Nasya nama gadis belia itu.Umurnya 15 tahun.Saat ini ia duduk di bangku SMP dan ia baru saja selesai menjalani ujian nasional.Kelulusan sudah di depan mata.Ada kebahagiaan dan kesedihan yang sekaligus terpancar dari sorot matanya.
Nasya Adelia nama lengkapnya.Ia memang terlahir dari keluarga kurang mampu.Bapaknya hanya seorang kuli bangunan.Ibunya hanya seorang buruh serabutan.Kehidupan sehari harinya sangatlah sulit.Bisa makan saja Nasya sekeluarga sangat bersyukur.Tapi kehidupan yang pas pasan itulah yang menempanya menjadi sosok yang kuat dan tangguh.Ia tak akan menyerah begitu saja sebelum apa yang ia impikan ia dapatkan.
Hari ini Nasya libur tidak ke sekolah.Setelah pelaksanaan ujian akhir sekolah diliburkan selama 3 hari.Nasya berencana untuk membantu ibunya bekerja serabutan.
"Mak.hari ini mau kemana?"tanya Nasya pada ibunya
"Emak mau ke ladang Pak Husen mengambil rumput.Kemarin Pak Husen meminta emak untuk mencarikan rumput untuk kambingnya"jawab emak
"Ooh..ya sudah mak,hari ini Nasya mau bersih bersih rumah dulu mak"kata Nasya
"Iya sya,emak jadi bisa berangkat selesai masak"timpal emak
"Emang emak masak apa?"tanya Nasya
"Cuma bening sawi sya,nanti kamu beli kerupuk ya buat lauknya"suruh emak
"Iya mak"kata Nasya
Nasya pun bergegas mengambil sapu.Dibersihkannya seluruh ruangan dirumahnya.Rumah yang ditinggali Nasya bukanlah rumah yang besar.Hanya rumah kecil dengan 2 kamar tidur.Itupun peninggalan kakeknya.Letaknya masih di pelosok kampung.Dan udaranya pun masih tergolong sejuk.
Setelah menyapu,Nasya mencuci piring.Dapur kecil yang ditinggalkan emaknya setelah selesai masak memang masih berantakan.Walaupun tidak banyak peralatan masaknya,tapi Nasya tidak menyukai tempat yang berantakan.
Disela sela aktivitas bersih bersihnya adik Nasya satu satunya memanggilnya.
"Mbak,emak kemana mbak?"tanya Ayuna
Ya,adeknya Nasya bernama Ayuna.Usianya 10 tahun dan baru duduk di kelas 4 SD.
"Emak udah berangkat nyari rumput Na,,ada apa?"Nasya balik tanya
"Ga papa mbak.Emak udah masak belum mbak,aku laper"kata Ayuna
"Udah,tapi emak masak bening sawi doang.Kamu beli kerupuk dulu kalo mau makan.Mbak masih nyuci piring ini"jawab Nasya
"Iya mbak"kata Ayuna
Nasya dan Ayuna memang sudah terbiasa makan seadanya.Mereka tidak pernah menuntut orang tuanya untuk bisa memberinya ini itu.Mereka sadar orangtuanya bukanlah orang kaya yang bisa memenuhi setiap keinginan mereka.Bisa makan dan bersekolah saja sudah merupakan berkah tersendiri bagi keduanya.Melihat kerja keras orang tuanya untuk bisa mencukupi kebutuhan mereka membuat keduanya rela menahan setiap keinginan yang tak mungkin didapatkannya.
Selesai membersihkan dapur Nasya beranjak ke kamarnya.Di ambilnya pakaian kotor miliknya dan Ayuna.Lalu pakaian kotor bapak ibunya yang ada di kamar ibunya.Nasya merendam pakaian kotor itu di bak besar d kamar mandi.Ya,Nasya sadar orang tuanya telah bekerja keras menghidupi dia dan adiknya.Maka sebisa mungkin Nasya melakukan pekerjaan rumahnya agar beban orang tuanya sedikit berkurang.
Tak lama Nasya kembali ke dapur.Di ambilnya 2 piring nasi untuknya dan Ayuna.Sambil menunggu adiknya pulang Nasya menyelonjorkan kakinya di kursi usang ruang tamu rumahnya.Sekedar untuk menghilangkan penat setelah membereskan rumahnya.
