Indra dan Putri adalah seorang janda dan duda yang sama-sama sudah memiliki anak. Mereka dipertemukan dan akhirnya menikah.
Mereka bertemu saat menginjak remaja karena papa mama nya menikah. Dan mereka berdua anak bawaan dari papa mama nya terdahulu sebelum orang tua nya sama-sama bercerai.
Akankah kisah cinta mereka bersatu? Bagaimana cerita lengkapnya? Ikuti ceritanya di novel dengan judul.
MENYUKAI ADIK TIRI
🦋🦋🦋🦋🦋
Di sebuah bangunan yang dijadikan tempat tinggal dengan desain modern, terdengar percekcokan terjadi. Mereka adalah seorang ayah dengan putra tunggalnya yang kini menginjak usia remaja. Putra tunggalnya itu bernama Edogawa. Sedangkan seorang laki-laki dewasa yang merupakan ayah dari Edogawa itu bernama Indra.
"Kenapa harus menikah dengan dengan tante Putri sih? Bukannya di dunia ini masih ada wanita yang sudah pantas menikah dengan status masih gadis atau perawan? Ini ayah malah lebih memilih tante Putri yang seorang janda yang sudah memiliki putra," kata Edogawa yang terlihat sangat tidak setuju jika ayahnya, Indra berniat menikah dengan wanita yang dipanggil dengan nama tante Putri itu.
"Memang benar apa katamu! Namun ayah sudah mencintai tante Putri. Perasaan ini tidak bisa dihilangkan. Dengan tante Putri, ayah merasakan kenyamanan dan mendapatkan kecocokan. Ayolah nak, biarkan ayah menemukan kebahagiaan ayah di usia tua ini bersama dengan tante Putri," sahut Indra seperti memohon.
Walaupun sebenarnya tanpa meminta persetujuan dari putra nya, Indra bisa saja menikah dengan Putri. Namun Indra ingin menyatukan dua keluarga antara keluarga Putri dengan keluarga nya. Sebagai pemimpin dalam suatu keluarga, Indra masih memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anak nya baik anak bawaan dari mantan istrinya maupun anak bawaan dari calon istrinya sekarang.
"Ayah boleh menikah dengan wanita manapun. Tetapi kenapa harus dengan tante Putri sih? Jelas-jelas aku dengan putra nya tante Putri saling bermusuhan. Ini tidak mungkin," kata Edogawa.
"Tidak mungkin bagaimana, Edogawa! Seharusnya permasalahan diantara kamu dengan putra nya tante Putri sudah selesai. Kenapa kamu suka sekali mencari masalah dan keributan sih?" ucap Indra.
"Also yang suka sekali mencari gara-gara dengan aku, Ayah! Bukan aku yang memulainya," sahut Edogawa. Indra menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya dengan kasar.
"Masalah sekecil itu kenapa di besar-besarkan sih?" kata Indra.
"Ayah tidak akan pernah paham! Ini masalah anak muda. Ini menyangkut harga diri sebagai laki-laki sejati," sahut Edogawa. Indra menahan tawanya mendengar ucapan Edogawa. Tentu saja Indra paham masalah apa yang mereka perselisihkan.
"Ah, ayah! Pokoknya aku tetap tidak setuju jika ayah menikah dengan tante Putri. Titik!" protes Edogawa.
"Edogawa! Mau tidak mau kamu harus setuju jika ayah menikahi tante Putri. Jika tidak? Ayah akan menarik fasilitas yang kamu gunakan selama ini seperti mobil dan juga kendaraan. Ditambah uang jajan kamu setiap bulan tidak akan ayah beri," ancam Indra. Tentu saja Edogawa melebar kedua bola matanya.
"Ayah! Ini pemaksaan disertai ancaman!" sahut Edogawa rasanya mulai membenci tante Putri.
Sebenarnya secara pribadi, Edogawa tidak memiliki masalah dengan tante Putri melainkan Edogawa memiliki masalah hanya dengan putra nya tante Putri. Karena hal itulah Edogawa menjadi ikut tidak menyukai tante Putri.
