" Cepat berdiri! Nona El, sudah di lobi kantor "
Ucap seorang karyawan, setiap paginya para karyawan di buat tegang saat Elina datang ke kantor.
Bagaimana tidak tegang karna selama mereka bekerja mereka akan dibuat takut dengan sikap dingin dan arogan yang selalu Elina perlihatkan, mereka dituntut untuk bekerja dengan teliti dan sempurna tanpa melakukan kesalahan sekecil apapun.
Karna jika mereka melakukan kesalahan Elina tak segan untuk memecat mereka , tidak mudah untuk bisa bekerja di kantor Mewah dan ternama itu dimana penyeleksiannya yang sangat ketat , namun itu sebanding dengan gaji dan tunjangan besar yang mereka terima.
Perusahaan Elina bergerak di bidang Perhotelan dan juga Konstruksi , Setelah pensiunya sang Ayah, Elina lah yang menjadi penerus usaha sang Ayah
Dengan kecerdasan dan kepintarannya Elina berhasil membuat perusahaan yang ia pimpin semakin maju pesat dan ternama seperti sekarang, wajah cantiknya selalu menghiasi majalah bisnis diluar maupun dalam negri.
Semua itu ia dapatkan dengan kerja keras namun dibalik kesuksesannya tersimpan duka yang membuat Elina bersikap dingin dan tak tersentuh.
" Selamat pagi Nona El"
Serempak sambutan para karyawannya pagi itu , mereka menyambut kedatangan Elina seperti itu setiap harinya
Elina berjalan dengan elegan namun tetap memperlihatkan keanggunan dan kepemimpinannya siapapun yang memandangnya akan terpesona namun tak berani untuk menyapa
Dibelakang Elina tampak Raya sang asisten pribadi yang sudah mendampingi dirinya selama bertahun- tahun menjadi CEO ROYAL GROUP (nama perusahaan Elina)
" Pagi, semuanya silahkan kembali bekerja"
Bukan Elina yang menjawab melainkan Raya, para karyawan pun kembali ke meja kerja masing- masing
Elina memasuki ruang kerjanya di ikuti Raya
" Apa semuanya sudah siap Ray, untuk meting hari ini?
" Sudah, Nona El,sekitar 30 menit lagi kita bisa langsung ke ruang meting"
" Baguslah, kau bisa pergi ke ruanganmu nanti kita bertemu di ruang meting"
Elina dengan wajah tak beralih dari layar laptop yang baru saja ia buka memperlihatkan grafik saham perusahaannya saat ini.
Raya sudah terbiasa dengan sikap Elina bahkan terkadang Raya pun akan bersikap dingin bila berhadapan dengan partner bisnis mereka
Setelah kepergian Raya, Elina beranjak dari duduknya berjalan ke dinding kaca tebal di belakang meja kerjanya yang menampilkan view kota yang terlihat indah jika malam hari saat ini Elina berdiri dilantai paling atas kantornya
Elina menghela napas panjang sejenak menutup mata, tiba- tiba bayangan- bayangan masa lalunya terpampang jelas di memori ingatannya.
FLASBACK
" Kek, Elina tidak mau menikah Elina masih kecil Kek, Elina ingin sekolah dulu "
"Elina, Kakek tidak menerima penolakan dan kau tak punya hak untuk menolak, apa yang Kakek inginkan kau harus mengikuti keinginan Kakek"
" Tapi Kek..."
" Sudah , jangan menangis lagi dan bersiaplah"
Tegas Adiguna sang Kakek, sambil berlalu meninggalkan kamar Elina, dimana saat ini Elina tengah dipersiapkan untuk menikah dengan pemuda pilihan sang Kakek
"Ayah, Ibu, Elina tidak mau menikah, Elina masih kecil , kenapa Ayah dan Ibu diam saja tolong Elina...hiks...." isak Elina
Dirga dan Ratih tak bisa berbuat apa-apa atas keputusan Adiguna yang mengharuskan Elina menikah di usia yang terbilang remaja, ya Elina saat ini masih duduk di kelas 2 SMP
"Sayang,maafkan Ayah dan Ibu, kami tak bisa berbuat apa-apa ,karna ini sudah keputusan Kakekmu dan juga tradisi dari keluarga kita secara turun temurun"
" Tapi Yah, Elina gak mau, Elina masih ingin belajar"
" Kami tahu sayang, pernikahan ini hanya formalitas saja sebagai pengikat antara keluarga kita dengan keluarga calon suamimu, kau masih akan tetap sekolah dan belajar hingga tiba saatnya kau dewasa barulah pernikahan kalian akan menjadi pernikahan sesungguhnya"
jelas Dirga memberikan Elina pengertian
Elina yang mendengar hal itu pun berhenti terisak
" Apa benar yang Ayah katakan? Ayah tidak sedang membohongiku kan?"
