NovelToon NovelToon

Status : Menikah

Perkara Kaus Kaki

Lemari kayu di kamar Yudhis hari ini pun kembali menjadi korban keganasannya. Setelah pintunya digeser selebar mungkin, kini giliran para laci yang dia buka dengan sangat tergesa-gesa. Semua itu dia lakukan hanya demi mencari sepasang benda yang akan menemaninya hingga sore nanti.

“Heh, Yudhistyrex! Berisik!” seru Nawang, istri Yudhis yang baru keluar dari kamar mandi.

“Sorry, gue lagi nyari kaus kaki gak ketemu-ketemu, nih.” Yudhis beralasan.

Dia tidak peduli mau dipanggil apa oleh istrinya. Yang terpenting saat ini adalah kaus kakinya yang entah ditaruh di mana.

“Ck! Dari tadi bilang, kek. Bentar!”

Nawang, dengan langkah terburu-buru keluar dari kamar itu. Lalu, kembali dengan membawa smartphone-nya tak lama kemudian.

“Gimana? Udah ketemu?” tanya Yudhis yang mengira sang istri akan mengambilkan kaus kaki untuknya.

Namun, saat dia membalikkan badannya, terpaksa dia harus menelan kekecewaan. Karena, ternyata istrinya tidak ikut mencari kaus kaki, melainkan sibuk merekam video dari ponselnya.

“Gini nih, Guys… Pak Suami kalau pagi pasti gelagapan nyari barang keperluannya sendiri.” ucap Nawang dengan nada jengah yang diberi banyak glukosa.

Lanjutnya, “Kalau hari ini, dia nyari kaus kaki. Kemarin dia nyari dasi. Ckckck… coba gak ada istrinya yang kayak aku, bisa apa coba dia?”

Kamera itu masih merekam gerak-gerik Yudhis yang juga dengan sigap mengubah ekspresi sebal dan kecewanya menjadi ekspresi orang kebingungan. Dia sudah terbiasa dengan hal ini, sampai-sampai sirkuit di kepalanya langsung menyala begitu sang istri menyalakan kamera apapun.

Dengan santainya, Nawang membuka sebuah kontainer yang terletak di bagian paling bawah lemari. Kemudian, diambilnya sepasang kaus kaki dari sana dan dia berikan pada sang suami.

“Nih!” ujarnya dengan nada manja.

Yudhis pun tersenyum ke depan kamera sambil menjawab, “Makasih, Sayang. Memang aku gak bisa apa-apa kalau gak ada kamu. Muach!”

Wajah pria itu lalu mendekat dan melewati atas kamera selama beberapa saat. Setelah itu, Nawang memindahkan posisi kamera dari kamera belakang ke kamera depan.

Dia perlihatkan wajahnya yang bersemu sambil memegang pipinya. Baru kemudian, kamera smartphone itu dia matikan.

“Lo sengaja kan, naruh kaus kaki di tempat yang bukan biasanya?” tuduh Yudhis.

Nawang meringis seakan memberi kode bahwa tuduhan Yudhis itu memang benar.

“Dasar! Demi konten… apa aja dilakuin.”

Tidak menggubris hardikan Yudhis, Nawang justru sibuk mengutak-atik aplikasi video editor.

Yudhis pun ikut acuh dan memilih untuk mengambil salah satu sepatunya di rak. Dia pakai kaus kaki yang tadi Nawang ambilkan sebelum mengenakan sepatu itu.

“Lain kali, lo bilang dulu lah.” ujarnya begitu selesai.

“Nanti ekspresi paniknya gak dapet, dong. Lo kan paling gak bisa tuh ekspresi panik.” sahut Nawang yang nampaknya juga sudah selesai mengedit videonya.

Yudhis akui, dia memang tidak pandai berakting. Tetapi, tidak berarti dia sudah tidak jengkel lagi pada kelakuan Nawang.

“Oke. Sebagai hukumannya, gue gak bakal pinjemin lagi PS5 gue dan segala macam game console apapun punya gue ke lo.” kata Yudhis sembari melangkah keluar kamar.

