Ayeong 😁
Cerita ini hanya fiktif belaka, jadi harap bijak ya .....
Rayana Putri gadis berhijab berparas cantik berkulit putih bersih, hidung mancung, kelopak mata indah,rendah hati.
Ia gadis Indonesia yang sudah menyukai K-Pop sejak ia duduk dibangku SMP hingga sampai saat ini usianya sudah menginjak 22 tahun.
Ia berkeinginan untuk hadir dikonser TLS yang akan diselenggarakan di Jakarta besok lusa.
Rayana bekerja disebuah perusahaan dan mendapatkan posisi sebagai asisten seorang CEO muda yang bernama Tiandra Wijaya.
NAMJOON Lee dia seorang idol yang sudah go Internasional tak perlu diragukan lagi, entah dari segi financial, kecerdasannya, prestasinya, paket komplit.
All member TLS (The Internasional Boys).
Leader NamJoon Lee.
Song Han Jin
Min Jeon He
Jung seung Yoon
Park Byeong Ho
Kim Tae Ki
Jeon Hyun Min.
Tiandra Wijaya sosok pria yang fokus terhadap karir dan kesuksesan. Oleh karena itu ia seperti tidak tertarik dengan wanita, Ia berperawakan tinggi 179 cm ,kulit putih bersih, hidung mancung,gaya rambutnya belah tengah.
... ****...
Matahari mulai menyinari pagi yang sangat cerah, cahayanya menembus jendela korden seorang gadis yang masih setia terlelap dalam tidurnya.
Alarm berdering terus menerus hingga akhir nya ia terbangun ,bangkit dari tempat tidur lalu membuka gorden. Iya berlalu ke kamar mandi karena hari ini harus berangkat ke Jakarta.
Beberapa saat ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar, dan sudah berpakaian rapi.
Berjalan ke dapur untuk persiapan sarapan, ia bulan ini cuti 1 minggu untungnya saja Tian mengizinkannya karena terkadang dia tidak mengizinkan asistennya libur selama 1 minggu.
Selesai berkutat dengan masakan kini ia tinggal menikmatinya, baru saja menyodorkan sendok ke depan mulut sudah ada telfon dari Tian.
" Assalamualaikum, halo ada apa pak?" wajahnya sudah masam pasti Pak Tian menelponnya untuk bekerja.
"Wa'alaikum salam, Rayana tolong kamu cek jadwal saya hari ini," pungkasnya dengan singkat.
" Maaf Pak, kan hari ini saya sudah cuti, mohon maaf banget Pak" ucapnya dengan hati-hati takutnya ia dikira menghilang dari tanggung jawab.
"Oh iya, maaf saya lupa, maaf sekali ya Rayana baiklah nikmat hari libur mu dengan kebahagiaan. Assalamualaikum," tuturnya lalu telepon di matikan sepihak.
"Wa'alaikum salam, lah kok aneh Pak Tian kerasukan apa?. Biasanya juga gak pernah lupa sesuatu," gumamnya dengan heran, namun ia tersadar jika nasi goreng yang ia buat sudah dingin.
Dihangatkan sebentar lalu ia kembali menikmati sarapannya hingga tak sadar waktu menunjukkan pukul 09:00 tandanya setengah jam lagi dia sudah harus ada di Bandara.
Ia berlari menggeret koper dan tak lupa membawa tas selempang kesayangannya. Masuk lift menuju lantai 1.
Pukul 14:00
Kini Rayana sudah tiba disalah satu hotel di Jakarta, ia membantingkan tubuhnya yang terasa lelah ke kasur empuk hotel.
"Akhirnya sampai juga dan rebahan huft......" setelah dirasa lelahnya sudah terobati, Rayana mulai membersihkan diri dan menyiapkan apa saja yang akan ia pakai.
Hari berlalu begitu cepat, konser yang ia nantikan pun akan segera dimulai. Rayana berdiri ditengah-tengah pengemar yang sangat antusias .
...TLS (The Internasional Boys)...
...NamJoon Lee....
...Song Han Jin...
...Min Jeon He...
...Jung seung Yoon...
...Park Byeong Ho...
...Kim Tae Ki...
...Jeon Hyun Min...
Teriak para fans yang bernama TBS ( The Butterfly Sky) dengan kompak sembari memegang laighstick TLS.
