"Aku tidak membutuhkanmu lagi!" ucap seorang pria pada wanita di depannya.
Keduanya terlihat seperti suami istri, tapi nyatanya sang pria lebih mendominasi dan pihak wanita sangat lemah.
"Sayang, aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Maaf," jawab sang wanita penuh dengan penyesalan.
Akan tetapi nyatanya sang pria tak mau menerima permintaan maaf itu.
Hubungan yang sudah berada di ujung tanduk itu, berusaha dipertahankan oleh pihak wanita saja, sedangkan pihak pria justru lebih cuek.
"Pulanglah ke rumah! urus ibuku, dia lebih membutuhkanmu, selain menjadi pelayan, apa yang kau bisa?" cetus si pria dengan nada suara mengejek.
"Sayang, kau juga pulanglah. Dia sangat membutuhkanmu. Kau sudah tidak pulang selama lima hari. Aku paham jika kau marah padaku karena aku bukan wanita yang kau inginkan, tapi setidaknya, lihatlah ibumu! dia tidak bisa hidup tanpamu!" jelas sang wanita.
Matanya sangat sembab, air mata menggenang sampai harus tumpah ke pipi.
Pihak wanita yang seorang istri, hanya bisa memohon karena cintanya kepada sang suami. Dia tak bisa meninggalkan suaminya karena janji kepada ibu mertuanya.
Meski hubungan mereka hasil dari perjodohan, tapi seharusnya semuanya tidak serumit ini.
Sang suami terus saja menyalahkan dirinya, sebuah hubungan yang berdasar atas keinginan orang tua.
Padahal waktu itu si pria yang bernama Ricky, mencoba untuk menolak perjodohan yang sangat merugikan dirinya.
Ricky, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Saat lima tahun lalu, Ricky baru saja resmi melamar kekasihnya, tetapi saat berada di rumah, ayah dan ibunya meminta Ricky memutuskan hubungan dengan sang kekasih bernama Sunnam.
Ricky yang sangat jelas lebih memilih Sunnam, terlihat tidak terima dengan apa yang terjadi sehingga mencoba untuk membatalkan perjodohan ini, hingga sang ayah mengalami kebangkrutan yang sangat luar biasa.
Sebuah kejadian yang tak diduga sebelumnya.
Waktu itu, calon pengantin wanitanya adalah seorang pewaris sebuah perusahaan besar.
Ricky tak melihat cinta di sana, karena bangkrut itu, Ricky terpaksa setuju menikah dengan gadis cantik yang sangat polos bernama Reniva itu.
Ayah Ricky sangat bahagia dengan pernikahan ini sebab ayah Revina merupakan sahabatnya dari kecil.
Saking bahagianya, semua harta warisan di berikan pada Ricky.
Sang menantu berada di atas angin. Dia semakin memiliki kuasa untuk membalikkan keadaan.
Dalam kurun waktu lima tahun ini, Reniva sama sekali tidak mendapatkan haknya, mereka bahkan tidur terpisah.
Reniva, mencoba untuk merayu sang suami agar mau dengannya, namun hanya berbuah penolakan.
Ricky tak mau tidur bersama dengan istri, tapi lebih suka menghabiskan malam dengan Sunnam.
Ya, sejak lima tahun ini, dia menjalani hubungan tanpa pernikahan dengan Sunnam.
Kedua orang tua Reniva, tak tahu akan hal ini, apalagi keluarga Ricky sendiri.
Sang menantu sangat pandai menyembunyikan segalanya.
Dia tidak akan bisa melepaskan semua harta begitu saja, dia sudah mendapatkan kepercayaan, tapi nyatanya berada dalam kesombongan yang hakiki.
Ricky, memang tak pernah menganggap Reniva seorang istri.
Dia lebih memandang Reniva sebagai pelayan di rumahnya.
Hingga pertengkaran di restoran itu masih berlanjut, bahkan sang istri rela bersujud untuk meminta suaminya pulang.
"Pulanglah!" ucap sang istri dengan segala kerendahan hatinya.
Namun apa yang terjadi, Ricky justru memandang rendah Reniva.
Dia bahkan memaki istrinya itu.
"Cih, apa yang kau punya selain tubuh yang tidak berguna itu! pergi dari hadapanku, jangan pernah menemuiku lagi!"
