NovelToon NovelToon

Assalamu'Alaikum Pak Polisi

Club Malam

"Mohon minta perhatian, musik nya di matikan dulu. " Ucap lantang Bagas, saat bersama anggota Polisi lain nya yang sedang operasi di setiap club malam.

Musik pun berhenti, seketika para pengunjung diam, dan memisahkan antara pengunjung club malam Pria dan wanita di sisi yang berbeda.

"Kami dari Polsek Talaga, akan melakukan razia , dan saya minta pemilik nya untuk kemari. "

Datang seorang wanita dengan pakai yang super mini, belahan dada yang terlihat, bulatan yang sempurna, bahkan rok mini yang sangat mini sekali, dan kalau menungging akan terlihat dalam nya.

Bagas, langsung mengalihkan pandangan nya, dan wanita tersebut mengambil secarik kertas di atas nya.

"Silahkan periksa, tapi saya jamin tempat ini, tidak ada barang terlarang. " Ucap nya.

"Mana bos kamu? "

"Kenalkan, saya Meidina, anak kesayangan dan kepercayaan Mami Rosa. " Ucap Meidina mengulurkan tangan nya pada Bagas.

"Kalian periksa, mereka. Dan langsung tes urine. "

"Bapak, bisa ikut saya, seperti biasa kita damai. "

"Kamu pikir, saya bisa kamu sogok. Kalau sampai tahu ada barang haram, club ini akan di tutup. "

"Ancaman yang menakutkan. " Ucap Meidina sambil menggigit bibir bawah nya.

"Tampan." Ucap Meidina dengan mengedipkan salah satu mata nya.

Bagas yang merasa sangat di perhatikan oleh Meidina, langsung beralih tempat, dan meminta satu Polwan untuk memeriksa Meidina.

"Mba, maaf saya akan cek mba. " Ucap Polwan bernama Anita.

"Silahkan bu. " Ucap Meidina tersenyum.

"Ada dua orang positif Komandan. " Ucap Bayu.

"Pisah kan. " Ucap Bagas langsung kembali ke Meidina yang telah selesai di periksa.

"Ada dua pengunjung positif, kami dengan terpaksa akan menggeledah tempat ini. "

"Silakan yang jelas kami tidak memasok barang tersebut, hanya ada minuman beralkohol. "

"Kalian geledah, jangan biarkan pengunjung club pergi dari sini. " Perintah Bagas.

Meidina duduk bersama dengan para wanita penghibur lain nya, Meidina dengan santai duduk sambil menghembuskan asap rokok nya, dan sesekali menegak minuman langsung dari botol nya.

"Komandan, saya fokus pada satu wanita, yang sedang merokok. " Bisik Bayu.

"Dia anak kepercayaan , Mami Rosa. " Ucap Bagas.

"Oh pantas, tapi terlihat tidak sopan. "

"Kamu jangan pandang dia terus, apalagi disini banyak wanita yang berpakaian kurang bahan, termasuk sama dengan siapa tadi tuh namanya lupa. "

****

"Komandan, ternyata tidak ada yang mencurigakan, pelaku adalah pengunjung. " Ucap Satrio, anak buah Bagas.

Meidina tersenyum dan menatap ke arah Bagas dengan senyum manis nya, Bagas terus membuang wajahnya .

"Aman kan? " Ucap Meidina.

"Kami akan bawa kedua pengunjung itu, tapi ingat, Club ini dalam pengawasan kami, bila di ketahui menjual barang haram, club ini akan di tutup. "

"Silakan Pak Polisi. "

*****

"Jadi ada pengunjung yang positif. " Ucap Mami Rosa.

"Untung saja, club kita tidak memasok barang seperti itu,kalau sampai anak buah Mami terlibat pengedaran obat terlarang, bisa di tutup usaha Mami. " Ucap Meidina sambil menghembuskan asap rokok nya.

