NovelToon NovelToon

Bukan Sekedar Status

1. Terenggut

"Kenapa kepalaku terasa sakit sekali, dan tubuhku lama kelamaan juga terasa panas,"gumam Kahyang terus berjalan menjauh dari klub malam itu. Semakin lama kepalanya semakin terasa pusing.

"Tiiinn!"

"Ckiiit..."

"Brugh"

Kahyang yang berjalan sempoyongan, terhuyung-huyung ke tengah jalan bertepatan dengan sebuah mobil yang melaju dan hampir saja menabrak Kahyang. Andai saja pengendara mobil itu telat menginjak pedal remnya, Kahyang pasti sudah tertabrak oleh mobil itu.

"Sial!"umpat pengendara mobil itu kemudian membuka kaca mobilnya, dan melongok kan kepalanya melalui jendela mobilnya.

"Hei! Kalau mau bunuh diri jangan disini! Gantung diri di kamar atau loncat dari roof top sana! Biar cepet mampus!"bentak pengemudi itu terlihat kesal.

Kahyang masih duduk di jalan sambil menutup matanya dengan telapak tangannya karena merasa silau oleh lampu sorot mobil yang ada di depannya. Mobil yang hampir saja menabrak dirinya.

Pengemudi mobil berwajah tampan itu nampak keluar dari dalam mobilnya,"Hei, menyingkir dari situ! Aku mau lewat. Jangan menghalangi jalan!"bentak pemuda itu terlihat kesal.

Kahyang berusaha bangun dengan kepalanya yang terasa semakin pusing. Pemuda yang baru turun dari mobil itu pun merasa semakin kesal, lalu berjalan menghampiri Kahyang.

"Cepat menyingkir!"bentak pemuda itu berusaha menarik tangan Kahyang agar gadis itu menepi.

"Tolong aku! Tolong antar aku pulang!"ucap Kahyang yang merasa tubuhnya terasa semakin panas dan kepalanya semakin terasa pusing. Tubuh Kahyang terhuyung, hampir saja jatuh jika pemuda itu tidak segera menangkap tubuhnya.

Tin! Tinn! Tinnn..!

Suara klakson dari belakang mobil pemuda itu membuat pemuda itu mendengus kesal. Tanpa berpikir panjang pemuda itu membawa Kahyang masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya.

"Kenapa aku membawa gadis ini ke dalam mobil ku? Seharusnya aku tinggalkan saja di pinggir jalan,"gumam pemuda itu dengan wajah kesal. Pemuda itu tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Kenapa dia malah membawa gadis yang tidak dikenalnya itu masuk ke dalam mobilnya.

"Panas, panas sekali,"ucap Kahyang seraya melepaskan kancing kemejanya, kemudian melepaskan kemeja itu begitu saja, hingga hanya tersisa kain berwarna hitam berbentuk kaca mata yang menutupi dua buah benda yang terlihat begitu menggoda di mata pemuda itu. Warna kulit Kahyang yang putih mulus sangat kontras dengan warna penutup dadanya itu.

"A.. apa yang kamu lakukan?"tanya pemuda itu termegap. Entah mengapa, tubuh Kahyang begitu menggoda di mata pemuda itu.

Pemuda yang sedang mengemudi itu pun menjadi gagal fokus dan tanpa disadari nya mencengkram kemudi mobilnya dengan kuat dan menginjak pedal gas semakin dalam hingga mobil itu melaju dengan kencang. Jakun pemuda itu naik turun. Tiba-tiba ada yang terasa sesak di bawah sana.

"Sial!"umpatnya, membuka tiga kancing kemeja nya dengan sebelah tangannya. Tubuhnya terasa panas dingin melihat pemandangan indah nan menggoda di sebelahnya. Matanya pun tidak bisa fokus ke jalan karena tidak bisa menahan godaan dari pemandangan di sebelahnya itu.

"Tolong aku!"ucap Kahyang seraya menggoyangkan lengan pemuda itu, bahkan meraba dada pemuda itu.

Biasanya pemuda itu tidak mudah tergiur dengan pandangan seperti ini. Tapi entah mengapa kali ini pemuda itu begitu tergiur saat melihat wajah cantik yang berkulit putih mulus, dengan gunung kembar yang menurutnya besarnya pas dan terlihat menantang itu. Seluruh tubuhnya berdesir hebat, napasnya tidak teratur, jantungnya berdetak kencang dan suhu tubuhnya semakin meningkat.