Gasp!

Nawang terkesiap.

“Nggaaaaak!!! Please, jangan yang itu!”

Dikejarnya sang suami yang rupanya sudah sampai di tangga. Dia cegat, lalu berdiri di hadapannya.

“Ayolah, Dhiiis… Gue gak bisa hidup tanpa game lo…” Nawang memohon.

“Kalo gitu beli sendiri, lah! Katanya influencer kaya. Masa masih minta dibeliin game sama suaminya?”

Disingkirkannya pelan Nawang dari hadapannya, lalu kembali melanjutkan perjalanannya turun ke lantai bawah.

“Yhaaa… kalau ada yang gratis, ngapain beli. Lagian lo kan suami gue. Anggap aja itu sebagai ganti lo ngasih nafkah bathin ke gue.” Nawang masih berusaha. Kini dia berjalan tepat di belakang Yudhis.

“Giliran gini aja, gue masih dianggap suami.”

Langkah Yudhis kemudian berhenti di hadapan meja makan.

“Yah… please… pinjemin yaah…”

Yudhis memutar bola matanya sambil menjawab, “Nggak.”

Pria itu pun sedikit membuka tudung saji di atas meja. Dilihatnya masakan istrinya yang cukup lengkap untuk sarapan pagi ini. Ada sayur sop, sambal kecap, dan tempe goreng yang sangat menggoda seleranya.

Tanpa basa-basi lagi, Yudhis mengambil piring dan centong di rak piring. Setelah itu kembali ke hadapan meja makan untuk mengambil sarapannya. Tetapi, saat dia sudah bersiap mengambil nasi di rice cooker, tiba-tiba tangan Nawang menghalanginya.

“Nawang…”

Mata Yudhis memicing pada Nawang. Rasa kesalnya bertambah saat nampak seringai di bibir Nawang.

“Dasar licik!” bathin Yudhis.

“Kalau lo gak minjemin PS5 lagi, gak akan ada lagi sarapan, makan siang, makan malam, apalagi camilan buat lo.”

Yudhis mendenguskan napasnya dengan kasar. Dia taruh lagi piring dan centong di tempatnya dan menjawab ancaman Nawang dengan seringai yang lebih lebar.

“Silakan. Gue bisa makan di luar. Sekalian aja cari istri lagi, terus bilang ke mama kalo selama ini lo bohongin dia.”

Nawang membulatkan matanya lebar-lebar.

“Dasar mama’s boy!” seru Nawang.

“Emang gue anak emak gue, kok. Kenapa? Iri?” Yudhis balas meledek.

Sambil melihat jam di tangannya, dia melewati Nawang. Waktu masuk kantor kurang dari satu jam lagi. Walaupun belum sarapan dan masih sempat, sebagai bos yang baik tidak ada salahnya dia berangkat lebih pagi sesekali.

Langkah kakinya yang begitu jenjang pun dengan sigap menuju pintu keluar apartemennya. Saat pintu itu akan dia buka, sekali lagi Nawang menghalanginya.

“Heh, Yudhistyrex. Awas lo… sampai bilang ke mama kalau kita nikah kontrak. Gue bikin lo dibenci satu Indonesia.” ancam Nawang.

“Hm… gue bisa bikin lo dibenci orang sedunia. Harusnya lo yang takut.” balas Yudhis dengan santai.

Dengan tenaganya yang jelas lebih kuat dari Nawang, dia membuka pintu itu dan akhirnya bisa keluar dari apartemennya.

“AAaa!! KDRT, nih!” pekik Nawang yang tangannya baru saja Yudhis genggam kuat-kuat.

Nawang ingin membalas lagi ancaman Yudhis, tetapi kini pria itu sudah ada di luar. Tidak seperti dalam apartemen mereka yang kedap suara, saat di luar mereka terpaksa khawatir ada orang lain yang mendengar dan melihat. Artinya, bisa saja dengan tanpa sengaja rahasianya bocor gara-gara teriakannya. Karena itu, pada akhirnya Nawang mengurungkan niatnya.