"Iya, usaha yang sudah Mami rintis. "

"Oh iya, ada yang ingin di temani sama kamu nanti, tamu VIP di tempat kita. " Ucap Mami Rosa kembali.

"Ok, atur sama Mami saja. " Ucap Meidina.

******

"Seperti nya, anggota kita harus menyamar, mereka pasti ada di club itu. Tidak mungkin transaksi di luar Club. " Ucap Bagas.

"Apa sebenarnya, mereka juga tahu? " Ucap Ikbal.

"Pasti, pasti ada yang di tutupi. Casablanca Club adalah, club besar, pasti pemilik nya juga kerja sama dengan komplotan pengedar. Kita awasi. "

"Siap komandan, kalau begitu saya siapkan anggota untuk penyamaran. "

*****

"Mei, di cari sama Om Frans tuh. " Ucap Sisil.

"Ngapain sih, bandot tua itu? " Ucap Meidina malas.

"Walau Bandot tua, yang penting kan duit nya."

"Duit sih duit, tapi malas durasi nya pendek. "

Hahahhahaha

"Mungkin karena kecil, gendut, perut buncit. "

"Kalau bukan karena duit, ogah. "

Meidina berjalan ke arah ruang tamu, terlihat pria paruh baya itu sedang duduk dengan stelan jas mewah nya.

"Hi.. Om. " Sapa Meidina.

"Hi.. juga sayang. " Balas Pak Frans sambil mengusap paha mulus Meidina.

"Temani Om ketemu klain."

"Ok, saya siap - siap dulu. "

"Pakai pakaian yang seksi ya. "

"Tanpa dalaman. " Ucap Meidina sambil mengedipkan salah satu mata nya.

*****

Meidina menemani pelanggan setia nya, bertemu dengan rekan bisnis nya, kedua pasang mata menatap lapar dirinya, Meidina merasakan risih, bila di tatap seperti itu. Demi pekerjaan, Meidina berusaha untuk profesional.

"Ok deal, kita resmi kerja sama. " Ucap Pak Frans.

"Kita mulai sekarang, adalah dua perusahaan yang menjadi satu. " Ucap Pak Tedi.

"By the way, Pak Frans, siapa dia? " Tanya Pak Tedi, yang sedari tadi memperhatikan Meidina.

"Kenalkan pada kami dong. " Ucap Pak Bram.

"Oh... dia adalah peliharaan kesayangan saya, benar kan sayang. " Ucap Pak Frans sambil mencolek dagu nya.

Meidina tersenyum, walau hati nya sakit, setiap orang memandang nya adalah sebagai peliharaan yang harus menurut pada tuan nya.

"Boleh dong, temani kita, berapa tarif kamu perjam? " Ucap Pak Bram.

"Mami Rosa, yang menentukan harga, bukan saya. Kalau hanya ingin sekedar minum di temani saya, bisa datang di Club Casablanca." Ucap Meidina.

"Saya bayar lebih, benar kan Pak Tedi. "

"Benar, jangan lewat Mami kamu, langsung saja. Kan enak duit nya masuk ke kamu 100 persen, kalau sama Mami, kamu dapat berapa persen sih. " Ucap Pak Tedi.

"Maaf saya tidak bisa, kalau mau datang saja ke Club Casablanca, saya sebagai pelayan disana. "

"Maaf Pak Tedi, Pak Roy. Soalnya dia spesial, kita tidak bisa bawa dia sembarangan." Ucap Pak Frans.

"Oh begitu ya. " Ucap Pak Tedi kecewa.

*****

"Ini komisi buat kamu. "

"Thanks ya Om, makasih juga untuk makan siang nya. "

"Mei, kapan - kapan, kamu mau kan temani om ke luar negeri, untuk perjalanan bisnis selama beberapa bulan. "

"Om Frans sayang, kalau untuk di booking lama, seperti nya Mei nggak bisa, Om bisa sama yang lain nya. " Ucap Mei sambil membenarkan dasi Pak Frans.

