NovelToon NovelToon

Aku Ratumu

AR1- Pernikahan

"Sah?" Teriak sang penghulu.

"Sah!" Teriak para tamu undangan yang terdiri dari keluarga inti dan juga sanak saudara yang menjadi saksi pernikahan dua insan.

Pernikahan yang sangat megah, membuat hati pengantin berbunga-bunga, senyuman terukir di wajah kedua mempelai wanita.

Begitulah kenangan yang ada di ingatan Sefya tentang pernikahannya yang begitu sempurna.

Sefya merasakan haru pernikahan yang sangat luar biasa indah, namun sayang semua terasa menjadi jungkir balik setelah pernikahan usai.

Pria yang dia sukai dan berhasil dia nikahi, tidak menerima kehadiran dirinya dalam kehidupan pria yang bernama 'Richard'.

Richard lebih memilih mengabaikan Sefya, dia tidak berniat sama sekali untuk berhubungan baik dengan wanita yang dia anggap sangat cupu di zaman yang sudah serba modern ini.

"Acara pernikahan kita sangat sempurna, tapi mengapa rumah tangga kita begitu tak sempurna, jauh di luar ekspektasi, apa ini yang dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan?" Gumam wanita yang hanya menjadi istri diatas kertas.

Sefya yang masih memandangi foto pernikahannya, merasa menjadi seorang wanita yang berharap bisa menyentuh panasnya matahari, menatapnya saja sudah tidak mungkin apalagi menyentuhnya, itu sebuah hal yang mustahil.

Sefya meletakkan foto pernikahannya di atas nakas. "Aku harap suatu saat pernikahan ini bisa seperti apa yang mereka harapkan dan do'akan saat pernikahan kami."

Sefya melihat sekeliling kamarnya, hanya ada barang-barang miliknya, sedangkan milik suaminya berada di kamar sebelah, kamar utama yang seharusnya menjadi kamar mereka berdua.

Terdengar suara mobil terparkir di garasi rumah, Sefya sudah bisa menduga kalau itu adalah mobil Richard suaminya.

Sefya langsung beranjak dari tempat tidurnya lalu keluar kamar.

"Hai, Mas, aku sudah menyiapkan minuman hangat dan juga makan malam untukmu." Sefya memperlihatkan beberapa menu makanan yang sudah dia siapkan untuk suaminya.

Richard menyimpan sepatunya di rak sepatu dan langsung melangkah menuju kamar utama, tanpa sedikitpun menghiraukan perkataan Sefya, bahkan sama sekali tidak melirik makan malam yang sudah disajikan.

Sefya menghela nafas dalam, dia sudah tahu akan berakhir seperti ini, tapi dia tetap berusaha melayani suaminya.

"Apa yang harus aku lakukan, agar kamu bisa sedikit saja melihatku." Kekecewaan kembali menyelimuti hati wanita berkacamata itu.

Sefya menyisihkan sedikit makanan di beberapa piring kecil, selebihnya dia masukkan kedalam mesin pendingin, lalu kembali ke kamarnya.

***

Richard yang sudah berada di dalam kamarnya, membuka layar dari benda berbentuk persegi panjang yang biasa orang sebut smartphone.

"Kenapa masih tidak bisa di hubungi, padahal aku sudah berulang kali mengirim pesan permohonan maaf, sudah satu bulan ini dia marah kepada ku." Richard meremas ponsel genggamnya.

Richard mengingat kembali terakhir dia bertemu dengan kekasih pujaan hatinya.

"Baby, ini untuk kita juga, untuk masa depan kita, aku tidak mungkin melepas semuanya, jika aku kehilangan semuanya, bagaimana caraku bisa membahagiakan wanita cantik yang ada di hadapanku ini." Richard berusaha meyakinkan kekasihnya.

Wanita itu hanya terus mengerutkan bibirnya, dia tidak sama sekali menjawab semua perkataan Richard.

"Baby, tolong jangan diam saja, please bicara." Richard memohon untuk kesekian kalinya.

Wanita bertubuh langsing, dengan tinggi ideal serta wajah yang blasteran itu mulai menghela nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

"Kenapa, kamu tidak meminta kedua orang tuamu untuk menyetujui hubungan kita? Apa yang salah dari hubungan ini? Kita saling mencintai dan ingin hidup bersama, apa itu salah?" tanyanya dengan menekan setiap kata yang terucap dari bibirnya .

