NovelToon NovelToon

Missing Love

1

Seorang wanita cantik,tampak sedang melakukan persiapan untuk menghadiri sebuah acara penting yang di adakan oleh sekelompok teman semasa sekolahnya.

“Hyun babe, kalian jadi mengadakan acara reuni?” tanya Liam

Hyun menoleh ke arah Liam, menampilkan wajahnya yang sangat cantik hingga membuat jantung Liam berdetak sangat cepat.

“mereka ingin aku mengadakan acara reuni untuk merayakan pertunangan kita.”

Liam tersenyum, dia berjalan mendekati Hyun seakan tak bisa melepaskan Hyun yang sangat cantik juga seksi dari pandangannya. Liam mendekati Hyun, dia mengusap lembut wajah Hyun dan menatap lekat kedua matanya.

“pesona cantikmu, membuatku tak bisa berpaling darimu Hyun babe. jangan biarkan mata mereka mengambilmu dariku.”

Hyun terkekeh, dia memukul pelan dada Liam dan menampilkan senyuman yang sangat manis.

“berhentilah untuk menggodaku, Liam.”

Hyun terkekeh dan tersipu malu, berada di dalam bola mata Liam membuatnya salah tingkah dan terperjerat ke dalam pesona tampan Liam.

“Jaga dirimu baik-baik dan kembalilah membawa Hyun babe yang aku miliki.”

Hyun tersenyum malu, dia mengangguk dan kembali berada tepat di dalam bola mata Liam. mereka saling bertatap satu sama lain, perlahan wajah mereka saling mendekat dan nafas perlahan memburu untuk saling memagut bibir yang manis.

Liam mendekatkan wajahnya di telinga Hyun, kemudian berbisik di telingannya.

“Hyun babe, aku ingin kamu jangan lari dariku dan bawalah kembali Hyun babe milikku. kamu janji?”

Hyun tersenyum dan mengangguk, “aku janji.”

setelah mereka bercumbu, Liam memberikan akses Hyun untuk melarikan diri darinya membawa tas kecil yang tergantung di pundaknya.

“Aku akan pergi sekarang, sampai jumpa Liam.”

Hyun melambaikan tangannya, seraya tertawa dengan ceria meninggalkan Liam tanpa beban meskipun malam ini adalah malam terakhir Hyun untuk menjadi Hyun babe milik Liam.

“Pertanda apa yang aku dapatkan, kenapa aku merasa sangat sakit?” tanya Liam.

***

berada di restaurant paradiso, Hyun menghampiri sekumpulan teman-temannya yang sedang menunggunya di salah satu meja VIP

“Hai!”

Hyun menyapa mereka, seraya melambaikan tangan menyapa mereka.

“Hyun, kemarilah!”

Hyun terkekeh, dia berjalan menghampiri semua teman-temannya yang sedang berkumpul. Dia memiliki empat teman dua perempuan dan dua laki-laki.

“Hai Jossy, caramel, Laila dan Toby. Bagaimana kabar kalian?” sapa Hyun.

“Kami baik. Lalu, bagaimana dengan wakt tidurmu?” laila menggoda Hyun.

Hyun tertawa, “hentikan. Liam bukanlah pria bajingan seperti itu.”

“Tapi, jika tidak. Apa yang menjadi alasanya untuk bertunangan denganmu?” tanya laila

“karena cinta dan ketulusan. semua pria bukanlah pria bajingan.”

“Tapi, kamu jangan melupakan bahwa seorang pria adalah pemburu.” Timpal Caramel.

Hyun hanya terkekeh dan mengangguk, dia tak begitu mendengarkan apa yang di kataka oleh temannya.

“Aku percaya pada Liam dia bukanlah pria bajingan yang hanya menginginkan pertunangan atas dasara pemuasan nafsu saja,” Hyun bicara di dalam hatinya, dia memberikan sepenuh kepercayaanya kepada tunangannya.

mereka kembali bercengkerama hingga Jossy memanggil seorang bartender

“Bawakan kami dua botol beer. Kami akan mabuk malam ini,”

Mereka pun kembali bercengkerama seraya menunggu datangnya botol beer yang mereka pesan.

“Jika aku melihatnya kembali, apa kau sudah mengenai Liam sepenuhnya? Jangan sampai kau kena tipuannya.”