"Om suka nya sama kamu, Om tidak suka yang lain. "

"Maaf ya Om. "

"Om, kembali menelan ludah, kekecewaan."

Meidina tersenyum, dan mencium pipi Pak Frans, tangan nya bermain di sekitar perut buncit Pak Frans.

"Om kan punya istri, kenapa nggak mengajak istri Om? "

"Om malas ajak dia, penampilan dia sudah tidak seksi lagi seperti kamu. "

"Saya ini hanya peliharaan Om, bukan apa - apa nya Om Frans, peliharaan yang bila sudah bosan, bisa di tendang. "

"Ok Mei, kamu boleh turun. "

"Thanks ya Om, sampai bertemu lagi. "

Muuuach

Meidina mencium pipi Om Frans, dan dengan nakal memegang milik nya, hingga Om Frans merasakan sensasi yang tiba - tiba.

Ayam Kampus

Meidina berjalan di lorong kampus nya, dengan pakaian yang super ketat, dengan menampakkan lekuk tubuh nya.

Meidina membalas siulan para Mahasiswa yang melihat, bahkan ada juga Mahasiswa yang tidak menyukai nya, karena cara berpakaian nya.

"Wuih... ayam kampus, open BO dong. " Ucap salah satu Mahasiswa.

Meidina dengan santai terus berjalan dan masuk kedalam kelas nya, beberapa pasang mata menatap nya dan saling berbisik.

"Kamu mulai kuliah lagi? " Tanya Anisah.

"Kenapa? masalah buat kamu, saya cari duit buat bayar kuliah dan makan. " Jawab Meidina.

"Kamu kapan sih, cari kerja yang halal, dua minggu kamu tidak kuliah, kalau sering bolos, kamu bisa di DO."

"Kamu kan tahu, dunia saya. "

"Wanita malam, kerja di club malam menemani para pria hidung belang, kamu seolah tutup telinga kanan kiri. "

"Peduli apa sih, duit haram di makan saya sendiri, kamu juga nggak mau kan di traktir sama saya, karena duit saya itu duit haram."

Anisah hanya menggeleng kan kepala nya, dan dosen pun lalu masuk, Meidina dengan santai, dan memainkan ponsel nya sambil mendengar kan Dosen menjelaskan.

Dosen, hanya bisa menatap kesal, ke arah Meidina tapi setiap ditanya, walau tidak memperhatikan, telinga Meidina mendengar kan, hingga semua pertanyaan yang di lempar kan padanya, selalu menjawab benar.

"Meidina tolong jelaskan apa itu Sistem Manajemen? " Tanya Dosen.

"Sistem manajemen adalah seperangkat kebijakan, proses, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk memastikan bahwa ia dapat memenuhi tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Tujuan ini mencakup banyak aspek operasi organisasi." Jawab Meidina.

"Sebutkan Sistem Manajemen itu apa saja?"

tem-sitem manajemen dapat dibedakan atas Manajemen Bapak (Paternaslistic Managament) Manajemen Tertutup (Closed Management) Manajemen Terbuka (Open Management)Manajemen Demokrasi (Democratic Management). "

"Bagus, jawaban nya. Pertahankan prestasi kamu. "

Meidina hanya tersenyum, dan kelas pun telah usai, Anisah kembali mendekati Meidina.

"Kamu, mau nggak kerja di perusahaan travel dan Umroh milik Umi? "

"Kamu kenapa sih, ngajakin saya kerja. Kamu tahu, saya nyaman kerja begitu, dunia malam itu dunia saya. "

"Kamu, kerja sambil melayani pria yang bukan muhrim kamu, apa kamu tidak takut neraka?"

"Saya nggak munafik, tentang pekerjaan saya, kalau Mahasiswa di sini, ingin usir saya, siap."

"Kenapa, kampus masih pertahankan kamu, karena kamu itu pintar, hanya sangat di sayangkan. "

"Sudah ya Anisah, jangan buat telinga saya itu panas, sama ceramah kamu. Dan satu, jangan suruh saya pakai, baju yang longgar seperti kamu. " Ucap Meidina langsung pergi meninggalkan Anisah.