Mendengar pertanyaan dari kekasihnya, malah giliran Richard yang terdiam membisu, dia bingung harus menjawab apa, selama ini kedua orang tuanya tidak menyetujui hubungan dirinya dengan Clara seorang model yang cukup terkenal.

Richard pernah bertanya kepada kedua orang tuanya, mengapa tidak setuju dengan hubungan mereka, tapi jawaban kedua orang tuanya tetap sama.

"Kami ingin yang terbaik untukmu, kami sudah menjalin perjanjian ini sejak calon istrimu lahir ke dunia ini, kami tidak mau mengkhianati janji itu, terlebih dia tumbuh menjadi gadis yang sangat baik."

Jawaban itu selalu terngiang ditelinganya, setiap kali dia bertanya, itulah jawabannya, tidak pernah sesuai dengan pertanyaan yang dia ajukan, mengenai alasan mengapa mereka tidak setuju, Richard yakin bukan karena perjodohan dan juga perjanjian diantara mereka.

"Haaah!" Richard menarik rambutnya karena kesal memikirkan kejadian satu bulan lalu sebelum dirinya menyandang status seorang suami.

Richard kembali menghubungi Clara, tapi kembali tidak ada jawaban dari wanita blasteran itu.

"Baby, aku pastikan besok, aku akan mencarimu!" Tekad Richard.

Sedangkan Sefya yang berada di kamar sebelah, tengah merenungi kehidupan rumah tangganya.

"Tuhan, akan adakah kisah manis dalam pernikahan kami, yang nantinya akan membuat dia mencintaiku?" Sefya melihat ke arah langit dari balik jendela kamarnya.

"Tuhan, jika engkau telah mempersatukan kami dalam ikatan pernikahan, ketuk lah pintu hatinya, agar bisa membukanya untukku."

Sefya membalikkan tubuhnya dan naik ke atas tempat tidur, menarik kain yang menjadi penghangat tubuhnya yang menemani kesendiriannya.

Sefya berusaha memejamkan matanya agar bisa terlelap.

Setiap hari yang di jalaninya bagaikan  berjalan diatas batu kerikil, meski berbatu tetap harus dia lewati.

***

Suara kokok ayam terdengar, menandakan hari sudah berganti.

Wanita yang sudah satu bulan menyandang status sebagai seorang istri, setiap hari berusaha bangun pagi dan menyiapkan sarapan pagi.

"Sarapan dulu, Mas." Sefya meletakkan sepiring nasi goreng dan juga susu hangat buatannya.

"Aku langsung berangkat kerja." Richard langsung berjalan keluar rumah.

Sefya sangat sedih, dirinya amat tak ada artinya bagi suaminya sendiri. Dia tahu pernikahannya dengan Richard memang tidak dilandasi dengan rasa cinta tapi karena perjodohan orang tua, namun Sefya tidak menyangka rumah tangganya belum sedikitpun mengalami kemajuan yang baik.

***

"Segera ke kantor," kata Richard sambil membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.

Sefya yang melihat adegan itu, membuatnya menjadi bersedih hati, suaminya bahkan saat akan pergi bekerja tidak sedikitpun melirik sarapan yang telah di buatnya, apalagi melirik kearah dirinya.

"Sebenci itukah dirimu? Sampai menatapku saja tidak pernah." Sefya menutup gorden jendela dan kembali ke meja makan.

Sefya kembali menikmati hasil masakannya sendiri, dia tidak pernah membuat masakan terlalu banyak, karena dia tahu hanya dialah yang akan menyantapnya, karena seminggu awal pernikahan menjadi pelajaran berharga untuknya, memasak banyak hanya akan memenuhi perut kulkas bukan perut suaminya.

Sefya mengangkat sendok dan mengarahkannya ke dalam mulutnya, dia mengunyah perlahan nasi goreng yang dibuatnya, matanya mulai terasa panas, lalu butiran air mulai membasahi kelopak matanya.

Sefya akan selalu menangis saat menyadari semua usahanya sia-sia, berusaha menjadi istri yang mengurus rumah sendiri, mulai dari membersihkan rumah, pakaian, sampai dengan memasak dia lakukan sendiri, harinya yang sepi terkadang membuatnya jenuh, tapi dia harus menuruti perjanjian yang telah mereka buat, Sefya tidak boleh bekerja, itu adalah salah satu butir dari isi perjanjian pernikahan.

Seorang istri memang harus menuruti setiap perkataan suaminya, jika itu untuk kebaikan kenapa tidak?