Hyun tersenyum, “Aku mencintainya bukan berarti aku buta juga bodoh. Tenanglah, dia bukan pria yang kalian pikirkan.”

“Mendengar nama Liam. Aku teringat dengan Lim yang delapan tahun menghilang secara mendadak. Apakah kalian juga berpikir seperti itu?” tanya Layla.

“Berpikir apa?” tanya Caramel, seraya memakan kacang toples yang ada di atas meja.

“Apakah di antara kalian tidak ada yang berpikir bahwa menghilangnya Lim delapan tahun yang lalu itu sangat tidak masuk akal.”

Toby melirik ke arah Hyun, dia melihat tatapan mata Hyun yang tiba-tiba langsung menatap kosong dan tubuhnya sedikit bergetar. Membuat Toby, memegang tangan Hyun.

“Hyun?”

Saat namanya di panggil, Hyun langsung tersentak dia melihat ke arah Toby dengan tatapan mata yang tegang.

“A-apa?” tanya Hyun

Caramel menatap Hyun dengan tatapan cemas karena dia sudah menempatkan Hyun di dalam lingkaran yang membuatnya tegang juga gelisah.

“Hyun, a-aku minta maaf karena sudah menempatkanmu di dalam lingkaran yang membuatmu teringat kembali dengan delapan tahun yang lalu.”

Caramel memegang tangan Hyun, dia menatap wanita itu dengan tatapan yang sangat bersalah juga perasaan yang penuh sesal.

“Ti-tidak apa. Sebaiknya, kita lupakan. Aku tidak tahu dimana Lim sekarang dan aku tidak bisa lagi menyalahkan diriku dalam perasaan bersalah karena aku tak ingat apapun saat itu.”

“Ya, benar. Jangan kamu ingat lagi, kamu tidak bersalah dalam tragedi itu. Apapun itu, sudah takdir.”

Seorang bartender pun datang, membawakan dua botol alkohol yang di letakkan di atas meja.

“Aku akan menuangkan alkohol untukmu, Hyun.”

Caramel menuangkan alkohol ke dalam gelas dan memberikannya pada Hyun.

“Hyun, minumlah. sebagi tanda permintaan maafku.”

Hyun meraih gelas itu namun dia langsung membuangnya di lantai dan sontak membuat teman-temannya bingung melihatnya.

“Hyun, ada apa denganmu? kenapa kamu membuangnya. apa kamu tidak menyukainya, Hyun?” tanya laila dengan kesal.

Hyun menatap ke arah semua teman-temannya dengan tatapan mata yang sangat tegas, menjelaskan kepada temannya.

“jika kita mabuk, maka apa yang akan kita dapatkan malam ini?! hanyalah kehilangan memori apa yang telah kita lakukan malam ini, bisakah kita menikmati malam ini tanpa alkohol?”

Toby menuangkan botol berisi alkohol ke dalam gelasnya, semua teman memperhatikannya dengan bingung. Toby langsung menuangkan segelas alkohol ke atas lantai

“Apa yang di bicarakan Hyun benar. aku tidak ingin kita kehilangan memori malam ini.”

Laila juga mengambil segelas alkohol dan ikut menuangkannya ke atas lanta.

“free alcohol.”

ponsel Hyun berdering, dia menerima panggilan dari tunangannya, Liam.

“Posesif sekali, seperti tak bisa kehilanganmu dalam jarak Lima meter saja.”

Caramel kembali protes, namun Hyun tak peduli dia segera membawa ponselnya ke luar restaurant.

“Caramel, aku ingin bicara denganmu setelah ini.”

Toby bicara dengan tegas pada caramel dan wanita itu hanya mengeluh kesal.

“Halo Liam,” panggil Hyun

Hyun mendengarkan apa yang di bicarakan tunangannya di dalam telpon.

“Hyun babe. Aku mohon padamu, kembalilah dalam keadaan Hyun babe milikku. Aku memohon padamu, Hyun babe.”

Hyun mengerutkan dahinya, dia tak mengerti kenapa tunangannya itu selalu saja bicara dengan nafas yang memburu dan mengatakan kembali dalam keadaan Hyun babe miliknya.

“Hyun babe, kamu mendengarku?”

“Aku akan kembali secepatnya.”

