Prolog
Karakter dan Cerita
Letizia Philip
Wanita berparas cantik, tinggi, langsing dan elegan. Tingginya kira-kira 170 cm. Kecantikannya turun dari Ibunya yang keturunan blasteran Inggris. Ketika Letizia berumur 6 Tahun. Beberapa tahun kemudian Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang beranak satu yaitu yang seumuran dengan Letizia, MAYA. Dari pernikahan Ayahnya yang kedua, dikaruniai seorang Putra yang bernama Mark Philip.
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun tidak terasa sudah 12 Tahun berlalu. Seperti biasa Paul Philip Ayah Letizia bekerja di restorannya yang cukup besar dan sesekali di bantu istrinya Maria, bahkan Mark pun membantu Paul Philip ketika sudah pulang sekolah.
"Brakkkk....!"
Tubuhnya terjatuh di tangga dan mengenai kepala bagian otak dan mengeluarkan darah yang kental. Paul Philip yang tidak bisa bergerak sama sekali, tubuhnya kaku. Hanya, jari-jemarinya yang bisa digerakkan sesekali berharap ada yang mau menolongnya.
"Letizia..."
"Tolong Ayah", ucap Paul Philip sambil menatap foto Letizia yang terpajang didinding. Naas...Paul yang tidak kuat menahan sakit dikepalanya dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Di sekolah SMA International di Jakarta
Letizia sangat populer di sekolahnya karena kepintarannya, membuat siswa pada iri melihatnya, sudah cantik, pintar, rajin, baik, ramah, laki-laki mana yang tidak menyukainya termaksuk Reza teman sekaligus sahabat karibnya.
Sekilas mengenai Reza Wibowo
Anak tunggal satu-satunya di Grub Wibowo, Grub yang terkenal bahkan sampai me Mancanegara. Perusahaan suskes dan di akui dunia. Dibalik kesuksesan itu di ternyata campur tangan Grub Burk ( Nex cerita akan dibahas mengenai Grub Burk ).
Kembali Letizia Philip
Letizia sedang mengadakan Ujian akhir di sekolahnya, tiba-tiba ambruk dan pingsan dahinya mengeluarkan darah yang cukup kental membuat siswa yang di sampingnya berteriak histeris. Bdw beruntung Letizia telah selesai mengerjakan ujiannya dan tidak akan mengulangi.
"Aaaaaa.....!" , pekik siswa di sampingnya.
"Miss...Letizia pingsan?", teriak siswa lain.
Reza yang mendengar teriakan temennya langsung panik dan mengangkat Letizia ke Rumah Sakit yang kebetulan dekat dengan sekolahnya. Di perjalanan Reza yang begitu khawatir terus memandangi wajah pucat Letizia dan sampailah di Rumah Sakit.Tidak lama di periksa Dokter keluar dan mempersilahkan Reza dan Tina untuk masuk.
"Reza...", Letizia siuman dan meringis kesakitan Tina melihat Letizia merasa lega.
"Letizia...", ucap Tina sambil menggemgam tangan sahabatnya itu.
"Aku ada di mana...Auuuu", sambil memegang dahinya.
"Letizia lho sekarang berada di Rumah Sakit?", jawab Tina.
"Kog bisa sih gue di sini...Hmpp?", menahan nyeri dahinya.
"Tadi lho pingsan di kelas, kata Dokter kamu kurang darah?", terang Reza.
"Kog bisa, padaha gue tadi sarapan dan olah raga seperti biasa", tanya balik. Reza dan Tina bertatapan dan sama-sama mengangkat bahu. Letizia ingat soal ujiannya dan duduk berusaha untuk membuka infus di tangannya.
"Bebz...jangan dilepasin?", ucap Tina
" Tina gue harus balik...ujianku?"
"Bebz tenang aja ujian lho aman", Tina tersenyum dan Letizia bernapas lega. Tiba-tiba dada Letizia sesak seperti di tusuk-tusuk dan langsung memegang dadanya.
"Tina...dadaku sakit sekali..."
"Rasanya....a..aku...a...ku", Letizia langsung teringat kepada Alm.ibunya infus di tangannya di cabut dan berdiri. Tina dan Reza kaget melihat sahabatnya itu.
"Letizia lho kenapa...?", r
Reza cemas.
"Tina..."
"Reza..."