AR 2 - Istri yang tak dianggap

Istri yang tak dianggap~

Kisah pernikahan yang ada di film-film, kini terasa menjadi nyata bagi Sefya, dirinya mengalami apa yang ada di dalam adegan film, yang sedang ditonton olehnya.

Sefya menangis sesenggukan ketika melihat film yang tengah di tontonnya. Sebuah mini series sedang di tontonnya, yang diadaptasi dari novel milik Author Biggest yang berjudul, ' Pesona Istri yang Terabaikan', kisah cinta seorang istri yang tidak dianggap bahkan harus menghadapi kenyataan suaminya membawa wanita lain ke rumah mereka. (Baca kisahnya ya hanya di Noveltoon).

Sefya menghapus air matanya. "Persis seperti kisah rumah tanggaku saat ini, menyedihkan karena tidak dianggap istri oleh suami sendiri, bahkan melihat wajahku pun, mungkin dia tidak akan pernah sudi."

Mematikan televisi adalah pilihan terbaik untuknya, dirinya yang selama menikah hanya berdiam diri di rumah, membuatnya terkadang jenuh dan memilih menonton televisi, membaca majalah atau novel, tapi terkadang siaran televisi pun, terasa semakin memperkeruh perasaannya, kisah percintaan di dalam novel membuatnya iri karena memiliki pasangan yang romantis dan hidup bahagia, membaca majalah masakan percuma, setiap masak hanya dia yang menyantapnya, akan tetapi Sefya suka memasak, memasak bisa membuat suasana hatinya lebih baik.

"Aku lebih baik memasak saja, dengan memasak perasaanku akan sedikit membaik." Sefya bangkit dari duduknya.

Menjadi kebiasaan bagi Sefya setelah menikah adalah membuat masakan, dia menenangkan pikirannya dengan cara membuat beberapa menu makanan untuk dirinya dan suaminya, meski dia tahu suaminya tidak perduli dengan masakan buatannya.

"Semoga masakan aku kali ini dicicipi olehnya," kata Sefya sambil mencuci beberapa sayuran dan ayam.

Menu masakan hari ini yang akan di buat Sefya adalah capcay kuah seafood dan ayam goreng mentega, menu yang diminati di dalam keluarganya.

***

Richard berada di ruang meeting bersama dengan asisten pribadinya.

"Kamu sudah siapkan bahan meeting hari ini?" tanya Richard.

"Sudah Pak, semua sudah saya siapkan, kita tinggal pergi saja ke tempat yang sudah disepakati untuk meeting di sana," kata seorang asisten pribadi merupakan orang kepercayaan Richard.

"Bagus, setelah meeting nanti, saya tidak akan kembali ke kantor, jadi kamu rangkum semua hasil meeting, lalu kirim hasilnya ke email pribadi saya, nanti saya akan pelajari." Richard terus berkutat dengan tabletnya.

Suara ketukan pintu terdengar. "Selamat pagi, Pak."

Wanita muda masuk ke dalam ruang kerja Richard sambil membawa beberapa berkas di tangannya.

"Ini berkas yang memerlukan persetujuan, Bapak." Wanita yang berpakaian formal itu menetapkan beberapa dokumen di atas meja kerja Richard.

"Saya akan periksa nanti, kamu boleh keluar dari ruangan saya." Sikap dingin selalu di tunjukkan Richard kepada seluruh karyawannya.

Richard selalu menjaga hatinya hanya untuk wanita yang dia cintai, wanita yang selama tiga tahun ini menemani hidupnya, memberi warna di setiap harinya, maka dari itu dia selalu menunjukkan sikap dingin bagaikan kulkas dihadapan karyawan ataupun orang lain, dia tidak ingin kekasihnya meragukan cintanya.

***

Suara canda tawa terdengar dari dalam kamar yang ditempati oleh wanita muda dan berwajah blasteran.

"Kamu bisa saja, aku jadi tidak bisa berhenti tertawa." Clara membalikkan tubuhnya dari posisi tengkurap menjadi telentang sambil bicara ditelepon.

"Iyah ... Iyah, nanti kita bertemu, sudah lama sekali kita tidak bertemu." Wanita itu kembali mengembangkan senyum di bibirnya.

Terlihat begitu bahagia rona wajahnya.

"Yes! Dia ingin bertemu denganku lagi, aku harap pertemuan ini akan semakin mendongkrak popularitas ku di dunia modeling." Clara mendongakkan sedikit wajahnya

Clara sangat bahagia mendapatkan panggilan telepon dari seseorang yang menanti pertemuan mereka berdua.