Hyun langsung menutup telponnya, dia kembali pada teman-temannya yang sedang bercengkerama tapi rasannya dia tak bisa berlama lagi berada di sana.

“Aku harus pulang sekarang.”

Caramel kembali bicara dengan ketus, “Apa ini tentang pria posesifmu itu?”

Hyun tersenyum simpul, “Aku tak tahu apa yang sedang terjadi dengannya. Dia terus memohon dan mengatakan bahwa aku harus kembali dalam keadaan Hyun Babe miliknya.”

Semua temannya serempak memasang wajah aneh dan bingung.

“Itu aneh. Mantanku juga pernah mengatakannya sebelum aku benar-benar pergi,” ujar Laila.

“Aku tidak mungkin meninggalkannya, karena kami sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah,” ujar Hyun

“Sebaiknya, kamu jangan katakan itu sebelum kau tiba di rumah. Terkadang, hati mudah sekali berubah. Pergilah dan temui si penggila itu,” Caramel bicara dengan kasar juga ketus.

Hyun tak begitu menanggapi apa yang di katakan, Caramel. Dia segera mengambil tas miliknya dan segera pergi dari restaurant.

***

Hyun sangat terburu-buru untuk pulang dan menaiki mobil taksi

“Duh, kenapa jalannya menjadi sangat macet seperti ini. Menyebalkan sekali.”

Hyun memutuskan untuk turun dari taksi dan memilih jalan pintas dengan melewati beberapa gang gelap di jalan.

“Terpaksa, aku harus melewati gang seperti ini.”

saat Hyun tiba di gang terakhir yang akan membawanya segera tiba di rumah. Dia berpapasan dengan seorang pria dengan paras wajah yang sangat tampan layaknya seorang dewa, dengan mantel coklat dan topi hitam.

“Lim?”

Hyun merasa tubuhnya sangat lemas, bahkan sampai membuat tas yang tergantung di pundaknya terjatuh di jalan. matanya tak lepas menatap pria tampan yang bernama Lim.

“Ke-kenapa delapan tahun?” tanya Hyun.

Airmata Hyun mengalir, matanya menatap penuh kesedihan hanya terlukiskan tatapan mata memohon pertolongan. Hyun tak berdaya, bahkan kini tubuhnya sudah berada di dalam pelukan erat Lim.

“Merasakan pelukan ini, menghirup aroma tubuh yang sangat… menenangkan. Kamu seakan merenggut semua janji… merenggut jiwaku untuk kembali… membenamkan diriku dalam perlindunganmu…. Aku kembali pulang ke rumahku.” ucap Hyun di dalam hatinya.

Lim menangkup wajah Hyun dengan kedua tangannya yang sangat lembut, dia menundukkan wajahnya dan mencium bibir Hyun tak hanya ciuman tapi juga ******* memabukkan yang membuat Hyun tak ingin pergi dari rumahnya lagi.

“Siapa rumahku yang sebenarnya?” tanya Hyun di dalam hatinya.

2

Matahari terbit dan sinarnya menerobos masuk ke dalam kamar yang tertata dengan sangat rapih dan sangat wangi, hingga di barengi oleh suara ketukan dari luar pintu kamar.

“Tuan Lim, tuan Lim.”

“Aku sudah bangun.”

Seorang pria yang sangat tampan juga memancarkan karismatiknya, dia sedang berdiri menghadap ke arah cermin dengan senyuman.

“Kamu masih ingin tidur, putri kecil?” goda Lim, melirik ke arah kasur.

Seorang wanita cantik membuka kedua matanya dia perlahan duduk di atas tempat tidurnya dengan rambut yang masih acak, wanita itu dia adalah Hyun.

“Jam berapa sekarang?” tanya Hyun

Seorang pria dengan nama Lim kembali duduk di atas kasur, di samping Hyun. Dia menarik kepala Hyun untuk bersandar di dadanya dan memeluk tubuhnya.

“Lim, aroma tubuhmu sangat menenangkan. Aku jadi tidak takut ulangan harian lagi.” ucap Hyun, tertawa.

Lim tertawa, dia mengusap lembut kepala Hyun dan mengecup keningnya.