Indra diam dan tidak mengindahkan putra nya yang cemberut. Edogawa benar-benar tidak bisa memprotes lagi atas keputusan ayahnya untuk menikah dengan tante Putri.
"Baiklah kalau begitu, ayah! Aku dengan terpaksa harus merelakan ayah menikah dengan tante Putri. Tante Putri akan menjadi ibu tiri ku dan Also sebagai adik ku," ucap Edogawa akhirnya. Indra tersenyum lebar dan begitu senang mendengar nya.
"Nah, begitu dong!" sahut Indra akhirnya.
*****
Menjadi janda memang serba salah. Ini yang dirasakan oleh Putri, seorang janda yang masih muda dengan putranya yang kini sudah menginjak usia remaja. Dan anak keduanya sudah gadis remaja. Mereka bernama Also dan Elsa.
Dua tahun sudah Putri menyandang status sebagai seorang janda. Beberapa kali Putri menjalin hubungan dengan banyak pria yang semuanya adalah seorang duda.
Kembali di tempat kerja Putri. Putri masih berkutat di depan laptopnya. Dirinya harus menyelesaikan laporan keuangan dan laporan kegiatan dari perusahaan tersebut. Putri memang terbilang wanita yang rajin dan pekerja keras. Dirinya harus bisa menghasilkan uang untuk kelangsungan hidupnya dan membantu keluarga.
Sepahit apapun dijalani oleh Putri baik omongan- omongan miring mengenai dirinya. Dirinya berusaha menutup kedua telinga nya. Namun memang kenyataannya dirinya selalu dihadapkan dengan pria yang berstatus seorang duda. Putri tidak suka dengan pria dengan status lajang atau suami orang. Bagi Putri menjalin hubungan dengan pria yang sudah beristri tersebut sama artinya telah mencuri kebahagiaan wanita lain. Dan pada akhirnya suatu hari dirinya nya terkena imbasnya dari berhubungan dengan suami orang. Suami mana yang berkata jujur jika ketahuan selingkuh dengan istrinya. Sedikit banyaknya akan menyalahkan pihak wanita ketiganya atau pelakor nya. Padahal perselingkuhan terjadi pun lantaran laki-laki juga tidak bisa puas dengan satu wanita.
"Pitri! Ke ruangan aku sekarang!" kata direktur utama perusahaan itu yang tiba-tiba datang menghampiri Putri. Putri yang sedari tadi sibuk dan berkutat dengan laporan nya bergegas berdiri dan mengikuti langkah pimpinannya itu.
Sesampainya di ruangan direktur. Putri duduk di depan pimpinannya. Wajah Putri tentu saja serius dan takut jika dirinya melakukan kesalahan saat membuat laporan keuangan.
"Kamu tolong jelaskan kepadaku, kenapa pengeluaran di tanggal ini begitu besar? Sebenarnya ini pengeluaran apa, kenapa tidak kamu jelaskan secara terperinci? Disini kamu hanya menjelaskan bahwa ada pengeluaran direktur. Padahal aku tidak sedang melakukan perjalanan dinas dan aku tidak memakai uang perusahaan." koreksi direktur utama itu.
"Ini uang yang tidak sedikit, Putri! Lima ratus juta untuk apa, aku tidak tahu transaksi bagian ini." kata pimpinannya Putri.
"Saya hanya mengeluarkan uang itu lantaran ada tanda tangan bapak di sana. Putra bapak datang ke kantor menyerahkan kertas pengeluaran dan di sana ada tanda tangan bapak, supaya saya bisa mengeluarkan uang tersebut sesuai yang tertera di sana." terang Putri.
"Putraku? Edogawa telah kemari untuk membayar tagihannya? Lalu apa yang dia beli saat itu?" tanya direktur utama pimpinan Putri. Putri hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak mengetahuinya.
"Maaf Pak! Saya tidak berani membantah putra bapak saat itu. Saya pikir bapak sudah mengetahuinya." kata Putri. Direktur utama pimpinan Putri hanya menepuk jidatnya.