***

Farah dan juga Kevin berada di sebuah taman kecil yang ada di dalam rumah mereka.

"Sayang, bagaimana keadaan mereka berdua? Aku takut perjodohan ini membuat mereka kesulitan menyesuaikan diri." Kegelisahan tampak di wajah wanita yang berusia tiga puluh tahun.

"Tidak perlu khawatir, dia pasti bisa menyesuaikan dirinya, aku yakin Richard tidak akan macam-macam, kalau itu sampai terjadi, pasti orang tuanya akan bertindak tegas." Kevin menenangkan hati istrinya.

Richard adalah sepupu jauh dari Farah, dia yang pernah mengalami menjadi seorang istri dari pria yang sama sekali tidak menyukainya, membuat dirinya mengkhawatirkan kondisi iparnya, dia tidak mau iparnya mengalami hal yang serupa dengan dirinya.

"Richard sudah memiliki kekasih saat itu, tapi dia melepas kekasih itu demi fasilitas yang selama ini dia dapatkan, tapi aku tidak mau hanya karena harta, dia mengabaikan perasaan istrinya." Farah kembali mengingat sedikit masa lalunya.

"Tapi, dia tidak akan pernah membawa kekasihnya ke rumah itu, apa kamu masih mengingat kejadian awal pernikahan kita?" Kevin memandang Farah.

"Kejadian itu mungkin membekas di ingatanku, tapi bukan untuk mengenang rasa sakitnya, tapi untuk mengambil hikmahnya, aku tidak ingin Richard berbuat hal yang salah, aku tidak mau dia memilih wanita itu." Farah mengepal kedua tangannya.

"Hei, ingat jangan kesal, kalau kamu kesal, anak kita bisa merasakannya, nanti dia ikut sedih."

Farah dan Kevin sudah memiliki momongan, seorang putra yang kini berusia empat tahun, tampan, putih, lucu dengan pipi yang sangat chubbi.

***

Wangi semerbak mulai tercium keseluruh ruangan, membuat orang menginginkan menyantap segera, wanita paruh baya yang sekarang sudah tidak lagi berprofesi sebagai model, sekarang sangat raji memasak di rumah, dia juga sekarang sering mempelajari cara membuat kue kesukaan suami dan anaknya.

"Wanginya sudah sangat menggoda." Pria itu berdiri dibelakang tubuh istrinya.

"Benarkah?" tanya istrinya tak percaya.

Jenny membanting stir dari menjadi model sekarang menjadi ibu rumah tangga yang gemar memasak, tidak hanya gemar memasak, masakan Jenny juga sangat cocok di lidah orang yang mencicipinya.

"Kita berkunjung ke rumah Richard, Mama mau dia mencicipi bolu dengan resep baru buatanku," Kata Jenny kepada suaminya yang juga sudah pensiun dari mengurus perusahaan.

Cakra seorang pengusaha sukses kini sudah menyerahkan perusahaannya kepada purtanya yaitu Richard, karena anaknya mau menerima perjodohan maka semua sedang diproses pindah tangankan kepada putranya.

"Dia pasti sangat suka dengan bolu keju buatanmu, Sefya juga pasti sangat menyukainya." Cakra melingkarkan kedua tangannya dipinggang istrinya.

kemesraaan kerap kali di perlihatkan Cakra dan juga Jenny, mereka adalah salah satu pasangan favorit diatara pasa sahabat mereka selain kedua orang Sefya, sebelum Ibu Sefya meninggal dunia.

Banyak diatara kita yang tetap setia hanya dengan satu pasangan, mereka bukan tidak tergoda oleh sosok yang lebih rupawan dari pasangannya, tapi mereka menjunjung tinggi nilai pernikahan, arti keluarga dan selalu berusaha saling menjaga ikatan suci diantara mereka berdua, ketika kita tidak lagi menyukai pasangan dan memilih perselingkuhan, cobalah untuk berpikir ulang.

Bersambung.

AR - 3 Kerbau dicucuk hidungnya

~Aku Membencimu~

Orang tua yang berniat mengunjungi rumah putranya, kini sudah sampai di depan pintu, mereka membunyikan bel, hingga muncul seorang wanita yang mereka akui sebagai menantunya.

"Sefya, Mama kangen banget." Peluk Jenny.

"Mama dan Papa, kok enggak kabarin aku atau Mas Richard kalau mau ke rumah?" tanya Sefya yang terkejut dengan kedatangan tiba-tiba mertuanya.

