Masih dalam perbaikan. Mohon ditunggu :)
****
HOTEL CNXI
Karin mulai tak faham lagi setelah diberi rekaman vidio langsung dari teman online nya ke Whatsapp.
Tak mengerti bukan tak mengerti keheranan seperti itu, Karin merasakan amarah, benci, sedih,dan rasa tak percaya nya lagi kepada sang suami (Haikal).
DOK.... DOK... DOK...
Pintu hotel terbuka, Haikal muncul dengan wanita selingkuhan nya.
Pria itu tak punya rasa takut sama sekali, bahkan setelah kepergok selingkuh tatapan mata nya hanya memancarkan aura biasa biasa saja.
Karin membuka mata nya lebar lebar. Mulutnya menganga seakan tak percaya, suami nya hanya berbalut handuk.
Keluar bersama seorang Wanita bermakeup tebal disamping Haikal.
Dengan licik nya Wanita itu sengaja menyenggol nyenggol punya nya di lengan Haikal untuk memanas-manasi Karin.
Tentu Karin begitu kesal sudah melihat hal tak senonoh berada di depan mata nya pas.
Karin yang tak terima, langsung cekatan menarik rambut si wanita, sampai menjungking ke belakang.
Dengan cepat Haikal langsung mendorong tegas tubuh Karin kebelakang sampai akan jatuh gara gara sepatu hak tinggi nya.
"Sakit-" keluh wanita itu menggosok gosok rambut, menatap Karin penuh rasa ketidak sukaan.
Kini Karin dan Haikal saling tatap-tatapan. Ada sorot mata ketidak percayaan nya selama ini kepada sosok Haikal sendiri.
Kini harapan nya pupus setelah mengetahui kebenaran faktual, bahwa Haikal bukan lah pria baik untuk nya.
Karin menyesal sudah menikah dengan Haikal, sangat menyesal. Bodoh nya dia tak menyadari dari dulu bahwa memang Haikal sudah seperti ini sejak mempunyai Tasya di kehidupan mereka.
Sering keluar rumah, pulang malam malam, meeting setiap hari, ada janji dengan teman di siang hari, tak bisa sarapan karena ada tugas di kantor, jarang pulang ke rumah.
Semua keganjilan itu.... Apa Karin tak sadari sejak dulu? Apa dirinya terlalu obsesi dengan suaminya sendiri sampai tak peduli dengan sifat dan perbuatan Haikal yang makin semena mena nya setiap tahun?
Sekarang wanita itu mulai mengerti, bahwa dia bukan prioritas utama Haikal. Melainkan sebagai barang acuan untuk membuat pria itu semakin kaya raya.
Dirinya selama ini hanya dimanfaatkan.
###
"Mas, aku tahu kamu lagi bohong. Aku tau kamu sedang main main sama aku. Sekarang, kamu bisa berhenti main main nya dan yuk kita pulang" lirih Karin tetap tak mau menerima kenyataan yang ada.
"Punya mata gak sih? Kita mau main lagi inih! Udah jangan ganggu, hus hus sana pergi! Kita gak butuh barang sampah kek kamu" ejek si sampah.
(Sampah: selingkuhan Haikal)
Karin terkejut , tangan nya langsung di tepis. Uluran nya ditolak dan hati kecil Karin kini semakin rapuh dibuatnya.
Haikal mengarahkan wajah nya pada si sampah dengan penuh nafsu, "Sana!! kalau gak ada urusan pergi sana!!. urusan ku masih belum selesai dengan wanita cantik ini!."
Setitik air mata lolos dari pelipih kedua mata nya, perbuatan Haikal sudah membuat hati mellow nya hancur seketika.
"Kenapa?- kamu jangan gini dong. Ki-kita masih tetap keluarga kan? Tasya di rumah sedang nunggu kamu lo. Ayo pulang, ayo."
Plak- 1 tamparan lolos mengenai pipi Karin.
Si sampah berani berani nya dia menampar Karin dengan kasar dan akan melayangkan sebuah tamparan lagi.
Reflek, itu membuat Karin langsung terhindar dengan dua kali nya layang tamparan. Rasa sakit yang diterima nya kini langsung menyadarkan nya.
