NovelToon NovelToon

Cinta Bersemi Di Langit Qatar

Pertemuan Pertama Di Qatar

Viona Rosalina merupakan gadis broken home. Dia kerap kali mendapatkan kekerasan fisik dan mental dari ayahnya. Sang ibu meninggal karena bunuh diri. Setiap hari dia kabur-kaburan dari kejaran ayahnya.

Gadis itu trauma akan percintaan. Dia menilai semua laki-laki sama seperti ayah kandungnya. Konon katanya cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Tidak berlaku pada Viona. Nyatanya ayahnya adalah luka bagi Viona.

Luka yang menyebabkan trauma untuk menjalin hubungan serius. Dia melampiaskan stres nya dengan menonton bola. Sedari dulu dia mengidolakan Cristiano Ronaldo. Kisah hidup pemain sepak bola itu sangatlah menginspirasi Viona.

Pernah menjadi tukang sapu jalanan, sampai bisa menjadi pemain sepakbola terkaya di dunia. Popularitas nya mampu mengalahkan artis-artis ternama di Hollywood.

Viona rela menabung demo bisa pergi ke Qatar. Dia ingin menyaksikan pertandingan terakhir sang legenda yaitu Cristiano Ronaldo. Empat tahun dia menabung dari gaji nya yang hanya pelayan kafe.

"Akhirnya aku bisa pergi melihat idola ku secara langsung," gumam Viona bahagia melihat ke arah kaca jendela pesawat.

Tak sabar dia tiba di Qatar. Perlahan rasa kantuk menyerang nya merenggut kesadaran Viona. Alhasil gadis itu tidur dalam pesawat.

*

*

Saat tiba di bandara gadis itu tersenyum senang. Dadanya berdebar kencang, tak sabar menyaksikan pertandingan sang idola.

"Ya Tuhan, Qatar benar-benar negara yang sangat kaya dan indah," gumam Viona takjub melihat bangunan di dekat bandara.

Viona teringat kalau hotel yang dia pesan dekat dengan lokasi bandara. Gadis itu ingin menghemat uang nya, dia memutuskan untuk berjalan kaki menuju hotel.

"Lebih baik aku jalan kaki saja. Setidaknya aku bisa berhemat agar aku tidak kelaparan di negeri orang," ujarnya pelan seraya menyeret kopernya.

Banyak sekali orang-orang dari berbagai penjuru dunia hadir di sana guna menyaksikan pertandingan tim kebanggaan mereka. Ada yang memakai kaos Portugal, adapula Argentina dan Prancis.

Tak lupa Viona menyelimuti pundaknya dengan bendera merah putih. Merasa bangga bisa mengibarkan bendera negaranya di negara orang lain.

Gadis itu tiba di malam hari. Jalanan yang ia lewati lumayan sepi sebab malam sudah larut.

Tiba-tiba seorang pria berlari ke arahnya. Tampak pria itu di kejar oleh sekumpulan orang. Wajahnya babak belur membuat Viona terkejut.

"Ya Tuhan, apa yang terjadi? Kenapa pria itu terluka dan di kejar-kejar orang? Bukankah Qatar negara paling aman karena memakai hukum Islam?"

Gadis itu bertanya-tanya dalam hati. Tetapi, saat melihat wajah lelaki itu dia sadar kalau mereka bukanlah orang Qatar. Melainkan negara lain. Rambutnya pirang dan matanya biru.

"Sir, are you okay?" tanya Viona lembut dan khawatir ketika melihat pria itu hampir jatuh.

"I'm okay. Tolong bantu aku! Jangan katakan kalau kau melihatku!" Setelah mengatakan hal itu. Dia segera berlari bersembunyi di balik semak-semak yang berada di belakang Viona.

Sekumpulan pria asing itu menghampiri Viona membuat gadis itu gugup. Keringat dingin membasahi keningnya.

"Nona apa kau melihat pria bule berlari ke arah sini?"

Pria bertato kalajengking di lehernya bertanya pada Viona. Membuat gadis itu ketakutan setengah mati.

"Dia lari ke sana!" tunjuk Viona ke arah Utara. Membuat semua laki-laki itu berlari ke arah sana.

Viona menghela nafas lega saat melihat orang-orang itu percaya padanya dan pergi begitu saja.

Viona menoleh ke belakang dan bersuara.

"Keluarlah, mereka sudah pergi!" titah Viona tak di balas apapun oleh pria asing itu.

"Hey, apa kau mendengar ku?" tanya Viona lagi dengan khawatir.