Datang tiga Mahasiswi, yang satu kelas dengan Anisah dan Meidina.

"Kamu itu, kenapa sih? Capek - capek deketin itu cewek, dia itu Ayam kampus. " Ucap Stella.

"Mau dia Ayam kampus, dia juga manusia, kita sebagai sesama seorang muslim harus merangkul nya, dan untuk bertobat. "

"Kamu itu, jangan capek - capek, dia aja cuek sama kamu. " Ucap Susan.

"Nggak apa - apa kok, kalau kalian tahu, dia itu baik loh. "

"Apa kami nggak salah dengar? " Ucap Meli.

"Saya kasihan sama kamu, mending kamu jangan jadi teman, percuma ngajak cewek panggilan seperti dia. " Ucap Stella.

Sedangkan Meidina, berada di kantin, dengan segelas kopi dan rokok mild yang di hisap nya.

"Malam ini, saya ada jadwal ngamen di Casablanca. " Ucap Roky, mahasiswa yang merangkap sebagai seorang DJ.

"Oh ya, kok saya nggak tahu jadwal ya? "

"Dadakan sih, ada yang party juga ntar malam."

"Siapa yang Party? "

"Dia selebgram gitu, ehm by the way, Club Casablanca itu milik Mami Rosa? "

"Iya, milik dia, saya juga setiap malam ada disana, melayani orang minum. "

"Tapi dengar gosip kamu, cewek begituan. "

"Sudah biasa. "

"Kalau iya, kamu tahan dong atas hinaan mereka. "

"Sampai ketemu nanti malam. " Ucap Meidina langsung meninggal kan Roki.

****

"Aduh kenapa lagi ini mobil. " Meidina berhenti di tepi jalan, karena mobil tiba - tiba mogok.

Meidina memeriksa nya, namun asap yang keluar, mencari pertolongan namun tidak ada yang bengkel terdekat atau pengendara lewat.

"Sialan banget sih nih mobil, udah nggak ada kendaraan, apes banget deh, biasa nya rame kendaraan. "

Terlihat sebutan mobil Patwal berhenti di di depan mobil milik Meidina. Wajah yang Meidina kenal, Pria itu tersenyum pada Meidina.

"Kenapa Mei? " Tanya Ilham.

"Ini Bang, mobil mogok. " Jawab Meidina.

"Mobil tua begini, masih saja di pakai. "

Meidina tersenyum, saat melihat Bagas, dan langsung mendekat, namun Bagas segera menghindari.

"Pak Kapolsek, apa kabar. " Sapa Meidina.

"Kamu kenal sama dia? " Tanya Bagas.

"Kenal Pak, dia tetangga kontrakan saya, tapi dia jarang pulang sekarang. Nggak tahu kost dimana, padahal kontrakan nya, masih di sewa dia. " Jawab Ilham.

Meidina terus menatap ke arah Bagas, sadar dirinya di perhatikan oleh Meidina, Bagas menundukkan wajah nya, karena melihat penampilan Meidina, apalagi tanktop yang memperlihatkan pucuk dada nya, yang tercetak jelas.

"Mei, panggil bengkel aja, biar ini urusan Abang, nanti Abang taruh di kost an kamu. "

"Ok deh, makasih ya. "

"Mei, di cariin mba Lastri, dia kangen sama masakan kamu katanya. "

"Nanti kalau ada waktu, saya pulang. "

"Pak, Meidina ikut sama kita nggak apa - apa kan? " Ucap Ilham.

Bagas menganggukkan kepala nya, dan pandangan nya terus menghindari pandangan yang merusak kedua mata nya.

****

"Mei, Abang antar kamu kemana? "

"Turun kan saya, di persimpangan jalan saja."

"Ok."