Bahwa ini bukan mimpi, bangun lah dari mimpi dan hadapi kenyataan.
Entah itu datang dari mana tapi membayangkan nya saja membuat perasaan Karin hancur, terobek-robek dan terambing-ambing.
Karin langsung menunjuk jari ke arah si sampah, mencoba bertanya sekali lagi kepada suami nya siapa wanita itu.
"Sudah tahu selingkuhan nya mas Haikal, masih aja nanya kau" bukan Haikal yang menjawab tapi si sampah langsung menjawab pertanyaan Karin dengan cepat.
Karin membekap mulut nya seakan tak percaya, pandangan nya semakin kabur gara gara air mata nya yang menumpuk di bawah mata.
Mencoba untuk tetap bertahan, Karin masih dalam posisi berdiri. Mulut dan tubuh Karin bergetar hebat, saking bergetar nya kini suhu tubuh Karin semakin tak menentu.
Saking dingin nya suhu tubuh. Pikiran nya pun makin panas dan tak bisa berpikir apa apa lagi selain diam di tempat menyaksikan aksi cium ciuman bersama si sampah.
(Di depan istrinya sendiri? Berani berani nya dia!)
Karin memundurkan langkah perlahan, punggung nya menabrak tembok. Menumpu kedua tangan ke belakang, Karin langsung berjongkok tak berdaya menutup kedua telinga nya rapat rapat.
"Gak-gak-gak-gak! Ini mimpi! Ini mimpi! Ini mimpi! Mimpi! Mimpi! Mimpi! Mimpiiii!!!!!"
"Cepat bangun! Cepat bangun! CEPAT KAU BANGUN DARI MIMPI INI KARIN!!!"
....
"Akhh!!-" teriak Karin, kepala nya dipaksa untuk mendongak ke atas. Haikal dan si sampah memandang nya remeh, menabrak kan wajah Karin ke tembok dan Haikal mendekat kan diri.
"Sampai kapan pun kau tak bisa cerai dengan ku. Harta warisan Papa mu bakal terus jadi punya ku, kau mengerti? Jadi tak usah berlagak seperti orang menderita disini. Kau hanya semut kecil yang seharusnya tak ada di dunia." senyum tajam Haikal, menarik tangan si sampah untuk melepaskan ikatan nya pada rambut acak acakan milik Karin.
Karin langsung jatuh tersungkur, jatuh tak berdaya melihat suami nya masuk ke dalam kamar hotel kembali.
Membiarkan nya tak berdaya dilantai, jari jari nya mencoba menggapai pintu tetap saja tak bisa. Sekarang Karin dalam keadaan lemah, ia sendirian disini tanpa ada sesiapapun yang mau menemani nya.
Teringat dirinya pada Tasya, gadis kecil nya yang selalu sayang pada keluarga nya.
"Aku ingin PAPA sama MAMA bisa bahagia selama nya!! Haha, aku ingin kita selalu bersama sama sampai kita besar! Hihi!"
Mengingat momen hari itu kini perasaan Karin semakin tak karuan, setetes air mata mengalir kecil.
Malam ini dirinya begitu banyak menghabiskan air mata, lantai jadi basah karena tangisan wanita itu.
Kepedihan nya, kesedihan nya, lemah letih lesu nya. Kini semakin hancur dibuat oleh suami nya sendiri.
Sekarang apa yang harus dilakukan nya 'tuk selanjutnya?
Karin tak mau dirinya terus berada di kekungan rumah itu bersama kekuasaan Haikal.
Ia ingin bebas, membawa pergi Tasya sejauh-jauh nya, membangun hidup di rumah baru.
Tak apa keluarga nya jatuh miskin, dirinya hanya tak ingin anak nya bertemu dengan seorang ayah keji yang tak punya hati sama sekali kepada anak nya.
Haikal, pria itu memainkan perasaan Karin selama ini. Tak segan segan pria itu melakukan perbuatan kotor di depan istirnya sendiri.
Apa yang harus Karin lakukan? Apa yang harus Karin ucapkan ke anak nya.
Mana mungkin Karin mengatakan kepada Tasya bahwa ayah nya selingkuh dan punya wanita lain di luar sana.