Dia memutuskan untuk mendekati semak-semak guna mencari pria asing itu. Viona membelalakkan matanya ketika melihat pria tersebut pingsan.

"Ya Tuhan. Apa dia mati? Akk … kenapa aku sangat sial?" umpatnya kesal.

Gadis itu segera menghentikan taksi yang lewat lalu meminta pertolongan sang supir untuk mengangkat pria itu masuk ke dalam mobil.

Viona memangku kepala pria itu. Dia segera mencari dompet sang pria guna mendapatkan informasi.

"Xander Dominic asal Amerika," gumamnya pelan membaca nama pria yang ia tolong.

*

*

Novel ini author ikutkan lomba. Mohon dukungan sekaligus doannya agar author menang yah ❤️❤️🙏

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

Rencana Licik Xander

Seorang pria tampan yang sedang terbaring atas ranjang rumah sakit membuka matanya perlahan. Pria itu menyentuh keningnya yang terasa pusing. Lintasan ingatan semalam membuat pria itu mengumpat kesal. Dia tidak menyangka akan berjumpa dengan musuhnya. 

"Sial, ternyata Leo juga penggemar sepak bola! Andai aku tahu dia ada di sini, aku bersumpah tidak akan kemari. Haiss … aku kesal!" umpatnya geram lalu membuka paksa jarum infus yang menancap di punggung tangan nya.

Perawat yang sedang mengurus pasien di sebelah Xander pun terkejut. Dia segera menghentikan Xander agar pria itu tidak menyakiti diri sendiri.

"Tuan, jangan di lepas! Anda belum sembuh!" tegur perawat itu tak di gubris oleh Xander.

"Aku sembuh." Xander pun segera keluar dari rumah sakit tanpa mempedulikan teguran perawat. Saat dirinya melangkah di pelataran parkir rumah sakit. Dia terhenyak saat teringat akan sosok gadis penyelamat nya. 

Dia tersenyum tipis, entah apa niatnya sehingga membuat pria itu tampak bahagia. Dia segera menghubungi bawahannya.

"Jemput aku di rumah sakit XX!" titahnya dengan nada dingin.

*

*

Viona hampir saja terlambat datang ke stadion, karena semalam menginap di rumah sakit sebab menolong pria yang terluka. Dari rumah sakit gadis itu langsung naik taksi menuju stadion. Dia menitipkan kopernya pada supir taksi itu.

Viona tidak merasa takut kehilangan barang sebab dia berada di negara Qatar. Di mana tidak ada kejahatan karena hukum Islam di sana sangatlah kuat. Siapa yang mencuri tangannya akan dipotong. 

Viona meneteskan air matanya karena Portugal kalah. Gadis itu menangis sesenggukan melihat idolanya Cristiano Ronaldo menangis. Sosok idola yang menginspirasi semua orang itu kalah di pertandingan terakhirnya.

"Hiks … tidak apa-apa, Bang Dodo. Mau kamu kalah atau menang, kamu tetap di hati. Aku suka sepak bola juga karena mu! Hiks … ya Tuhan … semoga Bang Dodo bahagia selalu!"

Viona menangisi sang legenda. Segera dia keluar dari stadion sebab tak ingin menyaksikan lawan Portugal merayakan kemenangan mereka.

Banyak sekali media yang meliput Ronaldo saat itu. Viona hanya melihat dari kejauhan, idola nya berjalan seraya mengusap matanya sesekali.

Sedih hatinya, namun dia yakin kalau Ronaldo pasti menemukan jalan nya suatu hari nanti. Pria itu pasti akan bahagia kembali dengan caranya sendiri.

Tiba-tiba seseorang memotret dirinya membuat Viona terkejut. Dia melihat ke arah orang itu.

"Kenapa Anda memfoto saya?" tanya Viona dengan bahasa Inggris pada pria itu.

"Seseorang memasang iklan untuk mencari mu. Mungkin itu adalah keluarga mu, aku hanya membantu orang itu agar dia menemukan mu!" jelas pria itu ramah membuat Viona mengernyitkan dahinya. Gadis itu heran dengan jawaban orang asing di hadapannya.

Tidak mungkin ada yang mencari dirinya, karena Viona tak memiliki siapapun yang menyayangi dirinya. Keluarga? Ha ha … makhluk apa itu? Senyuman miris terpasang di wajahnya.

"Tidak mungkin, aku hidup sebatang kara!" bantah Viona membuat pria itu mengernyitkan dahinya. Dia merasa bingung, tetapi hanya mampu menatap iba Viona setelahnya.

"Semoga kau bahagia selalu!" Pria itu berdoa membuat hati Viona sedikit menghangat.