" Tentu saja Ayah benar, Ayah tak bisa membohongi anak Ayah yang cantik ini, Ayah sangat menyayangimu sayang"
Dirga mengusap wajah Elina dengan penuh rasa sayangnya , sebagai Ayah ia juga sedih dan tak setuju dengan pernikahan yang bisa di bilang pernikahan yang dipaksakan demi keinginan sang Kakek dan tradisi namun ia juga tak bisa berbuat apa-apa karna ia sendiripun mengalami hal yang sama dulu saat ia menikahi Ratih
" Sudah ya sayang, jangan menangis lagi dengarkan kata Ayah baik-baik, kami sangat menyayangimu dan Ibu yakin, jika Kakek juga sangat menyayangimu Kakek tak mungkin salah memilih jodohmu"
timpah Ratih sang Ibu
Elina menatap kedua orang tuanya,ahirnya ia pun menerima dan bersedia menikah dengan jodoh pilihan Adiguna sang Kakek
Elina ahirnya menikah dengan pemuda pilihan Adiguna , terlihat usia keduanya tak berbeda jauh
Adiguna menjodohkan Elina dengan cucu dari sahabatnya sedari kecil bukan karna sama -sama kaya namun lebih karna ingin mereka benar- benar ingin menjadi keluarga sesuai amanat sahabatnya sebelum meningal beberapa waktu lalu.
Adiguna benar- benar menepati janji pada sahabatnya sekaligus menjalankan tradisi keluarga yang sudah turun menurun.
" Hai namamu Elina kan?"
" Iya, aku Elina dan kau siapa namamu?"
" Aku, Rizwan Wijaya panggil saja namaku Rizwan atau apalah terserah padamu"
" Kau lebih tua satu bulan dariku , aku memanggilmu Abang boleh gak?"
"Abang? baiklah tidak buruk kedengarannya, karna kita sudah menikah juga mulai saat ini kita bisa bersahabat bagaimana?
" Baiklah aku setuju"
Elina dan Rizwan pun saling memperkenalkan diri setelah beberapa saat sebelumnya mereka menikah di saksikan kedua keluarga mereka
Karna pernikahan mereka masih di bawah umur jadi tidak ada pesta ataupun tamu undangan hanya ada keluarga dan penghulu saja, kedua keluarga sepakat untuk menutupi semuanya jangan sampai diketahui orang lain atau urusannya akan panjang mengingat aturan negara saat itu.
Benar kata Dirga dan Ratih ,usai pernikahan Elina masih tetap menjalani hari-harinya seperti biasa dengan sekolah ataupun bermain dengan teman seusianya tanpa ada larangan
Begitu juga dengan Rizwan yang menjalani hari-harinya dengan belajar sama seperti Elina bedanya Rizwan belajar dan sekolah di ke militeran bukan di sekolah pada umumnya
Rizwan ingin menjadi prajurit TNI seperti almarhum sang Kakek dan itu juga keinginan kedua orang tuanya
Rizwan jarang berada di rumah ia lebih banyak tinggal di asrama dan setelah menikah dengan Elina pun Rizwan kembali ke asrama
Hari- hari berjalan tanpa terasa Elina dan Rizwan menjalani hari - hari mereka dengan suka cita tanpa beban berarti hingga suatu kejadian membuat dunia keduanya hancur tak tersisa, awal dari berubahnya sikap Elina hingga saat ini
Dering telpon di kediaman Adiguna membuat semua orang terkejut pagi itu dimana mereka mendapatkan kabar tentang Rizwan yang mengalami kecelakaan hingga pemuda itu meregang nyawa
" Ayah ,Ibu apa ini? kenapa semuanya jadi begini?"