“Hyun, kamu harus mandi sekarang.” pinta Lim

Hyun dengan semangat pun segera berjalan pergi masuk ke dalam toilet untuk mandi, sedangkan Lim dia menyiapkan peralatan sekolah Hyun dia merapihkan dan memasukkan semua mata pelajaran dan peralatan sekolah milik Hyun ke dalam tas sekolahnya.

“Aku sudah selesai.”

Lim yang murung dia langsung tertawa saat melihat Hyun yang sudah berusia delapan belas tahun tanpa malu hanya memakai piyama mandi dan berlari ke arah Lim.

“Kak Lim, dimana seragamku?”

Lim menggelengkan kepalanya dan tersenyum, kemudian dia mengambilkan seragam sekolah yang ada di dalam lemari pakaian dan memberikannya pada Hyun.

“Apa kamu tidak malu denganku, hmm?” tanya Lim

Hyun tersenyum ceria dan menggeleng, “Karena aku adalah istri sah kak Lim, kenapa aku harus malu?”

Lim hanya tersenyum, “Sekarang, kamu harus keringkan tubuhmu dulu dan pakai seragam. Aku akan menunggu kamu di ruang makan.”

Lim membawa tas sekolahnya juga tas sekolah Hyun menuruni tangga, lalu menuju ke ruang makan.

“Selamat pagi tuan Lim.”

Lim tersenyum dengan ramah pada maidnya, “Selamat pagi. Sarapanku sudah siap?” tanya Lim.

“Sudah tuan. Aku sedang menyiapkan makan siang untuk nyonya Hyun.”

“Tidak perlu.Biarkan aku yang menyiapkannya.” ucap Lim, seraya tersenyum.

Lim yang sedang menyiapkan makan siang untuk Hyun, terdengar suara langkah kaki menuruni tangga dia adalah Hyun yang sudah memakai seragam.

“Lim, ayo kita pergi.”

Lim tersenyum melihat wanitanya yang sangat menggemaskan, karena seragamnya tidak rapih juga rambutnya yang masih acak-acakan.

“Bik, tolong siapkan sarapan Hyun sebentar ya. Aku ingin mengurus gadis kecil ini dulu.”

maid yang melihat kelucuan mereka, hanya tertawa dan segera melanjutkan menyiapkan bekal makan siang Hyun.

“Hyun, kemarilah.” pinta Lim

Hyun menatapnya dengan sangat bingung, dan menuruti apa yang dia inginkan untuk menghampirinya.

“Ada apa, Lim?” tanya Hyun.

Lim duduk di bangku makan dan Hyun berdiri di hadapannya.

“Kamu memang Hyun kecilku. Sampai kapanpun, kamu memang baby Hyun.”

Lim merapihkan seragam Hyun dan membuat gadis itu tertawa, Lim terlihat sangat peduli juga sangat lembut pada Hyun.

“Duduklah.”

Lim meminta Hyun untuk duduk di bangku, tapi wanita itu justru duduk di atas pangkuanya dan membuat kedua mata mereka saling bersitatap, Lim terlihat sangat merona begitupula Hyun.

“Kenapa kau memintaku untuk duduk di atas pangkuanmu, Lim?” tanya Hyun.

Lim hanya terkekeh, tak ada waktu baginya untuk menjelaskan pertanyaan Hyun. Karena mereka tidak boleh sampai terlambat, membuat Lim harus cepat.

“Kamu hanya diam, apakah kamu marah padaku?” tanya Hyun dengan bibir yang cemberut

Lim tersenyum dan langsung mengecup pipi Hyun dengan gemas.

“Aku tidak marah padamu, baby Hyun.”

Lim melepaskan ikat rambut Hyun, dia merapihkan rambut ikal Hyun yang berwarna hitam legam. Lim sangat lembut, merapihkan rambut Hyun dan menguncir rambut Hyun dengan rapih.

“Lim, kenapa kamu selalu saja murung. Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan ayah?” tanya Hyun dengan sangat cemas.

Liam kembali tersenyum, meskipun kedua matanya masih menggambarkan kesedihan dan kecemasan.

“Liam, apa yang sedang kamu pikirkan. Apakah ayah akan melakukan protes padamu lagi?”

Hyun kembali menatap Lim dengan cemas, dia memegang tangan Lim dan meletakkan di pipinya yang lembut juga terasa dingin.