Segera saja Viona tersenyum tipis lalu pamit dari hadapan pria itu. Saat berada di luar stadion. Seorang pria tampan dengan bekas luka lebam di wajahnya mendatangi Viona.

"Halo, Baby girl!" sapa pria itu dengan suara bariton nya membuat Viona menelan ludahnya. Tampang pria itu sangat tampan, namun dia memiringkan kepalanya menatap lekat wajah pria itu.

Aaa … tidak salah lagi. Pria itu adalah pria yang ia tolong semalam.

"Eh, sedang apa kau di sini? Bukannya, kau harus ada di rumah sakit, karena keadaan mu lumayan parah?" tanya Viona menggunakan bahasa Inggris.

Gadis itu memasang raut wajah kebingungan membuat pria itu tak lain adalah Xander tersenyum kecil.

Xander, pria itu memasang iklan gambaran wajah Viona, berdasarkan gambar yang ia ambil pada CCTV rumah sakit. Terekam wajah Viona di sana dan dia segera menyuruh orang-orang nya untuk mencari Viona.

Ada alasan tertentu mengapa Xander rela memasang iklan untuk mencari Viona.

"Bagaimana mungkin aku terbaring di ranjang rumah sakit di saat kekasih ku jauh dariku!" ujarnya santai membuat Viona terhenyak.

Gadis itu menoleh ke belakang dan kiri kanan. Mencari kekasih Xander. Tetapi, orang-orang di sekitar nya sibuk dengan urusan nya masing-masing.

"Kekasihmu? Siapa? Di mana dia?" tanya Viona polos dengan raut wajah heran.

Xander terkekeh kecil, lalu segera menarik tangan Viona. Gadis itu ingin memberontak, namun sesuatu menusuk lengan nya membuat gadis itu pusing dan melangkah cepat mengikuti pria itu masuk ke dalam mobil.

Saat tiba di mobil, Viona langsung ambruk dalam pelukan Xander. Pria itu tersenyum penuh arti.

"Semua sudah siap, Tuan. Koper Nona Viona juga telah berhasil kami ambil dari supir taksi itu!" lapor sang sopir pada Xander membuat pria itu mengangguk kepalanya pelan.

"Bagus, kalau begitu kita langsung ke bandara sekarang." Pria itu memberi perintah pada bawahannya.

"Siap, Tuan!"

Mobil Van berwarna hitam itu melaju kencang ke bandara. Siang itu juga mereka kembali ke Amerika, karena Qatar adalah negara Islam. Semua hukum nya berdasarkan ajaran Islam. Akan menyulitkan Xander dan bawahannya bila menyangkut hal kriminal. Dirinya bisa repot bila tersandung kasus di negara ini.

Berbeda dengan Amerika atau negara lainnya. Karena di sana uang dan jabatan yang berbicara.

*

*

Di dalam jet pribadi Xander. Tubuh Viona tiba-tiba panas, dia menggeliat seperti cacing kepanasan. Gadis itu melenguh pelan, tangannya meraba-raba tubuhnya sendiri, gadis itu menggigit bibir bawahnya.

"Eugh … panas!" racau nya sedari tadi tak henti-hentinya meraba bagian pribadinya.

Xander yang melihat itu pun tersenyum manis. Pria itu bahagia, dia bertepuk tangan nya girang seperti anak kecil yang mendapatkan mainan barunya.

"Yes, obatnya sudah bekerja," pekik Xander bahagia langsung membuka seluruh pakaian nya.

Dia naik ke atas ranjang membuat gadis cantik yang tadinya menutup matanya, perlahan sadar. Dia menatap Xander dengan tatapan penuh hasrat dan damba. 

Jari nakal pria itu membelai perut rata Viona. Berhasil membuat mangsa nya merem melek. Xander si pria licik penuh misteri berhasil melakukan aksinya.

"Ah …" d*sah gadis itu terdengar manja mampu memantik hasrat asmara terpendam dalam tubuh Xander. Pria itu tersenyum manis. Dia merasa bahagia, karena berhasil melakukan apa yang ia inginkan.

Berbagai rencana masa depan terancang dalam benaknya. Dia merasa bahagia sebab berhasil memantik hasrat gadis muda di hadapannya.

"Hey, Baby. Open your eyes and looked me now!" bisik Xander di telinga nya membuat Viona membuka matanya menatap dalam bola mata Xander.

Ah.

Gadis itu membusungkan dadanya saat sesuatu menyentuh area pribadinya. Dia menggigit bibirnya kembali membuat Xander tersenyum penuh arti.