"El, Ibu dan Ayah tidak tau harus berbuat apa sayang maafkan kami"
" Enggak, El gak mau ikut mereka , Elina mau disini bersama Ayah dan Ibu , Kakek, Elina mohon biarkan Elina tinggal bersama kalian, Elina gak mau ikut dengan mereka"
Elina terus tersedu memohon kepada Adiguna, dan kedua orangtuanya, saat ini kedua orang tua Rizwan datang untuk menjemput Elina
Setelah pemakaman Rizwan selesai Indra dan Mira datang untuk membawa Elina, karna Rizwan telah tiada jadi mereka ingin Elina untuk tinggal bersama mereka sebagai pengganti anak mereka
" Elina ayo kita pergi, Mamah tau saat ini kau masih bingung dengan semua yang terjadi tapi Mamah yakin suatu saat kau akan mengerti dengan situasi ini"
ucap Mira yang berusaha membujuk Elina menantu kecilnya itu
" Tapi Mah, Elina....
" Mamah yakin nanti kamu akan suka tinggal bersama kami, setidaknya selama kami masih berkabung kau mau tinggal bersama kami sebagai pengganti Rizwan, Mamah sangat kehilangan Rizwan, Elina mau kan bantu Mamah ?"
Elina menatap Mira dan juga Indra yang nampak sedih dan berharap padanya, kemudian beralih menatap Dirga dan Ratih juga Adiguna
Tampak semua orang menatapnya dengan tatapan penuh arti entah merasa sedih dengan nasibnya atau memang karna kasihan di saat usianya masih remaja ia harus menanggung beban dan hidup dengan status janda
Elina sadar dan tau dengan statusnya saat ini dan tanggung jawab yang kini harus ia pikul sebagai menantu dari keluarga Wijaya
" Baiklah , Elina akan ikut dengan Mamah dan Papah"
" Alhamdulilah, terimakasih sayang, Mamah senang dengan keputusanmu"
ucap Mira dengan memeluk Elina dengan perasaan bahagianya
Elina membalas pelukan Mamah mertuanya dengan mengukir senyum tipis di wajahnya begitu juga Indra yang ikut memeluk Elina dan sang istri.
Elina di boyong Indra dan Mira ke kediaman Wijaya, rumah mewah bernuansa klasik modern membuat siapapun akan betah untuk tinggal di dalamnya di tambah dengan halaman luas terdapat beberapa tanaman bunga dan juga pohon untuk memperindah halaman
" Elina sayang, Mamah antar kamu ke kamarmu "
" Iya Mah, terima kasih"
Mira membawa Elina ke lantai atas dimana kamar yang telah Mira siapkan untuk menantunya itu sedari kemarin.
" Ini kamarmu sayang, bagaimana apa kau suka?
" Elina suka Mah, kamarnya dan nyaman ini juga persis kamar Elina di rumah Ayah"
ucap Elina
Sengaja Mira mendesain kamar itu sesuai dengan kamar Elina sebelumnya agar Elina merasa nyaman dan tetap merasa di kamar miliknya
" Syukurlah kalau kamu suka sayang, Mamah ingin kamu merasa nyaman"
"Iya Mah, terima kasih"
" Oh jadi menantumu sudah tiba?"
Tiba- tiba suara seseorang masuk ke dalam kamar Elina , membuat Mira dan Elina menoleh ke arah suara
" Mamih"
Mira menghampiri Dini , Ibu tiri suaminya Indra dan janda dari almarhum Ayah Indra sahabat Adiguna
Dini menatap Elina dengan tatapan tidak sukanya, Elina pun demikian ia tak mengenal siapa wanita paruh baya dihadapannya itu karna ini pertama kalinya mereka bertemu.
" Saya Elina , Nek perkenalkan !
Elina bermaksud meraih tangan Dini namun tak di hiraukan Dini sehingga tangan Elina mengambang dihadapannya , Mira meraih tangan Elina dan menggenggamnya erat
" Mamih ada keperluan apa kemari? "
" Kamu, semakin berani saja Mira"
" Maafkan Mira, Mih, tapi Mira harap Mamih jangan pernah mencoba untuk menyakiti Elina, seperti yang selalu Mamih lakukan terhadap Rizwan karna Mira gak akan diam saja"
" Kamu"
Dini menatap tajam Mira dengan tangan yang siap untuk menampar menantunya itu namun tertahan di udara
" Apa yang akan Mamih lakukan? "
"Indra ,kamu... lihat kelakuan istri kamu dia berani melawan Mamih"
" Cukup , Mih, Indra sudah tau semua yang Mamih lakukan selama ini pada istri dan anak Indra"
" Apa maksud kamu?"