"Mbak ini krupuknya"kata Ayuna yang tiba tiba muncul di depan pintu
"Kamu itu ngagetin aja Na"kata Nasya sambil mengelus dada karena kaget
"Habisnya mba Nasya melamun mulu.Mikirin apa si mbak"tanya Ayuna
"Ngga mikirin apa apa kok.Ya udah makan yuk,mbak juga udah laper ini"kata Nasya
Nasya bergegas mengambil nasi yang tadi sudah disiapkannya.Tak lupa ia mengambil sayurnya.
"Mbak,habis ini mau kemana mbak"tanya Ayuna pada Nasya
"Ga tau Na,palingan mau nyusul emak ke kebun Pak Husen.Kamu mau ikut?"tanya Nasya
"Ga ah mbak.Eh mbak,kita ke kali aja yuk nyari kerang.Kan lumayan bisa buat lauk besok"kata Ayuna
"Tapi emak ga ada yang bantuin dong"kata Nasya
"Mbak,emak kan udah berangkat pagi pagi tadi.Lagian mbak kan libur juga,jadi semua pekerjaan rumah kan udah beres.Emak jadi bisa langsung istirahat ntar dari kebun Pak Husen"balas Ayuna
"Kamu bener Na,kalo kita nyari kerang kan emak besok ga perlu mikir mau lauk apa kita besok"kata Nasya membenarkan
"Nah itu mbak Nasya pinter"kata Ayuna
"Ya udah,habis makan kita berangkat"kata Nasya memutuskan
**********************
Nasya dan Ayuni jalan setapak menuju kali untuk mencari kerang.Di kali yang bersumber dari Rawa Pening itu memang masih alami dan belum tercemar limbah sama sekali.Masih banyak kerang yang bisa diambil untuk dijadikan lauk sehari hari.
Sepanjang mata memandang terhampar sawah luas yang menghijau.Dengan gemericik air kali yang mengalir tenang menambah syahdunya suasana di pagi menjelang siang itu.Nasya dan Ayuna melangkahkan kakinya perlahan.Kebisuan menghinggapi keduanya.Larut dan tenggelam dalam pemikiran masing masing.
"Mbak,mau nyari disebelah mana?"tanya Ayuna memecah keheningan
"Sebelah sana aja Na,,disana airnya tenang dan biasanya banyak kerangnya"jawab Nasya
"Oh..oke mbak"kata Ayuna
Keduanya melepas sandal mereka d tepian kali.Memastikan agar sandal sandal itu aman dan tidak terbawa arus air kali.Lalu keduanya masuk ke dalam air.Menunduk dan mengais ke dalam dasar kali.Karena biasanya kerang kerang itu bersemayam di dalam pasir kali yang lembut.
"Mbak,bener kata mbak Nasya,kerangnya banyak"ujar Ayuna dengan wajah berbinar senang
"Iya Na,cepet dapat banyak kita kalo disini"kata Nasya
"Nanti kalo dapat banyak dimasak oseng pedas juga ya mbak"kata Ayuna menyatakan keinginannya.
"Siap adek cantik.Makanya semangat nyarinya biar dapat lebih banyak lagi"tukas Nasya
"Siap bos!"kata Ayuna serasa mengangkat tangannya ke samping kepalanya tanda hormat.
Keduanya lalu terdiam,fokus pada kegiatannya mencari kerang.Saat ember kecil yang dibawanya penuh kerang mereka naik ke tepi untuk memasukkan kerang itu ke dalam karung kecil yang mereka bawa.Lalu mereka akan masuk ke kali lagi untuk mencari kerang.
Hingga tanpa terasa waktu berlalu begitu saja.Karung kecil yang mereka bawa telah penuh dengan kerang.Begitu juga dengan ember kecil keduanya.Dengan wajah ceria keduanya bersiap siap untuk pulang.Tak peduli dengan tubuh basah kuyup keduanya.Mereka kembali melintasi jalan setapak yang tadi dilewatinya.
"Nasya!Ayuna!"sebuah suara mengusik perjalanan Nasya dan Ayuna.
Mereka menoleh bersamaan.Dan terlihat laki laki seumuran Nasya berjalan cepat mendekati mereka.Dia adalah Setia.Teman sekampung dan juga satu sekolah dengan Nasya.
"Kalian darimana?"tanya Setia setelah sampai di hadapan Nasya dan Ayuna.Matanya menatap pada karung yang digendong Nasya.