Mobil pun berhenti, Meidina pun turun, Ilham membuka kaca mobil nya, dengan menundukkan setengah badan nya, terlihat jelas belahan dada, membuat Bagas terus memalingkan nya, berbeda dengan Ilham yang biasa saja.

"Makasih Bang, Pak Kapolsek makasih ya "

"Iya." Ucap Bagas singkat.

"Hati - hati Mei. "

"Siap..!! "

"Kamu tahu, dia kerja dimana? "

"Tahu, dia cerita. Dia tidak tinggal di kontrakan petak, karena banyak warga yang tidak suka, sama dia, pulang pagi di antar oleh pria, hampir pernah di usir, dia minta bantuan sama saya, untuk tetap bertahan disana, tapi dia janji tidak akan pulang pagi di antar pria yang berganti - ganti. Saya tidak tahu, dia tinggal dimana. "

"Dia itu di anggap sampah masyarakat, dia tetap bertahan dengan cacian. " Ucap Bagas.

"Dia memilih jalan yang salah, untuk bisa hidup, padahal dia itu pintar di kuliner, kata saya, kenapa nggak buka usaha. Kata dia jangan urus kehidupan saya, Pasti Bapak akan kaget, dia itu sebenarnya seorang Mahasiswi. "

"Hah.. mahasiswi..!! "

"Iya, Mahasiswi. "

****

"Sayang, ada hadiah. " Ucap Mami Rosa.

"Dari siapa Mam? "

"Entah, tapi di titipkan ke kami. "

"Nggak ada namanya. "

"Buka saja. "

Meidina membuka paket tersebut, dan saat di buka nya, sebuah gaun pesta warna putih, dan terdapat sebuah kartu.

Datang lah malam ini, saya ingin kamu menemani malam ini, ada cek senilai 50 juta, itu sebagai DP booking kamu. ( Tedi)

Meidina menyerah kan kartu tersebut pada Mami Rosa, terlihat wajah Mami Rosa tersenyum dan melihat cek senilai 50 juta.

"Berangkat lah, itu rejeki kamu."

"Saya nggak suka sama Om Tedi, tidak seperti Om Frans, Mami kan tahu, hanya Om Frans pelanggan yang mau mengerti saya. "

"Mami tahu, tapi kamu jangan tolak rejeki, jangan ngandelin dari Om Frans saja. Dari pada kamu, ngandelin tips setiap malam, menemani minum. "

"Om Frans juga minta temani saya, keluar negeri, tapi saya nggak mau. "

"Padahal, kamu itu spesial, banyak yang ingin booking kamu, tapi Mami pikir lagi, karena kamu beda dengan yang lain nya. "

"Kasih ke orang saja Mam. "

"Pergilah, rejeki kamu. Mami tidak akan ambil sepeser pun untuk yang sekarang. "

"Mami jangan bedakan saya dengan yang lain. "

"Kamu sudah Mami anggap sebagai anak sendiri, pertama bertemu kamu, saat hujan kedinginan, kamu menjadi teman buat Mami. Mungkin kamu salah di temukan oleh orang yang kurang tepat, apalagi kamu itu di buang oleh orang tua kamu, mungkin karena kamu lahir dari hubungan terlarang. "

"Makasih Mami, sudah merawat saya." Meidina langsung memeluk tubuh Mami Rosa.

.

.

.

Bagai Sebuah Sampah

Meidina datang ke tempat dimana, Pak Tedi mengundang nya. Mengenakan pakaian, yang sudah di siapkan oleh pria berusia 45 tahun itu.

Pak Tedi tersenyum bahagia, saat melihat Meidina datang, dengan penampilan yang anggun, Meidina tersenyum dan duduk berhadapan.

"Terima kasih kamu mau datang. "

"Persiapan makan malam yang romantis."Ucap Meidina.