Dini menatap tajam Indra
" Seperti yang Mamih dengar, Indra gak bakalan diam lagi jika Mamih, menyakiti Elina sama Mira , cukup Rizwan saja yang menjadi korbannya "
" Indra, kamu berani sama Mamih ? ingat Mamih ini siapamu!"
" Indra, tau dan sadar apa yang Indra katakan barusan, Indra harap Mamih juga tau dan sadar posisi Mamih di rumah ini sebenarnya"
Jlebbb ....
Dini tak bisa lagi berkata-kata Indra benar - benar membuatnya tak bisa berkutik dengan tangan yang terkepal Dini menatap tajam Mira dan Elina dan segera pergi dari ruangan itu
"Pah...
Mira mendekati Indra dengan Elina yang dipeluk Indra
" Kalian jangan cemas , semuanya akan baik-baik saja"
" Pah, kamu yakin Mamih gak bakalan berbuat yang macam-macam ?"
"Tenang saja, Papah tau apa yang bisa membuat wanita itu tak berkutik"
Indra berusaha memberi pengertian kepada istri dan Elina , ia tau bagaimana licik dan jahatnya Dini selama ini ia diam karna teringat pesan almarhum sang Ayah untuk menjaga dan menurut pada Dini yang selama ini sang Ayah pikir adalah wanita baik -baik
Sang Ayah, yaitu almarhum Wijaya menikahi Dini karna melihat sikap baik dan lembutnya Dini , namun semua itu rupanya hanya topeng Dini agar bisa menikahi Wijaya
Sebenarnya Dini adalah wanita yang sangat berambisi ingin kaya raya dengan cara memikat pria kaya , bermodal wajah cantik dan tubuh indahnya .
Gaya hidupnya yang suka foya-foya membuat Dini menghalalkan segala cara dari pernikahannya dengan Wijaya , Dini memiliki putra yaitu Damar Wijaya adik tiri Indra.
Sikap Damar tak berbeda jauh dengan Dini yang senang berfoya-foya dan main perempuan tak jarang Wijaya dan Indra di buat kalang kabut dengan skandal yang Damar buat.
Mungkin karna ulah Damar juga yang membuat Wijaya stres dan sering sakit-sakitan hingga ahirnya meninggal.
Dini dan Damar sebenarnya sudah di berikan rumah dan saham sepeninggal Wijaya namun keduanya merasa kurang puas dan menolak wasiat Wijaya yang malah mewariskan semua harta miliknya mulai dari perusahaan , aset berharga hingga rumah mewah yang mereka tempati kini atas nama Rizwan
Dan setelah kecelakaan yang membuat Rizwan meninggal semua warisan itu otomatis jatuh ke tangan Elina istri sahnya Rizwan
Indra takut sesuatu terjadi pada Elina hingga ia pun bersiap dengan semua bukti dan rencana yang telah ia susun demi melindungi Elina dari Dini dan Damar
Itulah mengapa Indra dan Mira memutuskan untuk merawat Elina ,selain sebagai pengganti Rizwan juga untuk melindunginya dari Dini dan Damar
Mereka takut jika membiarkan Elina bersama Keluarganya mereka akan mudah mencelakainya
Berbeda jika bersama Indra dan Mira yang akan melindunginya secara langsung dan semuanya sudah ia bicarakan dengan Adiguna, Dirga dan Ratih.
Indra juga memberikan pengamanan langsung dengan menempatkan pengawal di samping Elina dan bertugas 24 jam untuk menjaga Elina.
Awalnya Elina merasa risih dengan semua itu namun mau tak mau ia harus membiasakan diri.
