Di sebuah bangunan kecil, terlihat sosok Pemuda yang sedang meratapi nasibnya yang malang.
Pemuda itu tidak lain adalah Shen Long yang sudah berusia 17 tahun sedang duduk di sebuah ruangan yang sempit yang tidak layak untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.
" Ya Dewa... Kenapa aku diberikan Takdir seperti ini." Shen Long yang terlihat murung karena sudah berkali-kali mendapatkan kemalangan dalam hidupnya.
Bagaimana tidak? Shen Long yang awalnya sudah mencapai Pendekar Ahli tingkat 1 sejak masih berusia 7 tahun, kini semakin hari semakin menurun hingga sudah mencapai Pendekar Dasar tingkat 1.
Karena kejeniusannya Shen Long dijodohkan dengan Putri Raja Ling Minghao, yaitu Ling Yi Hua dari Kerajaan Ling sejak Shen Long masih berusia 7 tahun dan saat itu Ling Yi Hua masih berusia 6 tahun.
Pada waktu itu Ayah dari Shen Long masih menjabat sebagai Patriak Sekte Naga Langit dimana Ayah Shen Long mampu membawa Sekte Naga Langit mencapai kejayaan.
Sejak pertunangan antara Shen Long dan Ling Yi Hua itu, ada beberapa orang yang tidak menyukai hal tersebut sehingga mereka berniat untuk menyingkirkan Ayah Shen Long.
Pada suatu hari Ayah dan Ibu Shen Long sedang melakukan perjalanan menuju ke Istana Kerajaan Ling dimana mereka dihadang oleh kelompok misterius hingga mereka terbunuh akibat pertarungan itu.
Mendengar kematian kedua orang tuanya, Shen Long merasa frustasi karena dalam usianya masih muda yang tentu saja sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya.
Melihat hal itu, Tetua Agung dari Sekte Naga Langit yang bernama Hao Tian merasa kasian kepada Shen Long lalu mengangkatnya menjadi anak.
Hao Tian juga memiliki dua orang Putra yaitu Hao Mingzi dan Hao Xiang yang juga sangat baik kepada Shen Long.
Untuk menggantikan Ayah Shen Long, beberapa Tetua dan Guru yang lain ingin mengangkat Hao Tian sebagai Patriak baru mereka.
Namun usulan tersebut ditolak secara halus oleh Hao Tian, karena dia beralasan lebih fokus untuk keluarganya.
Karena Hao Tian menolak hal tersebut, ada satu orang yang langsung berdiri yang menandakan bahwa dia siap mengemban tugas sebagai Patriak Sekte Naga Langit.
Dia adalah Yang Gang yang sebelumnya menjabat sebagai Tetua Sekte Naga Langit dan salah satu otak dari pembunuhan terhadap Orang tua Shen Long.
Karena tidak ada kandidat yang memenuhi persyaratan, mereka pun mengangkat Yang Gang sebagai Patriak Sekte Naga Langit yang dimana memiliki temperamen yang buruk dan sangat misterius.
Sejak pengangkatan Patriak Yang Gang, secara perlahan tatanan Sekte Naga Langit telah bergeser hingga banyak menimbulkan pertanyaan dari beberapa Tetua.
Tidak lama kemudian Shen Long terkena racun yang sangat misterius, dimana dia tidak bisa lagi untuk Berkultivasi.
Tetua Agung Hao Tian dan beberapa Tetua yang lain juga merasa heran, karena tidak mampu mengenal racun yang bersarang di tubuh Shen Long.
Belum genap satu tahun atas kematian kedua orang tuanya, kini mengalami nasib yang buruk dimana dia tidak bisa lagi untuk Berkultivasi akibat Racun yang bersarang di tubuhnya.
Sejak saat itu Shen Long mulai dijauhi oleh teman sebayanya bahkan tidak jarang harus mendapatkan perlakuan yang buruk.
Tidak hanya sampai disitu saja, Shen Long juga mulai dijauhi oleh sahabatnya sendiri tentu saja membuat dia semakin frustasi.
Kini hanya tinggal tiga orang saja yang masih peduli kepadanya, yaitu Tetua Agung Hao Tian yang sebagai Ayah angkatnya dan kedua Kakak angkatnya Hao Mingzi dan Hao Xiang.
Saat Shen Long sedang meratapi nasibnya, kini terdengar suara dari luar yang sedang memanggilnya.
" Adik Long... Apa kamu tidak ingin berziarah ke makam kedua Orang Tuamu?" Suara terdengar dari luar, tidak lain adalah Hao Mingzi.
" Tunggu sebentar Kak." Shen Long mengusap air matanya buru-buru keluar dari bangunan kecil tersebut.