Letizia tiba\-tiba memeluk Tina sangat erat dan menangis tersedu\-sedu.
"Aku...aku..."
"Hiks...hiks...hiks...Gue tiba-tiba teringat sama Alm.ibu Tina...dan Ayah...", belum siap Letizia berbicara ponsel Reza berdering.
"Hallo...", sapa Reza sopan.
"Apa...?", suara Reza terdengar sangat tinggi membuat Letizia dan Tina terkejut.
"Baik Miss Reza akan sampaikan ke Letizia...!", Reza mematikan ponselnya dan melihat ke dua sahabatnya itu.
"Ada apa Reza?", tanya Tina raut wajahnya khawatir.
"Itu tadi Miss Yani...memberitahukan kalo...Paman Philip...sudah meninggal Letizia karena kecelakaan...?", ucap Reza pelan dan langsung memeluk Letizia sangat erat, mendengar kematian Ayahnya Letizia mendorong Reza dan langsung turun ke lantai terjatuh di tutupnya mulutnya pakai ke dua tangannya. Air matanya kembali bercucuran keluar luka di dahinya bahkan tidak di rasakan lagi sama sekali.
Bagai tersambar petir Letizia langsung berlari dari ruangannya sambil menangis bahkan tanpa sengaja Letizia menabrak seseorang hingga terjatuh ke lantai. Letizia tidak sadar Kartu *Gold* pemberian Alm.ibu kandungnya terjatuh,
( Sekilas mengenai Kartu Gold hadiah terakhir pemberian Alm.ibu Letizia ketika menghembuskan nafas terakhirnya).
Di belakang Reza dan Tina mengikuti Letizia yang berlari yang sangat cepat membuat ke dua sahabatnya itu panik.
"Za...Sebaiknya lho aja yang kejar Letizia, nanti gue nyusul", ucap Tina bahkan nafasnya naik turun.
"Ok, gue akan menunggu kamu Tina", jawab Reza dan kembali berlari menyusul Letizia.
Pria yang menabarak Letizia ikut juga mengejar namun tidak menemukannya.
"Cepat sekali dia berlari...?", gumamnya.
"Ayah...ayah...ha...ha...", teriak Letizia tanpa memperdulikan orang-orang yang melihatnya.
"Letizia...tunggu...?", Panggil Reza dan menangkap Letizia nyaris di tabrak motor.
Di Halte Letizia hanya menangis di pelukan Reza, para penumpang sesekali melihat mereka berdua.
"Ayah...ayah...", air mata Letizia keluar dan Reza langsung melepas pelukan Letizia sedikit kasar.
"Letizia Lho mau mati hah...motor tadi nyaris menabrakmu", suara Reza sedikit meninggi dan Letizia tidak memperdulikannya hanya geleng-geleng kepala.
Di tempat lain Pria yang di tabrak Letizia melihat benda kecil yang di temukannya dan menaikkan sedikit alisnya.
"Ini kan Kartu...", belum siap melanjutkan di lihatnya sosok wanita yang di kenalnya.
"Tina...?"
"William...?"
"Kamu sedang ngapain di Rumah Sakit?", tanya William sambil menghampiri Tina yang tidak begitu jauh darinya.
"Wil...itu...hmp...temen gue tadi di rawat di sini", suara Tina sedikit kaku ketika berbicara kepada William, Tina melihat benda di tangan William.
"Heiii...inikan Kartu Gold temen gue, darimana kamu dapan Will...?", tanya Tina sembari mengambil benda tersebut dari tangan William.
"Owh...ini...tadi gue dapat di jalan Tina, dan pemiliknya...aku tidak tau?", padahal William berharap mengenal sosok perempuan tersebut.
"Benarkah...Oh...ya Thanksss sudah menemukan benda ini, sahabat gue pasti senang kalo benda ini di kembalikan karena ini benda sangat berharga buatnya", terang Tina.
"Tina..hmpp...kalau boleh tau dia tinggal dimana?, maksud gue biar aku saja mengembalikannya?", ucap William tersenyum tipis.
"Ok..nanti gue kirim alamatnya, gue pamit Will soalnya ada urusan mendadak, oh ya ini Kartunya gue hampir lupa, by...", Tina tersenyum pergi meninggalkan William yang masih terbengong melihat kepergian Tina sampai hilang di balik pintu Exit dan tersenyum.