“Hyun, jika kamu sedang dalam masalah. tidak apa untuk mengatakannya padaku. Aku akan meringankan bebanmu, karena aku adalah istrimu, jangan hanya diam seperti ini.”

Lim lagi-lagi hanya diam dan mencubit pipi Hyun dengan gemas lalu mengusap pipi Hyun

“Hyun, apakah kamu bahagia menjadi istriku?”

Hyun refleks mengangguk, kemudian tersenyum manis

“Lim, aku sangat bangga dan bahagia menjadi istrimu. Karena kamu lembut juga selalu memanjakan aku. Terkadang, aku merasa kalau aku adalah adikmu dan bayi kecilmu.”

“Kalau begitu, kita harus pergi ke sekolah sekarang. Ayo,” ajak Lim.

Hyun mengangguk, dia melihat Lim yang membawa tasny juga membawa tas Lim ke dalam mobil.

“Lim, kamu sudah menyelesaikan pr kamu?’ tanya Hyun.

Hyun terlihat begitu cemas karena dia melupakan pekerjaan rumahnya. Tapi, melihat Lim bersikap dengan begitu tenang membuatnya berpikir dia bisa meminjam buku milik Lim.

“Lim, bolehkah aku meminjam buku tugasmu?” tanya Hyun seraya memohon.

Lim menggeleng menolak permintaan Hyun dan membuat Hyun kesal akhirnya dia mencubit tangan Lim

“Lim, jangan pelit denganku. Pinjamkan saja padaku, Lim.”

Sepanjang jalan, Hyun terus aja merengek meminta bantuan Lim untuk meminjamkannya buku tugas.

“Lim, pinjamkan aku buku tugasmu. Tolonglah, jika tidak maka aku tidak boleh ikut ujian sekolah.”

“Ambil bukumu dan kita akan mengerjakannya bersama.”

Hyun tercengang dan bingung, “maksudnya, kita akan kerjakan disini?” tanya Hyun

Liam mengangguk, “Benar. keluarkan saja bukumu dan aku akan mengajarimu, cepat sebelum perjalanan kita masih lumayan lama.”

Hyun terkekeh dan dia mengambil buku dari dalam tasnya, kemudian mengerjakannya sesuai dengan ajaran Lim. Pada saat Hyun sedang memperhatikan penjelasan Lim, dia dibuat sangat kagum karena Lim begitu lembut namun tegas mengajari Hyun.

“Hyun, kamu sudah mengerti dengan rumus ini?” tanya Lim

Hyun mengangguk dan kembali memperhatikan Lim dengan penuh serius.

“Baiklah, jika kamu sudah mengerti. Aku sudah memberikan banyak sekali rumus yang merupakan senjata untukmu berhasil mengerjakan tugasmu juga ujianmu,”

Hyun tersenyum, dia dengan semangatnya mengerjakan tugasnya dan bersiap untuk ujian sekolah.

“Jika kamu kesulitan, tanyaka saja padaku.” ujar Lim.

Hyun mengangguk mengiyakan apa yang di perintahkan Lim, kemudian dia melanjutkan tugasnya.

“Aku sangat yakin, aku bisa menjawab semua soal mudah ini.”

Dengan sangat percaya diri, Hyun mengerjakan semua soal tersebutt,

3

Kembali di masa pada saat Hyun dewasa memeluk erat tubuh Lim dewasa, pelukan yang sangat erat dan ciuman yang memabukkan membuat Hyun merasa nyaman dan kembali merasa begitu damai.

“Akhirnya… setelah sekian lama, aku kembali pulang ke rumah..”

Hyun menangis berada di dalam pelukan erat Lim, dia sangat candu dengan aroma tubuh Lim. Namun, belum sempat Hyun menahan Lim. Pria itu telah pergi.

“Lim, jangan pergi.”

Hyun hanya dapat menatap punggung Lim, lalu kembali tersadar bahwa kini ada batasan di antara mereka berdua yang tak bisa di hilangkan.

***

Hyun kembali ke rumah dengan keadaan sangat sedih dan pikirannya yang hanya tertuju pada Lim.

“Bahkan, dia tak mengatakan apapun padaku sebelum dia pergi.” gumam Hyun.

Hyun berjalan masuk ke dalam rumahnya, dia menatap datar pada seisi rumahnya.