"Putri! Kamu aku pecat! Mulai hari ini dan seterusnya, kamu tidak lagi kerja di sini!" ucap direktur utama tersebut. Putri melebarkan matanya menatap laki-laki itu.
"Tapi jadilah istriku, dan sebentar lagi aku akan menikahi kamu!" ucap direktur utama pimpinan Putri. Putri melongo saja mendengar ucapan direkturnya yang bernama Pak Indra.
Benar, Putri selama ini bekerja di perusahaan milik Indra. Di tempat itulah duda dan janda itu saling mengenal dan menjalin hubungan lebih dari atasan dan juga karyawan.
"Bagaimana dengan putra bapak? Dia tidak pernah menyetujuinya jika bapak menikahi saya," kata Putri sambil menundukkan kepala nya.
"Jangan khawatir, putra ku selalu mendukung ku," sahut Indra seraya memeluk Putri dengan mesra.
*****
Benar, Putri selama ini bekerja di perusahaan milik Indra. Di tempat itulah duda dan janda itu saling mengenal dan menjalin hubungan lebih dari atasan dan juga karyawan.
"Bagaimana dengan putra bapak? Dia tidak pernah menyetujuinya jika bapak menikahi saya," kata Putri sambil menundukkan kepala nya.
"Jangan khawatir, putra ku selalu mendukung ku," sahut Indra seraya memeluk Putri dengan mesra.
"Apakah kamu benar-benar serius ingin menikah dengan ku, Pak? Bapak kan tahu jika saya ini seorang janda yang sudah tidak lagi muda. Bahkan saya sudah memiliki seorang anak yang sudah remaja," ucap Putri. Kembali Putri ingin menegaskan kembali, apakah benar laki-laki dewasa yang merupakan atasannya sekaligus teman tapi mesra itu benar-benar serius dengan dirinya.
"Ya ampun, Putri! Sudah berapa kali aku mengatakan kepada mu, kalau aku ini menyukai kamu. Kamu harus percaya itu, sayang! Kalau aku tidak serius dengan kamu, mana mungkin aku mengajak kamu menikah. Aku bahkan sudah menyampaikan hal rencana menikah kamu ini dengan putra ku," terang pak Indra. Putri terdiam sampai beberapa lama.
"Tapi saya belum membicarakan rencana pernikahan ini pada Also. Apakah Also akan memberikan ijin kepada mama nya untuk menikah?" ucap Putri masih dalam kebimbangan. Pak Indra kini bingung untuk meyakinkan kembali Putri.
"Edogawa, putraku saja sudah menyetujui papa nya untuk menikah kembali. Masa Also tidak? Aku yakin Also juga akan sama menyetujui mama nya untuk menikah kembali. Ini demi kebahagiaan mama nya juga bukan?" kata pak Indra.
"Bagaimana kalau setelah pulang dari kantor ini aku ke rumah kamu, sayang? Aku akan berbicara langsung dengan Also mengenai rencana ku untuk menikahi kamu. Bagaimana?" usul Indra.
"Hem, apakah bapak yakin jika Also akan memberikan ijin kepada mama nya untuk kembali menikah?" kembali Putri bertanya dengan Indra. Indra menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.
"Kita tidak akan pernah tahu jika kita tidak mencobanya, sayang! Hem, kalau boleh tahu Also lagi menginginkan apa? Aku ingin membawa kan sesuatu yang disukai Also, putra kamu sayang," ucap Indra.
"Jangan, pak! Ini sama saja bapak memanjakan Also! Also lagi giat membangun bisnis kafe nya. Biar Also berusaha sendiri untuk mendapatkan barang atau sesuatu yang diinginkan nya," terang Putri.
"Tidak apa-apa Putri, sayang! Coba katakan saja, apa sih yang ingin dibeli oleh Also?" tanya Indra. Indra kini mulai mendesak Putri.
"Keinginan? Also saat ini sudah memiliki kekasih. Also berencana ingin membeli rumah setelah mobil yang kemarin Also beli sendiri dengan hasil keuntungan usahanya membuka kafe di beberapa cabang," terang Putri. Indra tersenyum senang. Kini Indra akan menyogok putra dari wanita yang disukainya itu dengan membelikan nya sebuah rumah. Ini akan membuat Also bersimpati dengan Indra.