Anak sekecil Tasya pasti sangat sakit hati setelah mendapatkan kenyataan pahit.
Seorang ibu tak akan membiarkan mental sang anak jatuh.
Berkali kali Karin bangun dari tempat, ada pemikiran terlintas bahwa dirinya harus kabur secepatnya meninggalkan rumah.
Bersama Tasya, pasti Karin bisa.
Tak perku takut pada pria brengs*k seperti Haikal. Walau pria itu punya koneksi luas menjangkau bisa menemukan orang dengan mudah. Karin tak akan diam diri di tempat, dirinya harus berdiri, menerima kenyataan dan berjuang.
Hanya itu yang bisa Karin lakukan.
Kini tujuan nya kemana? Tak mungkin dirinya langsung pulang ke rumah dengan keadaan racau berantakan.
Terpikirkan satu tempat di benak Karin, yaitu di Bank. Tempat dimana semua uang nya disimpan. Karin harus bergegas mengambil semua uang nya, tak ada waktu lagi.
Karena Karin ingin secepat-cepatnya pergi dari jeratan Haikal.
Jeratan maut yang hanya satu kali kesempatan kabur.
Tak akan Karin sia siakan sedetik waktu, Tuhan masih berbaik hati padanya. Untung saja dirinya masih hidup dan bisa menjaga anak nya, kalau tidak pasti Tasya akan ditelantarkan di panti asuhan.
Cepat cepat Karin melangkah keluar Hotel dan menaiki taksi. Dengan tergesa gesa dirinya langsung merapikan penampilan di dalam mobil taksi.
Bank, tempat yang dituju sudah terlihat sebelah mata. Karin menghapus air mata nya kasar, mengedip-ngedipkan mata beberapa kali.
"Aku harus bisa, aku wanita kuat. Aku gak boleh nyerah" lirih Karin dengan suara serak.
#####
Maaf ya temen temen seharusnya alur nya gak kek gini, awalnya kan sy buat Karin marah marah. Tapi kayaknya terlalu berlebihan deh terus sy salah dalam penempatan cerita karena terlalu memikirkan harta warisan sampai lupa sama Tasya.
Maapin ae ya say, lain kali akan saya revisi lagi, lagi dan lagi agar cerita lebih mudah di pahami dan cerita lebih menyamai di kehidupan nyata.
Kebanyakan cerita ae ya say, itu khayalan semua gak ada unsur nyata nya sama sekali.
Kek absurd gitu g sih :/
Tap-tapi nih! Sy punya pemikiran lebih masuk akal lagi nih say. Jadi tunggu aja notif dari sy tentang perbaikan bab, agar mudah dipahami dan sy betulkan dulu.
Dimulai dari kosakata atau kalimat tertentu.
Semoga kalian suka sama cerita yng sy buat, thanyou friend :)
HALO SEMUA NYA, MAKASIH Yng....MAU BACA ULANG CERITA KU INI. TOLONG DITUNGGU DAN TOLONG BERSABAR YA, KARENA BAB BAB DI DALAM NOVEL ADA YANG DIGANTI BAHKAN 180° PERBEDAAN NYA DENGAN SEBELUM NYA. TENANG SAJA NOVEL NYA MASIH AKTIF, SAYA HIATUS BEBERAPA BULAN KEMARIN TAK IJIN IJIN.
MAAF YA.
JADI SILAKAN LANJUTKAN BACA :)
.
Happy reading 📖😌
Sampailah dirinya di Bank pinggir Kota.
Karin segera cepat cepat memasukkan Kartu Debit nya ke dalam Mesin, memasukkan Pin, dan Nomor khusus untuk masuk.
Setelah di cek...
Karin langsung melongo sendiri melihat saldo nya kosong melompong.
Karin langsung mengingat-ingat apa yang sudah ia lakukan di tabungan nya sendiri sampai sampai bisa habis dalam sebulan.
Uang 10 juta milik Karin sudah tiada!Karin saja tak percaya dengan apa yang dilihat nya sekarang.
Coba ia cek lagi. Mungkin saja dirinya sedang berhalusinasi.
Seakan memang ini takdir buruk di malam hari atau memang berasal dari kehidupan nyata.
Nyatanya sepeser angka pun tak terlihat dalam layar.
