"Abang....!!! " Hanin menghampiri pria berseragam Tentara yang sedang duduk di atas motor.
"Sekarang mau langsung pulang atau kemana dulu? " Tanya Nugi.
"Mendingan, kita makan bakso dulu yuk, lapar nih. " Jawaban Hanin.
"Ok, nih pake helm nya. " Nugi memakai kan helm ke kepala Hanin.
Motor pun melaju sedang, menuju ke tempat bakso langganan mereka berdua.Hanin memeluk tubuh Nugi sangat erat, dan Nugi memegang tangan Hanin dengan tangan kiri nya.
Mereka berdua pun sampai, dan langsung memesan bakso Mercon dan Bakso urat, kesukaan mereka berdua.
Ponsel Hanin berbunyi, sebuah pesan masuk untuk nya, Hanin langsung menatap ke arah kekasih nya yang sedang memakan kerupuk.
"Bang."
"Iya, kenapa? "
"Bang Yogi di rumah, tadi katanya sempat ke kantor, saya sudah pulang. "
"Kamu bilang saja, sedang sama teman."
"Saya chat dia ya. " Hanin pun langsung mengirim pesan ke Yogi, dan pesan pun di balas nya.
"Katanya Bang Yogi mau tunggu."
Pesanan Bakso pun datang, dengan wajah yang sedikit bete, Nugi memakan Bakso nya.
"Abang marah ya? "
"Nggak, cuman gara - gara dia, rasa Bakso nya nggak enak. "Ucap Nugi yang sedang cemburu.
"Ya mau gimana lagi, masa suruh balik lagi. " Ucap Hanin.
"Ya udah, sekarang cepat habiskan Bakso nya, kasihan Yogi lama nunggu kamu."
Hanin dan Nugi, menjalin cinta terlarang, Hanin menduakan cinta Yogi dengan sahabat nya Nugi, menjalin cinta secara diam - diam, namun keluarga Hanin mengetahui nya, tentang hubungan tersebut.
Sedangkan di rumah, Yogi sedang menunggu Hanin, sesekali melihat ke arah Jam yang sudah menunjukkan waktu akan Maghrib. Tak lama, Hanin datang bersama Nugi.
"Abang, maaf ya. Tadi makan sama teman dulu, pas pulang ada Bang Nugi. " Ucap Hanin berbohong.
"Nggak apa - apa kok Yank, oh iya Abang bawakan oleh - oleh dari kampung, Ibu titip sama Abang sesuatu buat kamu. "
Hanin mengintip isi Paper bag nya, sebuah kain selendang batik, motif ikan petek di berikan pada Hanin.
"Makasih Bang. "
"Sama - sama, Ibu sengaja membuat batik tulis untuk kamu. "
"Kapan datang Bro? " Nugi langsung berjabat tangan pada Sahabat nya, namun dari sisi hati merasa sangat cemburu.
"Baru, dari terminal langsung kesini."
"Kalau begitu saya masuk kedalam dulu ya. " Ucap Hanin.
"Maaf Yog, tadi saya ketemu Hanin di jalan, saya ajak dia pulang sama - sama. " Ucap Nugi bohong.
"Nggak apa - apa, malah saya ucapkan terima kasih. "
Pram, Abang dari Hanin masuk kedalam kamar adik nya, dan langsung menarik tangan adik nya yang sedang menyisir rambut nya.
"Dek, Yogi pulang bawa kabar, kalau dia ingin bawa kamu menemui Ibu nya. "
"Kapan Bang? asal tanggal berapa nanti saya atur jadwal cuti nya. "
"Kamu harus putus sama Nugi, kedua teman Abang kamu pacari semua nya. Kamu kan tahu Yogi itu pacar kamu, malah pacaran juga sama Nugi. "
"Di bawa fun aja sih Bang, lagian prinsipnya saya itu, mana aja yang duluan lamar Hanin."
"Yogi serius, sedang Nugi, kamu sama dia nggak serius. "
"Saya serius sama kedua nya. "
*****
"Yank, Ibu ingin ketemu sama kamu. Ibu merestui hubungan kita. "
"Kapan Mas? "
"Ada waktu nya kapan? "
"Saya lihat jadwal nya dulu Bang, saya kan di perusahaan sebagai Manager, jadi nggak bisa ninggalin kerjaan gitu saja. Abang juga kan mendadak."