“Hyun babe!! Bagaimana dengan pertemuan kalian, apakah menyenangkan?” tanya Liam

Hyun hanya terdiam dan menatap dingin suaminya.

“Aku ingin tidur sekarang.”

Hyun memegang tas yang tergantung di pundaknya dan membawanya ke dalam kamarnya yang berada di tingkat dua.

“Hyun babe, apakah kamu tidak mau makan malam denganku? Aku sudah menyiapkan makan malam untuk kita.”

Hyun menoleh ke belakang, menatap mata suaminya dengan tatapan mata yang sangat dingin.

“Aku lelah.”

Hyun hanya memberikan jawaban singkat, sebelum dia benar-benar pergi ke dalam kamarnya. Sedangkan berada di lantai bawah, Liam memegang dadanya sendiri.

“Rasanya sangat menyakitkan, aku tidak bisa membiarkannya pergi terlalu jauh.”

Berada di dalam kamarnya, Hyun langsung melemparkn tas di atas kasur dan melemparkan dirinya di atas kasur. Menangis dan merasakan hatinya yang terasa begitu sakit.

“Bahkan aku belum sempat bertanya dimana dia tinggal sekarang. Bodoh sekali kau Hyun Bae!!” teriak Hyun, sangat prustrasi.

Tak lama kemudian, Hyun mendengar suara pintu kamar terbuka. Hyun sontak langsung bangun, dia melihat Liam yang membawakan makan malam untuknya.

“Hyun babe, aku membuatkanmu makan malam kesukaanmu. Lebih baik, kita makan sekarang.”

Liam berusaha untuk membujuk Hyun dengan perilaku yang sangat baik. Namun, Hyun hanya menatapnya dengan tatapan yang sangat dingin, dia melihat Liam yang sedang meletakkan makan malam untuknya di atas meja.

“Hyun babe, aku akan menyuapimu.”

Liam terus berusaha untuk membujuk Hyun, meskipun sifatnya sangat berubah dengan sebelum dia pergi.

“Hyun babe, buka mulutmu sayang.”

Hyun mengambil piring yang di pegang Liam, dia melemparkannya ke arah sudut kamar, membuat Liam sangat terkejut dan menghela napas berusaha untuk tetap bersabar.

“Hyun babe, apa yang kamu lakukan. Kenapa kamu bersikap seperti ini?” tanya Liam

Hyun mengerutkan alisnya dia menatap tajam Liam

“Aku sudah mengatakannya padamu bahwa aku sangat lelah. Kenapa kamu tidak bisa memahami kondisiku!!” sentak Hyun

Liam berusaha untuk tetap tenang dan bersikap sabar pada Hyun, dia mengusap kepala Hyun dengan lembut

“Hyun babe, bisakah kamu bicara dengan santai kepadaku? Aku tidak mengerti apa yang kamu inginkan.”

Hyun langsung mengibaskan tangan Liam dengan kasar.

“Rasanya sangat percuma jika aku mengatakan kepadamu tentang apa yang aku inginkan. Karena kau hanya seorang bajingan yang hanya menginginkan tubuhku!!”

Setelah bicara dengan sangat kasar, Hyun pergi meninggalkan Liam yang tertunduk sangat sedih

“Aku harus pergi dari bajingan sepertimu!!”

Liam langsung berlari mengejar Hyun, dia bahkan hampir terjatuh dari tangga demi bisa mengejar Hyun

“Hyun babe!!”

Liam langsung memeluk erat pinggang Hyun, menahannya untuk tetap bersamanya.

“Tolong, jangan pergi dariku Hyun babe.”

Hyun langsung melepaskan pelukan erat Liam, dia mendorong tubuh Liam dan segera pergi keluar dari rumahnya.

“Kau hanya bajingan Liam!!” sentak Hyun

Liam menatap punggung Hyun, dia pergi dengan keadaan sangat marah dan hal fatal yang terjadi Liam tak tahu apa kesalahan yang dia lakukan hingga membuat Hyun mengamuk.

“Aku bahkan tak tahu kesalahan apa yang aku lakukan.” Liam sangat prustrasi, dia menyandarkan kepalanya di dinding dengan matanya yang tertutup.

Liam sangat terluka, hatinya terasa sangat sakit tapi bukan itu yang penting. Dia hanya takut jika ada hal buruk yang menimpa Hyun. Liam segera mengambil ponselnya, dia menekan tombol untuk menghubungi seseorang.