"Oke, aku akan memberikan dan membelikan rumah di dekat pusat kota untuk Also. Supaya Also bisa mewujudkan impiannya yang terbesar," kata Indra.
"Jangan pak! Itu terlalu berlebihan! Biar saja Also membeli rumah dan tempat tinggal untuk masa depan nya dengan hasil keringat nya. Maaf Pak! Bukan saya menolak dan tidak suka dengan niat baik pak Indra. Namun Also sudah menjadi laki-laki dewasa yang harus memiliki tanggungjawab," kata Putri.
"Kamu tenang saja, sayang! Pokoknya aku akan membelikan rumah untuk Also," sahut Indra dengan keras kepala nya..
Memang kalau untuk membeli rumah untuk Also, ini sangat mudah bagi Indra karena Indra dikenal seorang pengusaha kaya raya yang memiliki banyak aset-aset kekayaannya yang melimpah. Ditambah perusahaan nya berdiri kokoh di berbagai kota besar bahkan di luar negeri.
Pak Indra mengantarkan Putri ke rumahnya. Pak Indra sudah mempersiapkan sesuatu untuk diberikan pada Also. Ini bisa dibilang nyogok supaya bisa mengambil hati Also untuk mengijinkan mama nya menikah dengan Pak Indra.
Pak Indra bersama Putri dalam satu mobil. Sedang sopir pribadi pak Indra membawa mobil pribadi Putri. Sepanjang perjalanan Pak Indra tidak ada bosannya mencuri pandang Putri. Sesekali tangan Putri diraihnya dan di genggam nya dengan tangan kirinya. Putri sampai beberapa kali harus mengingatkan Indra untuk melihat ke depan.
"Pak Indra! Tolong dong, fokus ke jalan saja. Jangan melihat aku terus menerus," ucap Putri. Indra malah terkekeh saja.
"Oke, tapi kamu bisa tidak, jangan memanggilku dengan Pak! Itu panggilan sangat resmi sekali dan tidak ada romantis nya sama sekali," sahut Pak Indra. Putri menyipitkan bola matanya melirik ke arah Pak Indra yang sedang menyetir mobilnya.
Pak Indra menunggu Putri untuk memanggilnya dengan panggilan sayang.
"Ayo, Putri! Panggil aku dengan panggilan sayang!" kata Pak Indra.
"Hem, baiklah! Bagaimana kalau aku memanggilmu dengan panggilan, mas Indra saja. Bagaimana?" ucap Putri.
"Boleh! Itu terdengar lebih mesra dan dekat daripada kamu memanggilku dengan Pak Indra," sahut Pak Indra. Putri hanya nyengir kuda mendengar nya.
Mobil itu kini mulai masuk ke pekarangan rumah milik Putri setelah penjaga rumah itu membukakan gerbangnya lebar-lebar. Mobil itu berhenti dan terparkir di halaman rumah Putri. Keduanya akhirnya turun dari dalam. Namun sebelum Putri turun dari mobil itu dan hendak membuka pintu samping Mobil, Indra menarik tangan Putri. Putri melebarkan bola matanya menatap ke arah Indra.
"Eh, ada apa mas?" tanya Putri dengan ekspresi terkejut.
"Tidak adakah, ciuman sayang buatku?" tanya Indra nakal. Putri melepaskan pegangan tangan Indra yang menahannya untuk keluar dari Mobil itu.
"No! Tidak mas! Nanti kalau kita sudah halal dan menikah. Oke?" tolak Putri. Indra terlihat sangat kecewa dengan penolakan Putri. Namun Indra tidak ingin memaksanya. Lagipula sebentar lagi Indra akan menikahi Putri dan menjadikannya istrinya.