Shen Long tersadar bahwa hari ini adalah hari mengenang 10 tahun kematian kedua orang tuanya.
" Adik Long... Kamu menangis lagi? Kamu seorang pria harusnya tidak boleh menangis." Hao Xiang menggelengkan kepala berusaha untuk menghibur adik angkatnya tersebut.
Mereka memang sangat memahami kondisi yang dialami oleh Shen Long, bagi siapapun yang berada di posisi Shen Long dapat dipastikan dia juga tidak kuasa menahan air mata karena sudah 10 tahun mendapatkan perlakuan buruk kepadanya.
Perlakuan tersebut selalu saja terjadi setiap hari yang membuat Shen Long harus mendapatkan luka lebam di seluruh tubuhnya oleh beberapa Murid luar Sekte Naga Langit.
Di dalam Sekte Naga Langit terdapat tiga tingkatan Murid; yaitu Murid Luar, Murid Dalam dan Murid Inti.
Hao Mingzi dan Hao Xiang yang sudah tinggal sebagai Murid Dalam pun tidak bisa berbuat apa-apa karena Shen Long masih tinggal sebagai Murid Luar.
Ditambah lagi dengan aturan dimana Murid Luar, Murid Dalam, dan Murid Inti tidak boleh saling mengganggu apalagi mencari masalah.
Para Tetua dan Guru pun seakan tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena mereka menganggap bahwa Shen Long adalah aib untuk Sekte mereka.
Meskipun begitu, mereka tidak berani untuk mengusir Shen Long karena Tetua Agung selalu mempertahankan Shen Long untuk berada di Sekte Naga Langit.
" Tidak Kak. Aku hanya kecapean berlatih." Shen Long menyembunyikan kesedihannya.
" Baiklah... Sekarang kita ke pemakaman orang tuamu." Hao Mingzi tidak ingin terlalu mempermasalahkan hal itu, karena dia sendiri tidak bisa menolong banyak.
Bahkan Tetua Agung sendiri hanya mampu mempertahankan Shen Long di Sekte Naga Langit, tetapi tidak memiliki hak untuk mengatur yang lain.
Mereka bertiga pun melangkahkan kaki mereka menuju ke sebuah tempat dimana tempat disemayamkan orang tua Shen Long.
" Hei... Ternyata sampah itu tidak berani berjalan sendiri. Bahkan harus meminta perlindungan dari Murid Dalam." ucap salah satu Murid Luar berkata kepada rekannya yang lain.
" Benar Saudara... Dasar sampah tidak berguna. Kenapa sampai sekarang Sekte Naga Langit tidak mengeluarkan Murid sampah seperti itu." ucap Murid wanita yang berada di tempat itu ikut memaki Shen Long yang tidak lain adalah Hu Meiyin yang dulu adalah gadis yang paling akrab dengan Shen Long.
" Saudari Meiyin... Aku tidak menyangka kamu juga ikut bersama mereka untuk memaki dan menyudutkan ku." Shen Long menggelengkan kepala karena perubahan sikap dari Hu Meiyin yang dulu selalu bersamanya untuk berlatih ataupun melakukan aktivitas lain.
Bahkan bisa dibilang mereka seperti pasangan kekasih dimana semua Murid Luar juga mengetahui hal tersebut.
" Ciihhhh... Siapa juga yang mau menjadi kekasih seorang sampah." Hu Meiyin merasa jijik melihat Shen Long.
Mendengar ucapan dari Hu Meiyin, hati Shen Long merasa sakit karena dulu Hu Meiyin pernah berjanji akan selalu bersama dengan Shen Long meskipun dia tau bahwa Shen Long tidak bisa Berkultivasi lagi.
Shen Long memang sudah bertunangan dengan Ling Yi Hua, namun itu hanya keinginan Raja Ling Minghao dan mendiang Ayahnya saja.
Sedangkan mereka sendiri tidak pernah dipertemukan hingga sampai sekarang apalagi waktu itu Shen Long masih kecil yang tentu tidak memperdulikan hal itu.
Karena sedari kecil hanya Hu Meiyin lah yang selalu menempel pada Shen Long hal itu membuat mereka berdua memiliki benih-benih cinta saat mereka menginjak usia remaja.
Bahkan waktu itu Hu Meiyin meminta kepada Shen Long untuk membatalkan rencana pertunangan dengan Ling Yi Hua, yang tentu saja hal itu disetujui oleh Shen Long.
" Adik Long... Lebih baik kita lanjutkan perjalanan." Hao Mingzi membawa mereka meninggalkan tempat itu menuju ke pemakaman.
