NovelToon NovelToon

Musuh Tapi Menikah

Ryana Bimantara

...~Happy Reading~...

“Gue ganti baju dulu deh, tungguin gue pokok nya!” ucap Ryana ketika hendak menutup salah satu bilik di dalam toilet wanita di sekolah nya.

Ryana Bimantara, seorang gadis cantik, baik dan ceria namun juga sangat manja. Kini, gadis itu sudah memasuki dunia putih abu-abu. Memiliki sahabat bernama Grace dan Audi, dan setelah usai melakukan pelajaran olah raga, kini gadis itu segera bergegas untuk berganti pakaian sementara dua sahabat nya sudah lebih dulu berganti pakaian sejak tadi.

Ryana memang sengaja, saat mengganti pakaian pasti akan mengajak dua sahabat nya, karena ia memiliki sedikit trauma yang cukup mendalam akibat ulah salah satu teman nya dulu. Yang dimana, ketika dia mengganti seragam, justru seragam itu malah di ambil dan di gantung di pohon oleh teman nya.

“Gue itu heran deh, lo masih takut ya sama Raka?” tanya Grace dari luar bilik toilet.

“Bukan takut, gue Cuma wanti wanti. Kalian kan tahu sendiri, sifat itu anak kaya gimana!” jawab Ryana dari dalam bilik.

“Tapi Raka itu baik loh Na. Dia gak kaya gitu,” bela Grace yang sedikit kurang percaya dengan cerita cerita yang di berikan Ryana selama ini.

“Up to you Grace. Dia itu kadal buntung, lo pacaran sama dia baru sebulan, lo kenal dia juga baru setahun, ckckc. Mata lo itu udah di butain sama cinta, jadi lo gak bakal lihat keburukan dia!” cetus Ryana menggelengkan kepala nya.

Ya, musuh bebuyutan Ryana, ialah kekasih dari sahabat nya sendiri, Grace. Mereka sudah menjalin hubungan kurang lebih selama satu bulan. Menurut Ryana, berpacaran satu bulan itu adalah yang paling lama di lakukan oleh Raka. Pasalnya, sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, Ryana lah yang menjadi saksi bisu kisah perjalanan asmara seorang Raka.

Cowok badboy tengil yang memiliki sejarah barisan mantan terpanjang. Paling lama menjalin hubungan selama satu bulan. Itupun hanya butuh waktu hitungan jam, pasti dia akan menggandeng cewek lain lagi setelah putus. Terkadang, Ryana heran, mengapa bisa ada cewek yang mau berpacaran dengan cowok seperti itu.

Sudah terkenal playboy, pemaksa, tukang rusuh, namun tetap saja memiliki fans sebanyak itu. Entah ajian pelet seperti apa yang di gunakan oleh Raka, namun yang jelas Ryana tidak bukanlah salah satu cewek yang ikut berada di barisan mantan tersebut. Jangankan suka, sekedar melirik cowok itu saja Ryana tidak akan mau, kecuali terpaksa.

Cklek!

“Udah ah ayo,” Ryana keluar dengan membawa sebuah tas kecil yang berisi seragam kotor nya, ia segera mengajak kedua sahabat nya untuk kembali ke kelas.

Sepanjang jalan, ketiga nya asik berbincang dan mengobrol panjang lebar, hingga tiba tiba sebuah bola yang melayang hampir saja mengenai wajah Ryana, hingga membuat gadis itu seketika langsung menghentikan langkah kaki nya.

Dia tahu itu perbuatan siapa, namun ia berusaha sebisa mungkin untuk diam dan tidak meladeni perlakuan itu, atau dirinya akan berakhir di ruang BK lagi.

‘Sabar Na, sabar! Hiraukan, jangan di tanggepin!’ Ryana terus merapalkan doa di dalam hatinya, semoga ia masih memiliki stok kesabaran. Namun ternyata ia salah, ia lupa bila stok nya sudah habis dan belum di isi ulang lagi. Sehingga, saat ia mendengar suara teriakan cowok dari tengah lapangan, ia seketika langsung mengepalkan tangan dengan menatap tajam ke arah sumber suara.

“Pesek, lemparin bola nya!”

“Kalian lihat dan denger sendiri? Itu kelakuan orang macam apa hemm?” tanya Ryana menahan geram nya melirik ke arah dua sahabat nya.

“Ya udah, biar gue aja yang kasihin,” ujar Grace tersenyum, ia segera mengambil bola itu dan membawa nya ke tengah lapangan.

...~To be continue .......