"Ini Set,kami habis dari kali nyari kerang"jawab Nasya"Kamu sendiri darimana Set?"lanjut Nasya balik bertanya.
"Aku dari sawah,nganterin makan siang buat bapak yang lagi nyangkul"jawab Setia"Dapet banyak juga ya kerangnya.Mau dibikin apa emangnya"lanjutnya
"Aku mau dibikinin oseng kerang pedas Mas,kayaknya enak"Ayuna yang menjawab pertanyaan Setia
"Emangnya kamu doyan yang pedas pedas?Ntar mules lagi"gurau Setia pada Ayuna
"Doyan lah Mas,makan kalo ga pedas itu rasanya gimana gitu"balas Ayuna
"Dia mah pecinta pedas Set.Udah sering mules juga masih aja makan yang pedas pedas"tukas Nasya
"Biarain lah mbak,,mules juga aq yang rasain"balas Ayuna
"Iya,tapi mbak yang repot ngurusin kamu"sahut Nasya
"Ha ha ha"ketiganya tertawa bersama
"Oh ya Sya,rencananya setelah lulu kamu mau lanjutin sekolah kemana?"tanya Setia
Nasya menghela nafas dalam"Entahlah Set,pengennya sih ke SMK aja,tapi ga tau bisa apa engga.Kayanya keadaan emak sama bapak juga ga memungkinkan buat aku sekolah lagi"
Setia menatap Nasya dalam.Ia melihat keinginan Nasya untuk bisa sekolah lagi begitu besar.Tapi keadaan orang tua Nasya dan Ayuna yang notabene keluarga kurang mampu memang tidak mendukung keinginan temannya itu.
"Sabar ya Na"kata Setia"Eh gimana kalo kamu coba lewat jalur beasiswa aja,,siapa tau bisa Sya"
Nasya menatap Setia ragu."Emang bisa Set?"tanyanya
"Dicoba aja dulu.Siapa tau bisa"jawab Setia"Nanti coba aku tanyakan sama sepupu aku yang sekolah di SMK"lanjutnya
"Oh iya,,makasih ya Set,semoga aja ada kesempatan"kata Nasya
"Iya,nanti aku kabari Sya.Aku duluan ya Sya,Na"pamit Setia
"Iya Set"balas Nasya.Ditatapnya punggung Setia yang berlalu meninggalkannya dan Ayuna.Dalam hati Nasya berdoa semoga akan ada kesempatan buat Nasya melanjutkan sekolahnya meskipun itu lewat jalur beasiswa.
Nasya dan Ayuna baru saja selesai merebus kerang yang tadi dicarinya.Setelah agak dingin mereka memisahkan daging kerang dari cangkangnya.Butuh waktu yang cukup lama untuk mereka menyelesaikannya.Sampai emak pulang dari kebun Pak Husen pun mereka belum selesai membersihkan kerangnya.
"Loh Sya,kamu ngajak adikmu nyari kerang ke kali"tanya emak.Ditatapnya wajah Nasya dan Ayuna bergantian.
"Ayuna tadi yang ngajakin Mak,katanya pengen kerang ditumis pedas"jawab Nasya
"Ooh,tapi besok lagi kalo mau ke kali bilang dulu ya.Emak takut ada apa apa kalo kalian pergi berdua saja"tukas Emak
"Iya Mak,maafkan kami"kata Ayuna
Emak tersenyum mendengar kata kata anaknya.Hatinya penuh dengan rasa syukur.Meskipun keadaannya bersama sang suami jauh dari kata mapan,tapi mereka diberkahi dengan anak anak yang selalu mengerti dengan keadaan orangtuanya.
"Emak udah selesai ngambil rumputnya mak?"tanya Nasya
"Udah Sya.Pak Husen minta diambilkan 2 ikat besar sama buat besok sekalian katanya.makanya Emak agak sore ini baru pulang"jawab Emak
"Emak makan dulu mak,ini kan udah mau sore"kata Nasya
"Iya,emak mau mandi dulu.lengket rasanya badan emak"tukas Emak
"Na,kamu bisa ga siapin makan dulu buat emak.biar emak langsung makan nanti habis mandi"kata Nasya pada Ayuna
"Iya mbak.tapi mbak Nasya cepetan ya bersihin kerangnya.aku juga udah laper mbak."kata Ayuna
"Iya,ini juga tinggal sedikit.ntar langsung mbak masakin buat kamu"balas Nasya
Ayuna lalu beranjak untuk menyiapkan makan buat emaknya.Sekalipun Ayuna masih kelas 4 sekolah dasar tetapi emak dan kakaknya selalu mengajarinya untuk tidak menjadi anak manja.Sebisanya iapun membantu meringankan beban kedua orangtuanya.Sama seperti apa yang dilakukan Nasya.