"Mama dan Papa sengaja ingin membuat kejutan kepada kalian." senyum Jenny.

"Silahkan duduk Ma, Pa, Fya buatkan minuman dulu." Sefya pergi ke dapur.

.

.

"Apa aku tekepon Mas Richard?" gumam kecil Sefya saat membuat minuman dingin.

"Aku titip pesan saja kepada sekertarisnya."

Sefya menelepon sekertaris pribadi Richard untuk menitipkan pesan kalau jangan pulang malam karena ada orang tuanya menunggu.

.

.

"Sefya, apa Richard akan pulang cepat?" tanya Jenny sambil memandangi foto pernikahan putranya dengan Sefya.

"Sepertinya hari ini akan pulang cepat, Ma."

Sefya meletakkan tiga gelas minuman di atas meja ruang tamu, Jenny kemudian menghampiri Sefya yang masih memegang nampan.

"Sefya, Mama dan Papa berharap, kamu dan Richard segera memiliki momongan," Jenny dan Sefya duduk berdampingan.

Mendengar keinginan mertuanya bukanlah hal yang mudah untuknya lakukan, pasalnya Richard tidak pernah menganggapnya sebagai seorang istri, mustahil baginya untuk mengandung.

"Fya, kenapa kamu menjadi murung seprti itu? Aapa ada maslaahn diantara kalian?" tanya Jenny dan Cakra mulai membuat tatapan serius.

"Ah, tidak Ma, Pa, tenang saja, kami selalu baik-baik saja, Mas Richard selalu memperlakukan diriku dengan sangat baik." Sefya membela suaminya.

Dalam rumah tangga kepada siapapun kita tidak boleh membuka Aib suami, wanita muda yang berpenampilan cupu itu berusaha selalu membuat nama suaminya baik dimata siapapun.

"Kalau Richard macam-macam, jangan sungkan untuk bicara kepada kami, Mama dan Papa akan mendukungmu, kamu yang pantaas berada di sisinya, bukan wanita itu."

Jenny tiba-tiba teringat wanita yang seorang model terkenal yang disukai oleh putranya.

"Wanita itu? Apa maksud, Mama?" Sefya menjadi penasaran.

"Sudah, tidak perlu dibahas, dia hanya masalalu pahit suamimu." Jenni mengibaskan tangannya meminta Sefya melupakan perkataannya.

Sefya mengangguk. "Siapa wanita yang dimaksud oleh, Mama?" batin Sefya.

Jenny meneguk minumannya, mungkin saat ini dia meneguk minuman sambil merutuki dirinya sendiri yang tidak sengaja menyebut wanita itu, kekesalan dihati Jenny ternyata tidak pernah terhapus sedikitpun, dia masih teringat apa yang dia lihat dahulu.

.

.

"Siapkan rapat segera, aku tidak meiliki banyak waktu."

Richard berjalan dengan tergesa, dia bahkan memajukan jadwal rapat interen yang seharusnya diadakan setelah jam kaman siang.

Sekertaris dan juga asistem pribadinya tidak bisa menolak, untungnya ini adalah rapat intern bukan rapat antar perusahaan.

"kumpulkan karyawan segera." Asisten pribadi Richard segera menyusul setelah memberi perintah.

Begitulah Richard jika dia sudah ada maunya dan sedang ada urusan pribadi, suka mengubah jadwal sesuka hatinya, terkadang Asisten pribadinya saja sampai kewalahan ketika dulu Bossnya masih berpacaran dengan model itu.

Jonny seorang Asisten Pribadi yang sudah hafal betul sikap bossnya itu, dia bahkan seringkali menggantikan bossnya untuk meeting keluar karena dia harus bertemu Clara, wanita pujaan hari Richard.

.

.

"Kenapa belum ada kabar juga?" Sefya mulai gelisah.

"Fya, kamu kenapa? Kamu bosan ya menemani Mama dan Papa?" tanya Cakra.

"Tidak, Pa, aku senang berbincang dengan kalian, apalagi ini kali pertama Mama dan Papa main ke rumah baru kami." Sefya sangat terlihat gugup.

Dia bukan Gugup karena canggung dengan kedua mertuanya, tapi dia gugup karena belum mendapat kabar dari Desi sekertaris suaminya.

"Kami inghin melihat sekitar," kata Cakra.

"Sefya temani." Sefya menawarkan diri, tapi Cakra menahannya.

Cakra dan Jenny berkeliling berdua, dengan cepat Sefya kembali menghubungi sekertaris suaminya lagi.