Sang pria mencoba melepaskan tangan yang sedari tadi menggenggam kedua kakinya dengan sangat kasar.
Ricky bahkan mendorong tubuh Reniva, hingga tak sengaja membuat sang istri menabrak seorang pria dengan dua pengawal di belakangnya.
"Maaf tuan, aku tidak sengaja," ucap Reniva pada pria yang tak sengaja ia tabrak.
Sang pria hanya diam saja dan merapikan bajunya.
Sang wanita berlari mengejar suaminya yang muak dengan sang istri yang sangat lemah itu.
Bahkan di depan restoran itu, sang pria berulangkali berbuat kasar, tapi sang wanita seperti tidak memiliki harga diri.
Dia berusaha keras untuk mengajak suami pulang.
Dia terus memohon dan memohon.
Reniva tak melawan, dia hanya meminta kepulangan suaminya.
Namun, semua itu hanya sia-sia.
Sang pria bahkan masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Reniva sendirian.
"Pertunjukan yang sangat membosankan," ujar pria yang masih di dalam restoran dengan dua anak buah itu.
Pria ini biasa datang ke tempat ini sebagai seorang pelanggan tetap, dia memesan beberapa makanan.
Wanita yang tidak memiliki harga diri itu, masuk lagi ke dalam restoran.
Sepertinya dia ingin mengambil sesuatu yang tertinggal masih tertinggal di sana.
Sebuah tas wanita miliknya.
Kebetulan tas itu ada di balik kursi yang di tempati oleh Jack, nama pria yang tidak sengaja ia tabrak tadi.
"Maaf tuan, tasku. Kau duduk di atas tasku," ucap Reniva.
"Oh, oke," jawab Jack sambil beranjak dari tempat duduknya.
Dia melihat raut kecantikan yang terpancar di balik wajah lesu Reniva.
"Kau sudah bersuami?" tanya Jack terus terang.
Sang wanita diam saja, dia hanya mengambil tas itu, dan tidak menggubris apapun yang dikatakan oleh Jack.
"Namaku Jack, dan kau? siapa namamu?"
"Maaf, aku harus pergi."
Jack yang sebenarnya sangat ambisius, untuk kali ini bisa menahan rasa penasarannya.
"Kejar bos!"
Sang pria terlihat sangat penasaran dengan wanita yang baru saja pergi itu, dia bahkan ingin sekali mengejar sang wanita.
"Baiklah, kita kejar dia, sampai dimana aku bisa bertahan? aku adalah pria tampan, dia pasti tidak akan menolak berselingkuh denganku."
"Haha, nah, ini baru bos Jack Hernadez. Ayo bos!"
Dua anak buah dan sang bos, tak jadi memesan apapun di restoran itu.
Mereka lebih fokus pada wanita tadi dan berusaha untuk mengejarnya.
Ketiganya langsung keluar dari restoran itu dan menuju tempat parkir, di sana ada mobil sang bos.
"Dia sudah naik bis!" ucap anak buah 1.
"Masuk ke dalam mobil, kita akan menuju halte kedua."
"Siap!"
Ketiganya masuk ke dalam mobil, anak buah 1 bertugas menyetir.
Dia mencari jalan yang cukup berliku, tapi lumayan juga bisa sampai dengan cepat di halte kedua.
"Bos, sepertinya bis itu belum datang. Kita lebih cepat."
"Ya, apa yang kau katakan memang benar, ini takdirku!"
"Bos, apa kau lupa dengan perjodohan ayah dan ibu bos?"
"Masa bodoh dengan semua itu, aku hanya ingin wanita bersuami tadi. Dia sangat cantik, aku jatuh cinta padanya."
Jack Hernadez tak pernah melihat wanita tegar seperti Reniva.
Bahkan saat dicampakkan, wanita itu masih mengemis cinta pada suaminya.
Hingga bis yang ditumpangi Reniva berhenti di halte kedua.
Sang bos langsung masuk ke dalam bis itu dan mencari dimana Reniva berada.
Dia meninggalkan anak buahnya, juga mobilnya.
Jack hanya ingin berkenalan dengan wanita hebat tadi.
*****
Di dalam bis ...
Reniva duduk di bangku paling belakang, dia terlihat sangat gelisah, sudah berulangkali menghubungi sang suami, tapi tak mendapatkan jawaban apapun.
"Huft, akhirnya kau menghubungiku aku juga," ucap Reniva tenang.