Selepas isya,Nasya membereskan semua buku buku sekolahnya.Dikemasnya buku buku yang sudah tidak terpakai itu ke dalam sebuah kardus.Disusunnya dengan rapi dan diberinya tanda agar bila kelak ia membutuhkannya ia lebih mudah mencarinya.
Buku buku yang sekiranya masih bisa ia pakai pun ia sendirikan.Entah mengapa dalam hatinya merasa bahwa ia akan melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMK.Padahal ia sendiri tak tau apakah ada kesempatan atau tidak.Mengingat keadaan orang tuanya,Nasya tidak mau terlalu berharap.Namun keinginannya sangatlah besar.Besar harapannya untuk bisa mengubah nasib demi kehidupan orangtuanya.
"Mbak,ada mas Setia tu nyariin mbak"seru Ayuna yang tiba tiba masuk ke dalam kamar mereka
"Ayuna,ngagetin aja kamu"seru Nasya
"Ha ha ha,makanya mbak jangan sambil ngalamun.udah cepetan ditungguin mas Setia"balas Ayuna
Nasya melangkahkan kakinya keluar kamar.Dicarinya Setia yang ternyata menunggunya di depan rumahnya.
"Setia,kenapa menunggu di luar.ayo masuk dulu"kata Nasya
"Ah ga usah Sya,aku cuma sebentar.aku disuruh ibu ke warung Sya"balas Setia
"Oh trus kenapa kesini,warungnya kan masih di depan sana"tanya Nasya
"He he,itu Sya,aku cuma mau kasih tau kalo di SMK Bina Bakti masih ada penerimaan siswa baru melalui jalur beasiswa.Jadi kamu bisa coba daftar kesana.Siapa tau masih rejeki kamu Sya"
"Ooh,,oke Set,makasih ya buat infonya.Kamu emang best friend deh"seloroh Nasya sambil tersenyum
"Bisa aja kamu Sya"tukas Setia sambil tersenyum.Dalam hatinya terbit segenggam pilu,karena ia berharap Nasya menganggapnya lebih dari sekedar teman."Ya udah aku ke warung dulu ya,takut ibu nyariin"pamitnya
"Iya,makasih ya.kamu hati hati ke warungnya,kalo jatuh bangun sendiri nanti"kata Nasya.Setia tertawa mendengar kelakar garing Nasya.Senyuman Nasya mampu membungkus kepiluan hatinya atas cintanya yang tak terbalaskan.
"Tumben Setya kesini Sya,ada apa"tanya bapak saat Nasya telah kembali masuk ke dalam rumah.
"Ga papa pak,tadi cuma ngasih tau acara di sekolah aja buat perpisahan"jawab Nasya.
"Oo ya udah.Kamu kesini Sya,emak sama bapak mau ngomong sama kamu"kata bapak
"Iya pak"jawab Nasya.Lalu ia pun mengikuti bapaknya untuk duduk di lantai yang beralas tikar.Sedangkan sang emak sudah menunggunya disana sambil menonton tv.
"Ada apa ya mak pak"tanya Nasya.Dalam hatinya terbersit pertanyaan,apakah kesalahan yang telah ia lakukan?.
"Sya,kamu kan sebentar lagi lulus smp.apa kamu ada rencana mau apa setelah lulus nanti?"tanya bapak
Sejenak Nasya menghela nafasnya dalam dalam.Ditatapnya wajah emak dan bapaknya.Ada setitik keraguan dihatinya untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya.Namun ia akan mencobanya.
"Sebenarnya Nasya pengen lanjut ke SMK mak,pak.tadi Setya kesini sebenere ngasih tau kalo ada jalur beasiswa di SMK Bina Bakti.Nasya pengen coba,tapi itupun kalo emak sama bapak kasih ijin"kata Nasya dengan suara bergetar.Ada sedikit ketakutan yang tersirat,namun iapun juga lega telah mengungkapkan apa keinginannya.