Tiba-tiba pemuda itu menginjak pedal rem, menghentikan mobilnya ditepi jalan yang nampak sunyi.Sedangkan di luar sana hujan tiba-tiba turun dengan deras.

Seperti orang kesurupan, pemuda itu tiba-tiba mencium bibir Kahyang yang terlihat menggoda dimatanya dan sialnya langsung disambut oleh Kahyang yang sedang terpengaruh obat.

Di dalam mobil itu, akhirnya terjadi hal yang tidak seharusnya terjadi. Dua orang yang bahkan tidak saling mengenal melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan.

Jalan itu nampak sepi dan minim penerangan. Hujan turun dengan deras disertai kilat dan petir yang bersahutan memekakkan telinga. Malam itu, kesucian yang selama ini dijaga oleh Kahyang telah terenggut.

Sesungguhnya, apa yang sebenarnya terjadi pada Kahyang?

Beberapa jam yang lalu..

Di sebuah klub malam, suasana nampak ramai oleh pengunjung. Suara dentuman musik memekakkan telinga, banyak orang yang sedang asyik berjoget, mabuk, bahkan ada beberapa pasangan yang sedang berciuman tanpa merasa malu pada orang-orang di sekitar mereka.

Sekelompok mahasiswa nampak sedang merayakan pesta ulang tahun teman mereka yang bernama Nita.

"Pus, ayo minum!"ucap Nita menyodorkan gelas berisi minuman beralkohol pada gadis yang bernama Puspa Kahyang dan akrab dipanggil Kahyang oleh orang-orang terdekatnya itu.

"Maaf, tapi aku tidak minum minuman beralkohol,"tolak Kahyang secara halus.

"Kalau begitu, biar aku pesankan soft drink aja, ya?!"ucap Nita kemudian bangkit dari duduknya.

"Nggak usah, Nit,"ucap Kahyang merasa tidak enak hati.

"Nggak apa-apa, santai saja,"ucap Nita kemudian meninggalkan Kahyang dan teman-temannya yang lain.

Nita mengundang teman-temannya ke pesta ulang tahun nya. Mereka berkumpul di rumah Nita dan berangkat ke tempat acara ulangtahun diadakan dengan mobil milik Nita dan beberapa orang teman Nita.

Nita mengatakan bahwa tempat diadakannya pesta adalah tempat kejutan untuk teman-temannya. Sehingga tidak ada seorang pun yang tahu dimana Nita akan mengadakan pesta ulangtahun nya.

Jika Kahyang tahu tempat pesta ulang tahun Nita adalah di klub malam, maka Kahyang tidak akan mau datang ke pesta ulang tahun Nita.

Kahyang nampak tidak nyaman berada di dalam klub malam itu. Suara dentuman musik yang memekakkan telinga, bau minuman beralkohol, dan juga bau asap rokok membuat Kahyang merasa tidak betah berlama-lama di tempat itu.

Tak berapa lama, Nita pun kembali membawa gelas berisi minuman berwarna merah yang terlihat seperti minuman bersoda.

"Nih, diminum! Ini cuma soft drink yang di kasih es batu doang, kok,"ucap Nita seraya menyodorkan gelas yang di bawanya pada Kahyang.

"Kapan acaranya dimulai, Nit?"tanya Kahyang kemudian meminum minuman yang diberikan oleh Nita. Dan benar, rasanya memang seperti minuman bersoda.

"Sebentar lagi. Kue ulang tahunnya akan segera diantar,"ucap Nita dengan seulas senyum di bibirnya.

"Kenapa ulang tahun kamu di adakan di klub malam, sih, Nit?"tanya Kahyang seraya memperhatikan sekelilingnya. Teman-teman mereka nampak sangat senang berada di tempat itu.

"Di sini lebih seru dan ramai dari pada di rumah, Pus. Kita juga bisa bersenang-senang di sini,"ujar Nita yang nampak sangat senang berada di tempat itu.

Tidak lama kemudian kue ulang tahun pun sudah datang, dan acara potong kue pun segera dimulai.Nita pun membagikan potongan-potongan kue itu kepada teman-temannya.

"Nit, aku pulang duluan, ya?"pamit Kahyang yang merasa kepalanya sakit.

"Baru juga selesai potong kue, Pus. Nanti saja!"cegah Nita.