Sesampai di pemakaman orang tuanya, seperti biasa Shen Long menabur bunga dan menyalakan beberapa batang dupa lalu berlutut di hadapan makam kedua orang tuanya tersebut.
Begitu juga dengan Hao Mingzi dan Hao Xiang, mereka juga ikut memberi penghormatan kepada makam kedua orang tua Shen Long yang mereka anggap sebagai orang yang paling berjasa di Sekte Naga Langit.
Setelah menjelang sore, Hao Mingzi dan Hao Xiang membawa Shen Long untuk kembali ke Sekte Naga Langit hingga mereka pun bergegas dari tempat itu.
Setelah berada di bangunan kecil, Hao Mingzi dan Hao Xiang berpamitan kepada Shen Long untuk kembali ke kediaman masing-masing.
" Adik Long... Apa kamu masih merasakan sakit?" Hao Mingzi yang sejak awal memperhatikan tubuh Shen Long banyak mengalami luka lebam hingga luka sayatan saat Shen Long melepaskan pakaian atasnya untuk membersihkan kedua orang tuanya.
" Tidak kak... Ini hanya luka ringan saja. Mungkin dalam beberapa hari juga sembuh." Shen Long menyembunyikan rasa sakit luar biasa yang dia alami dimana hari-hari sebelumnya dia selalu dipukul bahkan diberikan luka sayatan hingga babak belur oleh Yang Kiang Putra dari Patriak Yang Gang.
Beruntung pada hari ini Yang Kiang dan teman-temannya tidak ingin bertemu dengan Shen Long, karena mereka sudah tau akan kedatangan Hao Mingzi dan Hao Xiang.
" Adik Long... Kamu tidak bisa menyembunyikan hal itu kepada kami. Kami sudah mendengar dari beberapa Murid lain bahwa kamu dipukuli oleh Yang Kiang bersama teman-temannya. Maafkan kami tidak bisa berbuat banyak, tapi kami bisa membantumu sedikit." Hao Xiang memberikan beberapa Pil pemulihan kepada Shen Long untuk mengobati lukanya.
" Terimakasih atas bantuan Kakak semua. Suatu saat aku akan membalas kebaikan kalian." Shen Long mengambil Pil tersebut memasukkan di balik sakunya.
Terlihat sebuah senyuman dari wajah Shen Long, dengan adanya Pil tersebut paling tidak bisa meringankan rasa sakit yang dia derita.
Setelah itu Hao Mingzi dan Hao Xiang meninggalkan tempat itu yang kini hanya menyisakan Shen Long seorang diri seperti biasa tidak ada makanan, tidak ada pil, tidak ada Sumberdaya apapun dari Sekte Naga Langit.
Bahkan Shen Long hanya beralaskan tanah di bangunan kecil tersebut yang memang bukan untuk tempat tinggal, melainkan bekas kandang Kuda yang diperbaiki oleh Shen Long.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Shen Long hanya mengandalkan Ikan di sungai dan buah-buahan yang ada di Hutan yang kebetulan bangunan kecil tersebut berada di pinggir Hutan.
" Sekte Naga Langit adalah Perjuangan dari Ayahku. Patriak Yang Gang dan kalian semua. Suatu saat aku akan membalas dendam." Shen Long mengepal tangannya dengan penuh amarah.
Jika saja bukan karena menghormati Tertua Agung Hao Tian, Hao Mingzi dan Hao Xiang, Shen Long sudah meninggal Sekte Naga Langit.
Hal itulah yang membuat Shen Long masih bertahan di tempat tersebut.
Hanya dengan beralaskan tanah, Shen Long melepaskan rasa lelahnya tertidur dengan pulas.
Pada keesokan pagi, seorang Tetua memanggil Shen Long untuk menghadapi Patriak Sekte Naga Langit.
" Long'er... Hari ini kita kedatangan tamu dari Kerajaan Ling. Tunanganmu juga ikut hadir." Tetua tersebut menggelengkan kepala melihat ke arah Shen Long yang begitu memprihatinkan.
" Baik Tetua. " Shen Long menundukkan kepala lalu berjalan mengikuti tetua tersebut.
Di dalam ruang rapat Sekte, terlihat beberapa sosok yang asing bagi Shen Long dimana salah satunya sosok wanita yang sangat cantik memakai gaun yang sangat mewah.
" Salam Patriak, Salam Tetua Agung, salam untuk semuanya." Shen Long berlutut di hadapan mereka yang hadir di tempat itu.
" Ayah... Jadi ini tunanganku itu. Kenapa begitu menyedihkan." ucap sosok wanita bergaun mewah yang tidak lain adalah Ling Yi Hua.