"Sya,bukannya bapak sama emak ngga boleh kamu sekolah lagi.Tapi kamu tau kan gimana keadaan emak sama bapak".kata bapak
"Iya pak,Nasya ngerti kok.Nasya juga ga menuntut apa yang Nasya harus emak bapak penuhi"kata Nasya lirih.
"Seandainya kamu bisa nerusin,kamu mau ambil jurusan apa Sya"tanya emak
Nasya tersenyum tipis mendengar pertanyaan emaknya."Nasya pengen ambil jurusan tata boga mak.Nasya pengen bisa punya restoran apa cafe mak"ungkapnya.
"Tapi kita ini orang ga mampu nak,modal darimana kalo mau bikin restoran"kata bapak
Nasya tersenyum mendengar kata kata bapaknya.Iapun paham dengan kekhawatiran bapaknya"Pak,kita ini memang orang ga punya.Tapi nasib kita ya akan begini terus kalo kita sendiri ga mengubahnya.Buat Nasya yang penting itu doa restu emak dan bapak.Seberat apapun nantinya jalan yang akan Nasya lalui,asal ada doa restu emak dan bapak Nasya yakin semua akan baik baik saja"kata Nasya.
Bapak menghela nafasnya.Ditatapnya wajah putri sulungnya itu.Ia tahu betul bahwa Nasya bukanlah anak yang mudah menyerah pada keadaan.Lalu tatapannya berpaling pada istrinya"Gimana kalo menurut emak?"tanyanya.
Sebagai kepala keluarga tentunya ia harus memikirkan langkah ke depannya,apalagi ini berkaitan dengan masa depan putrinya.Ia tak boleh egois karena kebahagiaan anak anaknya adalah tanggungjawabnya.
"Emak ngikut aja gimana baiknya.Emak akan selalu mendoakan dan mengusahakan yang terbaik buat keluarga kita"kata emak
Bapak terlihat menarik nafas dalam dalam.Ia terlihat menimbang keputusan yang akan diambilnya.Berat baginya memutuskan hal yang sulit ini.Namun bagaimanapun,ini adalah kewajibannya sebagai seorang kepala keluarga.
"Baiklah Sya,kamu boleh sekolah lagi.Tapi bapak minta kamu juga bisa mengerti keadaan Emak dan Bapak.Sebisanya bapak akan berusaha untuk menanggung sekolah kamu.Doakan Emak dan bapak agar dikuatkan dan dimudahkan jalannya sama Allah"kata bapak
Mata Nasya berkaca kaca mendengar keputusan bapaknya.Sekali kedip saja bulir bening itu membasahi pipinya.
"Terimakasih pak,mak.Nasya janji akan berusaha sebaik mungkin.Doakan Nasya juga mak,pak"balas Nasya seraya mencium tangan kedua orang tuanya.Bulir beningpun akhirnya mengalir membasahi pipinya.Tak terkira betapa bahagianya Nasya mendengar keputusan orangtuanya.
"Jangan kecewakan Emak sama Bapak ya Sya.Kamu harapan kami untuk bisa merubah nasib kita menjadi lebih baik.Emak yakin kamu bisa menjadi kebanggan kami Sya.Kamu anak yang bisa diandalkan"kata Emak mewanti wanti.
"Iya mak.Nasya janji akan bersungguh sungguh.Doakan Nasya ya mak pak,semoga impian Nasya bisa terwujud agar Nasya juga bisa nyenengin Emak sama Bapak besok"kata Nasya
"Doa kami tak pernah putus nak,karna hanya itu bekal terbanyak yang bisa kami berikan"sahut Bapak
"Ya sudah,sana kamu istirahat.Jangan lupa siapkan persyaratan buat pendaftarannya"kata Emak
"Iya mak"kata Nasya seraya beranjak ke kamarnya meninggalkan emak dan bapak.
"Semoga bapak ga salah ambil keputusan ya mak."ujar bapak
"Iya pak.kasihan Nasya,sepertinya keinginannya untuk bisa sekolah lagi begitu besar"balas emak
"Sebenarnya bapak kurang yakin bisa membiayai sekolah Nasya lagi mak,tapi melihat semangat Nasya bapak jadi ga tega buat menolaknya"ungkap bapak.Tersirat kekecewaan dalam nada bicaranya.Kecewa karna tak bisa menyenangkan putri putrinya.