Duda yang sudah beberapa tahun ini bercerai dengan istri nya itu tentu sudah lama tidak merasakan kehangatan di atas ranjang. Indra sudah lama tidak merasakan indahnya bercinta. Sehingga ketika Indra kembali merasakan jatuh cinta lagi dengan Putri, Tiba-tiba dirinya menjadi laki-laki budak cinta. Putri yang seorang janda demikian halnya. Putri mudah terbuai dengan rayuan gombal Indra. Walaupun demikian, Putri selalu menjaga kehormatan nya sebelum benar-benar dihalalkan oleh Indra alias menjadi istri sah Indra.
"Duduk dulu, mas! Aku buatkan kopi yah?" ucap Putri. Indra tersenyum dengan perlakuan manis Putri.
"Oke, jangan terlalu manis sayang! Karena yang manis-manis sudah ada pada senyuman kamu," sahut Indra.
"Haduh, mulai deh!" ucap Putri. Putri segera melenggang ke belakang rumah dan membuatkan kopi untuk Pak Indra.
Also yang sejak tadi duduk di ruang makan segera mendatangi mama nya. Also mencium pipi mama nya.
"Mama, siapa yang datang ma?" tanya Also.
"Eh, itu.. itu mas Indra! Eh, maksudnya om Indra," jawab Putri yang terlihat kaget dengan pertanyaan putra nya sendiri.
"Siapa om Indra, ma? Pacar mama?" tebak Also. Putri diam menatap Also putra nya.
"Ayo ke depan! Mama akan memperkenalkan kamu pada om Indra," ajak Putri seraya membawa kopi buatan nya untuk Pak Indra. Sedangkan Also mengikuti langkah Putri dengan rasa penasaran.
*****
Also mengikuti langkah mama nya menuju ruang tamu. Di sana masih duduk menunggu Pak Indra.
Di ruang tamu, Indra duduk di kursi sofa dengan santai. Also dan juga Putri terlihat sudah duduk di kursi tamu itu. Also melihat Indra, tamu laki-laki mama nya itu penuh selidik.
"Also! Ini om Indra, teman mama," ucap Putri tadi sebelum Also dan Putri duduk di kursi sofa dan menjumpai Indra dengan niat serius untuk lebih dekat dengan putranya bernama Also. Namun Also hanya menunjukkan wajahnya yang datar. Kini kedua laki-laki yang berbeda generasi itu saling pandang.
"Om Indra ini, kalau aku tidak salah juga memiliki putra yah? Edogawa yah?" tebak Also berusaha mengingat.
"Benar! Edogawa teman sekolah kamu sewaktu SMA bukan?" tanya Indra.
"Benar, om Indra! Bagaimana kabar Edogawa, om?" tanya Also.
"Baik dan sehat! Lain kali mainlah ke rumah om, Also," ucap Indra.
"Iya, om! Nanti kapan-kapan main ke tempat om Indra bersama dengan mama," sahut Also.
Cukup lama Indra berbasa-basi dengan Also. Sampai akhirnya Indra mulai berbicara serius mengenai tujuannya datang ke rumah itu.
"Also! Kamu tahu bukan jika om ini bersama dengan mama kamu sudah saling berkenalan lama. Maksudnya om, ingin berbicara dengan kamu untuk menyampaikan niatan baik pada mama kamu. Om ingin menikah dengan mama kamu, Also," kata Indra. Putri diam menyimak saja ketika Indra berbicara kepada putranya. Also melihat ke arah Indra dan juga mama nya secara bergantian.
"Om Indra ingin menikahi mama? Benar seperti itu, ma?" tanya Also memperjelas.
"Benar, sayang!" sahut Putri.
"Bagaimana, Also? Apakah Also mengijinkan om dan juga mama kamu menikah dan menjadi pasangan suami istri?" tanya Om Indra mempertegas kembali.
"Sebenarnya itu semuanya terserah mama, om! Aku sebagai anak hanya bisa mendoakan kebahagiaan mama dengan pilihannya. Lagipula kenapa juga mama dan juga om Indra harus minta ijin dengan aku? Om Indra dan juga mama bisa kok menikah tanpa meminta ijin dan berbicara dengan aku," kata Also. Om Indra menarik nafasnya dan membuangnya pelan-pelan. Ada senyuman lebar dari kedua sudut bibir Indra dan juga Putri.