Mendengar ucapan dari Ling Yi Hua, semua mata tertuju pada Shen Long yang memang dalam kondisi memprihatinkan dimana banyak mengalami bekas luka sayatan di wajah dan lengannya.
" Patriak... Tolong jelaskan kepada kami!" Sosok Pria paruh baya memakai pakaian Bangsawan yang tidak lain adalah Ling Minghao menatap ke arah Yang Gang.
" Begitulah kondisi Long'er sekarang. Aku sudah menasehatinya berkali-kali agar tidak membuat masalah. Tapi dia tidak mendengarkan nasihatku." Yang Gang menghela nafas panjang dengan ekspresi begitu prihatin untuk melancarkan sandiwaranya.
" Saat kedua orang tuanya meninggal, Long'er sangat berubah drastis. Meskipun tidak bisa Berkultivasi lagi, namun dia selalu membuat onar di Sekte Naga Langit ini." Lanjut Yang Gang.
" Mohon ampun Patriak. Saya tidak pernah berbuat onar. Tapi merekalah yang selalu menindasku bahkan tidak jarang mereka memperlakukanku seperti bahan mainan." Shen Long sudah tidak tahan lagi karena kesalahan selalu dilemparkan kepadanya.
" Long'er... Sampai kapan kamu bisa berubah? Sepertinya kamu terus mengelak atas tindakanmu sendiri." Yang Gang menatap tajam ke arah Shen Long.
" Aku tidak tau apa permasalahan kalian disini, tapi aku tidak ingin mendapatkan menantu seperti Sampah ini." Ling Minghao menatap ke arah Shen Long.
" Ayah... Aku juga tidak ingin memiliki Suami sampah seperti Pemuda ini." Ling Yi Hua merasa jijik melihat Shen Long.
" Yang Mulia Raja... Pertunangan tetap pertunangan. Kita tidak bisa membatalkan hal itu." Hao Tian ikut bersuara merasa terhina dengan ucapan dari Ling Minghao dan Ling Yi Hua.
" Begini saja, bagaimana kalau kita ganti Pertunangan itu? Sepertinya Yang Kiang Putra dari Patriak begitu sangat berbakat." Salah satu dari Tetua memberi usul, dimana semua itu telah direncanakan sebelumnya bersama Yang Gang.
" Apa kalian menganggap Putriku sebagai bahan mainan?" Ling Minghao sangat marah dengan usulan tersebut.
" Maaf Yang Mulia Raja. Aku hanya prihatin dengan Tuan Putri. Apa kata orang nanti, jika Yang Mulia Raja memiliki menantu sampah. Di dalam perjanjian sebelumnya telah tertulis pertunangan antara ' Putra Patriak Sekte Naga Langit dan Putri Raja Ling Minghao.'." Tetua tersebut mengeluarkan sebuah gulungan kertas tentang perjanjian tersebut.
" Hhmmm." Ling Minghao mengingat kembali perjanjian tersebut.
" Ayah... Aku rasa itu lebih baik dari pada menikah dengan Pemuda sampah ini." Ling Yi Hua kembali melemparkan cacian kepada Shen Long.
Shen Long yang sudah terbiasa mendengar cacian tersebut hanya bisa diam, meskipun mengutuk keras di dalam hatinya.
" Jika kedatanganku disini hanya untuk mendapatkan cacian, lebih baik aku pergi dari sini." Shen Long beranjak dari tempatnya untuk meninggalkan tempat tersebut.
" Ciihhhh." Ling Yi Hua membuang muka mendengar ucapan dari Shen Long saja seakan mau muntah.
Hao Tian yang melihat hal itu seakan tidak terima atas perlakuan mereka terhadap Shen Long.
Meskipun dia memiliki jabatan sebagai Tetua Agung, namun keputusan mutlak di tangan Patriak.
' Long'er... Maafkan pamanmu ini karena tidak mampu mengemban amanah dari orang tuamu.' Hao Tian membatin sangat menyesal karena ketidak berdayaannya.
Di tempat lain, Shen Long yang sudah keluar dari ruang rapat Sekte kini berjalan berniat untuk kembali ke kediamannya dengan penuh kehati-hatian.
Shen Long melakukan hal itu, karena di Sekte Naga Langit bukanlah tempat yang aman untuknya dimana jika ada murid yang mengetahui keberadaannya maka saat itu juga Shen Long mendapatkan perlakuan yang tidak pantas.
" Bukankah Pemuda itu adalah sampah Sekte?" tiba-tiba terdengar suara dari belakang Shen Long.
" Tidak salah lagi... Kita harus mengajarkannya. Bukankah Patriak memberi perintah kepada kita untuk menghajar sampah ini jika bertemu." Sosok yang lain ikut menimpal.