“Sialaaan… kenapa sih, gue harus nikah sama itu Tyrex!?” gerutunya.

Walau menyesal, pernikahan mereka sudah terjadi dan diresmikan oleh KUA. Ini juga sudah keputusan mereka berdua untuk menikah, meskipun seperti yang terlihat, tidak ada cinta di antara mereka.

Benar. Pernikahan mereka memang hanya di atas kertas alias kontrak.

Yudhis memutuskan untuk menikahi Nawang, karena dia membutuhkan tameng dan pencitraan. Di umurnya yang ke 32 tahun, belum sekalipun dia dikabarkan memiliki kekasih sebelum menikah. Padahal dia terbilang tampan, gagah, dan kaya. Gara-gara itu, banyak yang mengira bahwa dia adalah seorang gay. Jadi, saat sahabatnya, Nawang setuju untuk menikah kontrak, dia langsung kegirangan.

Beda lagi dengan Nawang. Dia adalah seorang influencer dengan ratusan ribu follower. Tetapi, sudah beberapa bulan belakangan ratting penonton di media sosialnya macet dan cenderung turun. Karena itu, untuk meningkatkan ratting-nya dia iseng mengajak Yudhis untuk menikah dan menjadi pasangan influencer. Tidak disangka, keisengannya itu ditanggapi baik oleh Yudhis. Dan terjadilah pernikahan ini.

Sudah pasti ada pilihan jalan yang lain bagi mereka yang saling membutuhkan. Tetapi, waktu itu, mereka pikir tidak ada tawaran yang lebih baik dari ini.

Awal Mulanya... Part 1

Sebagai seorang CEO di NTMall, perusahaan e-commerce yang sedang populer, Yudhistira Putra Pandu adalah nama yang cukup dikenal. Tidak hanya karena kecakapannya dalam menjalankan bisnisnya, tapi juga tentu karena parasnya yang menawan.

Dia tidak memiliki visual seperti idola Korea yang menjadi idaman remaja, tetapi juga tidak bisa dibilang segagah Chris Hemsworth si pemeran Thor yang berbadan kekar. Dia berada di tengah-tengah kedua kategori itu. Namun, bukan berarti fisiknya biasa-biasa saja. Istilahnya, dia adalah standar tertinggi ketampanan para pria. Karena itu, tidak salah kalau banyak wanita yang mengincarnya untuk dijadikan kekasih.

Meski demikian, hampir tidak ada perempuan yang berhasil dekat dengannya. Sampai-sampai banyak orang yang mengira bahwa Yudhis adalah seorang penyuka sesama jenis. Ada pun cuma dua orang perempuan, yang tidak lain adalah Ibunya sendiri dan seorang gadis bernama Dinda Ayu Nawangsih atau yang biasa dipanggil Nawang.

Nawang adalah teman sekaligus saingannya saat SMA. Mereka saling mengenal saat ujian masuk SMA yang mana dalam ujian tersebut mereka mendapatkan total nilai yang sama dan sama sama peringkat 1. Semenjak itu, dua orang yang tidak pernah mau kalah itu pun saling bersaing dan akhirnya menjadi sahabat dekat seperti sekarang.

Banyak yang mengira bahwa suatu saat mereka akan berpacaran. Tetapi, ternyata sampai usia mereka 30 tahun pun hubungan mereka masih sama saja.

Yudhis lebih senang fokus pada pekerjaannya, sedangkan Nawang yang sudah beberapa kali gonta-ganti pacar belum ingin menjalin hubungan serius dengan siapapun. Namun di samping itu, keduanya tetap bisa menyempatkan waktu untuk bertemu walau sekedar bermain game online.

“Haa….”

Helaan napas dari mulut Nawang sudah berkali-kali terdengar di telinga Yudhis.

“Lo kenapa?”tanya Yudhis tanpa memalingkan pandangannya dari layar televisi sebesar 80 inchi di hadapannya. Tangannya juga masih mengutak atik controller untuk menjalankan karakter game-nya.