(Saldo tabungan sekarang kosong, 0000000000. Segera isi....)
Karin segera menelepon Haikal.
Tiit-
"Mas...kok saldo uang ku ga-gak ada ya? Ka-kamu...ga-k...ambil kan?" gagap Karin tak bisa tenang sendiri, jantung nya sudah berdetak 2 kali lebih cepat.
Bukan nya mendapatkan respon baik baik, Haikal malah mengamuk karena aktivitas ***-*** nya terganggu.
"APAAN SIH! GANGGU AJA! LAGI ENAK-ENAK NYA JUGA!"
Karin terdiam, menggigit bibir kecil nya ke dalam. Mencoba berusaha kuat dan tak mengubris ucapan kotor Haikal.
Bagaimana ini?
Karin tak punya uang lagi? Bagaimana dirinya bisa pindah rumah? Membuat rumah baru dan... Masa dirinya harus bekerja lagi? Tak akan ada waktu dekat, karena mengumpulkan uang jutaan itu membutuhkan beberapa tahun lebih dan upaya tenaga keras.
Mana mungkin Karin memulai semua nya dari awal!
Tapi... Apakah Haikal pantas disalahkan? Sedangkan Karin selama menabung di Bank 2 tahun lalu tak pernah dirinya memberitahukan rahasia tentang tabungan nya.
.
"Tabungan?! Kau salahin aku! Jelas jelas dari tadi aku di hotel! Kau gila ha?!"
"Ganggu aja kau!-"
Titt-
"Mas-" panggilan diputus sepihak oleh Haikal, pria itu memang tak punya urat malu. Padahal dia seorang kepala keluarga, tapi sifat nya memang sudah memalukan nama keluarga.
Bagaimana nanti pendapat publik tentang skandal perselingkuhan suami nya? Apa yang harus Karin lakukan nanti?
Apa cukup mengumpulkan bukti saja, lalu melapor kepolisi dan dirinya bisa cerai dengan pria itu sambil membawa hak asuh Tasya di dekap nya?
Kenapa tak dilakukan dari tadi? Ia bisa memotret dan meng vidio suami nya berselingkuh di hotel dan disebarkan di forum berita.
Pasti berita itu akan booming dan memporak porandakan Haikal.
Tunggu dulu... Ini tak akan semudah yang dipikirkan, kalau Karin berbuat tanpa berhati hati pasti pria penuh kekuasaan penuh itu akan menyingkirkan nya dari kehidupan kecil Karin begitu saja.
Lalu apa yang harus wanita itu lakukan? Dirinya tak punya teman untuk mendukung balas dendam nya, ia tak punya keluarga yang bisa menjadi penyemangat di belakang pundak nya....
Dan ia tak punya sahabat yang bisa menjadi penolong hidup nya.
Tunggu dulu... Kalau sahabat? Sepertinya Karin tahu siapa yang dimaksud sahabat dekat.
Bagaimana dengan sahabat karib wanita nya? Yang setiap minggu selalu pinjam uang ke Karin?
Cayna namanya, dan ialah satu-satu nya harapan Karin terakhir.
Semoga saja Cayna mau membantu Karin di masa terpuruk nya. Karin tak mau terus bersedih disini, segera Karin menelepon Cayna malam ini.
Jam berdentang menunjuk kan pukul 21.00 malam.
Tak lama berdering akhirnya Cayna mau mengangkat telepon. Suara musik dangdut terdengar lewat seluler telepon, apa yang dilakukan Cayna malam ini? Apa wanita itu tak tidur?
Mana mungkin di rumah sakit ada sound system untuk memutar lagu?
Bukan nya Cayna sedang mengurus kakak nya untuk operasi di rumah sakit?
Aneh terdengar juga ada suara tawa pria cekikikan keras dari lawan telepon.
Karin makin penasaran apa yang wanita itu lakukan di jam malam ini.
"Hei... Haloo~ siapa nieh?!"
Karin termenung, ada apa dengan nada suara Cayna yang terasa aneh. Suara nya mirip orang habis minum mabuk mabukan.
Mana mungkin Cayna...Tak mungkin, tak mungkin, tak mungkin. Cayna wanita baik baik, dia gak akan meneguk sebotol bir. Karin percaya itu.