"Jadi, mama boleh menikah dengan om Indra, kan sayang?" tanya Putri mempertegas.
"Silahkan ma! Asal mama bahagia bersama dengan om Indra, aku tentu ikut senang. Mama juga butuh bahagia. Sudah lama mama sendirian menjadi single parent. Sudah sepantasnya mama butuh pendamping yang menyayangi dan melindungi mama, selain aku," kata Also. Putri segera menghambur memeluk putranya itu dengan rasa haru. Indra yang melihat Also bersikap ramah dan terbuka terhadap dirinya, merasa sangat senang.
"Oh iya, nak! Om Indra membelikan kamu sesuatu loh," kata Putri. Indra segera mengambil paper bag yang berisi suatu benda yang cukup mahal yang sengaja dibeli tadi untuk Also. Also mengerutkan dahinya.
"Wah, apakah om Indra dan mama sedang ingin menyogok aku yah? Tanpa barang ini aku akan mengijinkan mama menikah dengan laki-laki pilihan mama, yaitu om Indra," kata Also sambil terkekeh. Indra menyerahkan paper bag itu kepada Also. Also mengambil barang yang berada di dalam paper bag itu.
"Wow, ini sangat mahal sekali om! Jam tangan ini pasti harganya mahal sekali," ucap Also sambil melihat jam pemberian Indra. Indra dan juga Putri saling melemparkan senyumannya.
"Om juga telah berencana membelikan kamu rumah. Supaya kamu memiliki aset berharga dan jika sewaktu-waktu kamu hendak menikahi kekasih kamu, kamu sudah memiliki tempat tinggal sendiri," ucap Indra.
"Om Indra mau membelikan aku rumah? Wah jangan om! Itu sangat berlebihan sekali! Maksudnya jangan sampai tidak jadi!" ucap Also. Putri dan Indra yang mendengar ucapan Also terkekeh saja.
"Om akan memberikan tambahan modal untuk kamu, Also. Supaya kamu bisa mengembangkan bisnis kamu dan kamu bisa memperbanyak cabang kafe di setiap kota besar. Ini akan semakin menambah keuntungan berbisnis yang kamu kelola," kata Indra.
"Wah, terimakasih banyak om! Tapi biarlah semua saya jalankan bisnis ini sendiri, om!" tolak Also sopan.
"Tidak apa-apa sayang! Kamu jangan menolak dengan pemberian modal dari om Indra. Ini juga demi kepentingan dan perkembangan bisnis yang dijalani oleh kamu," kata Putri. Also diam dan berusaha mempertimbangkan.
"Baiklah, jika mama dan juga om Indra memaksaku," sahut Also sambil menjulurkan lidahnya. Putri dan Indra hanya terkekeh saja melihat sikap Also yang malu-malu seperti itu.
Elsa baru saja tiba dan masuk ke dalam rumah. Dia melihat di ruangan tamu sudah ada mama nya dan om Indra.
"Halo, mama! Halo om Indra!" teriak Elsa dengan ceria. Elsa sudah tahu kalau mama nya dekat dengan om Indra. Bahkan om Indra sudah sangat serius ingin menikahi mama nya. Mama nya sendiri selama ini hanya khawatir dengan Also, jika dia tidak memberikan ijin untuk menikah lagi. Berbeda dengan Elsa, yang pernah mengatakan pada mama nya, kalau dirinya tidak akan melarang mama nya untuk menikah kembali, asal mama nya bahagia dan tidak salah pilih seseorang untuk dijadikan suami.
Malam minggu ini Also sudah lebih dulu berada di rumah Kiara. Namun tidak lama Also duduk dan berencana pendekatan dengan Kiara, Edogawa datang ke rumah itu. Apalagi Edogawa datang dengan membawa buket mawar merah yang indah dan juga paper bag yang berisi gaun yang indah. Edogawa berniat ingin mengajak Kiara untuk keluar makan malam di malam minggu itu.