“Lagi bingung gue. Belakangan view gue gak sebanyak biasanya.”jawab Nawang.

Nawang adalah seorang content creator dengan jumlah subscriber yang cukup banyak sebenarnya. Bahkan ada masa di mana dia trending selama berminggu-minggu. Tapi sekarang nampaknya Nawang sudah melewati puncaknya.

“Viewer lo udah bosen kali sama konten lo. Emang selama ini lo ngapain aja, sih?”

“Yaaa… banyak. Kayaknya hampir semuanya udah gue lakuin.”

“Lo ga mau nyoba ngundang orang terkenal buat kolab di channel lo? Kayaknya belakangan lo udah jarang kan, sejak putus dari Firman?”

Diingatkan lagi soal mantannya, dengusan napas Nawang kembali terdengar. Sungguh, di antara para mantannya, Firman itu yang membuatnya paling jengkel. Bisa-bisanya dia nuduh Nawang berselingkuh dengan Yudhis, padahal Firman sendiri lah yang sebenarnya selingkuh.

“Tapi, omong-omong soal orang terkenal, bukannya di sini…”batin Nawang.

Mata bulatnya melirik ke orang yang dimaksud seraya meletakkan controler di tangannya. Dengan sigap, dia meraih ponsel pintar di saku celana trainingnya lalu menyalakan kamera untuk dia hadapkan ke arah Yudhis.

“Weiss! Apaan, nih?”seru Yudhis yang menyadari apa yang sedang Nawang lakukan.

“Ssst… udah, lanjut main aja. Siarannya bentar lagi mulai, nih.” ujar Nawang sambil menekan tombol ‘start’ di aplikasi streaming yang biasa dia gunakan.

‘Klik!’

Siaran pun dimulai. Meskipun tanpa pengumuman apapun dari Nawang tentang streaming ini, beberapa penonton mulai berdatangan. Kurang lebih ada 100 orang yang telah masuk untuk menonton streaming dari channel Nawang.

“Wah, guerrilla streaming nih, tumben.”tulis salah satu viewer.

“Dewiku streaming tiba-tiba nongolin cowok.” ujar komentar lainnya.

“Tapi, kayaknya kenal sama itu cowok.”

“Iya. Kayak gak asing.”

Senang dengan reaksi para penontonnya, Nawang pun menyapa mereka.

“Hai, Guys! Lihat deh, aku bareng siapa!”

Mereka menjawabnya dengan berbagai dugaan.

“Bukan pacar baru kamu kan, cantik?”

“Oh, nooo!”

“Eh, bukannya itu CEO NTMall, ya?”

Karena ada yang menjawab dengan benar, Nawang pun menyahut, “Wah! Mata kalian jeli banget! Kalian pasti gak nyangka kan kalau CEO NTMall yang berkali-kali nongol di majalah bisnis 4Best bisa nongol juga di channelku?”

Tanggapan mereka,

“Beneran CEO NTMall! Itu Yudhistira!”

“Kok bisa sama Mbak Nawang?”

“Buset! Sekarang channelnya Nawang mau bahas bisnis juga?”

“OMG! Bakal pecah kepalaku. Di kantor bahas kerjaan, masa di sini juga bahas beginian?”

Di luar sana, Yudhis juga dikenal sebagai orang yang lumayan kaku bagaikan es batu. Padahal sebenarnya dia hanya menjaga image.

“Ckckck! Tenang aja, guys! Aku juga gak suka bahas soal hal-hal sulit.”

Dahi Yudhis mengerut mendengar pengakuan Nawang. Pikirnya, “Dusta banget ini orang. Thesisnya yang nangkring di perpus Harvard itu apaan kalau bukan hal sulit?”

“Oke. Sampai sini aja ya streaming gerilya kita. Nantikan video kolab bareng Pak CEO ganteng ini di channelku tiga hari lagi! Kalian yang mau nanya-nanya ke Pak Yudhistira, silakan tulis di kolom komentar archive video ini, ya! Bye!”tutupnya.