"Ka-kamu sekarang lagi ngapain..."
"Oh~ akuu~enghh.. Hmm... Minum minyum... Haha asyikkk!!!"
Karin langsung menutup mulut nya cepat, kini dirinya melotot pada layar ponsel. Layar panggilan nya pada profil foto Cayna.
"Ka-kamu bercanda? Minum co-coca cola kan? Atau sprit? Emang gk ada alkohol nya tapi bisa membuat pus-"
.
.
"HAH!!! KAN AKU UDYAH BILENGG KALAU CAYNA MINYUM BERRR! IHHH, DI BILANG JUGA APAAAHH... Karyinn.... Karyin... "
Karin langsung menjauhkan telepon dari telinga nya lalu mendekat kan perlahan telepon nya ke telinga lagi.
.
"Masya kamu gak penah coba... Sini deh, biar aku kasih tauu.....Kamu mau ke bar? Biaryy akuy serlok(sherlock)"
Langsung Karin menggeleng kencang, ingin nya menutup panggilan tapi wanita itu ingin tau alasan kenapa Cayna malah minum minum di luar daripada menjaga kakak nya yang katanya akan menjalankan operasi di rumah sakit.
"Lalu gimana kakak mu? Dia sudah operasi kan? Dia juga sudah sehat?!"
Gek- cegukan terdengar, Cayna mengusap-usap mulut nya sendiri menggunakan pakaian yang dipakai nya.
"Kakyak? Siapa ya? Eke ga unya de-.. Hahahahahaha, gak punya kakak! Kan Cayna anak tunggal!Haahahahhaha Kayinnn-Kayinnn...gimana sih kamu masa gak tahu"
Deg- jantung Karin langsung berhenti sedetik, 2 detik dan 3 detik. Deru nafas nya tak beraturan, Karin terus menempelkan punggung tangan nya di dada.
Karin tahu kalau Cayna sedang mabuk dan ucapan yang dikatakan nya dalam kondisi tak sadar diri. Tapi kalau memang benar Cayna anak tunggal? Tentang kakak nya yang harus dioperasi di bagian kepala itu....bohong?
Untuk terakhir saja Karin ingin memastikan sekali lagi bahwa ucapan Cayna tak benar di mata nya.
"Kan-kakak mu dioperasi. Masa ka-kamu lupa?-" lirih Karin menimpali ucapan Cayna.
Gelak tawa langsung terdengar, suara Cayna begitu memekik gendang telinga Karin.
"HAHAHAHAHAHAHAHAH, BODOH BANGET KAU! MAU AJA KO BOHONGI! GAK NYADAR APA? KENAPA AKU GAK PERNAH NUNJUKIN KAKAK KU KE KAMU? MASA KAMU GAK PERNAH PENASARAN DENGAN WAJAH KAKAK KU?"
"KAU SEJAK AWAL MEMANG GAMPANG DIBODOHI!!, KAU EMANG WANITA BO-"
Karin langsung melemparkan ponsel nya ke lantai sampai retak hancur berantakan.
Panggilan telepon diputus paksa, Karin langsung menangis sejadi jadi nya.
2 kali ia kena tipu, 2 kali Karin sudah dibodohi.
2 kali juga Karin sakit hati.
Mengacak acak rambut nya kesal, menginjak injak lantai beberapa kali dan berjongkok menunduk kan wajah ke belahan paha.
Malam ini hidup nya penuh kesialan, uang nya habis di rampas orang entah siapa yang sudah seenak nya mengambil semua uang nya tanpa ijin.
Dan suami tercinta nya selingkuh di depan mata nya.
Kalau dibayangkan, Karin ini begitu lolot. Ia terlalu lemah untuk menghadapi kenyataan dan terlalu rapuh untuk kenghadapi masalah di depan nya.
Yang dilakukan nya hanya diam termenung dan menunduk, diam termenung dan menunduk.
Karin tak akan melupakan momen membahagiakan ini, sampai sampai ingin mati di tempat.
Malam kebahagiaan untuk Haikal dan Cayna, malam kesedihan untuk Karin bersama Tasya seorang diri.
Kini apakah Karin harus terus berjalan di jalan kegelapan? Atau mundur kebelakang dengan seberkas cahaya putih disana?