"Saya itu orang nya romantis, mungkin Frans tidak seperti ini kan? "

"Om Frans lebih sering bawa saya chek in di kamar hotel, dan memanjakan saya dengan barang - barang branded. "

"Saya bisa memberi kan kamu lebih, asal kamu mau jadi peliharaan saya. "

"Om berani bayar berapa? "

"Kamu mau berapa? Saya kasih. Kekayaan saya lebih banyak dari Frans. "

"Saya melihat pelanggan saya puas saja sudah cukup senang. "

"DP 50 juta, kamu minta berapa saya transfer, untuk jadi peliharaan saya. "

"Apa Om sanggup, perjam 100 juta, belum buat service, sekali service 100 juta, tinggal Om kalikan saja. "

"Wow, fantastis sekali ya harga nya. "

"Bagi yang mampu saja, saya tidak memaksa nya. "

"Silahkan , kamu makan, dan ini ada minuman pasti kamu suka. "

"Wow, ini anggur mahal, saya baru merasakan minuman se enak ini. " Ucap Meidina langsung meminum nya.

"Apa pelanggan kamu, tidak pernah berikan minuman seperti ini? "

"Suatu pertemuan, dengan kemewahan, ini yang paling mewah. "

"Jadi bagaimana, kamu mau menjadi peliharaan saya, apapun yang kamu minta, akan saya turuti. "

"Really? "

"Ya, kamu akan berkecukupan hidup dengan saya, kemewahan, dan uang akan mengalir terus ke rekening kamu. "

*****

Meidina berjalan dengan beralas kan kaki, high heels nya dia lepas, tubuh sempoyongan, akibat menemani minum dan melayani Pak Tedi.

"Bandot tua sialan. " Ucap Meidina.

Meidina membuka kunci kamar nya, namun tidak masuk - masuk ke dalam lubang kunci, hingga kunci pun terjatuh.

Aaaaarrrggghhhh

"Ini yang paling saya benci. "

Meidina berjongkok, hingga terlihat bagian dalam nya, dan memasukan kunci kedalam lobang kunci nya.

Di lempar kan tas nya, dan lalu berbaring di atas tempat tidur. ponsel Meidina bergetar, terlihat Ilham menghubungi nya, lalu dengan segera Meidina mengangkat nya.

"Gimana Bang? " Tanya Meidina.

"Mobil sudah jadi, besok bisa ambil ke rumah."Jawab Ilham.

" Siap, besok pagi saya ke rumah ambil itu Mobil, total ny berapa, biar saya transfer. "

"Udah aja, dari Abang semua yang bayar bengkel nya. "

"Jangan dong Bang, pasti mahal. Nanti mba Lestari marah. "

"Ini uang Abang sendiri kok, besok Abang tunggu di rumah. "

"Ok, makasih ya. " Ucap Meidina.

*****

"Mau kemana? " Tanya Bela melihat Meidina pagi - pagi sudah rapih.

"Mau ke tempat kontrakan saya yang dulu." Jawab Meidina.

"Kamu kenapa sih, nggak bawa aja tuh semua barang di angkut kesini, malah masih ada aja tersisa disana. "

"Buat tempat saya bertapa. "Ucap Meidina sambil terkekeh.

"Saya bilang apa, kalau Mami cari atau para pelanggan kamu cari kesini? "

"Bilang saja, sama mereka kalau saya sedang di booking. " Ucap Meidina tersenyum.

"Ok, hati - hati. "

*****

"Bang, sumpah berapa? "

"Nggak usah Mei. "

"Saya nggak enak sama mba Lastri. "

"Apa nya, yang nggak enak sama saya? " Lastri menaruh nampan berisi kue kering dan dua cangkir teh manis hangat.

"Mba, Bang Ilham bayarin mobil kemarin masuk bengkel, saya nggak enak loh mba."

"Nggak apa - apa, kamu lupa ya. Waktu Bang Ilham masuk rumah sakit, di operasi pakai uang siapa? itu uang kamu, hampir puluhan juta. Mba sama Abang belum bisa kembali kan, sebagai ganti nya ya ini. "

"Kalau itu , saya udah lupa. "

"Makasih Mei. " Ucap Ilham.