"Semoga kita diberi kekuatan dan kemudahan pak.Jika memang ini rejeki kita pasti akan selalu ada jalan"ujar emak menenangkan suaminya.Ia maklum dengan kekhawatiran suaminya karna memang mereka orang tak mampu.
"Aamiin,,semoga saja mak"
Setelah melalui serangkaian acara,maka Nasya dan teman temannya dinyatakan lulus.Drama perpisahan pun terjadi.Tawa dan airmata menjadi pengiring termanis saat perpisahan.Pelukan dan jabat tangan pun menjadi salam terhangat.Berharap esok masih ada lagi pertemuan yang penuh kenangan.
Meninggalkan tempat lama menuju tempat baru.Bersiap mengukir sejarah menoreh masa depan.Mengukir impian dalam buliran asa yang berbalut semangat.Mengenggam asa bertaburkan doa.Semoga masa depan menjadi lebih indah.Seindah lembayung senja yang membentang indah di ufuk barat bumi ini.
Nasya berdiri sejenak di depan sebuah gerbang megah.Matanya menatap bangunan indah yang ada di depan matanya.Beribu ribu syukur ia panjatkan dalam hati.Akhirnya ia bisa menapakkan kakinya di tempat ini.Tempat yang begitu ia ingini.SMK Bina Bakti.
Nasya berlalu dari keterpakuannya.Ia masuk melewati gerbang megah itu.Dihampirinya pos satpam yang ada di depannya.
"Pak maaf mau tanya,tempat pendaftarannya disebelah mana ya pak"tanya Nasya dengan sopan.
"Oh sebelah sana dek.Dari sini lurus terus belok kanan.Nanti disebelah kanannya ada 2 gedung.Adek masuk aja ke gedung yang sebelah kanan"jelas pak satpam.
"Ooh,iya pak.terimakasih ya pak"balas Nasya.
"Sama sama dek"
Nasya berjalan mengikuti arahan pak satpam tadi.Tidak sulit baginya menemukan ruangan yang dicarinya.
"Ada yang bisa dibantu dek"tanya seorang siswi bersegaram putih abu abu dengan sopan.Sudah pasti ia adalah bagian dari panitia penerimaan siswa baru.
"Iya kak,ini saya mau daftar sekolah disini"balas Nasya tak kalah sopannya.
"Iya dek.Ini silahkan diisi dulu formulirnya lalu silahkan dilengkapi berkasnnya.Silahkan adek mengisinya disebelah sana"kata kakak panitia tadi sambil menunjuk tempat untuk mengisi formulir.
"Baik kak,terimakasih"
Nasya beranjak menuju tempat yang disediakan.Dengan tenang diisinya formulir pendaftaran itu.Dibukanya tas yang ia gendong dipunggungnya untuk mengambil berkas yang ia perlukan.Tak lupa juga ia selipka berbagai piagam yang pernah ia terima agar memudahkan ia untuk bisa diterima melalui jalur beasiswa.
Setelah berkasnya siap iapun kembali bernjak dari duduknya.Dihampirinya kakak panitia.
"Kak.ini formulirnya sudah selesai di isi"kaya Nasya seraya menyerahkan berkas ditangannya.
"Iya dek.Terimakasih udah daftar sekolah disini.Untuk pemberitahuan penerimaannya silahkan menunggu dulu,akan ada pemberitahuan selanjutnya melalui whatsapp"
Nasya mengangguk paham dengan penjelasan panitia.Ia pun berlalu meninggalkan ruangan itu.Sesampainya di depan ruangan ia berhenti sejenak.Ditatapnya lingkungan sekolah itu.Disini esok ia akan merajut mimpi.
***********
Nasya menatap kerumunan di depannya.Hari ini adalah pengumuman penerimaan siswa baru.Ia sudah sampai di SMK Bina Bakti sejak tadi.Sejak pengumuman terpajang di papannya,siswa yang sudah mendaftar langsung mengerumuninya.Nasya mengurungkan niatnya untuk ikut maju.Ia memilih menunggu hingga tak lagi berdesakan.
"Ga ikut maju dek?"tanya seseorang pada Nasya.