Pulang sekolah

...~Happy Reading~...

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, semua siswa dan siswi berhamburan keluar dari kelas masing masing, tapi tidak dengan Ryana. Gadis itu masih duduk terdiam di bangku nya, seraya memegang perut.

“Na, kayaknya gue gak jadi bareng deh, nyokap udah di depan ternyata,” ujar Audi segera pamit kepada sahabat nya.

“Iya Na, gue juga gak bisa, karena cowok gu udah nungguin di depan, lo gapapa kan?” tanya Grace yang juga sudah siap dengan tas di punggung nya.

“Its oke,” jawab Ryana tersenyum seraya memberikan acungan jempol kepada dua sahabat nya.

Seperginya Grace dan Audi, Ryana langsung menghela napas nya dengan berat. Ia menggigit bibir bawah dengan sesekali memejamkan mata. Sepertinya, ia akan pulang beberapa saat lagi, setidaknya sampai sekolah terlihat sepi. Bukan karena apa, namun sepertinya gadis itu mulai merasakan ada yang tidak beres dengan perut nya, maka dari itu ia memilih untuk diam lebih dulu.

‘Ryan, kenapa lo harus jauh banget sih,’ gumam Ryana sedikit mendesis ketika merindukan saudara kembar nya.

Ryan dan Ryana berbeda sekolah. Hanya karena sedikit perbedaan pendapat, akhirnya keduanya memutuskan untuk sekolah di tempat yang berbeda, namun kini justru Ryana yang merindukan saudara kembar nya. Seandainya Ryan juga ada di satu sekolah dengan nya, sudah pasti dirinya tidak akan kesulitan seperti ini.

Sementara itu, di tempat parkiran, Raka langsung mengerutkan dahi nya ketika melihat Grace dan Audi hanya berjalan berdua saja tanpa Ryana.

“Kalian Cuma berdua? Biasanya trio, kok Cuma double?” tanya Raka menatap kekasih nya.

“Oh itu, Ryana masih nunggu sesuatu, entah lah,” jawab Grace seraya mengangkat kedua bahu nya.

“Gue udah di tungguin nyokap, gue duluan ya guys!” Audi yang sejka tadi sudah di teror oleh ibu nya akhirnya segera berlari menuju mobil sang ibu.

Untuk sesaat, Raka terdiam, ia seolah berfikir, hingga akhirnya ia segera mengaak Grace untuk pulang. Sepanjang jalan, seperti biasa Grace pasti akan banyak bercerita panjang lebar yang tidak pernah di dengar oleh Raka. Justru cowok itu diam diam memasang earphone di telinga nya agar tidak perlu mendengar ocehan berisik dari Grace.

“Lo naik taxi dari sini aja ya?” ucap Raka memberhentikan motor nya di depan sebuah minimarket.

“What! K—kenapa?” tanya Grace menatap tak percaya pada kekasih nya.

Raka langsung menghela napas berat, “Gue ada urusan mendesak. Nyokap gue minta di belin terigu di minimarket!” jawab nya asal.

“Terigu?” Grace membeo menatap Raka dengan tatapan tak percaya.

“Iya, sama Roti kayaknya tadi, entahlah. Nyokap gue emang suka nyuruh nyuruh gue begitu, sebentar!” Raka mencarikan Grace taxi, setelah mendapatkan nya, Raka segera memberitahukan alamat tujuan Grace dan tak lupa ia juga yang membayar taxi itu sebagai bentuk pertanggung jawaban nya.

“Hati hati!” Ucap Raka setelah menutup pintu mobil taxi Grace, ia melihat taxi itu sudah pergi, dan ia pun juga segera memasuki minimarket untuk mencari sesuatu.

Tak butuh waktu lama, Raka segera membayar barang belanjaan nya, lalu ia segera bergegas pergi untuk kembali ke sekolah. Dan seperti dugaan nya, bahwa gadis yang sejka tadi ia cari tak ada, kini masih terduduk di bangku nya seraya memainkan ponsel, dengan kepala yang di sandarkan di atas meja.

“Ini sekolah, bukan Hotel!” cetus Raka seraya melemparkan sebuah plastik bertuliskan merek minimarket nya di atas meja tepat di depan wajah gadis tersebut.

...~To be continue .... ...

Tamu bulanan

...~Happy Reading~...

“Ngapain lo kesini Bukannya lo nganterin Grace?” tanya gadis itu yang tak lain dan tak bukan ialah Ryana.