Mendengar ucapan tersebut Shen Long berlari secepat mungkin untuk menghindari sebuah perkelahian yang dimana sudah tentu Shen Long akan mengalami kekalahan mutlak.
" Hei kamu! Berhenti! " Ketiga murid tersebut mengejar Shen Long.
Tanpa menoleh ke belakang, Shen Long terus berlari hingga keluar dari Sekte, karena satu-satunya yang Shen Long miliki adalah kecepatan dalam berlari.
Hal itu tentu saja karena setiap hari Shen Long selalu menghindar dari kejaran murid yang lain meskipun terkadang harus tertangkap karena perbedaan tingkat Kultivasi.
Sebenarnya di dalam Gerbang Sekte ada beberapa Penjaga. Namun karena mereka juga tidak menyukai keberadaan Shen Long, tentu saja mereka membiarkan hal tersebut agar bisa menghukum Shen Long jika dia berani masuk kembali ke Sekte Naga Langit.
Setelah berada di luar Sekte, Shen Long pun terus berjalan mengikuti arah kakinya melangkah, karena baru pertama kali keluar dari Sekte Naga Langit.
" Paman, Kak Mingzi, Kak Xiang... Maafkan aku. Sepertinya Sekte ini tidak cocok untukku." Shen Long berjalan di balik semak-semak tanpa sengaja menendang sebuah bongkahan tanah hingga terlempar ke dalam semak-semak.
" Aduh.." terdengar suara dari balik semak-semak.
" Siapa itu?" Teriak sosok pemuda dari balik semak-semak hingga muncul sosok wanita yang sangat familiar di mata Shen Long.
Kedua pasangan muda-mudi tersebut tidak lain adalah Yang Yuan Putra kedua dari Patriak Sekte Naga Langit dan Hu Meiyin dimana kedua pasangan tersebut tanpa memiliki busana.
" Yin'er." Shen Long merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat, dimana Hu Meiyin yang sudah tanpa busana berlindung di belakang Yang Yuan sambil menutup kedua gunung kembar miliknya.
Melihat hal itu, hati Shen Long merasa sakit dengan napas terasa sesak tidak menyangka jika orang yang dia cintai melakukan hal yang buruk di depan matanya.
" Apa yang kamu lihat?" Oh... Jangan-jangan kamu juga ingin menikmati Yin'er. Jangan mimpi kamu! Dia adalah milikku!" Yang Yuan tidak peduli kondisinya dalam keadaan bug*l.
" Cepat pergi sebelum aku menghajar mu. Mengganggu saja." Hu Meiyin menatap tajam ke arah Shen Long.
" Yin'er, tunggu sebentar! Aku harus membunuhnya, biar tidak ada yang mengetahui apa yang kita lakukan." Yang Yuan mengambil pakaiannya berniat untuk membunuh Shen Long.
" Gege... Kalau perlu buang mayatnya ke jurang agar tidak ada yang mengetahui." Hu Meiyin terlihat kesal karena saat gairahnya memuncak malah terkena bongkahan tanah di kepalanya.
Tanpa banyak berpikir Shen Long langsung lari dari tempat tersebut berkeringat dingin takut akan dibunuh.
" Tunggu sialan!" Yang Yuan semakin kesal karena belum sempat memasang pakaiannya, kini Shen Long sudah lari menjauhi mereka.
' Awas saja kalian semua. Suatu saat Aku akan memberi perhitungan dan membalas dendam kepada kalian semua.' Shen Long menggerutu dalam hati berniat untuk menyembuhkan racun yang bersarang pada tubuhnya dengan sebuah harapan agar bisa mencari Guru yang terbaik untuk berlatih.
Dengan tekad yang kuat, Shen Long bersumpah dalam hati untuk menghancurkan Sekte Naga Langit di kemudian hari sambil berlari meninggalkan tempat tersebut.
Hari sudah mulai gelap dimana Shen Long terus berlari karena takut akan dikejar oleh Yang Yuan hingga berhenti di pinggir Hutan dimana dirinya sudah kelelahan ditambah dengan rasa lapar dan haus.
Dengan niat yang kuat, Shen Long memberanikan diri untuk memasuki Hutan tersebut yang belum pernah dia ketahui.
Hutan tersebut memang bukan tempat tinggal para Siluman, namun di kedalaman Hutan terdapat sebuah jurang yang tidak diketahui kedalamannya sehingga banyak orang menyebutnya sebagai Jurang tanpa dasar.
Pada saat malam tiba, Shen Long terus menyusuri Hutan tersebut untuk mencari sesuatu yang dapat dia makan.