"Aku sudah putuskan untuk menikah lagi, silahkan pergi jika tak setuju," jawab sang suami dengan teganya.
Reniva tak akan membiarkan ini terjadi, dia akan berusaha keras untuk mempertahankan rumah tangganya.
Dia tidak setuju dengan perpisahan, dia tidak menyukainya.
"Ricky! apa maksudnya? kau sudah mendapatkan segalanya dan masih ingin menikah? kau mau menduakan aku?"
"Iya, aku sudah menduakan kau sejak lima tahun lalu. Harta kedua orang tuamu menjadi milikku, kau tidak akan mendapatkan bagian sama sekali."
"Suamiku, apakah kau sadar dengan apa yang kau katakan itu! kau telah berkhianat kepada orang tuaku, juga ayah dan ibumu. Aku terima jika selama ini tidak pernah kau sentuh, tapi coba kau pikirkan lagi, hati mereka pasti hancur saat mengetahui kau telah menjadi pria yang berbeda."
"Masa bodoh dengan semuanya, jika tidak mau aku madu, kau bisa pergi."
Panggilan telepon itu tiba-tiba berakhir.
Sang istri berada di dalam dilema yang sangat luar biasa, di sini lain, Reniva harus menjaga perasaan kedua orang tua serta mertuanya.
Sedangkan di sisi lain, dia tidak tahan lagi.
Sikap Ricky tidak mencerminkan pria sejati.
Sang suami bahkan membuat hidupnya menjadi semakin terpuruk.
Sang wanita berada dalam kekalutan yang tak terkira, hingga dia merasa ada seorang pria yang sedari tadi memperhatikannya, pria itu duduk di sampingnya.
"Kau adalah wanita yang tadi dicampakkan itu kan?" ucap seorang pria yang baru saja duduk di samping Reniva.
Reniva tak peduli, dia hanya menatap ponselnya dan menunggu panggilannya di respon lagi oleh Ricky.
"Jika kau terlibat dengan pria kurang ajar seperti itu, harusnya kau tinggalkan saja, untuk apa kau bersusah payah berjuang?"
Reniva tak menjawab, dia masih dalam kondisi yang cukup membingungkan.
Panggilan telepon itu akhirnya di jawab, tapi bukan suara seorang Ricky, ini seorang gadis.
"Halo, siapa kau? dimana suamiku?" tanya Reniva.
Wanita itu sudah was-was.
Hingga pertanyaannya langsung di jawab dengan berani oleh si suara wanita tadi.
"Aku calon istrinya, apakah kau istri sah? maaf, aku yang menang."
Deg!
Jantung Reniva seperti berhenti berdetak, rasanya bahkan sampai ke ubun-ubun detaknya itu.
Reniva tak paham dengan semua yang ada dihadapannya dan berusaha tetap tegar.
"Oh, berikan informasi padanya kalau istri sah menelfon. Aku butuh dia pulang ke rumah. Katakan dengan nada lembut, suamiku tidak suka wanita bar-bar."
Tut ... tut ... Tut ....
Panggilan telepon itu berakhir.
Remuk sekali rasanya hati Reniva, dia tak menyangka akan mendapatkan pukulan yang tepat sasaran.
"Kau tahu sendiri, suamimu sudah kasar, lalu dia berselingkuh. Bahkan ingin menikah lagi sepertinya, apakah kau akan bertahan dengan pria macam itu?"
Sang pria terus memprovokasi Reniva, tapi dia bukan tipe wanita dengan jenis ini.
Dia hanya akan berjuang demi kebahagiaan keluarganya, meski sang suami tak pernah menganggapnya ada, setidaknya Reniva pernah berjuang.
"Kau bersamaku saja. Tidak perlu terlalu serius menghadapi pria tidak masuk akal seperti itu. Tinggalkan dia, berikan aku kesempatan untuk masuk ke dalam hatimu."
Sang pria dengan nada percaya diri mengatakan semua itu, sebuah perasaan yang tidak bisa di redam lagi.
Pria yang terlihat sama dengan pria yang di temui di restoran, membuat Reniva curiga.
"Siapa kau? apakah kau sengaja mengikuti aku?"
"Tidak, hanya saja aku suka padamu. Aku ingin kau menjadi kekasihku."