“Kalian awasi Hyun sekarang, jangan sampai lengah!” perintah Liam.

Tak lama kemudian, Liam mendapatkan telpon dari seseorang.

“Aku tidak akan mengingkari janjiku. Aku tidak semudah itu mempertaruhkan semuanya.”

Liam pun segera bangun dan mengambil jaket yang tergantung di kamar dan segera pergi meninggalkann rumah.

“Aku tidak akan membiarkan Hyun babe milikku melangkah lebih jauh dari ini.”

***

Hyun berdiam diri di dekat sungai, dia menatap langit malam yang terlihat begitu muram hingga membuat hatinya sangat sakit.

“Bastard!! Kenapa aku melupakan pertanyaan yang sangat mudah itu. Aku harus mencari dimana Lim sekarang.”

Hyun segera beranjak dari tempat duduknya, dibawah angin yang sangat kencang juga malam yang terasa sangat sepi. Hyun memaksakan diri untuk berjalan dibawah bulan, mencari dimana keberadaan Lim.

“Aku harus menemukannya. Aku tidak ingin dia pergi dariku, kumohon Lim. Aku mohon, jangan pergi dariku.”’

Sepanjang jalan, Hyun hanya menangis tersedu-sedu. Meskipun angin sangat kencang, Hyun tetap memaksakan diri untuk tetap mencari dimana keberadaan Lim.

“Lim, aku mohon kembalilah. Jangan biarkan aku mencarimu semalaman, aku mohon. Kamu sudah bersumpah akan selalu menjagaku dengan baik, Lim. Kenapa, kamu seakan mempermainkanku seperti ini?”

Hyun menangis tersedu-sedu, dia merasakan nafasnya terasa berat dan kepalanya juga pusing.

“Dimana obatku.”

Hyun berdiam di tengah jalan, dia bahkan mengeluarkan semua yang ada di dalam tasnya dan meletakkanya di atas jalan

“Dimana obatku, kenapa aku tidak menemukannya. Dimana, dimana obatku!!”

Hyun semakin panik, dia mengambil ponselnya untuk menghubungi temannya namun saat dia membuka ponselnya, dia melihat tetesan darah pada layar ponselnya

“Tidak, aku mohon jangan sekarang. Aku mohon, jangan saat ini.”

Hyun sangat panik yang membuat kepalanya terasa sangat pening.

“Aku mohon, jangan…”

Hyun pingsan di jalan, dia merasa kepalanya sagat sakit. Beruntung, jarang ada kendaraan yang lewat kalau tidak maka Hyun akan dalam bahaya.

“Hyun babe!!”

Liam langsung meletakkan tubuh Hyun di dalam pelukannya, dia memeluk erat tubuh Hyun.

“Ayo,kita pulang babe. Aku akan membawamu pergi sayang.”

Saat Liam hendak menggendong tubuh Hyun, tiba-tiba saja Hyun terbangun. Dia langsung menepis tangan Liam dengan kasar dan mendorong tubuhnya.

“Pergi!! Pergi dariku. Aku tidak ingin kau menyentuhku lagi. Biarkan aku sendiri!!” sentak Hyun

Wanita keras kepala itu berusaha untuk menyingkirkan Liam, dia tak mau tubuhnya di sentuh Liam dan berusaha untuk bangun.

“Jangan menyentuhku!!” sentak Hyun menunjuk ke arah Liam.

“Hyun, berhentilah untuk bersikap gegabah. Ikutlah denganku, aku akan membawamu pulang.” pinta Liam memohon

Hyun menolaknya, “Aku tidak akan kembali pada pria bajingan sepertimu lagi. Aku akan mencari keberadaan Lim!!” sentak Hyun.

“Dia sudah tak ada, Hyun babe!!’

Hyun merasakan hatinya sangat sakit, dia hanya menangis dan tetap berjalan mencari keberadaan Lim.

“Hyun, berhentilah babe!” pinta Liam.

Liam menerima telpon dari seseorang, dia mengangkat telpon tersebut.

“Liam, kau seharusnya membuktikan siapa dirimu dan kau harus bersikap tegas padanya sebelum dia bersikap gegabah.” ucap seseorang yang ada di dalam telpon.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!