Karena hari sudah gelap, Shen Long terpaksa mengambil beberapa dedaunan yang menurutnya tidak berbahaya sebagai pengganjal perut.
Meskipun sudah tidak merasa lapar lagi, tapi rasa haus tetap saja membuat Shen Long tidak berdaya hingga jatuh tersungkur hingga pingsan.
Pada keesokan hari terlihat matahari sudah muncul dari balik dedaunan menyinari wajah Shen Long yang membuatnya terbangun.
" Ada dimana ini?" Shen Long dengan nada lirih mencoba mengingat kembali kejadian sebelumnya.
Shen Long pun bangkit kembali dengan sekuat tenaga untuk mencari jalan keluar dari Hutan tersebut.
Namun jalan yang dia tuju malah semakin masuk ke dalam Hutan hingga menempuh perjalanan setengah hari Shen Long sudah tidak kuat lagi untuk berjalan.
Dengan niat segera keluar dari Hutan tersebut, Shen Long merangkak sekuat tenaga hingga berlumuran darah dari kedua tangan dan kakinya.
Semakin masuk ke dalam Hutan, Shen Long mendapat jalan buntu dimana di depannya terdapat jurang yang curam seakan memotong perjalanannya.
" Yin'er... Kamu begitu tega kepadaku. Sepertinya aku sudah tidak berarti untukmu." Shen Long menghentikan perjalanannya karena sudah tidak mampu lagi untuk merangkak sambil membayangkan dimana Hu Meiyin menyerahkan tubuhnya kepada Yang Yuan.
Hal itu membuat Shen Long merasa hidupnya sudah tidak berarti lagi. Ditambah lagi dengan kondisinya yang sangat memprihatinkan menambah rasa sakit yang dia derita.
" Mungkin Jurang ini akan menghentikan penderitaanku. Ayah, Ibu... Sebentar lagi aku akan menyusul." Shen Long yang sudah dalam keadaan terpuruk berniat untuk mengakhiri hidupnya.
" Yin'er... Semoga kamu berbahagia dengan pilihanmu. Mungkin aku sudah terlalu berharap banyak kepadamu." Shen Long menutup kedua matanya dengan sebuah senyuman mendorong tubuhnya ke Jurang sekuat tenaga.
Saat itu juga terlihat sebuah bayangan yang sangat cepat menangkap Pemuda tersebut agar tidak jatuh ke Jurang tanpa dasar.
" Apa kamu ingin mati?" terdengar suara wanita dari bayangan tersebut mengangkat kembali tubuh Shen Long.
Shen Long yang sudah tidak berdaya hanya mampu melihat samar-samar sosok yang menarik tangannya tersebut hingga pandangannya mulai gelap hingga pingsan.
Tiga hari telah berlalu, kini tersadar dari pingsan dimana dirinya telah berada di tempat yang asing.
" Ada dimana ini?" Shen Long membuka mata kiri hanya melihat langit-langit Goa.
" Syukurlah kalau kamu sudah sadar. Sudah tiga hari kamu tidak sadar karena banyak mengeluarkan darah." terdengar suara wanita dari arah belakang Shen Long.
Shen Long pun ingin menoleh ke arah sumber suara, namun tubuhnya masih terasa kaku yang membuat dia tidak bisa menggerakkan badannya dengan bebas.
" Aku melihatmu hampir terjatuh ke jurang tanpa dasar. Apakah waktu itu kamu sedang kesurupan?" Sosok wanita cantik berjalan mendekati Shen Long hingga berhenti di depannya.
" Kenapa kamu menolongku?" Shen Long sedikit kesal karena rencananya bunuh diri digagalkan.
" Apa kamu ingin mati? Tidak masalah, lagi pula aku sedang lapar." Wanita tersebut mengeluarkan sebuah Pisau kecil menatap ke arah Shen Long seperti orang yang kelaparan.
" Gluug." Shen Long menelan ludah saat melihat Pisau kecil di tangan wanita tersebut.
" Apa wanita ini pemakan daging manusia?" Shen Long bergumam berkeringat dingin.
" Oh ya... Sepertinya aku akan memulai memakan mu dari mana? Kalau jari tangan, itu sedikit keras. Aku tidak memiliki Api untuk memanggang mu. Bagaimana kalau dari isi perut? Mungkin agak sedikit lunak." Wanita tersebut memainkan Pisau di tangannya.
Mendengar ucapan dari wanita tersebut, Shen Long sedikit khawatir berniat untuk lari dari tempat tersebut. Namun jangankan untuk berlari, untuk menggerakkan badannya saja sangat susah.
" Tolong Nona Monster... Jangan makan aku!" Shen Long sangat gugup berkeringat dingin merasakan napasnya mulai sesak.