Begitu berat dan menyakitkan.
Selamat untuk Haikal, kau telah membuat hati istrimu hancur berlebur lebur. Dan congratulations Cayna, kau sahabat paling terbaik di dunia sampai sampai kau selama lebih dari puluhan tahun ini telah berbohong begitu besar di hadapan teman rapuh mu ini.
Memang dari awal Karin adalah sosok wanita yang lemah, dirinya hanya pasrah akan hidup. Tak ada rasa semangat lagi yang muncul dari dalam dada. Pikiran Karin sekosong hitam, kosong tanpa ada cahaya lentera.
"Maaf..."
Karin terus merutuki nasib sial nya.
####
P: Nooo!!!! Kenapa cerita nya diganti! Kok gak sama seperti sebelum nya? Malah tambah menyedihkan... Ya?
Yang sebelum nya kan Karin pengen balas dendam sama Haikal, kok malah jadi runyam gitu... Padahal baru episode 2...
A: Lebih seru mana? Yang ini atau sebelum nya?
P: ini sih... Tapi kan... Sedih bangett! Jahat deh!
A: haha, maaf ya say. Saya harus gmn dong? Kamu terima aja ya. Ini juga masih revisi kok. Mungkin aja ada pergantian nanti.
P: beneran??? Yeayy asikk!!! Ku tunggu ya!
Jam 22.00 malam.
Pintu rumah terbuka, decitan pintu terdengar.
Karin menatap sekeliling.
Berjalan menaiki tangga menuju ke kamar nya, sampai lupa dengan keberadaan Tasya yang sudah menunggu Mama nya sedari tadi sore di dapur dengan minim cahaya.
Tasya sudah di dapur dari tadi.
Hanya ada dirinya sendiri disini.
"Mama kemana ya??? aku pengen makan kue ini sama Mama-Papa" pandang Tasya dengan bola mata berkaca kaca.
Tadi sore asisten pribadi Haikal memberikan gadis itu sebuah bingkisan cokelat pada Tasya untuk tanda hadiah.
Tasya tak ingin makan sendiri, ia ingin makan dengan Papa dan Mama nya walau tau pasti Haikal tak akan datang hanya karena makan makanan kecil seperti ini.
Tasya bangkit dari duduk nya menuju ke arah kamar Mama.
Benar saja, sang ibu sudah pulang tanpa melepas jaket coklat panjang milik nya, tidur pun langsung memakai sepatu hak nya.
Tasya berjinjit jinjit masuk ke dalam sembari membawa bingkisan coklat di kedua tangan miliknya. Tasya sudah berada di samping ibu nya, dengan penuh perhatian.
Tasya menoel pipi mama nya berkali-kali, merasa mama nya sangat imut, apalagi saat tidur.
Tasya ingin makan cokelat sekarang... Tapi Tasya ingin makan sama Mama.
Tak mungkin gadis itu habis kan sendiri.
Hasrat kesukaannya dengan coklat sudah ia tahan dari tadi...
"Tasya pengen makan coklat malam ini"
Terpaksa Tasya membangun kan mama nya.
"MA... MA... BANGUN... AYO MAKAN COKLAT SAMA-SAMA... MA... MAMA!!"
Tasya membangunkan Karin dengan semaksimal mungkin.
Tetapi tubuh Karin lebih besar, susah dirinya yang kecil untuk menggoyang goyangkan tubuh ibu nya.
"MA AKU PENGEN MAKAN COKLAT... BANGUN DONG..." keluh Tasya, mengembungkan pipi kiri nya.
Memang nya sang ibu dari mana saja??! datang datang langsung tidur, bagaimana dengan anak nya?? dia tak mengurus gadis manis nya dahulu???. Pikir Tasya.
"Ya udah, aku makan aja sendiri disini. mama gak bakal kebagian..." ambek Tasya beralasan, membuka mata sebelah nya berharap mendapat jawaban dari Mama.
"Ya udah Tasya makan aja sendiri" gumam Tasya.
Tasya segera mengambil posisi, ia duduk di bawah jendela melihat ke arah luar jendela. Bisa ia lihat remang remang cahaya bintang bersinar indah, cahaya rembulan putih masuk ke dalam kamar.