"Let's play the game, Baby!" bisik Xander langsung melahap habis bibir Viona membuat gadis itu antara sadar dan tak sadar menyambut ciuman Xander dengan penuh semangat.

Plak.

"Akkk," teriak Viona keras.

*

*

Wkwkwkwk si Xander main sentuh aja tuh anak gadis orang.

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

Mari Menikah

Pemilik bulu mata lentik itu membuka matanya perlahan saat sinar sang Surya menerpa kulit wajahnya. Dia kembali menutup matanya lalu berbalik membelakangi sang Surya. Wanita yang tak lagi Gadis itu perlahan membuka matanya, dia merasa kalau punggung nya di sengat terik nya matahari.

Eugh.

Wanita itu melenguh pelan. Membuat seorang pria tampan yang sedang menikmati kopinya tersenyum manis. Dia melihat ke arah wanita yang baru saja dia tiduri.

"Morning, Baby," sapa Xander ramah membuat Viona yang sedang terlelap terkejut mendengar suara laki-laki.

Wanita itu langsung membuka matanya lebar. Dia terduduk saat melihat laki-laki asing berada di kamarnya. Tak sadar selimutnya melorot, hingga dada nya tampak.

Xander menjilat bibirnya yang terasa kering. Kerongkongan nya tiba-tiba kering, padahal semalam dia baru saja mencicipi tubuh Viona. Benar, Xander telah merenggut mahkota Viona dengan cara licik saat berada di dalam jet pribadi.

Mereka berdua bergelut dalam satu selimut, melakukan nya selama dua jam saat efek samping obat perangsang yang ia berikan pada Viona menghilang.

Parah memang? Jahat, iya? Sakit jiwa, ah sepertinya bukan? Lantas mengapa Xander tega merenggut kehormatan seorang gadis asing yang baru saja ia kenal? Terlebih lagi gadis itu yang telah menyelamatkan nya pada malam itu.

"Waw, dada mu tampak menggoda, Baby. Aku ingin menyentuhnya lagi!" ujar Xander dengan suara serak. Pria itu meletakkan cangkir kopi atas meja. Mereka baru saja tiba di hotel beberapa jam yang lalu, dan Viona masih terlelap karena lelah.

Wanita itu terkejut mendengar ucapan Xander. Dia menundukkan pandangannya ke arah dada, betapa terkejutnya dia saat sadar kalau dirinya tidak memakai sehelai kain. Hanya ada selimut tebal menyelimuti tubuhnya.

"A-apa yang terjadi? Kenapa aku bisa seperti ini? Ke mana pakaian ku?" Viona bertanya menggebu-gebu dengan suara serak. Wanita itu nyaris menangis, hingga saat dia menggerakkan kakinya. Area intinya terasa sakit.

Viona mencengkram erat selimut yang menutupi dadanya. Wanita itu tahu apa yang terjadi, namun dia tidak tahu mengapa pria yang ia tolong sampai hati melamun hal itu padanya.

Dia menjauhkan tubuhnya saat Xander mendekatinya. Pria itu duduk di sampingnya, lalu menarik tengkuk Viona mendekatkan wajahnya dengan wajah wanita itu.

Viona menutup matanya rapat-rapat dan bibirnya pun bergetar hebat menahan tangis. Dia sangat takut kalau Xander melukainya.

Viona memiliki trauma berat di masa lalu tentang laki-laki. Sering kali mendapatkan kekerasan fisik dan mental membuatnya waspada terhadap pria.

"Hey, jangan takut, Baby! Aku tidak akan menyakitimu," bisik Xander pelan seraya membelai pipi wanita itu.

Sontak saja mendengar suara Xander membuat air mata yang sedari tadi ia tahan jatuh begitu saja. Katakanlah dirinya penakut, namun mau bagaimana lagi?, Dia sendirian di kamar mewah yang ia sendiri tidak tahu di mana keberadaan nya sekarang.

"Jangan sakiti aku … hiks … aku tidak kaya, tolong jangan culik aku! Biarkan aku pergi," pinta Viona dengan suara bergetar menahan tangisnya agar tak histeris.

Mendengar ucapan Viona membuat Xander terkekeh kecil. Dia menggelengkan kepalanya cepat. Pria itu tidak mau kehilangan wanitanya untuk kesekian kali.

Xander telah terobsesi pada Viona. Alasan mengapa pria itu bisa terobsesi pada gadis asing yang baru saja ia kenal, hanya dirinya yang tahu.

"Suttt … don't cry baby don't cry! Aku tidak akan menyakitimu. Justru aku akan menjadi pangeran untukmu," ujar Xander dengan suara serak nya.