" Baiklah... Aku tidak akan memakan mu hari ini. Tunggu kamu sudah benar-benar pulih. Tidak enak jika memakan orang yang sedang sakit." Wanita tersebut berjalan mengitari tempat Shen Long yang sedang duduk di sebuah batu besar.
" Apa yang kamu lakukan disini?" Shen Long memberanikan diri untuk bertanya.
" Pertanyaan yang cukup bagus... Sekarang aku ingin bertanya kepadamu sekali lagi. Apa kamu ingin mati atau tidak?" Suara wanita tersebut sangat merdu di telinga Shen Long, namun penuh dengan nada ancaman.
Mendengar pertanyaan dari wanita itu, Shen Long sedikit berpikir hingga beberapa saat dia menggelengkan kepala yang menandakan bahwa dia tidak ingin mati.
" Nah, Begitu kan lebih bagus. Oh ya, namaku Xiao Ai Qing. Nama kamu siapa?" Wanita yang bernama Xiao Ai Qing mengulurkan tangan seakan ingin berjabat tangan dengan Shen Long.
" Shen Long." Shen Long menjawab dengan singkat mengangkat tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Xiao Ai Qing.
" Nama yang cocok. Sekarang pulihkan lukamu! agar kita cepat keluar dari Hutan ini. Aku tidak bisa terlalu lama disini, karena keluargaku pasti sudah lama mencariku." Xiao Ai Qing memberikan beberapa dedaunan yang sudah dihaluskan lalu menempelkan ke beberapa bagian tubuh Shen Long yang terkena luka.
Dari perkiraan Shen Long bahwa Xiao Ai Qing masih berusia 15 tahun atau paling tidak usia 17 tahun yang terlihat sangat cantik dari Hu Meiyin bahkan melebihi Putri Ling Yi Hua.
" Terimakasih Nona Qing. Jika boleh tau, bagaimana kamu bisa berada di tempat ini?" Shen Long kembali bertanya kepada Xiao Ai Qing.
" Aku kesini untuk mencari tanaman Rumput Putih untuk obat. Kebetulan aku melihatmu sedang terjatuh, makanya aku cepat-cepat menyelamatkanmu. Hei... Kenapa kamu memanggilku Nona? Apa aku kelihatan lebih tua darimu?" Xiao Ai Qing menatap tajam ke arah Shen Long.
" Maaf Nona... Ah..." Shen Long keceplosan.
" Haaahh... Terserah kamu saja. Lalau bagaimana denganmu sendiri? Kenapa kamu ada di Hutan ini?" Xiao Ai Qing kembali bertanya kepada Shen Long.
Mendengar pertanyaan dari Xiao Ai Qing, Shen Long langsung terlihat murung merasa ragu untuk menceritakan tentang dirinya.
Namun karena selama ini Shen Long tidak pernah bercerita kepada siapapun termasuk Hao Mingzi dan Hao Xiang.
Untuk melepaskan segala permasalahannya, akhirnya Shen Long mulai menceritakan kehidupannya mulai dari sejak kepergian kedua orang tuanya hingga sampai saat Shen Long berencana untuk mengakhiri hidupnya.
Mendengar cerita dari Shen Long, Xiao Ai Qing merasa prihatin dengan keadaan yang dialami oleh sosok Pria yang ada di depannya sekarang.
" Saudara Long... Meskipun aku masih muda darimu, aku sarankan agar kamu tidak boleh menyerah. Justru kamu tunjukkan kepada orang yang telah berbuat jahat kepadamu bahwa kamu bukan orang yang lemah." Xiao Ai Qing berusaha untuk menghibur Shen Long.
" Tapi aku tidak bisa Berkultivasi lagi. Itu sama saja seperti sampah yang harus dibuang dan dikucilkan." Ucap Shen Long.
" Aku pernah mendengar bahwa di Wihara Cahaya Budha ada seorang Biksu yang memiliki pemahaman tentang Obat untuk memulihkan kondisi tubuh seseorang yang terkena Racun. Entah benar atau tidak, lebih baik kamu mencobanya." Xiao Ai Qing memberi saran kepada Shen Long.
" Tapi aku tidak tahu dimana letaknya. Bahkan aku sendiri tidak bisa keluar dari Hutan ini." Shen Long merasa malu akan dirinya yang tidak pernah melakukan perjalanan.
" Setelah kita keluar dari Hutan ini, Aku akan menunjukkan jalan untukmu. Tapi sayangnya aku tidak bisa mengantarmu, karena kita berbeda jalur." ucap Xiao Ai Qing.