"Iya, Abang salah. Kasih tahu nya mendadak. Dek, Abang serius sama kamu. Abang ingin kita segera menikah. "
"Iya Bang, sama. "
*****
"Mending kamu mundur saja, buat apa kamu bertahan sama adik saya, dia akan menikah sama Yogi. "Ucap Pramudya.
"Saya tahu, tapi lihat saja. Siapa yang akan dapat kan Hanin. " Ucap Nugi.
"Apa kamu serius juga sama Hanin? "
"Iya, saya serius. Kalau saya nggak serius, buat apa saya pacaran sama dia. Bahkan saya rela di dua kan , karena saya sayang sama dia. "
"Terus kalau Yogi tahu bagaimana? "
"Ya harus menerima dong, dan Hanin mau pilih siapa? Saya atau Yogi. "
*****
"Nesya, saya minta laporan keuangan bulan sekarang. " Ucap Hanin.
"Sebentar Bu, nanti saya cari. " Nesya mencari berkas laporan keuangan nya, dan langsung memberi kan pada Hanin setelah menemukan nya.
"Ini bu. "
"Makasih ya. "
Tak lama seorang OB memanggil Hanin, dan memberikan sebuah kantong kresek berisikan makanan.
"Saya nggak pesan makanan."
"Maaf Bu, tadi kata Abang kurir nya buat Ibu, dari Pak Yogi. "
"Oh, yaudah makasih ya. "
"Sama - sama Bu, saya permisi mau kembali kerja. "
"Iya silahkan. "
Tak lama ponsel Hanin berdering, Yogi menelepon nya, dan Hanin langsung mengangkat nya.
"Hallo Bang, makasih. Sudah sampai. "
"Abang sengaja, kirim buat makan siang kamu. Di makan ya, jangan kerja terus."
"Iya Abang. "
"Nanti Abang jemput kamu, sekarang pulang jam berapa? "
"Saya lembur Bang. "
"Yaudah, Abang jemput nanti kamu kabari saja, jam berapa nya. "
"Iya Abang sayang, nanti Hanin kabari lagi. "
"I love you. "
"I love you too. "
"Cieeee sok romantis. " Sindir Nugi pada Yogi, yang sedang duduk di samping nya, padahal hati nya sedang cemburu.
"Iyalah, pria yang perhatian harus begini. Sesekali, kirim buat makan siang nya, sesekali saling tanya kabar. "
"Kamu sayang banget ya sama Hanin? "
"Sayang banget lah, dia itu perempuan tipe saya, dia nggak hanya cantik tapi hati nya tulus. "
"Kamu jangan terkecoh dengan penampilan atau sifat nya, karena bisa saja berbohong."
"Hanin tidak seperti itu. "
****
"Maaf Ya Bang, malam banget. " Ucap Hanin pada Yogi saat menjemput nya.
"Nggak apa - apa Yank, yuk kita cari makan. Kamu belum makan kan? "
"Belum Bang, tadi saat istirahat Maghrib langsung kembali ke kantor. Jadi nggak. sempat. "
"Jangan sering lupakan makan, nanti sakit. "
"Iya Abang sayang. "
"Sekarang kita cari makan, kalau nggak di suruh kamu nggak akan mau makan, yang ada lupa. "
"Siap . "
****"
"Apa kamu akan terima lamaran Yogi? "
"Kalau Abang serius, lamar saya dong. Saya akan terima siapa yang lebih dulu. "
"Ok Abang lamar kamu sekarang, kita nikah."
"Abang itu, bawa kesini orang tua Abang, kalau memang niat nya begitu. "
"Abang mencintai kamu, Abang itu tidak mau kehilangan kamu, Abang minta tolak lamaran Yogi. "
"Bang, kita ini menjalani hubungan yang salah, secara tidak langsung kita menyakiti hati nya. Kalau Abang niat serius, saya akan terima Abang dengan segala konsekuensi nya. Siapa yang dulu, melamar saya dia yang akan menjadi suami saya nanti. "
*****
"Sabar Bu, Hanin cari waktu yang tepat buat kesana. Calon mantu ibu, nanti juga akan kesana. " Ucap Yogi dari telepon nya.
"Cepat bawa nak, ibu ingin bertemu dengan Hanin. Ibu ingin melihat calon menantu Ibu. "
"Pasti Bu, nanti pasti ketemu kok."