Kini kembali terjadi perang dingin antara Edogawa dengan Also. Kedua mata mereka saat ini sedang beradu. Keduanya seperti hendak saling membunuh dan mau makan orang. Hal itu membuat Kiara menjadi kebingungan saat mendapati dua laki-laki muda yang sama-sama menyukai diri nya itu hendak bertikai.
"Also, Edogawa! Tolong jangan berantem dong! Ayo lebih baik duduk dulu sambil ngopi bersama. Bagaimana?" ucap Kiara berusaha melerai keduanya. Namun Edogawa tidak mau mengalah dan berdamai.
"Tidak bisa! Aku malam ini sengaja datang ke rumah kamu, untuk mengajak kamu makan malam bersama denganku. Ini bahkan aku sudah menyiapkan gaun indah untuk kamu gunakan saat makan malam bersama dengan ku, Kiara! Ini juga buket mawar indah, untuk kamu Kiara! Sekarang kamu harus tegas dong! Sebenarnya siapa yang kamu pilih diantara kami? Aku atau laki-laki jelek itu!" ucap Edogawa.
Kiara melihat Edogawa dan Also secara bergantian. Tentu saja dia tidak ingin membuat Edogawa dan juga Also kecewa dengan keputusan nya. Sedangkan dirinya saat ini masih bingung menentukan pilihan diantara keduanya.
"Ayo, Kiara! Kamu harus menentukan pilihan kamu! Sebenarnya kamu lebih berat ke siapa? Aku atau Edogawa?" sahut Also.
"Eh?? Aku, aku aku sebenarnya, sebenarnya..." ucap Kiara bingung.
"Kamu seharusnya lebih memilih aku, Kiara! Aku lebih perhatian dari laki-laki itu. Bahkan aku datang berkunjung ke rumah kamu selalu membawakan kamu bunga mawar dan juga buah tangan. Sedangkan laki-laki itu? Dia hanya modal dengkul saja! Zaman sekarang ini, apakah kamu mau hanya mengandalkan rayuan dan ungkapan rasa cinta saja? Tanpa materi? Aku bahkan pria mapan dan sudah bekerja. Dia?? Hah? Hanya bisnis kecil-kecilan saja. Itu tidak menjamin kamu hidup layak dan sejahtera, Kiara!" ucap Edogawa.
Also tiba-tiba menunduk sedih jika mengingat akan hal itu. Benar, saat ini Also baru mulai merintis bisnisnya kembali setelah beberapa kali mengalami kebangkrutan. Bahkan calon suami mama nya lah yang akan memberikan modal itu pada nya. Also tiba-tiba berdiri dari tempat duduk nya.
"Kalau begitu, aku yang mundur saja! Aku titip Kiara, bro!" ucap Also seraya menepuk bahu Edogawa.
Sepertinya Also sudah menyerah mengejar Kiara. Sedangkan Kiara sendiri lahir dari keluarga kaya raya juga. Tidak berbeda dengan keluarga Edogawa. Sedangkan Also sendiri, dari keluarga sederhana yang hidup cukup dan terbilang bisa saja. Apalagi mama nya adalah seorang karyawan kantor di sebuah perusahaan. Papa nya sendiri sekarang sudah tidak lagi memberikan tunjangan uang bulanan pada mama serta anak-anak nya. Karena papa nya kini sudah menikah lagi dengan wanita lain dan bahkan sudah memiliki keluarga baru nya.
"Kamu dengar sendiri, Kiara! Also sudah menyerah dan mengakui kekalahannya. Dia menyerahkan kamu padaku. Sekarang kini tinggal kamu sendiri, harus memantapkan hati kamu dan perasaan kamu terhadap aku," ucap Edogawa. Also diam lalu menyambar tasnya dan bergegas meninggalkan rumah Kiara.
"Also, tunggu! Jangan pergi Also!" panggil Kiara. Edogawa menahan tangan Kiara supaya tidak mengejar Also lagi.
"Hai, biarkan Also pergi, Sayang! Dia hanya berpura-pura saja menyukai kamu! Aku lah yang sebenarnya serius menyukai kamu di sini," ucap Edogawa seraya menahan tangan Kiara.