“Dia udah balik!” jawab Raka santai, lalu ia mendudukkan diri di depan Ryana, “Tembus nya banyak banget ya?” tanya nya seketika membuat mata Ryna membulat dengan sempurna.

Plakk!

“Aduhh, sakitt!” pekik Raka ketika wajah nya di hantam oleh plastik dari Ryana.

Bila hanya plastik saja, mungkin ia tidak akan kesakitan, namun jangan lupakan isi dari plastik itu. Roti tawar beserta penawar rasa sakit nya, yang berbentuk botol. Raka sengaja masuk minimarket karena mengingat ini pertengahan tanggal, hari dimana biasanya Ryana akan kedatangan tamu bulanan. Maka dari itu, Rakan kembali lagi ke sekolah setelah membelikan roti tawar untuk Ryana sekaligus pereda nyeri nya.

“Sumpah, mulut lo dari dulu gak pernah di saring!” kata Ryana dengan begitu tajam.

“Gue cuma nanya ogeb! Salah gue dimana coba? Dasar pesek, galak nya gak ketulungan, buruan lo ganti sana, merembes kemana mana ntar!” cetus Raka lalu ia segera beranjak pergi, “Kasihan ntar yang piket kelas lo besok di kirain kursi nya ada setan nya karena berdarah!” imbuh nya bergidik meledek.

“Atau, lo mau gue yang gantiin?” Raka menghentikan langkah nya, berbalik dan menatap Ryana dengan tersenyum smirk.

“Raka sialannn!” Pekik Ryana begitu malu, setiap kali Raka selalu berbicara frontal padanya. Bagaimana bisa, seorang cowok berkata seperti itu kepada cewek yang sedang mengalami datang bulan. Bukankah itu sangat tidak sopan dan kurang ajar?

Dengan jalan tertatih, akhirnya Ryana kini sudah tiba di toilet khusus wanita. Ia segera membuka bungkusan plastik yang di berikan oleh Raka. Entah sudah ke berapa kalinya, laki laki itu selalu memberikan nya sebuah roti tawar khusus wanita.

Bahkan, saking sering nya, Raka sampai hafal tanggal berapa saja Ryana mengalami datang bulan. Sedang kan sang empu nya tidak pernah ingat kapan waktu nya ia akan datang bulan, sehingga ia tidak pernah membawa roti cadangan.

“Rakaaa!” panggil Ryana setengah berteriak dari dalam bilik kamar mandi.

“Apaan? Berisik banget sih lo,” jawab Raka dari luar kamar mandi.

“Rok gue!” keluh Ryana pelan, membuat Raka langsung menghela napas nya berat.

“Celana olah raga lo tadi kemana?” tanya Raka.

“Basah ... “ jawab nya pelan.

“Kebiasaan banget sih lo, setiap kali ganti baju pasti selalu naruh di bawah ya pasti basah. Dasar pesek ceroboh!” cetus Raka berdecak.

“Jangan ngomel ngomel, jadi ini gimana? Lo itu kalau mau nolongin gue jangan setengah setengah kenapa sih? Cari pahala itu yang sekalian gitu loh ah!” kata Ryana ikut berdecak.

“Cuma lo kayaknya, cewek gak tahu diri! Udah di tolong bukan terimakasih malah maki maki!”

“Bodo amat, jadi ini gimana? Lo mau nolongin gue apa enggak! Rok gue merah semua,” rengek Ryana dari dalam bilik kamar mandi.

“Pakai celana gue?” ucap Raka memberikan penawaran.

“Anjirr, penawaran lo sangat GAK bermutu woy!” pekik Ryana dari dalam bilik hingga membuat Raka terkekeh menahan tawa.

“Lo mau apa enggak? Gue udah baik hati loh,” ujar Raka menahan tawa nya, “Lo bayangin pakai rok yang kotor itu, terus naik taxi. Di kiranya lo baru aja lepas perawan di sekolah!” celetuk Raka hingga lagi lagi membuat mata Ryana membulat dengan sempurna.

“Raka sialan, sumpah gue benci banget sama mulut lo!” seru Ryana hendak menangis, namun tiba tiba ia mendengar suara pintu terbuka, dan melihat ada sebuah celana abu abu yang di sampirkan di atas pintu bilik nya.

“Raka, lo beneran buka celana!” teriak Ryana terkejut ketika menyadari bahwa itu adalah celana seragam milik Raka.

...~To be continue ......

...Holaaa, gimana nih kisah Raka dan Ryana? Lanjut gak? Jangan lupa tinggalin jejak ya, like komen dan tap love nya, kalau ramai Mommy lanjut ......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!