"Kalau gitu, aku ke toilet dulu, ya?"pamit Kahyang.

"Oke, jangan lama-lama, ya!"ucap Nita.

"Iya,"sahut Kahyang kemudian pergi.

Baru beberapa langkah Kahyang pergi, seorang pemuda mendekati Nita.

"Gimana? Udah kamu kasih obat di dalam minuman, Puspa?"tanya pemuda itu pada Nita.

"Sudah. Tuh, sudah habis. Cepat susul Puspa! Katanya, kamu ingin mendapatkan dia?"ucap Nita pada pemuda yang bernama Roger yang tidak lain adalah sepupu Nita.

"Oke, kali ini aku pasti mendapatkan teman kamu yang sok jual mahal itu,"ujar Roger dengan seringai licik di bibirnya.

"Ya udah, buruan susul ke toilet. Obatnya sepertinya sudah mulai bereaksi. Jangan sampai diembat cowok lain,"ujar Nita.

"Oke,"sahut Roger langsung menyusul Kahyang.

"Kalau Puspa sudah jadi milik Roger, maka Yudha tidak akan mendekati Puspa lagi,"gumam Nita penuh senyuman.

"Dimana gadis itu? Cepat sekali dia menghilang,"gumam Roger yang berjalan di antara kerumunan orang, menuju toilet seraya mencari sosok Kahyang. Tadi Roger masih melihat Kahyang. Tapi saat ada seseorang yang menabraknya, Roger jadi kehilangan jejak Kahyang.

Disisi lain, Kahyang ternyata tidak pergi ke toilet. Kahyang yang merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya berpura-pura pamit ke toilet, padahal Kahyang berjalan keluar klub diantara kerumunan pengunjung klub malam itu.

Kahyang terus berjalan menjauhi klub malam itu hingga akhirnya tubuhnya terhuyung-huyung ke tengah jalan dan hampir ditabrak mobil seorang pemuda yang pada akhirnya merenggut kesucian nya.

...🌟"Manusia tidak pernah bisa merubah takdir yang telah di tentukan-Nya. Dan sepahit apapun itu, manusia tetap harus menjalaninya."🌟...

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

.

To be continued

2. Penghargaan

Kahyang terbangun dari tidurnya dan merasa tempat tidurnya sempit sekali, tapi terasa hangat. Perlahan Kahyang membuka matanya, memperjelas penglihatannya.

"Argkk!"pekik Kahyang saat menyadari dirinya tidur dalam dekapan seseorang yang tidak mengenakan baju, dan melihat dada yang terpampang di depan matanya, Kahyang yakin jika yang memeluknya adalah seorang pria.

"Bugh!"

"Auwh!"pekik pria itu terjatuh dari kursi mobil tempat dirinya dan Kahyang berbaring, saat Kahyang tiba-tiba mendorong nya,"Sial! Kenapa kamu mendorong ku?"protes pria itu.

Sedangkan Kahyang buru-buru menarik selimut yang tadinya menutupi tubuh mereka berdua. Kahyang memalingkan wajahnya dari pria di depannya yang dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnya itu. Pria itu pun segera meraih celana boxer nya.

"Apa yang kamu lakukan padaku?"tanya Kahyang dengan suara tinggi, masih memalingkannya wajahnya.

"Kau dan aku dalam keadaan polos tanpa sehelai benang dan tidur berpelukan. Apa masih perlu ditanya lagi apa yang terjadi? Atau kamu pura-pura amnesia?"tanya pria itu santai seraya memakai pakaiannya.

Jantung Kahyang berdegup kencang saat mulai mengumpulkan puzzle demi puzzle ingatannya. Ingatan nya saat datang ke klub malam, diberi minuman oleh Nita hingga akhirnya memilih keluar dari klub malam dengan kepala pusing, tubuh panas dan terakhir hampir ditabrak mobil, dibawa masuk ke dalam mobil dan seterusnya Kahyang tidak ingat apapun lagi. Namun dari keadaan nya sekarang yang bersama seorang pria di dalam mobil dalam keadaan polos tanpa sehelai benang, Kahyang dapat memastikan, bahwa apa yang selama ini dia jaga pasti sudah di renggut pria yang saat ini bersamanya itu.

"Ka. kamu mengambil kesucian ku?"tanya Kahyang tergagap dengan air mata yang jatuh dari sudut matanya.