Di seberang pinggir jalan yang cukup ramai William kembali melihat Letizia, kali ini seorang laki\-laki menemaninya, niat yang ingin menghampiri membuatnya terhenti karena mobil yang sedari tadi di tunggu sudah datang, sebelum masuk William kembali Reza dan Letizia berpelukan dan membuatnya cemburu. Di dalam mobil Pribadinya William sedikit resah bahkan nafasnya di buang kasar membanyangkan Reza dan Letizia tadi berpelukan di *Halte*, sopir William sekaligus sekretarisnya mencuri pandang melihat Tuan mudanya.
"Siapa wanita tadi...?", tanyanya dalam hati
"Kenapa wajahnya begitu Familiar sekali", tambahnya sambil melihat ke luar jendela.
"Maaf Tuan muda, sepertinya anda ada masalah, apa bisa saya bantu?", ucap Rayan.
"Tidak Rayan bukan apa-apa", jawab William terkejut dan hilanglah lamunannya. Ponsel miliknya berdering dan di lihatnya kembali Kartu Gold itu dan kembali di ingatnya obrolannya bersama Tina senyum tipis keluar dari sudut bibirnya. Willam sadar dan cepat-cepat mengangkat panggilan Ponselnya dan mengakhirinya.
"Kita kembali ke Kantor Ayah Rayan!", perintah William.
Sekilas mengenai William Johan Burk.
Putra sulung dari pengusaha sukses Wilem dan Diana, Grub Burk, William yang masih muda sudah bisa *handle* perusahaan tanpa menerima bantuan dari orang tuanya.
Tentu saja Grub Burk semakin maju dan sukses bahkan di Eropa no.6 terbaik di dunia dan di Asia no.3.
Di dalam *Taxi* Letizia menangis bahkan Reza tidak tahan dan langsung memeluk Letizia berharap di pelukannya Letizia merasa tenang, tapi apalah dayanya dia hanya manusia biasa.
Kediaman Philip
Sesampainya Letizia melihat sudah banyak orang yang datang untuk melayat. Letizia tidak tahan dan masuk tergesa\-gesa di ikuti Reza dari belakang, Letizia memasuki rumah kakinya bahkan terasa sangat sulit melangkah ketika melihat sosok yang di Cintai dan disanyanginya terbaring tidak berdaya dan akhirnya terjatuh.
"Hiks...hiks...hiks...Ayah...", Letizia berteriak dan langsung memeluk tubuh Paul Philip yang sudah kaku.
"Letizia...", Maria memeluknya sangat erat dan menangis.
"Ibu...", mereka saling berpelukan dan menangis begitu juga dengan adiknya Mark Philp.
Reza hanya terdiam dan melihat Alm.Paul Philip hati Reza sakit. Di ingatnya momen\-momen kebersamaannya dulu ketika Paul Philip sudah menganggapnya anak kandung dan mengajari cara menjadi koki hebat, bahkan nasihat\-nasihat indah tidak lupa Reza mengingatnya.
"Ayah...", panggil Letizia suaranya bahkan sudah terdengar serak dan lirih Tina yang sedari tadi melihat sahabatnya itu tidak kuasa dan memberi penghiburan dan sesekali memeluknya.
"Paman...", ucap Reza lirih ketika jenazah Paul Philip di kebumikan, setelah selesai di pemakaman tiba-tiba Reza ingat sesuatu, di lihatnya kembali makam Alm.Paul Philip, perasaannya bahkan tidak tenang. Reza sengaja menjauh dari sahabatnya dan menghubungi orang kepercayaannya. Setelah selesai Reza kembali menghampiri sahabatnya itu yang tidak jauh darinya.
Setelah selesai proses pemakaman Maria langsung pulang dan meninggalkan Letizia dan Mark dan kawan\-kawannya.Reza melihat kepergian Maria hanya geleng\-geleng kepala.
"Sungguh wanita aneh...", gumam Reza.
Sesampainya di rumah Maria melihat mobil mewah terparkir di halaman dan masuk kedalam menuju kekamar.
"Cklekkk...", pintu terbuka dan di lihatnya Maya anak kandungnya duduk manis di sofa kesayangan Alm.Suaminya sambil meneguk Wine.
"Maya...!"
"Mami...!, Maya berdiri dan memeluk erat Maria.
"l Misss you mom", senyum Maya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!