Siaran pun Nawang akhiri dengan menekan tombol yang sama. Dan sekarang, saatnya menghadapi amarah Yudhis yang agaknya sudah mencapai ubun-ubun.

Bagaimana dia tidak marah, kalau tiba-tiba direkam siaran langsung saat dirinya sedang asyik main dengan pakaian yang kelewat santai? Mau ditaruh di mana wibawanya selama ini?

“Wang, lo yang bener aja lah!”sentak Yudhis kesal.

“Sorry… habisnya kesempatan kan, ada orang terkenal di sebelah gue. Toh, ini juga saran lo.”alasannya.

“Kayaknya lo ga ada nyesel-nyeselnya tuh? Maafmu palsu! Gimana kalau di channel lo itu ada rekan bisnis dan anak buah gue? Bisa-bisa gue diketawain sama mereka. Lo tuh, ya! Gue udah capek-capek bikin image atasan yang tegas supaya mereka bisa disiplin dan percaya sama gue. Malah lo ancurin. Emang…”

Mendengar rentetan omelan Yudhis itu, Nawang pun menutup telinganya rapat-rapat. Dia seketika menciut, karena tahu bahwa dia tidak akan menang kalau Yudhis sudah mengomel.

“Yudhis, gak baik loh marah-marah begitu. Yang sabar. Nanti cepat tua. Ingat, kamu udah 32 tahun.”ujar seorang wanita paruh baya yang datang membawa beberapa tas belanjaan bertuliskan merk-merk terkenal.

“Tante Rista! Tolongin Nawang, Tante!”seru Nawang sambil berlari menuju dewi penyelamatnya yang dia panggil Tante Rista itu.

“Ma, gak usah dengerin tuh Nawang laba-laba!”

“Diem lo, Yudhistyrex!”

Melihat tingkah dua anak dewasa itu, Tante Rista pun mendengus..

“Kalian itu, yaa… gak pernah berubah! Begini terus dari semenjak kenal!”

Lanjutnya, “Apa lagi kamu, Dhis! Masa ke cewek kayak gitu? Siapa yang ngajarin?”

Kali ini Yudhis lah yang menciut. Dia tidak berani melawan ibunya sendiri.

“Lagian, menurut Mama malah bagus sesekali kamu kelihatan santai. Bos itu gak boleh ditakuti bawahannya, tapi dihormati.”ucapnya lagi.

“Tuh! Dengerin!”timpal Nawang pada Yudhis yang kemudian malah mendapat jitakan dari Tante Rista.

“Kamu juga! Awas kalau anak tante yang ganteng ini kelihatan jelek di channel kamu! Pastiin dia dapet pacar setelah nongol di channel kamu! Tante gak mau anak tante diledek gay lagi!”perintah Tante Rista.

“Siap, Tante! Terima kasih atas dukungannya!”jawab Nawang dengan lantang.

“Ya, sudah. Tante mau bawa belanjaan dulu ke kamar.”

“Nawang bantuin, ya!”

Dengan riang, Nawang pun mengambil sebagian besar tas belanjaan itu dan dia bawa ke kamar yang dimaksud.

Yudhis yang ditinggal dua wanita terdekatnya itu hanya bisa meratapi nasib sialnya. Padahal kalau Nawang sendirian, dia bisa mengalahkannya. Tapi, kalau sudah berurusan dengan Mamanya, hasilnya selalu dia yang kalah. Dan akhirnya dia harus menuruti keinginan Nawang untuk muncul di channelnya.

Awal Mulanya... Part 2

Siaran rencananya akan dilaksanakan siang hari ini. Dalam waktu semalam, Nawang segera mengumpulkan bahan materi yang akan mereka bawakan. Walau temanya santai, Nawang berpikir bahwa perencanaan itu tetap wajib.

“Sialan banget. Padahal ini hari libur yang udah lama gue nantiin, malah lo manfaatin.” gerutu Yudhis yang sejak semalam masih belum bisa menurunkan emosinya.

“Ih… orang bentar doank, kok! Sejam juga gak ada.”kata Nawang.