" Apa Nona tidak berniat untuk memakan ku lagi?" Shen Long sedikit menyelidik.
" Haaahh... Aku hanya bercanda. Lagi pula dagingmu tidak enak. Lebih baik kamu Istirahat saja disini! nanti aku akan mencari beberapa makanan untuk kita." Xiao Ai Qing meninggalkan goa tersebut untuk mencari makanan.
Sekilas Shen Long melihat Xiao Ai Qing membentuk bayangan berwarna putih bergerak dengan cepat seakan melayang di udara.
" Siapa wanita itu? Apakah dia benar-benar Monster?" Shen Long bergumam sambil membaringkan tubuhnya di atas Batu besar tersebut.
Setelah beberapa saat Xiao Ai Qing sudah muncul dengan membawa beberapa buah-buahan segar dan dua ekor Ikan yang cukup besar.
Xiao Ai Qing pun mengambil sebuah kotak kayu lalu membuat Api unggun dan memanggang ikan tersebut hingga dalam waktu beberapa menit Ikan tersebut sudah matang.
" Saudara Long... Makanlah! Dengan begitu, kondisimu akan cepat membaik." Xiao Ai Qing memberikan Ikan panggang tersebut kepada Shen Long.
Mendengar suara tersebut, Shen Long langsung bangkit dari tempatnya berbaring lalu duduk dan mengambil Ikan tersebut.
" Terimakasih Nona Qing." Shen Long merasa terharu atas perhatian dari Xiao Ai Qing karena selama ini dia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu.
Mereka pun makan bersama hingga dalam hitungan menit mereka sudah menghabiskan makanan tersebut.
Setelah merasa sudah kenyang Shen Long kembali membaringkan tubuhnya, karena masih belum mampu digerakkan secara leluasa.
Dua hari kemudian, kini kondisi Shen Long sudah merasa baikan hingga Xiao Ai Qing menuntun jalan untuk mereka keluar dari Hutan.
Setelah memakan waktu setengah hari, mereka sudah berada di pinggir Hutan dimana Xiao Ai Qing menunjuk sebuah jalan untuk Shen Long.
" Saudara Long... Kamu lurus saja melewati jalan setapak ini! Setelah kamu mencapai persimpangan, kamu harus mengambil jalur kanan. Setelah itu kamu ikuti saja jalan setapak itu. Di ujung jalan, kamu akan menemukan Wihara Cahaya Budha." Xiao Ai Qing memberikan petunjuk kepada Shen Long.
" Terimakasih Nona Qing. Jika Sang Pencipta memberikan aku kesempatan untuk hidup lebih lama, suatu saat aku akan membalas budi baikmu." Shen Long berkata dengan tulus karena selama di dalam Hutan, Xiao Ai Qing telah merawatnya dengan baik.
" Hhmmm..." Xiao Ai Qing sedikit terkejut karena hal itu menurutnya hanya pertolongan biasa, dimana orang tuanya selalu mengajarkan kebajikan kepadanya.
" Baiklah... Aku akan menunggu balas budimu. Agar kamu selalu mengingatnya, pakailah kalung ini!" Xiao Ai Qing melepaskan kalung dari lehernya lalu memberikan kepada Shen Long.
" Tap... Tapi Nona Qing... Kalung ini sepertinya sangat berharga." Shen Long merasa tidak enak, menolak secara halus atas pemberian dari Xiao Ai Qing.
" Kamu ambil saja! Hanya dengan ini kamu bisa menemuiku. Sekarang kita adalah teman. Jadi kamu tidak perlu sungkan lagi." Xiao Ai Qing memberikan kalung tersebut di telapak tangan Shen Long.
" Te... Teman?." Shen Long merasa terharu dengan ucapan tersebut tanpa sadar dari kelopak matanya bercahaya karena mengeluarkan air, meskipun hanya sedikit.
" Mmm." Xiao Ai Qing mengangguk.
" Baiklah Nona Qing. Kalau begitu aku pamit dulu." Shen Long mengambil kalung tersebut lalu melangkahkan kakinya mengikuti jalan setapak.
Begitu pun dengan Xiao Ai Qing, dia sendiri melanjutkan perjalanan kembali ke kediamannya.
...----------------...
**Siapakah Xiao Ai Qing?
Apakah dia dari Ras Manusia atau bukan?
Apakah dari Ras Manusia bisa membentuk bayangan seperti Hantu?
Jika Xiao Ai Qing adalah Manusia, apakah dia memiliki tingkat Kultivasi yang tinggi?
Dari perkataan Xiao Ai Qing sendiri hanya dengan Kalung yang dia diberikan kepada Shen Long saja yang bisa bertemu dengannya**.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!