Nasya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya."Nanti aja kak,males kalo harus desakan kaya gitu"
"O ya,kenalin,aku Regan"katanya sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Nasya kak"
"Semoga diterima disini ya.Semoga betah juga sekolah disini"kata Regan setelah jabatan tangan mereka terlepas.
"Iya kak,makasih"kata Nasya.
"Kalo ada apa apa bisa tanya aku.Aku di ruang penerimaan kemarin".kata Regan.Ia pamit meninggalkan Nasya saat seorang temannya meneriaki namanya.
Nasya menhampiri papan pengumunan saat terlihat kerumunan mulai berkurang.Ditelitinya deretan nama nama itu untuk mencari namanya.Wajahnya memasam ketika namanya tak ia temukan hingga deretan terakhir.Namun wajahnya kembali cerah saat ia membaca di kertas terakhir yang tertempel.
Nasya begitu bahagia.Namanya tertera di jalur penerimaan melalui beasiswa.Hanya ada 10 siswa yang terpilih dan ia menjadi salah satunya.Baginya ini awal yang bagus untuk perjuangan mimpinya.
"Nasya,gimana?ketrima ga?"sebuah suara menyapa Nasya saat akan memasuki ruang penerimaan untuk mengambil berkas daftar ulang.Nasya menoleh dan mendapati Regan didepannya.
"Alhamdulillah kak aku diterima"kata Nasya.
"Selamat ya.Semoga betah disekolah ini"kata Regan."Mau ambil formulir daftar ulang ya"
Nasya hanya mengangguk.Ia mengikuti langkah Regan menuju ruang penerimaan.Ia lalu menerima formulir yang diberikan oleh Regan.
"Gebetan baru Gan?"sebuah suara mengusik pendengaran Nasya.Ia menatap sang empunya suara lalu beralih menatap Regan.
"Engga kok.tadi sempet kenalan aja di depan"kata Regan.
"Ooh,kirain gebetan baru.Tak kirain udah move on dari Tika"
Nasya yang mendengarnya hanya tersenyum kikuk."Gebetan apaan,kenal juga baru aja tadi"batinnya.
"Ga usah didenger omongan mereka Sya,mereka emang suka usil gitu"kata Regan.
Nasya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis.Tubuhnya berbalik melangkah keluar ruangan setelah permisi pada Regan.
Bruk!
Nasya mengaduh saat bahunya menabrak seseorang."Maaf kak aku ga sengaja"katanya
"Iya gapapa"balas orang itu."Aku juga minta ma..."
"Loh,Nasya!Ngapain kamu disini?"tanyanya.
"Eh,mas Dani,ini mas aku habis ngambil formulir daftar ulang.Mas Dani jadi panitia juga ya"kata Nasya.
"Engga kok.Tadi habis dari kantin"kata Dani."Ketrima kan Sya?"tanyanya
"Alhamdulillah mas ketrima"jawab Nasya.
"Syukurlah.Berarti jauhan dong sama Setya"kata Dani.
"Emang Setya ga jadi masuk sini mas.Katanya kan mau ambil perhotelan"tanya Nasya.
"Ga jadi Sya,budhe nyuruh Setya ambil jurusan otomotif makanya Setya ga jadi masuk sini".kata Dani."Kecewa ya jauhan ma Setya"goda Dani.
"Iih apaan sih mas,siapa juga yang kecewa,orang kita cuma temenan"kata Nasya mengelak.
"Kasian tu anak Sya,udah lama naksir kamu"ujar Dani.
Sementara Nasya tersenyum kikuk mendengar ucapan Dani."Maaf ya mas,tapi Nasya beneran ga ada rasa.Lagian Nasya masih kecil,pengen belajar dulu biar bisa nyenengin emak sama bapak dulu"ungkapnya.
"Iya Sya,aku tau.Perasaan emang ga bisa dipaksa kan"balas Dani
"Iya mas,aku balik dulu ya mas"pamit Nasya
"Hati hati Sya"
Nasya tersenyum ramah seraya melambaikan tangan pada Dani.Tanpa Nasya sadari ada sepasang mata yang memperhatikan obrolannya dengan Dani."Rupanya kamu akrab dengan Dani.apa kalian lebih dari sekedar teman"tanyanya pada dirinya sendiri.
***********
Nasya meletakkan mushafnya di atas meja belajarnya.Sudah menjadi kegiatan rutinnya membaca kitab suci sehabis sholat isya.Hal kecil yang sudah dibiasakannya sejak neneknya masih hidup.