Rayana tak henti-hentinya tersenyum apa lagi ia memilih tiket yang paling depan dan pastinya ia bisa melihat dengan jelas, lelaki yang ia kagumi walaupun ia tau tak akan bisa bersatu dengannya.
Rasa bahagianya bertambah kala mereka mulai menyanyikan lagu best favorit Rayana.
Akhirnya setelah sekian jam konser mereka sudah berakhir dan besok jadwal fans meeting .
Tak mau ketinggalan Rayana pun ikut hadir di fans meeting TLS untuk kali pertama dan terakhirnya.
Keesokan harinya.
Ia sudah siap lalu menuju tempat diselenggaranya fans meeting.
Setelah dirasa sudah cukup Rayana berangkat ke fans meeting. Ia tiba langsung cek-in dan menunggu giliran.
Sebenarnya ia gabut karena no antrian nya itu agak lama, dan penantian nya pun terbayar kini ia berhadapan dengan Namjoon Lee atau yang kerap disapa the king rapper (KR).
Jujur ia sangat bahagia bahkan tidak ada kata-kata yang bisa menjelaskan isi hatinya. Ia terpesona dengan kharisma seorang Namjoon Lee, jantung nya tak terkontrol, bahkan senyumnya saja selalu merekah dengan sendirinya pingin rasa nya ia berteriak bahwa aku sangat bahagia.
Rayana sampai menitihkan air mata dan ia juga tak lupa membawa kado untuk Namjoon.
" Anyeong,apa kah aku boleh memanggil mu Oppa?"
"Nee Anyeong ,oh tentu saja boleh," jawabnya diiringi senyum manis dan lesung pipinya yang membuat Rayana pingin berteriak.
" Ya Allah manis sekali, namun sayang dia seiman namun tak seamin denganku," batinya.
" Oppa, aku sangat bahagia bisa bertemu denganmu secara langsung, ini kali pertama dan terakhir bagiku kesini maaf kan aku. Aku sudah menemukan jalan keluar, namun aku tidak akan melupakan semua motivasi dari kalian aku mohon maaf kan aku," titahnya dengan mata berembun, dan akhirnya dia tak bisa membendung air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya.
" Oh ada apakah? kenapa kau berhenti menjadi TBS?, aku senang kau sudah bisa mencintai dirimu sendiri . Jaga diri mu baik-baik jika kau ingin kembali, kembalilah " jawab Namjoon yang langsung membuat Rayana tak bisa membendung air matanya.
" Maaf oppa, aku takut jika terlalu lama mengagumimu rasa itu berubah menjadi cinta. Aku takut jalan keluarnya semakin tertutup. Aku mencintaimu, menyayangi mu selayaknya fans terima kasih banyak untuk selama ini" ujarnya sambil melambaikan tangan dibalas senyuman oleh Namjoon, waktunya berpindah ke depan Byeong ho atau biasa disapa dengan nama ong.
" Anyeong , kenapa kamu menangis. Apa ada sesuatu yang membuat mu sedih?" tanya Jimin dengan mimik tulusnya.
"Tak apa oppa ,aku terharu bisa bertemu kalian. Ini sangat berat namun aku harus ikuti kenyataan. kali pertama dan terakhir bagiku bertemu dengan kalian The Internasional Boys," sungguh dadanya terasa sesak.
" Aku tidak akan kepo dengan mu, tapi aku harap kau bisa mendapatkan sinar kehidupan mu sendiri. Jika ingin kembali, kembali lah tak ada yang melarangmu. Pintu kami selalu terbuka, tolong jangan menangis kau ini cantik jadi jangan menangis," diiringi senyum manisnya.
" Aku sangat menyayangi kalian semua, namun aku tidak mau jatuh terlalu dalam," lalu melambaikan tangan.
" Fighting Rayana," teriak Ong yang membuat seisi ruangan terdiam.
Karena Rayana adalah fans terakhir mereka yang mengantri, acara pun segera ditutup namun tiba-tiba Namjoon meminta mikrofon.
" Anyeong TBS (The Butterfly Sky)" Sapa NamJoon dengan senyuman lebar dan manis.
"Nee! Anyeong Oppa"
" Untuk Rayana kami berterima kasih karena kamu sudah menjadi fans yang setia selama ini. Jika ini saat yang tepat untuk mu pergi, kami berpesan jaga dirimu baik-baik, cintai dirimu sendiri, jangan pernah menyerah kamu pasti bisa "
Bulir bening mengalir membasahi pipinya, entah rasanya sudah tak karuan.