"Kamu yang menginginkan aku menyentuh mu. Kamu bahkan menggoda aku,"ujar pria itu

"Bohong! Aku tidak mungkin melakukan itu!"sergah Kahyang dengan air mata yang meleleh di pipinya.

"Hei, kamu sendiri yang melepas pakaian mu dan menggodaku ku. Jadi jangan salahkan aku, jika aku tergoda lalu melakukan nya!"sambar pria itu tidak terima.

"Bohong! Aku tidak mungkin melakukan itu! Kamu memanfaatkan aku yang tidak sadarkan diri!"Kahyang tidak terima dengan pernyataan pria di depannya itu

"Sudahlah! Aku tahu, wanita seperti mu pasti suka menjebak pria-pria kaya seperti aku. Kamu ingin berapa? Katakan! Aku akan membayar jasamu semalam,"ujar pria itu dengan pandangan merendahkan.

"Plak!"Kahyang menampar pipi pria yang ada dihadapannya itu dengan kuat hingga meninggalkan cap lima jari di pipi pria itu.

"Kau! Berani sekali menampar ku!"geram pria itu memegang pipinya yang ditampar Kahyang dengan tatapan tajam kepada Kahyang.

"Kamu pikir aku wanita bayaran! Aku wanita baik-baik! Kamu harus bertanggung jawab! Kamu harus menikahi aku!"pekik Kahyang seraya memegang kerah kemeja yang dipakai pria itu dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kiri Kahyang masih memegang selimut untuk menutupi tubuhnya yang masih polos.

"Lepas!"pria itu menepis tangan Kahyang yang mencengkram erat kerah kemejanya,"Kamu yang datang sendiri padaku! Sengaja menggoda ku dengan melepaskan pakaian mu dan memeluk ku. Kamu yang menyerahkan diri mu padaku! Kenapa aku harus bertanggung jawab padamu? Aku tidak mau!"tolak pria itu tegas.

"Dasar bajingan! Brengseek!"umpat Kahyang dengan amarah yang meledak ledak.

"Plak! Plak! Bugh! Bugh!"

Kahyang menampar wajah pria itu dua kali hingga tercetak cap lima jari berwarna merah di kedua pipi pria itu. Bukan cuma itu, Kahyang yang sangat marah memberi bogeman mentah di bibir pria itu hingga sudut bibir pria itu pecah dan berdarah dan matanya menjadi hitam kebiruan. Namun saat Kahyang ingin memukul lagi, pria itu langsung menangkap pergelangan tangan Kahyang lalu menghempaskan nya dengan kasar.

"Kamu! Berani sekali!"geram pria itu dengan tatapan penuh amarah,'Kau yang menggoda aku duluan! Berani sekali kamu memukul ku! Lihatlah! Bahkan kau sekarang ingin menggoda aku lagi,"cibir pria itu dengan tatapan sinis ke arah tubuh Kahyang yang polos karena saat menampar dan memukul pria itu tadi, tanpa sengaja Kahyang melepaskan pegangan nya pada selimut yang digunakan nya untuk menutupi tubuhnya.

Kahyang dengan cepat menutup kembali tubuhnya,"Kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatan kamu padaku!"bentak Kahyang.

"Aku tidak mau! Pakai pakaian mu dan keluar dari mobilku sekarang juga! Atau aku akan melempar mu keluar dari mobilku dengan keadaan seperti itu!"ancam pria itu tampak tidak main-main. Melempar semua pakaian Kahyang pada Kahyang, lalu duduk di kursi pengemudi.

Kahyang segera memakai pakaiannya. Sedangkan pria itu nampak acuh tidak mau melihat Kahyang , menghidukan mesin mobilnya.

"Keluar dari dalam mobilku!"titah pria itu dengan suara dingin, saat Kahyang sudah selesai memakai pakaiannya.

"Aku sumpahi kamu tidak akan pernah bahagia karena telah merenggut kesucian ku dan tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan mu!"ucap Kahyang dengan air mata yang masih menetes dari sudut matanya.

"Keluar dari mobil ku!"bentak pria itu dengan suara menggelegar hingga Kahyang berjengit kaget, lalu bergegas keluar dari dalam mobil itu dan membanting pintu mobi,itu dengan kencang.

"Dasar wanita sialan!"umpat pria itu langsung menginjak pedal gas mobil nya dan melaju dengan kencang.

