dering ponsel Darius memecah suasana kemesraan mereka berdua, Darius langsung mengangkat teleponnya dan sedikit menjauh dari Dinniar.

Melihat sikap suaminya yang mengangkat telepon dari jarak jauh, membuat kecurigaan kembali membuat sarang di hatinya.

"Aku sedang bersama dengan Dinniar, nanti aku telepon saat Dinniar sibuk dengan Tasya." Darius bicara sambil melihat ke arah Dinniar.

"Aku kangen, pengen bobo sama kamu." Manjanya Cornelia membuat Darius tak bisa menolak.

Banyak model diluar sana yang sukses secara kilat setelah bermalam dengan pemilik Agency atau mereka yang memiliki posisi di perusahaan.

Cornelia salah satunya, karena pesonanya yang menarik hati Darius, saat agency terpuruk, Cornelia masuk dan mengiklankan satu iklan lipstik, membuat pemilik produk suka, dia menyarankan kepada Darius untuk mengembangkan Cornelia, dari satu job yang berhasil itu, dengan segera Darius memberikan banyak job kepadanya dan berhasil membuat Agencynya kembali melejit, saat itulah Darius mulai bermain api.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!