Jangan lupa vote koment favorit ya.....
Terima kasih untuk yang sudah mampir ke cerita aku, semoga dilancarkan dalam segala urusan baik 😁💜💜💜💜
Selamat membaca😁
Setelah selesai berbicara dan pamit kepada para pengemar, ketujuh member masuk ke stage belakang.
Rayana menangis hingga suara nya tak bisa keluar, seorang staf perempuan menghampirinya. Ia memegang pundak Rayana yang masih bergetar.
" Maaf nona bisa kamu ikut saya, ada yang ingin bertemu dengan Anda!" ajaknya, Rayana menganggukkan kepala lalu bergandengan tangan dengan staf tersebut.
"Anyeong!" sapa ketujuh member dengan senyuman manis masing-masing.
" Nee Anyeong, oh tidak!" spontan Rayana memeluk staf perempuan tersebut dan menangis tersedu-sedu.
" Sudah nona mereka tidak akan melukaimu tenang saja," ujarnya lalu menepuk-nepuk pundak Rayana.
Melepaskan pelukan, mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Hei! jangan bersedih ingatlah kau ini milik pria tertampan di dunia jadi tidak boleh menangis," ujar TAE Ki.
" Iya, kau ingat aku ini World Wide Handsome. Tidak boleh seorang kamu menangis, karena kita gak mau melihat air mata itu membasahi wajahmu"
Rayana menarik nafas panjang lalu menghembuskan perlahan.
" Terima kasih banyak, kalian telah mengerti aku. Aku gak akan lupain kalian, sukses selalu untuk kalian All member TLS!"
Mereka berbincang cukup lama hingga akhirnya Rayana pamit pulang. Hotel yang ia tempati tidak jauh dari tempat tersebut hingga tak butuh waktu lama, ia sudah sampai dikamar.
Membersihkan badan lalu tidur karena esok ia akan pulang ke Semarang.
1 Tahun kemudian
Waktu berlalu begitu cepat hingga tak sadar sudah 1 tahun ia tidak melihat ataupun stalking akun All member TLS.
Kantor
"Aya, tolong bawakan saya laporan keuangan bulan ini," ujarnya lalu pergi ke ruangnya.
"Baik pak!" jawab Rayana lalu mencari dokumen yang diminta pak Tian.
Setelah siap ia membawa dokumen tersebut ke ruangan Pak Tian, menyerah kan dokumen sembari menjelaskan apa saja keperluan bulan ini. Tiba-tiba handphonenya berdering tertera nomor baru, meminta izin lalu dengan ragu ia menerima telepon.
" Hallo!" ucapnya dengan ragu.
" Hallo selamat siang, ini saya dari pihak rumah sakit. Apa benar anda yang bernama Rayana Putri anak dari Bapak Riko dan ibu Henny?" ucap seorang perempuan dari sebrang telepon.
" Iya benar saya sendiri, ada apa ya?. Apa ada sesuatu yang terjadi kepada ayah dan ibu saya?" tanyanya, suara Rayana mulai bergetar bahkan perasaan nya sudah campur aduk.
" Begini, bapak dan ibu anda mengalami kecelakaan mobil, kondisi keduanya tidak bisa diselamatkan . Dimohon anda segera datang ke rumah sakit untuk mengurus kepulangan beliau, terima kasih." Lalu telepon di tutup, Rayana tertegun ia masih tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
Namun air matanya sudah membasahi pipinya, menangis tanpa suara. Dia terduduk di lantai, entah tenaganya tiba-tiba menghilang. Pak Tian yang berada tidak jauh darinya, mulai menyadari jika Rayana sedang tidak baik-baik saja.
" Aya, ada apa ? mengapa kamu menangis. minum lah ini" Rayana meminum air putih tersebut .
" Pak boleh saya izin kerumah sakit?" ucapnya dengan suara bergetar.
"Siapa yang sakit?"
" Ayah dan Ibu saya kecelakaan dan kedua nya telah meninggal ditempat!" ujarnya tak mampu menahan bulir bening dari matanya.
" Inalillahi wa innailaihi ro'jiun, segeralah kesana saya akan mengantarkanmu."
" Tidak usah pak, saya bisa sendiri terima kasih pak saya permisi"
Pak Tian mengikuti Rayana ia terus membujuk Rayana untuk mau diantar kan hingga akhirnya dia mau.