"Cih, lelucon apa ini? kau pergilah! aku bukan wanita baik, jadi tidak perlu berharap banyak dari ku. Kau dengar sendiri, aku bahkan dicampakkan, tapi tetap mengejarnya. Aku bisa saja bercerai. Namun, ayah dan ibu, ibu mertua? almarhum ayah mertua? apa yang akan aku ceritakan kepada mereka? mereka sangat ingin aku bersama Ricky, apakah aku harus egois?"
Air matanya tak sengaja mengalir dengan derasnya, suaranya juga bergetar.
Reniva sangat terpukul, tapi berusaha untuk tetap tegar.
Hingga bis itu berhenti di halte yang dekat dengan rumahnya.
Saat sang wanita ingin turun dari bis itu, sang pria memberikan kartu nama, lalu berkata.
"Kau bawa kartu namaku, jika kau butuh bantuanku untuk menghempaskan suamimu ke dasar jurang, kau bertemu dengan orang yang tepat."
Tawaran ini, tidak digubris, Reniva membuang kartu nama milik pria asing ke luar jendela.
Setelah itu, mereka berpisah.
Sang pria tak ikut turun, karena tipe wanita ini, bukan wanita sembarangan, harus ada trik khusus mendekatinya.
"Aku tertarik dengan wanita seperti ini, akan aku tunjukkan pesonaku, memangnya hanya dia yang berkharisma? kau akan mengemis cinta padaku sayang. Kau akan memintaku untuk bersamamu," ucap Jack.
Di sisi lain, Reniva yang merasa hancur, mencoba untuk menahan semua perasaan itu.
"Aku tidak boleh bersedih saat sudah berada di rumah. Ibu akan memikirkan hal yang tidak-tidak," cetus Reniva yang kelewat polos itu.
Dia bahkan paham arti cinta sang suami yang tak pernah untuknya, namun, dia tak cukup kuat melihat kesedihan kedua orangtuanya.
...
Rumah mertua Reniva ....
Sang gadis kini sudah berada di rumah mertuanya, dia mengusap air matanya dan selalu tersenyum.
"Ren? dia mau pulang?" tanya sang ibu mertua.
"Oh, Ricky masih ada pekerjaan, besok lagi dia akan pulang," jawab Reniva berbohong.
"Oh, oke."
Sang ibu mertua tak sengaja menatap wajah Reniva, dia melihat banyak kesedihan di tatapan mata itu.
"Ren? kau menangis?"
"Tidak ibu."
"Jangan berbohong."
"Tidak, aku hanya lelah. Oh ya bu, aku masuk ke dalam dulu ya?"
Sang ibu mertua mencegah Reniva.
"Apakah dia pergi dengan wanita lain?"
Reniva tidak akan mengatakan apapun pada sang ibu.
Dia masih memiliki hati.
"Tidak, Ricky hanya sedang sibuk saja. Dia tidak memiliki wanita lain. Ibu tahu kan, Ricky anak yang baik. Dia suamiku."
Ada rasa sesak yang tertahan, dia mencoba untuk tidak ember, semuanya bisa ia kendalikan.
Revina tidak akan membebani pikiran sang ibu mertua.
"Oh, syukurlah. Aku lebih suka dia bersamamu daripada Sunnam, wanita itu hanya ingin harta saja. Sama sekali tidak peduli dengan ibu."
Sang mertua saja sudah menunjukkan ketidaksukaan dengan Sunnam, apalagi saat Reniva mengatakan Ricky akan menikahi kekasihnya itu?
Ibu mertuanya pasti shock, ini hal yang sangat buruk.
"Maaf, aku telah membohongimu ibu, aku hanya ingin semuanya baik-baik saja tanpa ada hal jahat, pikiran jahat, yang akan menghancurkan hubungan tak biasa ini," batin Reniva yang sudah hancur sejak awal pernikahannya dengan Ricky.
*****
Di sisi lain, Jack merasa bahwa sang wanita bersuami sangatlah mengagumkan.
Wanita itu tidak seperti wanita lain yang sangat mudah rapuh dan meninggalkan pasangan saat pasangannya selingkuh.
Jack, benar-benar penasaran. Dia tidak bisa lepas dari bayangan seseorang Reniva.
Bis yang ditumpangi Jack terlihat berada di halte ke tiga dan pria itu turun.
Dua anak buah yang senantiasa bersamanya terlihat sangat senang karena jejak sang bos bisa diikuti.