"Dasar pria brengseek! Bajingan! Tidak bertanggung jawab!"umpat Kahyang menatap mobil pria itu yang sudah melaju.

Kahyang pulang dengan hati hancur. Kesucian yang selama ini di jaganya telah direnggut oleh orang yang tidak dikenalnya. Kahyang merasa dirinya terjatuh di lubang yang dalam dan gelap. Kahyang masuk ke dalam rumah nya dan langsung mengunci diri di dalam kamar. Kahyang terduduk di bawah air shower yang mengucur deras dengan isak tangis yang memilukan. Entah bagaimana jika kedua orang tuanya mengetahui hal ini.Untung saja hari ini kedua orang tuanya masih berada di luar negeri. Jadi mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Kahyang saat ini.

"Kesucian yang aku jaga selama ini, direnggut oleh pria brengseek yang bahkan tidak aku kenal,"gumam Kahyang menangis sesenggukan.

Di tempat lain.

"Bos, ada apa dengan wajah mu? Kenapa jadi babak belur seperti itu? Kedua pipimu ada cap lima jari, bibir mu pecah, dan matamu seperti mata panda, tapi cuma sebelah. Lucu sekali! Ha. ha ha ."ujar Patih, seorang pria berkulit sawo matang, asisten pria yang merenggut kesucian Kahyang.

"Berani nya kau! Kamu mengejek aku!"sergah pria yang telah merenggut kesucian Kahyang.

"Mana berani aku mengejek mu, bos! Aku hanya mengatakan yang sejujurnya, bos. Kejujuran itu memang pahit, bos! Tapi, lebih baik dari pada kebohongan yang manis tapi bikin penyakit. Bos dari berantem dengan siapa?"tanya pria berkulit sawo matang itu dengan wajah serius.

"Ini semua gara-gara kamu!"

"Kok, gara-gara aku, sih, bos! Semalam, aku 'kan, tidak ikut dengan bos karena sakit perut,"

"Justru karena itu! Gara-gara kamu sakit perut, aku jadi pergi sendiri dan bertemu gadis yang menggodaku. Dia yang menggoda aku duluan, tapi dia malah marah padaku dan menganiaya aku hingga seperti ini,"

"Wahh . hebat sekali! Mana gadis yang sudah berani menghajar bos Mandala? Aku ingin tahu!"ujar Patih nampak antusias.

"Kenapa?"tanya pria yang sudah merenggut kesucian Kahyang yang bernama Mandala itu seraya mengernyitkan keningnya.

"Karena dia satu-satunya gadis yang pernah menghajar, bos. Jadi perlu diberi penghargaan,"ujar Patih masih dengan wajah serius nya.

"Paijo!!"geram Mandala.

"Plak!"

"Sakit bos!"pekik Patih yang kepalanya di pukul.

"Dasar Paijo! Asisten nggak ada akhlak!"

"Patih, bos! Patih! Orang tuaku nyebelin kambing dua buat ngasih aku nama. Bos malah seenak jidat mengganti namaku!"protes Patih, sedangkan Mandala berlalu meninggalkan Patih.

...🌸❤️🌸...

.

.

To be continued

3. Diagnosa

Matahari mulai terbit dari ufuk timur. Seorang gadis nampak masih terlelap di atas ranjang nya. Namun tiba-tiba gadis itu membuka matanya dan langsung berlari ke kamar mandi.

"Huwek...huwek..."

Gadis itu nampak muntah-muntah. Tubuhnya terasa lemas, wajahnya pucat pasi, tangannya yang berpegangan pada wastafel nampak tremor.

"Aku hanya masuk angin. Hanya masuk angin. Beberapa hari ini, aku kebanyakan begadang karena menyelesaikan tugas kuliah. Aku hanya masuk angin,"ucapnya men-sugesti dirinya sendiri.

Beberapa menit kemudian, gadis yang tidak lain adalah Puspa Kahyang dan akrab dipanggil Kahyang oleh kedua orang tuanya itu turun ke lantai bawah dan bergabung di meja makan bersama kedua orang tuanya yang nampak sudah menunggunya.

"Yang, kok wajah kamu pucat banget? Kamu sakit?"tanya Mala, ibu dari Kahyang seraya mengoles selai di roti tawar.

"Iya, Yang. Kamu pucat sekali,"timpal Anggoro, ayah Kahyang.