"Nak, selendang batik tulis sudah kamu kasihkan pada Hanin? "
"Sudah Bu, dia sangat senang sekali. "
"Alhamdulillah , kalau dia suka. "
"Nanti Yogi kabari lagi, kapan bawa Hanin ke kampung. Ibu sabar ya, namannya juga menantu ibu itu bukan orang menganggur. "
.
.
.
Tok... tok...
"Hanin, kamu buka itu siapa? " Ucap Pak Brata.
Hanin membuka pintu rumah nya, terlihat Yogi datang, yang sudah berganti pakaian dengan pakaian casual.
"Abang." Hanin mencium punggung tangan Yogi.
"Abang kamu, piket ya malam ini? " Tanya Yogi.
"Iya Bang, dia piket malam ini. " Jawab Hanin.
"Tamu siapa Hanin? " Tanya Pak Brata datang menghampiri mereka.
"Malam om. " Sapa Yogi, yang akan mengajak bersalaman namun Pak Basuki hanya menganggukkan kepala nya, dan berlalu pergi.
Yogi diam dan menarik kembali tangan nya,dan langsung duduk di sofa. Hanin menatap ke arah Ayah nya, yang lalu duduk di sofa dan menyalakan televisi dengan suara yang sangat keras.
"Maaf kan Ayah Bang. "
"Iya nggak apa - apa. "
"Abang mau minum apa? "
"Nggak usah, kalau mau Abang ingin ajak kamu jalan. "
"Boleh Bang, nanti saya siap - siap dulu."
Hanin bangun dari duduk nya, dan berjalan melewati Ayah nya dengan wajah yang sangat serius.
"Mau kemana kamu? "
"Mau jalan Yah, sama Bang Yogi. "
"Bagaimana dengan Nugi? "
"Ayah, jangan keras - keras, kalau Bang Yogi tahu bisa marah dia. "
"Ayah yang sebagai lelaki ikut sakit, punya anak perempuan malah permainkan hati seorang pria. Makan nya, Ayah nggak suka sama kedua nya, lebih baik kamu tidak sama mereka berdua. Ayah akan jodohkan kamu, dengan anak teman Ayah. "
"Maksud Ayah, sama Zaenal. Pegawai BUMN itu? Malas ah sama dia, nggak suka. "
"Lebih baik, mereka kecewa semua nya. "
"Sudah ah, jangan ceramah terus, Hanin mau jalan. "
*****
"Hanin senang nggak, jalan sama Abang? "
"Senang Abang, siapa sih yang nggak senang."
"Tapi Ayah seperti nya nggak suka sama Abang. Tidak seperti awal kita jadian. "
"Hahahaha itu perasaan Abang saja, jangan di ambil hati. "
"Yank, Abang tuh sudah cukup tabungan untuk melamar kamu. Abang akan lamar kamu, siap nya kapan. Atau kita tunangan saja dulu. "
"Lebih baik kita tunangan saja dulu Bang, nikah nya nanti lagi. "
"Kenapa? Abang ingin kita segera menikah."
"Nanti Ya Bang, saya masih belum siap. "
"Kita pacaran sudah 3 tahun Yank, pacaran 3 tahun itu sudah lama. Apa kamu nggak bosan, untuk terus begini. Ibu di kampung, selalu tanya kapan Abang lamar kamu."
"Abang kan bisa bilang nanti, dan Ibu jangan tanya terus kapan nikah. "
"Namanya juga orang tua, pasti kalau anak nya sudah punya pasangan selalu bertanya kapan dia, akan datang menemani anak nya untuk melamar. "
*****
Hanin diam di dalam kamar nya, hari minggu membuat dirinya malas untuk keluar kamar, apalagi sedang memikirkan ucapan Yogi, yang tadi malam di bicarakan pada nya.
"Dek, Abang pinjam sisir dong. " Pramudya masuk ke kamar Hanin, yang tidak terkunci.
"Ambil saja Bang. "
Pramudya melihat adik nya yang sedang galau, dan mendekati duduk di samping nya, sambil menatap adik nya.