Rumah sakit
Ia turun dari mobil ,berlari menuju ruang jenazah namun kakinya terasa lemas padahal jaraknya tinggal beberapa langkah lagi.
Kakinya terasa berat hatinya pun berat ,masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat dan terjadi hari ini .
Perlahan ia membuka kenop pintu dan menuju ke sebuah brangkar , ia serasa ingin memberontak jika itu bukan Ayah dan Ibunya.
Tangannya meraih kain putih yang menutupi sekujur tubuh ibunya, dengan hati-hati menarik dan terlihat lah wajah ibunya yang sedang tersenyum.
Seketika ia terduduk dilantai dan menangis histeris ,ini semua terlalu berat untuk ia terima, dia sudah tak punya keluarga lain selain ayah dan ibu.
" Tidak mungkin, ini pasti bukan kalian, ya Allah mengapa kau ambil dua-duanya ... lalu aku sama siapa didunia ini."
perasaannya sudah campur aduk, serasa baru kemarin kedua orang tua nya pulang dari ibadah haji.
Dan begitu cepat mereka diambil dengan bersamaan,pak Tian tak bisa berbuat lebih selain menenangkan Rayana yang sedang hancur tak tau harus bagaimana.
" Aya, kamu itu kuat jangan menangis terus nanti mereka tidak tenang untuk meninggalkan mu disini . Lebih baik kita urus keduanya lalu dimakamkan tidak baik jika terlalu lama ditangisi."
"Iya Pak, " lalu menghapus air matanya, masih lemas ia mengurus semuanya ditemani pak Tian.
Pukul 16:00 mobil jenazah telah tiba di pemakaman umum, Rayana dibimbing oleh tetangganya menuju tempat peristirahatan terakhir kedua orang tuanya.
Diiringi isakan tangis dan tubuh yang tak bertenaga ,ia mencoba tegar walaupun nyata hancur.
Pak Tian ikut memanggul keranda dengan tenang .
Kini kedua orang yang paling ia sayangi sudah tidur dibawah tanah untuk selamanya, namun ia harus ikhlas dia gk mau ayah dan ibunya tidak tenang.
Setelah acara pemakaman selesai kini mereka tinggal berdua didepan pusaran ayah dan ibu Rayana.
" Ayah ,Ibu aku sayang kalian .... aku takut jika sendirian di sini, semoga ayah sama ibu tenang disana doaku selalu menyertai kalian," mengusap air matanya dan mengusap batu nisan keduanya dengan penuh kasih sayang.
" Aya ,saya tau kamu sangat hancur tapi kamu tidak boleh larut dalam situasi ini, ayo kembali lah bersemangat mereka pasti bahagia jika melihat anaknya bisa tegar dan sukses walaupun hanya sendiri didunia ini."
"Saya pernah ada diposisi kamu dan saya tau betul apa yang dirasakan kamu sekarang. Ada seorang gadis muda yang menyemangati ku kala itu. Wajahnya amat mirip dengan kamu, bahkan waktu itu saya hampir bunuh diri karena sudah hilang arah."
"Iya pak, saya akan berusaha baik-baik saja terima kasih bapak sudah mau meluangkan waktu untuk mengikuti pemakaman ayah dan ibu saya."
Tian mengantar kan Rayana kerumah lalu ia kembali lagi ke kantor karena ada meeting mendadak.
Sepanjang perjalanan ia berfikir keras kenapa wajah Rayana sangat amat mirip dengan gadis yang ia temui digedung saat itu. Berupaya menafikan itu semua kembali fokus ke jalan.
Rumah Rayana.
Rumahnya ramai banyak para tetangga yang hadir dikajian, mereka turut berdukacita.
Rayana mencoba tersenyum lalu menyapa para tetangga yang hadir "Ayah ibu kalian sungguh baik mereka semua sangat mengingat kebaikan kalian," tes, bulir bening mengalir membasahi pipinya.
Terima kasih buat yang sudah mampir ke cerita aku.......
mohon maaf jika masih banyak kekurangan ......
semoga dilancarkan dalam segala urusan baik 😁💜💜💜💜💜💜
Anyeong! apa kabar kalian hehe
...…………………………………………………………...
Hari-hari ia jalani sendiri hingga tak terasa masa cutinya sudah selesai dan harus bekerja kembali.
" Aya, ikut saya ketemu klien direstoran," singkatnya lalu berjalan dan diikuti oleh Rayana dari belakang.