"Sama - sama Bang, saya yang harus berterima kasih. "

Saat mereka sedang mengobrol, sebuah motor berhenti tepat di depan kost an Ilham. Kedua mata Meidina tidak berhenti menatap ke arah seorang pria yang baru turun dari atas motor nya.

Ilham langsung menyambut nya, dan bercengkrama di samping motor, Bagas tahu Meidina terus menatap nya, bahkan pandangan nya sengaja di alih kan, apalagi melihat cara pakaian Meidina, dan membuat Meidina kecewa karena Bagas memunggungi nya.

"Duduk dulu. " Ucap Lastri.

"Makasih , sebentar saja kok. "

"Bagas itu, teman nya suami saya, makan nya akrab, hanya saja pangkat nya lebih tinggi dia, sudah jadi Kapolsek, masih muda dan belum menikah, pendidikan nya juga beda, sama suami, kalau Bagas itu banyak prestasi nya, tapi orang nggak sombong. "

"Mba, kayaknya saya naksir dia deh, bisa nggak jodoh kan saya sama dia. "

"Kamu yang benar saja, kamu nggak tahu keluarga nya. "

Bagas pun pergi, dan Ilham langsung bergabung kembali bersama Meidina dan Lastri.

"Mau kemana dia Bang? "

"Mau ngisi pengajian di perkumpulan karang taruna desa sebelah, habis itu ganti ngajar anak - anak mengaji. "

"Dia ustadz? " Tanya Meidina.

"Iya, dia merangkap jadi ustadz, bahkan dia hafiz Qur'an. " Jawab Ilham sedang kan Meidina hanya bisa tersenyum.

*****

"Anisah." Ucap Meidina, saat melihat Anisah berada di tempat nya.

Meidina melihat ada beberapa pria yang sedang bermesraan bersama teman nya, dan langsung membawa Anisah masuk kedalam kamar nya.

"Kamu tahu dari mana, saya tinggal disini? Kamu kan tahu, ini daerah apa?"

"Tahu, lokasi ini dominan dengan tempat remang - remang nya, Club Casablanca juga di ujung jalan sana. "

"Kamu ada apa kesini? "

"Saya hanya ingin kasih kamu ini. " Ucap Anisah memberikan paper bag, yang ternyata berisi pakaian Muslimah, berupa gamis.

"Kamu ngapain, kasih pakaian begini sama saya? "

"Ini untuk menyelamatkan kamu, dari dosa sebelum terlambat. "

"Saya sudah banyak dosa, sudah terlambat."

"Kata taubat, tidak ada kata terlambat, Allah pasti akan memaafkan setiap umat nya yang bersungguh - sungguh meminta ampun."

"Kamu kenapa, kasih ceramah sama saya sih? banyak di luar sana orang munafik yang lebih dari saya. Mereka yang memandang saya seperti sampah, belum tentu mereka lebih buruk dari saya. "

"Kita kan tidak tahu hati manusia, saya hanya melihat kamu di mata saya, karena kamu itu teman saya. "

"Kamu nggak pantas punya teman seperti saya, dan kamu jangan datang lagi kesini, dengan pakaian kamu itu, sudah membuat kamu ikut kotor. "

Anisah tersenyum menatap wajah teman nya, yang tidak pernah tersenyum pada nya, bahkan selalu ketus untuk bicara sama dirinya.

"Bagi saya, kamu bukan sampah seperti mereka lihat, bagi saya kamu seperti ini karena lingkungan, dan terpaksa. Saya akan selalu menunggu kamu dapat hidayah, saya siap membantu kamu, untuk keluar dari dunia ini. "

*****

Meidina menatap ke arah luar jendela kamar nya, ada tetesan air mata yang membasahi kedua pipi nya.

"Saya hanya bisa berucap syukur, masih ada orang yang menatap saya, wanita suci, padahal cacian maki banyak yang membuat saya terluka. "

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!