"Cerita sama Abang, ada yang mau di ceritakan? "
"Bang, semalam Bang Yogi ingin minta segera menikah, nggak mau tunangan dulu. Tapi saya bingung, dan belum siap saja. "
"Apa kamu, berat memutuskan Nugi? "
"Bang Nugi juga tidak mau mundur. "
"Terus, hati kamu berat nya sama siapa? "
"Nggak tahu Bang, saya berat semua nya. "
"Ini yang Abang takut kan, kamu itu akan merusak pertemanan diantara kedua nya. "
"Malah parah nya, Ayah mau jodohkan saya sama si Zaenal. Coba, Abang pikir kan lagi secara logika, Ayah yang tadi nya care sama Bang Yogi sekarang berubah 180 derajat, katanya lebih baik mereka nggak dapat saya, lebih baik saya si jodoh kan sama anak teman nya. "
"Yaiyalah, ini adil buat mereka, nggak dapat kamu, dan sama - sama di rugikan. "
"Tapi Bang, jujur kalau saya memilih Bang Yogi, Bang Nugi nggak mau pisah sama saya, dan saya juga sudah nyaman sama dia. Terus kalau saya pilih Bang Nugi, Bang Yogi tersakiti. "
"Kamu tanggung resiko nya, Abang nggak ikut campur. "
****
"Abang kangen sama suara kamu, makan nya waktu istirahat Abang hubungi kamu. Adek kangen nggak sama Abang? "
"Kangen lah Bang, masa nggak kangen. Walau kita sering chat, ketemu juga jarang. Kangen nya berat, Abang jangan lupa makan, jaga kesehatan. "
"Iya sayang, ehm..kalau begitu, Abang tutup telepon nya, nanti lanjut malam."
"Ok Abang sayang. "
Hanin mematikan sambungan telepon nya, di sebelah nya ada Nugi yang sedang duduk sambil memainkan ponsel nya. Hanin langsung merampas ponsel Nugi, dan memegang tangan nya, punggung tangan Hanin cium dan beralih ke bibir.
"Jangan bete gitu ah. "
"Gimana nggak bete, dengar pacar sendiri sedang teleponan sama Pacar nya. Nasib jadi selingkuhan itu nggak enak nya disini."
Hanin memeluk tubuh Nugi, di cium wangi seragam yang di kenakan kekasih gelap nya.
"Hanin juga sayang sama Abang, sampai Hanin bingung pilih yang mana. Pilih Abang Nugi atau Abang Yogi. "
"Abang sudah bilang, Abang juga nggak mau mundur. Abang akan dapat kan kamu. "
"Bang, seperti nya saya sama Bang Yogi bakalan tunangan dulu. "
Nugi langsung melepaskan pelukan Hanin, dan menatap tajam ke arahnya.
"Kamu, serius? "
"Iya, kenapa saya pilih tunangan dulu. Karena saya sambil mikir, hubungan kita ini bagaimana? "
"Kamu cinta Abang, kita sama - sama cinta. Seharusnya kamu tinggal kan Yogi. "
"Nggak bisa Abang, saya berat melepaskan Bang Yogi dan juga Bang Nugi. Bagaimana juga, Abang itu sama Bang Yogi sudah mengisi hati saya. Dan Abang harus tahu, Ayah ingin menikah kan saya dengan pria anak teman nya, kenapa? Karena Ayah nggak setuju saya menikah sama Abang ataupun Bang Yogi. "
"Jadi kamu mau turuti perintah Ayah kamu, atau turuti hati kamu? "
"Yang jelas, saya tidak akan mau menikah dengan lelaki pilihan Ayah. "
*****
"Kamu bantu saya dong, kamu kan Abang nya." Ucap Nugi pada Pramudya.
"Kalau itu, maaf bro saya nggak bisa. Disini saya nggak akan pilih siapa - siapa, karena bukan saya yang jalani. Saya pusing melihat kisah cinta kalian bertiga, apalagi disini Yogi tidak tahu kalau adik saya itu selingkuh sama kamu. Teman dekat nya, dan kamu juga harus tahu, masalah kalian ini, akan menyeret saya, dan benar - benar pusing buat saya. "
"Jadi kamu nggak mau bantu? "
"Nggak saya nggak akan bantu kamu."
"Bantuan apa? " Tanya Yogi tiba - tiba datang, dan ikut duduk di dekat mereka.
"Bukan apa - apa, tadi saya minta tolong sama Pram, untuk membantu saya dekati seorang cewek. " Jawab Nugi bohong.
"Kamu minta tolong deketin cewek, yang di minta tolong nya saja baru putus sekarang jomblo, mikir lagi lah. " Ucap Yogi sambil tersenyum ke arah Pramudya.