"Apa Pak Richard sudah menerima pesannya?" tanya Sefya gugup.

"Belum, Bu, Pak Richard sedang rapat intern," jawab Desi sekertaris lewat panggilan telepon.

"Kalau begitu setelah rapat, minta dia segera pulang."

.

.

Richard yang sedang membuat rapat intern dadakan langsung mempercepat rapat, dia membahas beberapa hal yang penting saja bersama dengan karyawannya.

"Jonny akan memimpin rapat, saya harus segera pergi menemui orang penting."

Richard langsung bergegas meninggalkan ruangan meeting, saat tiba di depan ruangan, Desi mencoba menghalau.

"Pak, ada pesan untuk Bapak."

"Kalau tidak penting nanti saja, saya sedang terburu-buru." Richard dengan cepat menghindari sekertarisnya.

Richard sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk Desi memberitahukan pesan itu, dia benar-benar seperti sedang diburu waktu.

.

.

"Aku tidak boleh kehilanganmu lagi, sudah cukup satu bulan ini kamu menghindar dan tidak memperdulikan ku sama sekali."

Mobil melesat dengan cepat, setiap mobil yang ada di depannya langsung dilewati dengan cepat, bahkan Richard sama sekali tidak menghiraukan apa yang akan terjadi kepadanya jika terjadi kecelakaan lalulintas.

Sikap Richard akan berubah menjadi sangat lemah jika menyangkut Clara, dia bahkan bisa dengan mudah meninggalkan rapat antar perusahaan ketika Clara ingin bertemu dengannya, Sikap Richard sudah seperti kerbau dicucuk hidungnya, itulah istilah yang tepat untuk orang yang selalu mementingkan keinginan orang lain tanpa berfikir panjang.

Mobil mewah itu sampai disebuah Hotel bintang lima, dia langsung mencari keberadaan kekasihnya, dia bertanya kepada resepsionis dan langsung mencari kamar dengan nomor yang sudah dicatatnya.

"Aku harus bicara denganmu."

Ting Tong

Tangan yang gemetar langsung memencet bel, dia sudah tidak sabar lagi untuk bertemu pujaan hatinya dan memintanya kembali.

.

.

Mendengar suara bel berbunyi, Clara menghentikan aktivitasnya diatas ranjang. "Aku lihat dulu siapa yang datang," Clara bangkit dari posisinya yang sudah mulai terangsang.

"Mungkin Room Service," ujar seorang pria yang sedang asik menikmati tubuh Clara.

Clara mengintip dan betapa terkejutnya dia melihat Richard berdiri di depan pintu kamarnya, hasrat Clara untuk menuruskan permainannya diatas ranjang, langsung hilang seketika, wajahnya memucat dan tubuhnya lemas.

"Sayang ada apa?' tanya pria yang hari ini menjadi teman kencannya.

Clara seorang model terkenal dan berkeperibadian baik, namun dia tidka bisa mengontrol hasratnya, sehingga beberapa kali dia meminta beberapa pria yang tertarik dengan tubuhnya untuk melampiaskan hasratnya.

Clara yang sudah berpakaian rapih dan pria itu sudah mengumpat di sebuah ruangan, pintu dibuka oleh Clara dan berpura-pura tidak menginginkan kehadiran Richard.

"Clara." Richard langsung memeluk Clara.

"Lepaskan." Clara mendorong tubuh Richard.

"Kamu berkeringat, apa kamu sakit?" tanya Richard.

Clara seringkali kepergok Richard dengan tubuh berkeringat dan memberi alasan kalau dia sedang sakit sehingga dirinya langsung dibawa ke dokter.

"Tidak, aku baik-baik saja." Clara membalikkan badan dan masuk ke dalam kamar hotelnya.

"Baby, dengarkan aku, aku ingin kita kembali sperti dulu lagi, mau kah kamu menerimaku lagi?" Richard bersimpuh dihadapan Clara.

Wajah iba Richard dan ketulusan cintanya langsung terpancar.

"Kamu mau aku kembali?" tanya clara dan dijawab anggukan.

"Kalau begitu, aku akan menerimamu lagi, dengan satu syarat, aku ingin bercinta denganmu." Clara langsung menaruh tangannya di kemeja Richard dan ingin membukanya, Richard hanya terdiam, dia hanya menatap wajah cantik kekasihnya.

.

.

Apakah Richard akan melakukannya dengan Clara demi membuat kekasihnya kembali dalam dekapannya?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!