Perasaan hangat datang.
"Maaf ya ma kalau coklat nya udah gak ada besok nya... hihihi..."
Anak ini malah tertawa sendiri.
Segera gadis itu mengambil bingkisan kotak berisi coklat dengan cepat cepat. Membuka segel plastik yang menghalangi kotak, dan membuka nya.
Bau coklat yang ia suka, bau nya benar benar harum khas cokelat baru panen.
Cokelat makanan favorit Tasya.
"Nyam nyam enyaaakk...." Tasya satu persatu menikmati coklat. Melahap nya, memasukkan ke mulut kecil nya cepat.
"Hihi pengen lagi rasanya benar benar enak banget".
"Bintang kecil di langit yang tinggi!" Tasya menunjuk ke arah luar jendela, ke arah bintang berada.
"Enyak bwangyett"
Tasya malah linglung sendiri makan coklat ini, rasanya gak bisa berhenti saking enak nya.
Tasya ingin lagi... eh tinggal 3.
Tasya pun berpikir.
'Buat Mama aja ya?, kasihan Mama gak kebagi sama sekali'
'Rasanya enak banget sih. pokoknya Mama harus coba!'
Tasya menutup kotak cokelat nya rapat rapat.
Tasya berjalan menuju ke Mama nya, menaruh sekotak coklat di samping ibu nya yang terlihat kelelahan.
Tasya berjalan dengan langkah pelan.
.
.
Aneh sekali, di dalam paru-paru Tasya tiba tiba berdetak 2 kali lebih cepat.
Kenapa ya, rasanya sakit sekali saat paru paru nya memompa pernafasan cepat tanpa ada jeda henti?
Blak! -
Tasya jatuh lunglai.... Menatap langit langit kamar, Tasya mencoba menghirup udara dalam dalam.
Semakin cepat jantung nya memompa, semakin membuat gadis kecil itu tersiksa karena dirinya merasa sesak dan kejang kejang.
"Makkh-maa-khakk-akkhha! M-a... Maa"
Karin tentu langsung terbangun setelah mendengar suara lenguh kesakitan dari anak nya, tak kuasa melihat anak nya kejang kejang.
Karin langsung menghamburkan pelukan terakhir nya kepada sang anak.
"Nak, kamu kenapa? Bilang ke mama kamu kenapa? Mama akan memberimu apapun kalau kamu bicara."
"Mama akan panggil dokter, tahan ya nak."
Dengan langkah tertatih tatih khas orang bangun tidur, Karin berhasil menggapai ponsel nya dan berniat menelepon ambulance cepat.
Tapi terlambat, anak nya tak bisa diselamatkan lagi. Karin bukan medis, dia tak bisa menangani apapun.
Tes. Setetes air mata jatuh ke lantai, dengan langkah berjingkat jingkat Karin menghampiri Tasya dan memeluk anak nya erat erat. Saking erat nya, sang ibu tak akan pernah melepaskan ikatan nya malam ini.
Hati kecil Karin bergemuruh, sedih sangat mendapat gempuran pahit yang selalu saja di alami nya sedari tadi.
Apa keberuntungan tak pernah berpijak padanya sama sekali?
Dalam hati ia menyesal, dirinya terlalu masuk ke dalam jurang kesedihan gara gara kekejian suaminya dan kenakalan sahabat nya.
Sampai wanita itu tak sadar, bahwa Tasya lah seharusnya menjadi prioritas utama nya.
Tajam. Setajam pisau belati, kini ketajaman hati semakin di bentuk. Satu persatu kepingan kaca hitam mulai membentuk, dengan bantuan lem merah menempel di sela sela serpihan kaca.
Tatapan nyalang bagai penuh kekecewaan terpancarkan. Dimalam cahaya rembulan, sosok Karin perlahan mulai berubah. Dimana awalnya ia adalah wanita penuh rapuh senyum bahagia untuk penyemangat nya, kini menjadi wajah penuh masam dengan kobaran api biru menyala.
"Siapa yang membuat mu seperti ini? Siapa!!! Siapa!!!"
Karin tak bisa menangis lagi, ia tak bisa meluruhkan air mata nya lagi.