.
.
.
.
"Enak nggak? " Tanya Nugi sambil menyuapi ayam rica - rica buatan nya.
"Enak Bang, pintar masak juga. " Jawab Hanin.
"Lama hidup sendiri, harus serba bisa. " Ucap Nugi sambil meletakkan piring berisi Ayam Rica - rica di atas piring nya.
"Ayah mana? " Tanya Nugi.
"Ayah paling sedang di kolam ikan belakang, kenapa tanya? "
"Ya nggak, kita kan bisa makan bareng. "
"Ajak gih sana. "
"Ayank aja dong. "
"Katanya mau jadi calon mantu, sana ajak."
"Yogi, pernah begini nggak? "
"Dia mah main doang, paling salaman, jarang ngobrol sama Ayah. "
"Ok, Abang PDKT calon Ayah mertua. "
Nugi pun berjalan mendekati ke arah Pak Brata, yang sedang memberikan makan ikan koi nya.
"Pak." Sapa Nugi, dan Pak Brata menoleh hanya tersenyum terpaksa.
"Saya tadi masak Ayam Rica - Rica, kita makan sama - sama. " Ajak Nugi.
"Kamu makan saja, sama Hanin. Saya masih kenyang. " Ucap Pak Brata.
"Saya buat banyak Pak, sengaja ingin masakin buat Bapak. "
"Kamu mau menyogok saya, agar kamu menang dalam perebutan hati putri saya? kamu salah sasaran kalau harus meminta saya, berpihak sama kamu. "
"Bukan begitu Pak, saya sengaja kok. Sengaja masak buat Bapak. "
"Ayah, Bang Nugi masak buat Ayah, masa Ayah tolak. " Ucap Hanin yang datang mendekati mereka berdua.
"Baiklah kalau begitu, Ayah akan turuti apa kata anak ayah. " Ucap Pak Brata mendahului mereka. Sedangkan Nugi tersenyum, dan langsung menggandeng tangan Hanin.
***
"Gimana Ayah? enak nggak? " Tanya Hanin.
"Enak, enak banget. " Jawab Pak Brata.
"Kamu kenapa tidak buka warteg saja? " Ucap Pak Brata
"Orang tua saya, memiliki usaha rumah makan. Alhamdulillah sudah punya 3 cabang rumah makan."
"Hebat ya, pantas anak nya pintar masak. "
"Kalau saya nikah sama Bang Nugi, gemuk Yah karena di kasih makan yang enak - enak."
"Pak, boleh saya minta ijin sama Bapak? "
"Mau minta ijin apa? "
"Saya ingin melamar putri bapak. "
Pak Brata diam dan terus fokus pada makanan nya.
"Bang, mungkin nanti lagi saja. Lagian, mbak ada Bang Pram juga. Abang kan harus ijin sama dia juga. "
"Oh iya ya. "
"Kamu serius sama anak saya? " Tanya Pak. Brata tiba - tiba.
"Serius Pak, sangat serius. " Jawab Nugi.
"Kalau serius, bawa orang tua kamu kesini. "
*****
"Lihat, Ayah kamu tantang Abang bawa orang tua Abang. Sedangkan Yogi, dia minta kamu kesana menemui ibu nya. "
"Saya hanya berprinsip siapa yang lebih serius, dan lebih dulu. Tapi disini saya, tidak ingin langsung menikah, karena saya ingin melihat keseriusan kalian berdua. "
"Apa masih kurang yakin? kalau saya ini serius. Kalau Yogi serius, bawa ibu nya kesini. Jangan hanya ucapan saja. "
"Kapan Abang akan ajak orang tua Abang kesini? "
*****
"Bang, kalau Abang serius. Bawa Ibu Abang kesini. "
"Benar Dek? kamu mau ketemu sama ibu? walau Ibu yang datang kesini. "
"Iya, saya ingin Abang sama Ibu datang kesini, kalau Abang memang serius sama saya. " Ucap Hanin.
"Abang akan bawa Ibu segera, makasih dek dengan begini kamu sudah kasih jawaban sama Abang. "
"Iya Bang, saya hanya ingin bukti kalau Abang itu serius. "
"Iya, Abang sangat serius. "
Sedangkan di kantor, setelah acara makan siang bersama Yogi, Hanin tidak konsentrasi dalam bekerja. Hingga Caca menghampiri nya.