Hari ini Elina kembali masuk sekolah satu minggu ia izin tidak masuk karna kematian Rizwan, semua murid nampak menatap heran padanya karna berbeda dari biasanya hari ini Elina sekolah dengan di kawal pengawal
Sebenarnya Elina merasa risih namun karna permintaan Indra dan Mira ia pun menerima untuk di kawal demi keselamatan dirinya juga yang terutama
" Hey, El, kenapa lo di kawal segala ? tumben lo ,bikin masalah ya? sampe di kawal segala"
ucap salah satu teman kelasnya
Elina hanya ,menoleh sekilas dan memilih untuk tak menanggapinya
" Jutek banget sih lo gue tanya"
" Sorry, gue gak mau jawab pertanyaan lo, gue mau masuk kelas"
" Belagu banget sih lo, mentang - mentang lo di kawal"
" Apaan sih lo? bisa gak kalau lo gak ganggu gue hari ini ?"
" Widih, ngambek baperan lo jadi orang"
Elina berusaha menahan emosinya dan tak ingin terpancing sudah cukup ia di buat emosi oleh Dini tadi pagi saat sarapan, wanita tua itu selalu mencari- cari cara untuk menyakitinya
"Permisi jangan ganggu Nona Elina"
Kedua pengawal Elina maju menghadang membuat nyali teman - teman sekolah Elina itu pun mundur dan menjauh
Elina memasuki ruang kelasnya sementara kedua pengawalnya berjaga di depan pintu kelas, sangat tidak lazim memang tapi Indra sudah berbicara dengan pihak sekola tentang siapa Elina
Beberapa siswa nampak menatap Elina dengan tatapan seperti mengejek ada juga yang menatapnya iba, kabar Elina yang telah menikah dan sekarang menyandang status janda pun tersebar dengan cepat entah darimana mereka bisa tau perihal Elina
Awalnya Elina, diam dan tak memperdulikan mereka namun lama kelamaan ia pun merasa risih dengan tatapan dan bisik - bisik yang secara terang-terangan membahas dirinya
Elina beranjak dari duduknya setelah beberapa saat
"Apa tidak ada yang bisa kalian lakukan selain membicarakan diriku?"
Semua siswa menatap Elina yang terlihat menatap ke arah semua siswa dengan penuh kekesalannya
" Hey, kenapa lo menatap kita semua dengan tatapan seperti itu? lo mau marah? lo kesel sama kita semua?"
"Lagian ,lo itu apa gak malu jadi omongan orang? atau malah merasa hebat sudah bisa menjadi janda kaya raya"
" Tutup mulut lo, lo gak tau apa-apa tentang hidup gue, jadi jangan berusaha untuk ikut campur"
Elina mulai tersulut emosi dengan kata-kata Gina ,yang memang selama ini selalu memusuhinya entah apa alasan Gina begitu membenci dirinya
" Kalau gue mau ikut campur kenapa? lo takut aib lo di ketahui semua orang ? gue seneng kalau liat lo ancur El, lo sadarkan kalau dari dulu gue benci banget sama lo"
" Lo, memang aneh segitu bencinya lo sama gue tanpa alasan "
" Bukan tanpa alasan gue gak suka sama lo, sedari dulu lo selalu menyaingin gue, mau itu ranking kelas, dalam lomba ataupun kepintaran, lo selalu menyaingi gue"
" Lo bener- bener aneh tau gak? ya seharusnya lo mikir ,itu artinya elo yang kurang pintar sampai ada yang bisa nyaingin lo, terbukti dengan sikap lo ini, dan ngebuktiin kalau lo itu emang bego"
Elina mendekati Gina dan berbisik di telinga pesaingnya itu
" B- E - G- O"
Gina mendorong tubuh Elina hingga jatuh tersungkur ke lantai semua murid malah bertepuk tangan sambil meneriakan nama Elina dan Gina
" Sialan , lo janda "
" Apa lo bilang?"
" Lo gak tuli kan ? janda , lo janda ,janda sial mungkin karena lo bawa sial sampe suami lo mati karena kesialan lo "
" Brengsek lo "
Elina beranjak dari lantai dan menjambak rambut Gina dengan kedua tangannya dengan kuat
" Aaaa...lepasin rambut gue janda sialan"
" Jangan harap, gue lepas sebelum lo tarik kata- kata lo barusan"
" Lo , emang janda sialan"
"Aaaaaawww....