Gadis cantik, lembut, penuh senyum, polos dan selalu mempunyai canda tawa bagi orang lain kini telah pergi menjauh. Pergi jauh jauh ke alam atas.
Karin makin memperdalam pelukan nya, ia memeluk anak nya yang sudah tiada.
Sorot mata hitam kilat menuju ke arah wajah pucat Tasya. Karin melanjutkan penyesalan nya dalam dalam.
"Kau bisa merenggut hidup ku, tapi kau tak bisa merenggut nyawa anak ku. Siapapun! Siapapun! Siapapun yang telah membuat anak ku tiada, akan ku pastikan hidup nya berada di tangan ku"
Karin menyunggingkan senyuman panjang nya, kesan nya dipaksa ditambah bulir air sedikit menetes mengenai wajah pucat Tasya.
Tatapan tajam nya langsung tersorot pada gunting besar, bekas menggunting bingkisan cokelat di atas ranjang.
Tangan panjang nya langsung meraih gunting dengan cepat, pelan pelan ia arahkan gunting hitam besar itu ke arah rambut cokelat panjang nya.
Sreet-Sreet-Srett
Karin sengaja menggunting rambut panjang nya menjadi rambut pendek acak acakan, malam ini Karin semakin anggun se cantik pancaran cahaya bulan.
Di tatap nya bingkisan cokelat di atas ranjang. Dan di lihat, siapa pengirim bingkisan cokelat untuk anak nya itu.
"Dari papa Haikal, jangan lupa dimakan sama Mama mu ya. Papa lagi ada kerepotan di kantor"
Karin menggeretak kan gigi gigi nya, kebencian langsung muncul dari tatapan kosong nya.
Pria sombong seperti itumenulis hal jijik seperti ini bagi Haikal??
Karin merasa mual saat membayang kan wajah Haikal menulis kalimat indah seperti ini.
Karin tak mau terus tersulut atas kesedihan nya. Ia hanya memikirkan bagaimana caranya pria itu ikut jera ke dalam rencana jahat nya sendiri.
"Haikal....."
"Berani berani nya dia membunuh anak ku!."
"Awas kau"
.
.
Karin menghampiri anak nya, menggendong tubuh kaku Tasya dan menaruh tubuh nya di ranjang kamar tidur.
Merasa Iba dengan keadaan anak nya yang tak segera ditangani dari tadi. Segera Karin bergegas menelepon ambulance.
"Tunggu disini ya Tasya, akan ku laporkan mereka ke Polisi"
"Dengan bukti kematian mu, Haikal pasti segera dimasukkan ke penjara"
Karin mengelus puncak rambut Anak nya masam.
Memegang sekotak bingkisan cokelat.
Menatap bengis kepada pria dengan nama(Haikal).
Pria itu pasti senang dengan perbuatan nya, mengira bahwa istri dan anak nya sudah tiada.
Karin tak kan membiarkan pria itu lepas dari cengkraman nya.
BALAS DENDAM.
Ia akan membuat Haikal terduduk lemas. Meminta maaf , dan membayar semua kesalahan nya.
.
.
Karin segera memanggil ambulance untuk segera ditangani proses pemakaman anak nya.
Daripada terus bersedih tak menerima kenyataan, lebih baik ia susun rencana.
Besok pagi, ia mau bertemu dengan Haikal. Apa reaksi pria itu setelah melihat istrinya dalam kondisi baik baik saja sedangkan anak nya sudah tidak ada sama sekali?
"Sampah harus dibuang di tempat sampah. Seharusnya tak ku pungut kamu dulu di cafe jalanan. Lebih baik kau kembali ke asal mu berada. Babi"
Hidup baru nya akan segera dimulai.
"Tunggu saja nak. Mama akan membalaskan dendam mu."
Layar ponsel Karin menyala, memperlihatkan kiriman chat nya kepada Haikal.
@Karin
Saya ingin bertemu dengan mu. Besok kita janjian di cafe, dan kamu juga jangan lupa pulang ke rumah ya? Karena hantu gentayangan milik Tasya sudah menanti kedatangan mu dirumah.
Jangan jadi pengecut kalau bisanya main di luar, sini hadapi aku.
Sampah.
####
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!