"Kenapa galau? " Tanya Caca.
"Kok saya bisa ngajak Mas Yogi suruh bawa orang tua nya ya, terus Bang Nugi di tantang Ayah suruh bawa orang tua nya. Nah, gimana ini, malah saya setuju mereka bawa orang tua nya untuk melamar saya. " Jawab Hanin.
"Makan nya, jadi perempuan itu, jangan Poliandri dong, satu saja ribet ini dua. Nah sudah begini, mau gimana lagi hayo? "
"Ah.. pusing, apalagi Bang Yogi belum tahu saya selingkuh. "
"Kalau tahu bagaimana? "
"Pasti dia kecewa lah. "
"Kamu pasti merasakan perbedaan, pasti ada yang sangat terlalu nyaman nya. Sama siapa? jujur sama saya. "
"Bang Nugi orang nya asik, dia itu nggak kaku,ceria banget, saya nyaman sama dia, karena selalu tertawa dan bisa bawa saya bahagia. Bang Yogi, umur sama dengan Bang Nugi, hanya dia mungkin lebih dewasa, dia selalu menuruti apa kata saya. "
*****
"Iya Bu, nanti saya jemput di terminal. " Ucap Yogi melalui panggilan telepon nya.
Pramudya dan Nugi, mendengar semua percakapan Yogi dengan ibu nya. Nugi hanya diam dengan mengepalkan kedua tangan nya. Pramudya hanya bisa melihat reaksi kedua sahabat nya, yang sama - sama calon adik ipar.
"Ibu kamu akan datang kesini? " Tanya Nugi.
"Iya, kemarin Hanin minta orang tua saya, datang kesini. " Jawab Yogi.
"Jadi kalian mau nikah? "
"Iya, saya itu udah ada niat ingin menikahi nya. Kalian kan tahu, saya pacaran sama Hanin itu sudah 3 tahun, kita sama - sama dewasa, masa kita akan begini terus. "
"Ibu kamu kapan datang nya? " Tanya Pramudya.
"Minggu depan dia akan datang. " Jawab Yogi.
*****
"Dek, kamu ini gimana sih? Dua pria mau melamar kamu semua. Kamu pilih salah satu nya, jangan kamu terima semua. Apa kamu ada niat Poliandri? " Tegur Pramudya.
"Bang, saya terus terang. Bingung Bang, sama - sama mencintai mereka. "
"Ok buat Nugi, bagaimana dengan Yogi? Dia nggak tanu kamu selingkuh selama 3 tahun juga sama Nugi. Kamu nggak kasihan sama Yogi? Abang lihat, setiap dia gajian, dia bagi tiga. Satu buat ibu, satu buat dia terakhir dia tabung buat lamar kamu. "
"Terus, yang abang tahu, tentang Bang Nugi apa? " Dia memang anak dari seorang pengusaha, orang tua nya memiliki usaha rumah makan. Sedangkan Yogi anak yatim sejak masih bayi, ibu nya pembuat batik tulis."
****
"Malam dek. " Sapa Yogi.
"Malam Bang, kok tumben kesini nggak kasih kabar dulu. " Ucap Hanin.
"Maaf Dek, Abang kesini juga nggak di rencanakan. Nih Abang bawa martabak buat adek. "
"Makasih Bang, repotin. "
"Nggak kok, ehm... oh iya. Nanti Ibu kesini kita langsung tentukan tanggal nya ya, tanggal pernikahan kita. "
"Iya Bang. "
Nugi pun datang, dan turun dari motor nya dengan wajahnya yang tampak terlihat aura cemburu mendekati kedua nya.
"Bang Nugi. " Ucap Hanin dengan jantung yang berdetak sangat kencang.
"Kamu cari Pram? " Tanya Yogi.
"Iya, saya cari Pram." Jawab Nugi langsung duduk dengan menatap ke arah Hanin.
"Abang, sedang keluar mengantar Ayah." Ucap Hanin.
"Oh, yaudah kalau begitu saya pamit. "
"Kok pamit, duduk lah. Baru datang pamit."
"Nggak enak, takut ganggu. "
"Nggak, akan kita juga ngobrol biasa, ya nggak Yank? "
"Iya." Ucap Hanin dengan menatap ke arah Nugi, yang juga menatap nya. Namun Yogi tidak menyadari nya, kalau kekasih nya sering melirik ke arah Nugi.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!