"Bos?" panggil anak buah 1.
"Kau sangat baik dalam menjadi penguntit," jelas Jack.
"Haha, iya, bos sangat benar. Aku memang penguntit. Namun, yang lebih luar biasa lagi, kami mendapatkan informasi mengenai wanita itu!" cetus anak buah 2.
Jack sangat gembira, dia tidak pernah menyangka jika dua anak buahnya sangat pandai melakukan hal seperti ini.
"Kalau kau tahu siapa dia, coba sebutkan siapa namanya?" tanya Jack dengan perasaan yang sungguh tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Sang anak buah, meminta bos Jack untuk bersabar dan masuk ke dalam mobil terlebih dahulu.
Sebab ada hal lain yang ingin disampaikan oleh anak buahnya.
Sang bos mengikuti apa yang dikatakan oleh mereka dan perlahan masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil ...
"Bos, kau lupa dengan perjodohan kedua orang tuamu? mereka mengeluh kau tidak menjawab panggilan mereka," ungkap anak buah 1.
"Hm, masalah itu, pikir saja nanti. Aku lelah dengan rencana ini," ungkap sang bos yang terlihat sangat malas membahas apapun mengenai jodoh dan pernikahan, karena sejatinya, Jack tak mau menikah selain dengan Reniva.
Seorang wanita yang telah membuatnya klepek-klepek, jika tidak ada dia seperti ikan yang melompat ke tanah, tanpa air. Begitu dahaga dan penuh dengan kesengsaraan.
"Tapi bos?"
Anak buah 2 terlihat sangat cemas, sebab ayah Jack mengancam akan menghentikan semua bisnis online Jack, termasuk game online.
"Bos? bos besar akan menutup bisnis game online mu jika tak mau menikahi jodoh pilihan mereka!"
Duar!
Kata-kata itu seperti sebuah mercon yang meledak tepat di gendang telinga. Perasaan tidak menentu membuat segalanya menjadi tak nyaman, hanya saja ada cara yang paling bagus untuk berpikiran positif.
"Yah, tutup saja. Aku ini adalah pria yang tampan dan cerdas. Bisnisku masih ada banyak, tutup satu, tumbuh seribu. Lebih baik kau fokus pada wanita itu. Katakan, siapa dia? dimana dia tinggal?" tanya Jack.
Dia lebih penasaran dengan wanita itu daripada calon istrinya.
"Tapi bos? aku takut dengan bos besar," ujar anak buah 1.
"Dia adalah urusanku. Kau berikan informasi saja."
"Baiklah."
Sang anak buah kemudian memberikan informasi mengenai Reniva.
Anak buah 1 memberikan ponsel miliknya dan memperlihatkan sebuah file mengenai jati diri Reniva.
Sang bos sangat antusias untuk melihat semua tentang wanita itu.
"Namanya Reniva, usia 25 tahun, cukup muda. Aku dan dia hanya terpaut 10 tahun saja. Ehm, lalu dia sudah menikah. Pria itu bernama Ricky. Seorang pria dengan usahanya yang sangat sukses. Dia lumayan tampan, tapi sayangnya tidak sopan," ujar sang bos yang berbicara sendiri.
Pria itu begitu antusias dengan semua hal mengenai Reniva.
Sampai pada file tentang rekam jejak Ricky.
"Seorang pria yang memiliki kekasih lain, ini hanya gosip, tapi nama wanita lain sudah terendus media dengan nama Sunnam. Hm, dia ternyata sangat sialan. Reniva diduakan, lalu dicampakkan begitu saja. Kalau tidak mau, berikan saja padaku. Aku suka dengannya," jelas sang pria dengan wajah sumringah penuh dengan keceriaan.
Dia belum memahami apa yang sebenarnya terjadi. Sebab semuanya lebih kompleks dari apa yang terlihat saat ini.
Sang bos yang sedang fokus melihat profil dari Reniva, terkejut saat ayahnya menelpon.
"Aduh, kenapa si tua itu menghubungiku?" batin Jack yang malas dengan semua hal yang akan disampai oleh ayahnya.
Selain kata-kata kuno, Jack tidak pernah memahami siapa ayahnya itu.
Mau tidak mau, Jack harus menjawab panggilan itu. Alhasil, dengan terpaksa, Jack menjawabnya.