Kali ini Elina yang berteriak karena Gina juga menjambak rambutnya keduanya saling menjambak dengan kuat dan saling memaki para siswa yang lain bukannya melerai malah menyoraki keduanya seperti sebuah tontonan di tv
Mendengar keributan di ruang kelas guru dan kedua pengawal Elina bergegas masuk ke kelas
"Astaga , apa yang kalian lakukan ini? cepat pisahkan mereka, kenapa kalian semua diam dan malah menjadi penonton" bentak Guru yang syok dengan perkelahian murid- muridnya itu
Kedua pengawal Elina melepaskan jambakan sang nona pada Gina di bantu para siswa
" Lepasin gue, biar gue hajar janda sialan itu"
teriak Gina
" Kalian,lepaskan aku biar ku hajar si bodoh itu"
"Maafkan kami Nona, kami gagal menjagamu dengan baik ,sampai semua ini terjadi padamu"
ucap pengawal Elina yang bernama Beno
" Bagus, kalian sadar dengan kesalahan kalian , aku akan mengadukan kalian pada Papah dan Mamah biar kalian mendapat hukuman"
" Nona ampuni kami, kami tau kami bersalah"
"Kalau begitu , lakukan perintahku aku minta kalian keluarkan gadis bodoh itu dari sekolah ini"
" Baik Nona"
Semua nampak terkejut dengan perintah Elina pada kedua pengawalnya itu apa lagi Guru mereka
" Elina, apa tidak bisa di bicarakan baik-baik bagaimana pun Gina adalah anak dari donatur tetap di sekolah ini , takutnya akan menjadi masalah besar nantinya hanya karna pertengkaran kalian"
" Lo pikir, lo siapa bisa ngeluarin gue dari sekolah ini ? rupanya lo mulai gila juga janda sialan"
Elina berusah keras menahan amarah di dadanya
" Lo tanya siapa gue ? lo lupa siapa suami gue ? gue pemilik sekolah ini"
bentak Elina
Gina tertegun syok dengan ucapan Elina begitu juga semua orang , di saat bersamaan kepala sekolah datang karna mendengar ribut- ribut
" Ada apa ini? kenapa kalian ribut- ribut di jam sekolah?"
" Bagus Om datang, katakan pada mereka siapa aku, terutama gadis bodoh dan sok berkuasa ini"
Kepala sekolah mengangguk penuh hormat pada Elina dan sikap kepala sekolah itu membuat semua orang diruangan itu terkejut.
" Dengar baik-baik kalian semua , Elina adalah pemilik sekolah ini dia pewaris keluarga Wijaya"
Para siswa tertunduk diam mendengar pengumuman kepala sekolah dan yang paling syok tentu saja Gina, kini ia bingung tak tau harus berbuat apa mengingat begitu kasar kata-katanya pada Elina tadi
" Gina , kau harus meminta maaf pada Elina jika tak ingin dikeluarkan dari sekolah ini"
perintah Guru yang kini berusaha untuk menengahi
" Ta-tapi Bu... Elina juga salah dia yang pertama menyerangku"
" Aku, tak akan menyerangmu jika kau tak menguji kesabaranku dengan terus menghinaku dan bergosip tentangku juga menghinaku "
" Jadi kau akan minta maaf atau tidak Gina?
tanya Guru
Gina bingung antara kesal dan juga malu, bagaimana jika ia sampai dikeluarkan dari sekolah karena ulahnya ,pasti kedua orangtuanya akan sangat marah sekali bisa-bisa uang jajannya akan di pangkas habis dan bisa saja ia di kirim ke rumah Kakek dan Neneknya di desa
" Ah....tidak- tidak "
Gina membayangkan akan seperti apa hidupnya di desa nanti jika kedua orangtuanya tau
Elina tersenyum miris melihat hal itu
" Maaf om, sepertinya Elina mau pulang saja hari ini"
" Tapi Nona ,bagaimana dengan kejadian ini ?
" Biar, kedua pengawalku saja yang akan mengurusnya Elina malas"
Elina meraih tas sekolahnya yang ia taruh di mejanya tadi suasana hatinya benar- benar di buat buruk hari ini tanpa berkata- kata Elina berjalan keluar ruangan tanpa memperdulikan tatapan semua orang
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!