“Maksudnya setengah jam setelah di-edit? Aslinya berjam-jam? Gitu kan?”Yudhis membalas.

“Nggak. Orang ini siaran langsung, kok… gue gak bohong! Kapan sih, gue bohongin lo?”

Yudhis memutar bola matanya jengah.

“Ya iya, sih. Tapi, lo sering banget ngejebak gue.”

Seakan tidak mendengarnya, Nawang pun memalingkan muka dari Yudhis.

“Haaa… percuma aja kayaknya gue ngomong. Awas aja lo nanti.” ancam Yudhis.

Nawang tahu bahwa ancaman Yudhis itu bukan omong kosong. Pria itu tidak pernah main-main dengan ancamannya. Tetapi, saat ini Nawang membutuhkan Yudhis dan dia harus siap menghadapi konsekuensi apapun.

“Wang, udah siap semuanya, nih!” seru Tina, asisten Nawang yang akan membantunya mengambil gambar hari ini.

Kamera sebanyak tiga buah sudah menyala. Begitu pula lighting di beberapa sudut yang akan mempercantik gambar mereka. Nawang dan Yudhis pun duduk di tempat yang disediakan.

Di sana sudah tertata sebuah meja dan dua buah kursi yang dipasang berseberangan. Di meja itu juga terdapat dua buah mic yang menghadap satu sama lain.

“Siap, ya? Mulai!”Tina memberi aba-aba.

Streaming pun dimulai. Seperti biasanya, Nawang membuka streamingnya dengan sapaan khasnya.

“Hai, semuanya! Now on Nowang balik lagi, nih! Seperti yang kemarin udah ku bilang, hari ini kita kedatangan tamu spesial yang bahkan aku sendiri pun gak nyangka bisa dateng, saking sibuknya.”

Kamera kemudian berpindah menyorot pria tampan berpakaian semi kasual yang ada di samping Nawang.

“Selamat datang, Yudhistira Putra Pandu! Mungkin bisa disapa dulu para viewer kita hari ini. Silakan!”

Wajah Yudhis yang tersorot di layar rupanya cukup membuat heboh para penonton. Dan hebatnya, sebagian besar dari mereka mengaku jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.

“Halo. Saya Yudhis. Salam kenal semuanya!” sapa Yudhis dengan penuh senyuman yang membuat para penonton klepek-klepek.

“Hari ini, mumpung ada orangnya langsung, nih. Kita akan kepoin Yudhis habis-habisan. Supaya pada tahu nih, sebenernya dia orang yang kayak apa, sih?”

Masih dengan senyuman penuh pencitraannya, Yudhis membalas, “Kayaknya kudu ati-ati nih, saya.”

“Tenang aja. Aku udah milah-milah pertanyaan dari netizen yang udah komentar di video sebelumnya. Dijamin semua aman, kok.” lanjutnya, “Oh, iya! Yang mau kirim pertanyaan sekarang juga masih bisa. Caranya seperti biasanya, ya.”

Cara ‘biasa’ yang Nawang maksud adalah fitur Happy Chat pada platform siaran yang bisa dipakai dengan menggunakan uang digital. Dari sanalah sebagian pundi-pundi uang Nawang dapatkan selama ini.

Setelah pembukaan, mereka pun memulai sesi tanya jawab. Pembicaraan mereka mengalir dengan cukup seru, sampai-sampai penonton yang awalnya sudah skeptis dengan pembicaraan kaku pun bisa menikmati.

Hebatnya lagi, penonton Nawang yang biasanya mentok di angka 600-an kini melonjak hingga berkali-kali lipat. Dan sebagian besar dari mereka datang untuk menonton Yudhis. Gara-gara itu, channel Nawang pun menjadi trending hanya dalam 30 menit.

Lalu, sampailah pada sebuah pertanyaan yang paling banyak dikirimkan oleh para netizen.

“Ada yang nanya, nih. Yudhis sekarang punya pacar gak, sih?”

Begitu pertanyaan itu dilontarkan, mata Yudhis langsung tertuju pada Nawang.