"Halo, ada apa?" tanya Jack dengan wajah datar, tanpa ekspresi serta tanpa senyum sedikitpun.
"Halo halo, apakah kau sudah jadi anak pembangkang? kau mau jika semua bisnismu ayah tutup?"
Teriakan ini sangat khas, Jack memahami kemarahan ayahnya.
Dia tidak ingin dijodohkan tapi selalu dipertemukan oleh gadis pilihan ayahnya, contohnya hari ini.
Jack sedang ingin bersantai sambil menikmati makanan di restoran langganannya, dia ingin melupakan perjodohan tidak penting itu.
Sang ayah, berulang kali mengirim pesan singkat, Jack masa bodoh.
Sampai Jack bertemu dengan Reniva.
Semua kegundahan seakan hilang tidak tersisa.
"Tutup saja, maaf ayah nanti malam aku tidak pulang ke rumah," ucap Jack.
"Loh, kenapa?" sahut sang ayah terkejut.
"Ada beberapa pekerjaan yang harus aku kerjakan, bye!"
Tut ... Tut ... Tut ....
Panggilan telepon berakhir, kini saatnya membaca informasi lengkap mengenai Reniva.
.
.
.
Beberapa menit kemudian, sang bos telah selesai dengan file itu.
Jack nekat ingin menemui Reniva di rumahnya.
"Bos, jangan buat masalah. Aku cukup senang kau tidak berbuat aneh-aneh, jika dia adalah wanita single, aku tak masalah."
Sang anak buah mencoba untuk mengingatkan.
"Dia manusia, aku manusia, memangnya apa sih yang beda?"
Jack tidak mau mengakui jika cintanya salah.
Hanya saja dia ingin sesuai dengan kata hatinya.
"Bos mau ke rumah wanita itu? mau apa?"
"Bertamu lah, aku baca dari profilnya, suami Reniva punya perusahaan yang cukup terpandang. Aku akan jadikan alasan untuk dekat dengannya. Bagaimana? apakah aku terlihat jenius?"
Jack menatap kedua anak buahnya dengan senyuman yang sangat mematikan.
Kali ini dia bisa berada di dalam situasi yang sangat aman.
"Haha, kau selalu cerdik," ujar anak buahnya.
"Tunggu apa lagi? ayo kita go!"
"Siap bos!"
Wussssssh !
Mobil sang bos terlihat seperti jet, langsung melesat meninggalkan halte bis menuju rumah Reniva.
Sepanjang perjalanan ke rumah Reniva, bos Jack berulang kali melihat ada beberapa yang salah dari informasi alamat rumah si wanita.
Di tulis di sana bahwa alamat rumah berganti-ganti sebanyak tiga kali.
Lalu pergi ke luar kota.
"Huft, ini yang benar mana ya?" ucap Jack kebingungan.
"Coba saja kita datangi satu-satu bos."
Saran anak buah 1 langsung disetujui oleh bos.
Lalu sang anak buah membawa bosnya menuju alamat rumah yang terakhir ditempati oleh wanita itu.
.
.
.
Rumah lama Reniva ...
"Benar ini rumah lamanya?" tanya sang bos.
"Kalau di file yang aku baca, iya bos."
Sang anak buah dan Jack, merasa aneh dengan rumah itu, sebab sangat megah, tetapi tidak terurus.
Bahkan hewan peliharaan masih ada di sana.
Hingga ada suara ketukan kaca mobil, membuat Jack terkejut.
"Astaga!"
Sang bos membuka jendela mobilnya dan mencoba menegur seorang pria tua yang tadi mengagetkannya.
"Cari siapa? nona Reniva? atau tuan Ricky?"
"Kau kenal mereka?"
"Tentu saja, aku mantan tukang kebun di sini, mereka sudah lama pindah. Alamatnya di xxxx, kau bisa kesana. Kau bukan orang yang jahat, aku tahu. Aku sudah memperhatikan kalian dari beberapa menit yang lalu. Jarang ada orang yang datang, pasti yang tahu rumah ini hanya anggota keluarga saja. Apa kalian keluarga dari nyonya Reniva?"
Bos dan anak buah menggelengkan kepalanya.
Hanya saja bos Jack merasa tenang, akhirnya cintanya pada istri orang, akan tercapai setelah ini.
Masa bodoh tentang apapun, cinta tetaplah cinta.
*****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!