"Nggak apa-apa, kok, ma, pa. Cuma akhir-akhir ini sering begadang karena ngerjain tugas kuliah,"sahut Kahyang seraya mengambil roti tawar.

"Syukurlah kalau tidak sakit. Tapi kamu harus menjaga kesehatan mu, Yang,"ujar Mala.

"Iya, ma,"sahut Kahyang seraya mengoleskan selai di roti tawar nya.

"Yang, papa ingin memberi tahu kamu hal penting,"ucap Anggoro nampak serius.

Anggoro dan Mala nampak saling menatap, seolah bicara lewat tatapan mata. Kemudian keduanya menatap ke arah Kahyang.

"Hal penting apa?"tanya Kahyang menatap kedua orang tuanya secara bergantian kemudian mulai memakan roti nya.

"Yang, minggu ini, kamu akan kami pertemukan dengan calon suamimu,"ucap Anggoro nampak serius.

"Uhuk..uhuk..uhuk.."Kahyang tersedak roti yang baru saja ditelannya. Mala pun langsung menyodorkan segelas air putih pada Kahyang.

"Papa bercandanya tidak lucu. Calon suami yang mana maksud papa?"tanya Kahyang setelah meminum air putih.

"Papa tidak bercanda. Papa serius. Anak papa hanya kamu. Dan kamu nampak sulit menguasai ilmu bisnis. Nilai kamu standar semua. Papa bertambah tua dan butuh orang yang bisa menggantikan papa memimpin perusahaan. Jadi, kamu harus menikah dengan orang yang pintar mengurus bisnis, agar suamimu bisa menggantikan papa mengurus perusahaan,"ujar Anggoro nampak serius.

"Tapi, pa. Umur ku baru dua puluh tahun,"kilah Kahyang ingin menghindari perjodohan itu.

"Papa sudah memutuskan nya. Kamu harus menikah dengan anak sahabat papa, titik,"ujar Anggoro tegas. Puspa dan mamanya pun tahu sikap keras kepala Anggoro. Jika sudah mengambil keputusan, Anggoro akan teguh pada pendirian nya. Tidak bisa diganggu gugat.

Kahyang tertunduk lesu. Selera makannya tiba-tiba hilang. Gadis mungil yang berparas cantik dan imut itu nampak tertekan.

"Nyonya, ini durian pesanan Nyonya,"ucap seorang ART di rumah itu seraya menunjukkan tiga buah durian yang lumayan besar.

"Wah.. harum sekali, Pak.,"ucap Mala tersenyum cerah mencium aroma durian yang baru dibawa ART-nya itu.

Kahyang merasa perutnya sangat mual saat mencium aroma durian yang begitu menyengat itu. Kahyang berlari cepat ke arah wastafel sambil menutup mulutnya, kemudian memuntahkan seluruh isi perutnya.

Mala bergegas menghampiri Kahyang dan memijit tengkuk putrinya,"Kamu kenapa, Yang?"tanya Mala dengan ekspresi wajah yang tidak terbaca.

"Buang durian itu, ma. Perutku mual sekali karena mencium aroma durian itu,"ucap Kahyang dengan wajah yang semakin pucat.

'Kamu mual karena aroma durian itu? Bukannya kamu paling suka makan durian?"tanya Mala terlihat curiga pada putrinya,"Ehh.. Yang! Kamu kenapa? Kahyang!"pekik Mala yang kaget saat tiba-tiba tubuh Kahyang terhuyung. Mala pun langsung memeluk Kahyang agar tidak terjatuh.

"Ada apa ini?"tanya Anggoro yang menghampiri ibu dan anak itu.

"Pa, tolong, pa! Kahyang pingsan!"pinta Mala pada suaminya. Mala merasa sudah tidak kuat lagi menahan tubuh Kahyang.

"Mama hubungi dokter untuk memeriksa Kahyang," titah Anggoro langsung menggendong Kahyang dan membawa anak semata wayangnya itu ke dalam kamar, kemudian merebahkan Kahyang di atas ranjang.

"Pa, kenapa perasaan mama tidak enak, ya?"tanya Mala dengan ekspresi yang terlihat khawatir dan gelisah.

"Tidak enak bagaimana maksud mama?"tanya Anggoro yang masih terlihat tenang.

Tapi apa benar saat ini Anggoro merasa tenang? Jawaban nya adalah "Tidak". Dalam hati, Anggoro juga memiliki pemikiran yang sama dengan istrinya. Namun Anggoro sangat pandai menyembunyikan perasaan nya.