Dia berlagak seperti pria yang sedang menenangkan bayi. Dia menjilat air mata Viona membuat wanita itu menangis tersendat-sendat, agar suara tangisnya tak pecah. Dia takut dengan sosok Xander.

"Aku adalah pangeran yang di kirimkan Tuhan untukmu. Aku tahu selama ini kamu kesepian, lelah bekerja siang malam, kabur-kaburan dari kota A ke kota B. Agar ayah mu tidak menemukan mu, 'kan?"

Xander berkata serius seraya menghapus air mata Viona. Tubuh wanita itu bergetar hebat, dia membelalakkan matanya ketika mendengar ucapan Xander, tidak menyangka kalau pria itu tahu masa lalunya.

Bagaimana bisa pria itu tahu? Padahal kenal saja tidak?

"Ka-kamu," kata Viona dengan suar terbata-bata.

Xander menyeringai kejam. Dia membelai pipi Viona lembut.

"Aku tahu kamu siapa, Baby? I know everything about you. Karena aku sudah mencari tahu semuanya. Jangan tanya dari siapa aku tahu? Karena itu tidak penting!" balas Xander santai dengan nada mengerikan.

Viona menutup mulutnya agar suara tangisnya tak pecah. Dia sangat takut melihat ekspresi Xander saat ini.

Pria itu manasik pinggang Viona mendekatinya. Lalu ia kecup leher Viona tepat pada jejak berwarna merah yang ditinggalkan oleh nya semalam.

Cup.

"Aku mohon lepaskan aku. Let me go! I'm not your enemy, so please! Let me go," lirihnya pelan membuat Xander tertawa terbahak-bahak.

[Lepaskan aku! Aku bukan musuhmu. Jadi, aku mohon! Biarkan aku pergi]

Viona bergidik ngeri mendengar pria itu tertawa. Persis seperti pria jahat. Dia was-was terhadap Xander, karena belum tahu bagaimana karakteristik pria itu.

Boleh jadi Xander pria yang sama seperti ayahnya. Suka berbuat jahat pada wanita.

"Ha ha … biarkan kau pergi? Oh ayolah, Baby. Kita baru saja bertemu, tidak mungkin aku melepaskan mu pergi! Lagi pula di dalam rahim mu sudah ada benih ku, siapa tahu di dalam sana sudah ada anakku," tukas Xander membuat tubuh Viona membeku.

Wanita itu terdiam sejenak. Mencerna apa yang baru saja ia dengar, tidak mungkin dia punya anak bukan? Tidak mungkin dirinya hamil? Mereka baru melakukan nya sekali?

Tiba-tiba wanita itu menangis histeris. Dia memukul dada bidang Xander dengan brutal.

Bugh

Bugh

Bugh.

"Kenapa kamu tega melakukan ini padaku? Apa salahku, sialan? Apa salahku, Bastard? Aku tidak menganggu mu. Hiks … aku yang membantu mu malam itu. Seharusnya kamu berterima kasih padaku. Tapi, kamu … kamu … hiks, dengan teganya menyakitiku. Teganya kamu merebut sesuatu yang aku jaga susah payah untuk suamiku!" teriak Viona histeris.

Wanita itu tidak tahu harus bagaimana lagi, dirinya sudah kotor. Padahal selama ini dia hanya memiliki mahkota nya saja. Selain itu dia sudah tak lagi memiliki hal berharga. Namun, dengan teganya pria asing ini merebut suatu yang berharga bagi nya dengan cara licik.

"Aaakkk … hidupku sudah hancur sebelum bertemu denganmu dan kamu malah membuatku semakin hancur hingga tak tersisa apapun yang berharga untukku?!" pekik Viona membuat Xander terdiam.

Pria itu mencekal tangan Viona lalu menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Viona memberontak, sekuat tenaga dia mendorong Xander. Namun, tenaga pria itu sangatlah besar.

Akhirnya Viona pasrah. Dia masuk ke dalam pelukan pria itu. Menangis dan meraung, serta meratapi nasibnya.

"Andai kita tidak bertemu, maka hidupku tidak akan hancur seperti saat ini," lirih Viona di sela-sela tangisnya.

"Andai kita bertemu lebih cepat, maka kita lebih cepat bahagia," balas Xander percaya diri membuat dada Viona semakin sesak.

Pria gila mana yang berani melakukan hal jahat ini pada gadis penolong nya.

"Mari menikah!" ajak Xander tiba-tiba membuat Viona terkejut bukan main.

+

+

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah.

Salem Aneuk Nanggroe Aceh

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!