Suasana didalam mobil begitu hening tak ada sepatah kata yang keluar dari keduanya.
Semua terfokus dengan fikiran sendiri, hingga tak terasa mereka tengah sampai disebuah restoran makanan Korea yang berada di Kota Semarang.
Keduanya turun dari mobil, lalu masuk ke dalam menuju ruang VIP.
Ternyata klien mereka belum datang, Rayana menelisik ke seluruh ruangan nampak begitu nyaman dengan bagunan ciri khas Korea Selatan.
Sedang asik-asiknya menikmati keindahan ruangan suatu suara mengejutkan nya.
" Hallo! selamat siang. Tuan Tian," sapa seorang lelaki yang bertubuh tinggi diikuti oleh beberapa body guard yang menunggu didepan pintu masuk ruangan.
"Hallo! selamat siang Namjoon Lee!" jawab Tian diiringi senyum ramahnya.
Sontak Rayana langsung menengok ke sosok yang baru datang itu, ia tertegun melihat orang yang ada di depannya.
" Aya, kenalkan ini Namjoon Lee perwakilan dari agensinya dan kenal kan ini Rayana asisten saya."
" Hallo, Namjoon oppa!" ujarnya sedikit ragu .
" Hallo juga Rayana, lama sudah tak bertemu denganmu," titahnya diiringi senyum manis.
" Iya, Oppa masih mengingatku?" tanya Aya dengan ragu.
" Tentu saja masih ingat, apa kah kamu sudah benar-benar bisa menjalani hidupmu dengan sinar yang kamu miliki?, syukurlah kamu baik-baik saja."
" Ha iya, aku bisa walaupun sedikit berat hehe, oh ya silahkan Pak Tian dan Namjoon Oppa mau pesan apa?" menyodorkan buku menu pada keduanya.
Setelah semua makanan dipesan mereka berbincang-bincang mengenai kerja sama mereka.
" Kami menawarkan kerja sama dengan TLS untuk menjadi brand ambassador produk kami yang bergerak di bidang fashion. Ini ada beberapa tawaran dari kami silahkan dibaca terlebih dahulu " Tian menyerah kan map berwarna biru muda pada Namjoon.
"Aku tidak menyangka , sudah susah payah melupakan nya ternyata bertemu lagi huft......."bati Aya dan tak terasa ia melamun.
" Aya kenapa kau melamun ?"
"Aa tidak, itu hanya perasaan Oppa saja," jawabnya mencoba menahan gugup.
Tiba-tiba handphone Namjoon berdering tertera nama Jin Hyung dengan segera ia menekan tombol hijau.
" Yaaa Namjoon-aa lama sekali kau mengangkat video call dari ku. Tak tau apa kita menghawatirkan mu!" omelnya tak henti-henti sedangkan Namjoon diam sambil tersenyum.
" Iya maaf kan aku Hyung, kemarin terlalu lelah jadi aku ketiduran. Coba lihatlah Hyung siapa yang sedang bersama ku saat ini," ucapnya lalu memberikan handphone miliknya kepada Aya.
" Oh Rayana! aaa benarkah ini dirimu, apa kau baik-baik saja?" tanya Han Jin dengan wajah sumringah.
" Nee! aku baik-baik saja," jawab Rayana diiringi senyuman manis.
Tiba-tiba semua member berkumpul dan terjadi kericuhan. Mereka masih ingat betul wajah Rayana dan mereka juga bersyukur akhirnya seorang pengemarnya bisa mencintai diri sendiri dan bisa berjalan dengan sinar yang mereka miliki.
" Ooh Rayana aku merindukanmu," tutur Tae Ki spontan membuat all member terbengong seketika juga mereka menatap TAE Ki dengan heran.
" Aaaa benarkah Tae Ki-aa?" tanya Ong yang baru pertama kali mendengar perkataan TAE Ki.
" Aya benar kami merindukan mu, apa kamu benar-benar sudah melupakan kami?" sahut J-yoon.
" Aiya maaf kan aku, aku tidak melupakan kalian. Mari kita hidup dengan jalan masing-masing," jawab Aya.
Mereka terus berbincang hingga akhirnya panggilan video call ditutup.
" Oh kalian sudah lama kenal?" tanya Tian ragu.
" Aiya, aku pernah menjadi fans berat mereka pak." Kata Rayana dengan serius.