"Mama takut.."

"Kita tunggu saja dokter memeriksanya,"potong Anggoro yang masih mencoba berpikir positif.

Tak lama kemudian, dokter pun datang dan segera memeriksa Kahyang.

"Bagaimana keadaan putri saya, dok?"tanya Mala dengan wajah yang sulit di deskripsikan saat melihat dahi sang dokter wanita itu berkerut.

"Sebaiknya kita sadarkan dulu putri anda,"ucap dokter itu. Dokter itu mendekatkan minyak angin di hidung Kahyang. Dan beberapa saat kemudian, Kahyang pun sadar.

Kahyang mulai membuka matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Kahyang melihat kedua orang tuanya dan seorang dokter di ruangan kamarnya itu. Jantung Kahyang tiba-tiba berdetak dengan kencang. Seolah mengetahui apa yang akan terjadi.

"Kapan terakhir kali datang bulan?"tanya dokter itu membuat wajah Kahyang semakin pucat pasi.

"Sa.. satu bulan yang lalu,"sahut Kahyang seraya menunduk, tidak berani menatap ke tiga orang yang ada di kamarnya itu.

"Apa kamu terlambat datang bulan?"tanya dokter itu semakin membuat Kahyang gugub, seolah sudah tahu apa yang akan disampaikan oleh dokter.

"Ti.. tiga hari,"jawab Mayang dengan kedua tangan yang meremas sprei tempatnya berbaring.

"Kita lakukan tes untuk memastikan diagnosa saya, ya? Bisa kekamar mandi sendiri?"tanya dokter itu lembut.

"Bi.. bisa,"ucap Kahyang. Namun saat bangun, tubuhnya malah terhuyung.

"Biar saya bantu saja,"ucap dokter itu kemudian memapah Kahyang ke dalam kamar mandi.

Mala menunggu Kahyang keluar dari kamar mandi dengan perasaan gelisah. Tak lama kemudian dokter keluar dari kamar mandi bersama Kahyang.

"Sambil menunggu hasil tes nya, saya ingin menanyakan berapa hal. Keluhannya apa saja?"tanya dokter itu.

"Pusing, mual, muntah dan sensitif terhadap bau yang menyengat,"jawab Kahyang jujur.

Kahyang menjawab semua pertanyaan dokter tanpa menyembunyikan apapun. Apapun yang terjadi pada dirinya, cepat atau lambat kedua orang tuanya pasti akan mengetahui nya. Karena seperti kata pepatah,"Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga,"artinya, sepintar apapun kejahatan disembunyikan, suatu saat akan terungkap juga. Jadi Kahyang tidak akan menutupi apapun dari kedua orang tuanya.

Setelah menanyakan beberapa hal, akhirnya dokter itu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil alat tes yang dipakai Kahyang tadi, dan tak lama kemudian keluar.

"Bagaimana, dok? Apa yang terjadi dengan putri kami?"tanya Mala dengan tangan yang sudah berkeringat dingin.

"Selamat, ya! Putri anda positif mengandung,"ujar dokter itu dengan seulas senyum.

Tangan Anggo mengepal, rahangnya mengeras, tatapan matanya begitu tajam ke arah putri semata wayangnya. Mala terduduk di tepi ranjang dengan tubuh yang terasa lemas tak bertulang.

Bagaimana mungkin putrinya yang belum menikah bisa mengandung?

...🌟"Lebih baik mengatakan kebenaran walaupun itu menyakitkan, dari pada terus berbohong namun membuat hati tidak tenang."🌟...

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

.

Notebook: Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit yang diteliti melalui gejala yang terjadi. Kata ini umum digunakan dokter ketika melakukan pemeriksaan kesehatan seseorang. Setelah diagnosis diperoleh, biasanya dokter akan melakukan prognosis. Nah, yang ini apa lagi ya?

Prognosis

Sementara itu, laman MSD Manuals menyatakan, prognosis adalah ramalan tentang peristiwa yang terjadi terkait dengan penyakit atau penyembuhan setelah dilakukan tindakan pengobatan, misalnya operasi. Istilah kesehatan ini menunjukkan prediksi dokter mengenai bagaimana kondisi pasien di masa mendatang. Sumber : Halodoc

.

.

To be continued

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!