"Tapi, tapi bagaimana dengan Also?! Apakah ini benar? Aku sudah menyakiti dia, Edogawa," ucap Kiara.
"Tidak, Kiara! Kamu harus berani memutuskan semuanya dan menentukan siapa orang yang kamu sukai. Walaupun itu pahit dan sakit didengar. Sekarang ayo, lebih baik kamu ganti pakaian kamu dengan ini! Aku akan mengajak kamu makan malam bersama. Malam ini kita resmikan hari jadi kita menjadi pasangan kekasih," kata Edogawa.
"Aku mencintaimu, Kiara!" sambung Edogawa.
"Eh??" Kiara sangat terkejut dengan situasi itu. Dimana Edogawa terkesan sangat mendesak dan memaksakan dirinya untuk jadian dengan dirinya.
"Tapi Edogawa? Bagaimana kalau kita berteman dulu?" sahut Kiara.
"Tidak! Pokoknya kita harus jadian dan pacaran mulai hari ini. Kamu tahu kan? Sekarang Also sudah mundur dan menyerah lagi. Dia tidak akan berani mengejar dan mendekati kamu lagi," kata Edogawa.
"Nah, ini sana ganti pakaian kamu dulu! Aku tidak mau menunggu kamu terlalu lama!" desak Edogawa.
Mau tidak mau Kiara masuk ke dalam rumah dengan membawa paper bag yang berisi gaun pemberian Edogawa. Edogawa ingin malam minggu ini akan menjadi spesial karena malam minggu ini adalah hari jadian mereka sebagai sepasang kekasih.
*****
Di dalam kamar Kiara.
"Apakah aku benar-benar menyukai Edogawa? Sepertinya aku telah salah pilih. Tapi bagaimana aku menolak ini? Bagaimana kalau Edogawa tidak mau menerima keputusan aku? Aduh, bagaimana ini?" gumam Kiara bingung.
"Sebenarnya aku lebih sering memikirkan Also daripada Edogawa? Tapi Also sudah memilih pergi dari aku. Sepertinya Also mengalah demi Edogawa. Sebenarnya ada apa antara Edogawa dengan Also? Kenapa Also tiba-tiba memilih mundur dari hubungan ini?" gumam Kiara.
Kiara masih merapikan tatanan rambut nya. Setelah itu, dia mulai keluar dari kamarnya. Dia segera keluar rumah menjumpai Edogawa.
"Wow, kamu sangat cantik sekali Kiara!" puji Edogawa saat melihat Kiara sudah mengenakan gaun yang telah dia berikan untuk Kiara.
"Hem, apakah benar-benar cocok? Apakah tidak terlalu pendek dress nya?" tanya Kiara.
"Tidak dong! Itu sangat cocok buat kamu sayang! Kamu tambah cantik sekali! Ayo kita berangkat! Keburu semakin malam," kata Edogawa. Edogawa memegang tangan Kiara dan mengajaknya menuju ke dalam mobil.
"Aku sejak tadi mencari mama papa kamu, tapi kok tidak aku lihat yah!" ucap Edogawa saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Mereka sedang perjalanan ke luar kota. Di rumah hanya ada aku dengan bibi-bibi asisten rumah tangga," terang Kiara.
"Oh, begitu yah! Sebenarnya aku juga ingin kenalan dengan calon mertua ku. Supaya aku bisa lebih dekat dengan mereka," kata Edogawa. Kiara tersenyum mendengar ucapan Edogawa.
"Nah, kamu kalau tersenyum seperti itu semakin tambah cantik. Aku suka itu! Dan makin cinta deh dengan kamu!" ucap Edogawa semakin mengeluarkan jurus-jurus andalannya untuk merayu wanita.
"Hem, sepertinya kamu sangat pintar sekali merayu seorang wanita," sahut Kiara.
"Itu hanya untuk kamu saja, Kiara! Yang lain tidak pernah!?" ucap Edogawa seraya tersenyum lebar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!