Akhirnya mereka membicarakan mengenai kerja sama dan langsung mendapatkan tanda tangan dari Namjoon.
" Pak Tian boleh kah saya pinjam asisten bapak besok, hari Sabtu?"
" Aiya boleh-boleh, tinggal Aya-nya mau apa gak," Rayana hanya menganggukkan kepalanya.
Keesokan harinya
Namjoon menjemput Aya didepan apartemen, Namjoon hanya ingin berjalan-jalan diarea Semarang namun ia tak tau referensi tempat wisata yang bagus ada dimana saja.
Karena saat pergi pukul jam 16:00 Aya mengajak Namjoon ke museum Kota Lama, karena menurutnya Namjoon sangat suka dengan karya seni atau pun peninggalan sejarah.
Keduanya berjalan beriringan, mulai memasuki area dalam museum. Namjoon terus mengikuti Rayana dan tak sengaja ada orang yang tiba-tiba menabrak Aya hingga oleng ke belakang.
Dengan sigap Namjoon menopang badan Aya, tak sengaja bertatap mata. Dengan cepat Aya memalingkan wajahnya, karena tidak baik seorang wanita bertatap mata dengan yang bukan suaminya.
Secepatnya ia berdiri dan meminta maaf kepada Namjoon. Lalu keduanya kembali berjalan berdampingan dengan rasa canggung yang semakin kental hingga keduanya sampai didalam museum.
" Apakah bangunan ini sudah berdiri sejak lama? " tanya Namjoon untuk mengalihkan topik dan memecahkan kecanggungan.
" Iya sudah lama dan banyak juga yang berkunjung kesini entah dari dalam negeri maupun luar negeri. Peninggalan sejarah disini sangat banyak," jawab Aya dengan manik matanya yang menelisik ramai nya jalanan.
" Ooh lain waktu aku akan berkunjung ke Indonesia lagi untuk melihat peninggalan sejarah disini dan mengajak para member." Timpal Namjoon dengan senyuman manis memperlihatkan lesung pipi.
" Apa tidak ada satupun TBS yang tau jika Oppa ada di Indonesia?"
" Aku tidak update foto satupun selama aku ke Indonesia, karena aku hanya datang dengan beberapa body guard. Dan kita tidak menyelenggarakan acara apapun, ini semua berjalan secara privat," jelasnya sambil berjalan.
Aya menjelaskan satu persatu barang peninggalan sejarah itu dengan telaten dan langsung dimengerti oleh Namjoon.
Body guard Namjoon masih setia mengikuti keduanya.
Suasana di museum tidak terlalu ramai hanya ada beberapa orang saja, mereka pun bisa melihat-lihat dengan tenang.
Waktu pun terus berjalan hingga mereka sudah menelusuri seluruh isi museum tanpa tertinggal satu sudut.
Setelah dari museum Aya mengajaknya untuk pergi untuk membeli Chatime minuman boba yang saat ini banyak digandrungi para remaja muda.
Jam menunjukkan pukul 19:00 waktu makan malam, mereka makan disebuah restoran.
" Aya apa kau tak ingin pergi ke Korea Selatan?"
Aya terdiam sejenak mendengar pertanyaan Namjoon.
" Aku pingin kesana tapi belum ada waktu yang pas, lain kali pasti aku kesana hehe," diiringi cengirnya.
Namjoon mengangguk- anggukan kepalanya lalu menyuapkan kembali makanan kedalam mulutnya.
Hari ini sangat melelahkan, kini Aya sudah diantarkan ke apartemen oleh Namjoon.
Segera mandi dan waktunya untuk menulis novel, sebelum itu tak sengaja ada notifikasi dari Instagram jika ada yang mengikuti akun miliknya.
Bahkan nama akun tersebut tidak asing baginya, namun kali ini ia tidak tidak ingin tau dan melanjutkan hobinya.
Tak terasa sudah 1 jam lebih ia menulis novel, meregangkan otot-otot tangan nya yang terasa nyeri. Entah kenapa sudah jam 22:00 namun matanya belum juga mengantuk.
Akhirnya ia membuka Instagram dan membuka notifikasi tersebut.
" Apakah dia tidak ada kerjaan lain?" gumamnya keheranan.
...Terima kasih buat yang sudah mampir ke cerita aku 😊...
jika berkenan vote, coment, favorit ya 😅
semoga dilancarkan dalam segala urusan baik 😁💜💜💜
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!