“Sayangnya gak punya. Yang ada saya lagi bertepuk sebelah tangan, nih.”

Dua alis Nawang bertaut. Ini pertama kalinya dia mendengan soal itu.

“Jangan-jangan cerita bohongan. Emang Yudhis lagi naksir siapa?” batin Nawang.

Tapi, Nawang juga berpikir kalau saat ini ada hal yang lebih menarik untuk ditanyakan.

“Wah… jangan-jangan selama ini kamu gak pacaran, karena nungguin, nih?”

Tanpa mengalihkan tatapannya, Yudhis menganggukkan kepalanya.

“Yah… dia jadi cewek gak peka banget soalnya.”

Mendengar pengakuan itu, penonton pun semakin menggila.

“Cewek?”

“Yudhistira suka cewek ternyata!”

“Eh, sumpah! Gue pikir dia beneran gay.”

“Enak aja! Kang Mas gue gak mungkin gay!”

“Jangan-jangan, cewek yang dimaksud itu akuwh~”

“Kepedean lo!”

Kira-kira demikian komentar mereka.

Memang saking tidak ada kabar apapun soal kehidupan pribadi salah satu pria terpopuler di Indonesia itu, cukup banyak yang berspekulasi tentang orientasi seksualnya. Tidak hanya itu, beberapa perempuan cantik dari kalangan selebritis dikabarkan pernah ditolak olehnya. Ada pula yang bahkan mencoba membuat gosip dengan berpura-pura menjadi pacar Yudhis yang akhirnya malah dituntut menyebarkan berita bohong.

“Kira-kira kamu ada pesan buat cewek itu gak? Yah… barang kali habis ini kalian bisa jadian.”

Sambil memangkukan kepalanya di tangan, Yudhis menjawab, “Hm… Oke. Dia mungkin gak tahu seberapa berusahanya saya buat dapetin dia. Saya cuma berharap supaya dia sadar dan memberi sinyal balasan saja. Saya gak peduli dia suka balik sama saya atau nggak. Kalau dia sadar dan menjauh dari saya, mungkin saya akan langsung menyerah.”

“Loh kok gitu?” Nawang terlihat tidak terima dengan kepasrahan Yudhis.

“Soalnya, cinta satu arah itu lumayan melelahkan. Apalagi aku sama dia udah lama saling kenal.”

Nawang memicingkan matanya.

“Lama kenal? Siapa?” pikirnya.

Nawang lalu berkata, “Yah… aku sih cuma bisa doain semoga kalian cepat bersatu.”

Setelah itu, Nawang menanyakan pertanyaan lainnya dari netizen. Dan beberapa menit kemudian, sampailah pada akhir siaran mereka hari ini.

“Oke! Hari ini kita sampai di sini aja. Makasih banget buat Yudhistira. Padahal dia sibuk banget, tapi sempet-sempetin buat datang ke sini. Semoga kamu betah dan mau kalau dipanggil lagi.” ujar Nawang sebelum menutup.

“Oh, jelas lah.” sahut Yudhis dengan santai.

“Kalau begitu, sampai jumpa lagi di Now on Nowang, guys! See you!” tutupnya.

Begitu kamera dimatikan, Yudhis segera beranjak dari tempat duduknya.

“Gue mau ke toilet dulu.” pamitnya.

Sambil melihat archive dari siaran tadi dari ponselnya, Nawang menjawab, “Oke.”

Dengan terburu-buru, Yudhis keluar dari set menuju toilet. Di sana, dia tidak berniat untuk melaksanakan hajatnya. Justru, dia mengeluarkan ponselnya untuk menelfon seseorang.

“Kris, kamu bikin editannya sekarang! Jangan ditunda-tunda kalau mau naik jabatan!” perintahnya pada orang di seberang telfon itu.

“Siap, Pak! Barusan malah udah saya upload di channel kloningan saya.”

“Bagus. Sekalian kamu bikin viral di berita nasional. Biar tahu rasa si Nawang gimana rasanya dijebak.”

Kira-kira jebakan Yudhis itu apa, ya?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!