Melalui lantunan doanya,Nasya memohon ampunan dan pertolongan pada Sang Maha Kuasa.Harapan besar untuk bisa merubah nasib menjadi lagu merdu yang mengalun di setiap doanya.Keinginan terbesarnya bukanlah pada dunia ataupun kemewahan.Melainkan bisa menjamin kehidupan orangtuanya.Membahagiakan di setiap sisa waktu yang dimiliki orangtuanya.
Melihat kerasnya perjuangan orangtuanya hatinya begitu perih.Apalagi saat mendengar emak dan bapaknya mengeluhkan sakit pinggangnya,airmatanya sering lolos begitu saja.Ia memang gadis yang baru berumur 16 tahun,tapi kerasnya kehidupan yang ia jalani membawanya pada kedewasaan hidup.Disaat temannya asyik bermain main,ia sibuk bergelut dengan pekerjaan rumah menggantikan emaknya.
"Mba Nasya,besok sekolah engga"tanya adiknya Ayuna.
"Engga Na,emangnya kenapa"Nasya balik bertanya.
"Besok pengambilan rapor mba,tapi kayanya emak sama bapak ga bisa ngambilin.Diwakilin mba Nasya aja ya"pinta Ayuna
"Kamu udah bilang emak belum"tanya Nasya
"Udah mba,tapi katanya emak besok masih nanem padi,mau pamit ga enak katanya bibit padinya udah disiapin"
"Ya udah besok mba ambilin,jangan sedih dong.Tambah jelek tu mukanya"katanya menggoda adiknya.Ia tau kesedihan adiknya,karenanya sebisa mungkin ia menghibur adiknya.
"Iiih mba Nasyaaa"Ayuna pun merajuk.Bibirnya meruncing mendengar ledekan kakaknya.Wajahnya yang imut menjadi lebih lucu hingga mengundang tawa Nasya.
"Udah bobok sana,besok bangun pagi"perintah Nasya pada adik semata wayangnya.Tanpa banyak bicara Ayuna menuruti kata kakaknya.Matanya memang sudah mengajaknya berlayar ke pulau kapuk.Tak lama sudah terdengar dengkuran halus dari mulutnya."Dasar *****"dengus sang kakak.
Sesaat setelah adiknya tidur Nasya beranjak keluar kamar.Disusulnya emaknya yang berada di depan tv.
"Capek banget ya mak"kata Nasya.Diraihnya kaki emaknya lalu dipijatnya.Sudah menjadi kebiasaan emaknya saat malam hari memijat kakinya.Bahkan kadang saking capeknya kaki emak terlihat bengkak.
"Lumayan Sya.Tadi ada panggilan ngangkut gabah hasil panen dari sawah abah Arip"kata emak.
"Maaf ya mak,Nasya belum bisa bantuin emak tadi"sesal Nasya.
"Gapapa Sya,kan emang emak kerjanya gitu.Gimana daftar ulang kamu"tanya emak.
"Alhamdulillah mak lancar.Untuk biaya masuknya tinggal bayar 300ribu aja mak.Lainnya gratis karna Nasya ketrima di jalur beasiswa"jawab Nasya.
"Alhamdulillah,sisanya besok minta bapak ya.Udah disiapin sama bapak"
"Iya mak,lha bapaknya kemana mak?"tanya Nasya saat sadar ia tak melihat bapaknya dari tadi.
"Bapak lagi rutinan rt,ini kan udah mau agustusan.katanya agustus nanti mau ada banyak lomba"jawab emaknya.
"Wah asyik dong mak.Kan emang udah lama ga ada tontonan mak"seru Nasya
"Iya Sya,lumayan buat hiburan rame rame"kata emak."Udah Sya,udah enakan.emak ngantuk mau tidur"
"Iya mak"
"Jangan lupa besok minta uangnya ke bapak pagi pagi sebelum bapak berangkat kerja"kata emak mengingatkan.
"Iya mak"
Setelah emak beranjak memasuki kamarnya,Nasya pun ikut beranjak setelah mematikan televisi.Sebelum ke kamar ia juga memastikan kunci pintu belakang rumahnya.Sedang pintu depan ia biarkan tetap tertutup rapat tanpa menguncinya karena bapaknya belum pulang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!